You are on page 1of 14

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN

PENDEKATAN REALISTIK DI KELAS V SD NEGERI 27 PEMULUTAN

Purnama Dewi *)

Penelitian bertujuan mengetahui aktivitas belajar siswa pada saat pada saat penerapan
pembelajaran matematika menggunakan pendekatan realistik serta mengetahui hasil belajar
setelah penerapan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan realistik. Penelitian
dilaksanakan di kelas V SD Negeri 27 Pemulutan pada semester genap tahun pelajaran
2010/2011 dengan jumlah subjek yang diteliti sebanyak 20 siswa. Penelitian menggunakan
metode eksperimen semu untuk melaksanakan penerapan pembelajaran pendidikan
matematika menggunakan pendekatan realistik (PMRI). Data penelitian didapat melalui
observasi dan tes. Data observasi dianalisis menggunakan rumus persentase Depdiknas,
sedangkan hasil tes diolah dan dianalis dengan mengambil rata-rata pencapaian tes akhir
siswa.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa aktivitas belajar siswa saat penerapan
pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada materi pembelajaran
mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang rata-rata baik dengan persentase sebesar 67,92%.
Hasil belajar setelah penerapan PMRI pada materi pembelajaran mengidentifikasikan sifat-
sifat bangun ruang rata-rata sebesar 89,21 atau berada pada kategori sangat baik.

kata kunci : pembelajaran matematika, pendekatan realistik

1. PENDAHULUAN pemecahan soal-soal matematika.


Matematika sebagai salah satu mata Berkaitan dengan hal ini penelusuran
pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar kesulitan
1) siswa dalam
Guru matematika Kelas V menyelesaikan soal
SD Negeri 27 Pemulutan,
Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan
mempunyai posisi yang sangat penting, dilakukan dengan mendeteksi kesalahan
sebab di samping dapat memberi bekal siswa dalam belajar matematika. Soedjadi,
kemampuan berhitung, juga dapat memberi dkk (1996: 1) mengatakan bahwa kesulitan
bekal kemampuan menalar. Mengajarkan merupakan penyebab terjadinya kesalahan.
matematika tidaklah mudah karena fakta Sukirman (2005:16) juga menyampaikan,
menunjukkan bahwa para siswa mengalami kesalahan merupakan penyimpangan
kesulitan dalam mempelajari matematika terhadap yang benar dan bersifat sistematis,
(Jaworski dalam Depdiknas, 2003:2). konsisten atau insidental.
Kesulitan itu dapat terlihat dalam proses Guru sering mengajarkan matematika
itu langsung tanpa melihat kesiapan siswa bangun ruang karena siswa masih kurang
untuk menerima pelajaran. Akibatnya, memahami pengertian sifat-sifat bangun
siswa mengetahui matematika bukan ruang dan siswa tidak menerapkan konsep
melalui pengertian, tetapi melalui hafalan. pemahaman konsep tentang bangun ruang.
Gambaran di atas menunjukkan Karena itu, penelitian menerapkan
pembelajaran matematika di SD Negeri 27 pembelajaran matematika menggunakan
Pemulutan sekolah sejauh ini masih pendekatan realistik dengan harapan guru
didominasi oleh pembelajaran mengoptimalkan pengalaman kehidupan
konvensional. Penekanan yang berlebihan sehari-hari siswa untuk mengembangkan
pada isi dan materi diajarkan secara kemampuan siswa dalam bernalar
terpisah-pisah. Materi pokok matematika matematika. Penelitian ini merumuskan dua
diberikan dalam bentuk jadi. Semua itu permasalahan :
terbukti tidak berhasil membuat siswa 1. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa
memahami dengan baik apa yang mereka saat penerapan pembelajaran matematika
pelajari. menggunakan pendekatan realistik di
Untuk itu diperlukan paradigma baru kelas V SD Negeri 27 Pemulutan?
dalam menerapkan proses pembelajaran 2. Bagaimana hasil belajar siswa setelah
matematika dari pendekatan behaviorisme penerapan pembelajaran matematika
ke pendekatan realistik. Penerapan realistik menggunakan pendekatan realistik di
telah lama diujicobakan dan kelas V SD Negeri 27 Pemulutan?
diimplementasikan di Belanda. Peneliti Penelitian bertujuan mengetahui
ingin mencoba menerapkan pembelajaran aktivitas belajar dan hasil belajar siswa
matematika dengan pendekatan realistik setelah penerapan pembelajaran matematika
yang antara lain dituangkan ke dalam menggunakan pendekatan realistik dengan
penelitian penerapan di kelas, karena indikator :
pendekatan ini membantu siswa membentuk a. Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang
sendiri pemahaman matematikanya dengan tabung, prisma, kerucut, dan limas.
bantuan guru. b. Melakukan praktik menggambar bangun
Dalam penelitian penerapan ini ruang.
sengaja dipilih materi pokok sifat-sifat

