You are on page 1of 89

PENGGUNAAN METODE KARYA WISATA DALAM UPAYA

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA


BIDANG STUDI AGAMA ISLAM
(Studi Kasus di SMP Padindi Kalideres Jakarta Barat)

Disusun Oleh:

TEGUH SUPARDIYANTO
NIM: 101011020698

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1427 H / 2006 M
KATA PENGANTAR

ϢϴΣήϟ΍ϦϤΣήϟ΍Ϳ΍ϢδΑ
Alhamdulillah, akhirnya dengan karunia dan hidayah-Nya penulis berhasil

menyelesaikan skripsi dengan judul: “Penggunaan Metode Karya Wisata

Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi

Agama Islam (Studi Kasus di SMP Padindi Kalideres Jakarta Barat)” dan

dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad saw, yang telah membawa

manusia ke jalan yang diridhai oleh Allah SWT.

Skripsi ini diajukan kepada fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

kesarjanaan S1 (Strata 1).

Penyelesaian skripsi ini semata-mata bukanlah hasil usaha penulis sendiri,

melainkan banyak pihak yang memberikan bantuan baik moril maupun materil,

sekiranya patutlah bagi penulis untuk berterima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan beserta stafnya, yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat belajar dan menambah

wawasan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam beserta stafnya, yang

telah banyak membantu penulis saat menjalani kuliah dan ketika penyusunan

skripsi ini.

i
ii

3. Drs. H. M. Alisuf Sabri, dosen pembimbing skripsi, yang telah banyak

meluangkan waktu dan mencurahkan pikiran untuk membimbing penulis

dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Prof. Dr. H. Moh. Ardani, MA, dosen penasehat akademik, yang dengan

kesabarannya selalu meluangkan waktu untuk penulis berkonsultasi dan

memberikan nasehat kepada penulis.

5. Pimpinan Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta stafnya dan

perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan beserta stafnya, yang

telah berkenan meminjamkan buku-buku perpustakaan kepada penulis.

6. Kepada para dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan

dan pengalaman kepada penulis dengan penuh kesungguhan serta penuh

kesabaran.

7. Kepada Ayahanda Drs.H. Sudirman dan Ibunda Hj. Hasnah tercinta yang

telah memberikan kesempatan penulis menikmati dan mengenyam pendidikan

mulai sejak kecil sampai sekarang.

8. Kepada seluruh keluargaku yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang

telah memberikan kesempatan dan selalu mendoakan serta ikut serta

membantu membiayai penulis dalam mengenyam pendidikan mulai sejak

sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

9. Teman-temanku M. Yudi, M. Rusdi, Basty, Syukri, Ahwan Yanuar, A. Syai

Furqani, Awank, Q-Noy, Ilham Surya, Nurul Qomar, Elis Sunarti, Chakur,

Iqbal, juga kepada teman-teman di kosan yang telah menerima penulis untuk

menginap serta seluruh kawan-kawan PAI Kelas D Angkatan 2001 yang


iii

sudah menerima penulis sebagai teman belajar di kampus. Dan lain-lain yang

tidak dapat penulis sebutkan semuanya.

10. Adik-adikku terkasih Yenni, Nina, Rizka, yang telah memberikan motivasi

kepada penulis.

Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan segalanya serta

panjatkan doa semoga amal kebajikan mereka diterima disisi-Nya, serta diberikan

pahala yang berlipat ganda sesuai dengan amal perbuatannya. Penulis berharap

semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta

bagi para pembaca pada umumnya, terutama bagi para pendidik (guru) saat ini

dan di masa yang akan datang.

Jakarta, 6 November 2006

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................iv

DAFTAR TABEL......................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...........................................................................1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah......................................................8

C. Metode Pembahasan.................................................................................8

D. Tujuan Penelitian .....................................................................................9

E. Sistematika Penulisan ..............................................................................9

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................11

A. Pendidikan Agama Islam .........................................................................11

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ................................................10

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ......................................................14

B. Metode Karya Wisata...............................................................................17

1. Pengertian Metode Karya Wisata......................................................17

2. Kelebihan dan Kekurangan Karya Wisata ........................................22

3. Pelaksanaan Metode Karya Wisata dalam PAI.................................23

4. Indikator Metode Karya Wisata ........................................................25

iv
v

C. Motivasi Belajar .......................................................................................26

1. Pengertian Motivasi Belajar..............................................................26

2. Macam-macam Motivasi Belajar ......................................................30

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar .......................35

4. Indikator Motivasi Belajar ................................................................38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................40

A. Tempat dan waktu Penelitian ...................................................................40

B. Populasi dan Sampel ................................................................................40

C. Variabel Penelitian ...................................................................................41

D. Instrumen penelitian.................................................................................42

E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................44

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data..............................................45

BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................................50

A. Gambaran Umum SMP Padindi Kalideres Jakarta Barat .......................50

1. Sejarah dan Tujuan Berdirinya SMP Padindi Kalideres Jakarta Barat

............. ..............................................................................................50

2. Keadaan Guru dan Siswa SMP Padindi Kalideres Jakarta Barat.......51

3. Sarana dan Prasarana SMP Padindi Kalideres Jakarta Barat .............53

4. Struktur Organisasi SMP Padindi Kalideres Jakarta Barat ................54

B. Deskripsi data………………………………………………………….. 55

C. Analisa Data dan Interpretasi Data …………………………………….59


vi

BAB V PENUTUP………………………………………………………………...78

A. Kesimpulan ..... ..............................................................................................78

B. Saran...............................................................................................................79

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................80

LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. latar Belakang Masalah

Pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya di

Indonesia yang ditandai dengan adanya pembaharuan maupun eksperimen guna

terus mencari kurikulum, sistem pendidikan, dan metode pengajaran yang efektif

dan efisien. Berbicara tentang pendidikan berarti berbicara tentang manusia

dengan segala aspeknya. Nilai suatu bangsa terletak dari kualitas sumber daya

manusia yang menjadi warga Negara. Semakin baik kualitas manusianya, bangsa

tersebut semakin memiliki peluang besar menuju kemajuan dan kemakmuran.

Dalam rangka mencapai tujuan nasional, khususnya dalam bidang

pendidikan, yang berupaya mencapai masyarakat adil dan makmur baik jasmani

maupun rohani, perlu adanya usaha untuk menciptakan sumber daya manusia

yang berkualitas, guna memenuhi kebutuhan pembangunan dewasa ini dan masa

yang akan datang.

Untuk mencapai hal tersebut di atas, perlu ditumbuhkan motivasi yang

kuat untuk meraih sesuatu yang dicita-citakan. Motivasi yang tumbuh baik secara

internal maupun eksternal. Dengan motivasi yang kuat diharapkan dapat memacu

meningkatkan kualitas dan potensi sumber daya manusia, khususnya prestasi

dalam bidang pendidikan. Sebagaimana ditegaskan dalam pasal 4 UU No. 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan:

1
2

Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan yang Maha Esa, serta berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demoktratis serta bertanggung jawab.1

Sumber daya manusia yang memiliki kecerdasan tinggi, yang ditunjang

oleh adanya sikap dan prilaku yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

serta budi pekerti yang luhur, sangat diharapkan dalam rangka mencapai tujuan

nasional.

Di sisi lain adanya, pengetahuan dan keterampilan, serta pola kepribadian

yang mantap dan dinamis, juga dapat membantu tercapainya tujuan nasional yaitu

membentuk manusia-manusia bertanggung jawab terhadap pembangunan bangsa.

Adapun langkah yang harus ditempuh dalam upaya membantu

mewujudkan tujuan di atas adalah dengan menumbuhkan dan membina motivasi

kepada para pelaku pendidikan, terutama motivasi para siswa yang merupakan

harapan bangsa untuk memacu prestasi dalam segala bidang, agar menjadi

generasi-generasi yang siap dalam menghadapi tantangan masa kini dan masa

yang akan datang.

Masih banyak siswa yang memiliki prestasi belajar yang rendah dan

mengecewakan, hal tersebut diduga karena salah satu faktor penyebabnya adalah

motivasi belajar mereka yang lemah dan tidak adanya rasa tanggung jawab

1
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta:
Kloang Klede, 2003) h. 1
3

terhadap pendidikan yang sedang mereka tempuh. Karena tidak adanya visi ke

depan sebagai motivasi belajar untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan

di masa yang akan datang.

Untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal, perlu adanya motivasi

yang kuat yang ditumbuhkan oleh peserta didik, terutama oleh guru yang sebagai

pengajar, agar para siswa selalu terdorong untuk mengembangkan potensi yang

ada pada diri mereka.

Di dalam buku Metodik Khusus Pendidikan Agama, Dra. Hj. Zuhairini,

dkk, mengemukakan bahwa faktor-faktor pendidik itu ada lima macam, di mana

faktor yang satu dengan yang lainnya mempunyai hubungan yang erat.

Adapun kelima faktor tersebut yaitu:

1. Anak didik

2. Pendidik

3. Tujuan pendidikan

4. Alat-alat pendidikan

5. Milleu/lingkungan.2

Dari kelima faktor-faktor tersebut antara yang satu dengan yang lain

sangat erat hubungannya. Kesemuanya menentukan berhasil atau tidaknya tujuan

pendidikan agama yang dilaksanakan. Dengan demikian, jika salah satu faktor

tersebut tidak saling melengkapi, maka proses belajar mengajar tidak akan

2
Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1991). Cet
ke-8, h. 28
4

berjalan secara efektif. Oleh sebab itu, kelima faktor pendidikan tersebut dalam

proses belajar harus ada.

Di sisi lain dalam diri para peserta didik terdapat kepribadian-kepribadian

yang unik dan pasti berbeda satu sama lainnya yang semestinya dapat lebih

dikembangkan berubah menjadi ”robotnisasi” ketika peserta didik dijadikan

obyek pendidikan dan hanya diharuskan tiga D (duduk, diam, dengar) di dalam

kelas. Padahal sesungguhnya mereka adalah makhluk unik yang termulia yang

Allah ciptakan dengan berbekalkan akal pikiran.

Seyogyanya proses belajar mengajar jadi lebih hidup sebab ketika

manusia berpikir maka merupakan cerminan jiwa dan gambaran kehidupan serta

eksistensi kehidupan itu sendiri. Dengan berpikir seperti itu maka sesungguhnya

mereka telah memanusiakan manusia, ungkapan ini menggambarkan bahwa

sesungguhnya banyak orang yang belum memperlakukan manusia secara

manusiawi, maka manusia perlu dimanusiakan lagi agar pendidikan menjadi

sebuah kualitas.3

Sedangkan kebanyakan pendidikan yang ada di Indonesia belum

menyentuh tatanan praktis yang dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman

dan menyenangkan bagi sasarannya. Dan jika merujuk kepada Undang-undang

Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pada pasal 1ayat 1, dijelaskan

bahwa; “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

3
Am. Rukky Santoso, Mengembangkan Kemampuan Otak Kanan Anak-Anak (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2002) h. XIX
5

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

Negara”.4 Bila tuntunan yang termaktub dalam Undang-undang Sisdiknas

tersebut dapat direalisasikan maka out put yang dihasilkan lebih optimal bila

didukung dengan diberikannya ruang untuk berekspresi.

Oleh karena itu kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien tidak

akan lepas dari cara atau metode mengajar yang diterapkan oleh seorang guru,

salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru adalah menguasai materi

yang diajarkannya dan mampu mengajarkannya.5 Ini berarti selain menguasai

materi guru juga harus mampu menyampaikan materi tersebut secara baik

sehingga siswa dapat menyerap materi yang akan disampaikan dengan baik pula.

Ciri pengajaran yang berhasil salah satu diantaranya dilihat dari kadar

kegiatan siswa belajar. Makin tinggi kegiatan belajar siswa makin tinggi pula

peluang berhasilnya pengajaran. Keaktifan siswa belajar sangat diperlukan baik di

dalam maupun di luar kelas, menurut Alipandie, “tanpa aktivitas belajar,

pengajaran tidak akan memberikan hasil yang baik”.6 Keberhasilan siswa belajar

itu tidak hanya sekedar berhasil belajar, tetapi keberhasilan yang ditempuhnya

4
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, Op Cit, h. 3
5
Russeffendi, Pengajran Matematika Modern Untuk Orang Tua Murid, Guru dan SPG, seri
5( Bandung: Tarsito, 1980), h. 19
6
Abu Ahmadi dan Djoko Triprastya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia,
1997), Cet. Ke-1, h. 13
6

dengan belajar aktif. Belajar dengan aktif dapat menyebabkan ingatan kita

mengenai yang kita pelajari itu lebih lama dan pengetahuan kita menjadi lebih

luas dibandingkan dengan belajar pasif. Guru yang profesional akan mampu

memberikan motivasi bagi anak didiknya dalam proses belajar mengajar.

Peningkatan motivasi belajar tersebut dapat dilakukan salah satunya melalui

metode karya wisata. Metode ini dapat digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar untuk memberikan suasana baru bagi anak didik. Hal ini diterapkan

karena untuk mengaplikasikan pelajaran yang didapat oleh siswa dalam kelas ke

alam bebas terbuka.

