Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
TEGUH SUPARDIYANTO
NIM: 101011020698
ϢϴΣήϟϦϤΣήϟͿϢδΑ
Alhamdulillah, akhirnya dengan karunia dan hidayah-Nya penulis berhasil
Agama Islam (Studi Kasus di SMP Padindi Kalideres Jakarta Barat)” dan
Skripsi ini diajukan kepada fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
melainkan banyak pihak yang memberikan bantuan baik moril maupun materil,
sekiranya patutlah bagi penulis untuk berterima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan beserta stafnya, yang telah
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam beserta stafnya, yang
telah banyak membantu penulis saat menjalani kuliah dan ketika penyusunan
skripsi ini.
i
ii
4. Prof. Dr. H. Moh. Ardani, MA, dosen penasehat akademik, yang dengan
6. Kepada para dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan
kesabaran.
7. Kepada Ayahanda Drs.H. Sudirman dan Ibunda Hj. Hasnah tercinta yang
8. Kepada seluruh keluargaku yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang
Furqani, Awank, Q-Noy, Ilham Surya, Nurul Qomar, Elis Sunarti, Chakur,
Iqbal, juga kepada teman-teman di kosan yang telah menerima penulis untuk
sudah menerima penulis sebagai teman belajar di kampus. Dan lain-lain yang
10. Adik-adikku terkasih Yenni, Nina, Rizka, yang telah memberikan motivasi
kepada penulis.
panjatkan doa semoga amal kebajikan mereka diterima disisi-Nya, serta diberikan
pahala yang berlipat ganda sesuai dengan amal perbuatannya. Penulis berharap
semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta
bagi para pembaca pada umumnya, terutama bagi para pendidik (guru) saat ini
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI..............................................................................................................iv
DAFTAR TABEL......................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
C. Metode Pembahasan.................................................................................8
iv
v
D. Instrumen penelitian.................................................................................42
............. ..............................................................................................50
B. Deskripsi data………………………………………………………….. 55
BAB V PENUTUP………………………………………………………………...78
B. Saran...............................................................................................................79
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
terus mencari kurikulum, sistem pendidikan, dan metode pengajaran yang efektif
dengan segala aspeknya. Nilai suatu bangsa terletak dari kualitas sumber daya
manusia yang menjadi warga Negara. Semakin baik kualitas manusianya, bangsa
pendidikan, yang berupaya mencapai masyarakat adil dan makmur baik jasmani
maupun rohani, perlu adanya usaha untuk menciptakan sumber daya manusia
yang berkualitas, guna memenuhi kebutuhan pembangunan dewasa ini dan masa
kuat untuk meraih sesuatu yang dicita-citakan. Motivasi yang tumbuh baik secara
internal maupun eksternal. Dengan motivasi yang kuat diharapkan dapat memacu
1
2
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan yang Maha Esa, serta berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demoktratis serta bertanggung jawab.1
oleh adanya sikap dan prilaku yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
serta budi pekerti yang luhur, sangat diharapkan dalam rangka mencapai tujuan
nasional.
yang mantap dan dinamis, juga dapat membantu tercapainya tujuan nasional yaitu
kepada para pelaku pendidikan, terutama motivasi para siswa yang merupakan
harapan bangsa untuk memacu prestasi dalam segala bidang, agar menjadi
generasi-generasi yang siap dalam menghadapi tantangan masa kini dan masa
Masih banyak siswa yang memiliki prestasi belajar yang rendah dan
mengecewakan, hal tersebut diduga karena salah satu faktor penyebabnya adalah
motivasi belajar mereka yang lemah dan tidak adanya rasa tanggung jawab
1
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta:
Kloang Klede, 2003) h. 1
3
terhadap pendidikan yang sedang mereka tempuh. Karena tidak adanya visi ke
yang kuat yang ditumbuhkan oleh peserta didik, terutama oleh guru yang sebagai
pengajar, agar para siswa selalu terdorong untuk mengembangkan potensi yang
dkk, mengemukakan bahwa faktor-faktor pendidik itu ada lima macam, di mana
faktor yang satu dengan yang lainnya mempunyai hubungan yang erat.
1. Anak didik
2. Pendidik
3. Tujuan pendidikan
4. Alat-alat pendidikan
5. Milleu/lingkungan.2
Dari kelima faktor-faktor tersebut antara yang satu dengan yang lain
pendidikan agama yang dilaksanakan. Dengan demikian, jika salah satu faktor
tersebut tidak saling melengkapi, maka proses belajar mengajar tidak akan
2
Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1991). Cet
ke-8, h. 28
4
berjalan secara efektif. Oleh sebab itu, kelima faktor pendidikan tersebut dalam
yang unik dan pasti berbeda satu sama lainnya yang semestinya dapat lebih
obyek pendidikan dan hanya diharuskan tiga D (duduk, diam, dengar) di dalam
kelas. Padahal sesungguhnya mereka adalah makhluk unik yang termulia yang
manusia berpikir maka merupakan cerminan jiwa dan gambaran kehidupan serta
eksistensi kehidupan itu sendiri. Dengan berpikir seperti itu maka sesungguhnya
sebuah kualitas.3
menyentuh tatanan praktis yang dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pada pasal 1ayat 1, dijelaskan
bahwa; “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
3
Am. Rukky Santoso, Mengembangkan Kemampuan Otak Kanan Anak-Anak (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2002) h. XIX
5
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
tersebut dapat direalisasikan maka out put yang dihasilkan lebih optimal bila
Oleh karena itu kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien tidak
akan lepas dari cara atau metode mengajar yang diterapkan oleh seorang guru,
salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru adalah menguasai materi
materi guru juga harus mampu menyampaikan materi tersebut secara baik
sehingga siswa dapat menyerap materi yang akan disampaikan dengan baik pula.