2
2. LANDASAN TEORI Netherlands (Belanda) sejak awal 70-an
2.1 Pengertian Pembelajaran oleh Hans Freudenthal (Depdiknas,
Menurut pendapat Mulyasa 2004:32).
(2004:183) proses pembelajaran merupakan Pembelajaran matematika yang
interaksi edukatif antara peserta didik menggunakan pendekatan realistik memberi
dengan lingkungan sekolah. Dalam hal ini kesempatan anak untuk saling berkerja
sekolah diberi kebebasan untuk memilih sama dalam pembelajaran, misalnya: anak
strategi, metode, dan teknik-teknik yang pintar membantu anak yang belum
pembelajaran yang efektif, sesuai dengan bisa, anak yang belum bisa bertanya kepada
karakteristik mata pelajaran, karakteristik anak yang sudah bisa. Jadi, pembelajaran
siswa, karakteristik guru, dan kondisi nyata ini tidak berfokus pada guru. Guru tetap
sumber daya yang tersedia di sekolah. aktif melakukan pengamatan, memberi
Slameto (2003:2) berpendapat, bimbingan, memotivasi anak selama
“pembelajaran ialah suatu proses usaha pembelajaran, sehingga tingkah laku anak
yang dilakukan seseorang untuk tetap bisa terpantau. Tugas guru adalah
memperoleh suatu perubahan tingkah laku memberikan dorongan agar siswa bekerja
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil secara aktif seperti temannya yang lain.
pengalamannya sendiri dalam interaksi Dalam pembelajaran dengan
dengan lingkungannya.” pendektan realistik, keberhasilan siswa
Berdasarkan uraian tersebut dapat ditentukan oleh kerja sama antar mereka
disimpulkan bahwa pembelajaran dalam pembelajaran. Jika kerja sama yang
merupakan suatu proses interaksi edukatif saling memberi dan menerima antar siswa
antara siswa dengan lingkungan sekolah. bisa berjalan dengan lancar maka
pembelajaran akhirnya akan berhasil dengan
2.2 Pendekatan Matematika Realistik baik (Depdiknas, 2004:33).
Indonesia (PMRI)
Pendidikan Matematika Realistik 2.3 Karakteristik Pembelajaran
Indonesia (PMRI) diadaptasikan dari Teori Matematika dengan Pendekatan
pembelajaran Realistic Mathematics Realistik
Education (RME) yang dikembangkan di Menurut Depdiknas (2004:35),

