You are on page 1of 6

HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN ORGANISASI NASIONAL

hubungan international merupakan satu gambaran persatuan yang kuat yang mengikat seluruh
negara didalam satu wadah. Relasi ini mempunyai ikatan kuat bagi setiap individual pemimpin
dari berbagai manca Negara, beberapa bentuk ikatan ini sebagai berikut:

a. Politik International: Hubungan ini terarah dalam perpolitikan dimana politik satu negara tidak
mungkin sama dengan yang lain. Dari sisi inilah lahir hubungan diplomatik yang bertujuan untuk
kemajuan dan menjalin hubungan yang akur. Tapi sayangnya para pejabat diploma yang
ditugaskan dalam hal ini kebanyakan melenceng dari tugas mereka, bahkan pemilihan para
diploma untuk luar negeri terpilih dengan cara sistem kekeluargaan atau jasa.

b. Hukum International: Badan hukum ini telah menjadi wadah persatuan yang kuat, bahkan
telah bercabang dibebagai penjuru dunia. Tetapi badan hukum ini masih kaku dalam kinerjanya,
Jika saja badan hukum dunia ini mempunyai super power dalam hal keadilan mengapa
penindasan, pelanggaran ham dan kekerasan lainnya masih gencar berjalan. Hal ini diakibatkan
karna adanya satu kekuatan yang nimbrung didalamnya, alhasil hukum international yang
bermottokan netral tidak berdaya sama sekali.

c. Organisasi International: Seluruh dunia mengenal PBB ( United Nations organization ) badan
ini merupakan kelompok penengah untuk seluruh Negara, tapi badan ini juga tampak lemah
dalam hal keadilan dan penegakan hukum. Lihat saja berapa negara yang sekarang masih
bertikai, apakah mereka memberi solusi yang tegas? tidak!, bahkan badan tersebut lebih sibuk
dengan urusan-urusan yang lainnya.

HUKUM INTERNASIONAL
Setelah sedikit banyak kita mengkaji hukum mulai dari pengertian hukum itu sendiri lalu segala
aspek yang mendukung terjadinya kaedah hukum serta pembidangan hukum itu tersebut dan lain
sebagainya, kini kita akan mencoba mengupas satu dari pengklasifikasian hukum-hukum
tersebut yaitu Hukum International atau hukum antar negara dan antar organisasi internasional,
atau bisa kita sebut hukum transnasional, termasuk didalamnya hukum diplomatik dan konsuler,
kali ini kita akan mencoba sedikit menelaah hubungan internasional antar negara yang mana
telah diatur oleh hukum internasional, politik yang genjar selalu menjadi background tiap
praktisi negara untuk mencapai interest tiap-tiap negara, hubungan hukum internasional dengan
politik internasional menjadi kata kunci untuk menjelaskan permasalahan pokok yang berkaitan
dengan masalah efektifitas hukum internasional dalam menjamin kepatuhan negara terhadap
aturan main yang ada pada level antarnegara. Hukum internasional itu sendiri hadir dari beberapa
konvensi dan juga resolusi-resolusi PBB, dengan satu tujuan suci tiada lain ialah membina
masyarakat internasional yang bersih dari segala hal yang berbau merugikan sesuatu negara,
dengan demikian dapat mempererat terjalinnya hubungan internasional atau hubungan antar
negara secara sehat, dinamis dan harmornis.
Definisi Hukum Internasional
Berangkat dari pentingnya hubungan lintas negara disegala sektor kehidupan seperti politik,
sosial, ekonomi dan lain sebagainya, maka sangat diperlukan hukum yang diharap bisa
menuntaskan segala masalah yang timbul dari hubungan antar negara tersebut. Hukum
Internasional ialah sekumpulan kaedah hukum wajib yang mengatur hubungan antara person
hukum internasional (Negara dan Organisasi Internasional), menentukan hak dan kewajiban
badan tersebut serta membatasi hubungan yang terjadi antara person hukum tersebut dengan
masyarakat sipil.
Oleh karena itu hukum internasional adalah hukum masyarakat internasional yang mengatur
segala hubungan yang terjalin dari person hukum internasional serta hubungannya dengan
masyarakat sipil.
