You are on page 1of 15

TUGAS INDIVIDU

MAKALAH PATOLOGI SISTEM IMUN


“MULTIPLE MYELOMA”

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Biokimia


Dosen Pengampu : dr. Intan Zainafree

Oleh :
Dwitya Kartika Putri
6450407057
Rombel 05

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Multiple myeloma adalah suatu kanker sel plasma dimana sebuah clone dari
sel plasma yang abnormal berkembangbiak membentuk tumor di sumsum tulang
dan menghasilkan sejumlah besar antibodi yang abnormal yang terkumpul di
dalam darah atau air kemih. Multiple myeloma merupakan keganasan sel plasma
yang ditandai dengan penggantian sumsum tulang, kerusakan tulang, dan formasi
paraprotein. Multiple myeloma menyebabkan gejala-gejala klinik dan tanda-tanda
klinis melalui mekanisme yang bervariasi. Tumor menghambat sumsum tulang
memproduksi cukup sel darah. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan
pada ginjal, saraf, jantung, otot dan traktus digestivus.
Di Amerika Serikat, insiden multiple myeloma sekitar 4 kasus dari 100.000
populasi. Pada tahun 2004, diperkirakan ada 15.000 kasus baru multiple multiple
myeloma di Amerika Serikat. Insidennya ditemukan dua kali lipat pada orang
Afro Amerika dan pada pria. Meskipun penyakit ini biasanya ditemukan pada
lanjut usia, usia rata-rata orang yang didiagnosis adalah 62 tahun, dengan 35%
kasus terjadi di bawah usia 60 tahun. Secara global, diperkirakan lebih dari 20.000
kasus baru dari multiple myeloma didiagnosis di Amerika Serikat setiap tahun,
dengan sebagian besar kasus terjadi pada pasien yang lebih tua.
Penyebab multiple myeloma belum jelas. Multiple multiple myeloma telah
dilaporkan pada anggota keluarga dari dua atau lebih keluarga inti dan pada
kembar identik. Beragam perubahan kromosom telah ditemukan pada pasien
multiple myeloma seperti delesi 13q14, delesi 17q13, dan predominan kelainan
pada 11q. Gejala yang muncul dari tindakan meliputi sakit kepala, perdarahan,
penurunan tinggi badan, nyeri tulang yang hebat dan konstan, splenomegali, patah
tulang, hepatomegali, deformasi otot rangka, tulang rusuk, tulang dada, dan batu
ginjal. Beberapa infeksi juga sering muncul dari tumor
Pada 60% penderita, pengobatan dapat memperlambat perkembangan
penyakit. Penderita yang memberikan respon terhadap kemoterapi bisa bertahan
sampai 2-3 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis. Pengobatan multiple myeloma
telah meningkat secara dramatis selama dekade terakhir dengan pengenalan obat
baru dan terapi kombinasi obat, meskipun tantangan mencegah kekambuhan tetap
Kadang penderita yang bertahan setelah menjalani pengobatan, bisa menderita
leukemia atau jaringan fibrosa (jaringan parut) di sumsum tulang. Komplikasi
lanjut ini mungkin merupakan akibat dari kemoterapi dan seringkali menyebabkan
anemia berat dan meningkatkan kepekaan penderita terhadap infeksi. Oleh karena
itu, perlu dipelajari lebih lanjut mengenai multiple myeloma guna mengetahui
bagaimana penanganan terhadap penyakit ini.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas , terdapat permasalahan yang akan diangkat


yaitu :

a. Apa definisi multiple myeloma ?


b. Bagaimana anatomi multiple myeloma ?
c. Apa etiologi multiple myeloma ?
d. Bagaimana gejala multiple myeloma ?
e. Bagaimana patofisiologi multiple myeloma ?
f. Bagaimana cara mendiagnosis multiple myeloma ?
g. Apa saja penatalaksanaan dari multiple myeloma ?
h. Apa saja pemeriksaan penunjang dari multiple myeloma ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :

a. Mengetahui definisi dari multiple myeloma


b. Mengatahui anatomi dari multiple myeloma
c. Mengetahui etiologi multiple myeloma
d. Mengetahui gejala dari multiple myeloma
e. Mengetahui patofisiologi dari multiple myeloma
f. Mengetahui cara mendiagnosis multiple myeloma
g. Mengetahui penatalaksanaan dari multiple myeloma
h. Mengetahui pemeriksaan penunjang untuk multiple myeloma
BAB II

