You are on page 1of 12

Laporan Hasil Praktikum Kelas XI-IPA-1,

29 Maret 2011
Laporan Ini Disusun Guna Memenuhi Nilai Tugas Mata Pelajaran Kimia

Guru Pengampu : Ibu Th. Lina W.

Disusun oleh :

Astri Atina Aizzah

Estri Pintari

Himma Sofya Fatikha

Ratna Sukmawati

SMA Negeri 3 Salatiga


2011
Praktikum Larutan Elektrolit

A. Landasan Teori
Dalam melakukan percobaan ini kami menggunakan landasan teori
sebagai berikut:
1. Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik. Alasan
mengapa larutan elektrolit dapat mengalirkan listrik karena larutan elektrolit
memiliki ion-ion bebas yang dapat bergerak bebas sesukanya, seperti
diungkapkan oleh teori ion Svante Arrhenius. Pada prinsipnya, saat larutan
(air+zat penghantar) dialiri listrik, maka molekul zat yang bercampur tersebut
akan berubah.
larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel
bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion
negatif) Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah muatan ion
negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion inilah
yang bertugas mengahantarkan arus listrik. Larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit.
Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau
timbulnya gelembung gas dalam larutan.
Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan
(kation dan anion). Berdasarkan percobaan yang dilakukan
oleh Michael Faraday, diketahui bahwa jika arus listrik dialirkan ke
dalam larutan elektrolit akan terjadi proses elektrolisis yang
menghasilkan gas. Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif
mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi.
Larutan elektrolit terbagi menjadi 2 macam, yaitu elektrolit kuat dan
larutan elektrolit lemah
Pada larutan elektrolit kuat, seluruh molekulnya terurai menjadi ion-
ion (terionisasi sempurna). Karena banyak ion yang dapat
menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat.
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat memberikan
nyala redup ataupun tidak menyala, tetapi masih terdapat gelembung
gas pada elektrodanya. Hal ini disebabkan tidak semua terurai menjadi
ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya ada
sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit
dapat bersumber dari senyawa ion (senyawa yang mempunyai ikatan
ion) atau senyawa kovalen polar (senyawa yang mempunyai ikatan
kovalen polar)

2. Larutan Non-Elektrolit
Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik dan tidak menimbulkan gelembung gas.
Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam
larutan, sehingga tidak ada ion yang bermuatanyang dapat
menghantarkan arus listrik.
A. Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui larutan-larutan yang


merupakan elektrolit kuat / elektrolit lemah serta larutan non-elektrolit.

B. Alat dan Bahan:


Alat:
 Catu Daya
 Gelas Beaker (sesuai jumlah larutan)

Bahan:

• Larutan NH3
• Larutan HCl 1M
• Larutan HCl 2M
• Larutan NaOH
• Larutan NaCl
• Larutan CH3COOH
• Larutan Gula
• Alkohol
• Air Ledeng
• Air Suling
• Serbet / lap

A. Cara kerja :
 Siapkan seluruh alat dan bahan.
 Masukkan elektroda ke setiap larutan, tetapi kedua kakinya tidak boleh
bersentuhan. Amati nyala lampu indikator dan adanya gelembung yang
dihasilkan setelah elektroda dimasukkan ke dalam larutan.
 Catat hasilnya.
 Cuci elektroda dalam air suling, kemudian keringkan dengan serbet.
 Lakukan hal yang sama kesetiap larutan.

A. Hasil percobaan
No Larutan Gelembung Nyala lampu

1. NH3 Sedikit Mati


2. HCl 1M Banyak Nyala→Redup→Mati
3. HCl 2M Sedikit Mati
4. NaOH Banyak Terang
5. NaCl Banyak Sangat terang
6. CH3COOH Banyak Redup
7. Larutan Gula Tidak ada Mati
8. Alkohol Tidak ada Mati
9. Air ledeng Tidak ada Mati

