You are on page 1of 13

Fungsi Sekresi , Pencernaan ,dan Absorbpsi

Sekresi di Mulut

 Sekresi Saliva

Saliva terdiri dari cairan encer yang mengandung enzim dan cairan kental yang mengandung mukus.

Ada tiga pasang kelenjar saliva

I. Kelenjar Parotid, yaitu kelenjar saliva terbesar terletak agak ke bawah dan di depan telinga
dan membuka melalui duktus parotid (Stensen) menuju suatu elevasi kecil (papila) yang
terletak berhadapan dengan gigi molar pada kedua sisi.
II. Kelenjar Submaksilar(sub mandibular), kurang lebih sebesar kacang kenari dan terletak di
permukaan pada mandibula serta membuka melalui duktus Wharton menuju ke dasar
mulut pada kedua sisi frenulum lingua.
III. Kelenjar sublingua, terletak di dasar mulut dan membuka melalui duktus sublingua kecil
menuju ke dasar mulut.

Komposisi Saliva .: air , mukus, lisozim, ptyalin, Ca, Na, yod.

Fungsi Saliva

- Saliva melarutkan makanan secara kimia untuk pengecapan rasa,


- Saliva melembabkan dan melumasi makanan sehingga dapat ditelan
- Saliva memberikan kelembaban pada bibir dan lidah sehingga dapat terhindar dari
kekeringan
- Amilase pada saliva mengurai zat tepung menjadi polisakarida dan maltosa, suatu disakarida
- Zat buangan seperti asam urat dan urea, serta berbagai zat lain seperti obat, virus dan logam
di ekresikan ke dalam saliva.
- Zat anti bakteri dan antibodi dalam saliva berfungsi untuk membersihkan rongga oral dan
membantu memelihara kesehatan oral serta merusak kerusakan gigi.

Sekresi Lipase Lingual can aya ...


Sekresi Esofagus

- Mukus

Fungsi.

- Lubirikasi
- Proteksi

Kelenjar:

- Kelenjar mukus sederhana : Berfungsi Lubirikasi


- Kelenjar mukus Campuran : Berfungsi Proteksi
Sekresi Lambung

Jenis kelenjar dilambung dan Fungsi.

a. Kelenjar jantung ditemukan di regia mulut jantung. Kelenjar ini hanya mensekresi mukus.
b. Kelenjar Fundus (lambung), terdiri dari tiga jenis sel
o Sel chief (zimogenik) mensekresi pepsinogen, prekursor enzim pepsin. Kelenjar ini
mensekresi lipase dan renin lambung, yang kurang penting.
o Sel parietal mensekresi asam klorida (HCl) dan faktor intrinsik.
 Dalam pembuatan HCl, CO2 bergerak ke dalam sel untuk berikatan dengan
air dan membentuk asam karbonat (H 2CO3) dalam reaksi yang dikatalisis
oleh anhidrase karbonik.
 H2CO3, Terionisasi untuk membentuk ion H+ dan HCO3-. Ion bikarbonat keluar
dari sel untuk digantikan ion klorida (Cl- )dan memasuki sirkulasi sistemik.
 Ion hidrogen, bersama ion klorida, secara aktif terpompa ke dalam lambung
o Sel leher mukosa ditemukan dibagian leher semua kelenjar lambug. Sel ini
mensekresi barier mukus setebal 1mm dan melindungi lapisan lambung terhadap
kerusakan HCl atau autodigesti.
c. Kelenjar pilorus. Terletak diregia antrum pilorus, kelenjar ini mensekresi mukus dan gastrin,
suatu hormon peptida yang berpengaruh besar dalam proses sekresi lambung.

Sekresi Pankreas

Enzim digestif:

- karbohidrat: ◊ amilase pankreas

- lemak: ◊ lipase pankreas

◊ kolesterol esterase

◊ fosfolipase

- protein :

◊ tripsinogen

◊ khimotripsinogen

◊ pro-karboksilpolipeptidase

◊ elastase & nuklease

Inhibitor tripsin

Ion bikarbonat

Memasuki duodenum melalui sfingter Oddi


Sekresi eksokrin pankreas dipengaruhi oleh aktivitas refleks syaraf selama tahap sefalik dan lambung
pada sekresi lambung. Walaupun demikian, kendali utama terletak pada hormon duadenum yang
absorpsi ke dalam aliran darah untuk mencapai pankreas.

