You are on page 1of 26

6 Momen Lentur

KL2203, Kelas 01
S
Semester
t II 2010/2011

Momen Lentur Murni (pure bending)

1
Tegangan akibat Momen Lentur

F x 0:  x dA  0

M z M :   y x dA  M

Deformasi akibat Momen Lentur

 xy   xz  0
 xy   xz  0

2
c
 JK     y      y m 

  y y y
x    x   m
L   c

Distribusi Tegangan
akibat Momen Lentur

y
 x  E x   x    m
c

 x dA  0
 y  dA    m ydA  0
   c  m 
 c 

 ydA  0

Garis netral melewati centroid penampang.

3
Distribusi Tegangan
akibat Momen Lentur

   y  dA  M
x

m
 y dA  M
2

c
Mc
m 
I

My
x  
I

M I I = momen inersia penampang


m  ; S S = modulus penampang
S c

4
Kelengkungan (curvature)

1 m m 1 Mc
  
 c Ec Ec I

1 M

 EI

1/ = kelengkungan
 = jari-jari kelengkungan (radius of curvature)

Contoh 1

 Suatu balok kantilever baja berukuran M


penampang 20 mm  60 mm dikenai
momen di ujungnya seperti
tergambar.
20 mm
 Jika tegangan leleh baja diketahui
sebesar 250 MPa,
MPa tentukan nilai 60 mm
momen M yang mengakibatkan balok
mulai leleh.

5
Contoh 1
M
 Gaya dalam momen: pada seluruh
balok bekerja momen lentur M.
 Momen inersia penampang: M
1 1 +
I  bh3   20  60 
3

12 12
 36  10 mm 4
4

 Tegangan: Mc
m   250
I
 250   36 104 
M  3 106 N-mm  3 kN-m
30

Contoh 2

 Tinjau kembali balok kantilever


pada Contoh 6.1. Tentukan
tegangan tarik dan tekan
maksimum akibat momen sebesar
3 kN-m yang bekerja di ujung
balok,, jika
j penampang
p p g balok
berbentuk T seperti tergambar.
Abaikan pengaruh fillet di ujung-
ujung penampang.

6
 Tentukan lokasi centroid:
Area, mm 2 y , mm yA, mm3
1 20  90  1800 50 90 103
2 40  30  1200 20 24 103
3
 A  3000  yA  114 10

y
Ay i i

114 103
 38 mm
A i 3000

 Momen inersia penampang (terhadap


sumbu yang melewati centroid)

I x '    I x  Ad 2 
1
  90  20    90  20  50  38
3 2

12
1
  30  40    30  40  20  38 
3 2

12
 868  103 mm 4

 Tegangan
g g tarik dan tekan maksimum:

Mc
m 
I

A 
 3 106   22  76.0 MPa
868  103

B  
 3  106   38 
 131.3
131 3 MPa
868 103

7
Momen Lentur pada Penampang
Komposit

 Kompatibilitas:

y
x  

Transformasi Penampang:
Penampang Ekivalen

 Karena formula tegangan akibat momen lentur


diturunkan untuk material homogen, maka
penampang komposit harus “diubah” menjadi
penampang ekivalen:
Distribusi regangan harus sama  tinggi penampang
harus sama
Jari-jari kelengkungan harus sama.

8
Distribusi Tegangan pada Penampang
Komposit

Garis netral tidak melewati centroid penampang komposit.

