Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam mencapai strategi pemasaran yang tepat dan terbaik untuk diterapkan, salah satunya
perusahaan dapat melihat dari faktor bauran pemasaran. Hal tersebut penting karena bauran
pemasaran merupakan salah satu pokok pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan
pembelian suatu produk. Jika perusahaan tidak peka terhadap apa yang dibutuhkan oleh
konsumen, maka dapat dipastikan bahwa perusahaan akan kehilangan banyak kesempatan untuk
menjaring konsumen dan produk yang ditawarkan akan sia-sia.
Pemasaran merupakan salah satu ilmu ekonomi yang telah lama berkembang, dan sampai pada
saat sekarang ini pemasaran sangat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan untuk bisa
bertahan di dalam pangsa pasar. oleh karena itu diperlukan strategi pemasaran yang dapat
memberikan pengaruh untuk menentukan berhasil atau tidaknya dalam memasarkan produknya.
Apabila strategi pemasaran yang dilaksanakan perusahaan tersebut mampu memasarkan
produknya dengan baik, hal ini akan berpengaruh terhadap tujuan perusahaan.
1.2. Tujuan Pembahasan Makalah.
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan teori pemasaran dan semua kegiatan yang
berhubungan dengan pemasaran.
2. Untuk memberikan pengetahuan dasar bagaimana cara melakukan kegiatan pemasaran dan
apa saja yang harus dilakukan dalam kegiatan pemasaran.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bauran pemasaran atau marketing mix.
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Pembahasan.
2.2.1 Bauran Pemasaran
Kotler (2000) mendefinisikan bahwa “bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran yang
digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran“. Sedangkan
Jerome Mc-Carthy dalam Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P
(Product, Price, Promotion dan Place).
1. Product (Produk).
Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan melalui
pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang
berwujud fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial
untuk.memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk merupakan semua yang ditawarkan
ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi untuk dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik, jasa, orang, organisasi dan ide.
Produk merupakan hasil dari kegiatan produksi perusahaan yang nantinya akan di jual
perusahaan atau barang yang dibeli perusahaan untuk dijual kembali kepada konsumen akhir
(bagi perusahaan dagang). Dalam membahas apa itu produk sebagai salah satu dari keempat
variable marketing mix maka kita bagi menjadi 3 bagian :
a. Pemilihan produk
b. Pembungkus barang
c. Merk barang
a. Pemilihan barang/produk
Kebijaksanaan perusahaan dalam memilih produk yang akan dijual atau produk yang akan dibeli
(bagi perusahaan dagang) amat berpengaruh pada penentuan harga, strategi, promosi, yang akan
dilakukan agar berhasil dalam melaksanakan fungsi penjualan dari bidang pemasaran. Pemilihan
barang atau produk yang tepat untuk dipasarkan atau sesuai dengan perilaku pembeli ataupun
daya beli konsumen akan menguntungkan perusahaan sehingga hasil kegiatan perusahaan yang
dicapai akan dapat mempertahankan atau ditingkatkan demi kelangsungan hidup perusahaan.
Yang penting disini adalah bagaimana cara mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin
dihadapi perusahaan karena terjadi proses tahapan siklus kehidupan barang. Siklus kehidupan
barang ini akan selalu terjadi di mana pada suatu saat kalau produk tersebut sudah mencapai
tahap kejenuhan akan mengalami penurunan penjualan yang berarti juga terjadi turunnya tingkat
pendapatan perusahaan. Oleh karena itu sebelum perusahaan terlambat dalam mengatasi
perjalanan produk dalam siklus kehidupan produk maka tindakan yang harus dilakukan adalah
strategi apa yang akan dilakukan atau kebijaksanaan apa yang akan dilakukan agar sebelum
produk tersebut sudah tidak laku lagi perusahaan sudah menyiapkan produk baru,sebagai
pengganti atau strategi baru.
Tahap-tahap siklus kehidupan dibagi menjadi 5 tahapan di mana untuk masing-masing tahap
suatu perusahaan harus memasang strategi atau kebijaksanaan yang berlainan untuk menjaga
agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin. Lima tahap tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tahap perkenalan
2. Tahap pertumbuhan
3. Tahap kedewasaan
4. Tahap kejenuhan
5. Tahap penurunan
Penjualan
12345
Waktu
Gambar 1. Daur siklus kehidupan barang.
(Produck life cycle)
1. Tahap Perkenalan
Tahap perkenalan ini menunjukan bahwa barang yang dipasarkan benar-benar baru atau
masyarakat belum tahu atau belum mengenalnya sehingga perlu memperkenalkan barang
tersebut pada masyarakat melalui penyampaian informasi dengan kegiatan promosi yang gencar
dan agresif menekankan merk penjualan, kelebihannya dibandingkan dengan produk sejenis
ataupun bagaimana kegunaanya bagi konsumen dan lain-lain.
Tahap perkenalan ini biasanya memerlukan ongkos promosi yang sangat tinggi sedangkan hasil
penjualan masih berjumlah sedikit dalam memberikan tambahan pendapatan produsen. Tujuan
utama promosi adalah agar konsumen tahu dan mengenal dengan baik produk perusahaan dan
mulai menyukainya.
2. Tahap Pertumbuhan
Tahap pertunbuhan ditunjukan dengan meningkatnya volume penjualan dengan cepat karena
produk sudah menempatkan pada segmen pasar yang sesuai. Usaha yang dilakukan dalam tahap
ini adalah menurunkan kegiatan promosinya untuk diganti dengan memperluas dan
meningkatkan distribusi ke daerah-daerah (lokasi-lokasi segmen pasar) yang belum dimasuki
atau kegiatan promosi digantikan dengan persaingan harga dengan perusahaan pesaing.
Pada tahap ini bermunculan perusahaan-perusahaan pesaing yang mencoba merebut segmen
pasar yang kita kuasai dengan menggunakan strategi-strategi yang dengan perlahan dan pasti
dapat menggeser kedudukan perusahaan yang lebih dulu masuk pasar.
3. Tahap kedewasaan dan kejenuhan
Tahap kedewasaan merupakan titik puncak kejayaan perusahaan yang ditunjukan dengan
peningkatan volume penjualan yang sangat tinggi. Pada tahap ini produk perusahaan sudah
dikenal dengan baik oleh konsumen, sehingga usaha promosi amat sedikit peranannya dalam
meningkatkan atau menambah volume penjualan.