1. Sekretin diproduksi oleh sel – sel mukosa dan duodenum dan absorpsi ke dalam darah untuk
mencapai pankreas. Sekretin akan dilepas jika kimus asam memasuki usus dan
mengeluarkan sejumlah besar cairan berair yang mengandung natrium bikarbonat.
Bikarbonat menetralisir asam dan membentuk lingkungan basa untuk kerja enzim pankreas
dan usus.
2. CKK diproduksi oleh sel – sel mukosa duodenum sebagai respons terhadap lemak dan
protein separuh tercerna yang masuk dari lambung. CKK ini menstimulasi sekresi dalam
jumlah besar enzim pankreas.

Komposisi cairan pankreas.

Cairan pankreas memiliki enzim – enzim yang dapat mencerna protein, karbohidrat dan lemak.

a. Enzim proteolitik pankreas (Protase)


 Tripsinogen yang disekresi pankreas diaktivasi menjadi tripsin oleh enterokinase
yang diproduksi usus halus. Tripsin mencerna protein dan polipeptida besar untuk
membentuk polipeptida dan peptida kecil.
 Kimotripsin teraktivasi oleh tripsin. Kimotripsin berfungsi sama seperti tripsin
terhadap protein.
 Karboksipeptidase, aminopeptidase dan dipeptidase adalah enzim yang
melanjutkan proses pencernaan protein untuk menghasilkan asam – asam amino
bebas.
b. Lipase pankreas menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol setelah lemak
dilemusi oleh garam – garam empedu.
c. Amilase pankreas menghidrolisi zat tepung tak tercerna oleh amilase saliva menjadi
disakarida (maltosa, sukrosa, dan laktosa).
d. Ribonuklase dan deosiribonuklase menghidrolisis RNA dan DNA menjadi blok – blok
pembentuk nukleotidanya.

Sekresi Empedu

Fungsi:

- membantu digesti dan absorbpsi lemak

- membantu ekskresi bilirubin & kolesterol

Pembentukan: di hepar

- disekresikan oleh sel hepatosit

- di saluran empedu: sekresi Na+ & HCO3-

Penyimpanan: di kandung empedu


- reabsorbpsi air & elektrolit kecuali Ca2+& K+

Sirkulasi entero-hepatik

Empedu adalah larutan berwarna kuning kehijauan terdiri dari 97% air, pigmen empedu, dan garam
– garam empedu.

a. Pigmen Empedu terdiri dari biverdin (hijau ) dan bilirubin (kuning). Pigmen ini merupakan
hasil penguraian hemoglobin yang dilepas dari sel darah merah terdisintegrasi
 Pigmen utamanya adalah bilirubin yang memberikan warna kuning pada urine dan
feses.
 Jaudice atau warna kekuningan pada jaringan, merupakan akibat dari peningkatan
kadar bilirubin darah. Ini merupakan indikasi kerusakan fungsi hati (hepatitis),
peningkatan dekstruksi sel darah merah atau obstruksi duktus empedu oelh batu
empedu.
b. Garam – garam empedu, terbentuk dari asam empedu yang berikatan dengan kolesterol dan
asam amino. Setelah disekresi ke dalam usus halus, garam tersebut direabsorbpsi dari ileum
b agian bawah kembali ke hati dan di daur ulang kembali. Peristiwa ini dikenal sebagai
sirkulasi enterohepatika garam empedu.

Fungsi garam empedu di usus halus.

 Emulsi Lemak,garam empedu mengemulsi globulus – globulus lemak dalam usus halus yang
kemudian menghasilkan globulus lemak lebih kecil dan area permukaan lebih luas untuk
kerja enzim.
 Absorbpsi lemak.Garam empedu membantu absorbpsi zat terlarut lemak dengan cara
memfasilitasi jalurnya menembus membran sel.
 Pengeluaran Kolesterol dari tubuh, garam empedu berikatan dengan kolesterol dan lesitin
untuk membentuk agregasi kecil disebut micell yang akan dibuang lewat feses.

Komposisi cairan Empedu.

Empedu hepar Empedu V. F


Air (g/dl) 97,5 92
Kolesterol (g/dl) 0,1 0,3 – 0,9
Garam empedu 1,1 6
(g/dl) 0,04 0,3
Lesitin (g/dl) 0,12 0,3 – 1,2
Asam lemak (g/dl) 0,04 0,3
Bilirubin (g/dl) 145 130
Na+ (mEq/l) 5 12
K+ (mEq/l) 5 23
Ca++ (mEq/l) 100 25
CLˉ (mEq/l) 28 10
HCO3 ˉ (mEq/l)
Sekresi Usus Halus.