Hukum internasional mempunyai beberapa segi penting seperti prinsip kesepakatan bersama
(principle of mutual consent), prinsip timbal balik (priniple of reciprocity), prinsip komunikasi
bebas (principle of free communication), princip tidak diganggu gugat (principle of
inciolability), prinsip layak dan umum (principle of reasonable and normal), prinsip eksteritorial
(principle of exterritoriality), dan prinsip-prinsip lain yang penting bagi hubungan diplomatik
antarnegara.
Maka hukum internasional memberikan implikasi hukum bagi para pelangarnya, yang dimaksud
implikasi disini ialah tanggung jawab secara internasional yang disebabkan oleh tindakan-
tindakan yang dilakukan sesuatu negara atau organisasi internasional dalam melakukan segala
tugas-tugasnya sebagai person hukum internasional.
Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan unsur-unsur terpenting dari hukum internasional:
Objek dari hukum internasional ialah badan hukum internasional yaitu negara dan organisasi
internasional.
Hubungan yang terjalin antara badan hukum internasional adalah hubungan internasional dalam
artian bukan dalam scope wilayah tertentu, ia merupakan hubungan luar negeri yang melewati
batas teritorial atau geografis negara, berlainan dengan hukum negara yang hanya mengatur
hubungan dalam negeri .
Kaedah hukum internasional ialah kaedah wajib, seperti layaknya semua kaedah hukum, dan ini
yang membedakan antara hukum internasional dengan kaedah internasional yang berlaku
dinegara tanpa memiliki sifat wajib seperti life service dan adat kebiasaan internasional.
Jika hukum nasional ialah hukum yang terapkan dalam teritorial sesuatu negara dalam mengatur
segala urusan dalam negeri dan juga dalam menghadapi penduduk yang berdomisili didalamnya,
maka hukum internasional ialah hukum yang mengatur aspek negara dalam hubungannya dengan
negara lain.
Sumber-sumber Hukum Internasional
Hukum traktat, yakni hukum yang terbentuk dalam perjanjian-perjanjian internasional (tractaten-
recht) Kesepakatan dan perjanjian international. Seperti Konvensi Vina, Konvensi New York
serta perjanjian serta kesepakatan yang lainnya.
Hukum kebiasaan (costumary), yaitu keajegan-keajegan dan keputusan-keputusan (penguasa dan
warga masyarakat) yang didasarkan pada keyakinan akan kedamaian pergaulan hidup.
Sumber-sumber hukum internasioanl yang lainnya seperti: dasar umum negara, hukum peradilan
internasional, fiqh internasional, kaedah keadilan, serta keputusan-keputusan organisasi
internasional.
Tanggung Jawab Internasional
Hukum Internasional ada untuk mengatur segala hubungan internasional demi berlangsungnya
kehidupan internasional yang terlepas dari segala bentuk tindakan yang merugikan negara lain.
Oleh sebab itu negara yang melakukan tindakan yang dapat merugikan negara lain atau dalam
artian melanggar kesepakatan bersama akan dikenai implikasi hukum, jadi sebuah negara harus
bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukannya.
Pengertian tanggung jawab internasional itu sendiri itu adalah peraturan hukum dimana hukum
internasional mewajibkan kepada person hukum internasional pelaku tindakan yang melanggar
kewajiban-kewajiban internasional yang menyebabkan kerugian pada person hukum
internasional lainnya untuk melakukan kompensasi.
Suatu negara dapat dimintai pertanggung jawabannya secara internasional bila telah memenuhi
syarat sebagai berikut:
Negara tersebut telah benar-benar melakukan tindakan yang merugikan, tindak positif ataupun
negatif.
Tindakan yang merugikan ini timbul dari person hukum internasional yang meliputi negara dan
organisasi internasional.
Yang terakhir yaitu tindakan yang merugikan itu sendiri, bila tidak ada kerugian yang timbul dari
person hukum internasional pertanggungjawaban internasional tidak dapat di terapkan
Tindakan yang merugikan ini dapat timbul dari perangkat badan internasional itu sendiri, yaitu
badan legislatif, eksekutif dan pula yudikatif.
