You are on page 1of 12

Ketokohan ilmuwan Islam yang bernama lengkap Muhammad bin Zakaria ini memang sukar

ditandingi dalam dunia pengobatan. Ia yang lebih populer dipanggil Al Razi ini adalah orang
pertama membuat jahitan pada perut dengan benang dibuat dari serat. Dia juga orang pertama
yang berhasil membedakan antara penyakit cacar dengan campak.
Sejarah mencatat, Al Razi dilahirkan di Ray, Parsi (Iran) pada tahun 240 Hijriah/854 Masehi.
Tak lain, dia adalah guru dari ilmuwan di bidang kedokteran yang sangat terkenal, Ibnu Sina.
Ketika masih kecil, perhatiannya sudah begitu besar dalam bidang ilmu pengetahuan,
khususnya bidang kedokteran. Al Razi pun belajar dengan tekun setiap waktu dan
kegigihannya tersebut kemudian diganjar prestasi mengagumkan pada setiap tingkatan
sekolah yang dilaluinya.
Beranjak dewasa kemampuan Al Razi kian bertambah hingga dipercaya menjadi tenaga
pengajar dan peneliti pada sejumlah lembaga. Penghargaan satu per satu diperoleh. Dia
pernah mendapat gelar Jalinus Arab (Galen of the Arab) kerana ketokohannya sebagai
pengajar di Rumah Sakit Baghdad, Irak.
Tak hanya berkiprah sebagai pengajar saja, Al Razi juga mengisi waktunya dengan
mengadakan serangkaian penelitian di bidang pengobatan serta tak lupa, menulis buku.
Sebanyak 10 buku ilmu perobatannya dia hasilkan dan kini sudah terjemahkan ke dalam
bahasa Latin. Buku karya Al Razi paling termasyhur berjudul Al-Hawi Fi Ilm Al-Tadawi
yang terdiri dari 30 jilid dan dirangkum ke dalam 12 bagian.
Banyak hal baru yang dibahas dalam buku ini. Di antara yang berkaitan dengan
penyembuhan penyakit serta jenis penyakit; upaya menjaga kesehatan; punggung dan
tengkuk (yang patah); obat-obatan dan makanan; pembuatan ramuan obat-obatan; industri
kedokteran; farmasi; tubuh; pembedahan; dan pengawetan anggota tubuh. Selain itu, juga ada
mengenai pengkelasan bahan galian serta peralatan dan obat yang digunakan lengkap dengan
arahan terperinci.
Sebuah buku lain karyanya, Al-Mansuri, berisi tentang pembedahan seluruh tubuh manusia.
Buku-buku karya Al-Razi itu lantas diterjemahkan ke dalam pelbagai bahasa dan menjadi
bahan rujukan serta panduan dokter di seluruh Eropa hingga abad ke-17.
Ilmunya yang amat mendalam berkaitan tatacara perobatan, terbukti bermanfaat dalam usaha
pencarian ramuan obat dari bahan tumbuhan dan hewan serta cara yang tepat untuk
digunakan dalam perawatan pasien. Salah satunya yang monumental, adalah bahan serat
untuk menjahit luka terbuka.
Raksi kimia tak luput dari pengamatannya. Termasuk pula di antaranya ilmu dan tatacara
kimia yang menjelaskan pemrosesan air raksa, belerang (sulfur), arsenik, serta logam lain
seperti emas, perak, tembaga, plumbum dan besi.
Sebagai seorang ilmuwan Islam dalam bidang perobatan, ketokohan al-Razi tidak terbatas
dalam menimba ilmu dan mengarang buku semata-mata. Pada saat bersamaan, dia kerap
mengemukakan pemikiran yang kritis dalam menyumbangkan rumusan keputusan oleh
kerajaan.
Ketika, misalnya, penguasa kerajaan meminta Al Razi membangun sebuah rumah sakit di
kota Baghdad, dia lantas menggunakan satu kaedah yang sangat baik untuk memilih lokasi
rumah sakit tersebut. Al Razi meletakkan sepotong daging di tempat yang berlainan di
Baghdad dan daging itu dibiarkan saja sehingga menjadi busuk.
Kemudian dia membangun rumah sakit di tempat yang dagingnya paling lambat busuk.
Teorinya, tempat itu mempunyai udara bersih, sedikit pencemaran, dan lokasi sesuai untuk
lokasi rumah sakit.