3
terdapat lima karakteristik pembelajaran dengan mengerjakan semua soal secara
dengan pendekatan realistik. Kelima hal berurutan seperti seorang siswa. Ini
tersebut adalah sebagai berikut: dikatakan dengan konsep “guru sebagai
1. Menggunakan konteks siswa (teacher is learner)”. Catat semua
2. Menggunakan model solusi yang digunakan setelah membaca
3. Menggunakan kontribusi murid buku petunjuk guru yang biasanya berisi
4. Interaktivitas contoh solusi dan petunjuk.
5. Terintegrasi dengan topik lainnya. 2. Memulai pelajaran PMRI
Implementasi dari prinsip dan Perkenalkan terlebih dahulu kepada
karakteristik PMRI dalam proses siswa tentang materi PMRI seperti yang
pembelajaran di kelas, diwujudkan dengan telah dijelaskan pada butir satu, kemudian
lima pasangan kegiatan yang dilakukan guru menyediakan soal tugas untuk
siswa ketika belajar dan guru yang dikerjakan siswa.
membimbing. Kegiatan siswa adalah 3. Awal pelajaran
konstruksi dan konkrerisasi (constructing Setelah masing-masing siswa
and concretizing), level dan models, refleksi mendapat buku, siswa mengerjakan secara
dan tugas khusus (reflaction and special individu dan kemudian diikuti dengan
assignment), konteks sosial dan interaksi diskusi bersama teman kelompoknya.
(sosial contex and interaction), strukturisasi 4. Aktivitas saat pelajaran
dan keterkaitan (structuring and Guru membimbing siswa menemukan
interwining). kembali konsep matematika pada pelajaran
dengan menggunakan buku siswa atau
2.4 Langkah-Langkah Pembelajaran model seperti gambar, sebagai jembatan
Matematika Menggunakan PMRI atara jawaban informal dan formal
Langkah-langkah pembelajaran matematika. Setelah berdiskusi dengan
matematika menggunakan PMRI menurut teman sebangku atau dalam kelompok kecil,
Zulkardi (2002:145-146) yaitu: siswa diajak untuk menyajikan jawaban
1. Menggunakan materi PMRI mereka didepan kelas mewakili kelompok
Persiapan yang baik bagi seorang masing-masing.
guru adalah menyiapkan materi pelajaran 5. Akhir pelajaran

4
Setelah didapat satu solusi terbaik dari 27 Pemulutan.
diskusi kelas, beberapa orang siswa menarik 2. Aktivitas belajar adalah aktivitas belajar
kesimpulan dari pelajaran saat itu. siswa kelas V SD Negeri 27 Pemulutan
Kemudian guru mensarikan kesimpulan- saat penerapan pembelajaran matematika
kesimpulan siswa. Diakhir unit pelajaran menggunakan pendekatan realistik
telah disajikan dalam bentuk formal (PMRI) pada materi pokok sifat-sifat
matematika. bangun ruang.

2.5 Pengertian Hasil Belajar 3.2 Definisi Operasional Variabel


Hasil belajar pada dasarnya adalah 1. Hasil belajar adalah bentuk nilai yang
suatu kemampuan yang berupa dicapai siswa setelah diterapkannya
keterampilan dan perilaku baru sebagai pembelajaran matematika menggunakan
akibat latihan atau pengalaman. Dalam hal pendekatan realistik (PMRI) pada materi
ini Soedijarto (2003:56) mendefinisikan pokok sifat-sifat bangun ruang di kelas V
hasil belajar sebagai tingkat penguasaan SD Negeri 27 Pemulutan.
suatu pengetahuan yang dicapai oleh siswa 2. Aktivitas yang diamati adalah aktivitas
dalam mengikuti program belajar mengajar siswa saat penerapan pembelajaran
sesuai dengan tujuan pendidikan yang matematika menggunakan pendekatan
ditetapkan. Gagne dan Briggs (dalam realistik (PMRI) yang meliputi aktivitas
Nasution, 2006:2) menyatakan bahwa hasil visual, lisan, menulis, dan emosi yang
belajar adalah kemampuan yang diperoleh masing-masingnya dijabarkan ke dalam
seseorang sesudah mengikuti proses belajar. 3 deskriptor (Sudjana, 2009:60-61).

