You are on page 1of 2

Cara mengukur tegangan Arus Searah (DC)

Dimisalkan kita akan mengukur besaran tegangan listrik yang ada di rumah kita. Tegangan
jala-jala PLN yang ada dirumah-rumah pada umumnya 220 Volt AC. Yang akan kita ukur
adalah tegangan listrik yang ada pada Stop-Kontak. Perhatikan daftar skala AC/DC pada
meter. Pada bagian atas : 0 2 4 6 8 10 Pada bagian tengah : 0 10 20 30 40 50 Pada bagian
bawah : 0 50 100 150 200 250 Perhatikan pula batas pengukuran ACV pada Saklar pemilih.
10V – 50V – 250 – 1000V Cara pengukuran.
• Karena yang akan diukur adalah tegangan jala-jala PLN 220V, maka putar saklar
pemilih ke arah posisi ACV pada batas pengukuran 250V pada bagian atas. Perlu
diperhatikan bahwa batas pengukuran harus lebih besar dari tegangan yang akan
diukur agar meter tidak rusak atau terbakar.
• Kemudian Test Probe (kabel pencolok) warna merah (+) kita masukan kedalam salah
satu lubang Stop-Kontak dan masukan probe warna hitam (-) ke lubang yang satunya
lagi. Karena yang dikur tegangan AC maka bila berbalik memasukan Probe tidak
akan terjadi masalah.
• Sekarang kita perhatikan daftar Skala Meter, bila jarum penunjuk bergerak dan
menunjukan skala 40 pada bagian bawah, Maka besarnya tegangan yang di ukur
adalah 200 Volt AC. Dan bila seandainya jarum petunjuk menunjuk pada batas skala
20 pada bagian bawah maka besarnya tegangan yang di ukur adalah 100VAC.
Cara mengukur tegangan Arus Searah (DC)
Untuk mengukr tegangan DC perhatikan Daftar Skala AC/DCV. Pada bagian atas : 0 1 2 3 4
5 Pada bagian tengah : 0 5 10 15 20 20 Pada bagian bawah : 0 20 40 60 80 100 Perhatikan
pula Batas Pengukuran DCV 25 50 250 Misalnya kita akan mengukur tegangan DC yang
berasal sebuah battery. Caranya adalah sebagai berikut:
• Karena yang diukur tegangan 12 Volt, maka putar Sakelar Pemilih kea rah posisi DCV
pada batas pengukuran 25 olt yang berada dibawah. Batas pengukuran harus lebih
besar dari tegangan yang kan diukur agar meter tidak rusak.
• Hubungkan ujung Probe warna merah (+) ke kutub positif (+) dari battery dan ujung
Probe warna hitam (-) ke kutub negative (-) dari battery. Agar diperhatikan
kedudukan kutub positif (+) dan kutub negative (-) battery jangan sampai terbalik.
• Sekarang kita perhatikan Daftar Skala Meter, jarum penunjuk akan bergerak dan
berhenti pada batas skala antara 10 dengan 15 (+- 12V) pada bagian bawah.
Maka besaran tegangan yang diukur adalah: Bila seandainya jarum berhenti pada batas
skala 10 pada bagian tengah, maka besarnya tegangan battery adalah: Dengan tegangan 10
Volt berarti battery tersebut sudah lemah dan perlu discharge atau di isi kembali.
Cara mengukur resistansi (tahanan) pada komponen
Pada prinsipnya mengukur resistansi (tahanan) komponen adalah mengukur besarnya arus
yang mengalir pada komponen tersebut, makin kecil resistansinya maka makin besar arus
yang mengalir pada komponen tersebut, akan tetapi bila resistansinya tinggi maka makin
kecil arus yang mengalir kepada komponen tersebut. Maka untuk keperluan tersebut
diperlukan sumber arus. Perlu diketahui bahwa di dalam AVO meter sendiri terdapat sumber
arus yang berasal dari sebuah battery sehingga pada waktu mengukur tahanan arus akan
mengalir pada komponen. Untuk mengukur tahanan perlu diperhatikan daftar Skala Ohm
Meter bagian paling atas. Batas skala Meter adalah : 0 – 5 – 10 – 20 – 20 -3 0 – 40 – 50 – 60 –
70 – 100 – 100 -100 – 200 – 1K -5K – 1M sampai tak terhingga (~). Batas pengukuran: X 1 – X
10 – X 1K – X 10K. Kalau seandainya nilai tahanan belum diketahui, posisi saklar pemilih
harus selalu dimulai pada tanda X 1, kalau ternyata jarum bergerak hanya sedikit putar
posisi X 10 dan kalau tetap masih bergerak sedikit putar lagi pada posisi X 1K. Agar
penunjuk jarum akurat pada penilaiannya, maka anda harus mengkalibrasi meter (Ohm
Ajusment), yaitu menyetel jarum penunjuk skala ke posisi 0 dengan cara memutar Ohm
Ajuster kea rah kiri atau ke kanan agar jarum penujuk tepat pada angka 0. kegiatan Ohm
Ajusment harus dilakukan setiap kali akan mengukur resistansi (tahanan).

You might also like