Sumbangan Al Razi dalam bidang filsafat juga tidak dapat dikesampingkan. Pada disiplin
ilmu ini, hal yang menjadi pilihan ialah mengenai pencipta, jiwa manusia, hakikat, angkasa,
dan masa.
Kini, sekitar 40 manuskrip karya Al Razi tersimpan di museum dan perpustakaan di beberapa
negara, seperti di Iran, Perancis, dan Inggris. Sepanjang hidupnya, tokoh ilmuwan ini tercatat
telah menghasilkan sebanyak 224 judul buku, 140 diantaranya adalah dalam bidang
pengobatan. Al Razi meninggal dunia tahun 320 Hijrah/932 Masehi. ( yus/berbagai sumber
AL RAZI (865-925)
Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi atau dikenali sebagai Rhazes di dunia barat
merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864 – 930. Beliau lahir di
Rayy, Teheran pada tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925.
Di awal kehidupannya, al-Razi begitu tertarik dalam bidang seni musik. Namun al-Razi juga
tertarik dengan banyak ilmu pengetahuan lainnya sehingga kebanyakan masa hidupnya
dihabiskan untuk mengkaji ilmu-ilmu seperti kimia, filsafat, logika, matematika dan fisika.
Walaupun pada akhirnya beliau dikenal sebagai ahli pengobatan seperti Ibnu Sina, pada
awalnya al-Razi adalah seorang ahli kimia.? Menurut sebuah riwayat yang dikutip oleh Nasr
(1968), al-Razi meninggalkan dunia kimia karena penglihatannya mulai kabur akibat
ekperimen-eksperimen kimia yang meletihkannya dan dengan bekal ilmu kimianya yang luas
lalu menekuni dunia medis-kedokteran, yang rupanya menarik minatnya pada waktu
mudanya.? Beliau mengatakan bahwa seorang pasien yang telah sembuh dari penyakitnya
adalah disebabkan oleh respon reaksi kimia yang terdapat di dalam tubuh pasien tersebut.
Dalam waktu yang relatif cepat, ia mendirikan rumah sakit di Rayy, salah satu rumah sakit
yang terkenal sebagai pusat penelitian dan pendidikan medis.? Selang beberapa waktu
kemudian, ia juga dipercaya untuk memimpin rumah sakit di Baghdad..
Beberapa ilmuwan barat berpendapat bahwa beliau juga merupakan penggagas ilmu kimia
modern. Hal ini dibuktikan dengan hasil karya tulis maupun hasil penemuan eksperimennya.
Al-Razi berhasil memberikan informasi lengkap dari beberapa reaksi kimia serta deskripsi
dan desain lebih dari dua puluh instrument untuk analisis kimia. Al-Razi dapat memberikan
deskripsi ilmu kimia secara sederhana dan rasional. Sebagai seorang kimiawan, beliau adalah
orang yang pertama mampu menghasilkan asam sulfat serta beberapa asam lainnya serta
penggunaan alkohol untuk fermentasi zat yang manis.
Beberapa karya tulis ilmiahnya dalam bidang ilmu kimia yaitu:
Kitab al Asrar, yang membahas tentang teknik penanganan zat-zat kimia dan manfaatnya.
Liber Experimentorum, Ar-Razi membahas pembagian zat kedalam hewan, tumbuhan
dan mineral, yang menjadi cikal bakal kimia organik dan kimia non-organik.
Sirr al-Asrar:
lmu dan pencarian obat-obatan daripada sumber tumbuhan, hewan, dan galian,
serta simbolnya dan jenis terbaik bagi setiap satu untuk digunakan dalam
rawatan.
Ilmu dan peralatan yang penting bagi kimia serta apotek.
Ilmu dan tujuh tata cara serta teknik kimia yang melibatkan pemrosesan raksa,
belerang (sulfur), arsenik, serta logam-logam lain seperti emas, perak,
tembaga, timbal, dan besi.
Menurut H.G Wells (sarjana Barat terkenal), para ilmuwan muslim merupakan golongan
pertama yang mengasas ilmu kimia. Jadi tidak heran jika sekiranya mereka telah
mengembangkan ilmu kimia selama sembilan abad bermula dari abad kedelapan maseh
http://mgmpkimia.wordpress.com/tokoh-kimia/al-razi-865-925/

Mafatih al-Ghaib, ( karya Al-Razi )


Diposkan oleh NoVaIRi HuSaINi Al-MunDzirI

1. Biografi al-Razi
Nama lengkap al-Razi yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Umar bin Husain
bin Hasan bin Ali, Attamimi, al-Bakhri ath-Thabaristani, al-Razi, yang diberi
julukan dengan Fakhruddin dan dikenal dengan Ibnu Al-Khatib Al-Syafii,
beliau dilahirkan di Ray ( nama tempat ) pada tanggal 15 Ramadhan
tahun 544 H , kemudian beliau wafat pada bulan syawal, 606 H. Beliau
adalah seorang ulama yang memiliki pengaruh besar, baik dikalangan
penguasa (sultan-sultan Khawarizimsyahiyah) maupun masyarakat
umum.
