Professional Documents
Culture Documents
BIDANG KEGIATAN:
PKM M
Diusulkan Oleh :
HALAMAN PENGESAHAN
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
LAPORAN AKHIR
ABSTRAK
Kebudayaan Urang Sunda merupakan salah satu kekayaan budaya yang ada di
Jawa Barat. Dengan adanya globalisasi, kebudayaan dan kesenian Sunda sedikit demi
sedikit mengalami pergeseran, kita ambil contoh kecil saja “Kaulinan Urang Sunda”
(Permainan Masyarakat Sunda). Dari hasil penelitian, mainan dan permainan di wilayah
Sunda ditemukan 220 jenis yang ada dengan berbagai alat-alat yang bervariasi
(berdasarkan data dari Hong Indonesia). Namun dengan beredarnya Play Station (PS), Nin-
tendo, XBOX, SEGA, permainan “Kaulinan Urang Sunda” yang memiliki banyak ragam
dan variasi tersebut hampir jarang dimainkan oleh anak-anak masa kini. Dengan melihat
kondisi sekarang ini, maka sudah semestinya kita sebagai anak bangsa yang diwariskan
kebudayaan oleh nenek moyang kita, harus melestarikan dan menjaga kebudayaan dan
kesenian yang mereka telah turunkan.
Maka dengan diadakan kegiatan PKM-M ini diharapkan, mampu mengembalikan,
melestarikan serta menjaga kebudayaan dan kesenian, khususnya Kaulinan Urang
Sunda, agar seni dan budaya yang kita miliki tidak punah oleh berkembangnya zaman.
Untuk metode pelaksanaan kegiatan, kami mengadakan program sosialisasi dan
kepelatihan tentang “Kaulinan Urang Sunda” yang didalamnya berisikan sejarah,
pengetahuan, dan kepelatihan tentang cara membuat mainan-mainan tradisional kepada
masyarakat sekitar Kecamatan Cibiru dengan bekerja dengan pengurus kecamatan
setempat dan juga bekerjasama dengan hong Indonesia dan DISPARBUD dalam
melaksanakan kegiatan ini.
Dengan digelarnya PKM-M “Melestarikan Kebudayaan Melalui Kaulinan Urang
Sunda” ini ternyata dapat mengembalikan antusiasme masyarakat kecamatan Cibiru
dalam mempelajari dan mengembangkan salah satu warisan budaya Sunda, yakni
kaulinan budak yang mana didalamnya terdapat filosofi mengenai kehidupan serta
terdapat aspek-aspek kehidupan yang positif seperti gotong royong, toleransi, saling
menghormati, tolong menolong, dan lain-lain.
Keyword: Kaulinan, Sunda, Budaya
3
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum WR.WB
Puji dan syukur patut kami limpahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
tanpa ridha-Nya lah kita dapat hidup dan dapat pula mencari ilmu yang mana telah
diwajibkan oleh-Nya, dan tidak lupa kita panjatkan kepada Nabi Besar kita Muhammad
SAW. yang telah mengajarkan kepada semua manusia untuk berbuat kebaikan.
Tak lupa kepada semua pihak yang membantu pembuatan laporan akhir ini,
kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Dan kami ucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing, yang mana telah membimbing kami dalam menyelesaikan
laporan akhir ini
Maka dari itu kami selaku penyusun meminta maaf jika dalam tugas ini terdapat
kesalahan, baik pemilihan kata, penulisan kata, dan kalimat yang kurang berkenan.
Karena kami tahu bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, namun kami telah
berusaha semaksimal mungkin agar dapat menyusun laporan akhir ini.
Akhirul kalam
Ketua Pelaksana
I. PENDAHULUAN
teknologi tersebut, kebutuhan dan kepuasan manusia pun dapat terpenuhi. Hampir
teknologi, contoh saja telepon seluler. Kini tak ada seorang pun yang tidak
mengenal Hand Phone, dan sebagian besar mereka menggunakan HP sebagai alat
ada yang berdampak positif maupun negatif bagi kehidupan manusia. Pengaruh
suatu bangsa pun ikut berubah. Sebagai contoh, Negara Republik Indonesia.
Indonesia merupakan negara dengan beragam kebudayaan yang berbeda dan suku-
suku bangsa yang berbeda pula. Dengan adanya perbedaan inilah yang menjadikan
Indonesia bersatu. Namun siapa sangka, berbagai kebudayaan di Indonesia pun turut
saja salah satu kebudayaan yang ada di Jawa Barat, yakni Kebudayaan Urang
Sunda.
