Professional Documents
Culture Documents
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
SASARAN BELAJAR 1
Setelah mengikuti pembelajaran ini mahasiswa mampu:
1. Mengetahui sejarah perkembangan transfusi
2. Mengetahui penerapan utama imunohematologi yaitu untuk:
penentuan golongan darah, antigen-antibodi, kedokteran
kehakiman, antropologi.
3. Memahami dasar-dasar imunohematologi tentang : serologik,
genetik, biokimia, biologi molekular membran eritrosit
4. Menjelaskan kepentingan klinik imunohematologi: kesesuaian
donor dan resipien, identifikasi dan pencegahan aloimunisasi
(rhesus), hemolytic disease of the new born, diagnosis destruksi
eritrosit oleh otoantibodi.
SASARAN BELAJAR 2
5. Mengetahui Usaha Kesehatan Transfusi Darah (UKTD): ketentuan
perundang-undangan, definisi, tujuan.
6. Menjelaskan tentang: jenis-jenis produk darah dan
penggunaannya, donor (kriteria, pemeriksaan, uji saring, reaksi
pengambilan darah dan penanggulangan serta pencegahan),
pelabelan, penyimpanan dan kadaluarsa, pengiriman, pelayanan
permintaan darah, seleksi darah dan komponen darah serta
pengeluaran darah untuk transfusi, pengembalian darah.
7. Menjelaskan Bank darah tentang : definisi, status, wewenang,,
tugas pokok dan fungsi.
8. Menjelaskan pemeriksaan golongan darah meliputi: memisahkan
serum/plasma dari sel-sel darah, mencuci sel darah, membuat
suspensi sel, membuat sel uji A, B, O, membuat sel uji Coombs,
menentukan golongan darah ABO, menentukan golongan darah
rhesus, reaksi silang.
Sejarah
Transfusi mulai abad 18 –> pengetahuan fisiologi,
sirkulasi kurang –> gagal
Kemajuan transfusi didukung oleh penemuan :
1. Golongan darah tahun 1900 oleh Karl Landsteiner
2. Citras sebagai antikoagulant
3. Glukosa memperpanjang masa hidup eritrosit
PD II mendukung untuk mempelajari teknis, penggunaan dan
penyimpanan darah untuk terapi, diikuti penelitian-
penelitian alat-alat, penggunaan komponen-komponen
darah, dst
Pokok Bahasan
I. Dasar-dasar imunohematologi
II. Transfusi darah
III. Bank Darah
IV. Transfusi pada keadaan khusus
V. Upaya menghemat darah
VI. Teknik pemeriksaan laboratorium
Dasar-dasar imunohematologi
1. Pendahuluan
2. Antigen eritrosit
3. Respons imunologik dan antibodi
4. Sistem golongan darah
5. Golongan darah ABO
6. Golongan darah Rhesus
7. Golongan darah yang lain
Transfusi Darah
1. Usaha Kesehatan Transfusi Darah
2. Peraturan Perundang-undangan
3. Definisi
4. Tujuan
5. Jenis-jenis produk darah
6. Donor
7. Pemeriksaan dan uji saring darah donor
8. Pelabelan
9. Penyimpanan darah dan kadaluwarsa
Transfusi darah (lanj.)
10. Pengiriman darah
11. Pelayanan permintaan darah
12. Seleksi darah dan komponen darah untuk
transfusi
13. Pengeluaran darah untuk transfusi
14. Komplikasi transfusi
Bank Darah
1. Definisi
2. Fungsi
3. Tugas pokok
4. Wewenang
Imunohematologi
Mempelajari :
-Serologik
-Genetik
Membran sel-sel
-Biokimiawi darah
-Biologi molekuler
- kandungan Komponen/kons
- Reaksi imunologik tituen darah
Imunohematologi (lanj.)
Penerapan utama imunohematologi:
Antibodi lekosit
trombosit
Ilmu Kedokteran Kehakiman
Antropologi
Imunohematologi (lanj.)