Beliau tumbuh dewasa dengan menuntut ilmu dan melakukan perjalanan
ke tempat-tempat yang terkenal seperti Khawarizmi, Khurasan dan benua
yang terletak di belakang sungai. Ketika ia menyelesaikan dengan
bapaknya, yang mana ia adalah murid dari Imam al-Baghawi yang
terkenal, ia berguru lagi dengan al-Kamal al-Sam’ani al-Majdi al-Jaili dan
banyak lagi ulama yang sezaman dengan mereka .
Beliau juga seorang ulama yang menguasai berbagai ilmu secara
mendalam dan luas sehingga dikenal sebagai ahli fiqh dan ushul fiqh, ilmu
kalam, tafsir filsafat, tabib (dokter), ilmu hitung dan dikenal juga sebagai
seorang sufi. Mengenai bidang-bidang ilmu tersebut, ia telah menulis
beberapa kitab dan komentarnya, sehingga ia dipandang sebagai seorang
filsuf pada masanya dan kitab-kitabnya menjadi rujukan penting bagi
mereka yang yang menamakannya sebagai filosof Islam. Berkat
kesungguhan dan keuletannya dalam menuntut ilmu jadilah al-Razi yang
dikenal dengan pakar dalam ilmu logika pada masanya dan salah seorang
imam dalam ilmu syar’i, ahli tafsir dan bahasa, sebagaimana ia juga
dikenal sebagai ahli fiqh dalam madzhab syafi’i. Semasa hidupnya ia
berhasil menyusun beberapa kitab diantaranya ialah : Mafatih al-Ghaib
(yang sedang kita bicarakan), Asrar at-Tanzil wa Anwar at-Takwil, Ihkam
al-Ahkam, dsb.

2. Tafsir al-Razi dalam Mafatih al-Ghaib dan metodenya


Tafsir ini juga dikenal sebagai Tafsîr al-Kabîr atau Tafsîr ar-Râzi. Umumnya
dipercaya bahwa al-Razi meninggal sebelum menyelesaikannya. Tafsir itu
diselesaikan oleh salah satu muridnya, yang telah mengikuti metodologi
dan idiom pendahulunya, sedemikian tepatnya sehingga tidak dapat
dibedakan gaya keduanya , karena itu para ahli berbeda pendapat
mengenai tempat yang ditinggalkan al-Razi dan mana yang dilanjutkan
muridanya atau bahkan ada satu atau dua orang murid yang
menyelesaikannya .
Lepas dari polemik di atas, ini adalah salah satu kitab tafsir dengan
menggunakan metode tahlili bi al-ra’yi yang paling komprehensif, karena
menjelaskan seluruh ayat al-Qur’an. Dalam tafsirnya sang pengarang
terlihat berusaha menangkap substansi (ruh) makna yang terkandung
dalam teks al-Qur’an. Beliau (al-Razi) menggunakan ilmu-ilmu humaniora
untuk menggapai tujuan (tafsir)-nya, yaitu menetapkan keistimewaan akal
dan ilmu di hadapan al-Qur’an, membersihkan dari kerancuan pikiran dan
kedangkalan akal, serta menegaskan kebenaran riwayat (teks) dengan
kedalaman fikiran ”.
Adapun maksud dari tafsir ini dan segala uraiannya, antara lain: Pertama,
menjaga dan membersihkan al-Qur’an beserta segala isinya dari
kecenderungan-kecenderungan yang rasional, tetapi justru dengan itu
diupayakan bisa memperkuat keyakinan terhadapnya (al-Qur’an); Kedua,
pada sisi lain, al-Razi meyakini pembuktian eksistensi Allah dengan dua
hal, yaitu “ bukti terlihat“ dalam bentuk wujud kebendaan dan kehidupan,
serta “bukti terbaca“ dalam bentuk al-Qur’an al-Karim. Apabila kita
merenungi hal yang pertama secara mendalam, maka kita akan semakin
memahami hal yang kedua, menurutnya lebih lanjut. Karena itu, dia
merelevansikan antara keyakinan ilmiah dengan kebenaran ilmiah dalam
tafsirnya. Ketiga, al-Razi ingin menegaskan bahwa sesungguhnya studi
balaghah dan pemikiran bisa dijadikan sebagai materi tafsir, serta
digunakan untuk menakwil ayat-ayat al-Qur’an, selama berdasarkan
kaidah-kaidah madzhab yang jelas, yaitu Ahlus Sunnah wal Jama’ah .