Kegiatan belajar siswa melalui metode ini akan mendorong siswa agar

lebih mencintai alam semesta yang ia pijak serta menemukan konsep-konsep

pokok dari suatu materi pembelajaran dan mencoba memikirkan hubungan antara

manusia sebagai makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya. Sesuai dengan

firman Allah

˳ϥ˸ϭ˵ί˸Ϯ͉ϣ ˳Ί˴η ˷˶Ϟ˵ϛ ˸Ϧ˶ϣ Ύ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ Ύ˴Ϩ˸Θ˴Β˸ϧ˴΍˴ϭ ˴ϲ˶γ΍˴ϭ˴έΎ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ Ύ˴Ϩ˸ϴ˴Ϙ˸ϟ˴΍˴ϭ Ύ˴Ϭϧ˸Ω˴Ϊ˴ϣ ˴ν˸έ˴Ύ˸ϟ΍˴ϭ
˴Ϧ˸ϴ˶ϗ˶ί΍˴ή˶ΑϪ˴ϟ˸Ϣ˵Θ˸δ͉ϟ˸Ϧ˴ϣ˴ϭ˴ζ˶ϳΎ˴ό˴ϣΎ˴Ϭ˸ϴ˶ϓ˸Ϣ˵Ϝ˴ϟΎ˴Ϩ˸Ϡ˴ό˴Ο˴ϭ
Artinya: “Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya
gunung-gunung dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu
menurut ukuran. Dan kami telah menjadikan untukmu di bumi
keperluan-keperluan hidup, dan makhluk-makhluk yang kamu
sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya. (Depag RI. Q.S
Hijr:19-20)”

Dari ayat di atas menjelaskan bahwa alam atau lingkungan di sekitar kita

merupakan sumber-sumber untuk belajar yang dapat dirasakan secara langsung.


7

Keberhasilan metode karya wisata harus didukung adanya kerjasama antara guru

dan siswa. Maksudnya guru harus mampu memotivasi siswa untuk mengikuti

pelajaran dengan metode karya wisata ini, dan bagi siswa harus memiliki sikap

yang positif terhadap pemberlakuan kebijaksanaan tersebut.

Sikap adalah cenderung relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik

atau buruk terhadap orang atau barang tertentu.7 Jadi dengan adanya sikap yang

positif dari siswa terhadap pengajaran dengan metode karyawisata diharapkan dapat

menjadikan kegiatan belajar mengajar lebih menyenangkan sehingga akan

mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.

Dengan melihat uraian di atas, pentingnya metode karya wisata yang

diterapkan oleh seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar sangat

mempengaruhi motivasi belajar siswa. Hal inilah yang mendorong penulis untuk

mengakaji lebih luas lagi dalam sebuah karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan

judul ” PENGGUNAAN METODE KARYA WISATA DALAM UPAYA

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG

STUDI AGAMA ISLAM" (Studi Kasus di SMP Padindi Kalideres Jakarta

Barat)

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

7
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2002), h.14
8

Agar skripsi ini tidak menimbulkan banyak persepsi, maka pembahasan

yang menjadi pokok masalah adalah apakah pengajaran Pendidikan Agama Islam

melalui metode karya wisata dapat menimbulkan motivasi belajar siswa?

khususnya yang sesuai dengan materi, seperti Sejarah Kebudayaan Islam, Akidah

Akhlak, Fiqih.

Perlu dipahami metode karyawisata ini tidak hanya berada di tempat

rekreasi saja, akan tetapi juga di tempat-tempat lain yang bisa dikunjungi sesuai

dengan materi pembelajaran, seperti museum, tempat-tempat bersejarah Islam,

panti asuhan, pabrik, sawah, kebun dan lain-lain.

2. Perumusan Masalah

Untuk menfokuskan pembahasan masalah dalam skripsi ini, maka penulis

merumuskan masalah, bagaimana penggunaan metode karyawisata ini dapat

menimbulkan motivasi belajar siswa, khususnya pada bidang studi agama Islam.

C. Metode Pembahasan

Upaya pengumpulan data yang penulis tempuh dalam penulisan skripsi

ini, adalah dengan menggunakan dua jenis metode yaitu:

1. Penelitian kepustakaan (Library Reseach), yaitu penulis berusaha

menghimpun/mengumpulkan data dan fakta melalui literatur atau buku-buku

bacaan yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang dibahas dalam

skripsi ini.
9

2. Penelitian lapangan (Field Reseach), yaitu penulis

menghimpun/mengumpulkan data-data dan informasi/fakta yang terjadi di

lapangan.8

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konstribusi metode

karyawisata dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, dan sejauh mana

efektifitas penggunaan metode karya wisata dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa pada bidang studi Agama Islam.

F. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan terdiri dari : latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, metode pembahasan, tujuan penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II Landasan Teori terdiri dari:, pendidikan agama Islam, pengertian

pendidikan agama Islam, tujuan pendidikan agama Islam, metode karya wisata,

pengertian metode karyawisata, kelebihan dan kekurangan metode karya wisata,

dan pelaksanaan metode karya wisata.dalam pendidikan agama Islam, indikator

metode karya wisata, motivasi belajar, pengertian motivasi belajar, macam-

8
Herawan Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1993), h. 10
10

macam motivasi belajar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar,

indikator motivasi belajar.

BAB III Metodologi Penelitian terdiri dari: waktu dan tempat penelitian

populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen penelitian, teknik

pengumpulan data, teknik pengolahan data dan analisa data. .

BAB IV Hasil Penelitian terdiri dari: gambaran umum tempat penelitian,

deskripsi data, analisa data dan interpretasi data.

BAB V Penutup terdiri dari: kesimpulan dan saran-saran


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan menurut bahasa berasal dari kata didik dengan memberi

awalan pe dan akhiran kan mengandung arti perbuatan (hal, cara, dan

sebagainya).1 Pendidikan dalam bahasa Yunani disebut paedagogis yang berarti

bimbingan yang diberikan pada anak, istilah ini kemudian diterjemahkan ke

dalam bahasa Inggris dengan education yang berarti pengembangan atau

bimbingan.

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003

Bab I pasal I, dikatakan bahwa Pendidikan adalah “Usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Ketika kata Agama Islam dimasukkan dalam pendidikan (Pendidikan

Agama Islam), ia memiliki arti pendidikan tertentu, yaitu pendidikan yang

didasarkan kepada ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadits. Kata Islam berasal
_____________
1
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), cet. II

11
12

dari bahasa Arab; aslama, yuslimu, islaman, yang berarti berserah diri, patuh dan

tunduk.2

Beberapa para ahli merumuskan Pendidikan Agama Islam sebagai

berikut:

Menurut Zuhairini, dalam bukunya dikatakan bahwa pendidikan Islam

adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai

dengan ajaran Islam atau suatu upaya dengan ajaran Islam, memikirkan,

memutuskan dan berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam serta bertanggung jawab

sesuai dengan nilai-nilai Islam.3

Sedangkan dalam buku lainnya Zakiyah Daradjat menyebutkan:

“Pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran


agama Islam yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik, agar
nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan
mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang telah diyakini secara menyeluruh serta
menjadikan ajaran-ajaran agama Islam itu suatu pandangan hidupnya demi
keselamatan hidup dunia dan akhirat kelak”.4

Alisuf Sabri memberikan pengertian bahwa Pendidikan Agama Islam

(PAI) yaitu:

“Usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami,


menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati

_____________
2
Zaid Huein Al-Hamid Kamus Al-Muyassar, (Pekalongan: PT Raja Murah, tth.), h. 44
3
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), cet. I, h.152
4
Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1996), cet II, h. 86
13

agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam mewujudkan
persatuan nasional.5

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwasanya Pendidikan

Agama Islam adalah usaha sadar yang diarahkan kepada pembentukan

kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam agar nantinya setelah selesai

dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran

Islam yang telah diyakini secara menyeluruh serta menjadikan ajaran-ajaran

agama Islam itu suatu pandangan hidupnya demi keselamatan hidup dunia dan

akhirat kelak.

Tetapi di dalam mata pelajaran agama pada Sekolah Menengah Pertama

(SMP) semua bidang studi agama tersebut dirangkum menjadi satu pada mata

pelajaran Pendidikan Agama (Islam). Adapun tujuan dalam mempelajari mata

pelajaran tersebut antara lain mampu membaca al-Qur’an dengan fasih (al-

Qur’an), beriman kepada Allah, kitab Allah, Rasul Allah, dan hari akhir

(Keimanan), bekerja keras, terbiasa berfikir kritis, dan terbiasa berprilaku

toleransi (Akhlak), dapat melakukan thaharah/bersuci, mengetahui hukum Islam

tentang shalat wajib, mengerti tentang zakat, dan memahami tentang ibadah haji

(fiqih), dan memahami keadaan masyarakat Mekkah pra dan pasca datangnya

_____________
5
Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999). cet. I, h. 74
14

agama Islam, memahami tentang kehidupan agama dan kabilah, dan mengerti

tentang perkembangan Islam pada masa Khulafatur Rasyidin (Tarikh).6

Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu

berupaya meyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun

peradaban Dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan

peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia sepserti itu diharapkan tangguh

dalam mengahadapi tantangan, hambatan Dan perubahan yang muncul dalam

pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun

global.

2. Tujuan Pendidikan Agama (Islam)

Tujuan pendidikan agama (Islam) mempunyai tujuan yang luas dan dalam,

seluas dan sedalam kebutuhan hidup manusia sebagai makhluk individu dan

sebagai makhluk sosial. Tujuan itu meliputi seluruh aspek yaitu meliputi aspek

tingkah laku, penampilan, kebiasaan, dan pandangan.

Adapun tujuan pendidikan Islam di SMP/MTs yaitu:

1. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, Dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan serta

pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia

muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah

SWT.
_____________
6
Departemen Agama RI, Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam, Op. Cit, h. 48
15

2. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama Dan berakhlak mulia

yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif,

jujur, adil, etis berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan

secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam

komunitas sekolah.7

Oleh karena itu pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode

pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pencapain

seluruh kompetensi dasar perilaku terpuji dapat dilakukan tidak beraturan. Peran

semua unsur sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam

mendukung keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam.

Sedangkan tujuan pendidikan Islam menurut beberapa ahli dikemukakan

dibawah ini, antara lain:

Menurut Alisuf Sabri Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk

meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa

tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan

bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.8

Prof. Dr. Zakiyah Daradjat, dkk, menjelaskan bahwa tujuan pendidikan

agama Islam adalah terbentuknya insan kamil dengan pola taqwa. Insan kamil
_____________
7
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SMP, MTs, dan SMPLB, Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam.
8
Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999). cet. I, h. 74
16

dengan pola taqwa yang terbentuk dapat mengalami perubahan bertambah dan

berkurang. Oleh karena itu, orang yang sudah bertaqwa dalam bentuk insan kamil

masih perlu pendidikan sepanjang hayatnya guna membangun serta

meningkatkan, paling tidak untuk pemeliharaan, sehingga insan kamil yang

bertaqwa tersebut akhirnya dapat menghadapi Tuhan-Nya (mati) dalam keadaan

menjadi muslim paripurna.9

Dari kedua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan

pendidikan agama (Islam) adalah untuk menjadikan hidup manusia seimbang

antara jasmani dan rohani, pribadi, dan masyarakat (sebagai makhluk individu

dan makhluk sosial), serta aktivitas untuk dunia dan akhirat yang akan membawa

kebahagiaan dunia dan akhirat bagi manusia itu sendiri.

Dengan demikian, tujuan pendidikan agama seirama dengan tujuan hidup

setiap manusia (muslim) yaitu mencari kebahagiaan dunia dan akhirat. Hal ini

juga sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 201:

˴Ώ΍˴ά˴ϋΎ˴Ϩ˶ϗ˴ϭ˱Δ˴Ϩ˴δ˴Σ˶Γ˴ή˶Χ˴Ϸ˸΍ϲ˶ϓ˴ϭ˱Δ˴Ϩ˴δ˴ΣΎ˴ϴ˸ϧ͊Ϊϟ΍ϲ˶ϓΎ˴Ϩ˶Η΍˴˯΂˴Ϩ͉Α˴έ˵ϝϮ˵Ϙ˴ϳϦ͉ϣϢ˵Ϭ˸Ϩ˶ϣ˴ϭ
˶έΎ͉Ϩϟ΍
Artinya: “Dan diantara mereka ada yang berdo’a, wahai Tuhan jika kami
anugerahilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan
peliharalah kami dari api neraka”.10

_____________
9
H.M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet. Ke-1, h.
109
10
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara
Penerjemah/Penafsir Al-Qur’an, 1971), h. 911
17

Fungsi utama pendidikan di sekolah adalah memberikan landasan yang

mampu menggugah kesadaran dan mendorong peserta didik melakukan perbuatan

yang mendukung pembentukan pribadi muslim yang kuat.

B. Metode Karya Wisata

1. Pengertian Metode Karya Wisata

Pengertian metode tercantum di dalam kamus Besar Bahasa Indonesia

yaitu cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud.11

sedangkan karya wisata adalah berpergian atau mengunjungi suatu objek dalam

rangka memperluas pengetahuan.12

Menurut Mahfudh Salahudin, metode adalah suatu cara yang paling tepat

digunakan untuk menyampaikan bahan pelajaran, sehingga tujuan dapat dicapai.13

sedangkan menurut Zuhairini metode dalam mengajar adalah

a. “Merupakan salah satu komponen dari proses pendidikan

b. Merupakan alat mencapai tujuan yang didukung oleh alat bantu mengajar,

c. Merupakan kebulatan dalam satu sistem pendidikan”.14

_____________
11
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1989), Cet, Ke-2, h. 530
12
Ibid, h.393
13
Mahfudh Salahudin, Metodologi Pendidikan Agama, (Surabaya: Bina Ilmu 1981), h. 29
14
Zuharini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional 1983 ), Cet, Ke-
8, h. 79
18

Metode mengajar sebagai upaya mencapai tujuan, dengan demikian

diperlukan pengetahuan tentang tujuan itu sendiri. Perumusan tujuan yang sejelas-

jelasnya merupakan persyaratan terpenting sebelum seseorang menentukan dan

memilih metode mengajar yang tepat, karena kekaburan dalam tujuan yang

hendak dicapai akan menyebabkan kesulitan dalam menentukan dan memilih

metode yang tepat. Apa yang ingin dituju oleh suatu program bidang studi

melalui unit pengajaran, semua termasuk dalam ruang lingkup dari metodologi.