Tambahan volume penjualan sudah dilakukan sedangkan bagian pasar yang kita kuasai sudah
banyak yang dimasuki produk-produk pesaing yang sedikit demi sedikit mulai mengikis segmen
pasar kita, ditambah lagi dengan konsumen sudah mulai melirik produk sejenis lainnya yang
sekiranya mempunyai keunggulan lebih banyak atau dengan kata lain konsumen sudah mulai
jenuh dengan produk yang kita jual.
4. Tahap kemunduran/penurunan
Akibat buruk perilaku konsumen tersebut menurunkan volume penjualan perusahaan sehingga
perusahaan harus cepat-cepat mengambil kebijaksanaan agar perusahaan tidak bangkrut. Adapun
kebijaksanaan yang akan di ambil oleh perusahaan pada umumnya terdiri dari 2, yaitu :
1. Menghentikan produk yang sudah tidak dapat bersaing dengan digantikan oleh barang yang
benar-benar baru dan lain dibandingkan dengan produk lama. Kebijaksanaan ini dapat berjalan
dengan lancar asalkan perusahaan mempunyai tenaga yang punya kemampuan dalam membuat
motivasi baru, kreasi, atau menciptakan barang yang akan menggantikannya.
2. Tetap mempertahankan barang lama tetapi memperbaharui atribut-atribut lamanya baik dari
segi kemasan atau dapat juga menonjolkan kelebihan lain. Kalau alternatif ini tidak dapat
dilakukan perusahaan harus dapat membuat barang yang benar-benar baru yang memerlukan
penelitian dari awal baik dari segi mutu, merk dagang, pembungkus, cara mendistribusikan dan
lain-lain.
b. Pembungkus barang
Bungkus barang merupakan pertimbangan ke dua setelah produk yang sejenis ternyata
mempunyai kualitas yang sama kualitas yang sama, rasa yang sama atau kegiatan yang relative
berbeda. Maka bagi pembeli yang merasa bingung dengan berbagai merk tersebut akhirnya akan
mempertimbangkan bungkus luar produk yang akan dipilih. Oleh karena itu bungkus juga
memegang peranan penting dalam penjualan produk.
Untuk membuat bungkus agar menarik pembeli maka perusahaan harus mempertimbangkan dari
berbagai aspek baik aspek ekonomis, keindahan maupun praktisnya.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembungkusan diantaranya:
Bungkus yang membangkitkan hasrat untuk membeli.
Bungkus yang mudah diingat.
Bungkus yang tidak menambah harga jual sehingga tidak dapat besaing dengan produk sejenis
yang lain.
Bungkus di design agar dapat menjaga mutu barang, memudahkan pengangkutan,
penyimpanan, penyusunan di rak took, atau memmpunyai kegiatan setelah dipakai habis (ada
kegiatan ganda).
c. Merk Barang
Merk barang yang dinyatakan dengan kata-kata saja atau disertai dengan gambar tertentu untuk
mempertegaskan adalah sangat penting bagi perusahaan untuk membedakan perusahaan yang
satu dengan yang lain. Dengan melihat merk seseorang yang sudah menggemari atau fanatic
terhadap rasanya, mutunya atau keadaanya tidak akan nemilih lagi dalam memilih lagi dalam
membeli barang cukup hanya dengan melihat gambar tertentu atau kata-kata tertentu dalam suatu
prroduk menganggap sudah cukup memutuskan untuk membeli.
Dengan merk yang sudah menjadi langganan pemakai dapat menghemat waktu dalam membeli
karena dapat menyuruh orang lain untuk membelinya (praktis) dan membuat anggaran tertentu
dalam memakainya.
Banyaknya manfaat yang dapat diperoleh konsumen ini ternyata terlihat juga oleh produsen
sehingga sering sekali produsen menggunakan merk tersebut sebagai salah satu strategi
pemasarannya dengan jalan perusahaan memproduksi barang yang tidak terlalu berbeda setiap
memakai berbagai merk, hal ini dilakukan untuk menguasai pasar.
2. Price (Harga)
Bauran harga berkenaan dcngan kebijakan strategis dan taktis seperti tingkat harga, struktur
diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok
pelanggan. Harga menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen
untuk memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh
konsumen.
Definisi harga menurut Philip Kotler adalah : “price is the amount of money charged for a
product or service. More broadly, price is the sum of all the value that consumers exchange for
the benefits of having or using the product or service”. Harga adalah sejumlah uang yang
dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai
yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah
produk atau jasa. Sedangkan Stanton mendefinisikan harga: “Price is the amount of money and
or goods needed to acquire some combination of another goods and its companying services”.
Pengertian di atas mengandung arti bahwa harga adalah sejumlah uang dan atau barang yang
dibutuhkan untuk mendapatkan kombinasi dari barang yang lain yang disertai dengan pemberian
jasa. Harga merupakan elemen dari bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, dimana suatu saat
harga akan stabil dalam waktu tertentu tetapi dalam seketika harga dapat juga meningkat atau
menurun dan juga merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan dari
penjualan.
Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pengguna untuk mendapatkan produk.
Dengan kata lain seseorang akan membeli barang kita jika pengorbanan yang dikeluarkan (uang
dan waktu) sesuai dengan manfaat yang diperoleh dari prouksi tersebut (Moenroe, 1990). Jika
hal ini dikaitkan dengan produk layanan, maka seseorang akan datang ke tempat kita jika waktu
atau dana yang dikorbankan untuk mendapatkan produk layanan kita sesuai dengan produk
layanan yang ditawarkan.
Harga dan kebijaksanaan harga adalah elemen yang paling banyak diperdebatkan dalam
pemasaran. Harga adalah satu-satunya variabel strategi pemasaran yang berkaitan dengan
pemasukan, bagaimanapun harga mendatangkan masalah tersendiri. Condous (1983)
menyarankan, “…apabila pengenaan biaya (charging) merupakan suatu keharusan, maka
besarnya harus disesuaikan dengan kemampuan pengguna.”
Dalam hal pemasaran jasa, kreatifitas dan keahlian manajemen paling banyak dibutuhkan dalam
masalah penetapan harga. Ciri-ciri yang dimiliki jasa menyebabkan dampak yang penting dalam
penetapan harga. Ciri-ciri yang dimiliki jasa menyebabkan dampak yang penting dalam
penetapan harga. Hal yang menarik sekali adalah bahwa para penjual kerap kali mengetahui
permintaan in-elastis. Oleh karena itu mereka menetapkan harga yang paling tinggi. Akan tetapi
mereka lalai bertindak yang sebaliknya, jika menghadpi permintaan yang elastis, walaupun harga
lebih rendah akan menaikkan penjualan unit, pendapatan total, penggunaan fasilitas dan mungkin
juga naiknya laba bersih.