Namun, karena pembahasan di dalamnya menggunakan metode
penalaran logika dan istilah-istilah ilmiah, serta mencakup ilmu
kedokteran, ilmu mantiq, ilmu filsafat, dan ilmu hikmah, maka kitab ini
terkesan kehilangan intisari tafsir dan hidayah keislamannya. Sampai-
sampai, sebagian ulama menilai “di dalamnya (Tafsir al-Razi) terkandung
berbagai hal, kecuali tafsir”. Dengan bahasa lain, Abu Hayyan
menegaskan bahwa Fakhruddin al-Razi menghimpun dan menjelaskan
banyak hal secara panjang lebar dalam tafsirnya, sehingga (seolah-olah)
tidak lagi membutuhkan ilmu tafsir .
Fakhruddin al-Razi sangat mementingkan korelasi antar ayat-ayat al-
Qur’an dan surat-suratnya, di samping penjelasan secara panjang lebar
tentang tata bahasa (gramatika). Walau mencakup pembahasan yang
ekstensif mengenai permasalahan filsafat, di antara berbagai aspek dari
tafsir ini yang paling penting adalah pembahasan tentang ilmu kalam.
Pembahasan ini memuat persoalan-persoalan yang berhubungan dengan
Allah Swt. dan eksistensi-Nya, alam semesta, dan manusia, yang dikaitkan
dengan ilmu pengetahuan alam, astronomi, perbintangan (zodiak), langit
dan bumi, hewan dan tumbuh-tumbuhan, serta bagian-bagian tubuh
manusia.
Dari hasil analisis kami, di tinjau dari metode pengumpulan datanya kitab
tafsir ini menggunakan pendekatan tafsir tahlili yakni suatu pendekatan
tafsir dengan melakukan penafsiran sesuai dengan urutan mushaf
utsmany.
Kitab tafsir ini terdiri dari 16 jilid ( peny- yang sedang kami kaji ) yang
tebal, dicetak dan tersebar di kalangan orang-orang yang berilmu. Kitab
ini mendapat perhatian yang besar dari para para pelajar Alquran karena
ia mengandung pembahasan yang dalam mencakup masalah-masalah
keilmuan yang beraneka ragam.
Orang yang meneliti karya besar ini akan menemukan beberapa poin
penting yang menarik perhatian, diantaranya :
a. Mengutamakan penyebutan hubungan antara surah-surah Alquran dan
ayat-ayatnya satu sama lain sehingga ia menjelaska hikmah-hikmah yang
terdapat dalam urutan-urutan Alquran : yang diturunkan dari (Tuhan)
yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji (QS Fushshilat : 42)
b. Sering menyimpang ke pembahasan tentang ilmu matematika, filsafat,
biologi dan yang lainnya.
c. Membubuhkan banyak pendapat para filosof, ahli ilmu kalam dan
menolaknya -mengikuti metode ahli sunnah dan para pengikutnya- ia
selalu mengerahkan segala kemampuannya untuk menentang pemikiran
orang-orang Mu’tazilah dan melemahkan dalil-dalil mereka.
d. Kalau ia menemui sebuah ayat hukum, maka ia selalu menyebutkan
semua madzhab fuqaha. Akan tetapi, ia lebih cenderung kepada madzhab
Syafi’i yang merupakan pegangannya dalam ibadah dan mu’amalat.
e. Al-Razi menambahkan dari apa yang telah disebutkan di atas, dengan
masalah tentang ilmu ushul, al-balaghah, al-nahwu dan yang lainnya,
sekalipun masalah ini dibahas tidak secara panjang lebar sebagaimana
halnya pembahasan ilmu biologi, matematika dan filsafat.