Menurut Mahfudh Salahudin dalam pelajaran agama, kita harus berusaha

agar siswa dapat mengalami maksud dan makna agama oleh karena itu seorang

pendidik harus mampu memiliki dan melaksanakan metode yang tepat dan

bervariasi.15 Metode yang tepat dan bervariasi dalam mengajarkan mata pelajaran

dalam bidang studi agama (Islam) salah satunya dengan cara mengajak para siswa

ke suatu tempat, seperti daerah pegunungan, perkebunan, pesawahan, ataupun

museum, yang salah satunya bertujuan untuk menjelaskan kepada para siswa

bahwa ciptaan Tuhan Yang Maha Esa itu harus kita syukuri keberadaannya

karena di alam semesta ini terdapat berbagai macam ilmu pengetahuan oleh

karenanya harus kita lestarikan agar tidak cepat rusak atau punah.

Dengan hal ini Allah berfirman dalam surat al-Ghaasyiah ayat 17,18,19:

Ζ˴ό˶ϓ˵έ˴ϒ˸ϴ˴ϛ˶˯΂˴Ϥ͉δϟ΍˴ϰϟ˶·˴ϭͼ˺̀ͽ˸Ζ˴Ϙ˶Ϡ˵Χ˴ϒ˸ϴ˴ϛ˶Ϟ˶Α˶Ϲ˸΍˴ϰϟ˶·˴ϥϭ˵ή˵ψϨ˴ϳ˴ϼ˴ϓ˴΃
ͼ˺̂ͽ˸Ζ˴Β˶μ˵ϧ˴ϒ˸ϴ˴ϛ˶ϝΎ˴Β˶Π˸ϟ΍˴ϰϟ˶·˴ϭͼ˺́ͽ

_____________
15
Mahfudh Salahudin, Loc. Cit
19

Artinya: “Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia


diciptakan. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan. Dan gunung-gunung
bagaimana ia ditegakkan”16

Dengan metode karya wisata tersebut di atas akan membuat para siswa

tertarik dalam mempelajari mata pelajaran tersebut, khususnya mata pelajaran

bidang studi agama (Islam).

Dari beberapa pengertian di atas, jelaslah bahwa metode adalah suatu

teknik penyampaian bahan pelajaran kepada para siswa, agar siswa dapat

menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna oleh siswa dengan

baik. Dalam memilih metode mengajar yang harus diperhatikan oleh seoarang

pendidik adalah filsafat pendidikan, tujuan pelajaran yang hendak dicapai, anak

didik yang kondusif, dan bahan pelajaran yang akan disampaikan. Jadi metode

menentukan prosedur yang hendak ditempuh dalam mencapai tujuan.

Metode bukan suatu tujuan, melainkan suatu cara untuk mencapai tujuan

dengan sebaik-baiknya. dapat dipahami bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam

setiap kegiatan belajar mengajar adalah bagaimana perubahan yang diharapkan itu

terjadi, metode mana yang dianggap paling tepat untuk menimbulkan perubahan

itu. Penelitian-penelitian ilmiah belum berhasil menemukan dan menunjukkan

adanya metode mengajar yang lebih lengkap dibandingkan dengan metode

lainnya untuk mencapai tingkah laku yang diharapkan. hal ini disebabkan karena

_____________
16
Universitas Islam Indonesia, Al-Qur’an dan Tafsirnya, ( PT. Verisia Yogya Grafika 1995),
h.687-688
20

para Sarjana dan pendidik belum berhasil mengontrol variabel-variabel yang

menentukan efektifitas salah satu metode dibandingkan dengan metode lainnya

untuk mencapai tujuan pengajaran. Variasi-variasi yang terdapat dalam tujuan

pengajaran menimbulkan pula adanya variasi-variasi dalam metode mengajar,

tidaklah dapat dipisahkan dari tujuan yang hendak dicapai. Apakah tujuan itu

berhubungan dengan perubahan tingkah laku dalam aspek kognitif, afektif,

maupun psikomotorik.

Metode yang digunakan adalah metode yang direncanakan berdasarkan

pertimbangan perbedaan individu diantara siswa, memberi kesempatan terjadinya

feed back, menstimulur kegiatan-kegiatan dan inisiatif siswa untuk menemukan

dan memecahkan problem-problem dan sebagainya. Suatu hal yang dapat

disangkal lagi, bahwa kebutuhan terhadap metode adalah mutlak dalam

pendidikan dan pengajaran, kerena metode merupakan sarana dari segala macam

agar tercapai hasil yang memuaskan. Tanpa metode, maka hasil kerja tidak akan

teratur dan berjalan dengan baik.

Jadi dalam memberikan pelajaran (Agama) dan perubahan-perubahan

yang diinginkan harus memperhatikan faktor usia, lingkungan, sifat bahan

pelajaran, minat, dan kemampuan anak didik. Maka salah satu cara untuk

mengefektifkan dan menghidupkan proses belajar mengajar adalah dengan

metode karya wisata.

Terkadang dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak untuk ke luar

kelas (sekolah), hal ini bertujuan untuk meninjau tempat-tempat tertentu atau
21

objek-objek yang berkaitan dengan pelajaran. hal ini diharapkan bukan hanya

sekedar untuk rekreasi saja, akan tetapi untuk belajar atau memperdalam

pelajarannya dengan melihat realitanya. Jadi penggunaan teknik atau metode

karya wisata adalah “cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke

suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau

menyelidiki sesuatu yang relevan dengan pelajaran”.

Objek dari karya wisata ini dapat dilakukan di perkebunan, museum,

pabrik, bengkel, tempat-tempat ibadah, dan lain sebagainya. Metode karya wisata

mempunyai sinonim kata, antara lain widya wisata dan study tour.17 Tujuan dari

karya wisata antara lain adalah untuk memperluas wawasan. Mufasir terkenal,

Fakhrudin Al-Raziy (1149-1209), menulis: “perjalanan wisata mempunyai

dampak yang sangat besar dalam rangka menyempurnakan jiwa manusia”.

Karena, dengan perjalanan itu ia mungkin memperoleh kesulitan dan kesukaran

dan ketika itu ia mendidik jiwanya untuk bersabar. Mungkin juga ia menemui

orang-orang terkemuka, sehingga ia dapat memperoleh dari mereka hal-hal yang

tidak dimilikinya. Selain itu, ia juga dapat menyaksikan aneka ragam perbedaan

ciptaan Allah SWT. Walhasil, perjalanan wisata mempunyai dampak yang kuat

dalam kehidupan beragama seseorang yaitu dengan bertambah imannya, hal ini

sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat al-Anfaal ayat 2:

_____________
17
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), Cet.
Ke-2, h. 105-106
22

˵Ϫ˵ΗΎ˴ϳ΍˴˯˸Ϣ˶Ϭ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ˸Ζ˴ϴ˶Ϡ˵Η΍˴Ϋ˶·˴ϭ˸Ϣ˵Ϭ˵ΑϮ˵Ϡ˵ϗ˸Ζ˴Ϡ˶Ο˴ϭ˵Ϳ΍˴ή˶ϛ˵Ϋ΍˴Ϋ˶·˴Ϧϳ˶ά͉ϟ΍˴ϥϮ˵Ϩ˶ϣ˸Ά˵Ϥ˸ϟ΍Ύ˴Ϥ͉ϧ˶·
˴ϥϮ˵Ϡ͉ϛ˴Ϯ˴Θ˴ϳ˸Ϣ˶Ϭ͋Α˴έϰ˴Ϡ˴ϋ˴ϭΎ˱ϧΎ˴Ϥϳ˶·˸Ϣ˵Ϭ˸Η˴Ω΍˴ί
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang
apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila
dibacakan kepada mereka Ayat-ayat-Nya, bertambahalah iman mereka
(karenanya) dan kepada Rabblah mereka bertawakkal”18

Selain itu, dari wisata, al-Qur’an juga mengharapkan agar manusia

memperoleh manfaat dari sejarah pribadi atau bangsa-bangsa (QS. 40:21), serta

mengenal alam ini dengan segala keindahan dan seninya sebagaimana

diisyaratkan oleh Allah SWT dalam surat Al-Ankabut ayat 20 yang artinya:

Katakanlah hai Muhammad! Berjalanlah di muka Bumi, maka perlihatkanlah

sebagaimana Allah SWT memulai penciptaan”.19

2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Karya Wisata

a. Kelebihan Metode Karya Wisata

1) Karya Wisata mempunyai prinsip pengajaran modern yang

memanfaatkan lingkungan nyata dalam proses belajar mengajar.

2) Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan

kenyataan dan kebutuhan di masyarakat.

3) Pengajaran dengan metode karya wisata dapat lebih merangsang

kreatifitas siswa.

_____________
18
Op Cit, h. 702-703
19
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1994), Cet. Ke-6, h. 351-
352
23

4) Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas, mendalam dan aktual.

b. Kekurangan Metode Karya Wisata

1) Fasilitas yang diperlukan sulit untuk disediakan siswa di sekolah.

2) Biaya yang digunakan untuk acara ini lebih banyak.

3) Memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang.

4) Memerlukan koordinasi dengan guru yang lain agar tidak terjadi

tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata.

5) Dalam karya wisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada

tujuan utama, sedangkan unsur studinya menjadi terabaikan.

6) Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan ini dan

mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi

permasalahan.20

3. Pelaksanaan Metode Karya Wisata Dalam Pendidikan Agama Islam

Karya wisata sebagai metode mengajar memerlukan langkah-langkah

yang baik, di antaranya; persiapan dan perencanaan, pelaksanaan dan tindak

lanjut.

a. Persiapan dan Perencanaan

Mempersiapkan dan merencanakan karya wisata hendaknya bersama-

sama dengan anak-anak sekalipun guru sudah mempunyainya. Hal-hal yang perlu

dibicarakan bersama, diantaranya:

_____________
20
Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit, h. 106-107
24

1) Tujuan dan sasaran yang akan dituju.

2) Aspek-aspek atau permasalahan yang akan diselidiki. Ada baiknya

apabila dirumuskan pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan

materi pelajaran PAI dan aspek-aspek atau masalah yang akan dicapai.

3) Membaca atau mengumpulkan informasi berkenaan dengan karya

wisata.

4) Terbentuknya kelompok-kelompok yang akan membahas atau

menyelidiki aspek-aspek yang telah dirumuskan. Setiap kelompokpun

hendaknya membagi-bagi tugas lagi sehingga setiap orang mempunyai

tugas yang jelas. Misalnya ada yang harus mengamati,

mengumpulkan, bahan-bahan, bertanya, mencatat, dan lain-lain.

5) Membentuk petugas khusus bila perlu, misalnya untuk menghubungi

pengurus yang akan dikunjungi, ketua rombongan atau pemimpin

kelompok baik untuk diskusi kelak.

6) Waktu karya wisata supaya ditetapkan.

b. Pelaksanaan Karya Wisata

Karya wisata hendaknya dilakukan dengan tertib. Setiap orang supaya

melakukan tugasnya, baik mengumpulkan bahan maupun mencatat yang

kemudian akan di laporkan kepada kelompok atau kelas. Mengerjakan tugas dapat

dilakukan perorangan ataupun kelompok kecil. Setiap orang hendaknya

mengecek tugasnya yang telah disiapkan sebelumnya apakah telah dilakukan atau

belum.
25

c. Tindakan Lanjut

Karya wisata tidak berakhir pada waktu meneliti kemudian membuat

kesimpulan-kesimpulan tertulis, melainkan perlu diikuti dengan suatu tindak

lanjut. Hal ini penting karena apa yang diamati seseorang atau kelompok tertentu

belum tentu diamati yang lain. Sedangkan tujuan karya wisata supaya semua

orang mengetahui semua aspek yang diselidiki. Karena itu dalam tindak lanjut ini

perlu ada presentasi atau laporan.kelompok yang diikuti dengan tanya jawab dan

diskusi.

Bahkan ada kalanya seseorang mendemonstrasikan hasil penelitiannya.

Juga di dalam tindak lanjut ini diadakan penilaian tentang kegiatan mereka,

apakah karya wisata itu berjalan lancar, tertib dan bermanfaat? Kekurangan-

kekurangan apa yang dirasakan dan bagaimana kemungkinannya untuk

memperbaikinya.