Prinsip penetapan harga barang dapat juga diterapkan daam penetapan harga jasa. Secara singkat
prinsip-prinsip penetapan harga menurut Zeithaml dan Bitner (1996) adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor dalam menetapkan harganya, yang
mencakup: pemilihan tujuan penetapan harga, menentukan tingkat permintaan, prakiraan biaya,
menganalisis harga yang ditetapkan dan produk yang ditawarkan pesaing, pemilihan metode
penetapan harga, dan menentukan harga akhir.
2. Perusahaan tidak selalu harus berupaya mencari profit makasimum melalui penetapan harga.
Sasaran lain yang bisa mereka capai adalah mencakup survival, memakasimumkan penerimaan
sekarang, memakasimumkan pertumbuhan penjualan, memakasimumkan penguasaan
(skimming) pasar dan kepemimpinan produk atau kualitas.
3. Para pemasar hendaknya memahami seberapa responsif permintaan terhadap perubahan harga.
Untuk mengevaluasi sensitifitas harga, para pemasar bisa menghitung elastisitas permintaan,
yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
4. Berbagai jenis biaya harus sipertimbangkan dalam menetapkan harga, termasuk di dalamnya
adalah biaya langsung dan tidak langsung, biaya tetap dan biaya variabel, biaya tidak langsung
yang bisa dilacak, dan biaya-biaya yang teralokasi. Bila suatu produk atau jasa harus
mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, harga harus mampu menutup semua biaya
mencakup mark-upnya.
5. Harga-harga para pesaing akan mempengaruhi tingkat permintaan barang dan jasa yang
ditawarkan peruasahaan dan karenanya harus dipertimbangkan dalam proses penetapan harga.
6. Berbagai cara penetapan yang ada mencakup mark-up, sasaran perolehan, nilai yang bisa
diterima, going rate, sealed-bid, dan harga psikologis.
7. Setelah menetapkan struktur harga, perusahaan menyesuikan harganya dengan menggunakan
harga geografis, diskon harga, harga promosi, dan harga diskrimiasi, serta harga bauran produk.
Dalam situasi tertentu, pengguna melakukan penilaian atau menghitung-hitung tentang apa yang
akan mereka peroleh sebagai balasan dari apa yang mereka berikan. Dengan demikian, harga
merupakan pembatas (trade-of) untuk sejumlah benefit (nilai) yang akan diberikan oleh suatu
produk (barang atau jasa) dengan sejumlah biaya yang dikaitkan dengan sejumlah biaya yang
dikaitkan dengan penggunaan produk tersebut (Yazid), 1999). Pusat informasi yang
menghendaki profit harus mampu menutup semua biaya yang berkaitan dengan proses
memproduksi dan memasarkan suatu jasa. Selanjutnya menetapkan marjin secukupnya sehingga
mampu memberikan keuntungan yang memuaskan.
Yazid (1999) yang mengatakan bahwa, “Harga atau biaya sebuah jasa akan mencakup harga
yang bersifat moneter dan harga yang bersifat non-moneter. Harga yang bersifat moneter
mempuyai peranan penting bagi bagian pemasaran untuk mengukur tingkat atau porsi
penerimaan dari konsumen”. Selanjutnya dikatakan bahwa, di samping itu beberapa biaya non-
moneter yang mungkin diperhitungkan konsumen ketika menggunakan suatu jasa mencakup:
1. Waktu. Waktu merupakan komoditas utama bagi sejumlah orang, dan bagi seseorang yang
menawarkan jasa dengan pelayanan yang berbeda kepada setiap individu, tetapi mempunyai
keterbatasan waktu, mereka akan memperhitungkan biaya terhadap waktu yang digunakan dalam
mencari/memburu suatu jasa, karena barangkali waktu yang terbuang itu sebenarnya dapat
digunakan untuk keperluan lain.
2. Upaya-upaya yang bersifat fisik. Biaya untuk melakukan upaya-upaya fisik yang diperlukan
unruk memperoleh sejumlah jasa bisa saja dimasukkan, khususnya bila penyajian jasa dilakukan
secara swalayan.
3. Biaya-biaya sensor. Biaya-biaya ini bisa saja dikenakan sehubungan dengan adanya
kebisingan, bau tidak sedap, aliran udara yang tidak lancar, terlalu panas atau terlalu dingin
ruangannya, tempat duduk yang tidak nyaman, lingkungan yang terkesan jorok, bahkan rasa
yang tidak mengenakkan.
4. Biaya-biaya psikologis. Biaya-biaya ini kadang-kadang dikenakan untuk penggunaan suatu
jasa tertentu, seperti upaya yang bersifat mental (berpikir), perasaan adanya ketimpangan atau
ketidakadilan bahkan rasa takut. (Yazid, 1999)
3. Promotion (Promosi)
Bauran promosi meliputi berbagai metode, yaitu Iklan, Promosi Penjualan, Penjualan Tatap
Muka dan Hubungan Masyarakat. Menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh
perusahaan dalam rangka menjual produk ke konsumen.
3.1.1 Promosi
1. Pengertian Promosi.
Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dapat mengarahkan organisasi atau
seseorang untuk menciptakan transaksi antara pembeli dan penjual.
Promosi merupakan kegiatan terakhir dari marketing mix yang sangat penting karena sekarang
ini kebanyakan pasar lebih banyak bersifat pasar pembeli di mana keputusan terakhir terjadinya
transaksi jual beli sangat dipengaruhi oleh konsumen. Oleh karena itu pembeli adalah raja. Para
produsen berbagai barang bersaing untuk merebut hati pembeli agar tertarik dan mau membeli
barang yang dijualnya.
Pada dasarnya keputusan membeli sangat dipengaruhi oleh motif-motif pertimbangan secara
emosional, seperti : merasa bangga, sugesti, angan-angan dan sebagainya. Tetapi bisa juga
pembeli membeli secara rasional seperti: karena mempertimbangkan riwatnya, ekonomisnya,
segi kepraktisan, harganya, pengangkutannya dan sebagainya.
Dalam promosi terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan, pada umumnya ada 4 kegiatan yang
biasa dilakukan yaitu:
a. Periklanan.
b. Personal selling.
c. Promosi penjualan.
d. Publisitas dan humas.
a. Periklanan (Advertensi)
Periklanan merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi yang sering dilakukan perusahaan
melalui komunikasi non individu dengan sejumlah biaya seperti iklan melalui media masa,
perusahaan iklan, lembaga non laba, individu-individu yang membuat poster dan sebagainya.