ISI

2.1 Definisi Multiple myeloma

Multiple myeloma adalah kanker tulang sumsum yang mempengaruhi


produksi sel darah merah, sel darah putih dan sel stem. Multiple myeloma
merupakan suatu kanker sel plasma dimana sebuah clone dari sel plasma yang
abnormal berkembangbiak membentuk tumor di sumsum tulang dan
menghasilkan antibody yang abnormal yang terkumpul di dalam darah atau air
kemih. Ia adalah kanker darah terbesar kedua yang menjangkiti sekitar 750,000
orang di seluruh dunia, di negara maju ia berkembang pesat dan semakin
menjangkiti orang muda.

2.2 Anatomi Multiple myeloma

Lokasi predominan multiple myeloma mencakup tulang-tulang seperti


vertebra, tulang iga, tengkorak, pelvis, dan femur. Awal dari pembentukan tulang
terjadi di bagian tengah dari suatu tulang. Bagian ini disebut pusat-pusat
penulangan primer. Sesudah itu tampak pada satu atau kedua ujung-ujungnya
yang disebut pusat-pusat penulangan sekunder. Bagian-bagian dari perkembangan
tulang panjang adalah sebagai berikut:

1. Diafisis, merupakan bagian dari tulang panjang yang dibentuk oleh pusat
penulangan primer, dan merupakan korpus dari tulang.
2. Metafisis, merupakan bagian tulang yang melebar di dekat ujung akhir
batang (diafisis).
3. Lempeng epifisis, adalah daerah pertumbuhan longitudinal pada anak-
anak, yang akan menghilang pada tulang dewasa.
4. Epifisis, dibentuk oleh pusat-pusat penulangan sekunder.
Secara makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu pars spongiosa
(jaringan berongga) dan pars kompakta (bagian yang berupa jaringan padat).
Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis jaringan
ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum & meluas ke dalam kanalikuli tulang
kompak. Berdasarkan bentuknya, tulang-tulang tersebut dikelompokkan menjadi :
1. Ossa longa (tulang panjang): tulang yang ukuran panjangnya terbesar,
contohnya os humerus dan os femur.
2. Ossa brevia (tulang pendek): tulang yang ukurannya pendek, contoh: ossa
carpi.
3. Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yg ukurannya lebar, contoh: os
scapula.
5. Ossa irregular (tulang tak beraturan), contoh: os vertebrae.
6. Ossa sesamoid, contoh: os patella.
Perbedaan sel dalam keadaan normal dengan sel yang terkena multiple myeloma
1. Sel-sel Darah Normal
Kebanyakan sel-sel darah berkembang dari sel-sel dalam sumsum tulang yang
disebut sel-sel induk (stem cells). Sumsum tulang adalah materi yang lunak di
pusat dari kebanyakan tulang-tulang. Stem cells menjadi dewasa ke dalam tipe-
tipe yang berbeda dari sel-sel darah. Setiap tipe mempunyai pekejaan khusus:
1. Sel-sel darah putih membantu melawan infeksi.
2. Sel-sel darah merah mengangkut oksigen ke jaringan-jaringan di seluruh
tubuh.
3. Platelet-platelet membantu membentuk gumpalan-gumpalan darah yang
mengontrol perdarahan.
4. Sel-sel plasma adalah sel-sel darah putih yang membuat antibodi. Antibodi
adalah bagian dari sistim imun. Mereka bekerja dengan bagian-bagian lain
dari sistim imun untuk membantu melindungi tubuh dari kuman dan
unsur-unsur berbahaya lainnya. Setiap tipe dari sel plasma membuat
antibodi yang berbeda.
2. Sel-sel Multiple Myeloma
Pada kanker, sel-sel baru terbentuk ketika tubuh tidak memerlukan sel-sel
baru, dan sel-sel yang tua atau rusak tidak mati ketika mereka harus mati. Sel-sel
ekstra ini dapat membentuk massa dari jaringan yang disebut pertumbuhan atau
tumor.
Multiple myeloma terbentuk ketika sel plasma menjadi abnormal. Sel yang
abnormal membelah untuk membuat salinan-salinan dari dirinya sendiri. Sel-sel
yang baru membelah berulang-ulang, membuat semakin banyak sel-sel abnormal.
Sel-sel plasma abnormal ini disebut sel-sel multiple myeloma. Pada waktunya,
sel-sel multiple myeloma berkumpul dalam sumsum tulang. Mereka mungkin
merusak bagian yang padat dari tulang. Ketika sel-sel multiple myeloma
berkumpul pada beberapa tulang-tulang, penyakitnya disebut “multiple
myeloma“. Penyakit ini mungkin juga membahayakan jaringan-jaringan dan
organ-organ lain, seperti ginjal.
Sel-sel myeloma membuat antibodi-antibodi yang disebut protein-protein M
dan protein-protein lain. Protein-protein ini dapat berkumpul dalam darah, urin,
dan organ-organ.