4. Indikator Metode Karya Wisata

Berdasarkan uraian di atas maka penulis melampirkan indikator metode

karya wisata adalah sebagai berikut:

a. Metode pengajaran karya wisata

1) Menerapkan metode karya wisata

b. Alasan penggunaan metode karya wisata

1) Keuntungan metode karya wisata

2) Menumbuhkan minat belajar siswa


26

3) Mengembangkan kreatifitas siswa

4) Memudahkan siswa memahami materi PAI

c. Tujuan dan sasaran metode karya wisata

1) Memperdalam pengetahuan yang dipelajari di dalam kelas

2) Mengkonkritkan materi ajar di kelas

C. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Belajar adalah tempat yang mengalir, dinamis, penuh resiko, dan

menggairahkan. Kesalahan, kreativitas, potensi, dan ketakjuban mengisi tempat

tersebut.21 Belajar adalah perkara yang terpuji dan merupakan jalan menuju

kemuliaan. Dari Syifa’ binti Abdillah berkata: “Telah masuk kepada Nabi

Muhammad SAW, dan aku berada di sisi Hafsah, maka Rasulullah bersabda

padaku:

ΪϤΣ΍ϩ΍ϭέ ˴Δ˴ΑΎ˴Θ˶Ϝϟ˸΍Ύ˴Ϭ˴Θ˸Ϥ͉Ϡ˴ϋΎ˴Ϥ˴ϛ˵Δ˴Ϡ˸Ϥ͉Ϩϟ˸΍˵Δ˴ϴ˶ϗέ˴ˬΔ˴μ˸ϔ˴Σϰ˶Ϩ˸ό˴ϳ˶ϩ˶άϫ˴Ϧ˸ϴ˶Ϥ˷˶Ϡ˴ό˵ΗΎ˴ϟ˴΃

Artinya: “Maukah kamu belajar bersama Hafsah?. Pelajarilah jalannya

semut sebagaimana kamu belajar tulis menulis”.22

_____________
21
Bobbi De Porter, Mark Reoardon, dan Srah Seinger-Nourie, Quantum Teaching, (Bandung:
Kaifa, 2003), Cet. Ke-12, h. 29
22
Al-Musnad Lil Imam Ahmad bin Hambal, Hadits ke 27163, hal. 312
27

Tujuan belajar bukanlah mencari ijazah, martabat, kedudukan, dan

kekuasaan,23 tetapi tujuan belajar itu sendiri untuk mengetahui metode pendidikan

yang baik.24 Pengertian belajar merupakan suatu diantara beberapa faktor

psikologis yang turut berpengaruh dan berkaitan erat. Motivasi itu sesungguhnya

merupakan seluruh proses gerakan yang mencakup berbagai rangsangan.

dorongan, atau daya pembangkit bagi terjadinya suatu prilaku. Dorongan dalam

proses gerakan itu pada dasarnya adalah rangsangan pembangkit bagi terjadinya

prilaku, dalam rangka mencapai suatu tujuan.

Motivasi-motivasi yang timbul pada diri individu mempunyai peranan dan

fungsi ganda yaitu sebagai pembangkit aktivitas individu dan sebagai penyeleksi

setiap aktivitas yang dilakukan. fungsi dan peranan motivasi memiliki

kecenderungan yang sangat dominan dalam membentuk kepribadian individu

secara optimal.

Motivasi terdiri dari beberapa pengertian antara lain dalam bahasa Inggris

yakni motive yang artinya penggerak.25 Dan dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar

atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu atau

usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu


_____________
23
Abdul Aziz Al-Miqbal, 50 Bunga Nasihat buat Ukhti Muslimah, (Solo: Hijr, 1993), Cet.
Ke-2, h. 28
24
Ibid, h. 29
25
Jhon M. Echol dan Hasan Sadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989),
Cet. Ke-2, h. 593
28

bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya

atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.26

Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisasi yang meyebabkan

kesiapannya untuk memenuhi serangkaian tingkah laku atau perbuatan,

sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi

perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan,

atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah laku

untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.27

Motif adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan

sesuatu. Atau seperti dikatakan oleh Sertain dalan bukunya Psychology

Understanding of Human Behaviour, motif adalah suatu pernyataan yang

kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku atau

perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang.28

WS. Winkel membedakan motif dan motivasi sebagai berikut: “Motif

merupakan daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan

_____________
26
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1989), Cet. Ke-2, h. 593
27
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000),
Cet. Ke-11, h. 28
28
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1996),
Cet. Ke-11, h. 60
29

aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan dan motivasi merupakan

daya penggerak yang telah menjadi aktif.29

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli mengenai

motif dan motivasi dapat diambil kesimpulan bahwa Motif adalah “Suatu tenaga

yang mendorong atau menggerakkan individu untuk bertindak melakukan sesuatu

sedangkan motivasi adalah suatu kondisi yang tercipta atau diciptakan untuk

membangkitkan dalam diri individu agar mencapai tujuan tertentu.

Adapun yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah kekuatan-

kekuatan atau tenaga-tenaga yang dapat memberikan dorongan kepada kegiatan

belajar siswa.30

Tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi sangat dipengaruhi oleh

seberapa besarnya motivasi yang ditimbulkan pada diri individu berarti pula

perubahan energi yang dimanfaatkanpun akan semakin besar, serta didahului

adanya reaksi-reaksi yang ingin dicapai. Jadi motivasi belajar sebagai sistem

bimbingan internal yang berusaha untuk menetapkan fokus anak dalam hal

belajar, namun harus berdiri pada dirinya sendiri dan berkompetisi melawan

semua hal menarik lain pada eksistensi keseharian.31

_____________
29
WS. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT. Gramedia, 1996), h. 27
30
Amier Daien Indra Kusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,
1973), h. 162
31
Raymond J. Wlodkowski dan Judith H. Jaynes, Motivasi Belajar, (Jakarta: Cerdas Pustaka,
2004), Cet. Ke-2, h. 12
30

Sardiman mengemukakan bahwa “Dalam kegiatan belajar motivasi dapat

dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan

belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai”.32

Prayitno mengatakan bahwa: “Motivasi belajar tidak saja merupakan

suatu energi yang menggerakkan siswa untuk belajar tetapi juga sebagai suatu

yang mengarahkan aktivitas siswa kepada tujuan belajar.33

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

Motivasi Belajar adalah “Dorongan atau kekuatan dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan serta arah belajar untuk mencapai tujuan yang

dikehendaki siswa.

2. Macam-Macam Motivasi Belajar

M. Alisuf Sabri dalam bukunya mengemukakan bahwa motivasi

dibedakan menjadi dua, yaitu: Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik.34

_____________
32
A. M. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004), cet. V, h. 75
33
Elida Prayitno, Motivasi dalam Belajar, (Jakarta: PPLPTK DepDikBud, 1989), h. 8
34
H.M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum Dan Perkembangan, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 1997 ), Cet. Ke-2, h. 131
31

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah dorongan yang berasal dari dalam diri seorang

anak atau siswa itu sendiri.35 Dorongan-dorongan dari dalam diri anak timbul

secara sadar dan terarah untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan, oleh

sebab itu keberadaan motivasi dalam diri anak mempunyai andil dan peran yang

besar.

Motivasi yang berasal dari dalam diri anak sendiri, tumbuh dari kebutuhan

yang hendak dipenuhi yang menyebabkan seseorang itu melakukan sesuatu. Jika

motivasi itu tumbuh dan bangkit dari orang yang belajar itu sendiri, maka

kegiatan belajar itu baik (hasil belajarnya efektif dan tahan lama).

Adapun hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:

1) Adanya kebutuhan

Disebabkan oleh adanya suatu kebutuhan, maka hal ini menjadi

pendorong bagi anak untuk berbuat dan berusaha.

2) Adanya Pengetahuan

Pengetahuan atau pengenalan terhadap diri sendiri sangat penting. Seorang

anak yang mengetahui hasil-hasil dan prestasinya sendiri akan merasa senang dan

bangga, karena dia mengetahui kekurangan Dan kelebihan atau kemajuan yang

terjadi pada dirinya. Hal ini pula yang mendorong anak untuk belajar lebih giat.
_____________
35
Amir Daien Indrakusumah, Loc. Cit
32

3) Adanya Aspirasi atau Cita-cita

Mungkin bagi anak kecil belum mempunyai cita-cita, sekalipun

mempunyai cita-cita, mungkin cita-cita itu hanya sederhana saja tetapi

semakin berkembang maka anak akan semakin memahami tentang cita-

cita itu, sehingga gambaran mengenai cita-cita semakin jelas dan tegas.

Anak ingin menjadi sesuatu, seperti menjadi dokter atau insinyur, cita-

cita itulah yang mendorong anak untuk terus berusaha dan belajar demi

mencapai tujuannya. Di samping itu cita-cita dari seorang anak sangat

dipengaruhi oleh kemampuannya, anak yang mempunyai kemampuan

baik, umumnya mempunyai cita-cita yang realistik, jika dibandingkan

dengan anak yang tingkat kemampuannya rendah.

Dari ketiga macam motivasi di atas dapat diambil satu kesimpulan

sebagai bentuk, bahwa dasar kebutuhan anak adalah memperoleh pendidikan

dan bimbingan, hal ini diperlukan untuk menentukan status manusia

sebagaimana mestinya

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah tenaga-tenaga pendorong yang berasal dari luar

anak. Seorang guru atau pendidik dapat memberikan motivasi terhadap anak

didiknya dengan beberapa cara diantaranya dalam proses belajar mengajar, guru

dapat menggunakan metode yang tepat dan relevan. Sehingga anak didik

terangsang untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar.


33

Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik adalah:

1) Ganjaran (disesuaikan dengan situasi dan kondisi)

Ganjaran merupakan alat pendidikan represif yang bersifat positif. Di

samping itu fungsinya sebagai alat pendidikan represif positif, ganjaran juga

merupakan alat motivasi, yaitu alat yang bisa menimbulkan motivasi ekstrinsik.

Ganjaran dapat menjadikan pendorong bagi anak untuk belajar lebih baik dan

lebih giat lagi. Seorang guru atau pendidik dapat memilih macam-macam

ganjaran sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing.36

Pada garis besarnya, ganjaran dibedakan kedalam empat macam,

yaitu:

a. Pujian, pujian adalah ganjaran yang paling mudah dilaksanakan

b. Penghormatan, Penghormatan ada dua macam yang harus diberikan yaitu:

Pertama, berupa penobatan, dalam arti anak yang mendapat prestasi

diumumkan atau ditampilkan di depan kelas, Kedua berupa penghormatan

berbentuk pemberian kekuasaan atau kesempatan untuk melakukan sesuatu.

c. Hadiah, hadiah adalah ganjaran yang berbentuk pemberian yang berupa

barang, atau disebut juga ganjaran materil.

_____________
36
Ibid, h.163-164
34

d. Tanda Penghargaaan adalah bentuk ganjaran yang bukan dalam bentuk

barang, tetapi dalam bentuk surat atau sertifikat sebagai simbol atau tanda

penghargaan yang diberikan atas prestasi yang dicapai oleh anak.

2) Hukuman

Hukuman merupakan alat pendidikan yang tidak menyenangkan, alat

pendidikan yang bersifat negatif, namun demikian dapat juga menjadi alat

motivasi dan alat pendorong untuk mempergiat belajar siswa.37Hukuman adalah

tindakan yang dijatuhkan kepada anak secara sadar dan sengaja, sehingga

menimbulkan nestapa. Dan dengan adanya nestapa itu akan menjadi sadar akan

perbuatannya dan berjanji di dalam hatinya untuk tidak mengulanginya.38

Maksud hukuman menurut pendidikan Islam adalah sebagai tuntunan dan

perbuatan, dan bukan sebagai hardikan atau balas dendam. Sedangkan menurut

Muhammad ‘Athijah Al-Abrasjy, ada tiga syarat jika ingin menghukum anak

dengan hukuman badan (jasmaniah), yaitu:

(1) Sebelum berumur 10 tahun anak-anak tidak boleh dipukul.


(2) Pukulan tidak boleh lebih dari tiga kali. Yang dimaksud dengan pukulan disini
adalah lidi atau tongkat kecil dan bukanlah tongkat besar.
(3) Diberikan kesempatan kepada anak-anak untuk bertaubat dari apa yang ia
lakukan dan memperbaiki kesalahannya tanpa perlu menggunakan pukulan
atau merusak nama baiknya (menjadikan ia malu).39
_____________
37
Ibid, h. 165
38
Ibid, h. 167
39
Muhammad ‘Athijah Al-Albrasy, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1970), Cet. Ke-1, h. 155
35

Dan apakah sebenarnya yang menjadikan hakikat dari megadakan

hukuman itu. Dalam hal ini ada dua macam prinsip mengadakan hukuman yaitu:

a. Hukuman diadakan oleh karena adanya pelanggaran dan adanya kesalahan

yang diperbuat oleh anak didik.

b. Hukuman diadakan dengan tujuan agar tidak terjadi pelanggaran lagi.40

3) Persaingan/kompetisi

Persaingan sebenarnya adalah dorongan untuk memperoleh kedudukan

dan penghargaan. Kebutuhan anak akan penghargaan adalah kebutuhan yang

sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhannya. Oleh karena itu

kompetisi menjadi pendorong bagi seorang anak , tetapi kompetisi dapat pula

diadakan secara sengaja oleh pendidik/guru. Kompetisi dapat terjadi secara

terang-terangan atau sembunyi-sembunyi.41

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Belajar dapat dipengaruhi oleh motivasi intrinsik, artinya dapat dibentuk

di dalam diri individu, dan motivasi ekstirnsik artinya dapat dibentuk dari luar

individu. Motivasi ini bisa kuat dan lemah karena ada beberapa hal yang

mempengaruhinya. Adapun hal tersebut adalah: “kematangan anak, usaha yang

_____________
40
Amir Daien Indrakusumah, Op. Cit, h. 147
41
Ibid, h. 165
36

bertujuan atau goal, pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi, penghargaan

dan hukuman, partisipasi dan perhatian”.42

1) Kematangan anak

Untuk dapat mempengaruhi motivasi anak harus diperhatikan

kematangan anak. Tidak bijaksana untuk merangsang aktifitas-aktifitas sebelum

individu matang secara fisik, psikis dan sosial. Karena apabila tidak

memperhatikan kematangan ini akan mengakibatkan frustasi dan ini dapat

mengurangi kapasitas belajar.

