You are on page 1of 10

PTK

MENYUSUN KARYA TULIS ILMIAH


(PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
Oleh: Imron Rosidi, M.Pd

Abstrak: Makalah, skripsi, tesis, disertasi, artikel ilmiah, laporan ilmiah (PTK),
biografi merupakan beberapa contoh karya tulis ilmiah. Bentuk tulisan di atas
disusun berdasarkan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik
dan benar. Teknik penggalian datanya dapat menggunakan teknik observasi,
eksperimen, studi pustaka, studi dokumentasi, penyebaran angket, dan interview.
Pemilihan teknik penggalian data tersebut disesuaikan dengan data yang
diinginkan.

Kata Kunci: Karya Tulis, PTK, metodologi

Banyak cara untuk dapat meraih prestasi. Salah satunya dengan selalu menyusun
Karya Tulis Ilmiah selanjutnya disebut KTI. Dengan menyusun KTI, seorang guru akan
terbiasa untuk berpikir ilmiah, melakukan eksperimen, menelaah buku-buku
pengetahuan, memecahkan masalah pembelajaran, berinovasi dalam metode dan teknik
pembelajaran, dan menulis laporan dengan runtun dan benar. Kegiatan tersebut tentunya
diharapkan dapat mengangkat derajat guru sebagai tenaga profesional sehingga dapat
meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan
mutu pendidikan nasional (pasal 4, UU No. 14 tahun 2005).
Untuk dapat menyusun KTI (dalam hal ini PTK), seorang guru harus memiliki
“knowledge” tentang pengertian PTK, karakteristik PTK, prosedur PTK, sistematika
PTK, analisis data PTK, dan bagian- bagian laporan PTK. Dengan pemahaman tersebut
diharapkan penelitian yang dilakukan tidak rancu dengan bentuk penelitian yang lain.
Selain itu, penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran
benar-benar dapat terejawantah yang pada akhirnya dapat membantu anak didik dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang diamanatkan dalam KTSP.
Tentunya, kita semua sepakat bahwa yang menjadi kajian dalam PTK adalah
masalah pembelajaran. Masalah yang dimaksud di sini adalah kesenjangan antara
harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoritis maupun praktis. Hanya saja, tidak
semua masalah perlu dikaji dalam sebuah penelitian. Masalah yang dipilih hendaknya
memenuhi empat kriteria, yaitu: 1) harus sesuai dengan minat peneliti, 2) harus dapat
dilaksanakan, 3) harus tersedia faktor pendukung, dan 4) harus bermanfaat (Arikunto,
1999:26). Penelitian tidak akan dapat dilaksanakan apabila faktor pendukung tidak
memadai, misalnya literatur yang kurang menunjang, dana, waktu, sarana dan prasarana
yang tidak sesuai, dan sebagainya.
PTK (class room action research) saat ini sedang menjadi bentuk penelitian yang
sedang naik daun di Indonesia, khususnya di kalangan guru. Dalam lomba karya tulis
bagi guru tingkat nasional, bentuk penelitian ini biasanya berhasil meraih juara. Begitu
juga karya tulis yang diajukan untuk kenaikan pangkat ke IV b ke atas pada umumnya
berbentuk PTK. Mengapa demikian? Bentuk penelitian ini menawarkan pendekatan dan
prosedur yang memiliki dampak langsung kepada guru dan anak didik, yaitu (1)
perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola proses pembelajaran
di kelas, (2) implementasi berbagai program di sekolah dengan mengkaji berbagai
indikator keberhasilan proses (Natawijaya, 1999). Selain itu, PTK selalu menghasilkan
berbagai inovasi media, teknik, dan metode pembelajaran yang diharapkan dapat
memenuhi paradigma baru dalam pembelajaran, yaitu dari teacher centered menuju
student centered.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Salah satu perbedaan antara PTK dengan bentuk karya tulis ilmiah lainnya (penelitian
eksperimen) adalah adanya siklus dalam setiap tahapan. Setiap tahapan mengandung
beberapa kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi/analisis, dan refleksi. Menurut
Stephen dan Mc Taggart (1988), analisis dan refleksi merupakan dua kegiatan yang
penting dalam penelitian tindakan kelas. Sebaliknya, pada penelitian eksperimen, untuk
mengukur keberhasilan tindakan yang diteliti diperlukan kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Hal itu tidak diperlukan dalam PTK. Keberhasilan suatu metode, teknik, atau
media yang diujikan dalam PTK dapat dilihat dari perkembangan secara kualitatif
maupun kuantitatif hasil yang diperoleh siswa dalam setiap siklusnya.

