You are on page 1of 107

Outline

 Mengenal spesifikasi Chemically


 Mengenal MSDS (Material Safety Data Sheet)
 Mengenal B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
 Mengenal lambang bahaya chemically
 Teknik Pelarutan dan pengenceran
 Mengenal alat-alat laboratorium yang sederhana
(nama, fungsi, dan cara menggunakan dengan benar)
 Model Penggunaan alat Lab
 Mengenal instrumen analisis
 Peraturan Keselamatan Kerja di Lab Kimia
SPESIFIKASI CHEMICALLY
SPESIFIKASI CHEMICALLY

 Laboran, analis, peneliti harus mengetahui


sifat atau spesifikasi pereaksi (reagen) yang
digunakan Tingkat kemurnian

 Berdasarkan tingkat kemurnian, chemically


dikelompokkan menjadi 4 tingkat :
Kriteria Spesifikasi Chemically

Tingkat Teknik (Technical Grade)


 tingkat komersial
 Digunakan untuk kebutuhan industri, jarang untuk
tujuan analisis kimia
kecuali :
a. untuk larutan pembersih/pencuci
b. untuk larutan pereaksi kualitatif (demonstratif)
Tingkat Farmasi (Pharmaceutical Grade)
 Tingkat kemurnian memenuhi kebakuan
USP (United States Pharmacopeia)
 Biasa digunakan untuk kebutuhan bidang
farmasi dan kedokteran, sebagai pereaksi
kimia di laboratorium kecuali untuk analisis
kimia
Tingkat Murni (Chemically Pure, CP)
 General Purpose Reagent, GPR
 Kemurniannya jauh di atas tingkat farmasi
 Tidak ada ketentuan khusus aturan
kebakuan kemurnian, tergantung pabrik
pembuatnya
 Umumnya digunakan untuk analisis kimia
Tingkat Pereaksi (Analyzed Grade)
  Pro Analysis, p.a.; Analar Reagent, AR;
Guaranteed Reagent,GR
 Tingkat kemurnian memenuhi aturan kebakuan
ACS (The American Chemical Society Committee
on Analytical Reagents
Pabrik pembuatnya selalu mencantumkan
pernyataan pada label pereaksi : “Conforms to
ACS Specifications”
 Memenuhi persyaratan analisis
MSDS
(Material Safety Data Sheet)
Examples:
 MSDS logam Kalsium
 MSDS Kalsium hidroksida
PENGENALAN B3
(Bahan Berbahaya dan Beracun)
 Peraturan Pemerintah RI No. 74 Tahun 2001 :
Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya
disingkat dengan B3 adalah bahan yang karena
sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup,
dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lainnya.
Klasifikasi B3
 Mudah meledak (exlosive)
 Pengoksidasi (oxidizing)
 Sangat mudah sekali menyala (extremely
flammable)
 Sangat mudah menyala (highly flammable)
 Mudah menyala (flammable)
 Amat sangat beracun (extremely toxic)
 Sanga beracun (highly toxic)
Klasifikasi B3….lanjutan
 Beracun (moderately toxic)
 Berbahaya (harmful)
 Korosif (corrosive)
 Bersifat iritasi (irritant)
 Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the
environment)
 Karsingenik (carcinogenic)
 Teratogenik (teratogenic)
 Mutagenik (mutagenic)
LAMBANG BAHAYA CHEMICALLY

Lambang E (explosive) : berarti bahan


kimia bersifat dapat meledak

Lambang F (highly flammable) : berarti


bahan kimia bersifat mudah
menyala/terbakar
Lambang F+ (extremely flammable) :
berarti bahan kimia bersifat sangat
mudah terbakar

Lambang O (oxidant substance) :


berarti bahan kimia bersifat
pengoksidasi

Lambang T (toxic) : berarti bahan


kimia bersifat racun
Lambang T+ (very toxic) : berarti
bahan kimia bersifat racun kuat

Lambang C (corrosive) : berarti


bahan kimia bersifat korosif, atau
dapat merusak jaringan hidup

Lambang Xi (irritant) : berarti bahan


kimia dapat menyebabkan iritasi
terhadap jaringan atau organ tubuh
Lambang Xn (harmful) : berarti
bahan kimia dapat melukai jaringan
atau organ tubuh

