You are on page 1of 5

AKAD MURABAHAH

A. Pengertian Akad Murabahah


Seorang muslim harus mengetahui jual beli yang diperbolehkan dalam syariah,
agar harta yang dimiliki halal dan baik. Seperti kita ketahui bahwa jual beli adalah aspek
dalam muamalah, dengan kaidah dasar semua boleh kecuali yang dilarang.
Murabahah adalah menjual barang dengan harga jual sebesar harga perolehan
ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan harga perolehan
barang tersebut kepada pembeli. (PSAK 102 Paragraf 5). Jual beli barang sebesar harga
pokok barang ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati ( PBI
No.09/9/PBI/2007 tanggal 18 Juni 2007 )
Dari definisi di atas murabahah mempunyai syarat sebagai berikut :
 Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah
 Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan
 Kontrak harus bebas riba
 Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah
pembelian
 Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian.
Secara operasional murobahah berdasar pesanan mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. perjanjian murobahah dapat bersifat mengikat ataupun tidak mengikat, untuk
perjanjian mengikat pembeli tidak dapat membatalkan pesanannya, apabila aktiva
pembeli murobahah yang telah dibeli bank sebagai penjual mengalami penurunan
nilai sebelum diserahkan kepada pembeli, maka penurunan nilai tersebut menjadi
beban penjual.
2. pembayaran murobahah dapat dilakukan secara tunai atau cicilan, selain itu dalam
transaksi ini diperkenankan adanya perbedaan dalam harga barang untuk cara
pembayaran yang berbeda.
3. Penjual dapat memberikan potongan harga kepada nasabah apabila nasabah
mempercepat pembayaran cicilan atau melunasi piutang murobahah sebelum jatuh
tempo.
4. harga yang disepakati dalam murobahah adalah harga jual sedangkan harga beli
harus diberitahukan.
Penjual dapat memberikan diskon yang terkait dengan pembelian barang, antara lain,
meliputi:
a) diskon dalam bentuk apapun dari pemasok atas pembelian barang;
b) diskon biaya asuransi dari perusahaan asuransi dalam rangka pembelian barang;
c) komisi dalam bentuk apapun yang diterima terkait dengan pembelian barang.
Diskon atas pembelian barang yang diterima setelah akad murabahah disepakati
diperlakukan sesuai dengan kesepakatan dalam akad tersebut. Jika tidak diatur dalam akad,
maka diskon tersebut menjadi hak penjual. Jika pembeli tidak dapat menyelesaikan piutang
murabahah sesuai dengan yang diperjanjikan, maka penjual dapat mengenakan denda
kecuali jika dapat dibuktikan bahwa pembeli tidak atau belum mampu melunasi disebabkan
oleh force majeur. Denda tersebut didasarkan pada pendekatan ta’zir yaitu untuk membuat
pembeli lebih disiplin terhadap kewajibannya. Besarnya denda sesuai dengan yang
diperjanjikan dalam akad dan dana yang berasal dari denda diperuntukkan sebagai dana
kebajikan. Penjual boleh memberikan potongan pada saat pelunasan piutang murabahah
jika pembeli :
 melakukan pelunasan pembayaran tepat waktu; atau
 melakukan pelunasan pembayaran lebih cepat dari waktu yang telah disepakati.

1|Akad Murabahah
Penjual boleh memberikan potongan dari total piutang murabahah yang belum dilunasi jika
pembeli:
 melakukan pembayaran cicilan tepat waktu; dan atau
 mengalami penurunan kemampuan pembayaran.