Pengertian PTK
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian yang bersifat praktis, bukan
penelitian eksperimen yang cenderung menguji pengaruh maupun hubungan antara dua
variabel atau lebih. PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru sebagai pelaku
tindakan dalam bentuk kajian yang bersifat reflektif untuk meningkatkan kemantapan
rasional dari tindakan yang dilakukan serta untuk memperbaiki kondisi praktik-praktik
pembelajaran.
PTK bukan penelitian yang dilakukan dalam sekejap atau dalam sekilas pandang.
Dalam PTK, peneliti menyajikan materi untuk perbaikan, subjek didik dites atau disuruh
mengisi kuesioner, dan akhirnya peneliti menulis laporan praktik pembelajaran. PTK
harus dilakukan secara terus-menerus untuk memperoleh hasil praktik pembelajaran yang
optimal. Untuk memperoleh hasil yang optimal, peneliti perlu melakukan prosedur
tertentu secara berulang-ulang, baik melalui perbaikan maupun dengan modifikasi
tindakan yang dilakukan pada siklus selanjutnya.
PTK merupakan salah satu bentuk penelitian ilmiah yang memiliki karakteristik
sebagai berikut.
a. Kegiatan PTK dipicu permasalahan praktis yang dihayati dalam pelaksanaan
tugas sehari-hari oleh guru sebagai pengelola program pembelajaran di kelas
atau sebagai jajaran staf pengajar di sekolah.
b. PTK dilakukan secara kolaboratif dengan ciri dilakukan secara konsisten, terampil
sebagai bentuk kerja sama kolegial (kesejawatan) dengan guru lain maupun para
praktisi pendidikan dalam keseluruhan tahapan penyelenggaraan PTK, mulai
identifikasi permasalahan serta diagnosis keadaan, perancangan tindakan
perbaikan, sampai pada pengumpulan serta analisis data dan refleksi mengenai
temuan dan laporan.
c. Pengenalan masalah pembelajaran serta upaya yang dirancang untuk mengatasi
masalah tersebut. Aktivitas penerapannya dalam PTK dilakukan secara
eksplisit dan sistematis. Penyebarluasan laporan dilakukan sebagai kegiatan
bagian dari interaksi dan titik kesejawatan (peer review) yang kondusif bagi
pertumbuhan profesionalisme.
Prinsip-Prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Kopkins (dalam Targart, 1994:57-61), ada enam prinsip dalam PTK,
yaitu sebagai berikut.
1. Pekerjaan utama guru adalah mengajar dan apa pun metode PTK yang
diterapkannya seyogyanya tidak berdampak mengganggu komitmennya sebagai
pengajar.
2. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang
berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran.
2. metodologi yang digunakan harus reliabel sehingga memungkinkan guru
mengiden- tifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan,
mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya serta
memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang
dikemukakannya.
4. Masalah program yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan masalah
yang cukup merisaukan dan bertolak dari tanggung jawab profesional.
5. Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten
menaruh kepedulian tinggi terhadap prosedur yang berkaitan dengan
pekerjaannya.
6. Dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin permasalahan tidak dilihat terbatas
dalam konteks kelas dan atau mata pelajaran tertentu, melainkan perspektif
misi sekolah secara utuh.

