You are on page 1of 4

Penyiksaan fisik

Segala bentuk penyiksaan fisik terjadi ketika orang tua frustrasi atau marah, kemudian melakukan tindakan-tindakan agresif secara fisik,
dapat berupa cubitan, pukulan, tendangan, menyulut dengan rokok, membakar, dan tindakan - tindakan lain yang dapat membahayakan
anak. Sangat sulit dibayangkan bagaimana orang tua dapat melukai anaknya. Sering kali penyiksaan fisik adalah hasil dari hukuman fisik
yang bertujuan menegakkan disiplin, yang tidak sesuai dengan usia anak. Banyak orang tua ingin menjadi orang tua yang baik, tapi lepas
kendali dalam mengatasi perilaku sang anak.

Efek dari penyiksaan fisik


Penyiksaan yang berlangsung berulang-ulang dalam jangka waktu lama akan menimbulkan cedera serius terhadap anak, dan meninggalkan
bekas baik fisik maupun psikis, anak menjadi menarik diri, merasa tidak aman, sukar mengembangkan trust kepada orang lain, perilaku
merusak, dll. Dan bila kejadian berulang ini terjadi maka proses recoverynya membutuhkan waktu yang lebih lama pula.

Penyiksaan emosi
Penyiksaan emosi adalah semua tindakan merendahkan atau meremehkan orang lain. Jika hal ini menjadi pola perilaku maka akan
mengganggu proses perkembangan anak selanjutnya. Hal ini dikarenakan konsep diri anak terganggu, selanjutnya anak merasa tidak
berharga untuk dicintai dan dikasihi. Anak yang terus menerus dipermalukan, dihina, diancam atau ditolak akan menimbulkan penderitaan
yang tidak kalah hebatnya dari penderitaan fisik.
Bayi yang menderita deprivasi (kekurangan) kebutuhan dasar emosional, meskipun secara fisik terpelihara dengan baik, biasanya tidak bisa
bertahan hidup. Deprivasi emosional tahap awal akan menjadikan bayi tumbuh dalam kecemasan dan rasa tidak aman, dimana bayi lambat
perkembangannya, atau akhirnya mempunyai rasa percaya diri yang rendah.
Jenis-jenis penyiksaan emosi adalah:

 Penolakan Orang tua mengatakan kepada anak bahwa dia tidak diinginkan, mengusir anak, atau memanggil anak dengan
sebutan yang kurang menyenangkan. Kadang anak menjadi kambing hitam segala problem yang ada dalam keluarga.

 Tidak diperhatikan Orang tua yang mempunyai masalah emosional biasanya tidak dapat merespon kebutuhan anak-anak
mereka. Orang tua jenis ini mengalami problem kelekatan dengan anak. Mereka menunjukkan sikap tidak tertarik pada anak,
sukar memberi kasih sayang, atau bahkan tidak menyadari akan kehadiran anaknya. Banyak orang tua yang secara fisik selalu
ada disamping anak, tetapi secara emosi sama sekali tidak memenuhi kebutuhan emosional anak.

 Ancaman Orang tua mengkritik, menghukum atau bahkan mengancam anak. Dalam jangka panjang keadaan ini mengakibatkan
anak terlambat  perkembangannya, atau bahkan terancam kematian.

 Isolasi Bentuknya dapat berupa orang tua tidak mengijinkan anak mengikuti kegiatan bersama teman sebayanya, atau bayi
dibiarkan dalam kamarnya sehingga kurang mendapat stimulasi dari lingkungan, anak dikurung atau dilarang makan sesuatu
sampai waktu tertentu.

 PembiaranMembiarkan anak terlibat penyalahgunaan obat dan alkohol, berlaku kejam terhadap binatang, melihat tayangan
porno, atau terlibat dalam tindak kejahatan seperti mencuri, berjudi, berbohong, dan sebagainya. Untuk anak yang lebih kecil,
membiarkannya menonton adegan-adegan kekerasan dan tidak masuk akal di televisi termasuk juga dalam kategori penyiksaan
emosi.

Efek dari penyiksaan emosi


Penyiksaan emosi sukar diidentifikasi atau didiagnosa karena tidak meninggalkan bekas yang nyata seperti penyiksaan fisik. Dengan begitu,
usaha untuk menghentikannya juga tidak mudah. Jenis penyiksaan ini meninggalkan bekas yang tersembunyi yang termanifestasikan dalam
beberapa bentuk, seperti kurangnya rasa percaya diri, kesulitan membina persahabatan, perilaku merusak seperti tiba-tiba membakar barang
atau bertindak kejam terhadap binatang, beberapa melakukan agresi, menarik diri, penyalahgunaan obat dan alkohol, ataupun
kecenderungan bunuh diri.

