Professional Documents
Culture Documents
ditandingi dalam dunia pengobatan. Ia yang lebih populer dipanggil Al Razi ini adalah orang
pertama membuat jahitan pada perut dengan benang dibuat dari serat. Dia juga orang pertama
yang berhasil membedakan antara penyakit cacar dengan campak.
Sejarah mencatat, Al Razi dilahirkan di Ray, Parsi (Iran) pada tahun 240 Hijriah/854 Masehi.
Tak lain, dia adalah guru dari ilmuwan di bidang kedokteran yang sangat terkenal, Ibnu Sina.
Ketika masih kecil, perhatiannya sudah begitu besar dalam bidang ilmu pengetahuan,
khususnya bidang kedokteran. Al Razi pun belajar dengan tekun setiap waktu dan
kegigihannya tersebut kemudian diganjar prestasi mengagumkan pada setiap tingkatan
sekolah yang dilaluinya.
Beranjak dewasa kemampuan Al Razi kian bertambah hingga dipercaya menjadi tenaga
pengajar dan peneliti pada sejumlah lembaga. Penghargaan satu per satu diperoleh. Dia
pernah mendapat gelar Jalinus Arab (Galen of the Arab) kerana ketokohannya sebagai
pengajar di Rumah Sakit Baghdad, Irak.
Tak hanya berkiprah sebagai pengajar saja, Al Razi juga mengisi waktunya dengan
mengadakan serangkaian penelitian di bidang pengobatan serta tak lupa, menulis buku.
Sebanyak 10 buku ilmu perobatannya dia hasilkan dan kini sudah terjemahkan ke dalam
bahasa Latin. Buku karya Al Razi paling termasyhur berjudul Al-Hawi Fi Ilm Al-Tadawi
yang terdiri dari 30 jilid dan dirangkum ke dalam 12 bagian.
Banyak hal baru yang dibahas dalam buku ini. Di antara yang berkaitan dengan
penyembuhan penyakit serta jenis penyakit; upaya menjaga kesehatan; punggung dan
tengkuk (yang patah); obat-obatan dan makanan; pembuatan ramuan obat-obatan; industri
kedokteran; farmasi; tubuh; pembedahan; dan pengawetan anggota tubuh. Selain itu, juga ada
mengenai pengkelasan bahan galian serta peralatan dan obat yang digunakan lengkap dengan
arahan terperinci.
Sebuah buku lain karyanya, Al-Mansuri, berisi tentang pembedahan seluruh tubuh manusia.
Buku-buku karya Al-Razi itu lantas diterjemahkan ke dalam pelbagai bahasa dan menjadi
bahan rujukan serta panduan dokter di seluruh Eropa hingga abad ke-17.
Ilmunya yang amat mendalam berkaitan tatacara perobatan, terbukti bermanfaat dalam usaha
pencarian ramuan obat dari bahan tumbuhan dan hewan serta cara yang tepat untuk
digunakan dalam perawatan pasien. Salah satunya yang monumental, adalah bahan serat
untuk menjahit luka terbuka.
Raksi kimia tak luput dari pengamatannya. Termasuk pula di antaranya ilmu dan tatacara
kimia yang menjelaskan pemrosesan air raksa, belerang (sulfur), arsenik, serta logam lain
seperti emas, perak, tembaga, plumbum dan besi.
Sebagai seorang ilmuwan Islam dalam bidang perobatan, ketokohan al-Razi tidak terbatas
dalam menimba ilmu dan mengarang buku semata-mata. Pada saat bersamaan, dia kerap
mengemukakan pemikiran yang kritis dalam menyumbangkan rumusan keputusan oleh
kerajaan.
Ketika, misalnya, penguasa kerajaan meminta Al Razi membangun sebuah rumah sakit di
kota Baghdad, dia lantas menggunakan satu kaedah yang sangat baik untuk memilih lokasi
rumah sakit tersebut. Al Razi meletakkan sepotong daging di tempat yang berlainan di
Baghdad dan daging itu dibiarkan saja sehingga menjadi busuk.