Ciri pengajaran yang berhasil salah satu diantaranya dilihat dari kadar
kegiatan siswa belajar. Makin tinggi kegiatan belajar siswa makin tinggi pula
pengajaran tidak akan memberikan hasil yang baik”.6 Keberhasilan siswa belajar
itu tidak hanya sekedar berhasil belajar, tetapi keberhasilan yang ditempuhnya
4
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, Op Cit, h. 3
5
Russeffendi, Pengajran Matematika Modern Untuk Orang Tua Murid, Guru dan SPG, seri
5( Bandung: Tarsito, 1980), h. 19
6
Abu Ahmadi dan Djoko Triprastya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia,
1997), Cet. Ke-1, h. 13
6
dengan belajar aktif. Belajar dengan aktif dapat menyebabkan ingatan kita
mengenai yang kita pelajari itu lebih lama dan pengetahuan kita menjadi lebih
luas dibandingkan dengan belajar pasif. Guru yang profesional akan mampu
metode karya wisata. Metode ini dapat digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar untuk memberikan suasana baru bagi anak didik. Hal ini diterapkan
karena untuk mengaplikasikan pelajaran yang didapat oleh siswa dalam kelas ke
Kegiatan belajar siswa melalui metode ini akan mendorong siswa agar
pokok dari suatu materi pembelajaran dan mencoba memikirkan hubungan antara
firman Allah
˳ϥ˸ϭ˵ί˸Ϯ͉ϣ ˳Ί˴η ˷˶Ϟ˵ϛ ˸Ϧ˶ϣ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ Ύ˴Ϩ˸Θ˴Β˸ϧ˴˴ϭ ˴ϲ˶γ˴ϭ˴έΎ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ Ύ˴Ϩ˸ϴ˴Ϙ˸ϟ˴˴ϭ Ύ˴Ϭϧ˸Ω˴Ϊ˴ϣ ˴ν˸έ˴Ύ˸ϟ˴ϭ
˴Ϧ˸ϴ˶ϗ˶ί˴ή˶ΑϪ˴ϟ˸Ϣ˵Θ˸δ͉ϟ˸Ϧ˴ϣ˴ϭ˴ζ˶ϳΎ˴ό˴ϣΎ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ˸Ϣ˵Ϝ˴ϟΎ˴Ϩ˸Ϡ˴ό˴Ο˴ϭ
Artinya: “Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya
gunung-gunung dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu
menurut ukuran. Dan kami telah menjadikan untukmu di bumi
keperluan-keperluan hidup, dan makhluk-makhluk yang kamu
sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya. (Depag RI. Q.S
Hijr:19-20)”
Dari ayat di atas menjelaskan bahwa alam atau lingkungan di sekitar kita
Keberhasilan metode karya wisata harus didukung adanya kerjasama antara guru
dan siswa. Maksudnya guru harus mampu memotivasi siswa untuk mengikuti
pelajaran dengan metode karya wisata ini, dan bagi siswa harus memiliki sikap
Sikap adalah cenderung relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik
atau buruk terhadap orang atau barang tertentu.7 Jadi dengan adanya sikap yang
positif dari siswa terhadap pengajaran dengan metode karyawisata diharapkan dapat
mempengaruhi motivasi belajar siswa. Hal inilah yang mendorong penulis untuk
mengakaji lebih luas lagi dalam sebuah karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan
Barat)
1. Pembatasan Masalah
7
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2002), h.14
8
yang menjadi pokok masalah adalah apakah pengajaran Pendidikan Agama Islam
khususnya yang sesuai dengan materi, seperti Sejarah Kebudayaan Islam, Akidah
Akhlak, Fiqih.
rekreasi saja, akan tetapi juga di tempat-tempat lain yang bisa dikunjungi sesuai
2. Perumusan Masalah
menimbulkan motivasi belajar siswa, khususnya pada bidang studi agama Islam.
C. Metode Pembahasan
bacaan yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang dibahas dalam
skripsi ini.
9
lapangan.8
D. Tujuan Penelitian
F. Sistematika Penulisan
penulisan.
pendidikan agama Islam, tujuan pendidikan agama Islam, metode karya wisata,
8
Herawan Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1993), h. 10
10
BAB III Metodologi Penelitian terdiri dari: waktu dan tempat penelitian
LANDASAN TEORI
awalan pe dan akhiran kan mengandung arti perbuatan (hal, cara, dan
bimbingan.
Bab I pasal I, dikatakan bahwa Pendidikan adalah “Usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
didasarkan kepada ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadits. Kata Islam berasal
_____________
1
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), cet. II
11
12
dari bahasa Arab; aslama, yuslimu, islaman, yang berarti berserah diri, patuh dan
tunduk.2
berikut:
adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai
dengan ajaran Islam atau suatu upaya dengan ajaran Islam, memikirkan,
(PAI) yaitu:
_____________
2
Zaid Huein Al-Hamid Kamus Al-Muyassar, (Pekalongan: PT Raja Murah, tth.), h. 44
3
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), cet. I, h.152
4
Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1996), cet II, h. 86
13
agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam mewujudkan
persatuan nasional.5
kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam agar nantinya setelah selesai
agama Islam itu suatu pandangan hidupnya demi keselamatan hidup dunia dan
akhirat kelak.
(SMP) semua bidang studi agama tersebut dirangkum menjadi satu pada mata
pelajaran tersebut antara lain mampu membaca al-Qur’an dengan fasih (al-
Qur’an), beriman kepada Allah, kitab Allah, Rasul Allah, dan hari akhir
tentang shalat wajib, mengerti tentang zakat, dan memahami tentang ibadah haji
(fiqih), dan memahami keadaan masyarakat Mekkah pra dan pasca datangnya
_____________
5
Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999). cet. I, h. 74
14
agama Islam, memahami tentang kehidupan agama dan kabilah, dan mengerti
global.
Tujuan pendidikan agama (Islam) mempunyai tujuan yang luas dan dalam,
seluas dan sedalam kebutuhan hidup manusia sebagai makhluk individu dan
sebagai makhluk sosial. Tujuan itu meliputi seluruh aspek yaitu meliputi aspek
SWT.
_____________
6
Departemen Agama RI, Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam, Op. Cit, h. 48
15
komunitas sekolah.7
seluruh kompetensi dasar perilaku terpuji dapat dilakukan tidak beraturan. Peran
semua unsur sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam
tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
agama Islam adalah terbentuknya insan kamil dengan pola taqwa. Insan kamil
_____________
7
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SMP, MTs, dan SMPLB, Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam.
8
Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999). cet. I, h. 74
16
dengan pola taqwa yang terbentuk dapat mengalami perubahan bertambah dan
berkurang. Oleh karena itu, orang yang sudah bertaqwa dalam bentuk insan kamil
antara jasmani dan rohani, pribadi, dan masyarakat (sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial), serta aktivitas untuk dunia dan akhirat yang akan membawa
setiap manusia (muslim) yaitu mencari kebahagiaan dunia dan akhirat. Hal ini
juga sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 201:
˴Ώ˴ά˴ϋΎ˴Ϩ˶ϗ˴ϭ˱Δ˴Ϩ˴δ˴Σ˶Γ˴ή˶Χ˴Ϸ˸ϲ˶ϓ˴ϭ˱Δ˴Ϩ˴δ˴ΣΎ˴ϴ˸ϧ͊Ϊϟϲ˶ϓΎ˴Ϩ˶Η˴˯˴Ϩ͉Α˴έ˵ϝϮ˵Ϙ˴ϳϦ͉ϣϢ˵Ϭ˸Ϩ˶ϣ˴ϭ
˶έΎ͉Ϩϟ
Artinya: “Dan diantara mereka ada yang berdo’a, wahai Tuhan jika kami
anugerahilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan
peliharalah kami dari api neraka”.10
_____________
9
H.M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet. Ke-1, h.
