You are on page 1of 22

MAGISTER MANAJEMEN

PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS EKONOMI

KEBIJAKAN DIVIDEN
DISTRIBUSI KEPADA PEMEGANG
SAHAM: DIVIDEN DAN PEMBELIAN
KEMBALI

oleh:
kelompok III
OVERVIEW
 Kas dalam perusahaan berasal dari rekapitalisasi atau
penjualan aset dan dari arus kas bebas perusahaan.
 Arus kas bebas (free cash flow – FCF): jumlah arus
kas yang tersedia untuk didistribusikan kepada
investor, setelah dikurangi dengan beban, pajak, dan
investasi penting dalam pengelolaan modal.
 Sumber FCF tergantung pada kesempatan yang
tersedia bagi perusahaan untuk berinvestasi dan
keefektivan perusahaan dalam mewujudkan
kesempatan tersebut.
OVERVIEW
 Ada 5 cara yang tepat bagi perusahaan dalam
memanfaatkan FCF positif tersebut:
1. Membayar beban bunga Kebijakan
2. Melunasi pokok pinjaman struktur modal
3. Membagikan dividen Distribusi
4. Membeli kembali saham beredar kas
5. Membeli aset non-operasional (sekuritas yang
marketable)  Kebijakan modal kerja
OVERVIEW
 Jika keputusan yang diambil membagikan FCF positif pada
pemegang saham, muncul pertanyaan:
 Berapa persentase yang dibagikan?

 Bagaimana bentuk pembagiannya, dividen tunai atau

pembelian kembali saham?


 Bagaimana kestabilan pembagiannya?

 Kebanyakan perusahaan mencoba mengikuti kebijakan untuk

membayar dividen yang naik secara mantap. Kebijakan ini


memberi suatu pendapatan yang stabil dan dapat diandalkan
pada investor, juga memberikan sinyal kepada investor
tentang harapan manajemen akan laba di masa mendatang.
DIVIDEN VS. KEUNTUNGAN
MODAL
PREFERENSI INVESTOR
 Rasio pembayaran yang ditargetkan (target payout
ratio): persentase laba bersih yang dibagikan sebagai
dividen tunai.
 Dividen tunai: laba yang dibagikan secara tunai oleh
perusahaan kepada investor pemegang saham.
 Keuntungan modal: keuntungan yang diperoleh
pemegang saham akibat perusahaan menggunakan
laba untuk membeli kembali saham yang beredar
atau pun akibat perusahaan menggunakan kembali
laba tersebut dalam operasi perusahaan.
DIVIDEN VS. KEUNTUNGAN
MODAL
PREFERENSI INVESTOR
 Preferensi investor atas dividen vs. keuntungan modal
dapat dipertimbangkan dalam model penilaian saham
dengan pertumbuhan konstan:

 Jika rasio pembagian naik, maka D1 naik. Kenaikan


ini mengakibatkan harga saham naik. Namun jika
dividen tunai meningkat, makin sedikit dana yang
tersedia untuk reinvestasi, sehingga tingkat
pertumbuhan masa mendatang akan rendah dan
menekan harga saham.
DIVIDEN VS. KEUNTUNGAN
MODAL
PREFERENSI INVESTOR
 Perubahan dalam kebijakan pembagian dividen akan
memiliki pengaruh yang bertentangan dengan
pengaruhperubahan pertumbuhan terhadap harga
saham.
 Kebijakan dividen yang optimal (optimal dividend
policy) adalah kebijakan yang menciptakan
keseimbangan di antara dividen saat ini dan
pertumbuhan di masa mendatang yang
memaksimumkan harga saham.
TIGA TEORI DARI PREFERENSI
INVESTOR
1. Teori ketidakrelevanan dividen
 Kebijakan dividen perusahaan tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan maupun biaya modal.
 Nilai perusahaan hanya ditentukan kemampuan
fundamental perusahaan dalam menghasilkan laba dan
risiko bisnisnya. Dengan kata lain, hanya tergantung
pada pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya.
 Modigliani dan Miller (MM) mendukung teori ini
dengan asumsi bahwa dalam pasar tidak ada biaya
pajak dan biaya pialang.
TIGA TEORI DARI PREFERENSI
INVESTOR
2. Teori bird-in-the-hand
 Gordon dan Lintner: ks akan turun apabila rasio pembagian
dividen dinaikkan karena investor kurang yakin terhadap
penerimaan keuntungan modal yang dihasilkan laba
ditahan dibandingkan jika menerima dividen.
 MM menyebut pendapat ini kekeliruan bird-in-the-hand
karena kebanyakan investor merencanakan untuk
menginvestasikan kembali dividen mereka dalam saham
perusahaan bersangkutan atau perusahaan sejenis. Tingkat
risiko dari arus kas operasi perusahaan bagi investor,
dalam jangka panjang, hanya ditentukan oleh tingkat risiko
arus kas operasinya.
TIGA TEORI DARI PREFERENSI
INVESTOR
3. Teori preferensi pajak
 Alasan berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa
investor lebih menyukai pembagian dividen yang rendah:
a. Keuntungan modal dikenai pajak yang lebih rendah
daripada pendapatan dividen.
b. Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham
terjual.
c. Saham yang dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal
tidak akan menimbulkan hutang pajak keuntungan modal.
 Keuntungan pajak ini mungikin membuat para investor lebih