Pelecehan seksual
Sampai saat ini tidaklah mudah membicarakan hal ini, atau untuk menyadarkan masyarakat bahwa pelecehan seksual pada setiap usia –
termasuk bayi - mempunyai angka yang sangat tinggi. Bahkan Hopper (2004) mengemukakan bahwa hal ini terjadi setiap hari di Amerika
Serikat.
Pelecehan seksual pada anak adalah kondisi dimana anak terlibat dalam aktivitas seksual dimana anak sama sekali tidak menyadari, dan
tidak mampu mengkomunikasikannya, atau bahkan tidak tahu arti tindakan yang diterimanya.

Semua tindakan yang melibatkan anak dalam kesenangan seksual masuk dalam kategori ini:

 Pelecehan seksual tanpa sentuhan. Termasuk di dalamnya jika anak melihat pornografi, atau exhibitionisme, dsb.
 Pelecehan seksual dengan sentuhan. Semua tindakan anak menyentuh organ seksual orang dewasa termasuk dalam kategori ini.
Atau adanya penetrasi ke dalam vagina atau anak dengan benda apapun yang tidak mempunyai tujuan medis.
 Eksploitasi seksual. Meliputi semua tindakan yang menyebabkan anak masuk dalam tujuan prostitusi, atau menggunakan anak
sebagai model foto atau film porno.

Ada beberapa indikasi yang patut kita perhatikan berkaitan dengan pelecehan seksual yang mungkin menimpa anak seperti keluhan sakit
atau gatal pada vagina anak, kesulitan duduk atau berjalan, atau menunjukkan gejala kelainan seksual.

Efek pelecehan seksual


Banyak sekali pengaruh buruk yang ditimbulkan dari pelecehan seksual. Pada anak yang masih kecil dari yang biasanya tidak mengompol
jadi mengompol, mudah merasa takut, perubahan pola tidur, kecemasan tidak beralasan, atau bahkan simtom fisik seperti sakit perut atau
adanya masalah kulit, dll. Pada remaja, mungkin secara tidak diduga menyulut api, mencuri, melarikan diri dari rumah, mandi terus
menerus, menarik diri dan menjadi pasif, menjadi agresif dengan teman kelompoknya, prestasi belajar menurun, terlibat kejahatan,
penyalahgunaan obat atau alkohol, dsb. http://www.smallcrab.com/anak-anak/550-beberapa-jenis-kekerasan-pada-anak 11,31

Definisi lengkap KTA menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), Kekerasan Terhadap Anak merupakan semua bentuk
tindakan/perlakuan terhadap anak yang menyakitkan secara fisik ataupun emosional, penyalahgunaan seksual, penelantaran,
eksploitasi komersial atau eksploitasi lainnya, yang mengakibatkan cidera/kerugian nyata ataupun potensial terhadap
kesehatan anak, kelangsungan hidup anak, tumbuh kembang anak atau martabat anak, yang dilakukan dalam konteks
hubungan tanggung jawab. http://www.infodokterku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=56:kta-yang-perlu-
anda-ketahui-tentang-qkekerasan-terhadap-anakq&catid=27:helath-programs&Itemid=28dr. Awi Muliadi Wijaya, MKM   KTA,
"Kekerasan Terhadap Anak" yang perlu anda ketahuiPengertian Kepribadian
Kepribadian (personality) bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk oleh proses sosialisasi Kepribadian merupakan
kecenderungan psikologis seseorang untuk melakukan tingkah laku social tertentu, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan
berkehendak maupun perbuatan. Definisi kepribadian menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut :
a. Yinger
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan
serangkaian instruksi.
b. M.A.W Bouwer
Kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
c. Cuber
Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.
d. Theodore R. Newcombe
Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
informasi lebih lanjut kunjungi http://kumpulanistilah.blogspot.com/2011/01/ pengertian-kepribadian-dan-menurut-para.htmlDiterbitkan
di: 06 Nopember, 2009    Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1943463-pengertian-kepribadian-menurut-para-
ahli/#ixzz1JkhJGrKbhttp://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1943463-pengertian-kepribadian-menurut-para-ahli/
11.40AndaiYani 