2) Usaha yang bertujuan atau goal

Apabila mata pelajaran telah disesuaikan dengan kebijaksanaan pada

kapasitas anak dan sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan anak, usaha

yang bertujuan dapat dicapai dengan motivasi yang tidak banyak. Semakin jelas

tujuannya maka makin kuat perbuatan itu didorong.

3) Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi

Setiap usaha harus ada tujuan yang jelas dan usaha tersebut harus segera

diberitahukan hasilnya karena hal tersebut akan membawa pengaruh yang besar

bagi orang yang mengerjakannya. Oleh karena itu hasil pekerjaan harus

diberitahukan supaya dapat memperkuat motivasi seseorang. Pekerjaan yang tidak

_____________
42
Mustaqim, dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991), Cet.
Ke-1, h. 75-77
37

diketahui hasilnya merupakan pekerjaan yang sia-sia dan akibatnya akan

melemahkan usaha selanjutnya.

4) Penghargaan dan hukuman

Untuk meningkatkan motivasi belajar, guru dapat memberikan

penghargaan dan hukuman penghargaan adalah motif yang bersifat positif.

Penghargaan ini dapat berupa material dan spiritual. Sedangkan hukuman

merupakan motivasi yang negatif yang didasari dengan rasa takut. Orang yang

patuh karena takut akan lekas tidak penuh apabila takutnya hilang dan telah

berani menghadapi konsekuensinya. Sesuai dengan pendapat Zakiah Daradjat

bahwa “Seseorang yang ditakut-takuti mungkin akan memperbaiki prestasinya,

tetapi akan gagal lagi apabila tekanan itu sudah hilang”.43

5) Partisipasi

Partisipasi dapat mempengaruhi motivasi belajar karena salah satu

dinamika anak ialah keinginan berstatus, keinginan untuk ambil aktifitas-aktifitas

untuk berpartisipasi. Oleh karena itu seorang guru harus memberikan kesempatan

kepada anak untuk berpartisipasi pada setiap kegiatan.

_____________
43
Zakiyah Daradjat, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1995), Cet. ke-1, h. 144
38

6) Perhatian

Faktor lain yang dapat mempengaruhi motivasi belajar adalah perhatian.

Karena perhatian merupakan intregitas antara motif dan sikap, dan tergantung dari

rangsangan yang diberikan. Bila orang sedang dikuasai motif tertentu, maka

perhatiannya pun akan tertuju pada hal-hal yang sesuai dengan motif yang

menguasainya.

Berdasarkan uraian diatas, motivasi belajar yang terdapat pada diri anak

dapat berubah. Motivasi berkembang sesuai dengan taraf kesadaran seseorang

akan tujuan yang hendak dicapainya. Semakin luas dan semakin sadar seorang

akan tujuan yang hendak dicapai akan semakin kuat pula motivasi untuk

mencapainya.

5. Indikator Motivasi Belajar Siswa

Berdasarkan uraian di atas maka penulis melampirkan indikator motivasi

siswa belajar Pendidikan Agama Islam adalah sebagi berikut:

a. ketekunan dalam belajar PAI, meliputi:

1) Mengikuti mata pelajaran PAI di kelas

2) Belajar mata pelajaran PAI dirumah

b. Ulet dalam menghadapi kesulitan mata pelajaran PAI, meliputi:

1) Sikap terhadap kesulitan mata pelajaran PAI

2) Usaha mengatasi kesulitan mata pelajaran PAI


39

c. Mandiri dalam belajar PAI, meliputi:

1) Penyelesaian tugas-tugas atau PR

2) Menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran

d. Prestasi dalam mata pelajaran PAI, meliputi:

1) Keinginan untuk berprestasi

2) Kualifikasi hasil
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Padindi yang berlokasi di Kalideres-

Jakarta Barat, dan dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober

2006.

B. Populasi dan Sampel

Menurut terminologi riset, bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah

sejumlah massa (manusia atau bukan) yang terdapat satu kawasan tertentu aau

berada dalam satu unit kesatuan. Ada juga yang mengatakan bahwa populasi

(population) adalah as that portion of the universe to which researcher has acces.

Dari definisi terakhir ini, populasi disebut juga universe.1 Adapun populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SMP Padindi Kalideres-Jakarta Barat

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan

karakteristik yang sama sehingga betul-betul mewakili populasi.2 Adapun

besarnya sampel yang penulis ambil sebanyak 50% dari jumlah siswa-siswi kelas

III SMP Padindi Kalideres-Jakarta Barat.

1
Aminuddin Rasyad, Metode Riset Pendidikan, (Jakarta: Fakultas Tarbiyah, ,2002), Jilid 1,
Cet. Ke-4, h. 62
2
Nana Sunjaya, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989), h. 84

40
41

Jadi sampelnya adalah 50 % X 87 orang = 43 orang. Penulis

menggunakan cara random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak tanpa

dipilih-pilih berdasarkan atas prinsip-prinsip matematis yang telah diuji dalam

prakteknya.

C. Variabel Penelitian

Kata “Variabel” berasal dari bahasa Inggris “Variable” dengan arti

“ubahan”, “Faktor tidak tetap”, atau “gejala yang dapat diubah-ubah3”. Variabel

dapat didefinisikan sebagai objek penelitian yang mempunyai variasi. Dalam

penelitian ini terdapat dua variabel yaitu:

1. Variabel penggunaan metode karya wisata dalam upaya. Variabel ini sebagai

variabel independent (bebas), yakni variabel yang memberi pengaruh

terhadap variabel terikat (variabel dependent) yang diberi simbol dengan

huruf X.

2. Variabel meningkatkan motivasi belajar siswa pada bidang studi Agama

Islam. Variabel ini menduduki sebagai variabel dependent (terikat), yakni

variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (variabel independent) yang

diberi simbol dengan huruf Y.

3
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo persada, 1977), cet.
VIII, h. 33
42

D. Instrumen Penelitian

Tabel. 1

Kisi-kisi Alat Pengumpul Data Penggunaan Metode Karya Wisata

Aspek Indikator-indikator No. Item

1. Metode Pengajaran  Menerapkan metode karya 1


Karya Wisata wisata
2
2. Alasan Penggunaan
 Keuntungan metode karya 3
Metode Karya Wisata
wisata
 Menumbuhkan minat belajar 4
siswa
 Mengembangkan kreatifitas 5
siswa
 Memudahkan siswa memahami

3. Tujuan dan Sasaran materi PAI 6


Metode Karya Wisata
 Memperdalam pengetahuan 7, 8, 9, 10
yang dipelajari di dalam kelas
 Mengkonkritkan materi ajar di
kelas

Jumlah 10
43

Tabel. 2

Kisi-kisi Alat Pengumpul Data Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi

Agama Islam

Aspek Indikator-indikator No. Item


1. Ketekunan Dalam  Mengikuti mata pelajaran 11
Belajar Pendidikan Pendidikan Agama Islam di kelas
Agama Islam
 Belajar mata pelajaran 12, 13
Pendidikan Agama Islam di
rumah

2. Ulet Dalam  Sikap terhadap kesulitan mata 14, 15


Menghadapi pelajaran Pendidikan Agama
Kesulitan Mata Islam
Pelajaran
Pendidikan Agama  Usaha mengatasi kesulitan mata 16
Islam pelajaran Pendidikan Agama
Islam

3. Mandiri Dalam  Penyelesaian tugas atau PR mata 17


Belajar Pendidikan pelajaran Pendidikan Agama
Agama Islam Islam
 Menggunakan kesempatan di luar
18
jam pelajaran untuk belajar
Pendidikan Agama Islam

4. Prestasi dalam  Keinginan untuk berprestasi 19


belajar pendidikan dalam mata pelajaran
agama islam Pendidikan Agama Islam
 Kualifikasi hasil mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam
20
Jumlah 10
44

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam rangka mendapatkan data yang akurat dalam penyusunan skripsi

ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Obeservasi adalah pengalaman dan pencatatan secara sistematis terhadap

gejala yang tampak pada objek penelitian.4 Dalam penelitian ini penulis

mengunjungi dan mengadakan pengamatan langsung di SMP Padindi Kalideres-

Jakarta Barat. Observasi ini diperoleh untuk memperoleh gambaran yang

menyeluruh mengenai kondisi objek yang sedang diteliti.

2. Wawancara

Wawancara merupakan alat pengumpul informasi dengan cara

mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.

Dalam wawancara selalu ada dua pihak yaitu pihak pencari informasi dan pihak

pemberi informasi.5 Pada penelitian ini penulis melakukan wawancara kepada

guru bidang studi agama Islam untuk megetahui sejauh mana penggunaan metode

karya wisata dalam upaya meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari mata

pelajaran agama Islam di SMP Padindi Kalideres-Jakarta Barat.

4
Ibid, h. 129
5
Ibid, h. 135
45

3. Angket

Untuk memperoleh sejumlah data tertulis dalam waktu yang relatif

singkat. Maka disebarkan angket kepada siswa/siswi SMP Padindi Kalideres-

Jakarta Barat. yang menjadi objek penelitian. Angket yang disebarkan kepada

responden terdiri dari 20 item pertanyaan, yang terbagi dalam dua bagian. Bagian

pertama berisi 10 pertanyaan yakni no. 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 untuk memperoleh

data tentang efektifitas dan efesiensi pelaksanaan metode karya wisata dalam

bidang studi agama Islam. Bagian kedua berisi 10 pertanyaan yakni no.

11,12,13,14,15,16,17,18,19,20 untuk mengukur motivasi belajar siswa pada

bidang studi agama Islam.

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Teknik Pengolahan Data

Untuk memperoleh data dari hasil penelitian yang dilakukan sekaligus

menjawab permasalahan di atas, maka teknik pengolahan data yang dipandang

tepat untuk mencapai tujuan penelitian adalah teknik deskriptif analisis yaitu data

yang terkait dengan topik dihimpun, kemudian dianalisis dan dipaparkan dalam

bentuk deskripsi.

2. Teknik Analisa Data

Setelah mendapat data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya

adalah menganalisis data. Menganalisis data merupakan suatu cara yang

digunakan untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan
46

hanya oleh orang yang meneliti, tapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui

hasil penelitian.

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, penulis melakukan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Editing

Dalam menganalisis data yang pertama kali harus dilakukan adalah

editing. Pada tahap ini dilakukan pengecekan terhadap pengisian angket. Setiap

angket harus diteliti satu persatu mengenai kelengkapan, kejelasan, dan kebenaran

pengisian angket tersebut agar terhindar dari kekeliruan, kesalahan dalam

mendapatkan informasi, sehingga dapat diperoleh data yang akurat.

2. Skoring

Skoring merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir pertanyaan

yang terdapat dalam angket. Setiap pertanyaan dalam angket terdapat empat

alternatif jawaban, A, B, C, dan D yang harus dipilih oleh responden.

Kriteria penyekoran butir pertanyaan untuk data Penggunaan Metode

Karya Wisata Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang

Studi Agama Islam, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 3

Kriteria Penyekoran Instrumen Data Penggunaan Metode Karya Wisata

No Item Alternatif Jawaban


Pertanyaan
A B C D
47

1 4 3 2 1

Tabel. 4

Kriteria Penyekoran Instrumen Data Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang


Studi Agama Islam

No Item Alternatif Jawaban


Pertanyaan
A B C D
1 4 3 2 1

3. Tabulating

Langkah selanjutnya adalah penghitungan terhadap data yang sudah

diskoring dengan menggunakan analisis data statistik (prosentase) dengan rumus:

F
P = --- x 100 %
N

Keterangan: P = Prosentase

F = Frekuensi jawaban

N = Jumlah responden

100 = Bilangan Tetap

Kemudian untuk mengetahui korelasi antara variabel X (Penggunaan

Metode Karya Wisata Dalam Upaya ) dengan variabel Y (Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Pada Bidang Studi Agama Islam). Maka dalam penelitian ini
48

penulis menggunakan teknik analisa data berdasarkan korelasi product moment

dari pearson. Adapun rumus dari korelasi product moment tersebut. Yaitu :

N  xy – (x) (y)
r xy =
[Nx2 – (x)2 ] [ Ny2 – (y)2

Keterangan:

Rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment

N : Number of cases

xy : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y

X : Jumlah seluruh skor X

y : Jumlah seluruh skor y

Setelah melakukan teknik analisa data, peneliti kemudian memberikan

interpretsi dengan memasukkan kepada analisa data berdasarkan korelasi product

moment. Yaitu memberi interpretasi terhadap rxy atau ro, serta menarik

kesimpulan yang dapat dilakukan secara sederhana. Pada umumnya dipergunakan

pedoman atau ancar-ancar sebagai berikut :

Tabel. 5

Interpretasi rxy

Besarnya “ r ” Product
Moment Interpretasi
(rxy)
0,00 – 0,20 Antara Variabel X dan Variabel Y memang terdapat
korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau
rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap
49

tidak ada korelasi antara Variabel X dan Variabel Y


0,20 – 0,40 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang lemah atau rendah

0,40 – 0,70 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi


yang sedang atau cukupan

0,70 – 0,90 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi


yang kuat atau tinggi

0,90 – 1,00 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi


yang sangat kuat atau sangat tinggi

Selanjutnya untuk mengetahui kontribusi variabel X terhadap variabel Y

yaitu menggunakan rumus Perhitungan Koefisien Determinasi (KD), yang

penulis manfaatkan, sebagai berikut:

KD = r2 x 100
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Padindi Kalideres Jakarta Barat

1. Sejarah dan tujuan berdirinya SMP Padindi

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Padindi Kalideres Jakarta Barat

didirikan pada tahun 2001 sedangkan penggunaan gedung tersebut dimulai pada

tahun 2002. Dalam rangka mengantisipasi masa depan yang belum menentu kita

harus menyiapkan diri apa yang terjadi, sehingga tidak akan diombang-

ambingkan oleh keadaan yang cepat berubah.