A2 AA, AO
B BB, BO
O OO
Substansi dasar antigen eritrosit adalah :
1. D-galaktosa
2. N-asetil-D-glukosamin
3. D-galaktosa yang lain
4. D-galaktosa seramida
Antigen H
Substansi dasar untuk antigen A dan antigen B
Dibentuk dgn menambahkan L-fukosa pada
substansi pendahulu, dgn bantuan enzim
fukosil-transferase.
Pembentukan substansi (antigen) H ini diatur
oleh gen H
Antigen H terdapat pada semua eritrosit,
tetapi kadarnya ditentukan oleh antigen A
dan antigen B
Sebagian substansi H diubah oleh :
gen A menjadi antigen A, dengan
menambah N-asetil galaktosamin,
Gen B menjadi antigen B, dengan
menambah D-galaktosa
Sebagian substansi H tidak diubah.
Antigen ABH
diekspresikan
pada eritrosit
Td glikoprotein &
glikosphingolipid
(rantai tipe 2,3,4 )
berasal dari
eritrosit.
AO BO
AB AO BO OO
Ibu golongan A (genotip AO)
Bapak golongan B (genotip BO)
B O
A AB AO
O BO OO
Gen A dan gen B bersifat dominan atas gen O.
Anak-anaknya :
Golongan AB (25%)
Golongan A (25%)
Golongan B (25%)
Golongan O (25%)
Frekuensi
Golongan darah Rhesus
Merupakan golongan darah yg mempunyai
makna klinis paling besar setelah golongan
ABO.
Antibodinya tidak pernah dijumpai secara
alamiah, selalu dibentuk karena proses
imunologis (antibodi dalam sistem ini baru
timbul di dalam tubuh bila tubuh
kemasukan/dirangsang oleh antigen yg tidak
dimilikinya). Perangsangan antara lain akibat
transfusi atau kehamilan (transfusi
fetomaternal).
Antibodi tidak lengkap
Pertama kali ditemukan
dalam sistem Rhesus, bayi
baru lahir menderita
“Jaundice” dan sangat
anemis.
Anak Rh + mengalir ke
darah ibu Rh – , ibu
membentuk anti Rh, anti Rh
masuk ke darah bayi
melisiskan eritrosit disebut
“Hemolitik Disease of the
Newborn”
Antigen Rhesus
Pembentukan antigen Rhesus ditentukan
oleh satu kompleks gen yg terdapat pada
kromosom no 1.
Menurut sistem ini, pada eritrosit ditemukan
5 jenis antigen, yaitu : C, D, E, c, e.
Antigen utama adalah D
Seseorang yang memiliki antigen D disebut
Rhesus positif, sedangkan yang tidak
memiliki antigen D disebut Rhesus negatif
(tanpa memperhatikan antigen yang lain).
D u
Du merupakan salah satu varian dari antigen D.
Ditentukan oleh gen yg berbeda, tapi dari hasil
reaksi menyerupai antigen D dianggap
antigen D yg lemah.
Dapat merangsang pembentukan anti-D
Antibodi Rhesus
Dibentuk sebagai respons terhadap
rangsangan antigen Rhesus.
Biasanya terjadi dalam 2-6 bulan setelah
pemaparan.
Biasanya kelas IgG. Kelas IgM ada pada tahap
awal, namun kemudian menghilang. Kelas IgA
jarang sekali dijumpai.
Pemberian darah Rh(+) pada pasien Rh(-) :
Menyebabkan anti-D yg ada pada pasien akan
melapisi eritrosit donor, sehingga eritrosit ini
akan dihancurkan dalam sistem RES pasien
terjadi reaksi transfusi.
Anti-D dapat melewati barier plasenta (ok tdd
IgG) mengakibatkan penyakit hemolitik
pada bayi baru lahir (Hemolytic Disease of the
New Born).
Seseorang dgn antigen Du bila menjadi donor
harus dianggap Rh (+), tetapi sebagai resipien
dianggap Rh (-).