Langkah-Langkah PTK
Seperti yang telah diuraikan di atas, sebagai salah satu bentuk karya
ilmiah, PTK harus dilakukan sesuai dengan prosedur atau langkah-langkah
ilmiah. Langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan oleh guru yang sedang
melakukan PTK? Berikut ini disajikan secara ringkas tentang langkah-langkah
PTK.
a. Mengidentifikasi Masalah Penelitian
Masalah merupakan kajian dalam setiap kegiatan penelitian. Masalah yang
akan dikaji tentunya masalah riel dan praktis dalam praktik pembelajaran di kelas,
misalnya: Mengapa siswa kurang memiliki partisipasi dalam pembelajaran
berbicara di SD? Bagaimana menjelaskan garis bujur dan letak astronomis objek
geografis pada peta konversional? Bagaimana efektivitas pemanfaatan VCD
player sebagai media pencampuran warna pada pembelajaran fisika di SMP?
Bagaimana upaya peningkatan hasil belajar Geografi melalui metode 2 TT dengan
media korbel di SMA? Dan Bagaimana meningkatkan speed reading siswa
melalui metode e-learning?
Untuk mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran yang perlu diangkat
dalam sebuah PTK, guru dapat menggunakan pertanyaan: (1) masalah apa sajakah
yang menjadi keprihatinan guru dalam praktik pembelajaran di kelas selama ini?
(2) mengapa masalah itu menjadi keprihatinan guru? (3) apa alasan masalah itu
memprihatinkan sehingga perlu diangkap dalam penelitian, dan (4) bagaimanakah
bentuk pemecahannya (metode, teknik, media)?
b. Menganalisis dan Merumuskan Masalah
Hasil kegaiatan identifikasi berupa daftar seperangkat permasalahan.
Permasalah-permasalahan tersebut perlu dipilih, dianalisis, dan dirumuskan untuk
memperoleh hasil yang sesuai dengan harapan peneliti.Untuk mencapai hal di atas
diperlukan seperangkat panduan, antara lain: (1) masalah yang dipilih hendaknya
benar-benar penting, bermanfaat, dan bermakna, serta memerlukan pemecahan
atau perbaikan segera, (2) masalah hendaknya sesuai dengan kemampuan peneliti
berdasarkan akumulasi pengetahuan yang dimiliki, dan (3) masalah yang dipilih
hendaknya benar-benar menyangkut minat dan kepentingan guru dan siswa.
Setelah masalah dipilih, peneliti dapat merumuskan masalah tersebut
dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian. Pertanyaan-pertanyaan itu
bertujuan sebagai arah penelitian yang akan dilakukan. Dengan rumusan ini
diharapkan peneliti dapat menentukan data yang diiginkan, teknik pengumpulan
data yang akan dilakukan, serta instrumen pengumpulan data yang diperlukan.
Data yang dihasilkan dalam PTK selanjutnya dijadikan bahan refleksi dalam
siklus berikutnya.
c. Menentukan Tindakan yang akan dilakukan
Menentukan tindakan yang dimaksud dalam artikel ini adalah seperangkat
kegiatan yang harus dilakukan peneliti untuk mencapai tujuan penelitian dengan
model tertentu. Ada 4 model dalam PTK, yaitu model Kurt Lewin, model
Kemmis dan Mc Taggart, model John Elliott, dan model Hopkin. Uraian berikut
akan disajikan model tindakan PTK yang disampaikan Kemmis dan Mc Taggart
dari Universitas Deakin Australia. Model tersebut memiliki 4 langkah, yaitu (i)
rencana, (ii) tindakan, (iii) observasi/analisis, dan (iv) refleksi.
Setelah menentukan model yang dipilih, peneliti mulai merencanakan
langkah tindakan atau menentukan skenario pembelajaran. Skenario tindakan
praktik pembelajaran dilakukan di dalam kelas sebagai tindakan awal (siklus
pertama). Dengan demikian, pada siklus pertama sudah ada tindakan yang
dilakukan peneliti untuk mengubah hasil pembelajaran melalui kegiatan
perencanaan, tindakan, analisis, dan refleksi.
d. Mengidentifikasi Komponen Pendukung PTK
Komponen pendukung PTK merupakan salah satu penentu keber-hasilan
tindakan praktik pembelajaran di kelas. Komponen tersebut antara lain: alat tulis
yang dibutuhkan, materi yang diperlukan, tempat pelaksanaan, penataan tempat
duduk, instrumen pengumpulan dan pengolahan data, dan penentuan kelompok.
Untuk itu, peneliti harus melakukan inventarisasi semua kebutuhan yang
diperlukan sebelum melakukan PTK dan diusahakan untuk dilengkapi melalui
bekerja sama dengan pihak lain.
e. Merencanakan Waktu PTK
Perencanaan merupakan hal yang perlu dilakukan oleh seorang guru
sebelum melakukan PTK. Melalui perencanaan yang matang diharapkan akan
dihasilkan PTK yang benar-benar berkualitas melalui penelitian yang dilakukan
secara matang dan bukan dilakukan secara serta merta. Perencanaan waktu PTK
dapat dibuat dalam bentuk matrik berikut.
f. Pelaksaan Tindakan dan Observasi
Skenario tindakan yang telah direncanakan selanjutnya dilaksanakan
dalam bentuk pembelajaran secara nyata. Pada saat bersamaan, kegiatan ini juga
disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi yang diikuti dengan kegiatan
refleksi untuk menentukan bentuk kegiatan pada siklus berikutnya.

