Professional Documents
Culture Documents
Konsumsi dalam sosiologi bukan sekedar pemenuhan kebutuhan yang bersifat fisik dan
biologis manusia, tetapi berkaitan aspek sosial budaya. Konsumsi berhubungan dengan
masalah selera , identitas atau gaya hidup.
Dalam sosiologi terdapat dua sudut pandang mengenai selera yaitu pandangan weber dan
veblen.
( Webber ) selera merupakan pengikat kelompok dalam ( in group )
( Veblen ) selera sebagai senjata dalam berkompetisi konsumsi dapat dilihat sebagai
pembentuk identitas. Barang simbolis dapat dipandang sebagai sumber identitas .
Konsumsi terhadap suatu barang ( Weber ) merupakan gambaran gaya hidup tertentu dari
kelompok status tertentu. Dalam study gaya hidup Hann Piter Mueller ( 1989 ) terdapat
empat pendekatan dalam memahami gaya hidup, antara lain :
1 Pendekatan psikologi perkembangan ( berasumsi bahwa tindakan sisial tidak
hanya disebabkan oleh teknik, ekonomi & politik. Tetapi juga dikarenakan perubahan
nilai. Pendekatan ini melihat gaya hidup atas nilai dan kebutuhan yang dimiliki.
2 Pendekatan kuantitatif sosial struktur ( mengukur gaya hidup berdasarkan
konsumsi yang dilakukan seseorang : sangat berhasil/ visible success, pemeliharaan/
maintenence, sedang/ hight life & konsumsi rumah tangga/ home life. Pendekatan
menggunakan sederetan daftar konsumsi yang mempunyai skala nilai ( skala nominal,
skala ordinal, atau yang lain ).
3 Pendekatan kualitatif dunia kehidupan ( memandang gaya hidup sebagai
lingkungan pergaulan ( miliu ) . ia meletakan seseorang pada miliu yang ditentukan oleh
keadaan hidup dan gaya hidup subyektif yang dimiliki.
4 Pendekatan kelas ( memandang bahwa gaya hidup merupakan rasa budaya yang
direproduksi bagi kepentingan struktur kelas )
Gaya hidup dan kelas menengah indonesia
Kelas menengah indonesia dipandang sebagai sesuatu yang homogen, oleh karena itu
kelas menengah indonesia menunjukan gambaran yang seragamterhadap pemikiran
yang mempengaruhi tujuan politik, tindakan untuk mencapai tujuan serta gaya hidup
mereka.
Aliran pemikiran
Dalam masyarakat indonesia aliran pemikiran dapat dikelompokan dalam aliran, yaitu :
Aliran pemikiran Santri & Aliran pemikiran Abangan.
Perbedaan pemikiran santri dan abangan
Pemikiran santri abangan
Hub, manusia dg agama mutlak tidak harus
Hub, negara dg agama terkait terlepas
Sektor informal diartikan kekurangan pekerjaan dan diasumsikan sebagai dampak dari
pekerja yang tidak bisa masuk kedalam ekonomi modern ( Sthuraman , 1981. Gerry ,
1978. Tokman 1978 )
Disisi lain aktivitas informal dipandang sebagai suatu tanda dari dinamika
kewiraswastaan masyarakat, informalitas merupakan respon masyarakat terhadap negara
merkantilis yang kaku ( Hernando de Soto )
Menurut Fiege ( 1990 ) sektor informal meliputi tindakan sektor ekonomi yang gagal
untuk mentaati aturan-aturan kelembagaan yang telah mapan atau terabaikan dari
perlindungan mereka.
Menurut Castells & Portes ( 1989 ) sektor informal meliputi semua aktivitas yang
menghasilkan pendapatan ynag tidak diatur oleh negara dalam lingkungan sosial dimana
aktivitas yang sama diatur.
Menurut Castells dan Portes ( 1989 ) Ekonomi Informal dapat dibagi secara fungsional
berdasarkan tujuan mereka, yaitu :
1 . Bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup oleh individu dan rimah tangga
melalui produksi subsistensi langsung atau melalui penjualan kepasar dari barang-barang
dan jasa-jasa yang mereka hasilakn sendiri
2 . Bertujuan untuk peningkatan fleksibilitas manegerial dan pengurangan biaya tenaga
kerja dari sektor formal melalui subkontraktor kepada wiraswasta informal atau
penggajian yang dicatat didalam pembukuan tidak resmi
3 . Bertujuan untuk akumulasi modal oleh perusahaan kecil melalui hubungan
kesetiakawanan, fleksibilitas dan pembiayaan yang rendah.