Mukus:

- sekresi kel Brunner t.u. bagian proksimal

Cairan digestif:

- cairan ekstraseluler

- sekresi kripti Lieberkuhn

- fungsi: media cair kimus

Enzim intestinal

- di brush border

- peptidase

- sukrase, maltase, iso-maltase, laktase

- lipase intestinal

SEKRESI USUS HALUS


SEKRESI MUKUS OLEH KELENJAR BRUNNER DAN OLEH SEL MUKOSA PERMUKAAN USUS HALUS
Suatu kelenjar mukosa komposita yang tersebar luas yang di namakan kelenjar brunner terdapat
pada beberapa sentimeter pertama duodenum terutama antara pilorus dan papila vateri tempat
getah pankreas dan empedu di kosongkan ke dalam empedu. Kelenjar ini menyekresi mukus akibat
respon terhadap: (1) rangsang taktil langsung atau rangsangan iritasi pada mukosa yang
bersangkutan, (2) perangsangan vagus yang menyebabkan sekresi bersamaan dengan peningkatan
sekresi lambung dan (3) hormon-hormon usus khususnya sekretin. Fungsi mukus yang yang di
sekresi oleh kelenjar brunner adalah melindungi dinding duodenum dari pencernaan oleh getah
pankreas dan respon mereka yang kuat dan cepat terhadap rangsang iritasi khususnya cocok untuk
tujuan ini.
Kelenjar Brunner di hambat oleh perangsang simpatis oleh karena itu perangsang seperti ini
mungkin menyebabkan bulbus duodeni tidak terlindung san mungkin merupakan salah satu faktor
yang menyebabkan daerah saluran pencernaan ini merupakan tempat tukak peptik pada sekitar 50
persen kasus.
Mukus juga di sekresi dalam jumlah besar oleh sel-sel goblet yang terletak banyak pada permukaan
mukosa usus. Sekresi ini terutama akibat rangsangan taktil langsung atau kimia pada mukosa oleh
kimus. Mukus tambahan juga di sekresi oleh sel goblet dalamkelenjar usus yang di namai kripti
Lieberkuhn. Sekresi ini mungkin di atur terutamg oleh refleks saraf lokal.
SEKRESI GETAH PENCERNAAN USUS-KRIPTI LIEBERKUHN
Terletak pada semua permukaan usus halus dengan kekecualian daerah kelenjar Brunner duodenum
terdapat kiptus kecil-kecil yang dinamakan kripti lieberkuhn, salah satu di antara kripti ini di lukiskan
dalam gambar 43-11. Sekresi usus di duga bentuk oleh sel-sel epitel kripti tersebut dengan
kecepatan sekitar 2000 ml per hari. Sekresi hampir murni cairan ekstrasel dan mempunyai Ph netral
dengan batas 6,5 sampai 7.5. Sekresi ini dengan cepat direabsorpsi oleh vili.Sirkulasi cairan dari kripti
sampai vili ini sebenarnya mensuplai alat tranpor seperti air untuk absorpsi zat-zat dari usus halus
yang merupakan salah satu fungsi utama usus halus.
Enzim-enzim dalam sekresi usus halus bila sekresi usus halus di kumpulkan tanpa debris sel mereka
hampir tidak mempunyai enzim. Akan tetapi sel-sel epitel mukosa mengandung enzim-enzim
pencernaan dalam jumlah besar yang mencernakan zat-zat makanan sementara mereka di absorpsi
melalui epitel. Enzim-enzim ini adalah sebagai berikut: (1) beberapa peptidase untuk pemecahan
polipeptida menjadi asam amino, (2)empat enzim untuk pemecahan disakarida menjadi
monosakarida –sukrase, maltase, isomaltase, dan taktase. Dan (3) sejumlah kecil lipase usus untuk
pemecahan lemak netral menjadi gliserol dan asam lemak. Sebagian besar tetapi tidak semua enzim-
enzim tersebut terutama terdapat pada “Brush border”sel epitel. Oleh karena mereka di duga
menyebabkan hidrolisis makanan di luar permukaan mikrovili sebelum di absorpsi dalam bentuk
hasil akhir pencernaan.

Enzim – enzim usus halus dan cara kerjanya

o Enterokinase, mengaktivasi tripsinogen pankreas menjadi tripsin, yang kemudian mengurai


protein dan peptida menjadi peptida yang lebih kecil.
o Aminopeptidase ,

Sekresi Usus Besar.

