Professional Documents
Culture Documents
CH3(CH2)5COOH HOOC-(CH2)7COOH
asam heptanoat asam azelat
HC – (CH2)7CH3 CH3(CH2)7CH
HC – (CH7)-COOH HC(CH2)7COOH
12 9 1
CH3(CH2)4CH=CH-CH2-CH=CH(CH2)7COOH
OH
Asam Risinoleat.
Auto oksidasi:
Hidrogenasi Lemak:
Untuk pembuatan sabun dan untuk pembuatan
beberapa macam makanan lemak yang lebih padat lebih disukai
daripada yang cair. Karena titik lebur tergantung pada ketidak
jenuhan, maka minyak (lemak cair) yang merupakan senyawa
tidak jenuh dapat dibuat padat dengan jalan hidrogenasi. Untuk
hidrogenasi ini umumnya dipergunakan hidrogenasi katalitil
dengan Ni sebagai katalisator.
Proses dilakukan dengan tekanan 2-3 atm pada temeratur 175-
190°C.
Sabun:
Merupakan garam Na dari asam lemak, pembuatannya
dari penyabunan lemak dengan NaOH, yang dipanaskan dengan
uap air. Lapisan atas mengandung gliserin yang dapat diambil
dan dimurnika.
Pada ara yang lain lemak dihidrolisa lebih dahulu
sehingga pecah menjadi gliserin dan asam lemak, kemudian
asam lemak direaksikan dengan Na 2CO3 (lebih murah daripada
NaOH).
Asam lemak yang biasa dipakai : asam stearat dan palmitat.
Sabun ini ditambah dengan zat-zat lain untuk keperluan yang
khusus.
Tak Jenuh:
Palmitoleat Lemak hewani dan nabati
Oleat Lemak hewani dan nabati
Linoleat Minyak nabati
Linolenat Minyak biji rami
Arakidonat Minyak nabati
HO CH2
CH2
CH
CH3 CH3
Kolesterol
CH3
CH3 CH3
CH2
HO CH2
CH
C2 H 5
CH
Laboratorium Kimia Organik
II-7
BAB II Tinjauan Pustaka
CH3 CH3
Sitosterol
Kadar sterol dalam minyak dan lemak bervariasi,
misalnya minyak hati ikan halibut mengandung 7,6 persen sterol,
sedangkan lemak sapi sekitar 0,08 persen sterol. Pada proses
pemurnian minyak dengan cara netralisasi sebagian dari sterol
akan hilang.
( S. Ketaren. Pengantar teknologi minyak dan lemak pangan.
1986 )
Gliserol
Karbohidrat Lemak+air
Sintesis gliserol
Gliserol disintesa dari hidroksi aseton fosfat, yang
merupakan salah satu hasil penguraian fruktosa difosfat oleh
enzim aldose dalam tanaman. Dihidroksi aseton fosfat direduksi
menjadi gliserofosfat dan akhirnya dirubah menjadi gliserol
dengan proses de-phaphorilase.
gliserol CH15H31COOCH2
tripalmitin
2. Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah
menjadi asam - asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisi
mengakibatkan kerusakan
lemak dan minyak. Ini terjadi karena terdapat terdapat sejumlah
air dalam lemak dan minyak tersebut.
CH2 –O – C – R1 R 1COOH CH2O
CH – O – C – R3
R1COOH CH2O
Trigliserida asam lemak gliserol
3. penyabunan
Reaksi ini dilakukan dengan penambhan sejumlah larutan
basa kepada trigliserida. Bila penyabunan telah lengkap,lapisan
air yang mengandung gliserol dipisahkan dan gliserol dipulihkan
dengan penyulingan.
CHO2C(CH2)16CH3 CH2OH
4. Hidrogenasi
Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan
dari rantai karbon asam lemak pada lemak atau minyak. setelah
proses hidrogenasi selesai, minyak didinginkan dan katalisator
dipisahkan dengan disaring. Hasilnya adalah minyak yang
bersifat plastis atau keras , tergantung pada derajat kejenuhan.
5. Pembentukan keton
Keton dihasilkan melalui penguraian dengan cara hidrolisa
ester.
RCH- CO RCH 2
6. Oksidasi
Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara
sejumlah oksigen dengan lemak atau minyak. terjadinya reaksi
oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik pada lemak atau
minyak.
(Lemak dan minyak. Pdf)
Angka asam =
Angka peroksida =
SIFAT FISIKO-KIMIA
Bahan Baku
Biji wijen kering udara umunya mempunyai kadar air 5
persen dengan variasikandungan minyak sekitar 35-57 persen
dan umumnya antara 44-54 persen, serta kandungan protein
dari biji antara 19-25 persen.
Biji-biji dengan warna terang cenderung menghasilkan
minyak dengan mutu yang lebih baik dibandingkan dengan mutu
biji yang berwarna gelap. Sedangkan warna gelam akan
menghasilkan persentase minyak yang lebih besar.
DAYA GUNA
Biji wijen digunakan untuk manisan atau campuran
kembang gula yang dibuat dari gula anggur. Biji wijen merupakan
Pendahuluan
Penyakit jantung koroner dapat disebabkan oleh
aterosklerosis yang dipercepat terjadinya oleh beberapa faktor,
khususnya kadar kolesterol darah. Pada pengobatan tradisional,
sari air herba seledri telah digunakan sebagai obat anti hipertensi
dan khasiat tersebut telah dibuktikan oleh peneliti terdahulu.
Penelitian ini bertujuan untuk menngetahui apakah air herba
seledri memiliki efek menurunkan kadar kolesterol dan lipid
dalam darah pada tikus putih yang diberi diit tinggi kolesterol
dan lemak.
Metode Penelitian
A. BAHAN
Herba seledri yang diperoleh dari pasar induk kramat jati
Jakarta Timur. Hewan yang diuji tikus putih galur wistar,
sedangkan bahan kimia yang digunakan adalah reagen kit
kolesterol, reagen kit Lipid total, makananan diit tinggi
kolesterol, dll.
Saran
Untuk memperoleh penggunaan kadar kolesterol total dan
lemak total yang bermakna perlu melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai efek dari herba seledri terhadapa kolesterol dan
lemak.