Secara global tafsir al-Razi lebih pantas untuk dikatakan sebagai
ensiklopedia yang besar dalam ilmu alam, biologi, dan ilmu-ilmu yang ada
hubungannya, baik secara langsung ataupun tidak langsung, dengan ilmu
tafsir dan semua ilmu yang menjadi sarana untuk untuk memahaminya .

3. Contoh tafsir Ar-Razi


Di bawah ini, akan kami sajikan beberapa contoh tafsir al-Razi diantaranya
telihat dalam menafsirkan surat Al-Baqarah ayat 2 :
‫ قوله تعالى ) لريب فيه ( فيه مسألن‬:
‫ ومنها قوله عليه‬,‫ الريب قريب من الشك وفيه زيادة كأنه ظن سوء تقول رابني أمر فلن إذا ظننت به سوِء‬: ‫المسألة لولى‬
‫ قد يستعمل الريب في قولهم " ريب الدهر " و " ريب الزمان " اي‬: ‫السلم " دع ما يريبك إلى ما ل يريبك " فإن قيل‬
‫حوادثه قال ال تعالى ) نتربص به ريب المنون ( ويستعمل أيضا في معني ما يختلج في القلب من أسباب الغيظ‬
‫ هذان قد يرجعان إلى معنى الشك لن ما يخاف من ريب المنون محتمل فهو كالمشكوك فيه وكذلك ما اختلج بالقلب‬: ‫قلنا‬
‫فهو غير متيقن‬..............
Firman Allah : tidak ada keraguan padanya (QS Al-Baqarah : 2), ayat ini
mengandung dua masalah.
Masalah pertama : kata al-raib hampir sama maknanya dengan asy-syak,
tetapi di dalamnya ada tambahan seakan-akan ia prasangka buruk.
Engkau katakan : “perkara si fulan meragukan diriku apabila kamu
berprasangka jahat terhadapnya.” Seperti sabda Nabi yang berbunyi :
“tinggalkan hal yang meragukanmu kepada hal yang tidak meragu-
ragukanmu.” Maka jika dikatakan : kata al-raib kadang-kadang
digunakan dalam perkataan mereka : raib al-dahr, raib al-zaman, yakni
kejadian-kejadiannya.
Melihat hasil penafsirannya al-Razi terhadap al-Qur’an, beliau
menggunakan metode tahlili yang ditinjau dari segi pengumpulan
datanya, dan ditinjau dari sumber penafsirannya menggunakan tafsir bi
al-matsur dan bi al-ra’yi, disamping itu apabila ditunjau dari metode
analisisnya yaitu tafsir tafshily yaitu secara terperinci.
http://wildaznov11.blogspot.com/2010/03/mafatih-al-ghaib-karya-al-razi.html
FILSAFAT AL-RAZI
A. BIOGRAFI AL-RAZI
Nama lain dari Al-Razi adalah Abu Bakar Muhammad Ibnu Zakaria Ibnu Yahya Al-
Razi, beliau dilahirkan di Ray pada 1 Sya’ban 251 H (204-395). Masa mudanya,
beliau menjadi tukang intan, penukar uang, dan sebagai pemusik kecapi. Ia
cukup respek terhadap ilmu kimia, sehingga kedua matanya buta akibat
eksperimen yang dilakukannya.
Al-Razi juga belajar ilmu kedokteran (Obat-Obatan ). Dengan tekun seorang
dokter dan filosof yang lahir di meru pada tahun 192 H/ 808 M. yang bernama Ali
Ibnu Robban Al-Thabari , Al-Razi terkenal sebagai seorang dokter yang
dermawan, penyayang pada pasiennya, karena itu dia sering memberikan
pengobatan Cuma-Cuma pada orang miskin, namun ungkapan Abdul Latif
Muhammad Al-Abd terlalu berlebihan, yang menyatakan Al-Razi tidak memiliki
harta sampai dia meninggal dunia, kenyataannya ia sering pulang pagi antara
baghdad dan Ray, hal ini menunjukkan bahwa beliau masih punya uang.
Menurut al-nadim Al-Razi belajar filsafat kepada Al-Baikhi, menguasai filsafat dan
ilmu-ilmu kuno. Disiplin ilmu al-razi meliputi falak, matematika, kimia,
kedokteran, dan filsafat.
B. KARYA-KARYA AL-RAZI
Al-Razi termasuk orang yang aktif dalam berkarya, buku-bukunya sangat
banyak, bukunu-bukunya mencakup dunia kedokteran, ilmu fisika, logika,
matematika, Astronomi, komentar-komentar, ringkasan dan ikhtisar, filsafat dan
ilmu pengetahuan Hipotesis, Athiesme, dan campuran, karya- karya yang
dimaksud adalah:
• Kitab al-asrar ( bidang kimia, diterjemahkan kedalam bahasa latin oleh Gerad
Of Crenon ).