2.3 Etiologi Multiple myeloma


Belum diketahui penyebab pasti dari multiple myeloma. Ada beberapa
penelitian yang menunjukan bahwa faktor-faktor risiko tertentu meningkatkan
kesempatan seseorang akan mengembangkan penyakit multiple myeloma,
diantaranya :
1. Umur diatas 65 tahun : Tumbuh menjadi lebih tua meningkatkan
kesempatan mengembangkan multiple myeloma. Kebanyakan orang-orang
dengan myeloma terdiagnosa setelah umur 65 tahun. Penyakit ini jarang
pada orang-orang yang lebih muda dari umur 35 tahun.
2. Ras (Bangsa) : Risiko dari multiple myeloma adalah paling tinggi diantara
orang-orang Amerika keturunan Afrika dan paling rendah diantara orang-
orang Amerika keturunan Asia. Sebab untuk perbedaan antara kelompok-
kelompok ras belum diketahui.
3. Jenis Kelamin : Setiap tahun di Amerika, kira-kira 11.200 pria dan 8.700
wanita terdiagnosa dengan multiple myeloma. Tidak diketahui mengapa
lebih banyak pria-pria terdiagnosa dengan penyakit ini.
4. Sejarah perorangan dari monoclonal gammopathy of undetermined
significance (MGUS) : MGUS adalah kondisi yang tidak membahayakan
dimana sel-sel plasma abnormal membuat protein-protein M. Biasanya,
tidak ada gejala-gejala, dan tingkat yang abnormal dari protein M
ditemukan dengan tes darah. Adakalanya, orang-orang dengan MGUS
mengembangkan kanker-kanker tertentu, seperti multiple myeloma. Tidak
ada perawatan, namun orang-orang dengan MGUS memperoleh tes-tes
laborat regular (setiap 1 atau 2 tahun) untuk memeriksa peningkatan lebih
lanjut pada tingkat protein M.
5. Sejarah multiple myeloma keluarga : Studi-studi telah menemukan bahwa
risiko multiple myeloma seseorang mungkin lebih tinggi jika saudara
dekatnya mempunyai penyakit ini.
Banyak faktor-faktor risiko lain yang dicurigai sedang dipelajari. Para peneliti
telah mempelajari apakah terpapar pada kimia-kimia atau kuman-kuman tertentu
(terutama virus-virus), yang mempunyai perubahan-perubahan pada gen-gen
tertentu, memakan makanan-makanan tertentu, atau menjadi kegemukan
(obesitas) meningkatkan risiko mengembangkan multiple myeloma.

2.4 Gejala Multiple myeloma

Multiple myeloma seringkali menyebabkan nyeri tulang (terutama pada


tulang belakang atau tulang rusuk) dan pengeroposan tulang sehingga tulang
mudah patah. Nyeri tulang biasanya merupakan gejala awal, tetapi kadang
penyakit ini terdiagnosis setelah penderita mengalami:

- Anemia, karena sel plasma menggeser sel-sel normal yang menghasilkan


sel darah merah di sumsum tulang

- Infeksi bakteri berulang, karena antibodi yang abnormal tidak efektif


melawan infeksi

- Gagal ginjal, karena pecahan antibodi yang abnormal (protein Bence-


Jones) merusak ginjal.
Kadang multiple myeloma mempengaruhi aliran darah ke kulit, jari tangan,
jari kaki dan hidung karena terjadi pengentalan darah (sindroma hiperviskositas).
Berkurangnya aliran darah ke otak bisa menyebabkan gejala neurologis berupa
kebingungan, gangguan penglihatan dan sakit kepala.