Lambang N (dangerous for the


environment) : berarti bahan kimia
bersifat berbahaya bagi satu atau
beberapa komponen dalam
lingkungan kehidupan
ZAT KIMIA DAN BAHAYANYA
PENANGANAN SAMPAH
LABORAORIUM
 Sampah/limbah laboratorium :
- sampah kimia
- sampah biologi
- sampah plastik
- sampah yang lain
SAMPAH KIMIA
Aturan Pembuangan sampah kimia
 Tidak boleh dibuang di saluran pembuangan air :
- pelarut-pelarut organik
- logam berat
- sianida, sulfida
- bahan-bahan padat
 Sampah –sampah kimia yang berbahaya harus
ditempatkan pada wadah yang diberi label
 Sampah radioaktif harus mendapat penanganan khusus,
demikian juga bahan bersifat karsinogenik.
Catatan……
 Sampah-sampah yang sangat berbahaya
biasanya diubah (dioksidasi, direduksi,
dinetralisasi, dll) menjadi bahan yang kurang
berbahaya sebelum ditempatkan dalam
wadah-wadah pembuangan.
 Alkali kuat harus dinetralisir sebelum dibuang,
sedangkan asam kuat harus dinetralkan
dengan sodium bikarbonat sebelum dibuang
BAHAN KARSINOGENIK
 Bahaya : beresiko tumor dan kanker pada seseorang.
 Penyimpanan :
- bahan tsb dipesan sebanyak yang diperlukan saja
- wadah penyimpan harus aman betul
- semua wadah harus berlabel jelas dan disimpan dlm
almari yang aman berventilassi
 Penanganan :
- bagian tubuh yang terkena dengan zat tersebut harus
segera dicuci dengan air dingin selama + 5 menit
Lanjutan…..
 Pembuangan ;
- limbah karsinogenik dibuang dalam wadah
berlabel dan tertutup serta terpisah dari bahan
kimia lainnya
- dibuang secara bertahap, jangan menunggu
hingga jumlahnya banyak
- bahan karsinogenik cair ditempatkan maksimal
separo dari kapasisas volume tempat
pembuangan
LIMBAH BIOLOGI
 Membakar sampah botani dan zoologi merupakan jalan terbaik
utk meyakinkan bahwa bahan-bahan busuk tsb tidak beresiko
membahayakn kesehatan
 Preparat biologi, stains, fixative dan clearing agents
kemungkinan besar toksik shg tidak boleh dibuang ke sistem
drainase umum
 Sampah harus ditempatkan pada wadah tertutup dan diberi label
 Sampah yang mengandung mikroorganisme harus di autoklave
terlebih dahulu
 Sampah biologi dan mikrobiologi dlm jumlah besar sebaiknya
dimusnahkan dlm incenerator
SAMPAH PLASTIK
 Jangan dibakar, kecuali dalam alat
pembakar khusus.
 Sampah plastik jangan dikubur, sebaiknya
dibuang pada wadah khusus pembuangan
plastik
SAMPAH-SAMPAH LAIN
 Sampah kertas dibuang dlm wadah khusus
untuk kertas dan sebaiknya dibakar dalam
satu tempat pembakaran
 Sampah-sampah yang tajam (mata pisau,
syringe, jarum) harus ditempatkan dalam
kotak khusus dan tidak boleh dicampur
dengan sampah lainnya.
TEKNIK PELARUTAN &
PENGENCERAN
Teknik Pelarutan
Hal Langkah
1. Sifat analisis 1. Tetapkan : kualitatif atau kuantitatif (sesuai
tujuan analisis)

2. Kuantitas larutan (volume, 2. Tetapkan : sesuaikan dengan kebutuhan


konsentrasi)
3. Kuantitas zat padat (rumus, 3. Tetapkan : rumus zat padat (kristal), daya
kelarutan, massa) larut, dan massa padatan yang akan
dilarutkan (dihitung)
4. Sifat zat padat 4. Tetapkan : stabil, higroskopis, atau
bereaksikah dengan air?
5. Alat ukur massa (neraca) 5. Kuantitatif : neraca teknis
Kualitatif : neraca teknis atau necara
analitik
6. Alat ukur volum 6. Kualitatif : gelas ukur
Kuantitatif : labu takat atau labu ukur
Hal Langkah