SISTEMATIKA PTK
Isi Bagian Awal
a. Halaman Sampul
Halaman sampul berisi: judul laporan secara lengkap dan ditulis dengan
huruf kapital, jenis karya tulis, misalnya: laporan akhir, makalah, skripsi, dsb.,
nama lengkap dan NIS, lambang sekolah atau Pondok, nama lengkap sekolah atau
Pondok, dan tahun. Semua ditulis dengan huruf kapital dan disusun secara
simetris, rapi dan serasi.
b. Halaman Judul
Halaman judul memuat: (1) judul laporan secara lengkap yang diketik
dengan huruf kapital, (2) tujuan penulisan, misalnya: Disusun untuk diajukan
sebagai persyaratan pemenuhan angka kredit kenaikan pangkat ke IVb (3) nama
dan NIP guru diketik dengan huruf kecil, kecuali huruf-huruf pertama nama dan
NIP. (4) nama lengkap sekolah/instansi, diketik dengan huruf kapital, bulan serta
tahun.
c. Lembar Persetujuan
Halaman persetujuan memuat: (1) teks “ Laporan akhir oleh ….. telah
disetujui dan disahkan pada …………, (2) pengesahan oleh kepala sekolah.
d. Kata Pengantar
Kata pengantar berisi ucapan puji syukur, tujuan penulisan, ucapan terima
kasih, serta harapan-harapan. Ucapan terima kasih ditujukan kepada orang-orang,
lembaga, organisasi, dan pihak-pihak lain yang telah banyak membantu dalam
mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan laporan.
Tulisan KATA PENGANTAR diketik dengan huruf kapital, simetris di
batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Teks kata pengantar diketik
dengan spasi ganda. Panjang teks tidak lebih dari dua halaman dan diakhir teks
dicantumkan kata Penulis tanpa menyebut nama terang dan ditempatkan di pojok
kanan bawah.
e. Abstrak
Pada bagian awal teks abstrak dicantumkan identitas laporan yang
meliputi: nama penulis, tahun, judul penelitian yang ditulis dengan huruf kapital
pada huruf pertama setiap kata pada judul (kecuali konjungsi dan preposisi), jenis
karya tulis (PTK), dan nama sekolah.
Bagian kedua abstrak dicantumkan kata kunci yang ditempatkan di bawah
identitas laporan. Jumlah kata kunci tidak lebih dari lima kata. Kata kunci
diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci, kita
dapat menemukan judul-judul laporan beserta abstraknya dengan mudah.
Bagian selanjutnya adalah teks abstrak yang berisi inti sari laporan yang
mencakup latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil-
hasil yang diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik, dan (kalau ada) saran yang
diajukan.
Abstrak ini diketik satu spasi atau spasi tunggal dan panjangnya tidak lebih dari
dua halaman kertas kuarto atau A4. Abstrak ini berfungsi untuk membantu
pembaca dalam mengetahui isi pokok dari sebuah laporan.
f. Daftar Isi
Di dalam halaman daftar isi dimuat judul bab, judul sub-bab, dan judul
anak sub-bab yang disertai dengan nomor halaman tempat pemuatannya di dalam
teks. Semua judul bab diketik dengan huruf kapital, sedangkan judul sub-bab dan
anak sub-bab hanya huruf awalnya saja yang diketik dengan huruf kapital. Daftar
isi hendaknya menggambarkan garis besar organisasi keseluruhan isi laporan.
Spasi yang digunakan adalah spasi ganda.
g. Daftar Tabel
Halaman daftar tebel memuat: nomor tabel, judul tabel serta nomor
halaman untuk setiap tabel. Judul tabel harus sama dengan yang terdapat di dalam
laporan. Judul tabel yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi
tunggal. Antara judul tabel yang satu dengan yang lainnya diberi jarak dua spasi.
h. Daftar Gambar
Pada halaman daftar gambar dicantumkan nomor gambar, judul gambar,
dan nomor halaman tempat pemuatannya dalam laporan. Judul gambar yang
memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul
gambar yang satu dengan yang lainnya diberi jarak dua spasi.
i. Daftar Lampiran
Daftar lampiran memuat nomor lampiran serta halaman tempat lampiran
itu berada. Judul lampiran yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan
spasi tunggal. Antara judul lampiran yang satu dengan yang lainnya diberi jarak
dua spasi.

