You are on page 1of 11

Entrepreneurship1

Tujuan : disusun untuk menyelesaikan Tugas


Entrepreneurship VI tahun ajaran 2010-2011

“Tahu Jeletot”

Nama :

Ranika Purnawidya Primasari


(108400497)

2010 / 2011
INSTITUT MANAJEMEN TELKOM
YAYASAN PENDIDIKAN TELKOM
BAB I
PENDAHULUAN
Gambaran Umum Objek Penelitian
Sejarah Tahu Jeletot atau Gehu Pedas

Di Bandung sedang marak dengan makanan yang satu ini.


Bandung yang memang terkenal dengan kulinernya, membuat
orang-orang yang senang memasak berlomba-lomba berkreasi
menciptakan bentuk pengolahan makanan baru. Tahu, memang
sederhana. Makanan yang murah meriah dan bergizi tinggi. Tahu
yang biasanya kita kenal adalah: tahu Sumedang, Tahu Cibuntu,
Tahu Lembang, tahu Gejrot (tahu yang bagi saya bau tahunya
beraroma ‘pesing’ ) dari Cirebon, tahu petis dari Jawa
Timur, semuanya memakai baham dasar tahu. Ternyata bentuk
tahunya biasa, sama dengan tahu-tahu lainnya. Tapi cara
pengolahannya yang berbeda. Tahu di goreng terlebih dahulu,
kemudian dimasukkan adonan sayuran yang terdiri dari irisan
wortel,kol dicampur adonan terigu dan yang membuatnya berbeda
adalah cengek atau cabe rawit merah yang super duper pedasnya.
GAMBAR 1.1
TAHU JELETOT BANDUNG

Sumber: www.jeleto.com

Tahu ini banyak bermunculan di Bandung. Biasanya


terdapat di depan Alfa Mart. Rasanya yang pedas dan panas,
membuat para penggemar rasa pedas menjadi ketagihan. Beberapa
Alfa Mart di Bandung, halaman parkirnya dipakai kounter atau
stand untuk gerobak tahu hot jeletot ini. Dan sangat laris bagi para
konsumen terutama warga Kota Bandung pembelinya selalu antri.
Terkadang jika agak malam sedikit saja sudah tidak kebagian. Tahu
Cibuntu, Tahu Sumedang atau Tahu Lembang yang biasanya
terkenal di Indonesia sekarang ini mulai mendapat persaingan dari
Tahu Jeletot.
1.2. Latar Belakang

Kota Bandung merupakan kota kreatif dengan potensi


sumber daya manusia kreatif terbesar. Sejak dulu Bandung telah
dikenal sebagai pusat tekstil, mode, seni, dan budaya dengan
sebutan “Paris Van Java“. Kini Bandung juga dikenal sebagai kota
pendidikan dan daerah tujuan wisata. Dengan terpilihnya Kota
Bandung sebagai pilot project kota kreatif se-Asia Timur di
Yokohama 2007 maka diciptakan slogan “Bandung Creative City”
guna mendukung misi tersebut. Beberapa upaya yang dilakukan
Pemerintah Kota Bandung dalam pengembangan Industri Kreatif
antara lain :