suka perusahaan menahan sebagian besar laba perusahaan.


UJI EMPIRIS ATAS KETIGA TEORI
PREFERENSI INVESTOR
 Pengujian empiris atas ketiga teori tersebut belum
sepenuhnya meyakinkan, karena asumsi yang
digunakan tidak memungkinkan, yaitu:
1. Perusahaan hanya berbeda dalam hal kebijakan
dividen.
2. Biaya ekuitas harus terukur dengan sangat akurat.
 Selain itu, masing-masing investor memiliki preferensi
berbeda yang kuat.
 Kebijakan dividen sebaiknya memperhitungkan kandungan
informasi dari dividen (signaling) pengaruh klientele.
MENETAPKAN KEBIJAKAN
DIVIDEN DALAM PRAKTIK
 Kebanyakan perusahaan menggunakan kebijakan dividen
residual untuk menetapkan rasio pembayaran yang ditargetkan
dalam jangka panjang pada suatu tingkat yang memungkinkan
perusahaan memenuhi kebutuhan ekuitasnya akan laba ditahan.
 Langkah-langkah dalam memutuskan rasio pembayaran yang
ditargetkan:
1. Menentukan anggaran modal yang optimal
2. Menentukan jumlah ekuitas yang dibutuhkan untuk
membiayai anggaran tersebut, sesuai struktur modal yang
ditargetkan
3. Sedapat mungkin menggunakan laba ditahan untuk
memenuhi kebutuhan ekuitas.
4. Membayar dividen hanya jika terdapat sisa laba.
BEBERAPA ISTILAH DALAM
PROSEDUR PEMBAYARAN DIVIDEN
 Tanggal pengumuman (declaration date): tanggal pada saat
direksi perusahaan mengeluarkan pernyataan berisi
pengumuman pembagian dividen.
 Tanggal pencatatan pemegang saham (holder-of-record date):
jika perusahaan mencatat seorang pemegang saham sebagai
pemilik pada tanggal ini, pemegang saham tersebut berhak
menerima dividen.
 Tanggal ex-dividen (ex-dividend date): tanggal pada saat hak
atas dividen periode berjalan tidak lagi menyertai saham
tersebut, biasanya jangka waktunya empat hari kerja sebelum
tanggal pencatatan pemegang saham.
 Tanggal pembayaran (payment date): tanggal pada saat
perusahaan benar-benar mengirimkan cek dividen.
RENCANA REINVESTASI DIVIDEN
 Rencana reinvestasi dividen (dividend reinvestment plans –
DRP): rencana yang memungkinkan pemegang saham untuk
secara otomatis menginvestasikan kembali dividennya dalam
bentuk saham perusahaan yang membayarkannya.
 Ada dua jenis DRP, yaitu rencana yang melibatkan hanya
saham lama yang sudah beredar dan rencana yang melibatkan
saham yang baru diterbitkan.
 Rencana manapun mengharuskan pemegang saham untuk
membayar pajak atas dividen tersebut, namun meniadakan
biaya pialang.
 Semakin tinggi partisipasi dalam DRP menunjukkan
pemegang saham merasa lebih sejahtera jika mengurangi
dividen tunai.
RANGKUMAN FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI
KEBIJAKAN DIVIDEN
1. Kendala atas pembagian dividen
 Kontrak utang

 Pembatasan saham preferen

 Ketidakcukupan laba

 Ketersediaan kas

 Denda pajak atas penahanan laba yang tidak wajar.