• Al-hawi adalah ensiklopodia kedokeran sampai abad ke 16 di eropa, setelah
diterjemahkan kedalam bahasa latin tahun 1279 dengan judul Continens.
• Al-mansuri liber al-mansaris ( bidang kedokteran, 10 jilid).
• Kitab al-judar wa al-hasbah (tentang analisa penyakit cacar dan campak serta
pencegahnya, sedangkan dalam bidang filsafat.
• Al-Thibb Al-Ruhani.
• Al-Sirah Al-Falsafiah
• Amarah Al- Iqbal Al-Dawlah
• Kitab Al-Lazd Dzah
• Kitab Al-Alim Al-Illahi
• Maqalah Fima Ba’ad Al-Thabi’iyyah
• Al-Shukuk ‘Ala Proclus
C. FILSAFAT AL- RAZI
Al- Razi adalah seorang rasionalis murni , hal itu terlihat dari karyannya Al-Thibb
Al-Ruhani, ia menulis :” tuhan, sgala puji bagi-Nya yang sebanyak-banyak
manfaat, inilah karunia terbaik tuhan kepada kita. Dengan akal kita dapat
melihat segala yang berguna bagi kita dan yang membuat hidup kita baik,
dengan akal kita dapat mengetahi yang gelap, yang jauh, dan yang tersembunyi
dari kita. Dengan akal kita pula dapat memperoleh pengetahuan tentang tuhan.
Jika akal sedemikian penting dan mulia, kita tidak boleh menentukanya, kita
tidak boleh melecehkanya, sebab ia adalah penentu, tetapi kita harus merujuk
kepadanya dalam segala hal yang menentukan segala masalah denganya, kita
harus sesuai dengan perintahnya.
1. Metafisikasinya
filsafat Al-Razi dikenal dengan ajaranya “ Lima Kekal” yakni :
• Allah Ta’ala
• Jiwa Universal
• Materi Pertama
• Ruang Absolute
• Masa Absolute.
Menurut Al-Razi, dua dari lima yang kekal iti hidup aktif yaitu tuhan dan jiwa/ roh
universal, satu diantaranya tidak hidup dan fasif, yaitu materi dan dua lainya
tidak hidup, tidak aktif dan tidak pula fasif, yakni ruang dan masa.
Allah adalah maha pencipta dan maha mengatur segala alam ini, alam
diciptakan Allah bukan dari tiada, tetapi dari sesuatu yang telah ada, karena itu
semestinya alam tidak kekal, sekalipun materi pertama kekal, sebab penciptaan
disini dalam arti disusundari bahan yang telah ada.
Jiwa universal adalah merupakan Al-Mabda’ Al-Qadia Al-Sany (sumber kekal yang
kedua). Pada benda-benda alam terdapat daya hidup dan gerak sehingga
diketahui karena ia tanpa bentuk, yang berasal dari jiwa universal juga yang
bersifat kekal, tapi karena ia dikuasai naluri untuk bersatu dengan al-hayula al-
ula (materi pertama). Maka terjadilah pada zatnya bentuk yang dapat menerima
fisik, sedangkan materi pertama tanpa fisik, kesenangan dan kebahagiaan yang
sebenarnya adalah melepaskan diri dari materi dengan jalan berfilsafat.
2. Moral
pemikiran Al-Razi tentang moral tertuang dalam ukunya Al-Thibb Al-Ruhanni dan
Al-Sirah Al-Falsafiyah, bahwa tingkah laku haruslah bedasarkan bentuk rasio,
hawa nafsu harus berada dibawah kendali akal dan agama. Ia memperingatkan
bahaya meminum khamar yang dapat mrusak akal dan melanggar ajaran agama
bahkan dapat mengakibatkan penderita penyakit jiwa dan raga yang pada
giliranya menghancurkan manusia.
Factor jiwa menjadi salah satu dasar pengobatan Al-Razi, menurutnya terdapat
hubungan yang erat antara tubuh dan jiwa, misalnya emosi jiwa yang berlebihan
akan mempengaruhi keseimbangan tubuh, sehingga timbul keragu-raguan.