B. Jenis Akad Murabahah


Terdapat dua jenis akad murabahah, yaitu :
a) Murabahah dengan pesanan
Dalam akad ini penjual melakukan pembelian barang setelah ada pemesanan yang
dilakukan oleh pembeli. Murabahah ini bersifat mengikat atau tidak mengikat
pembeli dalam membeli barang yang dipesannya. Kalau yang mengikat, berarti
pembeli harus membeli barang yang dipesannya dan tidak boleh membatalkannya,
demikian pula sebaliknya.
b) Murabahah tanpa pesanan
Akad ini tidak bersifat mengikat

C. Sumber Hukum Akad Murabahah


1. Al-Qur’an
Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan (mengambil) harta
sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan sukarela diantaramu...” (QS 4:29)
2. Al-Hadist
Rasulullah saw bersabda, “Ada tiga hal yang mengandung keberkahan: jual beli
secara tangguh, muqaradhah (mudharabah) dan mencampur gandum dengan tepung
untuk keperluan rumah tangga bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib)

D. Rukun dan Ketentuan Akad Murabahah


a. Pelaku
Pelaku yang dimaksud disini telah cukup umur dan sudah akil baligh, sehingga jual
beli dengan orang gila menjadi tidak sahsedangkan jual beli dengan anak kecil
dianggap tidak sah, apabila seizin walinya.
b. Objek jual beli, harus memenuhi ketentuan :
 Barang yang diperjualbelikan adalah barang halal
 Barang yang diperjualbelikan harus dapat diambil manfaatnya atau memiliki
nilai
 Barang tersebut dimiliki oleh penjual
 Barang tersebut dapat diserahkan tanpa tergantung dengan kejadian tertentu di
masa depan
 Barang tersebut harus diketahui secara spesifik dan dapat diidentifikasikan oleh
pembeli sehingga tidak ada gharar (ketidakpastian)
 Barang tersebut dapat diketahui kuantitas, kualitas, dan harganya dengan jelas
 Barang yang diakadkan secara fisik ada di tangan penjual
c. Ijab Qabul
Pernyataan saling ridha diantara pihak – pihak yang bertransaksi yang dilakukan
secara verbal.

E. Perlakuan Akuntansi menurut PSAK 102 dan 108


1. Pengakuan dan Pengukuran

2|Akad Murabahah
Akuntansi Penjual
Pada saat perolehan, aset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya
perolehan. Pengukuran aset murabahah setelah perolehan adalah sebagai berikut:
a. jika murabahah pesanan mengikat, maka:
 dinilai sebesar biaya perolehan; dan
 jika terjadi penurunan nilai aset karena usang, rusak, atau kondisi lainnya
sebelum diserahkan ke nasabah, penurunan nilai tersebut diakui sebagai beban
dan mengurangi nilai aset
b. jika murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak mengikat, maka:
 dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi, mana
yang lebih rendah; dan
 jika nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan, maka
selisihnya diakui sebagai kerugian.
Diskon pembelian aset murabahah diakui sebagai:
 pengurang biaya perolehan aset murabahah, jika terjadi sebelum akad murabahah;
 kewajiban kepada pembeli, jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad
yang disepakati menjadi hak pembeli;
 tambahan keuntungan murabahah, jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai
akad menjadi hak penjual; atau
 pendapatan operasi lain, jika terjadi setelah akad murabahah dan tidak
diperjanjikan dalam akad.
Pada saat akad murabahah, piutang murabahah diakui sebesar biaya perolehan
aset murabahah ditambah keuntungan yang disepakati. Pada akhir periode laporan
keuangan, piutang murabahah dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu
saldo piutang dikurangi penyisihan kerugian piutang.
Keuntungan murabahah diakui:
 pada saat terjadinya penyerahan barang jika dilakukan secara tunai atau secara
tangguh yang tidak melebihi satu tahun; atau
 selama periode akad sesuai dengan tingkat risiko dan upaya untuk merealisasikan
keuntungan tersebut untuk transaksi tangguh lebih dari satu tahun. Metodemetode
berikut ini digunakan, dan dipilih yang paling sesuai dengan karakteristik risiko dan
upaya transaksi murabahah-nya:
 Keuntungan diakui saat penyerahan aset murabahah. Metode ini terapan untuk
murabahah tangguh dimana risiko penagihan kas dari piutang murabahah dan
beban pengelolaan piutang serta penagihannya relatif kecil.
 Keuntungan diakui proporsional dengan besaran kas yang berhasih ditagih dari
piutang murabahah. Metode ini terapan untuk transaksi murabahah tangguh
dimana risiko piutang tidak tertagih relatif besar dan/atau beban untuk
mengelola dan menagih piutang tersebut relative besar juga.
 Keuntungan diakui saat seluruh piutang murabahah berhasil ditagih. Metode ini
terapan untuk transaksi murabahah tangguh dimana risiko piutang tidak tertagih
dan beban pengelolaan piutang serta penagihannya cukup besar. Dalam praktek,
metode ini jarang dipakai, karena transaksi murabahah tangguh mungkin tidak
terjadi bila tidak ada kepastian yang memadai akan penagihan kasnya.
Pemberian potongan pelunasan piutang murabahah dapat dilakukan dengan
menggunakan salah satu metode berikut:
a. diberikan pada saat pelunasan, yaitu penjual mengurangi piutang murabahah dan
keuntungan murabahah; atau