Periklanan dilakukan untuk memasarkan produk baru, memasuki segmen pasar yang baru atau
yang tidak terjangkau oleh salesman maupun personal selling. Periklanan sering dilakukan baik
melalui surat kabar, radio dan TV, pos langsung atau bahkan melalui biro periklanan.
b. Personal selling
Personal selling adalah kegiatan promosi yang dilakukan antar individu yang sering bertemu
muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan
hubungan pertukaran yang saling menguntungkan kedua belah pihak.*)
Proses personal selling adalah sebagai berikut:
Gambar 5.4. Saluran distribusi yang memasukan agen dan langsung ke konsumen akhir.
b. Jumlah Perantara.
Kalau ditinjau dari jumlah perantara, ini menyangkut untuk tingkat penyebaran pasar yang
diinginkan oleh produsen.
Dengan mempertimbangkan jumlah perantara/penyalur maka produsen mempunyai 3 jenis
kebijaksanaan alternative pemakaian saluran distribusi, yaitu:
1. Distribusi Insentif.
Kebijaksanaan yang dipakai perusahaan dengan jalan memakai sebanyak mungkin penyalur atau
pengecer untuk mencapai dengan cepat kebutuhan konsumen dapat terpenuhi dengan segera.
Biasanya kebijaksanaan ini dilakukan kalau produsen menjual barang-barang konsumsi sejenis,
konvinen atau kebutuhan pokok sehari-hari.
2. Distribusi selektif.
Distribusi yang dipilih produsen dengan hanya memakai beberapa perantara saja, untuk
memudahkan pengawasan terhadap penyalur. Distribusi ini dipakai untuk memasarkan barang-
barang baru, barang spesial maupun barang industri jenis peralatan ekstra. Sehingga dalam
pemakaian saluran distribusi ini produsen berusaha memilih berapa penyalur yang benar-benar
baik dan mampu melaksanakan fungsi pemasaran.
3. Distribusi eksklusif.
Distribusi yang dipilih produsen dengan hanya memilih satu perantara saja dalam wilayah
geografis tertentu. Hal ini digunakan untuk pengawasan yang lebih intensif dan mendorong
semangat penyalur agar agresif dalam melaksanakan fungsi pemasarannya. Distribusi ini dipakai
produsen penghasil barang-barang yang relatif mahal/berat.
Karena pemasaran bukanlah ilmu pasti seperti keuangan (finance), teori Marketing mix juga
terus berkembang. Dalam perkembangannya, dikenal juga istilah 7P dimana 3P yang selanjutnya
adalah People (Orang), Physical Evidence (Bukti Fisik), Process (Proses). Penulis buku Seth
Godin, misalnya, juga menawarkan teori P baru yaitu Purple Cow.[1]
Perencanaan saluran distribusi dilakukan dengan maksud untuk memperlancar penyaluran
produk agar sampai kepada konsumen. Dengan kegiatan distribusi ini diharapkan dapat
mempermudah konsumen untuk memperoleh produk setiap saat. Kecepatan dan ketepatan dari
saluran distribusi yang dilakukan oleh perusahaan akan sangat membantu konsumen dalam
mendapatkan produk perusahaan, hal ini agar dapat menaikkan citra keberadaan produk dan
perusahaan itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam konsep pemasaran modern banyak perusahaan yang mengacu pada bauran pemasaran di
dalam merancang program pemasarannya. Bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga,
promosi dan saluran distribusi mempunyai peranan yang sangat penting guna mensukseskan
program pemasaran dari suatu perusahaan. Dengan melakukan perencanaan terhadap empat
bauran pemasaran diharapkan perusahaan dapat merumuskan program pemasaran yang tepat
bagi produk yang akan ditawarkan kepada konsumen.
Perencanaan produk yang dihasilkan oleh perusahaan harus benar- benar sesuai dengan
kebutuhan konsumen. Selain itu, produk yang dihasilkan harus mencerminkan kualitas yang
baik. Hal tersebut agar sesuai dengan tujuan perusahaan yang mana produk yang dihasilkan
dapat diterima dan sesuai dengan kebutuhan konsumen dan dapat memuaskan konsumen. Karena
produk merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran, keberhasilan suatu perusahaan dapat
diketahui dari respon yang ditunjukkan oleh konsumen.
Pada situasi persaingan dan perubahan yang bergerak begitu cepat ini perusahaan ditekan oleh
faktor-aktor eksternal seperti perubahan teknologi, ekonomi, sosial kultural dan pasar. Di sisi
lain, secara internal perusahaan menghadapi perubahan organisasi yang tak kalah peliknya,
seperti masalah budaya perusahaan, struktur, karyawan, pemegang saham. Dalam situasi seperti
ini konsep pemasaran tidak lagi cukup hanya berbicara tentang penjualan, periklanan atau
bahkan konsep bauran pemasaran 4P (product, place, pricing, dan promotion).
Pemasaran harus dilihat sebagai suatu konsep bisnis strategi (strategic business concept). Artinya
pemasaran tidak lagi sekadar marketing as it is, melainkan harus diintegrasikan dengan strategi
perusahaan secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
- Hermawan Kartajaya dan Philip Kotler, 2002, Rethinking Marketing; Sustainable Marketing
Enterprise in Asia. Jakarta: Prenhallindo.
- Keegan, Warren J. 1996, Manajemen Pemasaran Global: Alih Bahasa, Alexander Sindoro Jilid
1, Jakarta: Prenhallindo.
- Widyatmini,1995, Pengantar Bisnis,Cetakan ke IV edisi 1,seri,Depok,Seri Diktat Kuliah:
Gunadarma
- Gruenwald, G. 1985. Seri Pemasaran dan Promosi, Pengembangan Produk Baru, PT Alex
Media Komputindo, Jakarta
- Kotler, P. 1995. Manajemen Pemasaran; Analisa, Perencanaan, Implementasi dan
Pengendalian. Jilid I, edisi kedelapan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
- Dan Berbagai sumber lainnya.
BAB I
A. Pengertian Pemasaran
a. Philip Kotler (Marketing) pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
b. Menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan
managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan
dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang
lain.
c. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang
dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.
d. Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.
B. Konsep Pemasaran
C. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran. Menurut
Kotler dan Armstrong pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan
pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan
memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan
perusahaan. Sedangakan manajemen adalah proses perencanaan (Planning),
pengorganisasian (organizing) penggerakan (Actuating) dan pengawasan.
Jadi dapat diartikan bahwa Manajemen Pemasaran adalah sebagai analisis, perencanaan,
penerapan, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan
mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud
untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi.