3. PROSEDUR PENELITIAN 3.3 Subjek Penelitian


3.1 Variabel Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas
1. Hasil belajar adalah hasil belajar siswa V SD Negeri 27 Pemulutan pada semester
setelah diterapkannya pembelajaran genap tahun pelajaran 2010/2011 yang
matematika menggunakan pendekatan berjumlah 20 orang.
realistik (PMRI) pada materi pokok sifat-
sifat bangun ruang di kelas V SD Negeri 3.4 Metode Penelitian

5
Penelitian menggunakan metode c) Siswa menganalisis / mengerjakan soal
eksperimen semu dengan maksud untuk 4. Kegiatan emosi
melaksanakan penerapan pembelajaran a) Siswa menunjukkan minat dalam
pendidikan matematika menggunakan proses pembelajaran
pendekatan realistik (PMRI) di yang sudah b) Siswa menghargai pendapat teman
ada yaitu kelas V SD Negeri 27 Pemulutan. c) Siswa mengikuti proses pembelajaran
dengan tertib
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Observasi 3.5.2 Tes
Observasi dilakukan terhadap Digunakan untuk menjaring hasil
aktivitas yang dilakukan oleh siswa. belajar siswa setelah mengikuti proses
Aktivitas siswa tersebut masing-masing pembelajaran kontekstual. Tes mengenai
dijabarkan dalam dua deskriptor sebagai hasil belajar siswa dilaksanakan pada setiap
berikut: akhir pertemuan dan tes akhir penelitian,
1. Aktivitas visual yang diberikan kepada siswa untuk menilai
a) Siswa membaca materi yang diberikan kemampuan siswa dalam memahami materi
b) Siswa memperhatikan penjelasan yang pelajaran. Tipe soal yang diberikan adalah
disampaikan guru. tipe esai berstruktur, dan masing-masing
c) Siswa menyimak pendapat kelompok yang diberi skor sesuai dengan bobot soal.
lain
2. Aktivitas lisan 3.6 Teknik Analisis Data
a) Siswa mengemukakan pendapat dalam 3.6.1 Analisis Data Observasi
diskusi kelompok Data didapat melalui lembar observasi
b) Siswa mengajukan pertanyaan diberi skor dan analisis peristiwa,
c) Siswa menanggapi pertanyaan dikelompokkan dan seluruh kelas. Pada
kelompok lain observasi aktivitas belajar siswa dapat
3. Aktivitas menulis dilihat dari 4 indikator. Untuk tiap indikator
a) Siswa menganalisis hasil pengamatan akan diberi skor sebagai berikut :
b) Siswa membuat kesimpulan hasil a. Skor 3, jika 3 deskriptor yang tampak
pengamatan b. Skor 2, jika 2 deskriptor yang tampak

6
c. Skor 1, jika 1 deskriptor yang tampak 4.1. Hasil Penelitian
d. Skor 0, jika tidak ada deskriptor tampak Penelitian dilaksanakan selama tiga
Skor yang diperoleh diolah dengan kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 × 35
rumus sebagai berikut. menit. Adapun kompetensi dasar yang

S diajarkan adalah mengidentifikasi sifat-sifat


Na = ×100
Ns bangun ruang, yang dibagi dalam tiga
Keterangan: materi, yaitu tabung dan prisma (pertemuan
Na = Hasil persentase (%) 1), kerucut (pertemuan 2), dan limas
S = Jumlah skor yang didapat (pertemuan 3).
Ns = Jumlah skor yang diamati (12) Pertemuan pertama berlangsung pada
tanggal 22 Januari 2011. Untuk melakukan
3.6.2 Analisis Data Tes pengamatan bangun ruang tabung dan
Data tes dianalisis menggunakan prisma peneliti meminta siswa berkelompok
rumus yaitu (Depdiknas, 2006:12): yang beranggotakan 4 orang. Pemilihan
Skor yang didapat anggota kelompok dilakukan dengan
N = ×100
Skor maksimum
terlebih dahulu dengan cara pengundian.
Kriteria penilaian dalam penelitian ini
Setelah siswa membentuk kelompok,
berpedoman pada Bentuk Laporan Hasil
peneliti membagikan LKS kepada masing-
Belajar Depdiknas (2006:2) sebagai berikut.
masing kelompok. Pelaksanaan kegiatan
Tabel 1
Kriteria Penilaian Hasil Belajar Siswa diskusi kelompok saat penerapan
pembelajaran matematika menggunakan
Bentuk Bentuk Kuantitatif
pendekatan realistik dapat dilihat pada
Kualitatif (Rentangan 0 – 100)
Sangat baik 96 – 100 gambar berikut.
Baik 86 – 95
Cukup 76 – 85
Kurang 67 – 75
Sangat kurang ≤ 66
Sumber : Depdiknas (2006:2)

4. HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN

7
Gambar 2
Gambar 1
Siswa menjelaskan sifat-sifat bangun
Siswa mengamati bangun ruang tabung
prisma di depan kelas
dengan bimbingan guru
Gambar menunjukkan siswa sedang
Pertemuan kedua berlangsung pada 29
membahas bangun ruang tabung. Salah
Januari 2011. Di awal pembelajaran,
seorang siswa perempuan sedang
peneliti memperkenalkan topi yang
memegang bangun yang berbentuk tabung.
berbentuk kerucut. Untuk memperkenalkan
Sementara itu, guru memberikan penjelasan
materi tersebut peneliti meminta siswa
tentang sifat-sifat bangun ruang tabung.
untuk melakukan pengamatan dan
Hasil kerja kelompok dilaporkan ke
memancing siswa dengan pertanyaan.
depan kelas. Dengan meminta satu orang
Pertemuan ketiga berlangsung pada 5
tampil ke depan kelas untuk membaca
Februari 2011 dengan materi yang diajarkan
hasilnya seentara kelompok lain diminta
adalah menigidentifikasi sifat-sifat bangun
mengoreksi dan menanggapi presentasi
ruang limas. Di awal pembelajaran, peneliti
teman sebagaimana terlihat pada gambar
memperkenalkan benda kemasan roti yang
berikut.
bentuknya limas.
Pelaksanaan kegiatan diskusi
kelompok pada saat penerapan
pembelajaran matematika menggunakan
pendekatan realistik (PMRI) di kelas V SD
Negeri 27 Pemulutan dapat diluhat pada
gambar berikut ini.

8
Aktivitas Siswa f % Rera
ta
(%)
71,6
Aktivitas Visual
7
60,
1. Membaca materi 12
00
2. Memperhatikan 70,
14
penjelasan guru 00
3. Menyimak 85,
17
pendapat kelompok lain 00
46,6
Aktivitas Lisan
7
1. Mengemukakan 10 50,
pendapat dalam diskusi 00
kelompok
Gambar 3 2. Mengajukan 50,
10
Aktivitas belajar kelompok pada PMRI pertanyaan 00
yang dibimbing oleh guru 3. Menanggapi 40,
8
kelompok lain 00
53,3
Aktivitas Menulis
3
Hasil kerja kelompok dipresentasikan 1. Menulis hasil 65,
13
pengamatan 00
ke depan kelas. Guru meminta siswa untuk 2. Membuat 45,
9
kesimpulan hasil diskusi 00
mendengarkan dan menganalisis pendapat
3. Menganalisis / 50,
10
temannya tersebut. Guru membimbing mengerjakan soal 00
56,6
Aktivitas Emosi
siswa dalam mengemukakan pendapat. Di 7
1. Minat dalam 65,
13
akhir pembelajaran, siswa menyimpulkan proses pembelajaran 00
2. Menghargai 60,
12
hasil diskusi dengan bimbingan guru. Guru pendapat teman 00
3. Tertib mengikuti 45,
9
menutup pelajaran dengan memberikan pembelajaran 00