Turun temurun sistem Rh
Menurut sistem ini ada 6 gen, tetapi hanya ada
5 antigen.
Genotip Rh(+) adalah DD atau Dd, sulit
menentukan homozigot oleh karena tidak ada
anti-d.
Genotipe Rh(-) adalah dd
Pohon Keluarga Golongan Rhesus
Dd Dd
DD Dd Dd dd
Ibu Rh(+) genotip Dd
Bapak Rh(+) genotip Dd
Anak–anaknya kemungkinan Rh(+) 75% dan
Rh(-) 25%.
D d
D DD Dd
d Dd dd
Transfusi Darah
Usaha Kesehatan Transfusi Darah (UKTD)
Adalah upaya kesehatan berupa segala
tindakan yang dilakukan dengan tujuan
untuk memungkinkan menggunakan
darah bagi keperluan pengobatan dan
pemulihan kesehatan, yang mencakup
kegiatan pengerahan penyumbang darah,
pengambilan, pengamanan, pengolahan,
penyimpanan dan penyampaian darah
kepada pasien melalui sarana pelayanan
kesehatan.
Peraturan Perundang-undangan dalam
bidang transfusi darah.
Peraturan Pemerintah RI No 18 tahun 1980.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No
478/Menkes/Peraturan/X/1990
Keputusan Dirjen Yanmed Depkes RI No
1147/YanMed/RSKS/1991
Definisi Transfusi Darah
Transfusi darah adalah : pemindahan darah
atau komponen darah dari donor ke dalam
peredaran darah penerima (resipien).
Tujuan transfusi darah :
Pengobatan (pasien dengan perdarahan).
Membantu pengobatan (pasien dengan
keganasan sistem hematopoietik – leukemia).
Donor Darah
Tujuan seleksi donor darah :
Menjamin keselamatan donor dan
resipien.
Kriteria calon donor
(untuk keselamatan donor)
Berbadan sehat.
Umur antara 17-60 tahun.
Berat badan minimal 45 Kg
Kadar hemoglobin (Hb) minimal 12,5 g%
Tekanan darah sistolik antara 100-180 mmHg;
tekanan darah diastolik antara 50-100 mmHg.
Denyut nadi berkisar antara 50-100 X/menit,
teratur, tanpa denyut patologis.
Tidak sedang : hamil, haid atau menyusui.
Interval penyumbangan darah minimal 8
minggu dengan penyumbangan maksimal 5
kali pertahun.
Kriteria calon donor
(untuk keselamatan resipien)
Kulit tempat penyadapan : sehat (t.a.k)
Riwayat transfusi sebelumnya > 6 bln.
Penyakit infeksi t.u yg ditularkan melalui
darah (-). Malaria 3 thn bebas serangan
terakhir.
Alkohol, narkotik (-).
Aspirin bila < 3 hari, tolak donor untuk
trombosit.
Vaksinasi/Imunisasi
Toksoid/virus yg dimatikan/bakteri/ ricketsia
Tidak demam/tdk menunjukkan gejala sakit
Dapat menjadi donor
Termasuk :
Hepatitis B, DPT, Typhoid/paratyhphoid,
Cholera, Influenza, Polio (suntikan), Pes,
Rocky Mountain Spotted Fever, Rabies.
Calon donor yang digigit binatang positif
Rabies, dapat menjadi donor setelah 1 tahun.
Cryoprecipitate
Darah lengkap (Whole Blood)
Berisi sel darah merah, leukosit, trombosit
dan plasma.
Indikasi :
Memperbaiki kemampuan transport O2
oleh eritrosit (pada anemia berat).
Menambah jumlah darah yang beredar
(pada perdarahan).
1 labu darah lengkap (250 cc)
dapat menaikkan kadar Hb
sebanyak 0,5 g%.
