Professional Documents
Culture Documents
Bagian atas, lapisan tanah organik, yang terdiri dari humus daun dan alas (decomposed organik).
- Utamanya dijumpai pada tanah-tanah hutan yang belum terganggu.
- Merupakan horison organik yang terbentuk di atas lapisan tanah mineral
- Horison organik merupakan tanah yang mengandung bahan organik > 20% pada seluruh penampang tanah,
tanah mineral biasanya kandungan bahan organik kurang dari 20% karena sifat-sifatnya didominasi oleh bahan
mineral.
Ada 2 jenis horison O yaitu :
O1 : bentuk asli sisa-sisa tanaman masih terlihat.
O2 : bentuk asli sisa-sisa tanaman tidak terlihat.
Horison A
- Merupakan horison di permukaan
- Merupakan campuran bahan organik dan bahan mineral.
- Merupakan horison eluviasi (pencucian).
Ada 3 jenis horison A, antara lain :
A1 : bahan mineral campur dengan humus dan berwarna gelap.
A2 : horison dimana terjadi pencucian (aluviasi) maksimum terhadap liat Fe, Al dan bahan organik.
A3 : horison peralihan A ke B, lebih menyerupai A
Horison B
- horison iluviasi (penimbunan) dari bahan-bahan yang tercuci di atasnya (liat, Fe, Al, bahan organik)
Ada 3 Jenis Horison B, yaitu :
B1 : peralihan dari A ke B, lebih menyerupai B
B2 : penimbunan (iluviasi) maksimum liat, Fe dan Al oksida, kadang-kadang bahan organik
B3 : peralihan B ke C, lebih menyerupai B.
Horison C
Bahan induk dan sedikiit terlapuk. juga disebut regolith: di lapisan bawah Horizon B dan di atas Horizon R.
Terdiri dari sedikit batuan dasar. Tanaman akar tidak menembus ke dalam lapisan ini, sangat sedikit
bahan organik yang ditemukan di lapisan ini. Terdiri atas batuan horizon r yang mengalami pelapukan
Horison R
Batuan keras yang belum terlapuk.
Perlu kita ketahui bahwa tidak setiap tanah mempunyai sususnan horison seperti tersebut di atas.horison O
umumnya hanya terdapat pada tanah-tanah hutan yang belum mengalami gangguan manusia. Sebagian besar
tanah tidak mempunyai horison A2, karena tidak terjadi proses pencucian yang hebat selama pembentukan
tanah. Seringkali tanah hanya mempunyai horison A dan C, utamanya pada tanah yang baru berkembang.
1. TANAH ORGANOSOL
• Mengandung paling banyak bahan organik, tidak mengalami perkembangan profil, disebut juga tanah
gambut.
• Bahan organik ini terdiri atas akumulasi sisa-sisa vegetasi yang telah mengalami humifikasi, tetapi belum
mengalami mineralisasi.
• Tanah ini kurang subur. Tanah ini belum dimanfaatkan, tetapi dapat dimanfaatkan untuk persawahan.
TANAH HISTOSOL/GAMBUT
Ciri-ciri :
A. Memiliki epipedon histik, yaitu epipedon yang mengandung bahan organik sedemikian banyaknya, sehingga tidak mengalami perkembangan
profil ke arah terbentuknya horison-horison yang berbeda.
B. Warna coklat kelam sampai hitam, berkadar air tinggi dan bereaksi asam (pH3-5)
2. TANAH LITOSOL
• Litosol, yaitu tanah yang baru mengalami pelapukan dan sama sekali belum mengalami perkembangan
tanah.
• Berasal dari batuan-batuan konglomerat dan granit, kesuburannya cukup, dan cocok dimanfaatkan untuk
jenis tanaman hutan.
• Penyebarannya di Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, Maluku Selatan dan Sumatera.
3. TANAH ALLUVIAL
• Tanah aluvial yang berasal dari gunung api umumnya subur karena banyak mengandung mineral. Tanah
ini sangat cocok untuk persawahan.
