Professional Documents
Culture Documents
3. Kejang-kejang.
7. Keringat dingin.
2. Stupor, ataxia
4. Penurunan kesadaran
1. Korosif – misalnya asam / basa kuat (asam klorida, asam sulfat, natrium
hidroksida), bensin, minyak.
a. Stabilisasi
Di rumah sakit umumnya dilakukan stabilisasi pada pasien keracunan
dengan memperbaiki fungsi pernafasan dan jantung. Stabilisasi
hemodinamik / perbaikan keadaan umum maksimal.
Penatalaksanaanya meliputi penilaian terhadap tanda vital seperti jalan
nafas/pernafasan, sirkulasi, dan penurunan kesadaran harus dilakukan
secara cepat dan seksama sehingga tindakan resusitasi yang meliputi
ABC (airway, breathing, circulatory) tidak terlambat dimulai.
b. Dekontaminasi
Umumnya bahan kimia tertentu dapat dengan cepat diserap melalui
kulit sehingga dekontaminasi permukaan sangat diperlukan.
Disamping itu, dilakukan dekontaminasi saluran cerna agar bahan
yang tertelan hanya sedikit diabsorbsi. Biasanya dapat diberikan arang
aktif, pencahar, obat perangsang muntah, dan bilas lambung. Induksi
muntah atau bilas lambung tidak boleh dilakukan pada keracunan
paraffin, minyak tanah, dan hasil sulingan minyak mentah lainnya
karena dapat menyebabkan pnemonia aspirasi. Muntah hanya boleh
dibangkitkan bila pasien sadar dan berbaring pada sisi tubuhnya
dengan kepala agak direndahkan. Dapat juga dilakukan kumbah
lambung yang mana prosedur ini hanya boleh dilakukan bila pasien
memiliki refleks batuk yang memadai, kesadaran menurun sedikit, dan
racun baru tertelan dalam 4 jam, atau pada pasien sakit berat yang
kesadarannya sangat menurun dan telah diintubasi, serta pada pasien
yang kegiatan gastrointestinalnya sangat melambat. Yang diperlukan
dalam bilas lambung adalah air hangat, kecuali untuk bayi kecil,
dimana harus digunakan larutan garam fisiologis ( Heryanto, 2010 ).
Tujuannya :
Emesis :
Kontra indikasi :
1. Kesadaran menurun
Terutama untuk racun yang tidak dapat diserap melalui saluran cerna
atau jika diduga racun telah mencapai usus halus atau colon
a. Stabilisasi
b. Eliminasi
c. Antidotum