Gejala yang muncul dari tindakan meliputi sakit kepala, perdarahan,


penurunan tinggi badan, nyeri tulang yang hebat dan konstan, splenomegali, patah
tulang, hepatomegali, deformasi otot rangka, tulang rusuk, tulang dada, dan batu
ginjal. Beberapa infeksi juga sering muncul dari tumor.

2.5 Patofisiologi Multiple myeloma

Limfosit B mulai di sumsum tulang dan pindah ke kelenjar getah bening.


Saat limfosit B dewasa dan menampilkan protein yang berbeda pada permukaan
sel. Ketika limfosit B diaktifkan untuk mengeluarkan antibodi, dikenal sebagai sel
plasma.
Multiple myeloma berkembang di limfosit B setelah meninggalkan bagian
dari kelenjar getah bening yang dikenal sebagai pusat germinal. Garis sel normal
paling erat hubungannya dengan sel Multiple myeloma umumnya dianggap baik
sebagai sel memori diaktifkan sel B atau para pendahulu untuk sel plasma,
plasmablast tersebut.
Sistem kekebalan menjaga proliferasi sel B dan sekresi antibodi di bawah
kontrol ketat. Ketika kromosom dan gen yang rusak, seringkali melalui penataan
ulang, kontrol ini hilang. Seringkali, bergerak gen promotor (atau translocates)
untuk kromosom yang merangsang gen antibodi terhadap over produksi.
Sebuah translokasi kromosom antara gen imunoglobulin rantai berat (pada
kromosom keempat belas, 14q32 lokus) dan suatu onkogen (sering 11q13, 4p16.3,
6p21, 16q23 dan 20q11) sering diamati pada pasien dengan multiple myeloma.
Hal ini menyebabkan mutasi diregulasi dari onkogen yang dianggap peristiwa
awal yang penting dalam patogenesis myeloma. Hasilnya adalah proliferasi klon
sel plasma dan ketidakstabilan genomik yang mengarah ke mutasi lebih lanjut dan
translokasi. 14 kelainan kromosom yang diamati pada sekitar 50% dari semua
kasus myeloma. Penghapusan (bagian dari) ketiga belas kromosom juga diamati
pada sekitar 50% kasus. Produksi sitokin (terutama IL-6) oleh sel plasma
menyebabkan banyak kerusakan lokal mereka, seperti osteoporosis, dan
menciptakan lingkungan mikro di mana sel-sel ganas berkembang. Angiogenesis
(daya tarik pembuluh darah baru) meningkat. Antibodi yang dihasilkan disimpan
dalam berbagai organ, yang menyebabkan gagal ginjal, polineuropati dan berbagai
gejala myeloma terkait lainnya.

2.6 Cara Mendiagnosis Multiple myeloma

Beberapa pemeriksaan darah bisa membantu dalam mendiagnosis penyakit ini:

1. Hitung jenis darah komplit, bisa menemukan adanya anmeia dan sel darah
merah yang abnormal
2. Laju endap sel darah merah (eritrosit) biasanya tinggi
3. Kadar kalsium tinggi, karena perubahan dalam tulang menyebabkan
kalsium masuk ke dalam aliran darah.

Tetapi kunci dari pemeriksaan diagnostik untuk penyakit ini adalah


elektroforesis protein serum dan imunoelektroforesis, yang merupakan
pemeriksaan darah untuk menemukan dan menentukan antibodi abnormal yang
merupakan tanda khas dari multiple myeloma. Antibodi ini ditemukan pada
sekitar 85% penderita. Elektroforesisi air kemih dan imunoelektroforesis juga bisa
menemukan adanya protein Bence-Jones, pada sekitar 30-40% penderita.

Jika dokter menemukan difusi yang mengarah ke bulatan punch-out lesi


tulang, pencarian akan dilanjutkan untuk mengetahui potensi osteoporosis dengan
rontgen. Biopsi sumsum tulang menunjukkan sejumlah besar sel plasma yang
secara abnormal tersusun dalam barisan dan gerombolan; sel-sel juga tampak
abnormal. dokter juga akan mengecek luka osteolitik di tempurung kepala dan
penyebaran demineralisasi.