3|Akad Murabahah
b. diberikan setelah pelunasan, yaitu penjual menerima pelunasan piutang dari
pembeli dan kemudian membayarkan potongan pelunasannya kepada pembeli.
Potongan angsuran murabahah diakui sebagai berikut:
 jika disebabkan oleh pembeli yang membayar secara tepat waktu, maka diakui
sebagai pengurang keuntungan murabahah,
 jika disebabkan oleh penurunan kemampuan pembayaran pembeli, maka diakui
sebagai beban.
Denda dikenakan jika pembeli lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai dengan
akad, dan denda yang diterima diakui sebagai bagian dana kebajikan.
Pengakuan dan pengukuran uang muka adalah sebagai berikut:
 uang muka diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima;
 jika barang jadi dibeli oleh pembeli, maka uang muka diakui sebagai pembayaran
piutang (merupakan bagian pokok);
 jika barang batal dibeli oleh pembeli, maka uang muka dikembalikan kepada
pembeli setelah diperhitungkan dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh
penjual .
Akuntansi Pembeli
 Aset yang diperoleh melalui transaksi murabahah diakui sebesar biaya perolehan
murabahah tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati dengan biaya perolehan
tunai diakui sebagai beban murabahah tangguhan.
 Beban murabahah tangguhan diamortisasi secara proporsional dengan porsi hutang
murabahah.
 Diskon pembelian yang diterima setelah akad murabahah, potongan pelunasan dan
potongan hutang murabahah diakui sebagai pengurang beban murabahah tangguhan.
 Denda yang dikenakan akibat kelalaian dalam melakukan kewajiban sesuai dengan
akad diakui sebagai kerugian.
 Potongan uang muka akibat pembeli akhir batal membeli barang diakui sebagai
kerugian.
PENYAJIAN
 Piutang murabahah disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu saldo
piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang.
 Margin murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang (contra account) piutang
murabahah.
 Beban murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang (contra account) hutang
murabahah.
PENGUNGKAPAN
 Penjual mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi murabahah, tetapi tidak
terbatas pada:
 harga perolehan aset murabahah;
 janji pemesanan dalam murabahah berdasarkan pesanan sebagai kewajiban atau
bukan; dan
 pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan
Syariah.
 Pembeli mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi murabahah, tetapi
tidak terbatas pada:
 nilai tunai aset yang diperoleh dari transaksi murabahah;
 jangka waktu murabahah tangguh.
 pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan
Syariah.

4|Akad Murabahah
DAFTAR PUSTAKA

Nurhayati Sri, Wasilah. 2008. Akuntansi Syaria’ah di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.
Karim Adiwarman A. 2006. Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Ed. 3. Jakarta : PT.
Rajagrafindo Persada.

5|Akad Murabahah

You might also like