B. Kesimpulan
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.
Larutan elektrolit dibagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit kuat dan larutan
elektrolit lemah.
Jika sebuah larutan mempunyai banyak gelembung dan membuat
lampu menyala terang, maka larutan tersebut adalah larutan elektrolit kuat.
Berdasarkan hasil percobaan diatas, yang termasuk dalam larutan elektrolit
kuat adalah HCl 1M, NaOH, NaCl.
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat memberikan nyala
redup ataupun tidak menyala, tetapi masih terdapat gelembung gas pada
elektrodanya. Berdasarkan percobaan diatas, yang termasuk dalam larutan
elektrolit lemah adalah NH3, CH3COOH, HCl 2M.
Sedangkan larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik. Berdasarkan hasil percobaan diatas, yang
termasuk dalam larutan non-elektrolit adalah Larutan gula, Alkohol, Air
ledeng.
Praktikum Hidrolisis Garam

A. Landasan Teori
1. Asam

Istilah "asam" merupakan terjemahan dari istilah yang digunakan untuk hal
yang sama dalam bahasa-bahasa Eropa seperti acid (bahasa Inggris),
zuur (bahasa Belanda), atau Säure (bahasa Jerman) yang secara harfiah
berhubungan dengan rasa masam. Dalam kimia, istilah asam memiliki arti
yang lebih khusus. Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam
kimia, yaitu definisi Arrhenius, Brønsted-Lowry, dan Lewis.
• Arrhenius: Menurut definisi ini, asam adalah suatu zat yang meningkatkan
konsentrasi ion hidronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air. Definisi yang
pertama kali dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini membatasi asam dan
basa untuk zat-zat yang dapat larut dalam air.
• Brønsted-Lowry: Menurut definisi ini, asam adalah pemberi proton kepada
basa. Asam dan basa bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-basa
konjugat. Brønsted dan Lowry secara terpisah mengemukakan definisi ini,
yang mencakup zat-zat yang tak larut dalam air (tidak seperti pada definisi
Arrhenius).
• Lewis: Menurut definisi ini, asam adalah penerima pasangan elektron dari
basa. Definisi yang dikemukakan oleh Gilbert N. Lewis ini dapat mencakup
asam yang tak mengandung hidrogen atau proton yang dapat dipindahkan,
seperti besi(III) klorida. Definisi Lewis dapat pula dijelaskan dengan teori
orbital molekul. Secara umum, suatu asam dapat menerima pasangan
elektron pada orbital kosongnya yang paling rendah (LUMO) dari orbital
terisi yang tertinggi (HOMO) dari suatu basa. Jadi, HOMO dari basa dan
LUMO dari asam bergabung membentuk orbital molekul ikatan.

1. Basa
Definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion
hydronium ketika dilarutkan dalam air.Basa adalah lawan (dual) dari asam,
yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7.
Kostik merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. jadi kita
menggunakan nama kostik soda untuk natrium hidroksida (NaOH) dan
kostik postas untuk kalium hidroksida (KOH). Basa dapat dibagi menjadi
basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada
kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan
konsentrasi larutan basa tersebut.
2. Garam

Dalam ilmu kimia, garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif
(kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral
(tanpa bermuatan). Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa.
Natrium klorida (NaCl), bahan utama garam dapur adalah suatu garam.
Larutan garam dalam air merupakan larutan elektrolit, yaitu larutan yang
dapat menghantarkan arus listrik. Cairan dalam tubuh makhluk hidup
mengandung larutan garam, misalnya sitoplasma dan darah.

3. Hidrolisis garam
Hidrolisis adalah istilah umum yang dipergunakan untuk menyebut
reaksi suatu zat dengan air. Hidrolisis atau dalam bahasa Ingris disebut
sebagai “Hydrolysis” berasal dari kata “hydro” artinya air dan “lysis” artinya
peruraian. jadi hidrolisis bisa diartikan sebagai peruraian oleh air. Sifat
asam, netral, atau basa larutan garam ditentukan oleh reaksi hidrolisis
baik kation atau anion garam tersebut. Yang perlu diingat disini adalah bila
kation yang terhidrolisis maka akan dihasilkan larutan yang bersifat asam.
Bila anion yang terhirolisis maka akan dihasilkan larutan yang bersifat
basa, dan bila kation atau anion yang terhidrolisis maka sifatnya
ditentukan oleh nilai Ka dan Kb, nilai yang paling besar menentukan sifat
larutannya.

A. Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan ciri-ciri garam yang dapat
terhidrolisis dalam air.