Gaya pada Penampang Ekivalen

E1 y
dF1   1dA   dA

E2 y
dF2   2 dA  

E2 E1 y Ey
dF2   dA  n 1 dA
E1  
E1 y
 ndA

9
Penampang Ekivalen
 Dianggap terdiri atas satu jenis material saja (salah satu
material dijadikan material ekivalen, E*)
 Dibuat dengan mengubah lebar dari masing-masing material:
E
b*  bi *i
E
 Selanjutnya analisis tegangan akibat momen lentur dilakukan
seperti untuk penampang homogen, menghasilkan tegangan
normal ekivalen, *.
 Tegangan yang sebenarnya terjadi pada setiap material adalah:
Ei
 *
E*

Penampang Ekivalen

Penampang Penampang Tegangan Tegangan


komposit ekivalen ekivalen,  * aktual, 

10
Contoh 3
 Suatu balok kantilever kayu
berukuran penampang 75 mm  2 kN/m
200 mm diperkuat dengan
menambahkan pelat baja setebal 3m
6 mm di sisi atas balok seperti
tergambar.
Jika diketahui modulus elastisitas kayu adalah 12 GPa dan
modulus elastisitas baja adalah 200 GPa, tentukan
tegangan maksimum yang terjadi pada kayu dan pelat baja
akibat beban merata 2 kN/m seperti tergambar.

Contoh 3
 Akibat beban yang bekerja, momen 2 kN/m
maksimum akan terjadi di tumpuan
yang besarnya: 3m

M max    2  31.5   9 kN-m –


Mmax
 Misalkan penampang diubah
menjadi penampang ekivalen
dengan material kayu:
E *  Ek  12 GPa
Eb  200 
bb*  bb   75     1250 mm
 12 
*
E

11
 Lokasi centroid penampang ekivalen (dari sisi bawah)

y
 A y  1250  6  203   75 200 100   134.3 mm
i i

A i1250  6    75 200 


 Momen inersia penampang ekivalen
1
I *  1250  6   1250  6  203  134.3
134 3
3 2

12
1
  75  200    75  200 100  134.3
3 2

12
 103.1 106 mm 4
 Tegangan ekivalen maksimum, sisi atas:

 *A 
 9 10   71.7   6.26 MPa
6

103.1 106
 Tegangan ekivalen maksimum, sisi bawah:

 *

 9 10  134.3  11.73 MPa
6

103.1106
B

 Tegangan ekivalen di batas kayu – baja:

 C* 
 9 106   65.7   5.73 MPa
103.1 106
 Tegangan aktual, sisi atas dan bawah baja:
 200 
 A   6.26
6 26     104
104.33 MPa
 12 
 200 
 C baja   5.73    95.6 MPa
 12 
 Distribusi tegangan
A 6.26 104.3
C 5.73 95.6
5.73

B –11.73 –11.73
 (MPa) *  (MPa)

12
Contoh 3

A 104.3
C 95.6
5.73

B –11.73
11 73
 (MPa)
 max baja  104.3 MPa (tarik)
 max kayu  11.73 MPa (tekan)

Beton Bertulang (elastis)

 Kemampuan beton menerima


tegangan tarik sangat kecil,
sehingga daerah yang mengalami
tegangan tarik harus diperkuat
dengan menambahkan tulangan
b j
baja.
 Agar efektif, tulangan baja
diletakkan di sisi tarik terjauh dari
garis netral.

13
Beton Bertulang (elastis)

 Pada daerah yang mengalami tarik, hanya tulangan yang


menerima tegangan tarik, sedangkan bagian beton dianggap
tidak bekerja.
 Dengan demikian, penampang beton bertulang dianggap
berupa bagian beton yang mengalami tekan dan tulangan
baja yang mengalami tarik.
 Analisis tegangan akibat momen lentur dilakukan dengan
mengganti penampang menjadi penampang ekivalen beton.

Beton Bertulang (elastis)

Es
n
Ec

14
 Lokasi garis netral:
QNA  0

 bx  
x
  nAs  d  x   0
2
1 2
bx  nAs x  nAs d  0
2

 Inersia penampang ekivalen:


2
bx3 x
I*    bx     nAs  d  x 
2

12 2
bx3
  nAs  d  x 
2

 Tegangan tekan maksimum pada beton:

Mx
 *A   max beton  
I*

 Tegangan
g g pada
p tulangan
g baja:
j
M d  x
 s  n s*  n
I*

 Catatan: ilustrasi perhitungan di atas dilakukan dengan asumsi


momen yang bekerja adalah momen positif. Jika momen yang
bekerja adalah momen negatif, formulasi yang dihasilkan akan
sama, tetapi bagian beton yang mengalami tekan berada di sisi
bawah dan tulangan baja berada di sisi atas.