soal/tugas.
Dari tabel di atas diketahui jumlah
bahwa pada pertemuan pertama, aktivitas
4.2. Analisis Hasil Penelitian
siswa yang tertinggi adalah aktivitas visual
4.2.1 Analisis Data Observasi
sebesar 71,67%, diikuti deskriptor pada
1) Hasil Observasi Pertemuan I
aktivitas emosi sebesar 56,67%, aktivitas
Data observasi ini diambil pada
menulis sebesar 53,33%, dan aktivitas lisan
tanggal 22 Januari 2011. Hasil observasi
sebesar 46,67%.
pada pertemuan pertama dideskripsikan
2) Hasil Observasi Pertemuan II
dalam tabel berikut ini.
Data observasi ini diambil pada
Tabel 2
tanggal 28 Januari 2011. Hasil observasi
Aktivitas Siswa pada Pertemuan I
pada pertemuan kedua dideskripsikan dalam

9
tabel berikut ini. 3) Hasil Observasi Pertemuan III
Tabel 3 Data observasi ini diambil pada
Aktivitas Siswa pada Pertemuan II
tanggal 11 Februari 2011. Hasil observasi
Aktivitas Siswa f % Rera
ta pada pertemuan ketiga dideskripsikan
(%)
78,3 dalam tabel berikut ini.
Aktivitas Visual
3
70, Tabel 4
1. Membaca materi 14
00 Aktivitas Siswa pada Pertemuan III
2. Memperhatikan 75,
15 Aktivitas Siswa f % Rera
penjelasan guru 00
3. Menyimak 90, ta
18 (%)
pendapat kelompok lain 00
55,0 88,3
Aktivitas Lisan Aktivitas Visual
0 3
1. Mengemukakan 10 50, 85,
1. Membaca materi 17
pendapat dalam diskusi 00 00
kelompok 2. Memperhatikan 90,
18
2. Mengajukan 60, penjelasan guru 00
12 3. Menyimak 90,
pertanyaan 00 18
3. Menanggapi 55, pendapat kelompok lain 00
11 61,6
kelompok lain 00 Aktivitas Lisan
68,3 7
Aktivitas Menulis 1. Mengemukakan
3 65,
1. Menulis hasil 75, pendapat dalam diskusi 13
15 00
pengamatan 00 kelompok
2. Membuat 70, 2. Mengajukan 65,
14 13
kesimpulan hasil diskusi 00 pertanyaan 00
3. Menganalisis / 60, 3. Menanggapi 55,
12 11
mengerjakan soal 00 kelompok lain 00
66,6 83,3
Aktivitas Emosi Aktivitas Menulis
7 3
1. Minat dalam 70, 1. Menulis hasil 90,
14 18
proses pembelajaran 00 pengamatan 00
2. Menghargai 65, 2. Membuat 85,
13 17
pendapat teman 00 kesimpulan hasil diskusi 00
3. Tertib mengikuti 65, 3. Menganalisis / 75,
13 15
pembelajaran 00 mengerjakan soal 00
85,0
Aktivitas Emosi
0
Dari tabel di atas diketahui jumlah 1. Minat dalam 85,
17
proses pembelajaran 00
bahwa pada pertemuan kedua, aktivitas 2. Menghargai 75,
15
pendapat teman 00
siswa yang tertinggi adalah aktivitas 3. Tertib mengikuti 95,
19
pembelajaran 00
menulis sebesar 86,67%, diikuti deskriptor
pada aktivitas emosi sebesar 78,33%, Dari tabel di atas diketahui jumlah
aktivitas visual sebesar 73,33%, dan bahwa pada pertemuan ketiga, aktivitas
aktivitas lisan sebesar 56,67%. siswa yang tertinggi adalah aktivitas visual
sebesar 88,33%, diikuti deskriptor pada