1. Memfasilitasi pertemuan dengan komunitas kreatif, antara lain


Bandung Creative City Forum, Common Room maupun
stakeholder lainnya.
2. Memfasilitasi terselenggaranya Helar Fest yang merupakan
salah satu program yang dikembangkan oleh Bandung
Creative City Forum sebagai bagian dari strategi jangka
panjang pengembangan platform ekonomi kreatif yang
berkelanjutan di kota Bandung.
3. Melakukan kajian dalam rangka persiapan penyusunan
kebijakan, baik yang dilakukan melalui kerjasama dengan
pihak ketiga (jasa konsultansi) maupun melalui Forum
Pemasaran Kota dan Dewan Pengembangan Ekonomi Kota
Bandung.
4. Kajian City Branding dan perencanaan landmark Kota
Bandung yang dilakukan melalui Komisi Forum Pemasaran
Kota.
5. Kajian Investasi Bidang Pengembangan Industri Kreatif yang
dilakukan melalui Kelompok Kerja Dewan Pengembangan
Ekonomi Kota Bandung.
6. Pembangunan Taman Kreatif Kota (dibawah jembatan
Pasupati).
7. Pembangunan monumen Taman Cikapayang (Huruf DAGO
raksasa).
8. Fasilitasi dalam bidang promosi dan pemasaran melalui
pelaksanaan Pameran Kriya Pesona Bandung (KPB).
9. Penyusunan konsep kegiatan pameran Industri Kreatif 2009.
10. Menyusun Konsep Penciri Kota pada gerbang masuk kota
Bandung.

Bandung adalah salah satu kota yang cukup kondusif untuk


mengembangkan industri kreatif. Masyarakat kota Bandung yang
toleran terhadap ide-ide baru dan menghargai kebebasan individu
menjadi modal utama Bandung dalam pengembangan industri
kreatif. Selain itu, kota Bandung merupakan tempat yang sangat
potensial untuk mensinergikan dan mengkolaborasikan perguruan
tinggi, pelaku bisnis, masyarakat, pemerintah dan media dalam
rangka menciptakan kultur ekonomi kreatif.

Perkembangan ekonomi kreatif di kota Bandung


menunjukan peningkatan yang cukup memuaskan. Saat ini menurut
data dari SWA ada sekitar 1.500 gerai distro yang dikelola anak-
anak muda yang tersebar di berbagai kota Bandung dan Indonesia.
Penghasilan mereka cukup mencengangkan. Ada yang mampu
meraup US$ 75-100 ribu/bulan atau sekitar Rp 900.juta sebulan dan
didukung juga pernyataan dari Menteri Perdagangan Mari Elka
Pangestu dikitup dari majalah Swa, industri kreatif Indonesia baru
menyumbang pendapatan daerah bruto sekitar 1,9%. Ditargetkan
dalam 5-8 tahun mendatang, industri kreatif ini dapat memberikan
kontribusi PDB sebesar 10%. Untuk mencapai target tersebut Sejauh
ini,subsektor industri kreatif yang dapat dijadikan unggulan kota
Bandung diantaranya yaitu musik, fashion, seni, desain, arsitektur,
IT dan makanan (kuliner).

1.3. Tujuan Penelitian Ilmiah

Melihat potesi Bandung yang sangat besar hal ini juga ikut
berefek pada perkembangan dari bisnis kuliner atau makanan
khususnya. Karena perkembangan bisnis kuliner ini sangat pesat,
maka penulis tertarik untuk menganalisis berupa laporan ilmiah dari
franchise tahu jeletot.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pembahasan Penelitian
Hot Jeletot sajian kuliner khas Bandung ini sekarang
sedang berkembang. Kejelian pebisnis lokal yang mengenal karakter
masyarakat kita yang hobi dengan aneka goreng-gorengan berbuah
manis dengan inovasi produk tradisional gehu yang biasanya
dinikmati dengan cabai rawit secara terpisah. Inovasi dengan
mengisikan cabe rawit langsung di dalam racikan yang ada di dalam
tahu adalah kreativitas sederhana tapi efeknya luar biasa, sebagai
contoh di Jl. Gegerkalong Girang (Bandung) saja yang panjangnya
tidak lebih dari satu kilometeran kita akan menemukan paling tidak
ada tiga outlet yang menjual sajian kuliner ini. Lalu apa sih yang
sebenarnya menarik dari Hot Jeletot ini?
GAMBAR 1.2.
OUTLET TAHU JELETOT
Sumber: www.jeleto.com