Kemudian dia membangun rumah sakit di tempat yang dagingnya paling lambat busuk.
Teorinya, tempat itu mempunyai udara bersih, sedikit pencemaran, dan lokasi sesuai untuk
lokasi rumah sakit.
Sumbangan Al Razi dalam bidang filsafat juga tidak dapat dikesampingkan. Pada disiplin
ilmu ini, hal yang menjadi pilihan ialah mengenai pencipta, jiwa manusia, hakikat, angkasa,
dan masa.
Kini, sekitar 40 manuskrip karya Al Razi tersimpan di museum dan perpustakaan di beberapa
negara, seperti di Iran, Perancis, dan Inggris. Sepanjang hidupnya, tokoh ilmuwan ini tercatat
telah menghasilkan sebanyak 224 judul buku, 140 diantaranya adalah dalam bidang
pengobatan. Al Razi meninggal dunia tahun 320 Hijrah/932 Masehi. ( yus/berbagai sumber
AL RAZI (865-925)
Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi atau dikenali sebagai Rhazes di dunia barat
merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864 – 930. Beliau lahir di
Rayy, Teheran pada tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925.
Di awal kehidupannya, al-Razi begitu tertarik dalam bidang seni musik. Namun al-Razi juga
tertarik dengan banyak ilmu pengetahuan lainnya sehingga kebanyakan masa hidupnya
dihabiskan untuk mengkaji ilmu-ilmu seperti kimia, filsafat, logika, matematika dan fisika.
Walaupun pada akhirnya beliau dikenal sebagai ahli pengobatan seperti Ibnu Sina, pada
awalnya al-Razi adalah seorang ahli kimia.? Menurut sebuah riwayat yang dikutip oleh Nasr
(1968), al-Razi meninggalkan dunia kimia karena penglihatannya mulai kabur akibat
ekperimen-eksperimen kimia yang meletihkannya dan dengan bekal ilmu kimianya yang luas
lalu menekuni dunia medis-kedokteran, yang rupanya menarik minatnya pada waktu
mudanya.? Beliau mengatakan bahwa seorang pasien yang telah sembuh dari penyakitnya
adalah disebabkan oleh respon reaksi kimia yang terdapat di dalam tubuh pasien tersebut.
Dalam waktu yang relatif cepat, ia mendirikan rumah sakit di Rayy, salah satu rumah sakit
yang terkenal sebagai pusat penelitian dan pendidikan medis.? Selang beberapa waktu
kemudian, ia juga dipercaya untuk memimpin rumah sakit di Baghdad..
Beberapa ilmuwan barat berpendapat bahwa beliau juga merupakan penggagas ilmu kimia
modern. Hal ini dibuktikan dengan hasil karya tulis maupun hasil penemuan eksperimennya.
Al-Razi berhasil memberikan informasi lengkap dari beberapa reaksi kimia serta deskripsi
dan desain lebih dari dua puluh instrument untuk analisis kimia. Al-Razi dapat memberikan
deskripsi ilmu kimia secara sederhana dan rasional. Sebagai seorang kimiawan, beliau adalah
orang yang pertama mampu menghasilkan asam sulfat serta beberapa asam lainnya serta
penggunaan alkohol untuk fermentasi zat yang manis.
Beberapa karya tulis ilmiahnya dalam bidang ilmu kimia yaitu:
Kitab al Asrar, yang membahas tentang teknik penanganan zat-zat kimia dan manfaatnya.
Liber Experimentorum, Ar-Razi membahas pembagian zat kedalam hewan, tumbuhan
dan mineral, yang menjadi cikal bakal kimia organik dan kimia non-organik.
Sirr al-Asrar:
lmu dan pencarian obat-obatan daripada sumber tumbuhan, hewan, dan galian,
serta simbolnya dan jenis terbaik bagi setiap satu untuk digunakan dalam
rawatan.