109
10
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara
Penerjemah/Penafsir Al-Qur’an, 1971), h. 911
17
yaitu cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud.11
sedangkan karya wisata adalah berpergian atau mengunjungi suatu objek dalam
Menurut Mahfudh Salahudin, metode adalah suatu cara yang paling tepat
b. Merupakan alat mencapai tujuan yang didukung oleh alat bantu mengajar,
_____________
11
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1989), Cet, Ke-2, h. 530
12
Ibid, h.393
13
Mahfudh Salahudin, Metodologi Pendidikan Agama, (Surabaya: Bina Ilmu 1981), h. 29
14
Zuharini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional 1983 ), Cet, Ke-
8, h. 79
18
diperlukan pengetahuan tentang tujuan itu sendiri. Perumusan tujuan yang sejelas-
memilih metode mengajar yang tepat, karena kekaburan dalam tujuan yang
metode yang tepat. Apa yang ingin dituju oleh suatu program bidang studi
melalui unit pengajaran, semua termasuk dalam ruang lingkup dari metodologi.
agar siswa dapat mengalami maksud dan makna agama oleh karena itu seorang
pendidik harus mampu memiliki dan melaksanakan metode yang tepat dan
bervariasi.15 Metode yang tepat dan bervariasi dalam mengajarkan mata pelajaran
dalam bidang studi agama (Islam) salah satunya dengan cara mengajak para siswa
museum, yang salah satunya bertujuan untuk menjelaskan kepada para siswa
bahwa ciptaan Tuhan Yang Maha Esa itu harus kita syukuri keberadaannya
karena di alam semesta ini terdapat berbagai macam ilmu pengetahuan oleh
karenanya harus kita lestarikan agar tidak cepat rusak atau punah.
Dengan hal ini Allah berfirman dalam surat al-Ghaasyiah ayat 17,18,19:
Ζ˴ό˶ϓ˵έ˴ϒ˸ϴ˴ϛ˶˯˴Ϥ͉δϟ˴ϰϟ˶·˴ϭͼ˺̀ͽ˸Ζ˴Ϙ˶Ϡ˵Χ˴ϒ˸ϴ˴ϛ˶Ϟ˶Α˶Ϲ˸˴ϰϟ˶·˴ϥϭ˵ή˵ψϨ˴ϳ˴ϼ˴ϓ˴
ͼ˺̂ͽ˸Ζ˴Β˶μ˵ϧ˴ϒ˸ϴ˴ϛ˶ϝΎ˴Β˶Π˸ϟ˴ϰϟ˶·˴ϭͼ˺́ͽ
_____________
15
Mahfudh Salahudin, Loc. Cit
19
Dengan metode karya wisata tersebut di atas akan membuat para siswa
teknik penyampaian bahan pelajaran kepada para siswa, agar siswa dapat
menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna oleh siswa dengan
baik. Dalam memilih metode mengajar yang harus diperhatikan oleh seoarang
pendidik adalah filsafat pendidikan, tujuan pelajaran yang hendak dicapai, anak
didik yang kondusif, dan bahan pelajaran yang akan disampaikan. Jadi metode
Metode bukan suatu tujuan, melainkan suatu cara untuk mencapai tujuan
dengan sebaik-baiknya. dapat dipahami bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam
setiap kegiatan belajar mengajar adalah bagaimana perubahan yang diharapkan itu
terjadi, metode mana yang dianggap paling tepat untuk menimbulkan perubahan
lainnya untuk mencapai tingkah laku yang diharapkan. hal ini disebabkan karena
_____________
16
Universitas Islam Indonesia, Al-Qur’an dan Tafsirnya, ( PT. Verisia Yogya Grafika 1995),
h.687-688
20
tidaklah dapat dipisahkan dari tujuan yang hendak dicapai. Apakah tujuan itu
maupun psikomotorik.
pendidikan dan pengajaran, kerena metode merupakan sarana dari segala macam
agar tercapai hasil yang memuaskan. Tanpa metode, maka hasil kerja tidak akan
pelajaran, minat, dan kemampuan anak didik. Maka salah satu cara untuk
Terkadang dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak untuk ke luar
kelas (sekolah), hal ini bertujuan untuk meninjau tempat-tempat tertentu atau
21
objek-objek yang berkaitan dengan pelajaran. hal ini diharapkan bukan hanya
sekedar untuk rekreasi saja, akan tetapi untuk belajar atau memperdalam
karya wisata adalah “cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke
suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau
pabrik, bengkel, tempat-tempat ibadah, dan lain sebagainya. Metode karya wisata
mempunyai sinonim kata, antara lain widya wisata dan study tour.17 Tujuan dari
karya wisata antara lain adalah untuk memperluas wawasan. Mufasir terkenal,
dan ketika itu ia mendidik jiwanya untuk bersabar. Mungkin juga ia menemui
tidak dimilikinya. Selain itu, ia juga dapat menyaksikan aneka ragam perbedaan
ciptaan Allah SWT. Walhasil, perjalanan wisata mempunyai dampak yang kuat
dalam kehidupan beragama seseorang yaitu dengan bertambah imannya, hal ini
_____________
17
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), Cet.
Ke-2, h. 105-106
22
˵Ϫ˵ΗΎ˴ϳ˴˯˸Ϣ˶Ϭ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ˸Ζ˴ϴ˶Ϡ˵Η˴Ϋ˶·˴ϭ˸Ϣ˵Ϭ˵ΑϮ˵Ϡ˵ϗ˸Ζ˴Ϡ˶Ο˴ϭ˵Ϳ˴ή˶ϛ˵Ϋ˴Ϋ˶·˴Ϧϳ˶ά͉ϟ˴ϥϮ˵Ϩ˶ϣ˸Ά˵Ϥ˸ϟΎ˴Ϥ͉ϧ˶·
˴ϥϮ˵Ϡ͉ϛ˴Ϯ˴Θ˴ϳ˸Ϣ˶Ϭ͋Α˴έϰ˴Ϡ˴ϋ˴ϭΎ˱ϧΎ˴Ϥϳ˶·˸Ϣ˵Ϭ˸Η˴Ω˴ί
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang
apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila
dibacakan kepada mereka Ayat-ayat-Nya, bertambahalah iman mereka
(karenanya) dan kepada Rabblah mereka bertawakkal”18
memperoleh manfaat dari sejarah pribadi atau bangsa-bangsa (QS. 40:21), serta
diisyaratkan oleh Allah SWT dalam surat Al-Ankabut ayat 20 yang artinya:
kreatifitas siswa.