Kegiatan tipe ekonomi informal terdebut dapat diistilahkan
1 . Produksi subsistensi , merupakan semua aktivitas ekonomi yang berorientasi
konsumsi, yang ditujukan untuk penggunaan pribadidan pemakaian diluar hubungan
pasar. Produksi subsistensi meliputi : produksi pengolahan dan penyajian makanan,
mendirikan membersihkan dan menata rumah, mengasuh dan mendidik anak, dan
seterusnya.
2 . Sektor Informal ( murni ) merupakan konsekwensi dari penetrasi yang tidak sempurna
dari kapitalisme modern kedalam daerah-daerah yang kurang berkembang dan oleh
karena itu ditakdirkan hilang ketika industrialisasi berkembang pesat.
3 . sektor informal bayangan , pada hakikatnya merupakan sektor formal tetapi untuk
peningkatan fleksibilitas manejerial dan pengurangan biaya tenaga kerja mereka
melakukan subkontrak kepada wiraswasta informal atau penggajian yang dicatat dalam
pembukuan yang tidak resmi sehingga aktivitas mereka sebenarnya , seperti jumlah
produk yang dihasilkan dan karyawan yang dipekerjakan tidak terjangkau oleh aparat
pajak atau tidak terekam dalam data statistik pemerintah.
2 . Pendekatan nonkomersial
Pendekatan ini menyatakan bahwa aliran barang yang melaluinya uang yang berkembang
merupakan sesuatu yang nonkomersial dalam karakter ( kebiasaan dalam kelompok ) atau
memandang bahwa perkembangan pemakaian uang merupakan sesuatu yang lain dari
tindakan pertukaran ( adanya intervensi negara ) pendekatan ini terdiri dari beberapa teori
, yaitu :
A . Teori asal mula dari agama
Teori ini didukung oleh Laum ( 1924 ), melihat bahwa uang berakar dari nilai-nilai yang
melekat pada kegiatan keagamaan dan pemujaan dalam masyarakat.
B . Teori asal mula dari status simbol
Teori ini memandang bahwa obyek-obyek yang memiliki prestise dapat menjadi cikal
bakal dari uang.
C . teori asal mula dari politik
Yaitu standar nonkomersial dari fungsi pembayaran berbeda dipandang sebagai asal mula
uang . pembayaran denda dengan benda tertentu , pemberian upeti dengan obyek tetentu,
pemberian mahar dengan barang tertentu.
3. pendekatan baru .
Pada umumnya para teoritisi yang mengembangkan pendekatan baru
menjelaskan fenomena asal-usul uang dengan menggunakan 2 pendekatan yang terdahul,
misalnya menemukan dua fungsi utama dari uang, yaitu sebagai medium dari pertukaran
dan standar dari nilai . dari 2 fungsi tsb terdapat 2 tesisi, yaitu :
A . standard nilai yang pertama berasal dari arus barang yang nonkomersial seperti
kompensasi bagi utang nyawa, utang darah, dfan sebagainya.
B. Dengan menggunakan mahar kawin dan perdagangan budak, standar nilai telah
ditransfer dari sesuatu yang nonkomersial menjadi sesuatu yang komersial.
C. Standard nilai yang umum berkembang sejalan dengan ekonomi pasar.
Makna sosial uang :
Intepretasi sosiologi klasik, uang dipandang sebagai proses rasionalisasi, oleh karena itu
uang merupakan kunci untuk memahami proses rasionalisasi.
Simmel dan Webber menyatakan bahwa uang tidak hanya mempunyai kemampuan untuk
mengkalkulasi secara abstrask suatu obyek tetapi juga suatu instrumen impersonal.
Weber melihat uang adalah sarana yang paling sempurna bagi transaksi ekonomi dan
sosial.
Zelizer melihat ada kelemahan pemikiran dalam memahami uang, yaitu :
1. Fungsi dan karakteristik dari uang biasanya didefinisikan secara ketat dalam
istilah ekonomi. Walaupun makna simboliknya diakui.
2. Semua uang dipandang sama dlm masyarakat modern.
3. Fungsi dan atribut uang yang didasarkan pada suatu tipe penggunaan uang
secara tunggal.
4. Adanya dikotomi yang tajam yang diciptakan antara uang dan nilai
Nonpecunary
5. struktur sosial dan budaya menentukan batas-batas yang tak dapat dielakkan
pada proses moneter drngan kontrol dan pembatasan thd arus dan likuiditas uang.