7. Pelarutan 7. Teknik pelarutan

a. Peralatan a. Siapkan : gelas kimia, batang pengaduk, botol


pendukung timbang, corong, pipet tetes, botol semprot, botol
kemasan pereaksi
b. Kualitatif : pindahkan padatan ke gelas kimia dan
b. Pelaksanaan larutkan dengan akuades secukupnya, lalu
pindahkan ke gelas ukur, dan tuangi akuades
sampai tanda batas
kuantitatif : pindahkan dahulu seluruh padatan ke
gelas kimia dan larutkan dengan akuadesw
secukupnya, lalu pindahkan seluruhnya (secara
kuantitatif) ke labu ukur lewat corong, tambahkan
akuades sedemikian, keringkan bagian atas skala,
lalu terakhir secara tetes demi tetes sampai tanda
batas volum, tutup labunya dan homogenkan
c. Pengemasan c. Bilas botol pereaksi bersih/kering dengan sedikit
larutan di atas, dan pindahkan seluruh larutan ke
botol ini, tutup, dan beri label dengan jelas
Contoh Pembuatan Larutan dari Zat
kimia padatan
 Pembuatan larutan 250 mL NaCl 0,1 M
*Gunakan NaCl dengan spesifikasi teknis atau farmasi  terapkan Mr
(Mr NaCl = 58,5 g/mol)
*Perhitungan massa NaCl = (0,25 L)(0,1M) = 0,025 mol = (0,025)(58,5)
g = 1,5 g
* Pelaksanaan :
a. Timbang NaCl kira-kira sejumlah itu dengan neraca teknis semi
analitis
b. Pindahkan ke gelas ukur 250 mL; tambahkan + 50 mL; goyang
hingga homogen; terakhir jadikan volume akhir larutan sampai tanda
batas
c. Diperoleh : 250 mL NaCl 0,1000M
Teknik Pengenceran

A.Teknik Pengenceran dari Cairan Pekat


Pra pengenceran :
- Hitung volum cairan pekat dan volume akuades
yang akan diukur
- Ukur volum akuades tersebut dan siapkan di gelas
kimia
Teknik pengukuran volum cairan pekat :
- Lakukan pengukuran volume di ruang asam, dan
pembacaan volume sesegera mungkin
- Sebaiknya gunakan masker, jika asam pekatnya
berasap
Pencampuran/Pelarutan :
- Segera alirkan perlahan cairan pekat lewat
batang pengaduk ke dalam gelas kimia
yang berisi akuades di atas
- Hitung balik, konsentrasi cairan hasil
pengenceran, tambahkan sesuai dengan
kekurangan akuades.
B. Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat
Cara :
Ukur akuades (hasil hitung) dengan gelas ukur
(berukuran sesuai dengan volum akhir larutan);
kemudian tuangkan larutan lebih pekatnya ke dalam
gelas ukur tersebut sampai volumnya mendekati
tanda batas; lanjutkan penambahan tetes per tetes
sampai tanda batas volum akhir yang diharapkan.
Perhitungan Volum dan Konsentrasi larutan
hasil pengenceran

 Hubungan pengenceran molar (M)


M1V1 = M2V2
 Hubungan pengenceran persen (%v/v)
V1P1 = V2P2
 Hubungan pengenceran persen (%b/b)
V1P1d1 = V2P2d2
ALAT-ALAT LABORATORIUM
SEDERHANA
 Tabung reaksi
Terbuat dari gelas, dapat
dipanaskan, untuk mereaksikan zat-
zat kimia dalam jumlah relatif kecil