Pengertian Negara menurut Hukum Internasional
Pengertian person hukum internasional itu sendiri ialah kesatuan internasional yang diterapkan
hukum internasional kepadanya, atau yang mempunyai kelayakan dalam hak dan dibebani oleh
beberapa kewajiban yang ditetapkan hukum internasional.
Disini kita perlu membahas sedikit tentang negara yang merupakan subjek sekaligus objek dari
hukum internasional, negara dalam pengertian hukum internasional ialah sekumpulan orang-
orang yang berdomisili di suatu teritorial tertentu secara mapan(stabil) serta patuh kepada
kekuatan hukum yang bijaksana dan mempunyai kedaulatan serta memiliki kewenangan penuh.
Negara mempunyai tiga unsur penting yaitu; Rakyat, Teritorial (daerah), dan Kekuasan
(kewenangan). Rakyat terbentuk dari penduduk yang menetap di teritorial negara secara
mapan(stabil) dan terikat pada negara secara politik serta hukum, atau dapat kita sebut
kewarganegaraan. Sedangkan teritorial adalah letak geografis dimana suatu negara dapat
melaksanakan segala kekuasannya yang ditetapkan oleh hukum internasional sebagai person
hukum internasional, iklim meliputi area daratan, air dan lapisan langit. Kemudian Kekuasaan itu
sendiri ialah kemerdekaan secara utuh dalam urusan internal dan eksternal Negara, kebebasan
internal dalam artian suatu negara dapat melaksanakan seluruh urusan dalam negerinya yang
ditanggani oleh dewan legislatif, eksekutif, dan yudikatif, sedangkan kebebasan eksternal atau
luar dimaksudkan ialah kelayakan suatu negara guna melaksanakan seluruh juridiksi atau
kompetensi internasional.
Suatu negara mempunyai hak yang sama dimata hukum internasional seperti; kemerdekaan,
kedaulatan, persamaan didepan hukum, dan pertahan diri, selain itu negara juga mempunyai
kewajiban seperti; pelarangan interpensi dalam urusan negara lain, menghargai negara lain dan
lain sebagainya. Subjek hukum internasional juga berasal dari Organisasi Internasional,
organisasi internasional dapat kita definisikan sebagai berikut; organisasi antarpemerintah yang
diakui sebagai subjek hukum internasional dan mempunyai kapasitas untuk membuat perjanjian
internasional.
Peristiwa Internasional
Dari segi yang berbeda hukum internasional merupakan hukum yang berhubungan dengan
Peristiwa Internasional, adapun yang termasuk Peristiwa Internasional ialah:
Hukum Tantra (Tata Tantra maupun Karya/Administrasi Tantra) substantif/materiel dan
ajektif/formil,
Hukum Pidana – substantif/materiel dan ajektif/formil,
Hukum Perdata – substantif/materiel dan ajektif/formil –
Dan karena itu masing-masing disebut Hukum Tantra Internasional. Hukum Pidana Internasional
dan Hukum Perdata Internasional.
Oleh sebab itu jelaslah bahwa hukum itu disebut Hukum Internasional atau Hukum Nasional
bukan ditentukan oleh sumbernya, Nasional atau Internasional. Sumber Nasional dari pada
Hukum Tantra Internasional adalah misalnya pasal 11 & 13 UUD’45 dan bila sumber itu berupa
hasil karya Tantra Internasional (perjanjian) maka untuk berlakunya perlu pengukuhan secara
Nasional, sekurangnya diumumkan dalam Lembaran/Berita Nasional. Contoh dari ketentuan
Hukum Pidana International yang bersumber Nasional adalah pasal 2 s/d 8 KUHP, sedang yang
bersumber Internasional ialah misalnya Perjanjian Ekstradisi. Hukum Perdata Internasional
adalah sungguh Hukum Internasional karena berhubungan dengan peristiwa dalam sikap tindak,
kejadian, dan keadaan Internasional, misalnya: bidang hukum harta kekayaan seperti warga
Indonesia mempunyai rumah di Singapura, bidang hukum keluarga seperti Warga negara
Malaysia menikah dengan warga negara Indonesia, bidang hukum waris seperti seorang Pewaris
warga negara Cina mempunyai ahliwaris warganegara Indonesia. Dalam hal ini perlu juga
ditegaskan bahwa bila peristiwa Hakim Nasional; mengadili perkara suatu
(Tantra/Pidana/Perdata) Internasional, maka menyelenggarakan Peradilan Internasional
(dedoublement functionel) dan keputusannya merupakan hukum konkrit internasional walaupun
ia bukan hukum internasional dan lembaganya tetap Pengadilan Nasional.