Mukus:

- fungsi: ◊ proteksi (bersama NaHCO3)

◊ lubrikasi

◊ melengketkan materi fekal

- kontrol: ◊ lokal

◊ parasimpatis

gangguan emosi: feses penuh mukus

Air dan elektrolit:

- normal: tidak ada

- akibat iritasi  diare

Fungsi Absorbpsi pada Saluran Pencernaan

Lambung

Absorbpsi nutrien yang berlangsung dalam lambung hanya sedikit. Beberapa obat larut
lemak(aspirin)dan alkohol diabsorpsi pada dinding lambung. Zat terlarut dalam air terabsorbpsi
dalam jumlah yang tidak jelas.

Usus halus.
1. Digesti oleh enzim usus. Enzim-enzim usus dilengkapi prosespencernaan klimus sehingga
produk tersebut dapat langsung dan dengan mudah diserap. Enzim – enzim usus halus dan
cara kerjanya antara lain;
o Enterokinase, mengaktivasi tripsinogen pankreas menjadi tripsin, yang kemudian
mengurai protein dan peptida menjadi peptida yang lebih kecil.
o Aminopeptidase, tetrapeptidase,tripeptidase, dan dipeptidase, mengurai peptida
menjadi asam amino bebas.
o Amilase usus menghidrolisis zat tepung menjadi disakarida (maltosa, sukrosa dan
lakrosa,)
o Maltase, isomaltase, laktase, dan sukrase memecah disakarida maltosa, laktosa dan
sukrosa menjadi monosakarida(gula sederhana)
o Lipase usus memecah monigliseralida menjadi asam lemak dan gliserol.
2. Jalur absorbpsi. Produk – produk digesti (monosakarida, asam amino, asam lemak dan
gliserol ) juga air, elektrolit, vitamin dan cairan pencernaan diabsorpsi menembus membran
sel epitel duodenum dan yeyunum. Hanya sedikit absorbsi yang berlangsung dalam ileum
kecuai untuk garam – garam empedu.
3. Mekanisme transpor absorbsi meliputi difusi, difusi terfasilitasi , transpor aktif dan
pinositosis. Mekanisme utama adalah transpor aktif. Zat – zat yang ditranspor dari lumen
usus ke darah atau limfe harus menembus sel - sel dan cairan interseluler berikut;
o Membran plasma sel epitelial kolumnar pada vilus, sitoplasma dan membran
dasarnya.
o Jaringan ikat diantara sel epitel dan kapilar atau lakteal dalam vilus
o Dinding lakteal atau kapilar yang terletak dalam vilus.
4. Absorbpsi karbohidrat, setiap gula sederhana dipercaya memiliki mekanisme transpornya
sendiri. Gula bergerak dari usus menuju jaringan – jaringan kapiler vilus dan dibawa menuju
hati oleh vena portal hepatika.
o Absorpsi glukosa terjadi bersamaan dengan transpor aktif ion natrium (ko-transpor)
o Fruktosa ditranspor melalui difusi terfasilitasi yang diperantarai carrier.
o Monosakarida lain dapat diabsopsi melalui difusi sederhana.
5. Absorbpsi Protein, transpor aktif asam amino ke dalam sel – sel usus juga berlangsung
bersamaan dengan transpor aktif natrium dengan sistem carrier yang terpisah untuk asam
amino yang berbeda. Dari kapiler vilus, asam amino dibawa ke hati.
6. Absorbpsi lemak. Asam lemak larut lipid dan gliserol diabsorpsi dalam bentuk micell yaitu
suatu globulus sferikal garam empedu yang mengelilingi bagian berlemak. Micell membawa
asam lemak dan moniglikoserida menuju sel epitelial, tempatnya dilepas dan absorpsi
melalui difusi pasif menuju membran sel usus.
o Asam lemak berantai karbon pendek(kurang dari 10 sampai 12 atom karbon)
merupakan molekul kecil yang bergerak ke dalam kapilar vilus bersama asam amino
dan monosakarida.
o Asam lemak berantai katbon panjang (mencapai 90% lebih asam lemak yang
ada)dan molekul gliserol bergerak ke retikulum endoplasma, kemudian disintesis
ulang menjadi trigliseralida, berikatan dengan lipoprotein, fosfolipid dan kolesterol
serta terbebas sebagai kolomikron dari tepi lateral sel usus.
o Kilomikron menembus lakteal sentral vilus menuju sistem limfatik dan sirkulasi
sistemik sebelumnya melintasi hati.
7. Absorpsi air, elektrolit dan vitamin
a. Hanya 00,5 L dari 5 L sampai 10 L cairan yang ada dalam usus halus yang mencapai usus
halus besar. Air diabsorpsi secara pasif melalui hukum osmosis setelah absorpsi
elektrolit dan makanan cerna.
b. Ion dan zat renik diabsorpsi melalui difusi atau transpor aktif
I. Absorpsi kalsium bervariasi sesuai dengan asupan makanan, kadar plasma, dan
kebutuhan tubuh serta diatur oleh hormon paratiroid dan ingesti vit. D
II. Absorpsi zat besi ditentukan sesuai kebutuhan metabolik. Zat besi terikat pada
globulin(transferin) dalam darah dan tersimpan pada tubuh dalam bentuk feritin
yang akan dilepas jika dibutuhkan
III. Vitamin larut air(C dan B ) diabsorpsi melalui difusi. Vitamin larut lemak (A, D, E,
dan K) diabsorpsi bersama lemak. Absorpsi vitamin B 12 bergantung pada faktor
intrinsik lambunga dan berlansung dalam ileum.