Ilmu dan peralatan yang penting bagi kimia serta apotek.
Ilmu dan tujuh tata cara serta teknik kimia yang melibatkan pemrosesan raksa,
belerang (sulfur), arsenik, serta logam-logam lain seperti emas, perak,
tembaga, timbal, dan besi.
Menurut H.G Wells (sarjana Barat terkenal), para ilmuwan muslim merupakan golongan
pertama yang mengasas ilmu kimia. Jadi tidak heran jika sekiranya mereka telah
mengembangkan ilmu kimia selama sembilan abad bermula dari abad kedelapan maseh
http://mgmpkimia.wordpress.com/tokoh-kimia/al-razi-865-925/
1. Biografi al-Razi
Nama lengkap al-Razi yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Umar bin Husain
bin Hasan bin Ali, Attamimi, al-Bakhri ath-Thabaristani, al-Razi, yang diberi
julukan dengan Fakhruddin dan dikenal dengan Ibnu Al-Khatib Al-Syafii,
beliau dilahirkan di Ray ( nama tempat ) pada tanggal 15 Ramadhan
tahun 544 H , kemudian beliau wafat pada bulan syawal, 606 H. Beliau
adalah seorang ulama yang memiliki pengaruh besar, baik dikalangan
penguasa (sultan-sultan Khawarizimsyahiyah) maupun masyarakat
umum.
Beliau tumbuh dewasa dengan menuntut ilmu dan melakukan perjalanan
ke tempat-tempat yang terkenal seperti Khawarizmi, Khurasan dan benua
yang terletak di belakang sungai. Ketika ia menyelesaikan dengan
bapaknya, yang mana ia adalah murid dari Imam al-Baghawi yang
terkenal, ia berguru lagi dengan al-Kamal al-Sam’ani al-Majdi al-Jaili dan
banyak lagi ulama yang sezaman dengan mereka .
Beliau juga seorang ulama yang menguasai berbagai ilmu secara
mendalam dan luas sehingga dikenal sebagai ahli fiqh dan ushul fiqh, ilmu
kalam, tafsir filsafat, tabib (dokter), ilmu hitung dan dikenal juga sebagai
seorang sufi. Mengenai bidang-bidang ilmu tersebut, ia telah menulis
beberapa kitab dan komentarnya, sehingga ia dipandang sebagai seorang
filsuf pada masanya dan kitab-kitabnya menjadi rujukan penting bagi
mereka yang yang menamakannya sebagai filosof Islam. Berkat
kesungguhan dan keuletannya dalam menuntut ilmu jadilah al-Razi yang
dikenal dengan pakar dalam ilmu logika pada masanya dan salah seorang
imam dalam ilmu syar’i, ahli tafsir dan bahasa, sebagaimana ia juga
dikenal sebagai ahli fiqh dalam madzhab syafi’i. Semasa hidupnya ia
berhasil menyusun beberapa kitab diantaranya ialah : Mafatih al-Ghaib
(yang sedang kita bicarakan), Asrar at-Tanzil wa Anwar at-Takwil, Ihkam
al-Ahkam, dsb.
D. KESIMPULAN
Al-Razi adalah seorang filosof yang hidup pada masa pendewaan akal secara
berlebihan, ia seorang muslim, tapi muslim yang tidak sempurna, karena ia tidak
mempercayai adanya wahyu dan kenabian. Ia seorang yang bertuhan dan
mengakui adanya tuhan maha pencipta, tetapi ia tidak mengakui wahyu dan
ajaran-Nya. Sebaliknya ia mempercayai kemajuan dan pemikiran manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Hasyim Syah Nasution, 2005, Filsafat Islam. Gaya Media Pratama : Jakarta.
Mustofa Ahmad. 2007. Filsafat Islam. Pustaka Setia Bandung.
Sirajudin Zar, 2004. Filsafat Islam. (Filosof Dan Filsafatnya): Padang.
http://hendrifirmansyah.blogspot.com/2010/01/filsafat-al-razi.html