Suatu lembaga pendidikan dituntut untuk melakukan hal-hal pokok yang

telah ditetapkan oleh pemerintah. Dalam hal ini suatu lembaga pendidikan

dituntut untuk menghasilkan keluaran yang memenuhi harapan dan keinginan

banyak pihak antara lain pemerintah, masyarakat, orang tua, siswa, bahkan para

guru dan karyawan.

a. Landasan

Program sekolah SMP Padindi Jakarta berlandaskan:

1. UU Sistem Pendidikan Nasional No. 2 tahun 1989

2. GBHN khususnya tentang pendidikan

3. Tujuan Pendidikan Nasional

4. Tujuan Pendidikan di SMP

5. Kurikulum SMP tahun 1994 dan Kurikulum SMP tahun 2004

50
51

6. Visi dan Misi SMP Padindi Jakarta

b. Maksud dan Tujuan

1. Memberi arah pada kegiatan pendidikan di SMP Padindi jakarta

2. Menetapkan acuan pemantapan terhadap kegiatan pendidikan di sekolah

3. Mempersiapkan untuk menghadapi perubahan kemajuan di masa depan

Adapun visi SMP Padindi yaitu, “Menjadikan sekolah yang dikenal,

dicintai dan menjadi kebanggaan masyarakat luas dan dapat bersaing dengan

sekolah lain”. Sedangkan Misi SMP Padindi adalah :

1. Membentuk peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT

serta berakhlakul karimah

2. Mencintai ilmu pengetahun, cerdas dan terampil

3. Sehat jasmani dan rohani

4. Keadaan Guru dan Siswa SMP Padindi

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Padindi memiliki guru dan tenaga

kependidikan yang bervariatif baik dari jenis kelamin, jabatan maupun pendidikan

seperti pada tabel berikut:

Tabel. 6
Keadaan Guru SMP Padindi

Ijazah
N0 Nama guru L/P Jabatan/Bidang Studi
Terakhir
1. Dra. Hj. Laheni L Kepsek/Matematika S2
52

2. Tuhu Eman Susilo, S.Pd L Staf Kesiswaan/Komputer S1


3. Siti Asnah, Amd P Guru/ IPA Fisika S1
4. Nur Namah, S.Psi L Guru/ BK S1
5. Anniza. S. Pd L Guru/ B. Inggris S1
6. Tri Rahayoe Santoso, S.Pd L Guru/ PLKJ S1
7. Munif Syafe’I, S.Pd P Guru/ PPKN S1
8. Nirmalasari, Amd L Guru/ Tata Busana S1
9. Wiyatno, S.Pd P Staf Kurikulum/ Biologi S1
10. Bakhjah, S.pd P Guru/ B. Indonesia S1
11. Yuniati, S.Pd L Guru/ B. Inggris S1
12. Ida Jubaidah, S.Pd P Guru/ IPS Sejarah S1
13. Ida Farida, S.Pd P Guru/ IPS Ekonomi S1
14. Kholilulloh, Amd L Guru/ Penjaskes S1
15. Sulis Hanafi, S.Pd P Guru/ Pend. Agama Islam S1
16. Ali Ikrom, S.S P Guru/ B. Inggris S1
17. Ainun Nihlah, S.Pd P Guru/ IPA Biologi S1
18. Mulyanah, S.Pd L Guru/ B. Indonesia S1
19. Bahrudin Amd L Guru/ Komputer S1
20. Jainudin, S.Pd P Guru/ Matematika S1
21. Ahwan Yanuar R, S.Pdi P Guru/ KTK Seni Musik S1
22. Drs. Tekad Susilo L Guru/ IPS Geografi S1
23. Tri Indarti, S.Pd P Guru/ Matematika S1
24. Nur Alfi Syahriyah, S.Pd P Guru/ Matematika S1
25. Lisnawati, SE P Guru/ PLKJ S1
53

Keadaan siswa-siswi yang ada di SMP Padindi sangat bervariatif artinya

sekolah tersebut memiliki beberapa kelas yang cukup dari kelas I-1 s/d I-3, Kelas

II-1 s/d II-3,dan kelas III hanya 2 kelas, seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel. 7

Keadaan Siswa SMP Padindi

Banyaknya Jumlah Siswa


No Kelas Jumlah
kelas L P
1 I 3 56 77 133
2 II 3 50 53 103
3 III 2 45 27 72
Jumlah 8 151 157 308

3. Sarana dan Prasarana SMP Padindi

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Padindi Kalideres memiliki sarana

dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar mulai dari

ruang sekolah yang memadai maupun sarana yang lain seperti pada tabel

berikut ini:

Tabel. 8

Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Padindi

No Sarana/prasarana Jumlah Kondisi


1 Ruang Guru dan Kepala Sekolah 1 Baik
2 Ruang TU 1 Baik
3 Ruang Belajar 8 Baik
4 Kamar mandi Guru 2 Baik
5 Kamar mandi siswa 2 Baik
7 Ruang Komputer 1 Baik
8 Laboratorium IPA 1 Baik
9 Ruang Perpustakaan 1 Baik
54

10 Ruang BP 1 Baik
11 Ruang Keterampilan 1 Baik
14 Musholla 1 Baik
15 Lapangan Upacara 1 Baik
16 Ruang Dinas Petugas 1 Baik
17 Lapangan Olah Raga 1 Baik

5. Struktur Organisasi

Yayasan
Moh. Padindi

Komite Kepala Sekolah


H. Lahmid Wardana Dra. Hj. Laheni

Wakil Bid. Wakil Bid. Wakil Bid. Wakil Bid.


Kurikulum Sarpras Kesiswaan Humas
Wiyatno Tuhu Eman. S Tuhu Eman. S Wiyatno

Tata Usaha
Lisnawati

BP/ BK Pembina OSIS


Nurnamah Munif Syafi’i

Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas

Guru-guru

Siswa-siswi SMP Padindi


55

B. Deskripsi Data

Data penelitian tentang penggunaan metode karya wisata dalam upaya

meningkatkan motivasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam

di SMP Padindi Kalideres Jakarta Barat, penulis dapatkan melalui angket yang

diberikan kepada sampel yaitu siswa kelas III SMP Padindi Kaliders Jakarta Barat

yang berjumlah empat puluh tiga responden. Selain itu penulis juga memperoleh

data melalui wawancara studi dokumentasi. Wawancara penulis lakukan kepada

Guru Agama SMP Padindi Kalideres untuk mendapatkan data mengenai upaya-

upaya yang dilakukan guru Agama dalam menggunakan metode karya wisata di

SMP Padindi Kalideres Jakarta Barat. Sedangkan studi dokumentasi penulis

lakukan untuk memperoleh data mengenai gambaran umum SMP Padindi

Kalideres Jakarta Barat.

Sedangkan untuk data variabel X (Penggunaan Metode Karya Wisata)

peneliti menggunakan jawaban hasil angket yang telah disebarkan kepada siswa

kelas III seperti pada tabel berikut:

Tabel. 9

Skor Variabel Penggunaan Metode Karya Wisata (X)

Minat
No. Nama Responden Kelas
(X)
1 Agung R 17 III
2 Achmad Romi 29 III
3 Achmad Fauzi 27 III
4 Eka Riswati 13 III
5 Eki Rahmad Dani 29 III
56

6 Hendra Jaya 21 III


7 Heru Asep 25 III
8 Inah 19 III
9 Kurniati 18 III
10 Fahmi 29 III
11 Fitriah 33 III
12 Lusi Yulitha 20 III
13 Latifah 30 III
14 Linda Suryani 29 III
15 M.Mursada 20 III
16 M.Qurtubi 19 III
17 Meli Saropah 21 III
18 Mika Arsella 18 III
19 M.Apriyanto 25 III
20 Milawati 25 III
21 Malik Jamaludin 32 III
22 Nuraini 21 III
23 Novia Angraini 11 III
24 Novia 20 III
25 Novianti 13 III
26 Rudi. S 24 III
27 Rendi 31 III
28 Retno Permatasari 35 III
29 Reni Dias Tuti 23 III
30 Rina Anggraeni 22 III
31 Rendi. F 24 III
32 Rizwan Hamdi 19 III
33 Sri Maryati 19 III
34 Siti Umayyah 20 III
35 Sukmadi Firdaus 27 III
36 Sri Ulfathul M 17 III
37 Tarti 21 III
38 Tiwi 21 III
39 Tika 20 III
40 Tuti Wirayanti 31 III
41 Yunadi Ilmiah 17 III
42 Yanti 18 III
43 Zaenal Abidin 28 III
Total 981
57

Untuk mengetahui nilai rata-rata skor tentang Penggunaan Metode

Karya Wisata berdasarkan angket, yaitu dengan menggunakan rumus:

Mx = X
N

Keterangan: Mx : Mean
x : Jumlah Variabel
N : Number of Cases

Mx = 981 = 22,81
43
Sedangkan untuk data Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa Pada

Bidang Studi Agama Islam) peneliti menggunakan jawaban hasil angket yang

telah disebarkan kepada siswa kelas III seperti pada tabel berikut:

Tabel. 10

Skor Variabel Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Agama Islam (Y)

Minat
No Nama Responden Kelas
(X)
1 Agung R 20 III
2 Achmad Romi 33 III
3 Achmad Fauzi 29 III
4 Eka Riswati 29 III
5 Eki Rahmad Dani 34 III
6 Hendra Jaya 20 III
7 Heru Asep 21 III
8 Inah 28 III
9 Kurniati 32 III
10 Fahmi 27 III
11 Fitriah 31 III
12 Lusi Yulitha 30 III
13 Latifah 30 III
14 Linda Suryani 24 III
15 M.Mursada 20 III
58

16 M.Qurtubi 25 III
17 Meli Saropah 24 III
18 Mika Arsella 28 III
19 M.Apriyanto 31 III
20 Milawati 27 III
21 Malik Jamaludin 32 III
22 Nuraini 27 III
23 Novia Angraini 30 III
24 Novia 25 III
25 Novianti 29 III
26 Rudi. S 30 III
27 Rendi 30 III
28 Retno Permatasari 32 III
29 Reni Dias Tuti 24 III
30 Rina Anggraeni 26 III
31 Rendi. F 22 III
32 Rizwan Hamdi 33 III
33 Sri Maryati 30 III
34 Siti Umayyah 24 III
35 Sukmadi Firdaus 26 III
36 Sri Ulfathul M 32 III
37 Tarti 27 III
38 Tiwi 27 III
39 Tika 31 III
40 Tuti Wirayanti 32 III
41 Yunadi Ilmiah 22 III
42 Yanti 27 III
43 Zaenal Abidin 28 III
Total 1189

Untuk mengetahui nilai rata-rata skor Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang

Studi Agama Islam, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Mx = x
N

Keterangan: Mx : Mean
x : Jumlah Variabel
N : Number of Cases
59

Mx = 1189 = 27,65
43

Adapun hasil melalui prosentase, yaitu dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

P = F x 100 %
N
Keterangan :

P : Angka Persen (Prosentase)

F : Frekwensi Jawaban

N : Banyaknya Responden

C. Analisis Data dan Interpretasi data

1. Analisis Data

Data statistik yang akan dianalisa adalah skor-skor dari penyebaran angket

siswa yang ditemukan di lapangan, kemudian data tersebut diolah dalam bentuk

tabel-tabel prosentase yang dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Penggunaan Metode Karya Wisata

Tabel. 11
Guru menggunakan study tour dalam setiap pengajaran PAI

Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan


A Selalu 12 28%
B Sering 2 5%
C Kadang-kadang 9 21%
D Tidak Pernah 20 46%
Jumlah total 43 100%
60

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar guru

yaitu sebanyak 67% di SMP Padindi tidak pernah menggunakan media study

tour dalam pengajaran PAI, dan hanya 33% yang menggunakan metode study

tour.

Tabel. 12
Keuntungan dari study tour yang dilaksanakan oleh sekolah

Alternatif jawaban Frekuensi Keterangan


A Selalu 22 51%
B Sering 5 12%
C Kadang-kadang 10 23%
D Tidak pernah 6 14%
Jumlah Total 43 100%

Berdasarkan tabel di atas sebagian besar siswa sebanyak 63%

mendapat keuntungan dari metode study tour, dan selebihnya 37% hanya

menjawab kadang-kadang mendapat keuntungan metode ini.

Tabel.13
Pembelajaran dengan study tour membuat siswa lebih termotivasi dalam
belajar materi Pendidikan Agama Islam

Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan


A Selalu 10 23%
B Sering 5 12%
C Kadang-kadang 8 19%
D Tidak pernah 20 46%
Jumlah Total 43 100%
61

Berasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa

tidak merasa lebih termotivasi dengan metode study tour yaitu sebanyak 65%,

dan hanya sebanyak 35% yang merasa lebih termotivasi.