Isi Bagian Inti


a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bab pertama dari sebuah laporan yang berisi
jawaban apa dan mengapa penelitian itu perlu dilakukan. Oleh karena itu, bab
pendahuluan dalam laporan paling sedikit memuat: latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, dan batasan istilah.
Latar Belakang Masalah
Di dalam sub-bab ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan
dan kenyataan, baik kesenjangan teoritis maupun kesenjangan praktis yang
melatarbelakangi masalah PTK. Kondisi ini merupakan hasil renungan dan
identifikasi guru terhadap masalah pembelajaran yang telah dilakukan.
Rumusan masalah
Rumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat
pertanyaan-pertanyaan yang akan dicari jawabannya dalampenelitian. Rumusan
masalah dapat juga dikatakan sebagai pernyataan yang lengkap dan terinci
mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan
pembatasan masalah.
Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan
dituangkan dalam bentuk tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan
variabel-variabel yang akan diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-
variabel, dan subejk penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat
diuji secara impirik, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan yang hanya membutuhkan
jawaban pendek tidak dapat digunakan dalam rumusan masalah.
Rumusan masalah dapat juga dibedakan menjadi dua, yaitu rumusan
umum dan rumusan khusus. Tetapi, hal ini bukan merupakan keharusan, apalagi
untuk penelitian-penelitian yang kurang begitu kompleks.

Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai
dengan dilakukannya penelitian terhadap masalah yang telah dikemukakan pada
bagian sebelumnya. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu kepada isi dan
rumusan masalah penelitian. Hanya saja, jika masalah penelitian dirumuskan
dengan menggunakan kata tanya, masalah rumusan tujuan penelitian diungkapkan
dalam bentuk kalimat pernyataan
b. Kajian Pustaka
Kajian Pustaka atau Landasan Teori merupakan bagian kedua (Bab II)
dalam sebuah PTK. Kajian pustaka memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoritis
tentang objek (variabel) yang diteliti, dan argumentasi atas hipotesis yang
diajukan.
Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji biasanya didasarkan pada dua kriteria,
yaitu (1) prinsip kemutakhiran (recency) kecuali untuk penelitian historis, dan (2)
prinsip relevansi (relevance). Bahan kajian pustaka dapat diangkat dari buku teks,
makalah, laporan-laporan sebelumnya, laporan seminar, jurnal-jurnal penelitian,
dan diskusi-diskusi ilmiah.
c. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah tahapan-tahapan cara untuk melaksanakan
penelitian. Gunakanlah rancangan PTK yang telah lazim digunakan.
Contoh:
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom based
action research) dengan peningkatan pada unsur desain untuk memungkinkan
diperolehnya gambaran keefektifan tindakan yang dilakukan. Peningkatan
rancangan dilakukan dengan menggunakan kelas yang sama pada pertemuan
berikutnya dengan perubahan sesuai dengan hasil refleksi pada siklus
sebelumnya. Remidi dilakukan dalam bentuk yang ditetapkan setelah diketahui
kesulitan belajar yang dialami siswa, dilakukan apabila tindakan belum
memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan.
d. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Disesuaikan dengan rumusan dan temuan data. Pada PTK, bagian-bagian
dalam bab IV meliputi perencanaan, proses, dan refleksi.
e. Penutup
Penutup berisi simpulan dan saran. Isi kesimpulan penelitian yang utama
adalah yang terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.
Kesimpulan dapat ditarik dari hasil pembahasan (Bab IV) dan merupakan
rangkuman semua hasil penelitian yang telah diuraikan dalam bab tersebut.
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian,
pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian. Saran hendaknya tidak keluar dari
batas-batas lingkup dan implikasi penelitian.
Saran dapat diajukan kepada perguruan tinggi, instansi, dinas, jawatan,
lembaga pemerintahan maupun swasta, atau yang lain yang dianggap layak.

Isi Bagian Akhir


Daftar Pustaka
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar pustaka harus sudah
disebutkan dalam teks laporan. Bahan pustaka yang hanya dipakai sebagai bahan
bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks laporan tidak boleh dimasukkan dalam
daftar pustaka. Pada dasarnya, unsur yang ditulis dalam daftra pustaka meliputi:
nama pengarang dibalik tanpa gelar akademik, tahun penerbitan, judul, termasuk
subjudul, tempat penerbitan, dan nama penerbit.