Hukum Diplomatik dan Konsuler
Pengertian hukum diplomatik masih belum banyak diungkapkan, karena pada hakekatnya hukum
diplomatik merupakan bagian dari Hukum Internasional yang mempunyai sebagian sumber
hukum yang sama seperti konvensi-konvensi Internasional.
Diplomasi merupakan suatu cara komunikasi yang dilakukan antara berbagai pihak termasuk
negoisasi antara wakil-wakil yang sudah diakui. Praktik-praktik negara semacam itu sudah
melembaga sejak dahulu dan kemudian menjelma sebagai aturan-aturan hukum internasional.
Namun pengertian secara tradisional kata ‘hukum diplomatik’ digunakan untuk merujuk pada
norma-norma hukum internasional yang mengatur tentang kedudukan fungsi misi diplomatik
yang dipertukarkan oleh negara-negara yang telah membina hubungan diplomatik, lain halnya
dengan pengertian-pengertian sekarang yang bukan saja meliputi hubungan diplomatik dan
konsuler antarnegara, tetapi juga keterwakilan negara dalam hubungannya dengan organisasi-
organisasi internasional.
Dari pengertian sebagaimana tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan adanya beberapa faktor
yang penting yaitu hubungan antara bangsa untuk merintis kerjasama dan persahabatan,
hubungan tersebut dilakukan melalui pertukaran misi diplomatik termasuk para pejabatnya.
Dengan demikian, pengertian hukum diplomatik pada hakikatnya merupakan ketentuan atau
prinsip-prinsip hukum internasional yang mengatur hubungan diplomatik antar negara yang
dilakukan atas dasar permufakatan bersama dan ketentuan atau prinsip-prinsip tersebut
dituangkan didalam instrumen-instrumen hukum sebagai hasil dari kodifikasi hukum kebiasaan
internasional dan pengembangan kemajuan hukum internasional.
Dalam perkembangannya, hukum diplomatik mempunyai ruang lingkup yang lebih luas lagi
bukan saja mencakupi hubungan diplomatik antarnegara, tetapi juga hubungan konsuler dan
keterwakilan negara dalam hubunganya dengan organisasi-organisasi internasional khususnya
yang mempunyai tanggungjawab dan keanggotaannya yang bersifat global atau lazim disebut
organisasi internasional yang bersifat universal. Bahkan dalam kerangka hukum diplomatik ini
dapat juga mencakupi ketentuan-ketentuan tentang perlindungan keselamatan, pencegahan serta
penghukuman terhadap tindak kejahatan yang ditujukan kepada para diplomat.
Para pejabat diplomatik yang dikirimkan oleh sesuatu negara ke negara lainnya telah dianggap
memiliki suatu sifat suci khusus. Sebagai konsekuensinya, mereka telah diberikan kekebalan dan
keistimewaan diplomatik, ini merupakan aturan kebiasaan hukum internasional yang telah
ditetapkan, termasuk harta milik, gedung dan komunikasi. Untuk menunjukkan totalitas
kekebalan dan keistimewaan diplomatik tersebut, terdapat 3 teory yang sering digunakan dalam
hal ini, yaitu; exterritoriality theory, representative character theory dan functional necessity
theory. Sifat dan prinsip tersebut itu diberikan kepada para diplomat oleh hukum nasional negara
penerima. Pemberian hak-hak tersebut didasarkan resiprositas antarnegara dan ini mutlak
diperlukan dalam rangka:
Mengembangkan hubungan persahabatan antarnegara, tanpa mempertimbangkan sistem
ketatanegaraan dan sistem sosial mereka berbeda.