Usus besar

Mengabsorpsi 80%-90% air dan elektrolit dari kimus yang tersisa dan mengubah kimus dari cairan
menjadi semi padat.

Pencernaan

fungsi pencernaan
Gerak peristaltik segmental dari usus 
(1)mencampur khime +getah usus(hasil fungsi sekresi usus ,pancreas,hati)
(2)mencernakan:
a) disakharida +amilase pancreas =glukosa
b)dipeptida +(tripsinogen + enterokinin =tripsin )=as amino
c)lemak + empedu + lipase pancreas =as lemak +gliserol )

Transpor dan pencampuran makanan dalam saluran pencernaan

Sekresi lambung

Mukosa lambung mempunyai dua tipe kelenjar tubular yang penting, yaitu kelenjar Oksintik (disebut
juga kelenjar gastrik) dan kelenjar pilorik. Kelenjar oksintik menyekresi asam hidroklorida,
pepsinogen, faktor intrinsik, dan mukus. Kelenjar pilorik terutama menyekresi mukus untuk
melindungi mukosa pilorus dari asam lambung. Kelenjar pilorik juga menyekresi hormon gastrin.

Sel-sel parietal secara aktif mengeluarhan HCl ke dalam lumen kantung lambung, hal ini
menyebabkan pH lumen turun sampai 2. HCl membantu fungsi pencernaan, antara lain :
(1) Mengaktifkan prekursor enzim pepsinogen menjadi enzim aktif pepsin
(2) Membantu penguraian serat otot dan jaringan ikat, sehingga partikel makanan berukuran besar
dapat dipecah menjadi partikel kecil
(3) Bersama dengan lisososm mematikan sebagian besar mikroorganisme yang masuk bersama
makanan

Pepsinogen merupakan enzim inaktif yang disintesa oleh aparatus golgi dan retikulum endoplasma
kemudian disimpan di sitoplasma dalam vesikel sekretorik yang dikenal dengan granula zimogen.
Pepsinogen mengalami penguraian oleh HCl menjadi enzim bentuk aktif yaitu pepsin. Pepsin
berfungsi untuk mengaktifkan kembali pepsinogen (proses otokatalitik) dan sintesa protein dengan
memecah ikatan asam amino menjadi peptida.

Sekresi mukus berfungsi sebagai sawar protektif dari cedera terhadap mukosa lambung karena sifat
lubrikalis dan alkalisnya dengan menetralisasi HCl yang terdapat didekat mukosa lambung.

Hormon gastrin disekresikan oleh sel-sel gastrin (sel-sel G) yang terletak di daerah kelenjar pilorus
lambung, gastrin merangsang peningkatan sekresi getah lambung yang bersifat asam, dan
mendorong pertumbuhan mukosa lambung dan usus halus, sehingga keduanya dapat
mempertahankan kemampuan sekresi mereka.

Absorpsi Usus Halus

Semua produk pencernaan karbohidrat, protein dan lemak serta sebagian besar elektrolit, vitamin
dan air dalam keadaan normal diserap oleh usus halus. Sebagian besar penyerapan berlangsung di
duodenum dan jejenum, dan sangat sedikit yang berlangsung di ilieum.

a. Penyerapan Garam dan Air

Air diabsorpsi melalui mukosa usus ke dalam darah hampir seluruhnya melalui osmosis. Natrium
diserap secara transpor aktif dari dalam sel epitel melalui bagian basal dan sisi dinding sel masuk ke
dalam ruang paraseluler. Sebagian Na diabsorpsi bersama dengan ion klorida, damana ion klorida
bermuatan negatif secara pasif ditarik oleh muatan listrik positif ion natrium.