Kesimpulan :
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah sebagai
kegiatan yang direncanakan, dan diorganisasiknan yang meliputi pendistribusian barang,
penetapan harga dan dilakukan pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah dibuat
yang tujuannya untuk mendapatkan tempat dipasar agar tujuan utama dari pemasaran dapat
tercapai.
BAB II
I. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri
dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasaan yang
diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
Konsep pemasaran yang telah diungkapkan dengan berbagai cara:
2. Buatlah apa yang dapat dijual dan jangan berusaha menjual apa yang dapat dibuat.
6. Melakukan segalanya dalam batas kemampuan untuk menghargai uang pelanggan yang
sarat dengan nilai, mutu dan kepuasan (JC. Penney).
Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan
pemasaran suatu organisasi yaitu : konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep
pemasaran, konsep pemasaran sosial, dan konsep pemasaran global.
1. Konsep produksi
Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia
dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini berorientasi pada produksi dengan
mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efesiensi produk tinggi dan distribusi yang
luas. Disini tugas manajemen adalah memproduksi barang sebanyak mungkin, karena
konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas dengan daya beli
mereka.
2. Konsep produk
Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan
mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas manajemen disini adalah membuat
produk berkualitas, karena konsumen dianggap menyukai produk berkualitas tinggi dalam
penampilan dengan ciri – ciri terbaik
3. Konsep penjualan
Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan dibiarkan begitu saja, organisasi
harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif.
4. Konsep pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunsi untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari
penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang
diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif berupaya memahami semua faktor-
faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui manajemen strategis yang
mantap. tujuan akhirnya adalah berupaya untuk memenuhi keinginan semua pihak yang
terlibat dalam perusahaan.
BAB III
SISTEM PEMASARAN
Sistem adalah sekolompok item atau bagian-bagia yang saling berhubungan dan saling
berkaitan secara tetap dalam membentuk satu kesatuan terpadu. Jadi dapat diartikan sistem
pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran barang, jasa,
ide, orang, dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh dan membentuk
serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya..
Dalam pemasaran kelompok item yang saling berhubungan dan saling berkaitan itu
mencakup :
3. Target pasar.
Sistem pemasaran yang paling sederhana terdiri dari dua unsur yang saling berkaitan,
yaitu organisasi pemasaran dan target pasarnmya. Unsur-unsur dalam sebuah sistem
pemasaran serupa dengan unsur-unsur yang ada pada sistem radio stereo. Bekerja secara
terpisah, tetapi pada waktu dipertemukan secara tepat.
Pada sistem ini produsen, grosir, dan pengecer bertindak dalam satu keterpaduan.
Tujuan :
Pada sistem ini beberapa gaya pengeceran dengan pengaturan fungsi distribusi dan manajemen
digabungkan, kemudian dari belakang dipimpin secara sentral.
a. Demografi (kependudukan).
b. Kondisi ekonomi.
c. Teknologi.
f. Persaingan.
a. Pasar (market)
b. Pemasok
BAB IV
STRATEGI PEMASARAN
Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup, yaitu tahap perkenalan, tahap
pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap kemunduran.
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi perusahaan dalam persaingan, apakah
memimpin, menantang, mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil dari pasar.
3. Situasi ekonomi
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan pandangan kedepan,
apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau inflasi tinggi.
Secara lebih jelas, strategi pemasaran dapat dibagi kedalam empat jenis yaitu:
C. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok
pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang
mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Atau segmentasi pasar
bisa diartikan segmentasi pasar adalah proses pengidentifikasian dan menganalisis para
pembeli di pasar produk, menganalisia perbedaan antara pembeli di pasar.
Dalam penetapan segmentasi pasar ada beberapa hal yang menjadi dasarnya yaitu:
a. Variabel geografi, diantaranya : wilayah, ukuran daerah, ukuran kota, dan kepadatan
iklim.
d. Variabel perilaku pembeli, diantaranya : manfaat yang dicari, status pemakai, tingkat
pemakaian, status kesetiaan dan sikap pada produk.
a. Tahap 1: menetapkan segmentasi makro, yaitu pasar pemakai akhir, lokasi geografis, dan
banyaknya langganan.
b. Tahap 2: yaitu sikap terhadap penjual, ciri – ciri kepribadian, kualitas produk, dan
pelanggan.
b.Dapat dicapai
d.Dapat dibedakan
e. Dapat dilaksanakan
Karena pembelian mempunyai kebutuhan dan keinginan yang unik. Setiap pembeli, berpotensi
menjadi pasar yang terpisah. Oleh karena itu segmentasi pasar dapat dibangun pada beberapa
tingkat yang berbeda.
a. Pemasaran massal
Pemasaran massal berfokus pada produksi massal, distribusi massal, dan promosi massal untuk
produk yang sama dalam cara yang hampir sama keseluruh konsumen.
b. Pemasaran segmen
Pemasarn segmen menyadari bahwa pembeli berbeda dalam kebutuhan, persepsi, dan perilaku
pembelian.
c. Pemasaran ceruk
Pemasaran ceruk (marketing niche) berfokus pada sub group didalam segmen-segmen. Suatu
ceruk adalah suatu group yang didefiniskan dengan lebih sempit.
d. Pemasaran mikro
Praktek penyesuaian produk dan program pemasaran agar cocok dengan citarasa individu atau
lokasi tertentu. Termasuk dalam pemasaran mikro adalah pemasaran lokal dan pemasaran
individu.
4. Manfaat Segmentasi Pasar
a. Penjual atau produsen berada dalam posisi yang lebih baik untuk memilih kesempatan-
kesempatan pemasaran.
c. Penjual atau produsen dapat mengatur produk lebih baik dan daya tarik pemasarannya
1. Langkah pertama
Menghitung dan menilai potensi keuntungan dari berbagai segmen yang ada
2. Langkah kedua
Mencatat hasil penjualan tahun lalu dan memperkirakan untuk tahun yang akan datang.
BAB V
PERILAKU KONSUMEN
1. Faktor kebudayaan
a. Budaya : faktor-faktor budaya memberikan pengaruhnya paling luas pada keinginan dan
perilaku konsumen. Budaya (culture) adalah penyebab paling mendasar teori keinginan
dan perilaku seseorang.
b. Subbudaya : setiap kebudayaan mengandung sub kebudayaan yang lebih kecil, atau
sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman
dan situasi kehidupan yang sama. Sub kebudayaan meliputi: kewarganegaraan, agama,
ras, dan daerah gegrafis.
c. Kelas sosial : hampir setiap masyarakat memiliki beberapa bentuk struktur kelas sosial.