_____________
18
Op Cit, h. 702-703
19
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1994), Cet. Ke-6, h. 351-
352
23
permasalahan.20
lanjut.
sama dengan anak-anak sekalipun guru sudah mempunyainya. Hal-hal yang perlu
_____________
20
Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit, h. 106-107
24
materi pelajaran PAI dan aspek-aspek atau masalah yang akan dicapai.
wisata.
kemudian akan di laporkan kepada kelompok atau kelas. Mengerjakan tugas dapat
mengecek tugasnya yang telah disiapkan sebelumnya apakah telah dilakukan atau
belum.
25
c. Tindakan Lanjut
lanjut. Hal ini penting karena apa yang diamati seseorang atau kelompok tertentu
belum tentu diamati yang lain. Sedangkan tujuan karya wisata supaya semua
orang mengetahui semua aspek yang diselidiki. Karena itu dalam tindak lanjut ini
perlu ada presentasi atau laporan.kelompok yang diikuti dengan tanya jawab dan
diskusi.
Juga di dalam tindak lanjut ini diadakan penilaian tentang kegiatan mereka,
apakah karya wisata itu berjalan lancar, tertib dan bermanfaat? Kekurangan-
memperbaikinya.
C. Motivasi Belajar
tersebut.21 Belajar adalah perkara yang terpuji dan merupakan jalan menuju
kemuliaan. Dari Syifa’ binti Abdillah berkata: “Telah masuk kepada Nabi
Muhammad SAW, dan aku berada di sisi Hafsah, maka Rasulullah bersabda
padaku:
ΪϤΣϩϭέ˴Δ˴ΑΎ˴Θ˶Ϝϟ˸Ύ˴Ϭ˴Θ˸Ϥ͉Ϡ˴ϋΎ˴Ϥ˴ϛ˵Δ˴Ϡ˸Ϥ͉Ϩϟ˸˵Δ˴ϴ˶ϗέ˴ˬΔ˴μ˸ϔ˴Σϰ˶Ϩ˸ό˴ϳ˶ϩ˶άϫ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˷˶Ϡ˴ό˵ΗΎ˴ϟ˴
_____________
21
Bobbi De Porter, Mark Reoardon, dan Srah Seinger-Nourie, Quantum Teaching, (Bandung:
Kaifa, 2003), Cet. Ke-12, h. 29
22
Al-Musnad Lil Imam Ahmad bin Hambal, Hadits ke 27163, hal. 312
27
kekuasaan,23 tetapi tujuan belajar itu sendiri untuk mengetahui metode pendidikan
psikologis yang turut berpengaruh dan berkaitan erat. Motivasi itu sesungguhnya
dorongan, atau daya pembangkit bagi terjadinya suatu prilaku. Dorongan dalam
proses gerakan itu pada dasarnya adalah rangsangan pembangkit bagi terjadinya
fungsi ganda yaitu sebagai pembangkit aktivitas individu dan sebagai penyeleksi
secara optimal.
Motivasi terdiri dari beberapa pengertian antara lain dalam bahasa Inggris
yakni motive yang artinya penggerak.25 Dan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar
atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu atau
perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan,
atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah laku
merupakan daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan
_____________
26
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1989), Cet. Ke-2, h. 593
27
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000),
Cet. Ke-11, h. 28
28
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1996),
Cet. Ke-11, h. 60
29
motif dan motivasi dapat diambil kesimpulan bahwa Motif adalah “Suatu tenaga
sedangkan motivasi adalah suatu kondisi yang tercipta atau diciptakan untuk
belajar siswa.30
seberapa besarnya motivasi yang ditimbulkan pada diri individu berarti pula
adanya reaksi-reaksi yang ingin dicapai. Jadi motivasi belajar sebagai sistem
bimbingan internal yang berusaha untuk menetapkan fokus anak dalam hal
belajar, namun harus berdiri pada dirinya sendiri dan berkompetisi melawan
_____________
29
WS. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT. Gramedia, 1996), h. 27
30
Amier Daien Indra Kusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,
1973), h. 162
31
Raymond J. Wlodkowski dan Judith H. Jaynes, Motivasi Belajar, (Jakarta: Cerdas Pustaka,
2004), Cet. Ke-2, h. 12
30
belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
suatu energi yang menggerakkan siswa untuk belajar tetapi juga sebagai suatu
Motivasi Belajar adalah “Dorongan atau kekuatan dalam diri siswa yang
dikehendaki siswa.
_____________
32
A. M. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004), cet. V, h. 75
33
Elida Prayitno, Motivasi dalam Belajar, (Jakarta: PPLPTK DepDikBud, 1989), h. 8
34
H.M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum Dan Perkembangan, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 1997 ), Cet. Ke-2, h. 131
31
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah dorongan yang berasal dari dalam diri seorang
anak atau siswa itu sendiri.35 Dorongan-dorongan dari dalam diri anak timbul
secara sadar dan terarah untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan, oleh
sebab itu keberadaan motivasi dalam diri anak mempunyai andil dan peran yang
besar.
Motivasi yang berasal dari dalam diri anak sendiri, tumbuh dari kebutuhan
yang hendak dipenuhi yang menyebabkan seseorang itu melakukan sesuatu. Jika
motivasi itu tumbuh dan bangkit dari orang yang belajar itu sendiri, maka
kegiatan belajar itu baik (hasil belajarnya efektif dan tahan lama).
1) Adanya kebutuhan
2) Adanya Pengetahuan
anak yang mengetahui hasil-hasil dan prestasinya sendiri akan merasa senang dan
bangga, karena dia mengetahui kekurangan Dan kelebihan atau kemajuan yang
terjadi pada dirinya. Hal ini pula yang mendorong anak untuk belajar lebih giat.
_____________
35
Amir Daien Indrakusumah, Loc. Cit
32
cita itu, sehingga gambaran mengenai cita-cita semakin jelas dan tegas.