Sedangkan kebahagiaan menurut al-razi adalah kembalinya apa yang telah
tersingkir karena sesuatu yang telah berbahaya. Al-Razi mengutuk cinta sebagai
suatu berlebihan dan ketundukan kepada hawa nafsu, ia juga mengutuk
kepongahan dan kelengahan, karena hal itu menghalangi orang dari belajar dan
bekerja dengan baik.
Dusta adalah suatu kebiasaan buruk, dusta dibedakan kepada dua: untuk
kebaikan yang sifatnya terpuji, dan untuk kejahatan sifatnya tercela. Jadi nilai
dusta terletak pada niat, persetubuhan apabila berlebihan tidak baik bagi tubuh,
karena akan mempercepat pada proses ketuaan, menjadi lemah dan
menimbulkan berbagai penyakit lainya, sedangkan kecemasan yang berlebihan
akan membawa seseorang kepada halusinasi dan bersikap loyo, sikap tamak
dapat membawa kepada bencana. Karena itu perolehlah kedudukan lebih tinggi
tanpa lelalui berbagai keanehan.
3. Kenabian
Al-Razi menyanggah anggapan bahwa untuk keteraturan kehidupan manusia
memerlukan nabi, pendapat yang Controversial ini harus di fahami bahwa ia
adalah seorang Rasionalis murni. Akal menurutnya adalah karunia Allah yang
sangat terbesar untuk manusia, karena itu manusia tidak boleh menyia-nyiakan
dan mengekang ruang gerak akal, akan tetapi memberi kebebasan sepenuhnya
dalam segala hal.
Pandangan Al-Razi yang mengkultuskan kekuatan akal tersebut menjadikan ia
tidak percaya kepada wahyu dan adanya nabi seperti yang di utarakan dalam
bukunya Naqd Al-Adyan Aufi Al-Nubuwwah (kritik terhadap agama-agama atau
terhadap kenabian). Menurutnya, nabi tidak berhak mengklaim dirinya sendiri
sebagai seorang yang memiliki keistimewaan khusus, baik fikiran maupun
rohani, karena semua orang itu adalah sama dan keadilan tuhan serta hikmah-
Nya mengharuskan tidak membedakannya antara seseorang dengan yang
lainya.
Perbedaan manusia timbul karena berlainan pendidikan dan berbedanya
suasana perkembangannya, al-razi juga mengatakan tidak masuk akal tuhan
mengutus para nabi, padahal mereka ( Nabi) juga tidak luput dari kesalahan atau
kekeliruan. Setiap bangsa hanya percaya pada nabinya, dan tidak mengakui nabi
bangsa lain, akibatnya terjadilah peperangan keagamaan dan perpecahan dan
kebencian antara bangsa karena kefanatikan kepada agama bangsa yang
dipeluknya.
Menurut Al-Razi kematian bukanlah suatu hal yang perlu ditakuti, karena bila
tubuh hancur maka ruh juga hancur. Al-razi juga mengkritik kitab-kitab suci baik
injil maupun al-qur’an, ia menolak mu’jijat al-qur’an baik dari segi isi maupun
dari gaya bahasanya, menurutnta orang bisa saja menulis kitab yang lebih baik
dan kata bahasa yang lebih indah. Dalam hal ini bukan berarti al-razi bukan
seorang atheis, karena ia masih tetap meyakini adanya tuhan yang maha kuasa
yakni Allah swt. Dan Al-Razi juga tidak lupa mengucapkan shalawat kepada Nabi
saw.

D. KESIMPULAN
Al-Razi adalah seorang filosof yang hidup pada masa pendewaan akal secara
berlebihan, ia seorang muslim, tapi muslim yang tidak sempurna, karena ia tidak
mempercayai adanya wahyu dan kenabian. Ia seorang yang bertuhan dan
mengakui adanya tuhan maha pencipta, tetapi ia tidak mengakui wahyu dan
ajaran-Nya. Sebaliknya ia mempercayai kemajuan dan pemikiran manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Hasyim Syah Nasution, 2005, Filsafat Islam. Gaya Media Pratama : Jakarta.
Mustofa Ahmad. 2007. Filsafat Islam. Pustaka Setia Bandung.
Sirajudin Zar, 2004. Filsafat Islam. (Filosof Dan Filsafatnya): Padang.