Kelas-kelas sosial adalah bagian-bagian masyarakat yang relatif permanen dan tersusun
rapi yang anggota-anggotanya mempunyai nilai-nilai, kepentingan dan perilaku yang
sama.
Perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok
kecil, keluarga serta aturan dan status sosial konsumen. Disini keluarga merupakan
organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan orang
ingin membeli juga dipenggaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap siklus
hidup, pekerjaan, situasi ekonomui, gaya hidup dan kepribadian serta konsep diri.
Selain dari beberapa faktor diatas yang mempengaruhi perilaku konsumen juga
dipengaruhi juga oleh faktor-faktor psikologis seseorang, yang meliputi motivasi, persepsi,
pengetahuan dan keyakinan serta sikap.
Sebuah produk baru adalah barang, jasa, atau ide yang dianggap baru oleh pembeli
potensial. Terkadang produk yang beredar dipasaran telah lama ada, disini konsumen dapat
membuat keputusan untuk menerima / mengadopsinya. Proses adopsi adalah proses mental
yang dilalui seseorang, mulai dari pengenalan pertama sampai pada penerimaan / adopsi
final.
1. Sadar : konsumen menjadi sadar akan adanya produk baru, tetapi kekurangan informasi
mengenainya.
2. Tertarik : konsumen akan menjadoi tertarik untuk mencari informasi mengenai produk
baru.
3. Evalusi : konsumen harus mempertimbangkan apakah produk baru tersebut masuk akal
atau tidak untuk dikonsumsi.
4. Mencoba : konsumen mencoba produk baru tersebut dalam skala kecil untuk
meningkatkan perkiraan nilai produk tersebut.
5. Adopsi : konsumen memutuskan secara penuh dan teratur menggunakan produk baru
tersebut.
Disini konsumen mengakui keterikatan yang tinggi dalam proses pembeliannya, harga produk
tinggi, jarang dibeli, memiliki resiko yang tinggi. Perilaku konsumen melalui proses tiga
langkah, yaitu: pertama, mengembangkan keyakinan tentang produk tersebut. Kedua,
membangun sikap, dan ketiga melakukan pilihan.
b. Perilaku pembelian yang mengurangi ketidakefisienan
Disini konsumen mengalami keterlibatan tinggi akan tetapi melihat sedikit perbedaan, diantara
merek-merek. Konsumen mengunjungi beberapa tempat untuk mencari yang lebih cocok.
Disini konsumen rendah sekali dalam proses pembelian karena tidak ada perbedaan
nyata diantara berbagai merek dan harga barang relatif rendah
Disini keterlibatan konsumen yang rendah akan dihadapkan pada berbagai pemilihan
merek.
a. Pengenalan kebutuhan/masalah
Disini orang yang akan memasarkan produk meneliti mengenai apa yang dibutuhkan, apa yang
menyebabkan semua itu muncul dan mengapa seseorang membutuhkan sesuatu. Seorang
pemasar akan mengenalkan pada konsumen agar lebih tertarik.
b. Pencarian informasi
c. Pencarian alternatif
Terdapat lima konsep dasar bagi pemasar dalam penilaian alternatif konsumen, yaitu :
1. Sifat-sifat produk, apa yang menjadi ciri-ciri khusus dan perhatian konsumen terhadap
produk atau jasa tersebut.
2. Pemasar lebih memperhatikan pentingnya ciri-ciri produk daripada penonjolan Ciri-ciri
produk.
3. Kepercayaan konsumen terhadap ciri merek yang menonjol
4. Fungsi kemanfaatan, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan yang
diperoleh dari produk dengan tingkat alternatif yang berbeda-beda setiap hari
5. Bagaimana prosedur penilaian yang dilakukan konsumen dari sekian banyak ciri-ciri
barang.
d. Keputusan membeli
membeli, yaitu :
1. Sikap orang lain : keputusan membeli itu banyak dipengaruhi oleh teman-teman,
tetangga, atau siapa saja yang dipercayai
2. Faktor-faktor situasi yang tidak terduga : seperti faktor harga pendapatan
3. Pengertian pemasaran dari pendapat beberapa ahli telah mengemukakan definisi tentang
pemasaran yang kelihatannya berbeda meskipun sebenarnya sama. Perbedaan ini
disebabkan karena mereka meninjau pemasaran yang paling luas, ada beberapa pendapat
mengenai definisi pemasaran diantaranya dikemukakan oleh (William J. Stanton,1994)
yaitu:
4. Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan
jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial (Basu Swasta, 2000). Dari definisi tersebut di atas terlihat bahwa pemasaran
mencakup usaha perusahaan yang dimulai antara lain dengan mengidentifikasikan
kebutuhan debitur yang perlu dipuaskan melalui pelayanan yang bermutu.
5. Selanjutnya Stanton beranggapan bahwa keberhasilan pelayanan dalam pemasaran
menentukan keberhasilan perusahaan. Untuk itu kegiatan pemasaran harus
dikoordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik. Manajemen pemasaran menurut
Philip Kotler didefinisikan sebagai berikut:Pengertian pemasaran dari pendapat beberapa
ahli telah mengemukakan definisi tentang pemasaran yang kelihatannya berbeda
meskipun sebenarnya sama. Perbedaan ini disebabkan karena mereka meninjau
pemasaran yang paling luas, ada beberapa pendapat mengenai definisi pemasaran
diantaranya dikemukakan oleh (William J. Stanton,1994) yaitu: Pemasaran adalah sistem
keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan
kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Basu Swasta, 2000).
Dari definisi tersebut di atas terlihat bahwa pemasaran mencakup usaha perusahaan yang
dimulai antara lain dengan mengidentifikasikan kebutuhan debitur yang perlu dipuaskan
melalui pelayanan yang bermutu. Selanjutnya Stanton beranggapan bahwa keberhasilan
pelayanan dalam pemasaran menentukan keberhasilan perusahaan. Untuk itu kegiatan
pemasaran harus dikoordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik. Manajemen
pemasaran menurut Philip Kotler didefinisikan sebagai berikut: Manajemen pemasaran
adalah analisis perencanaan, penerapan dan pengendalian terhadap program yang
dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran dan
hubungan yang menguntungkan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan
organisasi (James F, Angel , 1990). Dari definisi di atas, manajemen pemasaran
dirumuskan sebagai suatu proses manajemen yang meliputi penganalisaan, perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar, serta mendorong proses pertukaran secara
sempurna dan menguntungkan pihak-pihak yang terlibat.Konsep Pemasaran Pemasaran
merupakan faktor penting bagi keberhasilan suatu perusahaan, maka faktor pelayanan
menjadi faktor penting yang tidak boleh diabaikan. Dengan demikian, maka konsep
pemasaran dapat didefinisikan sebagai berikut: Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah
bisnis yang menyatakan bahwa pemuas kebutuhan debitur merupakan syarat ekonomis
dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Herry Assael, 1990). Berdasarkan
definisi tersebut, dapat diambil makna bahwa seluruh kegiatan dalam perusahaan harus
ditujukan kepada pemuas kebutuhan debitur, sehingga dapat diperoleh laba maksimum
dalam jangka panjang, demi kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Basu Swasta
dalam bukunya “Asas-asas marketing” disebutkan bahwa ada tiga faktor yang mendasari
konsep pemasaran, yaitu:
1.Seluruh perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada debitur atau
pasar.