• Pengaduk gelas
Terbuat dari kaca panjang 15 cm, salah saru ujung pipih.
Dipakai untuk mengaduk suatu campuran atau larutan
kimia ketika melakukan reaksi, untuknmembantu pada
waktu menuang/mendekantir cairan dalam proses
penyaringan, dan dapat juga berfungsi sebagai sendok
 Gelas kimia (gelas beker, gelas
piala)
Bukan alat pengukur volum,
digunakan sbg tempat larutan dan
juga dapat untuk memanaskan zat-
zat kimia, untuk menguapkan pelarut
 Erlenmeyer
Bukan alat pengukur volum
(walaupun mempunyai skala).
Dipakai untuk tempat zat-zat yang
dititrasi
 Gelas ukur
Dipakai untuk mengukur volum cairan yang tidak
memerlukan ketelitian tinggi.tidak boleh digunakan untuk
mengukur larutan/pelarut yang panas.
 Pipet volum (pipet gondok)
Berfungsi untuk memindahkan sejumlah volum tertentu
larutan sesuai ukurannya dengan tepat. Ukuran : 5mL,
10mL,25mL. Alat ini cukup teliti dengan kesalahan +0,02%.
Cara penggunaan :
Larutan disedot/ditarik ke dalam pipet sampai melewati
sedikit di atas garis batas, kmdn diturunkan tepat sampai
garis batas, dan selanjutnya larutan dialirkan/dipindahkan.
Catatan:
Jika larutan yang akan dipindahkan berbahaya atau
beracun harus menggunakan “ball-pipet” untuk
menyedotnya, jangan menggunakan mulut.
 Labu Takar (labu ukur)
Ada beberapa ukuran volum (50mL, 100mL, 200mL,
250mL, 500mL, 1000mL). Terbuat dari gelas. Digunakan
untuk membuat larutan tertentu dengan volum yang
setepat-tepatnya. Kadang juga dipakai untuk
pengenceran sampai volum tertentu. Jangan dipakai
untuk mengukur larutan/pelarut yang panas.
 Buret
Berfungsi untuk memindahkan larutan dalam berbagai
ukuran volum  misal : untuk titrasi asam-basa.
Jenis-jenis buret :
- Buret ASAM
Mempunyai kran dari kaca. Buret ini hanya boleh diisi
dengan larutan asam, jgn diisi larutan basa karena
krannya dapat mati.
- Buret BASA
mempunyai kran dari karet yang dijepit. Buret ini hanya
digunakan untuk larutan basa.
 Botol Pencuci
Bahan dari plastik. Merupakan botol tempat
akuades, yg digunakan untuk mencuci, atau
membantu saat pengenceran
 Corong
Biasanya dari gelas, tapi ada juga dari plastik.
Digunakan untuk menolong pada waktu
memasukkan cairan ke dlm wadah dengn mulut
sempit, ex : botol, labu ukur, buret, dsb.
 Kuvet
Bentuk seperti tabung reaksi atau persegi panjang,
digunakan sbg tempat sampel untuk analisis dg
spektrofotometer. Tidak boleh dipanaskan.
Terbuuat dari silika (quartz), polistirena, atau
polimetakrilat.
 Rak untuk Tempat Tabung reaksi
rak terbuat dari kayu atau logam. Digunakan sbg
tempat meletakkan tabung reaksi.
 Penjepit
Penjepit logam digunakan utk menjepit tabung
reaksi pada saat pemanasan, atu untuk
membantu mengambil kertas saring atau benda
lain pada kondisi panas.
 Spatula
Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk
alat bantu mengambil bahan padat atau kristal
 Gelas Arloji
Terbuat dari gelas. Digunakan untuk tempat zat yang
akan ditimbang.
 Cawan Porselin
Digunakan sbg wadah suatu zat yang akan diuapkan
dengan pemanasan
 Sikat
Digunakan untuk membersihkan (mencuci) tabung
reaksi
 Heater dan stirer
 Neraca
Kalorimeter

 Untuk menentukan kalor reaksi kimia


MODEL PENGGUNAAN ALAT LAB

Penyaringan (filtration)
a. Melipat kertas saring
b. Menyaring larutan
Cara Titrasi
a. Pegang kran dengan
tangan kiri dan wadah
penampung dengan
tangan kanan
b. Selalu arahkan skala
buret di depan
praktikan
Cara memegang yang benar/salah?
Pemisahan dengan Corong pisah
A. Memasukan cairan ke corong pisah

1. Tempatkan corong ke leher 2. Tuangkan pelarut ekstraksi Volume 3. Tutup corong


corong pisah. Tuangkan total dalam corong pisah tidak boleh pisah.
cairan yang akan diekstraksi lebih besar dari ¾ volume corong pisah.
Gojoklah corong pisah dengan posisi direbahkan
dan arahkan stopcock ke jendela /ventilasi
Jangan diarahkan ke praktikan lain !!!!
B. mengoyang larutan dalam corong pisah

Ambil corong pisah dengan posisi tertutup dan goyang perlahan, kemudian rebahkan dan secara
perlahan buka stopcock corong pisah untuk mengeluarkan tekanan. Tutup stopcock corong pisah
kembali, dan ulangi prosedur ini hingga tinggal sedikit tekanan yang dilepaskan (lihat gambar
berikut)