Lampiran-lampiran
Lampiran dalam PTK sangat diperlukan. Lampiran dapat berisi materi,
instrumen penelitian (tabel analisis data, pedoman wawancara, pedoman
observasi), foto-foto kegiatan, dan beberapa hasil kerja siswa.

KESIMPULAN
Penelitian Tindakan Kelas yang baik bukanlah penelitian yang rumit dan
kompleks, tetapi penelitian yang dapat bermanfaat bagi siswa dan guru dan
memungkinkan untuk diselesaikan. Untuk itu, perlu dipikirkan terlebih dahulu
tentang sarana, prasarana, dana, waktu yang tersedia, serta yang tidak lebih
pentingnya adalah kemampuan peneliti itu sendiri.

KEPUSTAKAAN
Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Hopkins D. 1992. A Teacher’s Guide to Classroom Researh. Buckingham: Open
University Press.
Suhardjono. 2005. Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan
Kelas sebagai KTI, makalah pada pelatihan peningkatan guru di
Makasar. Jakarta tahun 2005.
Taggart, Robin Mc. 1994. Action Research: Philosophy, Aplication and some
Methodological Concerns. Makalah Seminar Ections Research di IKIP
Yogyakarta, 16 Mei 1994.

Contoh Judul Penelitian Tindakan Kelas


1. Upaya meningkatkan kemampuan bermain drama melalui inovasi model
iduteinment siswa kelas VII a SMPN 10 Pasuruan.
2. Penggunaan Model-model Mind Maping Quantum Teaching dalam rangka
meningkatkan memotivasi siswa kelas VIII b belajar ………. SMPN 2
Pasuruan
3. Model jantung tombol sebagai alat peraga inovatif dalam meningkatkan
pembelajaran proses peredaran darah pada manusia siswa kelas IX b SMP 4
Pasuruan
4. Peningkatan kemampuan memahami ikatan kimia melalui Model atum dari
kardus siswa kelas XI iA1 SMAN 2 Pasuruan.
5. Pemanfaatan teknologi informasi dalam meningkatkan kemampuan memahami
bangun datar dan sistem uji materi siswa kelas VIII iS2 MA Al Yasini
Pasuruan.
6. Penggunaan strategi pembelajaran kartu dalam rangka meningkatkan
kemampuan kosa kata bahasa Jepang siswa kelas VIII SMPN 10 Pasuruan

Penyusun
Imron Rosidi, M.Pd lahir di Surabaya, 10 Juni 1966. Lulusan D3 IKIP
Surabaya, S1 IKIP Malang, S2 Universitas Negeri Malang, dan saat ini sebagai
mahasiswa S3 (doktoral) di Universitas Negeri Malang. Memiliki istri seorang
perawat, Farihatullaila dengan dua anak, yaitu Pratananda Hosni Muharrom (9
tahun) dan Salsabilah Magistra Ardelia (4 tahun). Sebagai mantan guru SMAN 2
Pasuruan, Imron sekarang mengajar di SMKN 2 Pasuruan. Selain itu juga sebagai
dosen di STKIP kota Pasuruan dan sampai tahun 2005 juga menjadi staf pengajar
di Akper kota Pasuruan. Imron Rosidi juga mengajar di pondok Salafiyah
Pasuruan dan Sidogiri Pasuruan, serta pembimbing KIR SMAN 4 Surabaya.
Pada tahun 2006, Imron Rosidi terpilih menjadi salah satu peserta
pertukaran tokoh masyarakat Indonesia-Amerika dan telah mengunjungi 6 negera
bagian di Amerika, antara lain Cichago, Alabama, Missisipi, Atlanta, Memphis,
dan Washington DC. Beberapa kali menjadi finalis lomba karya ilmiah tingkat
nasional dan menjadi juara 3 tingkat nasional pada tahun 2004, juara 2 tingkat
nasional pada tahun 2006, serta juara 3 tingkat Jatim pada tahun 2005. Kegiatan
tulis-menulis telah dilakukan sejak menjadi mahasiswa dan buku pertamanya
terbit pada tahun 1994. Beberapa buku telah dihasilkan dan telah dipakai di
tingkat nasional, antara lain Ayo Menulis Karya Ilmiah penerbit Pusbuk, Menulis,
SiapaTakut penerbit Kanisius dan buku paket bahasa Indonesia untuk SMA
berdasarkan KTSP yang terekomendasi Mendiknas.
Diposkan oleh mgmpbipas di 03:15
Label: Pembelajaran

You might also like