Pengaruh orangtua terhadap kepribadian anak Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi perkembangan individu.
Sejak kecil anak tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga. Dalam hal ini, peranan orang tua menjadi amat sentral dan sangat
besar pengaruhnya bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
http://sintaasty39.blogspot.com/2009/12/pengaruh-orangtua-terhadap-kepribadian.html

lingkungan memiliki peran penting dalam mewujudkan kepribadian anak. Khususnya lingkungan keluarga.
Kedua orang tua adalah pemain peran ini. Peran lingkungan dalam mewujudkan kepribadian seseorang, baik
lingkungan pra kelahiran maupun lingkungan pasca kelahiran adalah masalah yang tidak bisa dipungkiri
khususnya lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga adalah sebuah basis awal kehidupan bagi setiap manusia
Perlu ditekankan bahwa lingkungan tidak seratus persen mempengaruhi manusia, karena Allah menciptakan
manusia disertai dengan adanya ikhtiar dan hak pilih. Dengan ikhtiarnya, manusia bisa mengubah nasibnya
sendiri. Dalam tulisan ini penulis ingin mencoba mengkaji peran lingkungan keluarga dalam pembentukan
pribadi seseorang.
Lingkungan adalah sesuatu yang berada di luar batasan-batasan kemampuan dan potensi genetik seseorang
dan ia berperan dalam menyiapkan fasilitas-fasilitas atau bahkan menghambat seseorang dari
pertumbuhan.Lingkungan jika dihadapkan dengan genetik ia adalah faktor luar yang berpengaruh dalam
pembentukan dan perubahan kepribadian seseorang baik itu faktor-faktor lingkungan pra kelahiran atau pasca
kelahiran yang mencakup lingkungan alam, lingkungan ekonomi dan lingkungan sosial. Lingkungan sosial juga
mencakup lingkungan keluarga, sekolah, mazhab dan sebaginya.