B. Alat dan Bahan:

✔ Pipet tetes
✔ Kertas lakmus merah
✔ Kertas lakmus biru
✔ Larutan NH4Cl
✔ Larutan KCl
✔ Larutan Na2CO3
✔ Larutan CH3COONa
✔ Larutan Na3PO4

A. Cara kerja:
1. Tetesi masing-masing kertas lakmus merah dan biru berturut-berturut
dengan NH4Cl, KCl, Na2CO3, CH3COONa, Na3PO4.
2. Catat perubahan warna yang terjadi.

A. Hasil percobaan
Larutan 1M Perubahan warna indikator pH Sifat larutan
Lakmus Lakmus Biru
Merah
NH4Cl Merah Merah Asam
KCl Merah Biru Netral
Na2CO3 Biru Biru Basa
CH3COONa Biru Biru Basa
Na3PO4 Biru Biru Basa
Kolom pH diisi dengan kurang 7 atau lebih dari 7

Pertanyaan
1. Larutan garam manakah yang bersifat asam,netral dan basa?
Larutan bersifat asam:
NH4Cl → pH < 7 (kurang dari)

Larutan bersifat netral:


KCl → pH = 7

Larutan bersifat basa:


Na2CO3 → pH > 7 (lebih dari)
CH3COONa → pH > 7
Na3PO4 → pH > 7
2. Tulislah rumus asam dan basa pembentuk garam-garam tersebut dan
golongkan kedalam asam kuat atau basa kuat.
NH4Cl ↔ NH4+ + Cl-

NH3 + HCl
(basa lemah) (asam kuat) → Hidrolisis basa

KCl ↔ K+ + Cl-
↓ ↓
(basa kuat) (asam kuat dari HCl) → bukan hidrolisis

Na2CO3 ↔ Na+ + CO32-


↓ ↓
(basa kuat) (asam lemah) → hidrolisis
asam

CH3COONa ↔ CH3COO- + Na+


↓ ↓
(asam lemah) (basa kuat) →
hidrolisis asam

Na3PO4 ↔ Na+ + PO43-


↓ ↓
(basa kuat) (asam lemah) → hidrolisis
asam
3. Apa yang dapat kamu simpulkan mengenai larutan garam didalam air
berdasarkan percobaan di atas?
Larutan garam yang dapat terhidrolisis dalam air adalah garam yang
mengandung asam atau basa yang lemah.

4. Bagaimana sifat larutan garam amonium asetat dalam air? Jelaskan.


NH3 + CH3COOH ↔ NH4CH3COO
↓ ↓
Sifat: (basa lemah) (asam lemah)
Bersifat hidrolisis dengan:
➢ Ka > Kb ; konsentrasi [H+] > [OH-] ; bersifat asam (pH < 7)
➢ Ka = Kb ; [H+] = [OH-] ; bersifat netral ; pH = 7
➢ Ka < Kb ; [H+] < [OH-] ; bersifat basa ; pH > 7

A. Kesimpulan
Jika lakmus merah → tetap, maka termasuk larutan asam ; yaitu NH4Cl
Jika lakmus merah → biru, maka termasuk larutan basa ; yaitu Na2CO3,
CH3COONa, Na3PO4
Jika lakmus biru → tetap, maka termasuk larutan basa ; yaitu Na2CO3,
CH3COONa, Na3PO4
Jika lakmus biru → merah, maka termasuk larutan asam ; yaitu NH4Cl
Praktikum Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi

A. Landasan Teori
Ada beberapa hal yang mempengaruhi laju reaksi, yaitu :
• Luas Permukaan
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam
banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga,
apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil
tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil.
• Konsentrasi
Dari berbagai percobaan menunjukkan bahwa makin besar
konsentrasi zat-zat yang bereaksi makin cepat reaksinya berlangsung. Makin
besar konsentrasi makin banyak zat-zat yang bereaksi sehingga makinbesar
kemungkinan terjadinya tumbukan dengan demikian makin besar pula
kemungkinan terjadinya reaksi.
• Tekanan
Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wuud gas. Kelajuan
dari reaksi seperti itu dipengaruhi oleh tekanan. Penambahan tekanan
dengan memperkecil volume akan memperbesar konsentrasi dengan
demkian dapat memperbesar laju reaksi.
• Katalis
Katalisator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi
dengan maksud memperbesar kecepatan reaksi. Katalis terkadang ikut
terlibat dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan kimiawi yang
permanen, dengan kata lain pada akhir reaksi katalis akan dijumpai kembali
dalam bentuk dan jumlah yang sama seperti sebelum reaksi.Fungsi katalis
adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi) dengan
jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-
tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada
suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat.
• Suhu

A. Tujuan Percobaan

Percobaan yang kami lakukan bertujuan untuk mempelajari pengaruh suhu terhadap
laju reaksi.