Anak ingin menjadi sesuatu, seperti menjadi dokter atau insinyur, cita-
cita itulah yang mendorong anak untuk terus berusaha dan belajar demi
sebagaimana mestinya
b. Motivasi Ekstrinsik
anak. Seorang guru atau pendidik dapat memberikan motivasi terhadap anak
didiknya dengan beberapa cara diantaranya dalam proses belajar mengajar, guru
dapat menggunakan metode yang tepat dan relevan. Sehingga anak didik
samping itu fungsinya sebagai alat pendidikan represif positif, ganjaran juga
merupakan alat motivasi, yaitu alat yang bisa menimbulkan motivasi ekstrinsik.
Ganjaran dapat menjadikan pendorong bagi anak untuk belajar lebih baik dan
lebih giat lagi. Seorang guru atau pendidik dapat memilih macam-macam
yaitu:
_____________
36
Ibid, h.163-164
34
barang, tetapi dalam bentuk surat atau sertifikat sebagai simbol atau tanda
2) Hukuman
pendidikan yang bersifat negatif, namun demikian dapat juga menjadi alat
tindakan yang dijatuhkan kepada anak secara sadar dan sengaja, sehingga
menimbulkan nestapa. Dan dengan adanya nestapa itu akan menjadi sadar akan
perbuatan, dan bukan sebagai hardikan atau balas dendam. Sedangkan menurut
Muhammad ‘Athijah Al-Abrasjy, ada tiga syarat jika ingin menghukum anak
hukuman itu. Dalam hal ini ada dua macam prinsip mengadakan hukuman yaitu:
3) Persaingan/kompetisi
kompetisi menjadi pendorong bagi seorang anak , tetapi kompetisi dapat pula
di dalam diri individu, dan motivasi ekstirnsik artinya dapat dibentuk dari luar
individu. Motivasi ini bisa kuat dan lemah karena ada beberapa hal yang
_____________
40
Amir Daien Indrakusumah, Op. Cit, h. 147
41
Ibid, h. 165
36
1) Kematangan anak
individu matang secara fisik, psikis dan sosial. Karena apabila tidak
kapasitas anak dan sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan anak, usaha
yang bertujuan dapat dicapai dengan motivasi yang tidak banyak. Semakin jelas
Setiap usaha harus ada tujuan yang jelas dan usaha tersebut harus segera
diberitahukan hasilnya karena hal tersebut akan membawa pengaruh yang besar
bagi orang yang mengerjakannya. Oleh karena itu hasil pekerjaan harus
_____________
42
Mustaqim, dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991), Cet.
Ke-1, h. 75-77
37
merupakan motivasi yang negatif yang didasari dengan rasa takut. Orang yang
patuh karena takut akan lekas tidak penuh apabila takutnya hilang dan telah
5) Partisipasi
untuk berpartisipasi. Oleh karena itu seorang guru harus memberikan kesempatan
_____________
43
Zakiyah Daradjat, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1995), Cet. ke-1, h. 144
38
6) Perhatian
Karena perhatian merupakan intregitas antara motif dan sikap, dan tergantung dari
rangsangan yang diberikan. Bila orang sedang dikuasai motif tertentu, maka
perhatiannya pun akan tertuju pada hal-hal yang sesuai dengan motif yang
menguasainya.
Berdasarkan uraian diatas, motivasi belajar yang terdapat pada diri anak
akan tujuan yang hendak dicapainya. Semakin luas dan semakin sadar seorang
akan tujuan yang hendak dicapai akan semakin kuat pula motivasi untuk
mencapainya.
2) Kualifikasi hasil
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Jakarta Barat, dan dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober
2006.
sejumlah massa (manusia atau bukan) yang terdapat satu kawasan tertentu aau
berada dalam satu unit kesatuan. Ada juga yang mengatakan bahwa populasi
(population) adalah as that portion of the universe to which researcher has acces.
Dari definisi terakhir ini, populasi disebut juga universe.1 Adapun populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SMP Padindi Kalideres-Jakarta Barat
besarnya sampel yang penulis ambil sebanyak 50% dari jumlah siswa-siswi kelas
1
Aminuddin Rasyad, Metode Riset Pendidikan, (Jakarta: Fakultas Tarbiyah, ,2002), Jilid 1,
Cet. Ke-4, h. 62
2
Nana Sunjaya, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989), h. 84
40
41
menggunakan cara random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak tanpa
prakteknya.
C. Variabel Penelitian
“ubahan”, “Faktor tidak tetap”, atau “gejala yang dapat diubah-ubah3”. Variabel
1. Variabel penggunaan metode karya wisata dalam upaya. Variabel ini sebagai
huruf X.
3
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo persada, 1977), cet.
VIII, h. 33
42
D. Instrumen Penelitian
Tabel. 1
Jumlah 10
43
Tabel. 2
Kisi-kisi Alat Pengumpul Data Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi
Agama Islam
1. Observasi
gejala yang tampak pada objek penelitian.4 Dalam penelitian ini penulis
2. Wawancara
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.
Dalam wawancara selalu ada dua pihak yaitu pihak pencari informasi dan pihak
guru bidang studi agama Islam untuk megetahui sejauh mana penggunaan metode
karya wisata dalam upaya meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari mata
4
Ibid, h. 129
5
Ibid, h. 135
45
3. Angket
Jakarta Barat. yang menjadi objek penelitian. Angket yang disebarkan kepada
responden terdiri dari 20 item pertanyaan, yang terbagi dalam dua bagian. Bagian
data tentang efektifitas dan efesiensi pelaksanaan metode karya wisata dalam
bidang studi agama Islam. Bagian kedua berisi 10 pertanyaan yakni no.
tepat untuk mencapai tujuan penelitian adalah teknik deskriptif analisis yaitu data
yang terkait dengan topik dihimpun, kemudian dianalisis dan dipaparkan dalam
bentuk deskripsi.
digunakan untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan
46
hanya oleh orang yang meneliti, tapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui
hasil penelitian.