Pentingnya lingkunganLingkungan sosial manusia adalah faktor penting dalam pembentukan ciri khas
kejiwaan dan norma manusia, bahasa dan adab serta kearifan lokal. agama dan mazhablah pada umumnya
yang memaksakan lingkungan sosial terhadap manusia.Syahid Mutahhari berkata, “manusia meskipun ia tidak
bisa memisahkan hubungannya dengan genetik, lingkungan alam, lingkungan sosial dan sejarah zaman secara
keseluruhan, akan tetapi ia mampu melawannya sehingga bisa membebaskan dirinya dari ikatan faktor-faktor
ini. Dari satu sisi manusia dengan kekuatan akal dan ilmunya dan dari sisi lain dengan kekuatan ikhtiar dan
imamnya ia mampu melakukan perubahan pada faktor-faktor ini. Faktor-faktor ini ia rubah sesuai dengan
kemauannya, sehingga ia menjadi pemilik bagi nasibnya sendiri.oleh karena itu benar kalau kita katakan
bahwasanya lingkungan memiliki peran mendasar dalam pembentukan kepribadian manusia akan tetapi bukan
faktor penentu yang pasti karena manusia memiliki ikhtiar.Kepribadian
Kata kepribadian berasal dari bahasa Italia dan inggris yang berarti persona atau personality yang berarti
topeng. Akan tetapi sampai saat ini asal usul kata ini belum diketahui.
Konteks asli dari kepribadian adalah gambaran eksternal dan sosial. hal ini diilustrasikan berdasarkan peran
seseorang yang dimainkannya dalam masyarakat. Pada dasarnya manusialah yang menyerahkan sebuah  
kepribadian kepada masyarakatnya dan masyarakat akan menilainya sesuai degan kepribadian
tersebut.Definisi kepribadian memiliki lebih dari lima puluh arti akan tetapi definisi kepribadian yang penulis
maksud di sini adalah himpunan dan ciri-ciri jasmani dan rohani atau kejiwaan yang relatif tetap yang
membedakan seseorang dengan orang lain pada sisi dan kondisi yang berbeda-beda.Lingkungan
keluargaKeluarga merupakan bagian dari sebuah masyarakat. Unsur-unsur yang ada dalam sebuah keluarga
baik budaya, mazhab, ekonomi bahkan jumlah anggota keluarga sangat mempengaruhi perlakuan dan
pemikiran anak khususnya ayah dan ibu. Pengaruh keluarga dalam pendidikan anak sangat besar dalam
berbagai macam sisi. Keluargalah yang menyiapkan potensi pertumbuhan dan pembentukan kepribadian anak.
Lebih jelasnya, kepribadian anak tergantung pada pemikiran dan tingkah laku kedua orang tua serta
lingkungannya.Kedua orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan kepribadian anak.
Islam menawarkan metode-metode yang banyak di bawah rubrik aqidah atau keyakinan, norma atau akhlak
serta fikih sebagai dasar dan prinsip serta cara untuk mendidik anak. Dan awal mula pelaksanaannya bisa
dilakukan dalam keluarga. Sekaitan dengan pendidikan, Islam menyuguhkan aturan-aturan di antaranya pada
masa pra kelahiran  yang mencakup cara memilih pasangan hidup dan adab berhubungan seks sampai masa pasca kelahiran yang
mencakup pembacaan azan dan iqamat pada telinga bayi yang  baru lahir, tahnik (meletakkan buah kurma pada langit-langit bayi,
mendoakan bayi, memberikan nama yang bagus buat bayi, aqiqah (menyembelih kambing dan dibagikan kepada fakir miskin), khitan dan
mencukur rambut bayi dan memberikan sedekah seharga emas atau perak yang ditimbang dengan berat rambut. Pelaksanaan amalan-
amalan ini sangat berpengaruh pada jiwa anak.Perilaku-perilaku anak akan menjadikan penyempurna mata rantai
interaksi anggota keluarga dan pada saat yang sama interaksi ini akan membentuk kepribadiannya secara
bertahap dan memberikan arah serta menguatkan perilaku anak pada kondisi-kondisi yang sama dalam
kehidupan. Peran kedua orang tua dalam mewujudkan kepribadian anak.Ayah dan ibu adalah teladan
pertama bagi pembentukan pribadi anak. Keyakinan-keyakinan, pemikiran dan perilaku ayah dan ibu dengan
sendirinya memiliki pengaruh yang sangat dalam terhadap pemikiran dan perilaku anak. Karena kepribadian
manusia muncul berupa lukisan-lukisan pada  berbagai ragam situasi dan  kondisi dalam lingkungan keluarga.Keluarga
berperan sebagai faktor pelaksana dalam mewujudkan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan dan persepsi budaya
sebuah masyarakat. Ayah dan ibulah yang harus melaksanakan tugasnya di hadapan anaknya. Khususnya ibu
yang harus memfokuskan dirinya dalam menjaga akhlak, jasmani dan kejiwaannya pada masa pra kehamilan
sampai masa kehamilan dengan harapan Allah memberikan kepadanya anak yang sehat dan saleh.Banyak
hadis yang mengisyaratkan tentang pengaruh genetik dan lingkungan dalam pendidikan anak. Hadis yang 
mengisyaratkan tentang pengaruh genetik, “Orang yang bahagia adalah orang yang sudah bahagia semenjak ia berada di dalam perut
ibunya dan orang yang celaka adalah orang yang sudah celaka semenjak ia berada di dalam perut ibunya”.Hadis yang
mengisyaratkan  tentang pengaruh lingkungan: “Setiap anak  dilahirkan dalam keadaan suci, kedua orang tuanyalah yang menjadikan
dia yahudi atau Nasrani atau majusi”.Faktor-faktor ini (genetik dan lingkungan) secara terpisah atau dengan
sendirinya tidak bisa menentukan pendidikan tanpa adanya yang lainnya, akan tetapi masing-masing saling
memiliki andil dalam menentukan pendidikan dan kepribadian seseorang sehingga jika salah satunya tidak
banyak dipergunakan maka yang lainnya harus dipertekankan  lebih keras.Berdasarkan hadis Rasul saw yang