Diposkan oleh Mr. Hendri Firmansyah, S.Pd.I di 19:26


010009000003ef0300000000c80200000000c802000026060f008605574d46430
1000000000001001e8d000000000100000064050000000000006405000001000
0006c0000000000000000000000110000001100000000000000000000007a020
0007b02000020454d4600000100640500000f000000010000000000000000000
00000000000000400005802000069010000d4000000000000000000000000000
0001c830500d23a0300460000002c00000020000000454d462b014001001c000
000100000000210c0db010000006000000060000000460000008001000074010
000454d462b224004000c000000000000001e4009000c0000000000000024400
1000c000000000000003040020010000000040000000000803f214007000c0000
000000000008400005cc000000c00000000210c0db01000000000000000000000
000000000000000000100000047494638396112001200e30000d0c7bbaa6a345
45350e5a325000000161616100903d08f29493512b98817e2a353281506332606
ffc131fcb623d0c7bb21f9040100000f002c000000001200120000044ff0c949abbd
9360bc8cde1411041e2815ca31961ba300c00a224ea328c287218d33a8ba0bcf77
4814400c073181001906cbe686902006a418d172610a005281e0a50083892f84f
2794c20604df04a04003b00000840010824000000180000000210c0db01000000
030000000000000000000000000000001b400000400000003400000001000000
02000000000000bf000000bf000090410000904103000000000080b3000080b3ff
ff8f41000080b3000080b3ffff8f412100000008000000620000000c000000010000
00150000000c00000004000000150000000c0000000400000046000000140000
0008000000544e50500601000051000000c80000000000000000000000110000
0011000000000000000000000000000000000000001200000012000000500000
00300000008000000048000000000000008600ee001200000012000000280000
0012000000120000000100010000000000000000000000000000000000000000
000000000000000000ffffff0000000006780000067c0000ff7e0000ff3f0000ff3f80
00ff1fc000ff0fe000ff07f000ff03f800ff01fc00ff00fe00ff007f00ff003f80ff001f00ff0
00e00ff000400ff000000005100000090010000000000000000000011000000110
0000000000000000000000000000000000000120000001200000050000000680
00000b8000000d800000000000000c6008800120000001200000028000000120
0000012000000010004000000000000000000000000000000000010000000000
0000000000000ffffff000615280003091000346aaa001616160053a3e200298fd0
0006263300bbc7d0001235490023b6fc0031c1ff005053540025a3e5001788b900
1111111111111111110101011500a11111111111110500001099901111111111
110101011599990111111111110001011149674011111111110100ff1104be7f2
1111111110101011110fbe74a1111111101040911113ebe7fa111111101010111
1118bbe7fa1111110e070f111111acbe7f5111110100ff1111111acbe74011110a0
10111111111abc66d01110101011111111118699443110101011111111111567
44301080b0b1111111111104430110100ff1111111111112301110e070f111111
1111111011110101011111111111111111110001014600000014000000080000
00544e5050070100004c00000064000000000000000000000011000000110000
00000000000000000012000000120000002900aa000000000000000000000080
3f00000000000000000000803f000000000000000000000000000000000000000
0000000000000000000000000220000000c000000ffffffff460000001c000000100
00000454d462b024000000c000000000000000e0000001400000000000000100
00000140000000400000003010800050000000b0200000000050000000c02120
01200030000001e000400000007010400040000000701040045000000410b860
0ee0012001200000000001200120000000000280000001200000012000000010
0010000000000000000000000000000000000000000000000000000000006780
000067c0000ff7e0000ff3f0000ff3f8000ff1fc000ff0fe000ff07f000ff03f800ff01fc00
ff00fe00ff007f00ff003f80ff001f00ff000e00ff000400ff00000000ad000000410bc6
0088001200120000000000120012000000000028000000120000001200000001
00040000000000000000000000000000000000100000000000000000000000ffff
ff000615280003091000346aaa001616160053a3e200298fd00006263300bbc7d0
001235490023b6fc0031c1ff005053540025a3e5001788b9001111111111111111
110101011500a111111111111105000010999011111111111101010115999901
11111111110001011149674011111111110100ff1104be7f21111111110101011
110fbe74a1111111101040911113ebe7fa1111111010101111118bbe7fa1111110
e070f111111acbe7f5111110100ff1111111acbe74011110a010111111111abc66
d0111010101111111111869944311010101111111111156744301080b0b11111
11111104430110100ff1111111111112301110e070f1111111111111011110101
011111111111111111110001010c00000040092900aa00000000000000120012
0000000000040000002701ffff030000000000

http://hendrifirmansyah.blogspot.com/2010/01/filsafat-al-razi.html

You might also like