10
aktivitas emosi sebesar 85,00%, aktivitas tetapi nilai sangat kurang masih tidak
menulis sebesar 83,33%, dan aktivitas lisan didapat siswa (0%) pada akhir pertemuan 2.
sebesar 61,67%. Dari hasil tes juga diketahui nilai
tertinggi yang dicapai siswa adalah 100,00,
4.2.2 Analisis Data Tes nilai terendah adalah 57,14, median adalah
1) Hasil Tes Pertemuan I 71,43, nilai modus adalah 71,43, standar
Berdasarkan hasil tes akhir pertemuan deviasi adalah 13,49, dengan rata-rata
pertama diketahui ada 3 siswa (15%) yang pencapaian siswa sebesar 79,29 atau
mendapat nilai sangat baik, 7 siswa (35%) dikategorikan baik karena berada dalam
mendapat nilai baik, dan tidak ada siswa rentangan 76-85.
(0%) mendapat nilai cukup. Sementara itu,
nilai kurang didapat oleh 4 siswa (20%), 3) Hasil Tes Pertemuan III
sedangkan nilai sangat kurang didapat oleh Berdasarkan hasil tes akhir pertemuan
6 siswa (30%) lainnya. ketiga diketahui ada 11 siswa (55%) yang
Dari hasil tes juga diketahui nilai mendapat nilai sangat baik, 8 siswa (40%)
tertinggi yang dicapai siswa adalah 100,00, mendapat nilai baik, serta 1 siswa (5%)
nilai terendah adalah 41,18, median adalah yang mendapat nilai cukup. Pada akhir
70,59, nilai modus adalah 82,35, standar pertemuan ketiga tidak ada lagi siswa yang
deviasi adalah 18,15, dengan rata-rata mendapat nilai kurang dan sangat kurang.
pencapaian siswa sebesar 70,88 atau Dari hasil tes juga diketahui nilai
dikategorikan cukup karena berada dalam tertinggi yang dicapai siswa adalah 100,00,
rentangan 66-75. nilai terendah adalah 66,67, median adalah
88,89, nilai modus adalah 88,89, standar
2) Hasil Tes Pertemuan II deviasi adalah 8,38, dengan rata-rata
Berdasarkan hasil tes akhir pertemuan sebesar 84,44 atau dikategorikan baik
kedua diketahui 9 siswa (45%) yang karena berada dalam rentangan 76-85.
mendapat nilai sangat baik, tidaka ada siswa
(0%) mendapat nilai baik, dan 9 siswa 4.2.4 Analisis Tes Akhir Pembelajaran
(45%) mendapat nilai cukup. Sementara itu, Berdasarkan tes akhir pembelajaran
2 siswa (10%) yang mendapat nilai kurang, diketahui sebagian siswa (50%) mendapat

11
nilai sangat baik dan 9 siswa (45%) 95,00
89,21
90,00

Rata-rata Hasil Belajar


mendapat nilai baik, sedangkan nilai cukup 85,00
79,29
84,44

80,00

hanya dimiliki oleh 1 siswa (5%) sisanya. 75,00 70,88


70,00

Pada akhir pembelajaran, sudah tidak 65,00


60,00
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Tes Akhir
ada lagi siswa yang mendapat nilai kurang
maupun sangat kurang karena nilai terendah
yang dicapai siswa adalah 67,86. Hasil tes Gambar 4
Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa
akhir pembelajaran ini juga menunjukkan
rata-rata pencapaian siswa sebesar 89,21 Grafik di atas menggambarkan

atau dikategorikan sangat baik karena keberhasilan pembelajaran matematika

berada dalam rentangan ≥ 86. menggunakan pendekatan realistik (PMRI)


karena secara keseluruhan siswa mencapai

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian nilai hasil belajar sebesar 89,21.

Penerapan pembelajaran matematika Selanjutnya, peningkatan terjadi pula

menggunakan pendekatan realistik mampu pada pencapaian aktivitas siswa kelas V

meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil tes SDN 27 Pemulutan. Peningkatan keaktifan

akhir menunjukkan kenaikan hasil belajar siswa pada setiap pertemuan dapat dilihat

siswa dibanding pertemuan sebelumnya. pada grafik berikut.