2.Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan.
3.Seluruh kegiatan perusahaan dalam pemasaran harus dikoordinasikan dan
diintegrasikan secara organisasi.Berdasarkan hal tersebut, maka konsep pemasaran ini
mempunyai hubungan yang erat dengan perkembangan manajemen pemasaran. Sejak
terjadinya revolusi industri, manajemen pemasaran telah mengalami beberapa tahap
perkembangan, yaitu:
1.Tahap Orientasi Produksi
Pada tahap ini perusahaan mempunyai masalah utama bagaimana caranya untuk
meningkatkan produksi, faktor layanan yang baik dengan harga yang layak agar dapat
diperoleh laba yang besar. Konsep yang dianut oleh perusahaan yang berada pada tahap
ini adalah konsep produk, yang menyatakan bahwa produk yang dijual dengan harga
yang layak, dan diperlukan sedikit usaha pemasaran agar tercapai penjualan yang
memuaskan.
2.Tahap Orientasi Penjualan
Setelah masalah produksi teratasi jumlah produk menjadi berlimpah. Oleh karena pangsa
pasarnya terbatas, maka timbul permasalahan bagaimana agar dapat menjual produk-
produk yang telah dihasilkan. Perusahaan yang berada pada tahap ini menganut sebuah
konsep yaitu konsep penjualan, yang menyatakan bahwa debitur tidak akan bersedia
membeli suatu produk dalam jumlah yang cukup banyak tanpa didorong dengan usaha-
usaha promosi yang kuat. Perusahaan yang mengaplikasikan konsep ini lebih
mementingkan penjualan dari pada kepuasan debitur. Cara seperti ini pada hakekatnya
justru merugikan perusahaan sendiri, sebab pembeli merasa tertipu dan kecewa sehingga
tidak akan mengulang pembeliannya.
3.Tahap Orientasi Pemasaran
Dengan adanya berbagai perubahan masyarakat yang cepat, kemajuan teknologi yang
semakin maju dan rasa jenuh debitur, maka orientasi penjualan tidak dapat lagi
memberikan pemecahan atau jawaban secara keseluruhan terhadap usaha-usaha untuk
mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuan perusahaan harus lebih
mementingkan kebutuhan dan keinginan debitur. Perusahaan yang demikian ini
menganut orientasi pemasaran, yang menyatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan
perusahaan terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan debitur dan pemberian
kepuasaan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari yang dilakukan oleh
pesaing. Jadi konsep pemasaran adalah suatu orientasi pada debitur yang didukung oleh
pemasaran yang terpadu dan ditujukan untu mecapai kepuasan yang semakin meningkat
sebagai kunci tercapainya tujuan perusahaan.
4.Orientasi Manusia dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan yang berupaya memberikan kepuasan kepada debitur dan kemakmuran
masyarakat dalam jangka panjang menganut konsep pemasaran kemasyarakatan. Konsep
ini menyatakan bahwa perusahaan harus menghasilkan kepuasan debitur dan
kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang sebagai kunci untuk mencapai tujuan
perusahaan yang banyak berhubungan dengan masalah penciptaan dan pencapaian faktor
hidup yang lebih baik, maka konsep ini dipandang sebagai konsep pemasaran yang
baru.Perkembangan masyarakat dan teknlogi telah menyebabkan perkembangan konsep
pemasaran. Sekarang ini perusahaan dituntut untuk dapat menanggapi cara-cara atau
kebiasaan masyarakat. Perusahaan tidak hanya berorientasi pada debitur saja, tetapi juga
harus berorientasi kepada masyarakat. Dengan konsep pemasaran sosial (Social Market
Concept), perusahaan berusaha memberikan kepuasan debitur dan kesejahteraan
masyarakat untuk jangka panjang.
6. Pengertian pemasaran dari pendapat beberapa ahli telah mengemukakan definisi tentang
pemasaran yang kelihatannya berbeda meskipun sebenarnya sama. Perbedaan ini
disebabkan karena mereka meninjau pemasaran yang paling luas, ada beberapa pendapat
mengenai definisi pemasaran diantaranya dikemukakan oleh (William J. Stanton,1994)
yaitu:
7. Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan
jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial (Basu Swasta, 2000). Dari definisi tersebut di atas terlihat bahwa pemasaran
mencakup usaha perusahaan yang dimulai antara lain dengan mengidentifikasikan
kebutuhan debitur yang perlu dipuaskan melalui pelayanan yang bermutu.
8. Selanjutnya Stanton beranggapan bahwa keberhasilan pelayanan dalam pemasaran
menentukan keberhasilan perusahaan. Untuk itu kegiatan pemasaran harus
dikoordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik. Manajemen pemasaran menurut
Philip Kotler didefinisikan sebagai berikut:Pengertian pemasaran dari pendapat beberapa
ahli telah mengemukakan definisi tentang pemasaran yang kelihatannya berbeda
meskipun sebenarnya sama. Perbedaan ini disebabkan karena mereka meninjau
pemasaran yang paling luas, ada beberapa pendapat mengenai definisi pemasaran
diantaranya dikemukakan oleh (William J. Stanton,1994) yaitu: Pemasaran adalah sistem
keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan
kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Basu Swasta, 2000).