Bukan untuk kepentingan perseorangan tetapi untuk menjamin terlaksananya tugas para pejabat
diplomatik secara efisien terutama dalam tugas dari negara yang mewakilinya.
Kekebalan dan keistimewaan diplomatik akan tetap berlangsung sampai diplomat mempunyai
waktu sepantasnya menjelang keberangkatannya setelah menyelesaikan tugasnya di sesuatu
negara penerima. Namun negara penerima setiap kali dapat meminta negara pengirim untuk
menarik diplomatnya apabila ia dinyatakan persona non grata.
Esensial Hukum Internasional
Apa yang menjadi kepentingan hukum internasional adalah memberikan batasan yang jelas
terhadap kewenangan negara dalam pelaksanaan hubungan antarnegara. Hal ini bertolak
belakang dengan kepentingan penyelenggaraan politik internasional yang bertujuan untuk
mempertahankan atau memperbesar kekuasaan. Karena itu, hukum bermakna memberikan
petunjuk operasional perihal kebolehan dan larangan guna membatasi kekuasaan absolut negara.
Realitanya keterkaitan diantara kedua dimensi hubungan ini berujung kepada persoalan esensi
hukum sebagai suatu kekuatan yang bersifat memaksa. Masalah efektifitas hukum dalam
hubungan internasional ini menimbulkan dua konsekuensi yang secara diameteral saling
bertolak-belakang. Pertama, struktur hukum nasional lebih tinggi dari pada hukum internasional.
Pemahaman ini membawa implikasi hukum internasional terhadap kebijakan domestik suatu
negara akan diukur berdasarkan sistem hukum nasional. Di sini hukum internasional baru akan
berlaku jika tidak bertentangan dengan kaedah hukum nasional. Agar berlaku, hukum
internasional juga perlu diadopsi terlebih dahulu menjadi hukum nasional, yaitu suatu proses
yang dilakukan antara lain melalui ratifikasi. Dasarnya adalah doktrin hukum pacta sunc
servanda di mana perjanjian berlaku sebagai hukum bagi para pihak. Perjanjian merefleksikan
itikad bebas yang dicapai secara sukarela oleh subjek hukum internasional yang memiliki
kesetaraan satu sama lain. Sebaliknya, hukum dinilai tidak dapat berfungsi secara efektif jika
tidak ada keinginan negara untuk tunduk di bawah ketentuan yang diaturnya. Kemudian
pemahaman kedua sementara itu mendalilkan bahwa hukum internasional otomatis berlaku
sebagai kaedah hukum domestik yang mengikat negara tanpa melalui proses adopsi menjadi
hukum nasional. Menurut paradigma ini, hukum internasional merupakan fondasi tertinggi yang
mengatur hubungan antarnegara. Sumber kekuatan mengikat hukum internasional adalah prinsip
hukum alam(costumary) yang menempatkan akal sehat masyarakat internasional sebagai cita-
cita dan sumber hukum ideal yang tertinggi. Terlepas dari ada atau tidaknya persetujuan ini,
secara yuridis negara dapat terikat oleh prinsip hukum internasional yang berlaku universal atau
oleh kaedah kebiasaan internasional. Customary itu sendiri membuktikan bahwa praktek negara
atas sesuatu hal yang sama dan telah mengkristal, sehingga diakui oleh masyarakat internasional
memiliki implikasi hukum bagi pelanggaran terhadapnya.
Penutup
Pembahasan tentang hukum internasional tidak akan pernah berakhir itu disebabkan eksistensi
hukum internasional bersinggungan langsung dengan peristiwa internasional yang selalu
menimbulkan hal-hal baru, kedaulatan sesuatu negara selalu menjadi polemik tiada henti dalam
aplikasi hukum internasional itu sendiri. Hukum internasional mempunyai lahan yang sangat luas
ini dikarenakan menyangkut pelbagai macam aspek kehidupan seperti ekonomi, sosial, politik
dan sebagainya. Hukum internasional juga mencakup hukum laut dan udara yang bukan teritorial
negara tertentu, dan juga hukum pada waktu perang serta lain sebagainya

You might also like