You are on page 1of 3

MEKANISME UMPAN BALIK NEGATIF YANG MENDASARI HOMEOSTASIS

Organisme unisel tidak dapat bertahan hidup dalam lingkungan yang berubah-ubah
karena memiliki sedikit atau hampir tidak memiliki mekanisme perlindungan terhadap
lingkungannya. Namun organisme multisel yang kompleks, seperti manusia, dapat hidup di
lingkungan yang berubah-ubah karena mempunyai kemampuan mempertahankan keadaan
lingkungan dalamnya (milieu interieur). Hal ini akan melindungi sel-sel yang letaknya di dalam
tubuh dari perubahan lingkungan luar (milieu exterieur) sehingga menjamin kelangsungan hidup
sel-sel tubuh.Pentingnya lingkungan dalam yang stabil telah dikemukakan oleh Claude Bernard,
seorang ahli ilmu faal Perancis pada tahun 1859. Dengan mempertahankan lingkungan dalam
yang relatif stabil, organisme multisel yang kompleks dapat hidup bebas di lingkungan luar yang
sangat bervariasi. Ahli ilmu faal Amerika Serikat Walter Cannon menyebutkan upaya
mempertahankan keadaan lingkungan dalam yang stabil ini sebagai homeostasis, yang berasal
dari kata Yunani homeo (sama) dan stasis (mempertahankan keadaan).

Cannon mengajukan 4 postulat yang mendasari homeostasis, yaitu:


1. Peran sistem saraf dalam mempertahankan kesesuaian lingkungan dalam dengan
kehidupan.
2. Adanya kegiatan pengendalian yang bersifat tonik.
3. Adanya pengendalian yang bersifat antagonistik.
4. Suatu sinyal kimia dapat mempunyai pengaruh yang berbeda di jaringan tubuh
yang berbeda.

Selain itu Cannon mengajukan beberapa parameter yang diatur secara homeostatik, yaitu
faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi sel dan yang dibutuhkan sel, serta adanya sekresi
internal. Hal-hal yang diajukan oleh Cannon ini sekarang telah terbukti ada dalam tubuh.

Dalam menyelenggarakan homeostasis ini tubuh harus senantiasa memantau adanya


perubahan-perubahan nilai berbagai parameter, lalu mengkoordinasikan respons yang sesuai
sehingga perubahan yang terjadi dapat diredam. Untuk itu sel- sel tubuh harus mampu
berkomunikasi satu dengan lainnya. Komunikasi antar sel ini merupakan media yang menopang
pengendalian fungsi sel atau organ tubuh.

Pengendalian yang paling sederhana terjadi secara lokal (intrinsik), yaitu yang dilakukan
dengan komunikasi antar sel yang berdekatan. Pengendalian jarak jauh (ekstrinsik) lebih
kompleks dan dimungkinkan melalui refleks yang dapat melibatkan sistem saraf (lengkung
refleks) maupun sistem endokrin (pengaturan umpan balik)

Pengaturan umpan balik negatif (negative feedback) merupakan pengaturan penting


dalam homeostasis. Dalam pengaturan umpan balik negatif ini (sistem pengendali senantiasa
membandingkan parameter yang dikendalikan (misalnya suhu tubuh, atau tekanan darah) dengan
nilai setpoint (misalnya kisaran nilai normalnya). Perubahan-perubahan parameter yang
dikendalikan akan mencetuskan respons yang melawan perubahan sehingga mengembalikan
parameter tersebut pada nilai setpoint. Selain itu, ada juga pengaturan umpan balik yang positif
(positive feedback). Pengaturan ini tidak bersifat homeostatic karena akan memperbesar respons,
sampai ada faktor luar yang menghentikan lingkaran setan ini.

Homeostasis dipertahankan oleh berbagai proses pengaturan yang melibatkan semua


sistem organ tubuh melalui pengaturan keimbangan yang sangat halus namun bersifat dinamis
(dynamic steady state). Setpoint misalnya, tidak selalu sama, dan dapat berubah bergantung dari
kebutuhan saat itu. Irama biologi, seperti irama sirkadian misalnya, merupakan contoh dari
perubahan setpoint ini. Pengaturan juga tidak hanya melalui umpan balik, tetapi dapat bersifat ke
depan (feedforward control) yang memungkinkan tubuh mengantisipasi perubahan yang akan
datang. Bahkan besar respons juga dapat dimodulasi melalui up-regulation atau down-regulation
jumlah dan/atau kinerja reseptor sel.

Homeostasis ini pada dasarnya adalah untuk menstabilkan cairan di sekitar sel-sel
organisme multisel yaitu cairan ekstrasel (CES), yang merupakan interface antara sel dan
llingkungan luar. Sel-sel tubuh selain harus selalu basah, harus pula mengandung zat-zat terlarut
tertentu (solut) dalam kadar yang tertentu pula demi kelangsungan proses-proses dalam sel. Oleh
karena itu parameter CES yang harus dipertahankan melalui homeostasis adalah:
1. kadar nutrien
2. kadar O2 dan CO2
3.kadar sisa metabolisme
4.Ph
5.kadar air, garam, dan elektrolit lainnya
6.suhu
Volume dan tekanan

Hampir semua penyakit merupakan kegagalan tubuh mempertahankan homeostasis.


Keberadaan seseorang di lingkungan sangat dingin tanpa pakaian dan perlindungan dapat
berakibat fatal jika tubuhnya gagal mempertahankan suhu sehingga suhu inti tubuh turun. Hal
ini disebabkan oleh terganggunya proses-proses (ensimatik) selyang sangat bergantung kepada
suhu tertentu. Contoh lain adalah, kehilangan darah dalam jumlah yang kecil mungkin tidak fatal
karena tubuh masih mampu mengkompensasi kehilangan tersebut dengan cara meningkatkan
tekanan darah, mereabsorpsi cairan di ginjal dan lain sebagainya. Tetapi bila kehilangan darah
terjadi dalam jumlah yang besar, upaya kompensasi tubuh mungkin tidak memadai sehingga
berakibat fatal. Tanggung jawab dokter dan paramedis adalah untuk membantu mempertahankan
homeostasis. Tanggung jawab ini jelas terlihat di unit perawatan intensif untuk pasien-pasien
yang gawat. Berbagai indikator homeostasis akan dipantau di unit intensif ini, seperti frekuensi
denyut jantung, tekanan darah, frekuensi pernapasan, suhu tubuh, kimia darah, dan masuk-
keluarnya cairan tubuh. Tujuan unit ini adalah untuk mengambil alih fungsi homeostasis yang
tidak dapat dilaksanakan oleh pasien yang sedang sakit parah sehingga tidak mampu melakukan
proses homeostasis sendiri.

Sumber: Minarma Siagian.2004.Departemen Ilmu Faal FK UI.

You might also like