Dari definisi tersebut di atas terlihat bahwa pemasaran mencakup usaha perusahaan yang
dimulai antara lain dengan mengidentifikasikan kebutuhan debitur yang perlu dipuaskan
melalui pelayanan yang bermutu. Selanjutnya Stanton beranggapan bahwa keberhasilan
pelayanan dalam pemasaran menentukan keberhasilan perusahaan. Untuk itu kegiatan
pemasaran harus dikoordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik. Manajemen
pemasaran menurut Philip Kotler didefinisikan sebagai berikut: Manajemen pemasaran
adalah analisis perencanaan, penerapan dan pengendalian terhadap program yang
dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran dan
hubungan yang menguntungkan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan
organisasi (James F, Angel , 1990). Dari definisi di atas, manajemen pemasaran
dirumuskan sebagai suatu proses manajemen yang meliputi penganalisaan, perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar, serta mendorong proses pertukaran secara
sempurna dan menguntungkan pihak-pihak yang terlibat.Konsep Pemasaran Pemasaran
merupakan faktor penting bagi keberhasilan suatu perusahaan, maka faktor pelayanan
menjadi faktor penting yang tidak boleh diabaikan. Dengan demikian, maka konsep
pemasaran dapat didefinisikan sebagai berikut: Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah
bisnis yang menyatakan bahwa pemuas kebutuhan debitur merupakan syarat ekonomis
dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Herry Assael, 1990). Berdasarkan
definisi tersebut, dapat diambil makna bahwa seluruh kegiatan dalam perusahaan harus
ditujukan kepada pemuas kebutuhan debitur, sehingga dapat diperoleh laba maksimum
dalam jangka panjang, demi kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Basu Swasta
dalam bukunya “Asas-asas marketing” disebutkan bahwa ada tiga faktor yang mendasari
konsep pemasaran, yaitu:
1.Seluruh perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada debitur atau
pasar.
2.Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan.
3.Seluruh kegiatan perusahaan dalam pemasaran harus dikoordinasikan dan
diintegrasikan secara organisasi.Berdasarkan hal tersebut, maka konsep pemasaran ini
mempunyai hubungan yang erat dengan perkembangan manajemen pemasaran. Sejak
terjadinya revolusi industri, manajemen pemasaran telah mengalami beberapa tahap
perkembangan, yaitu:
1.Tahap Orientasi Produksi
Pada tahap ini perusahaan mempunyai masalah utama bagaimana caranya untuk
meningkatkan produksi, faktor layanan yang baik dengan harga yang layak agar dapat
diperoleh laba yang besar. Konsep yang dianut oleh perusahaan yang berada pada tahap
ini adalah konsep produk, yang menyatakan bahwa produk yang dijual dengan harga
yang layak, dan diperlukan sedikit usaha pemasaran agar tercapai penjualan yang
memuaskan.
2.Tahap Orientasi Penjualan
Setelah masalah produksi teratasi jumlah produk menjadi berlimpah. Oleh karena pangsa
pasarnya terbatas, maka timbul permasalahan bagaimana agar dapat menjual produk-
produk yang telah dihasilkan. Perusahaan yang berada pada tahap ini menganut sebuah
konsep yaitu konsep penjualan, yang menyatakan bahwa debitur tidak akan bersedia
membeli suatu produk dalam jumlah yang cukup banyak tanpa didorong dengan usaha-
usaha promosi yang kuat. Perusahaan yang mengaplikasikan konsep ini lebih
mementingkan penjualan dari pada kepuasan debitur. Cara seperti ini pada hakekatnya
justru merugikan perusahaan sendiri, sebab pembeli merasa tertipu dan kecewa sehingga
tidak akan mengulang pembeliannya.
3.Tahap Orientasi Pemasaran
Dengan adanya berbagai perubahan masyarakat yang cepat, kemajuan teknologi yang
semakin maju dan rasa jenuh debitur, maka orientasi penjualan tidak dapat lagi
memberikan pemecahan atau jawaban secara keseluruhan terhadap usaha-usaha untuk
mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuan perusahaan harus lebih
mementingkan kebutuhan dan keinginan debitur. Perusahaan yang demikian ini
menganut orientasi pemasaran, yang menyatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan
perusahaan terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan debitur dan pemberian
kepuasaan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari yang dilakukan oleh
pesaing. Jadi konsep pemasaran adalah suatu orientasi pada debitur yang didukung oleh
pemasaran yang terpadu dan ditujukan untu mecapai kepuasan yang semakin meningkat
sebagai kunci tercapainya tujuan perusahaan.
4.Orientasi Manusia dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan yang berupaya memberikan kepuasan kepada debitur dan kemakmuran
masyarakat dalam jangka panjang menganut konsep pemasaran kemasyarakatan. Konsep
ini menyatakan bahwa perusahaan harus menghasilkan kepuasan debitur dan
kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang sebagai kunci untuk mencapai tujuan
perusahaan yang banyak berhubungan dengan masalah penciptaan dan pencapaian faktor
hidup yang lebih baik, maka konsep ini dipandang sebagai konsep pemasaran yang
baru.Perkembangan masyarakat dan teknlogi telah menyebabkan perkembangan konsep
pemasaran. Sekarang ini perusahaan dituntut untuk dapat menanggapi cara-cara atau
kebiasaan masyarakat. Perusahaan tidak hanya berorientasi pada debitur saja, tetapi juga
harus berorientasi kepada masyarakat. Dengan konsep pemasaran sosial (Social Market
Concept), perusahaan berusaha memberikan kepuasan debitur dan kesejahteraan
masyarakat untuk jangka panjang.
10. Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan
untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual
maupun potensial.
11. B. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom
12. Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen
ke tangan konsumen.
14. Pemasaran yaitu sesuatu yang meliputi semua langkah yang dipakai atau dibutuhkan
untuk menempatkan barang yang bersifat tangible ke tangan konsumen.
16. Pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan usaha pedagangan yang diarahkan pada aliran
barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT. bahwa penulis telah menyelesaikan tugas
mata pelajaran mulok PLH dengan membahas penyakit endemik dalam bentuk makalah.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun
penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu guru bidang studi Mulok PLH yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada
penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan
sehingga tugas ini selesai.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pengaruh Kesejahteraan dan Motivasi
Terhadap Kinerja Guru SMP Nesaci Ciawi Kabupaten Tasikmalaya”.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Nesaci Ciawi Tasikmalaya.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada :
1. Ibu Nesaci Selaku Kepala Sekolah SMP Negeri Nesaci Ciawi Tasikmalaya serta segenap
jajarannya yang telah memberikan kemudahan-kemudahan baik berupa moril maupun
materiil selama mengikuti pendidikan di SMP Nesaci Ciawi Tasikmalaya.
2. Bapak Nesaci, Ph.D., selaku Wali Kelas X SMPN Nesaci Ciawi Tasikmalaya
3. Ibu Nesaci, S.Pd. selaku Guru Mata Pelajaran yang telah meluangkan waktu, tenaga dan
pkiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian
penyusunan makalah ini
4. Rekan-rekan semua di Kelas X SMPN Nesaci Ciawi Tasikmalaya
5. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik
selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan
dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang
telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa
Robbal ‘Alamiin.