Sekarang, gojok corong pisah selama beberapa detik, keluarkan tekanan, kemudian gojok lagi. 30
detik biasanya cukup untuk tercapai keseimbangan zat terlarut antara 2 pelarut (lihat gambar
berikut)
c. Pemisahan Lapisan

“Like Disolved Like”


Distilasi
 Distilasi biasa
 Distilasi fraksionasi
INSTRUMEN ANALISIS/UJI

 UV-Vis Spektrofotometer
IR Spectrophotometer (Spektrofotometer infra merah)
IR Spectroscopy can detect inorganic compounds containing
polyatomic ions and metal oxide. The band positions, shape
and peak intensity decide the characteristics of functional
groups
 Untuk mengetahui gugus funsional yang ada ( OH, -CH -,
-
2

-CH3,-C=O, CHO, aromatis, dll) kualitatif


BET
The Micromeritics ASAP 2010 system is equipped with an
optional molecular diffusion pump, a chemisortion system,
and a density functional theory (DFT) software package. It
can be used to measure surface area, pore volume,
mesopore and micropore size distribution, adsorbate-
adsorbent interaction energy (physisorption ), and
dispersion and partricle size of supported metals
(chemisorption).
SEM (Scanning Electron Microscopy)
The microscope shows surface images up to several thousand times
magnification. An additional feature is the ability to determine elemental

composition with the attached EDAX apparatus.


TEM
Transmission
Electron Microscop
TGA/DTA
Thermogravimetric Analysis (TGA) merupakan teknik mengukur
perubahan berat suatu sampel bila temperaturnya berubah dengan laju
tertentu. Sedangkan Differential Thermal Analysis (DTA) merupakan
teknik analisis untuk mengukur perubahan kandungan panas sebagai
fungsi perubahan temperatur
MS (Mass Spectrometer)
 Untuk menentukan masa molekul sampel uji
XRD (Difraksi Sinar-X)
 Untuk menentukan kristalinitas, kemurnian,
perubahan fase sampel.
ION ANALYZER
SPM
(Scanning Probe Microscopy)
GC/MS
KESELAMATAN KERJA DI
LABORATORIUM

HD
KESELAMATAN KERJA DI LAB
KIMIA
Setiap instansi atau setiap unit kegiatan
kerja, terutama menyangkut banyak jiwa
manusia, selalu harus dipikirkan pula
”keselamatannya”. Karena laboratorium
adalah tempat bekerja karyawan, dosen,
asisten dan mahasiswa maka perlu
dipikrkan keselamatan kerja dalam
laboratorium tersebut.
KESELAMATAN KERJA DI LAB
KIMIA
 Laboratorium adalah suatu tempat dimana
mahasiswa, dosen, peneliti, dsb melakukan
percobaan.
 Percobaan yang dilakukan menggunakan
berbagai bahan kimia, peralatan gelas dan
instrumentasi khusus yang dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan
(accident) bila dilakukan dengan cara yang
tidak tepat.
 Kata “accident” (kecelakaan/kebetulan) sebenarnya
tidaklah tepat karena tidak ada sesuatu yang terjadi
secara “accident”.
 Pada zaman Romawi dimana hukum sebab-akibat
belum dikenal, ‘accident” tepat karena dipercaya
semua kejadian fisik (termasuk kecelakaan)
dikendalikan oleh dewa.
 Di zaman sekarang dimana telah dikenal hukum
“sebab-akibat”, accident tidak tepat karena bisa
diprediksi (predictable).
Laboratorium adalah tempat menyimpan alat-alat
yang mahal harganya demikian pula data-data
berharga lainnya, maka keselamatan ini meliputi:

 Tempat bekerjanya
 Alat dan bahan yang tersedia
 Pekerjaan dan hasil karyanya
 Hubungan antara pekerjaannya
 Praktikan, asisten, mahasiswa, dosen
(pengguna lab)
 Lingkungan
HAL-HAL PENYEBAB
KECELAKAAN
Ada tiga dasar penyebab terjadinya
kecelakaan kerja, yaitu :
Terjadi secara kebetulan (genuine accident)
Kondisi kerja yang tidak aman
Tindakan tidak aman yang dilakukan
seseorang
Keselamatan kerja di dalam
Lab
 Laboratorium dengan perabotnya
 Listrik
 Kecelakaan akibat kebakaran
 Kecelakaan akibat bahan kimia
 Label bahan kimia berbahaya
 Pencegahan terhadap bahan kimia
berbahaya
Beberapa catatan mengenai laboratorium
yang menyimpan bahan-bahan kimia
 Semua bahan kimia harus tersimpan dalam botol atau
kaleng yang sesuai dan tahan lama. Sebaiknya di simpan
di tempat-tempat yang kecil dan cukup untuk pemakaian
sehari-hari.
 Tempat persediaan untuk jangka panjang harus tersimpan
dalam gudang bahan kimia yang khusus/ gudang dalam
tanah misalnya.
 Setiap saat bahan kimia harus diperiksa secara rutin, untuk
menentukan apakah bahan-bahan tersebut masih dapat
digunakan atau tidak, dan perbaikan label yang biasanya
rusak. Bahan-bahan yang tak dapat digunakan lagi harus
dibuang/ dimusnahkan secara kimia.
Beberapa catatan mengenai laboratorium
yang menyimpan bahan-bahan kimia
Semua bahan harus diberi tanda-tanda khusus,
diberi label dengan semua keterangan yang
diperlukan misalnya.:
 nama bahan
 tanggal pembuatan
 jumlah (isi)
 asal bahan (merek pabrik dan lain-lain)
 tinhgkat bahaya yang mungkin (racun, korosiv,
higroskopis dll)
 keterangan-keterangan yang perlu (presentase,
smbol kimianya dan lain-lain)
Di bawah ini tanda-tanda yang sering
digunakan secara internasional:

 POISON : Bahan-bahan yang bersifat


racun
Flammable
Bahan yang mudah terbakar
Corrosive
bahan yang dapat merusak jaringan hidup
Irritant
Sedikt saja masuk ke tubuh dapat
membakar kulit, selaput lendir atau sistem
pernapasan
Toxic
Sedikit saja masuk ke tubuh dapat
menyebabkan kematian atau sakit keras
Oxidising Agent
Bahan yang dapat menghasilkan panas bila
bersentuhan dengan bahan lain terutama
bahan-bahan yang mudah terbakar
Explosive
Bahan yang mudah meledak bila kena
panas, api atau sensitif terhadap gesekan
atau goncangan
Radioactive
Bahan-bahan yang bersifat radioaktif
High voltage
Peringatan tegangan tinggi
No Smoking
Area dilarang merokok
Area dilarang menyalakan api
Sampah
Setiap laboratorium harus memiliki tempat
sampah yang khusus., sampah cair tidak
dibuang di saluran air hujan atau saluran
saptiktang.
 tempat sampah cair bahan kimia
 tempat sampah reaktif
 sampah radioaktif
 sampah biasa
 pembuangan air cucian
PPPK
 Luka bakar
 Mata kemasukan benda asing
 Luka tergores/teriris
 Bahan kimia masuk dalam mulut
 Keracunan
 Kejutan listrik
 Membalut luka
 Pingsan
 Radiasi dan zat radioaktif
PERALATAN KESELAMATAN
KERJA DI LABORATORIUM
 Jas Lab
Alat ini untuk mencegah terjadinya kontaminasi
atau menghindari bahaya yang terjadi akibat
percikan zat-zat kimia yang berbahaya
 Sarung tangan
 Daya tahan sarung tangan terhadap bahan kimia
tergantung pada bahan sarung tangan (misalnya: karet
alam; karet neoprene; karet nitrile; dll.), mutunya dan
ketebalannya.
 Untuk melindungi tangan dari bahan-bahan yang sangat
panas dianjurkan memakai "insulated glove" (Gbr.2) yang
dibuat dari bahan sintetis
 Pelindung Mata dan Muka
– “Safety glases with side shield”
- “Face shield” = pelindung muka
 Kran pencuci mata = Eyewash fountain
 Safety shower
 Alat pernapasan = Respirator/Masker
Melindungi dari debu-debu, serat yang kecil
yang berbahaya atau dan uap atau gas
yang beracun.
 Pemadam Kebakaran = Fire Extinguishers
 Ada beberapa jenis pemadam kebakaran, seperti
Air (water extinguisher), tepung (dry powder
extinguisher), C02 (Carbon dioxide extinguisher),
Halon, Busa, pasir, dll

You might also like