5
Kebudayaan Urang Sunda merupakan salah satu kekayaan budaya yang ada
di Jawa Barat. Dengan adanya globalisasi, kebudayaan dan kesenian Sunda sedikit
demi sedikit mengalami pergeseran, kita ambil contoh kecil saja “Kaulinan Urang
permainan di wilayah Sunda ditemukan 220 jenis yang ada dengan berbagai alat-
alat yang bervariasi (berdasarkan data dari Hong Indonesia). Namun dengan beredarnya Play
Station (PS), Nin-tendo, XBOX, SEGA, permainan “Kaulinan Urang Sunda” yang
memiliki banyak ragam dan variasi tersebut hampir jarang dimainkan oleh anak-
anak masa kini. Dengan melihat kondisi sekarang ini dan yang kini terjadi, maka
sudah semestinya kita sebagai anak bangsa yang diwariskan kebudayaan oleh nenek
moyang kita, harus melestarikan dan menjaga kebudayaan dan kesenian yang
baru bagi masyarakat Sunda modern kearah penyadaran kembali terhadap kesadaran
akan manusia, Tuhan, dan alamnya yang terdapat pada papagon keur ngraksa jagat
aturan untuk memelihara bumi. Sehingga terbentuk pola pikir masyarakat Sunda
memiliki potensi besar dalam mengembangkan Kaulinan Urang Sunda ini, karena
mempunyai Visi dan Misi yang sejalan dalam mengembangkan kebudayaan dan
kesenian. Kecamatan Cibiru sebagai etalase dan filr pembangunan di kota Bandung
bagian timur sedang mempersiapkan diri sebagai Sentra Seni Budaya Tradisional :
6
keanekaragamannya.
penduduk 59.010 jiwa, terdiri dari 28.821 jiwa laki-laki dan 30.189 jiwa perempuan,
- Kelurahan Cipadung
- Kelurahan Pasirbiru
- Kelurahan Palasari
- Kelurahan Cisurupan
Dengan potensi masyarakat yang cukup besar tersebut, maka kami harap
program PKM-M ini akan berjalan dengan baik dan akan menjadikan Bandung
2. Perumusan Masalah
Kaulinan urang Sunda merupakan warisan nenek moyang kita oleh karena
itu harus kita jaga. Yang mana seiring dengan berkembangnya teknologi terutama
dalam bidang hiburan, seperti Play Station, Nin-tendo, SEGA, membuat budaya
7
kaulinan urang sunda seperti Galah, Balap Bakiak, Sorodot Gaplok, hampir tidak
dikenal di kalangan anak-anak dan orang dewasa yang notabene orang sunda asli.
Apabila budaya ini tidak dilestarikan maka lama kelamaan akan punah. Kita
sebagai penerus harus menjaga dan menghargai warisan nenek moyang. Sebagai
bentuk kecintaan terhadap budaya kita sendiri, maka kita patut melestarikan dan
budaya Indonesia oleh negara yang lain, yang kini marak dilakukan. Maka dari itu
akan diadakan sosilisasi dan acara kepelatihan di Kecamatan Cibiru Kota Bandung
3. Tujuan Program
1. Media pendidikan dan pengenalan budaya bermain dan pola asuh pada
modern.
sangat kuat.
yang kita punya tidak lagi diklaim oleh pihak lain sebagai hasil budaya-nya
kebutuhan mereka.
urang sunda
5. Kegunaan
Kaulinan Urang Sunda” ini, setidaknya kita dapat menjaga dan melestarikan
kebudayaan bangsa sendiri. Sehingga budaya kita tidak serta merta diklaim pihak
9
luar, karena kurang nya kepedulian kita dalam hal melestarikan dan menjaga
kebudayaan nenek moyang. Dan dengan diadakan program ini diharapkan ada
seni dan budaya Sunda. Yang mana dengan diadakannya pentas seni ini, dapat
kegiatan ini akan muncul lapangan kerja baru sehingga masyarakat dapat
Sunda diantaranya:
1. Balap Egrang
2. Balap Ahog
3. Sorodot Gaplok
4. Sapintrong
10
5. Gatrik
6. Balap Karung
7. Balap Bakiak
8. Galah
Egrang/jajangkungan/engrang/tolegar/patikleuk
menaiki batang bambu yang diberi tumpuan kaki. Permainan ini dimainkan
priangan. Permainan egrang ini terbuat dari dua buah galah/bambu yang
11
Permainan ini dimainkan oleh dua, tiga orang atau lebih, biasanya anak-anak
bola sepak, yang bolanya dibuat dari daun kelapa atau jeruk bali.