mengatakan, “Anak adalah raja selama tujuh tahun pertama dan hamba pada tujuh tahun kedua serta teman
musyawarah pada tujuh tahun ketiga”, menunjukkan bahwa masa kehidupan anak dibagi menjadi tiga masa.
Orang tua harus tahu bahwa cara menghadapi anak harus berdasarkan ketiga masa ini. jika kedua orang tua
menjalankan dengan baik metode-metode yang diberikan Islam  maka mereka nantinya bisa menyerahkan
anak yang berkepribadian baik kepada masyarakat.Betul, konteks kepribadian yang sudah didefinisikan pada
pembahasan di atas  tidak ada kaitannya dengan kepribadian baik atau buruk, akan tetapi dalam tulisan ini
penulis berusaha mengkaji kepribadian yang baik dan positif dalam  bingkai peran kedua orang tua dalam
mewujudkan kepribadian anak.Kedua orang tua memiliki tugas di hadapan anaknya di mana mereka harus
memenuhi kebutuhan-kebutuhan anaknya. Anak pada awal masa kehidupannya memiliki kebutuhan-
kebutuhan yang harus dipenuhinya. Dengan dipenuhinya kebutuhan-kebutuhan mereka maka orang tua akan
menghasilkan anak yang riang dan gembira. Untuk mewujudkan kepribadian pada anak, konsekuensinya
kedua orang tua harus memiliki keyakinan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dalam al-Quran, begitu juga kedua
orang tua harus memiliki pengetahuan berkaitan dengan masalah psikologi dan tahapan perubahan dan
pertumbuhan manusia. Dengan demikian kedua orang tua dalam menghadapi anaknya baik dalam berpikir
atau menghukumi mereka,  akan bersikap sesuai dengan tolok ukur yang sudah ditentukan dalam al-
Quran.Peran kedua orang tua dalam mewujudkan kepribadian anak antara lain:
1. Kedua orang tua harus mencintai dan menyayangi anak-anaknya. Ketika anak-anak mendapatkan cinta dan
kasih sayang cukup dari kedua orang tuanya, maka pada saat mereka berada di luar rumah dan menghadapi
masalah-masalah baru mereka akan bisa menghadapi dan menyelesaikannya dengan baik. Sebaliknya jika
kedua orang tua terlalu ikut campur dalam urusan mereka atau mereka memaksakan anak-anaknya untuk
menaati mereka, maka perilaku kedua orang tua yang demikian ini akan menjadi penghalang bagi
kesempurnaan kepribadian mereka.2. Kedua orang tua harus menjaga ketenangan lingkungan rumah dan
menyiapkan ketenangan jiwa anak-anak. Karena hal ini akan menyebabkan pertumbuhan potensi dan
kreativitas akal anak-anak yang pada akhirnya keinginan dan Kemauan mereka menjadi kuat dan hendaknya
mereka diberi hak pilih.  3. Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak-anak. Hormat di sini bukan
berarti bersikap sopan secara lahir akan tetapi selain ketegasan kedua orang tua, mereka harus
memperhatikan keinginan dan permintaan alami dan fitri anak-anak. Saling menghormati artinya dengan
mengurangi kritik dan pembicaraan negatif sekaitan dengan kepribadian dan perilaku mereka serta
menciptakan iklim kasih sayang dan keakraban, dan pada waktu yang bersamaan kedua orang tua harus
menjaga hak-hak hukum mereka yang terkait dengan diri mereka dan orang lain. Kedua orang tua harus
bersikap tegas supaya mereka juga mau menghormati sesamanya.4. Mewujudkan kepercayaan. Menghargai
dan memberikan kepercayaan terhadap anak-anak berarti memberikan penghargaan dan kelayakan terhadap
mereka, karena hal ini akan menjadikan mereka maju dan berusaha serta berani dalam bersikap. Kepercayaan
anak-anak terhadap dirinya sendiri akan menyebabkan mereka mudah untuk menerima kekurangan dan
kesalahan yang ada pada diri mereka. Mereka percaya diri dan yakin dengan kemampuannya sendiri. Dengan
membantu orang lain mereka merasa keberadaannya bermanfaat dan penting.5. Mengadakan perkumpulan
dan rapat keluarga (kedua orang tua dan anak). Dengan melihat keingintahuan fitrah dan kebutuhan jiwa
anak, mereka selalu ingin tahu tentang dirinya sendiri. Tugas kedua orang tua adalah memberikan informasi
tentang susunan badan dan perubahan serta pertumbuhan anak-anaknya terhadap mereka. Selain itu kedua
orang tua harus mengenalkan mereka tentang masalah keyakinan, akhlak dan hukum-hukum fikih serta
kehidupan manusia. Jika kedua orang tua bukan sebagai tempat rujukan yang baik dan cukup bagi anak-
anaknya maka anak-anak akan mencari contoh lain; baik atau baik dan hal ini akan menyiapkan sarana
penyelewengan anak.
Dan yang paling penting adalah bahwa ayah dan ibu adalah satu-satunya teladan yang pertama bagi anak-
anaknya dalam pembentukan kepribadian, begitu juga anak secara tidak sadar mereka akan terpengaruh,
maka kedua orang tua di sini berperan sebagai teladan bagi mereka baik teladan pada tataran teoritis maupun
praktis. Ayah dan ibu sebelum mereka mengajarkan nilai-nilai agama dan akhlak serta emosional  kepada anak-
anaknya, pertama mereka sendiri harus mengamalkannya. Sebagaimana Nabi Muhammad saw sebagai teladan bagi umatnya, pertama
beliau sebagai pelakunya. Allah swt dalam al-Quran berfirman, “Sesungguhnya ada pada kalian teladan yang baik  dalam diri Rasulullah
saw.’ Dalam ayat lain Allah swt berfirman, “Sesungguhnya ada pada kalian teladan yang baik dalam diri Nabi Ibrahim as dan orang-orang
yang bersamanya”.

 Emi Nur Hayati Ma’sum Sa’idhttp://salehlapadi.wordpress.com/2007/02/25/peran-lingkungan-keluarga-


dalam-membentuk-kepribadian-anak/12.05

You might also like