Jenis-jenis Darah Lengkap
1. Darah Segar
2. Darah Baru
3. Darah Simpan
Darah Segar (Fresh Whole Blood)
Masa simpan 4-6 jam
Suhu penyimpanan 20C-60C
Keuntungan :
Faktor-faktor pembekuan masih lengkap
Fungsi sel darah merah relatif masih sangat baik
Kerugian :
Sulit diperoleh dalam waktu yang tepat
Bahaya penularan penyakit masih tinggi (CMV
masih hidup dalam 48 jam).
Indikasi : operasi jantung terbuka pada bayi
Darah Baru
Masa simpan 3-4 hari
Keuntungan : kenaikan kadar Kalium,
ammonia dan asam laktat belum tinggi.
Kerugian : faktor-faktor pembekuan sudah
sangat berkurang.
Darah Simpan
Masa simpan 21 hari, 28 hari (tergantung
antikoagulan yg dipakai)
Keuntungan :
Pengadaan mudah
Bahaya penularan penyakit sudah berkurang
Kerugian :
Faktor pembekuan hampir habis.
Kemampuan transportasi O2 berkurang
Kadar Kalium, ammonia dan asam laktat
meningkat.
Efek penyimpanan thd WB :
Berkurangnya pH (darah menjadi lebih asam).
Peningkatan konsentrasi Kalium plasma.
Menurunnya kandungan 2,3 DPG yg akan
mengurangi kemampuan eritrosit melepaskan
oksigen di jaringan.
Hilangnya fungsi trombosit (48 jam setelah
donasi).
Menurunnya konsentrasi faktor VIII dalam 48 jam
(10-20%).
Packed Red Cell (PRC)
Dari 250 cc WB 100-125 cc PRC (Ht : 70-80%).
Isi : eritrosit + sedikit plasma
Pembuatan sistem terbuka (40C) tahan 12 jam;
sistem tertutup tahan sesuai tgl kadaluwarsa.
Keuntungan :
Bahaya overloading (-).
Reaksi alergi thd protein plasma (-)
Ekonomis
PRC (cont.)
Kerugian
Sistem tertutup :
Kemampuan transportasi O2 menurun.
Bahaya infeksi
Sistem terbuka :
Masa simpan pendek
Bahaya infeksi
Washed Red Cell (WRC)
Dibuat dari PRC yang dicuci 3 X dengan NaCl
fisiologis.
Tujuan : menghilangkan antibodi dalam plasma dan
yg menempel pada eritrosit.
Harus digunakan dalam 4 jam setelah pembuatan.
Platelet Concentrate
Dari 250 cc WB 20 cc PC (TC).
Berisi 70-80% jumlah trombosit semula.
Berisi + 28 milyar trombosit.
Dapat menaikkan jumlah trombosit sebanyak
5000/mm3.
Pada penyimpanan dengan agitator (220C),
tahan 3-5 hari.
Fresh Frozen Plasma (FFP)
Dibuat dari plasma segar yang dibeku-kan
pada suhu – 200C.
Berisi semua faktor pembekuan.
Tahan disimpan 1 tahun (– 250C).
Kadar faktor VIII sdktnya 70% dari awal.
Cryoprecipitate
Dibuat dari FFP yg dicairkan pada 40C, kmd
disentrifus, endapan yg diambil.
Pada penyimpanan -300C, tahan 1 tahun.
Bila akan dipakai, dicairkan dulu pada 40C,
dan harus diberikan dalam waktu 6 jam.
Dari 250 cc WB, diperoleh 15-20 cc
cryoprecipitate yg berisi 50-75 IU f VIIIc dan
40-125 mg fibrinogen.
Pemeriksaan dan Uji Saring Darah Donor
Penentuan golongan darah ABO.
Penentuan golongan darah Rhesus.
Pemeriksaan (UTDC PMI Kodya Bandung) :
Syphillis
Hepatitis B
Hepatitis C
HIV
Pelabelan
Label :
Harus melekat pd kantong darah
Mudah dibaca.
Tambahan tulisan tangan dgn tinta
permanen.
