Professional Documents
Culture Documents
NIM : 0805095002
konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami
sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada pemahaman tentang dirinya,
lingkungannya, dan masalahnya, seta teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli
Populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama dan hidup menempati ruang
dilakukan oleh seorang ahli / konselor kepada individu atau kelompok yang mengalami
suatu masalah dengan ciri-ciri yang sama dan menempati ruang yang sama pada waktu tertentu
secara khusus sehingga konseli dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang
miliki ke arah perkembangan yang optimal, dan kemudian ia dapat mencapai kebahagiaan
dalam hidupnya.
Salah Satu Contoh Kasus Konseling Populasi Khusus, yakni :
Konseling Untuk Populasi Khusus Terhadap Layanan Konseling bagi anak Tuna
Grahita
Langkah-langkah yang dapat konselor tempuh jika menghadapi atau dalam hal ini cara
membina hubungan dengan seorang anak Tuna Grahita, ialah sebagai berikut:
1. Dibutuhkannya dukungan penuh dari keluarga besar dan kerlibatan orangtua dalam segala
aktivitas anak tersebut terutama kepada ibunya akan memberikan rasa kontrol bagi anak.
3. Untuk mengatasi masalah hubungan sosial antara siswa tuna grahita dengan teman-
4. Menunjukkan bahwa konselor memiliki empati yang suportif terhadap anak tersebut dan
5. Untuk dapat memberikan penyuluhan yang lebih komprehensif, konselor perlu memiliki
lebih banyak pengetahuan tentang ketunagrahitaan agar komunikasi sosial antara siswa
lebih banyak didasarkan atas hasil diskusinya dengan siswa tuna grahita tersebut.
TUJUAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perasaan orang tua dalam hal ibu dari anak
tunagrahita dan mengetahui coping strategy yang digunakan. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas hidup anak tunagrahita dengan meng-asesmen
kebutuhan-kebutuhan dari orang yang mengasuh anak tunagrahita (ibu anak tunagrahita).
Kebutuhan seorang ibu anak tunagrahita didefinisikan dalam dua kategori, pertama perasaan
seorang ibu yang memiliki anak tunagrahita, kedua strategi yang digunakan agar coping
Penelitian ini bersifat eksploratif untuk kepentingan penelitian lebih lanjut dalam rangka
memperbaiki kualitas hidup anak tunagrahita pada masa yang akan datang. Untuk dapat
melakukan generalisasi dari penelitian ini, diperlukan ukuran sampel yang lebih besar.
KESIMPULAN
Bahasan di atas mengindikasikan dan berimplikasi bahwa materi pendidikan konselor perlu
dilengkapi dengan konseling rehabilitasi agar konselor sekolah memiliki kapabilitas yang
lebih baik untuk menangani siswa-siswa khusus, dan sekolah reguler perlu bekerjasama lebih
erat dengan SLB atau resource center untuk pendidikan kebutuhan khusus guna mendapatkan
dukungan teknis yang lebih tepat untuk membantu memperlancar kegiatan belajar/mengajar