b. Penyerapan Karbohidrat

Karbohidrat diserap dalam bentuk disakarida maltosa, sukrosa, dan laktosa. Disakaridase yang ada di
brush border menguraikan disakarida ini menjadi monosakarida yang dapat diserap yaitu glukosa,
galaktosa dan fruktosa. Glukosa dan galaktosa diserap oleh transportasi aktif sekunder sedangkan
fruktosa diserap melalui difusi terfasilitasi

c. Penyerapan Protein

Protein diserap di usus halus dalam bentuk asam amino dan peptida, asam amino diserap
menembus sel usus halus melalui transpor aktif sekunder, peptida masuk melalui bantuan pembawa
lain dan diuraikan menjadi konstituen asam aminonya oleh aminopeptidase di brush border atau
oleh peptidase intrasel, dan masuk ke jaringan kapiler yang ada di dalam vilus.

Dengan demikian proses penyerapan karbohidrat dan protein melibatkan sistem transportasi khusus
yang diperantarai oleh pembawa dan memerlukan pengeluaran energi serta kotransportasi Na.

d. Penyerapan Lemak

Lemak diabsorpsi dalam bentuk monogliserida dan asam lemak bebas, keduanya akan larut dalam
gugus pusat lipid dari misel empedu, dan zat-zat ini dapat larut dalam kimus. Dalam bentuk ini,
monogliserida dan asam lemak bebas ditranspor ke permukaan mikrovili brush border sel usus dan
kemudian menembus ke dalam ceruk diantara mikrovili yang bergerak. Dari sini keduanya segera
berdifusi keluar misel dan masuk ke bagian dalam sel epitel. Proses ini meninggalkan misel empedu
tetap di dalam kimus, yang selanjutnya akan melakukan fungsinya berkali-kali membantu absorpsi
monogliserida dan asam lemak.

e. Penyerapan Vitamin

Vitamin yang larut dalam air diabsorpsi secara pasif bersama air, sedangkan yang larut dalam lemak
diabsorpasi secara pasif dengan produk akhir pencernaan lemak.

f. Penyerapan Besi dan Kalsium


Absorpsi besi dan kalsium tergantung pada kebutuhan tubuh akan elektrolit tersebut

SEKRESI USUS BESAR


Sekresi Mukus mukosa usus besar seperti mukosa usus halus di lapisi oleh kripti Lieberkuhn tetapi
sel-sel epitel hampir tidak mengandung enzim sebagai gantinya mereka hampir seluruhnya diliputi
oleh sel goblet. Pada permukaan epitel usus besar juga terdapat banyak sel goblet yang terbesar di
antara sel-sel epitel lainnya.
Oleh karena itu satu-satunya sekresi yang bermakna dalam usus besar adalah mukus. Kecepatan
sekresi terutama di atur oleh perangsang taktil langsung sel goblet pada permukaan mukosa dan
oleh refleks saraf lokal yang menuju ke sel goblet dalam kripti Lieberkuhn. Akan tetapi perangsangan
nerviarigentes yang membawa persarafan parasimpatis ke setengah distal usus besar juga
menyebabkan peningkatan jelas dalam sekresi mukus. Hal ini terjadi bersama-sama dengan
peningkatan motilitas yang telah di bicarakan dalam bab sebelumnya. Oleh karena itu selama
perangsangan parasimpatis yang ekstrim yang sering di sebabkan oleh gangguan emosi yang berat,
mukus yang di sekresi ke dalam usus besar sedemikian banyak sehingga sering berdefekasi dengan
mukus yang seperti tali setiap 30 menit mukus mengandung sedikit atau tidak mengandung feses.
Mukus dalam usus besar sebenarnya melindungi dinding terhadap ekskoriasi tetapi selain itu
berperan sebagai media pelekat agar bahan feses saling bersatu. Selanjutnya ia melindungi dinding
usus dari aktivitas bakteri yang besar yang berlangsung di dalam feses dan mukus di tambah sekresi
yang bersifat alkali (ph 8,0) juga memberikan sawar terhadap asam yang di bentuk dalam feses yang
mencegah penyerangan dinding usus.
Sekresi Air dan Elektrolit sebagai respon terhadap iritasi bila suatu segmen usus besar mengalami
iritasi hebat seperti yang terjadi bila infeksi bakteri meghebat selama enteritis bakterialis mukosa
kemudian mensekresi air dan elektrolit dalam jumlah besar selain larutan mukus normal yang kental.
Zat ini terjadi bekerja mengencerkan faktor pengiritasi dan menyebabkan pergerakan feses yang
cepat menuju ke anus. Hasilnya biasanya berupa diare disertai kehilangan banyak air dan elektrolit
tetapi juga penyembuhan dari penyakit yang lebih awal di bandingkan bila hal ini terjadi.