Rasa pedas dengan bumbu dan ramuan khas inilah


tampaknya yang membuat penggemarnya sampai rela untuk antri
dan kembali mencicipinya. Sajian kuliner yang bisa dicicipi kapan
saja, tapi karena penjual baru mulai menjual pada siang sampai sore,
jadi kita baru dapat menikmatinya setelah penjual membuka
layanan.
Dari segi harga, gehu pedas ini masih masuk untuk ukuran
kebanyakan orang, walaupun jika dibandingkan dengan gehu klasik
tentunya bisa lebih tinggi 2-3 kali lipat. Tapi perbedaan harga ini
rasanya memang sebanding dengan sensasi yang kita
rasakan. Mengenai pilihan rasa, saat ini tampaknya baru ada dua
varian yang bisa kita cicipi yaitu gehu pedas biasa dan gehu pedas
yang ditambahkan dengan irisan daging sapi di dalamnya.
Merek Hot Jeletot didirikan sejak tahun 2009,berawal dari
sebuah ide untuk mengembangkan usaha makanan. Yoedhy Bagus
Yoga Nandita memilih tahu karena pasarnya yang sudah sangat luas
dan sudah dikenal diseluruh Indonesia. Yang terpenting, usaha tahu
goreng selalu eksis dimana-mana dan tidak pernah mengenal krisis,
hal ini disebabkan oleh bahan tahu yang mudah di dapat dan margin
penjualanya yang sangat tinggi.
Ia melanjutkan, "Enaknya, pas makan tahu jeletot enggak
usah repot-repot pegang cabai rawit. Satu kali gigit, langsung deh
pedasnya dapet. Yang benar-benar mulai kerasa (pedas) itu pas
gigitan kedua. Nyebar semua ke area mulut. Kalau pakai rawit
terpisah kan kerasanya cuma pas dikunyah saja.
Puncak ramai pembeli kalau puasa itu sekitar jam lima sore
sampai tujuh malam. Pembeli di sini 75 persen itu mahasiswa,
sisanya warga, Pada waktu-waktu sekitar buka puasa, gehu dengan
harga Rp 1.500 per potong ini bisa ludes sampai 900 buah.
Sementara di hari biasa, jumlah penjualan mampu mencapai 1.800
potong. Selain di wilayah Geger Kalong, Gehu Pedas Hot Jeletot
juga bisa diburu di sebelas lokasi lainnya di Bandung. Di antaranya
daerah Margahayu, Sarijadi, Sukajadi, Buah Batu, dan Dago.
BAB III
PENUTUP
Tahu Jeletot dengan cerdik dan kreatifitasnya
mempopulerkan varian dari tahu ini menjadi produk yg laris manis
dan sekarang lihatlah pengekornya, penjual tahu pedas sekarang
terdapat dimana-mana.
Begitulah kreatif adalah faktor kunci sukses bisnis,
terutama zaman sekarang yang semua serba cepat, serba praktis,
serba instan. menuntut juga kreatifitas di level tertinggi. Hebatnya
lagi adalah para pengekor yg begitu cepat menyebar bahkan
menyalip pionernya. Membuat pasar lebih cepat jenuh, seperti
pisang goreng pontianak , tidak lama setelah yg aslinya booming,
cepat sekali bajakannya keluar dan membuat pasar jenuh.
Pasar yg jenuh atau sunset market adalah momok yg
sangat menakutkan buat pemilik usaha, sangat susah recoverinya
membutuhkan tenaga dan biaya ekstra untuk keluar dari lingkaran
tersebut. Dan pemicunya adalah inkreatif atau pengekor, membuat
usia pakai sebuah bisnis yg terbilang baru menjadi pendek dan tidak
jarang menelan pencetusnya.
Dalam bisnis zaman sekarang inovasi harus terus menerus,
bisnis harus tetap segar buat konsumen maupun untuk produsennya,
secara reguler harus ada ide kreatif dan inovasi produk. Lihatlah,
dulu yg namanya teh botol itu hanya ada sosro dan kemasannya
botol. Sekarang, bahkan sosro mengeluarkan teh botol dalam
kemasan Pounch. padahal cuma kemasan saja yg dirubah tanpa
merubah isinya.

You might also like