Tabel. 14
Dengan study tour dapat menambah kreatifitas siswa dalam belajar

Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan


A Selalu 23 53%
B Sering 5 12%
C Kadang-kadang 13 30%
D Tidak pernah 2 5%
Jumlah Total 43 100%

Berdasarkan tabel di atas bahwa dengan study tour dapat menambah

kreatiftas siswa. Hal ini ditunjukkan 65% siswa menjawab selalu dan hanya

35% yang menjawab kadang-kadang.

Tabel. 15
Pembelajaran dengan study tour lebih memudahkan siswa memahami
pelajaran materi Pendidikan Agama Islam

Alternatif jawaban Frekuensi Keterangan


A Selalu 13 30%
B Sering 3 7%
C Kadang-kadang 18 42%
D Tidak pernah 9 21%
Jumlah Total 43 100%
62

Berdasarkan tabel ini dengan metode study tour sebanyak 42% siswa

merasa terbantu dalam memahami pelajaran PAI dan 21% lainnya menjawab

kadang-kadang terbantu.

Tabel. 16
Pembelajaran dengan metodologi study tour yang digunakan guru PAI dapat
memperluas pengetahuan siswa

Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan


A Selalu 15 35%
B Sering 3 7%
C Kadang-kadang 17 39%
D Tidak pernah 8 19%
Jumlah Total 43 100%

Tabel di atas menunjukkan metode study tour tidak terlalu banyak

membantu memperluas pengetahuan siswa, yaitu 58%” dan sebagian lainnya

merasa terbantu, yaitu sebanyak 42%.

Tabel. 17
Dalam menerangkan materi fiqih yang berkenaan dengan pembahasan jual beli,
guru mengajak siswa pergi ke pasar (tempat perniagaan)

Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan


A Selalu 5 12%
B Sering - -
C Kadang-kadang 15 35%
D Tidak pernah 23 53%
Jumlah Total 43 100%
63

Berdasarkan tabel di atas guru tidak pernah mengajak ke pasar dalam

materi jual beli. Hal tersebut dapat ditunjukkan bahwa sebagian besar

sebanyak 88% siswa tidak pernah diajak, dan hanya 12% lainnya mengiyakan.

Tabel.18
Dalam menjelaskan materi Sejarah Kebudayaan Islam, guru PAI mengajak
siswa mengunjungi tempat-tempat bersejarah (museum)

Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan


A Selalu 15 35%
B Sering 4 9%
C Kadang-kadang 6 14%
D Tidak pernah 18 42%
Jumlah Total 43 100%

Berdasarkan tabel tersebut guru tidak pernah mengajak siswa ke

tempat-tempat bersejarah (museum) pada materi Sejarah Kebudayaan Islam.

Hal ini ditunjukkan sebagian besar siswa, yaitu 56% meniadakan, dan 44%

lainnya pernah mengunjungi tempat-tempat bersejarah (museum).

Tabel. 19
Guru memperaktekkan cara manasik haji ketika menerangkan tentang
pembahasan ibadah haji

Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan


A Selalu 4 9%
B Sering 4 9%
C Kadang-kadang 16 38%
D Tidak pernah 19 44%
Jumlah Total 43 100%
64

Berdasarkan tabel di atas sebagian besar guru yaitu 82% tidak

pernah mempraktekan cara manasik haji kepada siswa, dan hanya 18% yang

mempraktekkannya.

Tabel. 20
Dalam menerangkan materi Aqidah Akhlak yang berkenaan dengan
pelestarian alam, guru mengajak siswa ke perkebunan

Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan


A Selalu 3 7%
B Sering 1 2%
C Kadang-kadang 10 23%
D Tidak pernah 29 68%
Jumlah Total 43 100%

Berdasarkan tabel tersebut sebagian besar guru sebanyak 91% tidak

pernah mengajak siswa ke perkebunan dalam pembahasan pelestarian alam,

dan hanya 9% guru yang mengaujak siswa ke perkebunan.

b. Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Agama Islam

Tabel. 21
Memperhatikan penjelasan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam yang
diberikan guru Agama dengan baik

Alternatif Jawban Frekuensi Keterangan


A Selalu 28 65
B Sering 4 9
C Kadang-kadang 11 26
D Tidak Pernah - -
Jumlah total 43 100%
65

Tabel di atas menunjukkan sebagian besar siswa yaitu 74% selalu

memperhatikan penjelasan pendidikan agama islam dari guru, dan selebihnya

26% hanya menjawab kadang-kadang.

Tabel. 22
Untuk lebih memahami pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa belajar
kembali di rumah

Alternatif jawaban Frekuensi Keterangan


A Selalu 5 12%
B Sering 5 12%
C Kadang-kadang 33 76%
D Tidak pernah - -
Jumlah Total 43 100%

Berdasarkan tabel tersebut sebagian besar siswa yaitu 76% tidak

pernah mengulang belajar PAI di rumah untuk lebih memahaminya, dan

hanya 24% yang selalu mengulangnya lagi di rumah.

Tabel. 23
Belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di rumah dengan jadwal
yang teratur

Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan


A Selalu 7 17%
B Sering 2 5%
C Kadang-kadang 33 76%
D Tidak pernah 1 2%
Jumlah Total 43 100%

Berdasarkan tabel di atas sebagian besar siswa 78% hanya kadang-

kadang saja mempelajari PAI di rumah dengan jadwal teratur, sedang 22%

lainnya selalu mempelajarinya di rumah dengan jadwal teratur.


66

Tabel. 24
Sikap tidak cepat putus asa ketika mengalami kesulitan dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam
Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan
A Selalu 12 28%
B Sering 5 12%
C Kadang-kadang 23 53%
D Tidak pernah 3 7%
Jumlah Total 43 100%

Berdasarkan tabel ini 60% siswa hanya kadang-kadang saja yang

merasa tidak cepat putus asa ketika mengalami kesulitan dalam mempelajari

PAI sedang 40% lainnya masih selalu cepat putus asa.

Tabel. 25
Merasa tertantang untuk mampu mengerjakan tugas pelajaran Pendidikan
Agama Islam yang sulit

Alternatif jawaban Frekuensi Keterangan


A Selalu 10 23%
B Sering 10 23%
C Kadang-kadang 23 54%
D Tidak pernah - -
Jumlah Total 43 100%

Berdasarkan tabel di atas, rata-rata siswa yaitu 46% merasa

tertantang dengan mata pelajaran PAI, dan 54% menjawab hanya terkadang

saja merasa tertantang.


67

Tabel. 26
mengajak teman untuk berdiskusi jika menemukan kesulitan dalam belajar
Pendidikan Agama Islam

Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan


A Selalu 15 35%
B Sering 7 16%
C Kadang-kadang 21 49%
D Tidak pernah - -
Jumlah Total 43 100%

Berdasarkan tabel di atas sebagian besar siswa yaitu 51% mengajak

temannya berdiskusi jika menemukan kesulitan dalam belajar PAI, dan

sebagian lainnya 49% kadang-kadang saja mengajak temannya berdiskusi jika

menemukan kesulitan dalam belajar PAI.

Tabel. 27
Dapat menyelesaikan tugas/PR mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
dengan usaha sendiri tanpa bantuan orang lain

Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan


A Selalu 9 21%
B Sering 2 5%
C Kadang-kadang 30 69%
D Tidak pernah 2 5%
Jumlah Total 43 100%

Berdasarkan tabel di atas sebanyak 74% sebagian besar siswa

menjawab kadang-kadang dapat menyelesaikan tugas/PR mata pelajaran PAI

dengan usaha sendiri tanpa bantuan orang lain, dan sisanya hanya 26% yang
68

merasa selalu menyelesaikan tugas/PR mata pelajaran PAI dengan usaha

sendiri.

Tabel. 28
Jika mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kosong maka siswa mempelajari
kembali materi sebelumnya

Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan


A Selalu 2 5%
B Sering 6 14%
C Kadang-kadang 23 53%
D Tidak pernah 12 28%
Jumlah Total 43 100%

Berdasarkan tabel di atas sebanyak 81% sebagian besar siswa

kadang-kadang mempelajari kembali materi sebelumnya jika mata pelajaran

PAI kosong, dan lainnya hanya 19% sering mempelajari kembali materi

sebelumnya jika mata pelajaran PAI kosong.

Tabel. 29
Ingin Mencapai Prestasi Yang Tinggi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam

Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan


A Selalu 29 68%
B Sering 6 14%
C Kadang-kadang 8 18%
D Tidak pernah - -
Jumlah Total 43 100%

Berdasarkan tabel di atas sebagian besar siswa yaitu 82% ingin

mencapai prestasi yang tinggi pada mata pelajaran PAI, dan hanya 18% saja
69

yang kurang semangat dalam meraih prestasi yang tinggi pada mata pelajaran

PAI..

Tabel. 30
Senang jika hasil prestasi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam lebih baik
dari sebelumnya

Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan


A Selalu 32 75%
B Sering 3 7%
C Kadang-kadang 7 16%
D Tidak pernah 1 2%
Jumlah Total 43 100%

Berdasarkan tabel diatas sebagian besar siswa yaitu 72% merasa

senang jika hasil prestasi mata pelajaran PAI lebih baik dari sebelumnya, dan

sisanya hanya 18% yang menjawab kadang-kadang merasa senang.

Selanjutnya dari hasil pengolahan prosentase di atas, dapat penulis

simpulkan bahwa penggunaan metode karya wisata masih sangat lemah

diterapkan di sekolah Padindi Kalideres Jakarta Barat, terutama pada mata

pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Hal ini disebabkan metode karya

wisata membutuhkan perencanaan, persiapan, biaya, serta waktu yang cukup

banyak untuk melaksanakannya.

Demikian juga metode karya wisata relevansinya dengan motivasi

siswa dalam mempelajari pendidikan agama Islam secara umum dapat

menambah dan memperluas pengetahuan siswa, baik secara kognitif lebih-

lebih secara psikomotorik.


70

Kemudian dari data di atas akan diolah lagi untuk mencari korelasi

antar 2 variabel dengan tabel kerja yang diuraikan pada tabel di bawah ini:

Tabel. 31

Perhitungan untuk Mencari Data Variabel X dari Hasil Penyebaran Angket

Butir Soal
NO NAMA JML
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Agung R 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 17
2 Achmad Romi 4 4 4 3 4 3 2 1 3 1 29
3 Achmad Fauzi 3 4 3 2 3 2 2 1 4 3 27
4 Eka Riswati 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 13
5 Eki Rahmad Dani 4 4 4 3 4 3 2 1 3 1 29
6 Hendra Jaya 4 2 2 2 1 2 2 2 2 2 21
7 Heru Asep 1 3 2 3 2 2 4 4 2 2 25
8 Inah 1 4 1 4 1 1 1 4 1 1 19
9 Kurniati 1 4 1 4 2 2 1 1 1 1 18
10 Fahmi 3 4 3 4 4 4 1 3 2 1 29
11 Fitriah 4 4 3 4 4 4 1 4 3 2 33
12 Lusi Yulitha 1 2 1 4 4 4 1 1 1 1 20
13 Latifah 2 4 4 4 2 4 1 4 4 1 30
14 Linda Suryani 2 4 4 4 2 4 2 4 2 1 29
15 M.Mursada 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
16 M.Qurtubi 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 19
17 Meli Saropah 4 1 1 4 1 1 2 4 2 1 21
18 Mika Arsella 1 4 1 4 2 2 1 1 1 1 18
19 M.Apriyanto 4 4 2 4 3 2 1 1 2 2 25
20 Milawati 1 4 4 4 4 4 1 1 1 1 25
21 Malik Jamaludin 2 4 4 2 2 4 4 4 4 2 32
22 Nuraini 1 4 1 4 2 1 1 1 2 4 21
23 Novia Angraini 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 11
24 Novia 1 2 1 4 4 4 1 1 1 1 20
25 Novianti 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 13
26 Rudi. S 2 3 2 3 4 4 1 1 3 1 24
27 Rendi 4 4 2 2 2 4 4 4 1 4 31
28 Retno Permatasari 4 4 3 4 2 2 4 4 4 4 35
29 Reni Dias Tuti 1 4 4 2 2 2 2 4 1 1 23
30 Rina Anggraeni 1 4 2 4 2 4 2 1 1 1 22
31 Rendi. F 1 3 1 3 2 2 4 4 2 2 24
32 Rizwan Hamdi 1 1 4 2 2 3 1 2 2 1 19
33 Sri Maryati 1 4 1 4 1 1 1 4 1 1 19
34 Siti Umayyah 1 2 1 4 4 4 1 1 1 1 20
71

35 Sukmadi Firdaus 2 3 4 2 4 4 2 2 2 2 27
36 Sri Ulfathul M 1 2 2 2 4 2 1 1 1 1 17
37 Tarti 4 1 1 4 1 1 2 4 2 1 21
38 Tiwi 4 1 1 4 1 1 2 4 2 1 21
39 Tika 1 4 1 2 2 2 2 4 1 1 20
40 Tuti Wirayanti 4 4 4 4 4 4 2 3 1 1 31
41 Yunadi Ilmiah 2 2 1 4 3 1 1 1 1 1 17
42 Yanti 1 4 1 4 2 2 1 1 1 1 18
43 Zaenal Abidin 4 3 3 3 4 4 1 3 2 1 28
Jumlah 92 129 91 134 106 111 73 102 79 64 981