15
Kombinasi Momen Lentur
dan Gaya Aksial

 Momen lentur dan gaya aksial sama-sama


mengakibatkan tegangan normal pada
penampang, sehingga efek dari kedua gaya dalam
tersebut dapat digabungkan.
 Tegangan normal pada suatu titik merupakan
penjumlahan dari tegangan normal akibat momen
lentur dan akibat gaya aksial.
   aksial   lentur
F My
 
A I

Kombinasi Momen Lentur


dan Gaya Aksial

F My

A I

16
Contoh 4
 Gambar di samping memperlihatkan
satu bagian dari rantai yang menerima
beban 160 lb.
 Tentukan tegangan maksimum tarik dan
tekan maksimum pada penampang,
serta jjarak antara centroid ppenampang
p g
dengan garis netral.

 Gaya dalam pada penampang:


P  160 lb
M  160  0.65  =104 lb
 Tegangan akibat gaya aksial:
P 160
a    815 psi
A  0.5 2
 
4
 Tegangan maksimum akibat momen lentur:
Mc 104  0.25 
b    8475 psi

I
 0.5
0 5
4

64
 Tegangan maksimum tarik dan tekan:

 m  815  8475  9290 psi ;  m  815  8475  7660 psi

17
 Lokasi garis netral (di sebelah kanan centroid):

104  y
815  0  y  0.024 in.

 0.5
4

64

Contoh 5

 Penampang balok T seperti


tergambar menerima gaya aksial
tekan P yang bekerja di titik D.
 Jika tegangan izin tarik material
balok adalah 30 MPa, dan
tegangan izin tekannya 120 MPa
MPa,
tentukan nilai maksimum P yang
dapat diterima balok.

18
 Karakteristik penampang telah dihitung pada Contoh 6.2:
y  38 mm ; A  3000 mm 2 ; I  868 103 mm 4
 Sistem ekivalen gaya aksial sentris + momen lentur:
P  P (tekan)
M  P  38  10   28P (momen negatif)
 Tegangan di sisi atas dan bawah penampang:

A  
P

 28P  22   3.76 104 P
3000 868 103
P  28P  22 
B    15 59 104 P
 15.59
3000 868 10 3

 Periksa terhadap tegangan izin:


3.76 104 P  30  P  79.7 kN
 Pmax  77 kN
15.59  104 P  120  P  77.0 kN

Lentur Tak Simetris


(Unsymmetrical Bending)

 Sampai saat ini, penampang


yang dianalisis selalu
memiliki sumbu simetri
vertikal dan momen lentur
bekerja pada bidang sumbu
simetri tersebut.
 Sekarang
S k akan
k diti
ditinjau
j kasus
k
di mana momen tidak
bekerja pada bidang sumbu
simetri tersebut, atau
penampang tidak memiliki
sumbu simetri.

19
  dA  0
x
garis netral melalui centroid

  y dA  M
x
distribusi tegangan
g g akibat momen lentur
m
 z dA  0
x 
c 
zydA  0
vektor momen bekerja pada
sumbu utama yang melalui centroid

M z  M cos  M y  M sin 

Mz y Myz
   
Iz Iy

20
Contoh 6

 Momen lentur sebesar 1600 lb-in.


bekerja pada penampang balok kayu
berukuran 1.5 in.  3.5 in. pada bidang
yang membentuk sudut 30o terhadap
bidang vertikal seperti tergambar.
 Tentukan:
tegangan maksimum pada balok,
lokasi garis netral.