1. Editing
editing. Pada tahap ini dilakukan pengecekan terhadap pengisian angket. Setiap
angket harus diteliti satu persatu mengenai kelengkapan, kejelasan, dan kebenaran
2. Skoring
yang terdapat dalam angket. Setiap pertanyaan dalam angket terdapat empat
Karya Wisata Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang
Tabel. 3
1 4 3 2 1
Tabel. 4
3. Tabulating
F
P = --- x 100 %
N
Keterangan: P = Prosentase
F = Frekuensi jawaban
N = Jumlah responden
Belajar Siswa Pada Bidang Studi Agama Islam). Maka dalam penelitian ini
48
dari pearson. Adapun rumus dari korelasi product moment tersebut. Yaitu :
N xy – (x) (y)
r xy =
[Nx2 – (x)2 ] [ Ny2 – (y)2
Keterangan:
N : Number of cases
moment. Yaitu memberi interpretasi terhadap rxy atau ro, serta menarik
Tabel. 5
Interpretasi rxy
Besarnya “ r ” Product
Moment Interpretasi
(rxy)
0,00 – 0,20 Antara Variabel X dan Variabel Y memang terdapat
korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau
rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap
49
KD = r2 x 100
BAB IV
HASIL PENELITIAN
didirikan pada tahun 2001 sedangkan penggunaan gedung tersebut dimulai pada
tahun 2002. Dalam rangka mengantisipasi masa depan yang belum menentu kita
harus menyiapkan diri apa yang terjadi, sehingga tidak akan diombang-
telah ditetapkan oleh pemerintah. Dalam hal ini suatu lembaga pendidikan
banyak pihak antara lain pemerintah, masyarakat, orang tua, siswa, bahkan para
a. Landasan
50
51
dicintai dan menjadi kebanggaan masyarakat luas dan dapat bersaing dengan
1. Membentuk peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT
kependidikan yang bervariatif baik dari jenis kelamin, jabatan maupun pendidikan
Tabel. 6
Keadaan Guru SMP Padindi
Ijazah
N0 Nama guru L/P Jabatan/Bidang Studi
Terakhir
1. Dra. Hj. Laheni L Kepsek/Matematika S2
52
sekolah tersebut memiliki beberapa kelas yang cukup dari kelas I-1 s/d I-3, Kelas
II-1 s/d II-3,dan kelas III hanya 2 kelas, seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel. 7
dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar mulai dari
ruang sekolah yang memadai maupun sarana yang lain seperti pada tabel
berikut ini:
Tabel. 8
10 Ruang BP 1 Baik
11 Ruang Keterampilan 1 Baik
14 Musholla 1 Baik
15 Lapangan Upacara 1 Baik
16 Ruang Dinas Petugas 1 Baik
17 Lapangan Olah Raga 1 Baik
5. Struktur Organisasi
Yayasan
Moh. Padindi
Tata Usaha
Lisnawati
Guru-guru
B. Deskripsi Data
meningkatkan motivasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam
di SMP Padindi Kalideres Jakarta Barat, penulis dapatkan melalui angket yang
diberikan kepada sampel yaitu siswa kelas III SMP Padindi Kaliders Jakarta Barat
yang berjumlah empat puluh tiga responden. Selain itu penulis juga memperoleh
Guru Agama SMP Padindi Kalideres untuk mendapatkan data mengenai upaya-
upaya yang dilakukan guru Agama dalam menggunakan metode karya wisata di
peneliti menggunakan jawaban hasil angket yang telah disebarkan kepada siswa
Tabel. 9
Minat
No. Nama Responden Kelas
(X)
1 Agung R 17 III
2 Achmad Romi 29 III
3 Achmad Fauzi 27 III
4 Eka Riswati 13 III
5 Eki Rahmad Dani 29 III
56
Mx = X
N
Keterangan: Mx : Mean
x : Jumlah Variabel
N : Number of Cases
Mx = 981 = 22,81
43
Sedangkan untuk data Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa Pada
Bidang Studi Agama Islam) peneliti menggunakan jawaban hasil angket yang
telah disebarkan kepada siswa kelas III seperti pada tabel berikut:
Tabel. 10
Skor Variabel Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Agama Islam (Y)
Minat
No Nama Responden Kelas
(X)
1 Agung R 20 III
2 Achmad Romi 33 III
3 Achmad Fauzi 29 III
4 Eka Riswati 29 III
5 Eki Rahmad Dani 34 III
6 Hendra Jaya 20 III
7 Heru Asep 21 III
8 Inah 28 III
9 Kurniati 32 III
10 Fahmi 27 III
11 Fitriah 31 III
12 Lusi Yulitha 30 III
13 Latifah 30 III
14 Linda Suryani 24 III
15 M.Mursada 20 III
58
16 M.Qurtubi 25 III
17 Meli Saropah 24 III
18 Mika Arsella 28 III
19 M.Apriyanto 31 III
20 Milawati 27 III
21 Malik Jamaludin 32 III
22 Nuraini 27 III
23 Novia Angraini 30 III
24 Novia 25 III
25 Novianti 29 III
26 Rudi. S 30 III
27 Rendi 30 III
28 Retno Permatasari 32 III
29 Reni Dias Tuti 24 III
30 Rina Anggraeni 26 III
31 Rendi. F 22 III
32 Rizwan Hamdi 33 III
33 Sri Maryati 30 III
34 Siti Umayyah 24 III
35 Sukmadi Firdaus 26 III
36 Sri Ulfathul M 32 III
37 Tarti 27 III
38 Tiwi 27 III
39 Tika 31 III
40 Tuti Wirayanti 32 III
41 Yunadi Ilmiah 22 III
42 Yanti 27 III
43 Zaenal Abidin 28 III
Total 1189
Untuk mengetahui nilai rata-rata skor Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang
Mx = x
N
Keterangan: Mx : Mean
x : Jumlah Variabel
N : Number of Cases
59
Mx = 1189 = 27,65
43
sebagai berikut:
P = F x 100 %
N
Keterangan :
F : Frekwensi Jawaban
N : Banyaknya Responden
1. Analisis Data
Data statistik yang akan dianalisa adalah skor-skor dari penyebaran angket
siswa yang ditemukan di lapangan, kemudian data tersebut diolah dalam bentuk
Tabel. 11
Guru menggunakan study tour dalam setiap pengajaran PAI
yaitu sebanyak 67% di SMP Padindi tidak pernah menggunakan media study
tour dalam pengajaran PAI, dan hanya 33% yang menggunakan metode study
tour.
Tabel. 12
Keuntungan dari study tour yang dilaksanakan oleh sekolah
mendapat keuntungan dari metode study tour, dan selebihnya 37% hanya
Tabel.13
Pembelajaran dengan study tour membuat siswa lebih termotivasi dalam
belajar materi Pendidikan Agama Islam
tidak merasa lebih termotivasi dengan metode study tour yaitu sebanyak 65%,
Tabel. 14
Dengan study tour dapat menambah kreatifitas siswa dalam belajar
kreatiftas siswa. Hal ini ditunjukkan 65% siswa menjawab selalu dan hanya
Tabel. 15
Pembelajaran dengan study tour lebih memudahkan siswa memahami
pelajaran materi Pendidikan Agama Islam
Berdasarkan tabel ini dengan metode study tour sebanyak 42% siswa
merasa terbantu dalam memahami pelajaran PAI dan 21% lainnya menjawab
kadang-kadang terbantu.
