You are on page 1of 5

Apr 29, '08 10:06

Public Relations Indonesia, Antara Era Sertifikasi dan Cyber Public


AM
Relations
for everyone

Sekilas Tentang Public Relations

Public Relations (PR) atau Humas merupakan suatu keja manajemen atau fungsi
manajemen , bedasarkan itu maka kerja PR haruslah menerapkan prinsip – prinsip manajemen.
Sedangkan tugas seorang PR adalah melakukan kegiatan yang tugasnya berupa menjembatani
perusahaan atau lembaga tempat praktisi itu bekerja dengan publik, menjaga hubungan baik
lembaga dengan publik. Dan seorang praktisi PR mempunyai tanggung jawab berat, dimana dia
mampu menjaga citra baik lembaga bahkan memberikan citra baik lembaga dan juga tidak
merugikan publik, dimana harus saling terjadi pengertian dengan tidak merugikan satu sama lain.
Seperti tidak membohongi publik, beban berat ini yang harus dikerjakan dan dihadapi oleh
seorang praktisi PR, dimana dia harus mampu bersifat jujur dengan tidak merugikan publik
ataupun lembaga tempat dia bekerja.

Sekarang kita akan membahas apa saja sasaran humas, sasaran adalah publik, publik
merupakan sauatu kelompok dalam masyarakat yang memiliki karakteristik kepentingan yang
sama, intinya sasaran PR bukanlah perorangan melainkan orang ramai. Dalam praktik publik
dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni internal dan eksternal, yang dikatakan publik internal
adalah mereka yang bekerja di dalam lembaga, meliputi karyawan hingga pemegang saham
sedangkan pubnlik eksternal adalah mereka yang beradsa diluar lembaga, seperti komunitas local
disekitar peruasahaan, publik pers pencari sumber berita dan pemerintah.

Profesi PR di Indonesia dengan Masalah Sertifikasinya

Dalam era globalisasi saat ini suatu profesi harus memiliki muatan standar yang jelas, hal
tersebut menjadi sangat penting terutama bagi profesi Public Relations di organisasi pemerintah
maupun swasta. Untuk mewujudkan terbentuknya standar profesi kehumasan Indonesia yang
kompeten, telah menyusun Standar Kompetensi Public Relations dan Lembaga Sertifikasi
Profesi Public Relations Indonesia bekerjasama dengan BAKOHUMAS ( Badan Koordinasi
Kehumasan Pemerintah) dan departemen teknis yang mendukung fungsional kehumasan
DEPKOMINFO, serta disupport para stakeholder yang bergerak di industri kehumasan.

Untuk kasus di Indonesia, sampai saat ini belum memiliki Standar Profesi PR, sehingga
PERHUMAS dan BAKOHUMAS beritikad untuk segera menyelesaikan tangung jawab ini,
dalam bentuk pendirian Lembaga Sertifikasi Profesi PR Indonesia sekaligus Standar Kompetensi
PR nya. Hal utama yang mendorong idealisme ini adalah realitas dunia indsutri ternyata masih
banyak praktisi Humas yang belum kompeten, kalaupun sudah kompeten belum maksumal
system remunerasi-nya, bahkan tidak ditempatkan daam struktur yang memadai karena
supervisor atau atasanya tida melihat sedikitpun hasil kinerjanya positif terhadap organisasi.

Disisi lain Indonesia telah terlibat alam forum global, baik secara bilateral maupun
regional, yang diharapkan akan menghasilakn perbaikan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Kemudian penerapan prinsip good governance yang suka tidak suka juga akan berpengaruh
terhadap fungsionalisasi tugas Humas. Adanya lalu lintas SDM dari dalam dan luar negeri, yang
seringkali menimbulkan perbedaan dan diskriminasi antara Tenaga Kerja Indonesia atau Tenaga
Kerja Asing.

Pada akhirnya akan muncul tiga pilar pengembangan SDM berbasis kompetens.
Mekanisme pengelolaannya dilakukan oleh Lembaga Pendidikan / Lembaga Diklat, Sertifikasi
Profesi 9 (BNSP) dan Industri serta Organisasi Profesi ( yang menerbitkan Standar
Kompetensi ).

Untuk materi Standar Kompetensi PR tentunya harus dilakukan searching terhadap


semua kompetensi PR di dunia dan melakukan penyesuaian untuk kasus institusi kehumasan di
Indonesia.