2.7 Penatalaksanaan Multiple myeloma


Penatalaksanaan yang bisa diberikan:
1. Obat pereda nyeri (analgetik) yang kuat dan terapi penyinaran pada tulang
yang terkena, bisa mengurangi nyeri tulang.
2. Penderita yang memiliki protein Bence-Jones di dalam air kemihnya harus
bayak minum untuk mengencerkan air kemih dan membantu mencegah
dehidrasi, yang bisa menyebabkan terjadinya gagal ginjal.
3. Penderita harus tetap aktif karena tirah baring yang berkepanjangan bisa
mempercepat terjadinya osteoporosis dan menyebabkan tulang mudah
patah. Tetapi tidak boleh lari atau mengangkat beban berat karena tulang-
tulangnya rapuh.
4. Pada penderita yang memiliki tanda-tanda infeksi (demam, menggigil,
daerah kemerahan di kulit) diberikan antibiotik.
5. Penderita dengan anemia berat bisa menjalani transfusi darah atau
mendapatkan eritropoetin (obat untuk merangsang pembentukan sel darah
merah). Kadar kalsium darah yang tinggi bisa diobati dengan prednison
dan cairan intravena, dan kadang dengan difosfonat (obat untuk
menurunkan kadar kalsium). Allopurinol diberikan kepada penderita yang
memiliki kadar asam urat tinggi.
6. Kemoterapi memperlambat perkembangan penyakit dengan membunuh sel
plasma yang abnormal. Yang paling sering digunakan adalah melfalan dan
siklofosfamid. Kemoterapi juga membunuh sel yang normal, karena itu sel
darah dipantau dan dosisnya disesuaikan jika jumlah sel darah putih dan
trombosit terlalu banyak berkurang. Kortikosteroid (misalnya prednison
atau deksametason) juga diberikan sebagai bagian dari kemoterapi.
7. Kemoterapi dosis tinggi dikombinasikan dengan terapi penyinaran masih
dalam penelitian. Pengobatan kombinasi ini sangat beracun, sehingga
sebelum pengobatan sel stem harus diangkat dari darah atau sumsum
tulang penderita dan dikembalikan lagi setelah pengobatan selesai.
Biasanya prosedur ini dilakukan pada penderita yang berusia dibawah 50
tahun. peneliti dari Klinik Mayo melaporkan 67 persen pasien yang
menggunakan Revlimid (plus steroid dexamethasone) sebagai terapi
utama, mencapai reaksi yang dikategorikan lengkap atau sangat baik,
dengan tingkat perkembangan penyakit rendah yang berlanjut bahkan
setelah dua tahun.
8. Perawatan pasca-radiasi dan pasca-kemoterapi diberikan pada kasus yang
berat. Selain itu, pasien juga dipantau kalau-kalau ada infeksi, perdarahan,
dan ketidakseimbangan elektrolit. Pasien dianjurkan untuk memantau
gejala yang muncul di rumah, termasuk gejala yang timbul dari patah
tulang, kejang, dan batu ginjal.