A.  FUNGSI SISTEM PENCERNAAN


Fungsi utama system ini adalah untuk menyediakan makanan, air, dan elektrolit bagi tubuh dari nutrient yang
dicerna sehingga siap diabsorpsi. Pencernaan berlangsung secara mekanik dan kimia, dan meliputi proses –
proses berikut :

1. Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut.


2. Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh gigi.
3. Peristaltik  adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakkan makanan tertelan
melalui saluran pencernaan.
4. Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil sehingga absorpsi
dapat berlangsung.
5. Absorpsi adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran pencernaan ke dalam
sirkulasi darah dan limfatik.
6. Egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat – zat sisa yang tidak tercerna.

Mastikasi (mengunyah)
Kalau bicara soal mengunyah, proses tersebut tidak lepas dari peran gigi. Gigi anterior
(insisivus) gunanya untuk memotong makanan menjadi partikel yang lebih kecil,
sedangkan gigi posterior (molar) kerjanya untuk menggiling makanan.
proses mengunyah disebabkan oleh suatu 'reflek mengunyah'.
Nah,ini dia proses dari reflek mengunyah. Awalnya makanan masuk ke dalam mulut,
pada saat makanan sudah masuk kemulut dan bercampur dengan air liur disebut bolus.
Nah,pada saat bolus makanan udah di dalam mulut, awalnya reflek otot untuk
mengunyah mengalami hambatan, sehingga menyebabkan rahang bawah turun
kebawah, karena penurunan ini menyebabkan terjadinya regangan 'reflek regang'pada
otot-otot rahang bawah akibatnya menimbulkan kontraksi. Nah,secara otomatis keadaan
ini menimbulkan pengatupan gigi secara otomatis dan menekan bolus makanan
melawan dinding mulut,dan keadaan ini terjadi berulang-ulang.
Pada umumnya otot mengunyah dipersarafi oleh cabang motorik dari saraf kranial ke-
V,sedangkan proses menguyahnya dikontrol oleh nukleus yang ada dalam batang
otak,karena adanya perangsangan daerah retikularis yang spesifiknya ada di pusat
pengecapan batang otak,sehingga menimbulkan proses mastikasi (menguyah). Akan
tetapi perangsangannya tidak hanya di batang otak saja, di hipotalamus, amigdala dan
kortek serebri dekat area sensoris untuk pengecapan dan penghidu juga sering
menimbulkan gerakan mengunyah.

Proses Menelan (Deglutisi)


Deglutisi merupakan suatu mekanisme yang sangat komplek, dimana pada proses ini
faring ikut serta dalam membantu prose menelan dan juga pernapasan. Yang penting
dalam proses ini adalah bahwa pada saat faring berfungsi untuk menelan makanan
maka proses pernapasan sama sekali tidak terganggu.

proses menelan :
1. Tahap volunter
2. Tahap faringeal

Tahap volunter
kalo makanan sudah siap ditelan maka 'secara sadar'makanan akan ditekan atau di
gulung ke arah posterior ke dalam faring oleh tekanan lidah

Tahap faringeal
Pada saat bolus makanan masuk ke bagian posterior mulut dan faring, bolus akan
merangsang daerah yang ada disekeliling pintu faring namanya daerah epitel reseptor
menelan. Dan dari sini sinyal-sinyal akan melaporkan ke batang otak untuk
mencetuskan proses kontrkasi otot faringeal secara otomatis :
1. Palatum mole tertarik ke atas untuk menutupi nares posterior, sehingga keadaan
tersebut akan mencegah terjadinya refluk makanan ke rongga hidung
2. Lipatan palatofaringeal di setiap sisi faring tertarik ke arah medial untuk saling
mendekat. Sehingga lipatan tersebut akan membentuk 'celah sagital' yang akan dilewati
oleh bolus untuk masuk ke dalam faring pisterior. 
tahap penelanan ini berlangsung lebih kurang 1 detik
3. Pita suara laring menjadi sangat berdekatan, sehingga laring akan tertarik ke atas dan
anterior, selain itu karena adanya ligamen akan mencegah pergerakan epiglotis keatas,
sehingga akan mencegah masuknya makanan kedalam hidung dan trakea
4. Gerakan laring ke atas juga akan menarik dan melebarkan pembukaan esophagus.
sekitar 3/4 cm di atas dinding otot esophagus namanya 'sfinghter esofagus atas' akan
berelaksasi sehingga makanan akan dengan mudah masuk ke dalam esofagus bagian
atas
5. Setelah laring terangkat dan sfinghter esofagus atas (sfingter faringesofageal)
mengalami relaksasi, maka secara bersamaan dinding otot faring akan berkontraksi,
mulai dari bagian superior faring lalu menyebar ke media dan inferior faring, sehingga
akan mendorong makanan masuk ke dalam esofagus melalui proses peristaltik