Dan Tim inti Penyusunan Standar Kompetensi PR Indonesia (kerjasama PERHUMAS


dan BAKOHUMAS) telah menyusun beberapa pokok pikiran tentang Standar Kompetensi PR
Umum, Inti dan Khusus yang terdiri dari Pertama, keterampilan komunikasi ( communication
skills) yang terdiri dari komunikasi lisan dan komunikasi tulisan. Kedua, keterampilan teknik
kehumasan. Ketiga, kompetensi inti manajemen issue dan penelitian (research). Keempat,
managerial, leadership dan ethic. Kelima, keterampilan khusus di bidang IT dan kemampuan
berbahasa.

Public Relations on the Net

Menyikapi hal kelima yang menjadi Standar Kompetensi PR di Indonesia, yaitu


keterampilan khusus di bidang IT (Informatical Technology).

Saat ini banyak praktisi PR, berbicara atas nama perusahaan atau lembaga telah
mempertimbangkan penggunaan internet sebagai salah satu strategi komunikasi PR
(Holtz,1999). Mereka tidak punya pilihan lain dan menjadikan internet menjadi bagian dari
budaya perusahaan. Melalui Internet ini pula setiap individu bisa menjadi penerbit, konsumen
atau melakukan kampanye untuk mempengaruhi perilaku konsumen.

Teknologi telah mengubah pola komunikasi PR sebelumnya yang masih konvensional


seperti komunikasi dari atas ke bawah ataupun sebaliknya, horizontal atau pola komunikasi
massa, semua itu telah mereka tinggalkan dengan pola yang lebih aktual setelah lahirnya
internet. Dari sini lahir istilah cyber Public Relations atau e-Public Relations.

Kegiatan komunikasi yang dilakukan e-PR melalui internet, misalnya melalui e-mail,
memasang iklan langsung melalui internet, dan membuat website perusahaan, sehingga
komunikasi bisa langsung dilakukan dengan membuka situs dari perusahaan tersebut.

Keunggulan e-PR:

Komunikasi yang terjadi konstan,dalam arti internet tidak pernah

tidur dengan target audiensnya diseluruh dunia mampu bekerja 24jam non stop.

Respon yang cepat, internet dapat merespon secara cepat  dengan semua
permasalahan dan pertanyaan dari para prospek dari pelanggan.
Interaktif, dengan adanya internet para praktisi PR memperoleh feedback dari
pelanggan atau pengunjung website perusahaan. Sedangkan PR konvensional
feedbacknya dengan cara tatap muka langsung, dan berkomunikasi langsung.

Biaya hemat, dengan adanya  internet ini, praktisi PR dan perusahaan tidak harus
mengeluarkan uang banyak, karena cukup dengan memberikan informasi secara
jelas melalui website, semua orang bisa melihatnya. Dan juga dalam hal membuat
suatu program perusahaan. Sedangkan pada  PR konvensional ketika melakukan
program harus mengeluarkan biaya besar dalam sebuah perusahaan besar.
(Caca,2007)

Manfaat e-PR antara lain, dapat menjalin hubungan yang baik dengan berbagai media
melalui media center online, dapat membangun digital brand images, dapat digunakan sebagai
sarana komunikasi mitra bisnis internasional dengan biaya yang relatif minim, hal ini tidak
mudah dilakukan di PR konvensional, feedback dapat langsung diperoleh dari publik, dan dapat
langsung memperoleh keinginan-keinginan publik tanpa harus menebak dan melakukan riset.

Namun masih ada hal yang menjadi hambatan bagi perkembangan e-PR itu sendiri,
kadang publik membutuhkan sesuatu yang nyata dan dapat dipercaya disbanding dunia maya
yang disuguhkan seperti di intenet.

Dan menurut saya sendiri tidak sedmua publik itu mengerti bagaimana menggunakan
internet, dan bahkan masih banyak sekelompok masyarakat yang kesusahan dan belum bisa
menggunakan internet, jadi yang mererka butuhkan adalah semua yang bersifat manual, dan
gampang untuk digunakan. Dan organisasi atau perusahaan tidak bisa mengelompokkan
bahwasanya semua kriteria publik itu sama. Tidak semua tingkat pendidikan publik itu sama.

Namun kita tetap perlu untuk mempelajari teknologi , karena teknologi itu juga sama
pentingnya untuk membantu dalam melakukan kerja kita. Kita harus selalu mengikuti
perkembangan jaman, karena teknologi merupakan sesuatu sarana yang bisa menggantikan kerja
yan

You might also like