• Penyebarannya di lembah-lembah sungai dan dataran pantai, seperti misalnya, di Kerawang, Indramayu,
Delta Brantas.
4. TANAH REGOSOL
Regosol Aluvial Regosol Marine
• Tanah regosol terdiri dari: regosol abu vulkanik, bukit pasir, batuan sedimen, tanah ini cukup subur.
• Jenis tanah latosol terdiri dari ; latosol merah kuning, cokelat kemerahan, cokelat, cokelat kekuningan.
• Tanah ini cocok dimanfaatkan untuk pertanian padi, palawija, kelapa, dan tebu.
Penyebarannya di sekitar lereng gunung-gunung berapi
5. TANAH MERAH
• Latosol, yaitu tanah yang telah mengalami pelapukan intensif, warna tanah tergantung susunan bahan
induknya dan keadaan iklim.
• Latosol merah berasal dari vulkan intermedier, tanah ini subur, dan dimanfaatkan untuk pertanian dan
perkebunan.
6. TANAH ANDOSOL
• Jenis tanah mineral yang telah mengalami perkembangan profil, solum agak tebal, warna agak coklat
kekelabuan hingga hitam, kandungan organik tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah, konsistensi
gembur dan bersifat licin berminyak (smeary), kadang-kadang berpadas lunak, agak asam, kejenuhan basa
tinggi dan daya absorpsi sedang, kelembaban tinggi, permeabilitas sedang dan peka terhadap erosi.
• Tanah ini berasal dari batuan induk abu atau tuf vulkanik.
7. TANAH LATOSOL
Latosolisasi: proses pembentukan tanah latosol (merah); dengan syarat daerah memiliki suhu dan curah hujan yang tinggi
Keterdapatan di daerah iklim humid-tropik tanpa bulan kering hingga subhumid dengan musim kemarau agak lama
Meluas di daerah iklim tropik hingga iklim basah tropik dengan CH 2.500-7.000 mm/th
Bervegetasi hutan basah sampai sabana
Bertopografi dataran, bergelombang hingga pegunungan
Umumnya bahan induk vulkanik baik tuff maupun batuan beku
Meliputi tanah-tanah yang telah mengalami pelapukan intensif
Telah mengalami pencucian unsur-unsur basa, bahan organik dan silika
Tekstur lempung hingga geluh, struktur remah hingga gumpal lemah, dan konsistensi gembur
Tersebar di seluruh pulau di Indonesia, kecuali Nusa Tenggara dan Maluku Selatan
8. TANAH ANDOSOL
Berwarna hitam
Tekstur geluh hingga debu
Struktur remah
Konsistensi gembur
Mengandung bahan organik
Daya ikat air dan daya serap air tinggi
Permeabilitas tinggi
Terdapat di dalam endapan vulkanik, terutama di puncak pegunungan curam yang tetap dilindungi hutan (Jawa, Sumatera)
Pemanfaatan untuk perkebunan kina, teh dan kopi, sayuran, kentang, dll
Warna tua/kelam
Tekstur lempung
Struktur atas granuler, struktur bawah gumpal atau pejal
Konsistensi liat tinggi
Koefisien kembang kerut tinggi
Bahan induk adalah batu kapur, batu napal, tuff, endapan aluvial, dan abu vulkanik
Topografi agak bergelombang hingga berbukit dengan CH < 2.500 mm/th
Solum tanah dalam (+ 75 cm)
Peka terhadap erosi dan bahaya longsor
1. Grumusol pada batu kapur dan batu kapur bernapal: perkembangan dipengaruhi struktur batu kapur dan kadar lempung
2. Grumusol pada marls, calcareous shales dan batu loam: terdapat di Madura
3. Grumusol pada sedimen tuff tertier: terdapat di Gunungkidul
4. Grumusol pada lahar: terdapat di lembah dan kaki pegunungan
5. Grumusol endapan aluvial: terdapat di dataran aluvial dengan iklim sesuai untuk endapan vulkan dan napal halus
6. Grumusol bergaram: terdapat di Jawa Timur dengan iklim sangat kering; Nusa Tenggara