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang kami butuhkan adalah:
– Beaker glass 100 ml
– Termometer
– Stopwatch
– Pemanas spiritus
– Kasa asbes
– Kaki tiga
– Natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,15 M
– HCl 3M
– Kertas grafik
– Spidol Hitam
A. Cara Kerja
a. Siapkan semua alat dan bahan
b. Buat tanda silang hitam pada sehelai kertas putih dan letakkan sebuah beaker
glass di atas kertas bertanda silang.
c. Masukkan 5 ml larutan natrium tiosulfat ke dalam beaker glass tersebut, ukur
suhunya.
d. Siapkan stopwatch, masukkan 5 ml asam klorida 3M ke dalam beaker glass
berisi natrium tiosulfat. Bersamaan dengan itu, tekan stopwatch dan hentikan
ketika tanda silang sudah kabur (tak terlihat dari atas). Ukur suhunya lagi.
e. Catat waktunya
f. Ulangi percobaan di atas, tetapi sebelumnya larutan natrium tiosulfat dipanaskan
berturut-turut selama 30 detik, 1 menit, dan 2 menit.
g. Amati yang terjadi serta perbedaan pada setiap larutan.

A. Hasil Percobaan

Waktu pemanasan Suhu setelah Waktu mengabur Suhu setelah


dipanaskan tanda kabur

0 detik 25 oC 4 menit 57 detik 25,5 oC

30 detik 31 oC 3 menit 11 detik 26,8 oC

1 menit 35 oC 2 menit 1 detik 29 oC

2 menit 55 oC 1 menit 42 detik 32 oC

B. Pertanyaan
1. Tuliskan reaksi yang terjadi dari percobaan di atas
4HCl + 2Na2S2O3 → Cl2 + 2NaCl + Na2S4O6 +2H2

2. Bagaimana pengaruh suhu terhadap laju reaksi antara larutan natrium tiosulfat
dengan larutan asam klorida? Jelaskan sebabnya
Laju reaksi kimia bertambah dengan naiknya suhu. Karena laju reaksi
ditentukan oleh jumlah tumbukan. Jika suhu dinaikkan, maka kalor yang
diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Sehingga pergerakan
partikel-partikel pereaksi makin cepat, makin cepat pergerakan partikel akan
menyebabkan terjadinya tumbukan antar zat pereaksi makin banyak, sehingga
reaksi makin cepat.

3. Banyak reaksi yang berlangsung dua kali lebih cepat jika suhu dinaikkan 10 oC,
apakah hal itu berlaku untuk percobaan di atas?

Ya, karena kenaikan laju reaksi ini dapat dijelaskan dari gerak molekulnya.
Molekul-molekul dalam suatu zat kimia selalu bergerak-gerak. Oleh karena itu,
kemungkinan terjadi tabrakan antar molekul yang ada. Tetapi tabrakan itu belum
berdampak apa-apa bila energi yang dimiliki oleh molekul-molekul itu tidak
cukup untuk menghasilkan tabrakan yang efektif.
Setiap bertambah 10oC , maka waktu menjadi semakin singkat satu menit,
lihat urutan waktunya, 4 menit, menjadi 3 menit, berturut-turut hingga menjadi 1
menit.

A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan di atas dapat dilihaat bahwa semakin tinggi suhunya,
maka waktu yang dibutuhkan campuran larutan untuk mengaburkan tanda silang
menjadi semakin singkat.
Itu berarti, semakin naik suhunya, laju reaksi semakin cepat.
Dengan menaikkan suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat yang
bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energi
sama atau lebih besar dari Ea. Dengan demikian lebih banyak molekul yang dapat
mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih
besar. Jika suhu dinaikkan, maka kalor yang diberikan akan menambah energi
kinetik partikel pereaksi. Sehingga pergerakan partikel-partikel pereaksi makin cepat,
makin cepat pergerakan partikel akan menyebabkan terjadinya tumbukan antar zat
pereaksi makin banyak, sehingga reaksi makin cepat.

You might also like