Jika pada pertemuan 1 hasil belajar siswa


mencapai nilai rata-rata 70,88, pada
pertemuan 2 meningkat menjadi 79,29, 100,00
pertemuan 3 meningkat lagi menjadi
sebesar 84,44, dan pada tes akhir mencapai
89,21. Peningkatan hasil belajar pada setiap
ian Aktivitas

pertemuan dengan tes akhir digambarkan


pada gambar berikut. Gambar 5
Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa
80,00
Berdasarkan grafik di atas diketahui
bahwa aktivitas siswa dalam proses 71,67
pembelajaran pada pertemuan 1 rata-rata

12

60,00
sebesar 57,08%, pada pertemuan 2 naik 5.2. Saran
menjadi 67,08%, dan pada pertemuan 3 Dari simpulan di atas penulis
naik lagi menjadi 79,58%. Kenaikan memberikan saran sebagai berikut :
aktivitas dari pertemuan 1 ke 2 sebesar 1. Guru dapat memilih pendekatan
14,91%, kenaikan aktivitas siswa dari PMRI pada pembelajaran matematika
pertemuan 2 ke 3 sebesar 15,71%. Dengan untuk meningkatkan hasil belajar karena
demikian, besarnya kenaikan aktivitas siswa model ini terbukti mampu memotivasi
dari pertemuan 1, 2, dan 3 adalah 28,27%. siswa dalam aktivitas belajar mereka,
baik secara individual maupun
5. SIMPULAN DAN SARAN kelompok.
5.1. Simpulan 2. Kepala sekolah yang bersangkutan
1. Aktivitas belajar siswa kelas V SD hendaknya dapat menganjurkan kepada
Negeri 27 Pemulutan saat penerapan guru untuk menerapkan pembelajaran
pendekatan Pendidikan Matematika matematika dengan pendekatan PMRI
Realistik Indonesia (PMRI) pada materi dalam proses pembelajaran di kelas.
pembelajaran mengidentifikasikan sifat- 3. Siswa yang mengikuti proses
sifat bangun ruang rata-rata baik dengan pembelajaran matematika dengan
persentase sebesar 67,92%. pendekatan PMRI hendaknya lebih teliti
2. Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri dalam menggambar bangun yang sesuai
27 Pemulutan setelah penerapan PMRI dengan benda aslinya dan disarankan
pada materi pembelajaran pula dalam diskusi lelompok hendaknya
mengidentifikasikan sifat-sifat bangun lebih memberanikan diri terlibat
ruang rata-rata sebesar 89,21 atau langsung untuk bertanya tentang hal-hal
tergolong sangat baik. yang kurang jelas mengenai materi
pelajaran yang sedang diikuti.
DAFTAR PUSTAKA

________. 2004. Materi Pelatihan


Depdiknas. 2003. Pedoman Pembuatan Terintegrasi: Matematika. Jakarta:
Laporan Hasil Belajar Siswa. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Dirjen Pendidikan Dasar dan
Menengah. ________. 2006. Model Penilaian Kelas.

13
Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Soedijarto. 2003. Menuju Pendidikan
Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Nasional yang Relevan dan Bermutu.
Kompetensi: Konsep, Karakteristik, Jakarta: Balai Pustaka
dan Implementasi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung:
Tarsito.
Nasution, S. 2005. Berbagai Pendekatan
dalam Proses Belajar dan Mengajar. Sukirman, 2005. Identifikasi Kesalahan
Jakarta: PT Bumi Aksara. yang diperbuat Siswa Kelas 3 SMP
pada setiap Aspek Penguasaan bahan
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Pengajaran Matematika. Tesis S2
yang Mempengaruhinya. Jakarta: Mahasiswa Univ.Muhammadiyah
Rineka Cipta. Surakarta. perpus@ums.ac.id.

Zulkardi. 2002. “Develping Learning


Environment on Realistic Mathematic
Education for Indonesia Student
Soedjadi, R. dkk. 1996 Penelitian Kualitatif Teacher”. Disertasi tidak
(Pengertian dan Dasar Teori, dipublikasikan. Enschede: University
Metode, Desain dan Contoh. of Twente.
Makalah PPs IKIP Surabaya.

14

You might also like