Tabel. 32

Perhitungan untuk Mencari Data Variabel Y Dari Penyebaran Angket

Butir Soal
No Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jml
1 Agung R 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
2 Achmad Romi 3 2 4 4 2 4 4 2 4 4 33
3 Achmad Fauzi 4 2 2 2 3 2 2 4 4 4 29
4 Eka Riswati 4 2 2 2 3 2 4 2 4 4 29
5 Eki Rahmad Dani 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 34
6 Hendra Jaya 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
7 Heru Asep 3 3 2 1 2 2 1 1 3 3 21
8 Inah 4 2 2 2 3 2 2 3 4 4 28
9 Kurniati 4 3 2 4 2 4 4 1 4 4 32
10 Fahmi 4 2 2 3 2 2 2 2 4 4 27
11 Fitriah 4 4 3 3 2 2 3 3 3 4 31
12 Lusi Yulitha 4 2 4 2 2 4 2 2 4 4 30
13 Latifah 4 2 2 4 2 4 2 2 4 4 30
14 Linda Suryani 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 24
15 M.Mursada 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
16 M.Qurtubi 2 2 2 2 4 3 2 3 3 2 25
17 Meli Saropah 4 2 4 2 2 3 2 2 2 1 24
18 Mika Arsella 4 2 2 3 2 4 2 1 4 4 28
19 M.Apriyanto 4 2 2 4 3 2 4 2 4 4 31
20 Milawati 2 2 2 2 4 4 2 1 4 4 27
21 Malik Jamaludin 2 2 2 4 4 4 4 2 4 4 32
22 Nuraini 4 2 2 2 4 2 2 1 4 4 27
23 Novia Angraini 4 4 2 4 3 2 3 2 4 2 30
24 Novia 4 2 2 2 2 4 2 1 2 4 25
25 Novianti 4 2 2 2 3 2 4 2 4 4 29
26 Rudi. S 4 2 2 4 4 4 2 2 4 2 30
27 Rendi 4 2 4 2 4 2 2 2 4 4 30
72

28 Retno Permatasari 4 4 2 3 2 3 2 4 4 4 32
29 Reni Dias Tuti 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 24
30 Rina Anggraeni 4 2 2 2 2 2 2 2 4 4 26
31 Rendi. F 3 3 2 1 2 2 1 2 3 3 22
32 Rizwan Hamdi 4 3 2 4 3 2 4 3 4 4 33
33 Sri Maryati 4 2 2 2 4 4 2 2 4 4 30
34 Siti Umayyah 4 2 2 2 2 3 2 1 2 4 24
35 Sukmadi Firdaus 2 4 2 4 3 2 2 1 3 3 26
36 Sri Ulfathul M 4 3 4 2 2 4 2 3 4 4 32
37 Tarti 3 2 1 2 4 4 2 1 4 4 27
38 Tiwi 4 2 4 2 2 3 2 2 2 4 27
39 Tika 2 2 3 4 3 3 4 2 4 4 31
40 Tuti Wirayanti 4 2 4 4 3 4 2 1 4 4 32
41 Yunadi Ilmiah 2 2 2 2 4 2 2 1 3 2 22
42 Yanti 4 2 2 3 2 3 2 1 4 4 27
43 Zaenal Abidin 4 4 2 1 2 4 2 3 2 4 28
Jumlah 146 101 101 112 116 123 104 84 150 152 1189

Tabel. 33

Perhitungan untuk Memperoleh Angka Indeks Korelasi Antara Variabel X

(Penggunaan Metode Karya Wisata) dan Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa


Pada Bidang Studi Agama Islam)

NO X Y XY X² Y²

1 17 20 340 400 400


2 29 33 957 1089 1089
3 27 29 783 841 841
4 13 29 377 841 841
5 29 34 986 1156 1156
6 21 20 420 400 400
7 25 21 525 441 441
8 19 28 532 784 784
9 18 32 576 1024 1024
10 29 27 783 729 729
11 33 31 1023 961 961
12 20 30 600 900 900
13 30 30 900 900 900
73

14 29 24 696 576 576


15 20 20 400 400 400
16 19 25 475 625 625
17 21 24 504 576 576
18 18 28 504 784 784
19 25 31 775 961 961
20 25 27 675 729 729
21 32 32 1024 1024 1024
22 21 27 567 729 729
23 11 30 330 900 900
24 20 25 500 625 625
25 13 29 377 841 841
26 24 30 720 900 900
27 31 30 930 900 900
28 35 32 1120 1024 1024
29 23 24 552 576 576
30 22 26 572 676 676
31 24 22 528 484 484
32 19 33 627 1089 1089
33 19 30 570 900 900
34 20 24 480 576 576
35 27 26 702 676 676
36 17 32 544 1024 1024
37 21 27 567 729 729
38 21 27 567 729 729
39 20 31 620 961 961
40 31 32 992 1024 1024
41 17 22 374 484 484
42 18 27 486 729 729
43 28 28 784 784 784
N ÓX981 ÓY1189 ÓXY27364 ÓX²23753 ÓY²33501

Setelah keseluruhan data dihitung dan diletakkan dalam tabel koefisien

korelasi, selanjutnya hasil perhitungan di atas akan diuji keabsahannya dengan

menggunakan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut:


74

Dik: X = 981 X2 = 23753


2
Y = 1189 Y = 33501
XY = 27364 N = 43
Dit? : r xy

r xy = NXY – (X) (Y)


[NX2 – (X)2 ] [ NY2 – (Y)]2
= 43 x 27364 - 981 x 1189
[ 43 x 23753 - 9812] [ 43 x 33501 – 11892]
= 1176652 - 1166409
( 1021379 - 962361 ) ( 1440543 - 1413721)
= 10243
59018 x 26822
= 10243
1582980796
= 10243
39786,69
= 0,257

2. Interpretasi Data

Berdasarkan hasil perhitungan dari nilai “rxy”, maka penulis memberikan

interpretasi terhadap Angka Indeks Korelasi r Product Moment melalui 2 cara

yakni:

a. Interpretasi dengan cara sederhana atau secara kasar; Interpretasi terhadap

rxy dari perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara variabel X dan
75

variabel Y tidak bertanda negatif; berarti di antara ke dua variabel tersebut

terdapat korelasi positif (korelasi yang berjalan searah).

Dengan memperhatikan besarnya rxy (yaitu = 0.257), yang berkisar antara

0,20 – 0,240 berarti terdapat korelasi positif antara variabel X dan variabel Y

itu termasuk korelasi yang lemah atau rendah.

b. Interpretasi dengan menggunakan Tabel Nilai “r” Product Moment.

Rumusan Hipotesa Kerja/Alternatif (Ha) dan Hipotesa Nihil (Ho), yang

penulis ajukan diawal adalah :

Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode

karya wisata dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa pada bidang

studi Agama Islam .

Ho : Tidak Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan

metode karya wisata dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa pada

bidang studi Agama Islam.

Adapun kriteria pengajuannya adalah: Jika r hitung  r tabel maka Ha

diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya, jika r hitung r tabel maka Ha ditolak dan Ho

diterima.

Kemudian penulis mencari derajat bebasnya (df atau db). rumusannya

sebagai berikut :

df = N – nr

= 43 – 2

= 41
76

Dengan memeriksa Tabel “r” Product Moment ternyata dengan df sebesar

41 dan taraf signifikansi 5 %, diperoleh rtabel = 0,308; sedangkan pada taraf

signifikansi 1% diperoleh rtabel = 0,398. Karena rxy atau ro pada taraf signifikansi 5

% lebih kecil dari rtabel atau rt, maka pada taraf signifikansi 5 % Hipotesa Nol

(Ho) ditolak, sedang Hipotesa Alternatif (Ha) ditolak, berarti bahwa pada taraf

signifikansi 5 % itu memang tidak terdapat korelasi positif (searah) yang

signifikan antara variabel X dengan variabel Y.

Selanjutnya, pada taraf signifikansi 1 % rxy atau ro adalah lebih kecil

daripada rtabel (0,398  0,257), maka pada taraf signifikansi 1% itu Hipotesa Nol

(Ho) diterima, sedang Hipotesa Alternatif (Ha) ditolak. ini berarti bahwa untuk

taraf signifikansi 1% juga terdapat korelasi korelasi positif (searah) yang

signifikan antara variabel X dengan variabel Y.

Maka kesimpulan yang dapat ditarik ialah, tinggi-rendahnya motivasi

belajar siswa pada bidang studi Agama Islam tidak dapat dipengaruhi oleh

penggunaan metode karya wisata, hal tersebut dapat dilihat karena tidak ada

korelasi positif antara variabel X (Penggunaan Metode Karya Wisata Dalam

Upaya) dan variabel Y (Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi

Agama Islam) dan masuk pada kategori korelasi yang lemah atau rendah.

Adapun Perhitungan Koefisien Determinasi (KD), yang penulis

manfaatkan untuk mengetahui kontribusi variabel X dan variabel Y, sebagai

berikut:
77

KD = r2 x 100

= 0,2572 x 100 (nilai r berasal dari hasil perhitungan rxy)

= 0,066x 100

= 6,6

Jadi, variabel Penggunaan Metode Karya Wisata Dalam Upaya

Meningkatkan memberikan kontribusi terhadap variabel Motivasi Belajar Siswa

Pada Bidang Studi Agama Islam sebesar 6,6%.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di SMP Padindi

Kalideres Jakarta Barat yang mengkaji tentang “ PENGGUNAAN METODE

KARYA WISATA DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI

BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI AGAMA ISLAM” dapat

disimpulkan sebagai berikut

1. Motivasi siswa belajar pada bidang studi Agama Islam tidak ditentukan oleh

variabel penggunaan metode karya wisata .

2. Besarnya hubungan variabel penggunaan metode karya wisata adalah 0,257

sedangkan kontribusi variabel X terhadap Y sebesar 6,6% kemudian sisanya

93,4% ditentukan oleh variabel lain. Informasi ini memberikan keterangan

bahwa variabel penggunaan metode karya wisata mempunyai hubungan yang

lemah atau rendah terhadap motivasi belajar siswa pada bidang studi Agama

Islam.

3. Hasil penelitian ini menginformasikan bahwa penggunaan metode karya

wisata dalam tingkat atau kategori cukup, dan akan lebih mewujudkan hasil

yang optimal apabila penggunaannya sangat variatif sehingga diharapkan

78
79

dapat memberikan motivasi lebih bagi siswa untuk belajar Pendidikan Agama

Islam.

B. Saran

1. Guru sebagai pendidik hendaknya meguasai materi yang diajarkannya dan

mampu meningkatkan cara pembelajarannya dengan metode yang lebih

variatif. Dalam hal ini guru diharapkan lebih intensif menggunakan metode

karya wisata sebagai salah salah satu metode pembelajaran.

2. Metode karya wisata juga hendaknya dimaknai sebagai metode pembelajaran

yang efektif dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru hendaknya

bisa memanfaatkan lingkungan sekolah atau tempat-tempat lain yang

represantatif sebagai tempat atau sumber belajar.


DAFTAR PUSTAKA

Abrasy, Muhammad ‘Athijah Al, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta:


Bulan Bintang, 1970

Ahmadi, Abu dan Triprastya, Djoko, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka
Setia, 1997

Al-Musnad Lil Imam Ahmad bin Hambal, Hadits ke 27163

Daradjat, Zakiyah, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara,
1995

_____________, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1996

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan


Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Qur’an, 1971

_____________________, Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:


Balai Pustaka, 1989

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002

De Porter, Bobbi, Mark Reoardon dan Seinger-Nourie, Srah, Quantum Teaching,


Bandung: Kaifa, 2003

Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002

Enkoswara, Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran, Jakarta: Bina Aksara, 1988

Hamid, Zaid Huein Al, Kamus Al-Muyassar, Pekalongan: PT Raja Murah, tth

Kusuma, Amier Daien Indra, Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional,
1973

M. Echol, Jhon dan Sadily, Hasan, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
1989

Mustaqim, dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991

Miqbal, Abdul Aziz Al, 50 Bunga Nasihat buat Ukhti Muslimah, Solo: Hijr, 1993

80
81

Prayitno, Elida, Motivasi dalam Belajar, Jakarta: PPLPTK DepDikBud, 1989

Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,


1996

Rasyad, Aminuddin, Metode Riset Pendidikan, Jakarta: Fakultas Tarbiyah, 2002

Russeffendi, Pengajran Matematika Modern Untuk Orang Tua Murid, Guru dan
SPG, seri 5, Bandung: Tarsito, 1980

Sabri, Alisuf, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999

_________, Pengantar Psikologi Umum Dan Perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu


Jaya, 1997

Salahudin, Mahfudh, Metodologi Pendidikan Agama, Surabaya: Bina Ilmu 1981

Santoso, Am. Rukky, Mengembangkan Kemampuan Otak Kanan Anak-Anak Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama, 2002

Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004

Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Quran, Bandung: Mizan, 1994

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SMP, MTs, dan SMPLB, Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo persada,


1977

Sunjaya, Nana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 1989

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya, 2002

Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,


Jakarta: Kloang Klede, 2003

Universitas Islam Indonesia, Al-Qur’an dan Tafsirnya, PT. Verisia Yogya Grafika
1995

Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2000
82

Warsito, Herawan, Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama, 1993

Winkel, WS, Psikologi Pengajaran, Jakarta: PT. Gramedia, 1996

Wlodkowski, Raymond J dan.Jaynes, Judith H, Motivasi Belajar, Jakarta: Cerdas


Pustaka, 2004

Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional, 1991

_______, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1992

You might also like