Kelom Batok
kannya, tetapi ada unsur suara yang dihasilkan dari suara batok saat dipakai
jalan. Material yang digunakan adalah batok kelapa yang dibelah dan tali dari
pohon pisang
Rorodaan /padati
(gambar 1.3)
Permainan rorodaan atau padati ini terbuat dari bambu dan kayu yang dibuat
12
menyerupai mobilmobilan tau gokar. Permainan ini dimainkan oleh dua orang,
Salam Sabrang
Perepet Jengkol
Sasalimpetan
Ayang-ayang Gung
maupun wisatawan asing yang ingin menyaksikan seni budaya sunda. Dan
menjadi pusat/ gudangnya budaya sunda khusunya dalam kaulinan urang sunda,
dengan kegiatan ini akan muncul lapangan kerja baru sehingga masyarakat dapat
kegiatan ini.
14
Instrumen Pelaksanaan
Terlampir
15
Rincian
* Peralatan Permainan
No Keterangan Qty Harga
Bahan-bahan mainan
a. Egrang
~ Bambu 10 batang x Rp.7000 Rp70.000,00
b. Kelom batok
~ Batok Kelapa 20 buah x Rp.3000 Rp60.000,00
~ Tali dari pohon pisang 3 meter Rp60.000,00
c. Rorodaan
~ Papan kayu abasiah 5 batang x Rp.80000 Rp400.000,00
~ Kaso/ kayu kaso kelas II 10x Rp.20000 Rp200.000,00
~ Roda kayu abasiah 1 batang x Rp80000 Rp80.000,00
Alat-alat perkakas mainan
* Palu/martil 2 buah x Rp.20000 Rp40.000,00
* pisau/golok/bedog 1 buah x Rp.60000 Rp60.000,00
* Ampelas Kasar 50 lembar x Rp.1000 Rp50.000,00
* Paku 3 Kilo x Rp.5000 Rp15.000,00
* Kapur 3 pack Rp25.000,00
Transport 20 liter premium x @ Rp.4500 Rp90.000,00
sewa mobil angkutan Rp100.000,00
Konsumsi Rp150.000,00
Jumlah Rp1.400.000,00
17
Cibiru, memunculkan antusiasme yang besar dari masyarakat sekitar untuk dapat
mendalami dan mempelajari budaya Sunda terutama mengenai kaulinan budak yang
di dalamnya terkandung banyak filosofi dan makna yang mendalam. Program PKM-
M Melestarikan Kebudayaan Melalui Kaulinan Urang Sunda ini diterima baik oleh
daerah sekitar Cibiru memang kental akan seni dan budaya dan masih menjaga akan
budaya leluhur. Maka dengan diadakan program ini, menjadi suatu daya tarik
baru pertama kali diselenggarakan program oleh mahasiswa yang peduli akan seni
dan budaya dan mencoba untuk melestaikannya kembali, melihat kondisi sekarang
yang mana diharapkan ini menjadi modal mereka dalam membuka peluang kerja,
tak lepas dari tujuan awal yakni menjaga dan melestarikan kaulinan budak. Bahan
yang dipergunakan pun relatif murah, namun mempunyai nilai jual, apabila ada
pengelolaan yang baik dari warga masyarakat Kecamatan Cibiru, dan dibantu oleh
penerus. Tanpa usaha untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada, maka
dengan sendirinya budaya yang kita miliki akan punah oleh berkembangnya zaman.
Namun tidak terlepas dari dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat. Karena
diperlukan agar program melestarikan dan menjaga budaya yang ada berjalan
dengan baik.
Sebagai bangsa Indonesia yang kaya oleh budaya, sudah sepatutnya kita sebagai
masyarakat mencoba untuk melindungi budaya bangsa yang kita miliki. Karena
budaya yang kita kenal selama ini milik bangsa Indonesia, secara jelas diakui negara
Oleh karena itu perlu adanya kesadaran masyarakat dan turun tangan
bangsa.