Tabel. 16
Pembelajaran dengan metodologi study tour yang digunakan guru PAI dapat
memperluas pengetahuan siswa
Tabel. 17
Dalam menerangkan materi fiqih yang berkenaan dengan pembahasan jual beli,
guru mengajak siswa pergi ke pasar (tempat perniagaan)
materi jual beli. Hal tersebut dapat ditunjukkan bahwa sebagian besar
sebanyak 88% siswa tidak pernah diajak, dan hanya 12% lainnya mengiyakan.
Tabel.18
Dalam menjelaskan materi Sejarah Kebudayaan Islam, guru PAI mengajak
siswa mengunjungi tempat-tempat bersejarah (museum)
Hal ini ditunjukkan sebagian besar siswa, yaitu 56% meniadakan, dan 44%
Tabel. 19
Guru memperaktekkan cara manasik haji ketika menerangkan tentang
pembahasan ibadah haji
pernah mempraktekan cara manasik haji kepada siswa, dan hanya 18% yang
mempraktekkannya.
Tabel. 20
Dalam menerangkan materi Aqidah Akhlak yang berkenaan dengan
pelestarian alam, guru mengajak siswa ke perkebunan
Tabel. 21
Memperhatikan penjelasan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam yang
diberikan guru Agama dengan baik
Tabel. 22
Untuk lebih memahami pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa belajar
kembali di rumah
Tabel. 23
Belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di rumah dengan jadwal
yang teratur
kadang saja mempelajari PAI di rumah dengan jadwal teratur, sedang 22%
Tabel. 24
Sikap tidak cepat putus asa ketika mengalami kesulitan dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam
Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan
A Selalu 12 28%
B Sering 5 12%
C Kadang-kadang 23 53%
D Tidak pernah 3 7%
Jumlah Total 43 100%
merasa tidak cepat putus asa ketika mengalami kesulitan dalam mempelajari
Tabel. 25
Merasa tertantang untuk mampu mengerjakan tugas pelajaran Pendidikan
Agama Islam yang sulit
tertantang dengan mata pelajaran PAI, dan 54% menjawab hanya terkadang
Tabel. 26
mengajak teman untuk berdiskusi jika menemukan kesulitan dalam belajar
Pendidikan Agama Islam
Tabel. 27
Dapat menyelesaikan tugas/PR mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
dengan usaha sendiri tanpa bantuan orang lain
dengan usaha sendiri tanpa bantuan orang lain, dan sisanya hanya 26% yang
68
sendiri.
Tabel. 28
Jika mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kosong maka siswa mempelajari
kembali materi sebelumnya
PAI kosong, dan lainnya hanya 19% sering mempelajari kembali materi
Tabel. 29
Ingin Mencapai Prestasi Yang Tinggi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam
mencapai prestasi yang tinggi pada mata pelajaran PAI, dan hanya 18% saja
69
yang kurang semangat dalam meraih prestasi yang tinggi pada mata pelajaran
PAI..
Tabel. 30
Senang jika hasil prestasi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam lebih baik
dari sebelumnya
senang jika hasil prestasi mata pelajaran PAI lebih baik dari sebelumnya, dan
Kemudian dari data di atas akan diolah lagi untuk mencari korelasi
antar 2 variabel dengan tabel kerja yang diuraikan pada tabel di bawah ini:
Tabel. 31
Butir Soal
NO NAMA JML
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Agung R 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 17
2 Achmad Romi 4 4 4 3 4 3 2 1 3 1 29
3 Achmad Fauzi 3 4 3 2 3 2 2 1 4 3 27
4 Eka Riswati 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 13
5 Eki Rahmad Dani 4 4 4 3 4 3 2 1 3 1 29
6 Hendra Jaya 4 2 2 2 1 2 2 2 2 2 21
7 Heru Asep 1 3 2 3 2 2 4 4 2 2 25
8 Inah 1 4 1 4 1 1 1 4 1 1 19
9 Kurniati 1 4 1 4 2 2 1 1 1 1 18
10 Fahmi 3 4 3 4 4 4 1 3 2 1 29
11 Fitriah 4 4 3 4 4 4 1 4 3 2 33
12 Lusi Yulitha 1 2 1 4 4 4 1 1 1 1 20
13 Latifah 2 4 4 4 2 4 1 4 4 1 30
14 Linda Suryani 2 4 4 4 2 4 2 4 2 1 29
15 M.Mursada 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
16 M.Qurtubi 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 19
17 Meli Saropah 4 1 1 4 1 1 2 4 2 1 21
18 Mika Arsella 1 4 1 4 2 2 1 1 1 1 18
19 M.Apriyanto 4 4 2 4 3 2 1 1 2 2 25
20 Milawati 1 4 4 4 4 4 1 1 1 1 25
21 Malik Jamaludin 2 4 4 2 2 4 4 4 4 2 32
22 Nuraini 1 4 1 4 2 1 1 1 2 4 21
23 Novia Angraini 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 11
24 Novia 1 2 1 4 4 4 1 1 1 1 20
25 Novianti 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 13
26 Rudi. S 2 3 2 3 4 4 1 1 3 1 24
27 Rendi 4 4 2 2 2 4 4 4 1 4 31
28 Retno Permatasari 4 4 3 4 2 2 4 4 4 4 35
29 Reni Dias Tuti 1 4 4 2 2 2 2 4 1 1 23
30 Rina Anggraeni 1 4 2 4 2 4 2 1 1 1 22
31 Rendi. F 1 3 1 3 2 2 4 4 2 2 24
32 Rizwan Hamdi 1 1 4 2 2 3 1 2 2 1 19
33 Sri Maryati 1 4 1 4 1 1 1 4 1 1 19
34 Siti Umayyah 1 2 1 4 4 4 1 1 1 1 20
71
35 Sukmadi Firdaus 2 3 4 2 4 4 2 2 2 2 27
36 Sri Ulfathul M 1 2 2 2 4 2 1 1 1 1 17
37 Tarti 4 1 1 4 1 1 2 4 2 1 21
38 Tiwi 4 1 1 4 1 1 2 4 2 1 21
39 Tika 1 4 1 2 2 2 2 4 1 1 20
40 Tuti Wirayanti 4 4 4 4 4 4 2 3 1 1 31
41 Yunadi Ilmiah 2 2 1 4 3 1 1 1 1 1 17
42 Yanti 1 4 1 4 2 2 1 1 1 1 18
43 Zaenal Abidin 4 3 3 3 4 4 1 3 2 1 28
Jumlah 92 129 91 134 106 111 73 102 79 64 981
Tabel. 32
Butir Soal
No Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jml
1 Agung R 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
2 Achmad Romi 3 2 4 4 2 4 4 2 4 4 33
3 Achmad Fauzi 4 2 2 2 3 2 2 4 4 4 29
4 Eka Riswati 4 2 2 2 3 2 4 2 4 4 29
5 Eki Rahmad Dani 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 34
6 Hendra Jaya 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
7 Heru Asep 3 3 2 1 2 2 1 1 3 3 21
8 Inah 4 2 2 2 3 2 2 3 4 4 28
9 Kurniati 4 3 2 4 2 4 4 1 4 4 32
10 Fahmi 4 2 2 3 2 2 2 2 4 4 27
11 Fitriah 4 4 3 3 2 2 3 3 3 4 31
12 Lusi Yulitha 4 2 4 2 2 4 2 2 4 4 30
13 Latifah 4 2 2 4 2 4 2 2 4 4 30
14 Linda Suryani 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 24
15 M.Mursada 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
16 M.Qurtubi 2 2 2 2 4 3 2 3 3 2 25
17 Meli Saropah 4 2 4 2 2 3 2 2 2 1 24
18 Mika Arsella 4 2 2 3 2 4 2 1 4 4 28
19 M.Apriyanto 4 2 2 4 3 2 4 2 4 4 31
20 Milawati 2 2 2 2 4 4 2 1 4 4 27
21 Malik Jamaludin 2 2 2 4 4 4 4 2 4 4 32
22 Nuraini 4 2 2 2 4 2 2 1 4 4 27
23 Novia Angraini 4 4 2 4 3 2 3 2 4 2 30
24 Novia 4 2 2 2 2 4 2 1 2 4 25
25 Novianti 4 2 2 2 3 2 4 2 4 4 29
26 Rudi. S 4 2 2 4 4 4 2 2 4 2 30
27 Rendi 4 2 4 2 4 2 2 2 4 4 30
72
28 Retno Permatasari 4 4 2 3 2 3 2 4 4 4 32
29 Reni Dias Tuti 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 24
30 Rina Anggraeni 4 2 2 2 2 2 2 2 4 4 26
31 Rendi. F 3 3 2 1 2 2 1 2 3 3 22
32 Rizwan Hamdi 4 3 2 4 3 2 4 3 4 4 33
33 Sri Maryati 4 2 2 2 4 4 2 2 4 4 30
34 Siti Umayyah 4 2 2 2 2 3 2 1 2 4 24
35 Sukmadi Firdaus 2 4 2 4 3 2 2 1 3 3 26
36 Sri Ulfathul M 4 3 4 2 2 4 2 3 4 4 32
37 Tarti 3 2 1 2 4 4 2 1 4 4 27
38 Tiwi 4 2 4 2 2 3 2 2 2 4 27
39 Tika 2 2 3 4 3 3 4 2 4 4 31
40 Tuti Wirayanti 4 2 4 4 3 4 2 1 4 4 32
41 Yunadi Ilmiah 2 2 2 2 4 2 2 1 3 2 22
42 Yanti 4 2 2 3 2 3 2 1 4 4 27
43 Zaenal Abidin 4 4 2 1 2 4 2 3 2 4 28
Jumlah 146 101 101 112 116 123 104 84 150 152 1189
Tabel. 33
NO X Y XY X² Y²
2. Interpretasi Data
yakni:
rxy dari perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara variabel X dan
75
0,20 – 0,240 berarti terdapat korelasi positif antara variabel X dan variabel Y
karya wisata dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa pada bidang
metode karya wisata dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa pada
diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya, jika r hitung r tabel maka Ha ditolak dan Ho
diterima.
sebagai berikut :
df = N – nr
= 43 – 2
= 41
76
signifikansi 1% diperoleh rtabel = 0,398. Karena rxy atau ro pada taraf signifikansi 5
% lebih kecil dari rtabel atau rt, maka pada taraf signifikansi 5 % Hipotesa Nol
(Ho) ditolak, sedang Hipotesa Alternatif (Ha) ditolak, berarti bahwa pada taraf
daripada rtabel (0,398 0,257), maka pada taraf signifikansi 1% itu Hipotesa Nol
(Ho) diterima, sedang Hipotesa Alternatif (Ha) ditolak. ini berarti bahwa untuk
belajar siswa pada bidang studi Agama Islam tidak dapat dipengaruhi oleh
penggunaan metode karya wisata, hal tersebut dapat dilihat karena tidak ada
Upaya) dan variabel Y (Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi
Agama Islam) dan masuk pada kategori korelasi yang lemah atau rendah.
berikut:
77
KD = r2 x 100
= 0,066x 100
= 6,6
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di SMP Padindi
1. Motivasi siswa belajar pada bidang studi Agama Islam tidak ditentukan oleh
lemah atau rendah terhadap motivasi belajar siswa pada bidang studi Agama
Islam.
wisata dalam tingkat atau kategori cukup, dan akan lebih mewujudkan hasil
78
79
dapat memberikan motivasi lebih bagi siswa untuk belajar Pendidikan Agama
Islam.
B. Saran
variatif. Dalam hal ini guru diharapkan lebih intensif menggunakan metode
yang efektif dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru hendaknya
Ahmadi, Abu dan Triprastya, Djoko, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka
Setia, 1997
Daradjat, Zakiyah, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara,
1995
Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002
Hamid, Zaid Huein Al, Kamus Al-Muyassar, Pekalongan: PT Raja Murah, tth
Kusuma, Amier Daien Indra, Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional,
1973
M. Echol, Jhon dan Sadily, Hasan, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
1989
Mustaqim, dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991
Miqbal, Abdul Aziz Al, 50 Bunga Nasihat buat Ukhti Muslimah, Solo: Hijr, 1993
80
81
Russeffendi, Pengajran Matematika Modern Untuk Orang Tua Murid, Guru dan
SPG, seri 5, Bandung: Tarsito, 1980
Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SMP, MTs, dan SMPLB, Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Sunjaya, Nana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 1989
Universitas Islam Indonesia, Al-Qur’an dan Tafsirnya, PT. Verisia Yogya Grafika
1995
Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2000
82
Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional, 1991