Kantong darah :
Ada sistem nomor kantong
Tertera pada label
Harus jelas tidak boleh hilang
Pelabelan (cont.)
Pelabelan pd waktu penyadapan minimal
Jenis darah/komponen darah
No kantong darah
Jenis antikoagulan
Volume darah/komponen darah
Pelabelan pd waktu pengeluaran darah minimal
Suhu simpan
Tgl kadaluwarsa
Volume darah
Gol.ABO, Rh
Hasil HBsAg, HCV, HIV dan VDRL
Warna label
Gol.A : putih
Gol.B : biru
Gol.AB : kuning
Gol.O : merah
Penyimpanan
Pada lemari es khusus (Blood Bank
Refrigerator) ada monitor suhu/alarm.
Tidak boleh bersamaan penyimpanan
makanan/minuman.
Ada protap penanganan darah kalau listrik
tiba-tiba padam.
Pengiriman darah
Darah lengkap dan komponen cair sel darah
merah : 20C - 100C.
Trombosit : 200C - 240C.
FFP dan Cryoprecipitate : beku
Pelayanan permintaan darah
Formulir permintaan darah :
Harus diisi lengkap dan ditanda-tangani
dokter yg merawat pasien.
Disertai contoh darah pasien yg diberi
identitas lengkap
Pemeriksaan golongan darah (ABO dan Rh)
pasien.
Pemeriksaan ulang golongan darah donor yg
sesuai dengan pasien
Contoh darah pasien
Harus dalam wadah tertutup (spuit) minimal 2 cc.
Diberi identitas lengkap, yg menempel erat pada
wadahnya.
Hanya berlaku 24 jam.
Permintaan darah ulang setelah 24 jam, harus
disertai contoh darah yg baru.
Setiap kali permintaan darah, golongan darah pasien
harus kembali diperiksa.
Ketidak sesuaian golongan darah pasien dgn gol
darahnya yg terdahulu harus dilaporkan
Pemeriksaan gol.darah donor (labu darah)
Harus selalu dilakukan ulang sebelum crossmatch
(walaupun sudah ada label gol.darah)
Bahan diambil dari selang labu darah gunting.
Bila pasien Rh(+), Rh donor tidak perlu diulang.
Reaksi silang
Dilakukan antara darah pasien dan darah donor
yg sudah sesuai golongan ABO dan Rh nya.
Tdd 3 fase :
Suhu kamar (dalam medium NaCl fisiologis)
Suhu 370C (dalam medium bovine albumin)
Uji Coombs
Reaksi silang mayor
Antara :
dengan
dengan
Alat :
Kaca objek (keramik/porselen)
Batang pengaduk
Pipet Pasteur
Cara Kerja :
Pisahkan serum/plasma contoh darah dari
eritrositnya.
Cuci sel darah dengan saline 1 X.
Buat suspensi 10% dalam saline.
Cell Grouping
Pada 3 tempat yg berbeda di atas kaca objek, teteskan
berturut-turut dan masing-masing 1 tetes : Anti-A,
Anti-B dan Anti-AB.
Dengan pipet Pasteur, teteskan masing-masing 1 tetes
suspensi sel 10% pada tetesan Anti-A, Anti-B dan Anti-
AB
Msg-msg 1 tts
susp sel 10%
Sel uji A
1 tts Anti-B
2 tts serum/plasma
1 tts susp
5% sel yg
1 tts sel A
diperiksa
I tts suspensi sel 10%
1 tts sel B 1 tts sel O
Blood grtoup
+ - Antigen D
(+) Rh
(+)
- - Antigen D (-)
Rh (-).
Daftar Pustaka
1. McPherson RA & Pincus MR eds, Henry’s Clinical
Diagnosis and Management by Laboratory Methods,
2007 21st Edition
2. Burtis CA & Ashwod ER eds, Tietz Textbook of Clinical
Chemistry, 1999 3th Edition
3. Greer cs, Wintrobe’s Clinical Hematology, 2004 11th
edition