2.7 Pemeriksaan Penunjang Multiple myeloma


Terdapat emeriksaan penunjang untuk multiple myeloma , antara lain :
1. Laboratorium
Anemia normositik normokrom ditemukan pada hampir 70% kasus. Jumlah
leukosit umumnya normal. Trombositopenia ditemukan pada sekitar 15%
pasien yang terdiagnosis. Adanya sel plasma pada apusan darah tepi jarang
mencapai 5%, kecuali pada pasien dengan leukemia sel plasma. Formasi
Rouleaux ditemukan pada 60% pasien. Hiperkalsemiadite mukan pada 30%
pasien saat didiagnosis. Sekitar seperempat hingga setengah yang didiagnosis
akan mengalami gangguan fungsi ginjal dan 80% pasien menunjukkan
proteinuria, sekitar 50% proteinuria Bence Jones yang dikonfirmasi dengan
imunoelektroforesis atau imunofiksasi.
2. Radiologi
1. Foto Polos X-Ray
Gambaran foto x-ray dari multiple myeloma berupa lesi multipel,
berbatas tegas, litik, punch out, dan bulat pada tengkorak, tulang
belakang, dan pelvis.
2. CT-Scan
CT Scan menggambarkan keterlibatan tulang pada multiple myeloma.
Namun, kegunaan modalitas ini belum banyak diteliti, dan umumnya
CT Scan tidak dibutuhkan lagi karena gambaran pada foto tulang
konvensional menggambarkan kebanyakan lesi yang CT scan dapat
deteksi.
3. MRI
MRI potensial digunakan pada multiple multiple myeloma karena
modalitas ini baik untuk resolusi jaringan lunak. Secara khusus,
gambaran MRI pada deposit multiple myeloma berupa suatu intensitas
bulat, sinyal rendah yang fokus di gambaran T1, yang menjadi
intensitas sinyal tinggi pada sekuensi T2. Pada pasien dengan lesi
ekstraosseus, MRI dapat berguna untuk menentukan tingkat
keterlibatan dan untuk mengevaluasi kompresi tulang.
4. Radiologi Nuklir
Multiple myeloma merupakan penyakit yang menyebabkan
overaktifitas pada osteoklas. Scan tulang radiologi nuklir mengandalkan
aktifitas osteoblastik (formasi tulang) pada penyakit dan belum
digunakan rutin. Tingkat false negatif skintigrafi tulang untuk
mendiagnosis multiple multiple myeloma tinggi. Scan dapat positif
pada radiograf normal, membutuhkan pemeriksaan lain untuk
konfirmasi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

a. Definisi dari multiple myeloma yaitu kanker tulang sumsum yang


mempengaruhi produksi sel darah merah, sel darah putih dan sel stem.
b. Lokasi predominan multiple myeloma mencakup tulang-tulang seperti
vertebra, tulang iga, tengkorak, pelvis, dan femur. Sel yang abnormal
membelah untuk membuat salinan-salinan dari dirinya sendiri. Sel-sel
yang baru membelah berulang-ulang, membuat semakin banyak sel-sel
abnormal. Sel-sel plasma abnormal ini disebut sel-sel multiple myeloma.
Pada waktunya, sel-sel multiple myeloma berkumpul dalam sumsum
tulang. Mereka mungkin merusak bagian yang padat dari tulang.
c. Belum diketahui penyebab pasti dari multiple myeloma. Ada beberapa
faktor-faktor risiko tertentu meningkatkan kesempatan seseorang akan
mengembangkan penyakit multiple myeloma, diantaranya : Jenis Kelamin,
ras (Bangsa), umur diatas 65 tahun, sejarah perorangan dari monoclonal
gammopathy of undetermined significance (MGUS) , sejarah multiple
myeloma keluarga.
d. Gejala dari multiple myeloma antara lain : nyeri tulang (terutama pada
tulang belakang atau tulang rusuk) dan pengeroposan tulang sehingga
tulang mudah patah, terjadi pengentalan darah (sindroma hiperviskositas),
anemia, gagal ginjal, terjadi infeksi berulang.
e. Cara mendiagnosis multiple myeloma dengan elektroforesis protein
serum, imunoelektroforesis, pemeriksaan darah, dan biopsi sumsum tulang
f. Penatalaksanaan dari multiple myeloma dengan Obat pereda nyeri
(analgetik), bayak minum, penderita harus tetap aktif namun tidak banyak
bergerak bebas, diberikan antibiotic, transfusi darah atau mendapatkan
eritropoetin, allopurinol, prednisone, difosfonat, kemoterapi
g. Pemeriksaan penunjang dari multiple myeloma dengan uji laboratorium
dan pemeriksaan radiologi seperti foto polos X-Ray, CT-Scan, MRI, dan
radiologi nuklir.

3.2 Saran
a. Jika pasien didiagnosis menderita multiple myeloma, dianjurkan untuk
menghindari mengangkat benda yang berat. Mengangkat benda yang berat
dapat menyebabkan sembelit. Sebagai tambahan, pasien juga harus
menghindari pengobatan sendiri karena dapat menyebabkan munculnya
gejala yang bervariasi.
b. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengobatan yang efektif
untuk multiple myeloma
c. Untuk mencegah terjadinya penyakit yang berhubungan dengan imunitas
perlu dilakukan beberapa hal seperti : mempertahankan gizi yang baik,
menghindari makanan yang kurang matang, menghindari kontak dengan
penderita sakit, menjaga hygiene perorangan, dan memberikan vaksin
pada penderita yang mampu membentuk antibody

You might also like