Jadi mekanisme penelanan dari faring:trakea tertutup, esofagus terbuka dan terjadi
gelombang peristaltik dengan cepat. Proses ini terjadi lebih kurang dalam waktu 2 detik.

Esofagus berfungsi untuk menyalurkan makanan secara cepat dari faring ke lambung.
Untuk melakukan fungsinya esophagus punya gerakan peristaltik yaitu :
1.Peristaltik primer
Merupakan lanjutan dari gelombang peristaltic yang dimulai dari faring dan menyebar ke
esophagus selama tahap faringeal. Gelombang ini berjalan dari faring ke lambung
dalam waktu 8-10 detik
2.Peristaltik sekunder
Jika gelombang peristaltik primer gagal dalam mendorong makanan yang telah masuk
ke esophagus ke lambung, maka terjadilah gelombang peristaltik sekunder.
Peristaltik ini terjadi karena terjadinya peregangan esophagus oleh makanan yang
tertahan sebagai akibat dari kegagalan peristaltik primer, karena peregangan itulah yang
akhirnya akan mendorong makanan masuk ke dalam lambung
FUNGSI MOTORIK LAMBUNG
Fungsi dari motorik lambung ada 3 :
1.Tempat penyimpanan makanan sampai makanan diproses di lambung, duodenum,
dan traktus intestinal bawah
2.Pencampuran makanan, di lambung terjadi suatu proses ‘mengaduk-aduk’ makanan
sampai membentuk suatu campuran setengah cair yang disebut kimus
3.Pengosongan kimus dari lambung ke dalam usus halus pada kecepatan yang sesuai
untuk pencernaan dan absorsi yang tepat oleh usus halus

Getah pencernaan dari lambung disekresikan oleh kelenjer gastric, yang berada pada
hamper seluruh dinding korpus lambung kecuali sepanjang garis sempit di kurvutura
minor lambung. Selama lambung terisi oleh makanan, gelombang konstriktor peristaltic
(gelombang pancampur), mulai timbul setiap 15-20 detik. Pada saat gelombang
pencampur berjalan dari korpus dalam ke dalam antrum, gelombang tersebut semakin
kuat sehingga menimbulkan ‘cincin konstriktor’. Cincin konstriktor ini yang akan
mencampur isi lambung sbb :
Setiap kali gelombang pencampur berjalan kebawah dinding antrum menuju pylorus,
maka gelombang tsb menembus isi lambung semakin dalam pada antrum. Walaupun
gelombang pencampurnya semakin dalam tapi pembukaan pylorus hanya beberapa mili
saja akibatnya hanya sedikit isi antrum yang bias dikeluarkan duodenum pada setiap
gelombang peristaltic. Oleh karena itu, sebagian besar isi antrum akan diperas terbalik
arahnya melalui cincin peristaltic menuju korpus lambung, tidak menuju pylorus. Jadi
gerakan cincin konstriktif peristaltic digabung dengan kerja memeras dengan arah
terbalik yang disebut ‘retropulsi’ yang merupakan suatu mekanisme pencampuran dari
lambung.

KONTRAKSI LAPAR
Kontraksi lapar merupakan yang kontraksi yang terjadi bila lambung telah kosong.
Ketika kontraksinya menjadi sangat kuat, maka kontraksi ini akan menimbulkan
kontraksi tetanik yang continue yang berlangsung selama 2-3 menit.
Kontraksi yang kuat terjadi pada : orang muda sehat karena memiliki derajat tonus
gastrointestinal yang tinggi, selain itu kontraksi juga akan meningkat pada orang yang
memiliki kadar gula darah yang rendah dari normal.
Bila kontraksi lapar sudah terangsang, maka orang tsb akan mengalami sensasi nyeri
ringan pada bawah lambung, disebut hunger pangs (rasa nyeri mendadak pada saat
lapar), biasanya tidak akan terjadi sekitar 12-24 jam sesudah masuknya makanan ke
lambung.

You might also like