 Komponen momen pada sumbu utama:


M z  1600cos30o  1386 lb-in.
M y  1600sin 30o  800 lb-in.
 Inersia penampang:
1
Iz  1.5
1 5  33.5
5   55.359
3
in 4
359 in.
12
1
I y  1.5   3.5   0.984 in.4
3

12
 Tegangan maksimum:

1386 1.75 800  0.75


   1062 psi
5.359 0.984

21
 Persamaan garis netral:

 M cos  y  M sin   z
  0
Iz Iy
I 
y   z tan   z  3.143 z
I 
 y 

 Sudut :
Iz
tan   tan   3.143
Iy
  72.4o

Contoh 7
 Momen M0 sebesar 1.5 kN-m bekerja
pada penampang balok Z seperti
tergambar.
 Diketahui momen inersia dan produk
inersia penampang tersebut adalah:
I y  3.25 106 mm 4
I z  4.18 106 mm 4
I yz  2.87  106 mm 4

 Tentukan nilai tegangan di titik A


dan sudut antara garis netral
dengan bidang horizontal.

22
 Inersia utama dan sumbu utama (via lingkaran Mohr)

Iy  Iz  Iy  Iz 
2

I1  I v      I yz
2
1  2  2.87  
2  2   m  ttan 1    40.4
40 4o
2  4.18  3.25 
 3.25  4.18 
 3.25  4.18 
2

      2.87   10
2 6

 2  2  
 
  3.72  2.91 10  6.63 10 mm
6 6 4

I 2  I u   3.72  2.91  106  0.808 106 mm 4

 Komponen momen pada sumbu utama


M u  M 0 sin  m
 1500sin 40.4o  973 N-m
M v  M 0 cos m
 1500cos 40.4o  1142 N-m
 Tegangan di A
u A  y A cos  m  z A sin  m  86 mm
v A   y A sin  m  z A cos  m  23.9 mm

M u vA M vu A
A  
Iu Iv


 973 10   23.9   1142 10  86 
3 3

0.808 106 6.63 106


 13.97 MPa

23
 Garis netral
Iv
tan   tan  m (lihat Contoh 6.6)
Iu
6.63
 tan 40.4o
0.808
  81.9
81 9o
Sudut antara garis netral dengan
bidang horizontal:
    m
 81.9o  40.4o
 41.4o

Beban Aksial Eksentris

 Dengan memperhatikan
hasil pembahasan
kombinasi aksial + lentur
serta lentur tak simetris
sebelumnya, formula
tegangan
g g akibat beban
eksentris yang lebih umum
dapat disusun sebagai
berikut:
P Mz y Myz
  
A Iz Iy

24
Contoh 8

 Gaya vertikal 4.8 kN bekerja


pada sebuah kolom berukuran
penampang 80 mm  120 mm
seperti tergambar.
 Tentukan:
tegangan pada titik A, B, C,
dan D,
lokasi garis netral.

 Sistem ekivalen:
M x   4800  40   192 103 N-mm
M z   4800  25   120 103 N-mm
 Karakteristik penampang:
A   80 120   9600 mm 2
1
Ix  80  120   5.12 106 mm 4
3

12
1
I z   80 120   11.52 106 mm 4
3

12
 Tegangan di keempat pojok penampang:
P Mxz Mzx 4800 192000  40  120000  60 
A       
A Ix Iz 9600 5.12 106 11.52 106
 0.5  1.5  0.625  2.625 MPa
 B  0.5  1.5  0.625  1.375 MPa
 C  0.5  1.5  0.625  1.625 MPa
 D  0.5  1.5  0.625  0.375 MPa

25
 Garis netral
Terlihat bahwa terdapat perubahan
tanda tegangan (tarik – tekan) di
sisi BC dan AD, sehingga dapat
ditentukan titik G dan H di mana
nilai tegangan = 0.
0
Karena distribusi tegangan adalah
linier, maka garis netral pasti
melalui titik G dan H.

BG 1.375
  BG  36.7 mm
80 1 625  11.375
1.625 375
AH 2.625
  AH  70 mm
80 2.625  0.375

26

You might also like