2. Peluang investasi
 Letak dari daftar IOS

 Kemungkinan untuk mempercepat atau menunda

proyek
RANGKUMAN FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI
KEBIJAKAN DIVIDEN
3. Sumber-sumber modal lainnya
 Biaya penjualan saham baru

 Kemampuan untuk mensubstitusi ekuitas dengan utang

 Pengendalian

4. Pengaruh kebijakan dividen terhadap ks


 Keinginan pemegang saham untuk mendapatkan
penghasilan sekarang dibanding di masa mendatang
 Tingkat risiko dari dividen dibanding keuntungan modal
 Manfaat pajak dari keuntungan modal dibanding dividen
 Informasi atau sinyal yang terkandung dalam dividen.
PEMECAHAN SAHAM
 Pemecahan saham (stock split): tindakan perusahaan untuk
menambah jumlah saham yang berdar, seperti dengan
menggandakan saham – memberikan lebih dari satu lembar
saham baru untuk satu saham lama.
 Pemecahan saham menjadi alternatif yang menarik pada
perusahaan yang tumbuh pesat. Rasio P/E yang tinggi
menyebabkan hanya segelintir pihak saja yang mampu membeli
suatu lot saham. Jika fenomena ini dibiarkan akan
mengakibatkan stagnansi permintaan terhadap saham dan nilai
pasar perusahaan lebih rendah dari nilai yang dapat dicapai jika
perdagangan lebih aktif lagi.
 Penggabungan saham (reverse splits) adalah kebalikan dari
pemecahan saham untuk mengurangi jumlah saham beredar.
DIVIDEN SAHAM
 Dividen saham (stock dividend) serupa dengan pemecahan
saham dalam hal membagi ekuitas menjadi lebih kecil tanpa
mempengaruhi posisi fundamental pemegang saham saat
ini.
 Dividen saham : dividen yang dibayarkan dalam bentuk
tambahan saham, bukan dalam bentuk uang tunai. Misalnya
pada dividen saham sebesar 5%, pemegang 100 lembar
saham akan menerima 5 saham tambahan, tanpa biaya .
 Pemecahan saham biasanya digunakan untuk menurunkan
harga saham secara besar-besaran. Sedangkan dividen
saham untuk menjaga kestabilan harga saham.
PEMBELIAN KEMBALI SAHAM
 Pembelian kembali saham (stock repurchase): suatu
transaksi di mana suatu perusahaan membeli kembali
sebagian sahamnya sendiri, sehingga mengurangi jumlah
saham yang beredar, menaikkan laba per saham (EPS),
dan seringkali menaikkan harga saham tersebut.
 Dua situasi yang mendasari:

1. Perusahaan mempunyai persediaan uang kas untuk

dibagikan kepada pemegang saham dengan cara


membeli saham, bukan dengan cara dividen tunai.
2. Perusahaan merasa struktur modalnya kelebihan
ekuitas, sehingga berhutang untuk membeli sahamnya
kembali.
PEMBELIAN KEMBALI SAHAM
Misalnya laba tahun 201X diperkirakan sebesar $4,4 juta dan
50% nya ($2,2 juta) dibagikan sebagai dividen. Saham yang
berdar 1,1 juta lembar dengan harga pasar $ 22 per lembar,
sehingga DPS = $2 per lembar. Pembelian kembali
direncanakan sebanyak 100.000 lembar.
 EPS saat ini = total laba ÷ jumlah saham = $4,4 juta ÷ 1,1

juta lembar = $4 per lembar


 Rasio P/E = $20 ÷ $4 = 5x

 EPS setelah pembelian kembali = $4,4 juta ÷ 1 juta lembar

= $4,4 per lembar


 Harga pasar yang diharapkan setelah pembelian kembali =

(P/E)(EPS) = (5)($4,4) = $22 per lembar


KEUNTUNGAN PEMBELIAN KEMBALI
SAHAM
 Pengumuman pembelian kembali dianggap sebagai sinyal
positif oleh investor.
 Pemegang saham dapat memilih menjual atau tidak menjual

saham yang dimilikinya.


 Dapat menghilangkan sejumlah blok saham yang besar dan

“menghalangi” pasar, serta menekan harga saham.


 Lebih aman menggunakan kelebihan arus kas yang bersifat

sementara dengan cara pembelian kembali saham.


 Perusahaan dapat menggunakan model residual untuk

menetapkan tingkat distribusi kas yang ditargetkan, kemudian


membaginya dalam komponen dividen dan pembelian kembali.
 Suatu cara merombak struktur modal.
KERUGIAN PEMBELIAN KEMBALI
SAHAM
 Pemegang saham tidak membedakan dividen dan
keuntungan modal. Kenaikkan harga saham lebih
dipengaruhi dividen daripada pembelian kembali saham.
 Pemegang saham yang menjual saham mungkin tidak

menyadari implikasi pembelian kembali saham, atau


mungkin tidak mendapat informasi yang memadai
tentang kegiatan perusahaan sekarang dan masa
mendatang.
 Perusahaan mungkin membayar dengan harga yang

terlalu mahal sehingga merugikan pemegang saham yang


tersisa.

You might also like