Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
• Tipologi Teknologi
Di Pedesaan perkembangan teknologi tidak secanggih perkembangan teknologi di perkotaan
karena di pedesaan masih memakai cara tadisional, sedangkan teknologi di perkotaan sudah
memakai teknologi canggih seperti mesin tanam padi sehingga petani lebih efisien dan efektif
dalam menanam padi.
• Tipologi Intervensi
Intervensi adalah sebuah istilah dalam dunia politik dimana ada negara yang mencampuri urusan
negara lainnya yang jelas bukan urusannya. Intervensi perkotaan dapat berpengaruh di pedesaan
karena intervensi pembangunan masyarakat pedesaan biasanya dimulai dari tahapan
pengembangan kebutuhan akan perubahan. Keterbatasan masyarakat desa harus mampu sediakan
pemerintah untuk mempercepat suatu proses pembangunan masyarakat di pedesaan sehingga
intervensi perkotaan dapat mempengaruhi intervensi pedesaan. Sedangkan intervensi pedesaan
terhadap perkotaan tidak terlalu berpengaruh dan cenderung tidak ada intervensi dari pedesaan.
• Tipologi Lahan
Lahan di pedesaan masih luas dan banyak dmanfaatkan sebagai lahan pertanian. Sedangkan
lahan di perkotaan semakin menyempit dikarenakan lahan di perkotaan dimanfaatkan lebih
banyak sebagai lahan industri dan pemukiman masyarakan kota.
• Tipologi Manajemen
Manajemen di pedesaan bersifat homogen yang tentunya berbeda dengan manajemen di
perkotaan yang terstruktur dan terorganisasi secara spesifik dan sesuai dengan spesialisasi
manajemennya.
• Tipologi akses
Akses di Pedesaan lemah terhadap sumberdaya produktif. Sedangkan akses di Perkotaan kuat
terhadap sumber daya produktifnya.
• Tipologi Pola Hubungan Sosial
Pada masyarakat pedesaan, pola interaksinya horisontal, banyak dipengaruhi oleh sistem
kekeluargaan. Sedangkan pada masyarakat perkotaan, pola interaksinya lebih condong ke arah
vertikal, sistem feodal masih berpengaruh. Pola interaksi pada masyarakat kota juga dipengaruhi
individualitas, prestasi seseorang lebih penting daripada asal-usul keturunannya.
Pertanyaan-pertanyaan
1. Benarkah pedesaan basis sumberdaya alam?
Benar, karena di pedesaan memiliki sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan
sebagai tempat pemukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial,
lahan untuk bidang pertanian dan sebagainya.
2. Benarkah pedesaan basis demografi?
Iya, karena pedesaan dihuni sejumlah kecil penduduk dengan kepadatan yang rendah.
3. Benarkah kelembagaan dipedesaan statis? Dan benarkah masyarakat pedesaan guyub dan
solid?
Benar, kelembagaan di pedesaan bersifat statis karena aspek-aspek kultural lebih dulu
terbentuk dibandingkan aspek-aspek strukturalnya dan benar adanya bahwa masyarakat
di pedesaan guyub dan solid karena memiliki rasa solidaritas yang tinggi.
4. Kenapa pedesaan menjadi basis kemiskinan?
Pedesaan menjadi basis kemiskinan karena pedesaan identik dengan kemiskinan,
keterbelakangan dan kebodohan.
5. Benarkah akses pedesaan lemah?
Benar, karena kurangnya fasilitas dan jalur transportasi yang masih kurang memadai
sehingga mengakibatkan akses pedesaan menjadi lemah.
Pertanyaan-pertanyaan
1. Jika defenisi masyarakat diatas kita kaitkan dengan defenisi ruang pedesaan pada
modul1, maka yang dimaksud dengan masyarakat pedesaan adalah ?
Masyarakat pedesaan adalah sekelompok manusia yang saling berinteraksi dan tinggal
dalam satu komunitas pedesaan, yang dimana pada umumnya memiliki system
kekerabatan yang sangat tinggi serta terikat kuat pada norma dan adatistiadat yang ada.
2. Jika definisi masyarakat di atas kita kaitkan dengan tugas 1 (perbedaan pedesaan dengan
perkotaan) pada modul 1, maka apa perbedaan masyarakat pedesaan dengan masyarakat
perkotaan ?
Perbedaan masyarakat desa dan kota adalah :
3. Setelah mempelajari definisi dan ruang lingkup kebudayaan, bagaimana pandangan anda
tentang kebudayaan masyarakat pedesaan?
Menurut saya, kebudayaan yang terdapat pada masyarakat desa sangat kental. Adat
istiadat yang ada sudah turun temurun beredar di msyarakat. Penggunaan bahasa juga
menggunakan bahasa daerah setempat. Masyarakat pedesaan sangat memegang norma-
norma dan terikat dengan system religi yang tinggi serta nilai sosial dan kemasyarakatan.
Tetapi terdapat juga beberapa kendala dalam kebudayaan masyarakat pedesaan.
Kendalanya adalah masyarakat masih kurang baik dalam hal pendidikan maupun adopsi
inovasi, sehingga diperlukan usaha lebih lanjut untuk menanamkan teknologi baru dalam
kehidupan masyarakat.
Nelayan juragan
Nelayan Pemilik
Nelayan Pekerja
Contoh struktur
Kepala Desa
Sekretaris Bendahara
• Lapisan kedua adalah kuli kenceng, yaitu mereka yang mempunyai rumah sendiri,
pekarangan sendiri, dan menguasai bagian sawah komunal.
• Lapisan ketiga adalah kuli kendo, yaitu mereka yang mempunyai rumah dan pekarangan
sendiri, tetapi belum mempunyai bagian sawah.
• Lapisan berikutnya adalah mereka yang memiliki tanah pertanian, tetapi tidak memiliki
rumah dan pekarangan yang dengan istilah setempat disebut gundul (tetapi jumlah
lapisan ini sangat kecil).
• Lapisan di bawahnya lagi adalah mereka yang tidak mempunyai tanah pertanian, tidak
mempunyai pekarangan, tetapi mempunyai rumah sendiri yang didirikan di atas
pekarangan orang lain, disebut magersan. Sebagian besar bekerja sebagai buruh tani.
• Lapisan terbawah adalah mereka yang sama sekali tak memiliki apapun kecuali
tenaganya. Mereka hidup bersama majikannya. Golongan ini disebut mondok-empok,
bujang, tlosor, atau dengan istilah setempat lain.
Factor-faktor yang membuat dinamika kelembagaan adalah adanya tindakan aksi yang
menginginkan adanya perubahan yang terjadi di dalam kelembagaan tersebut, adanya
intervensi dari luar, adanya perubahan produksi, tekanan dari luar serta adanya
kompetisi antar lembaga berupa konflik kepentingan perubahan itu sendiri.
Apakah Kelembagaan Bersifat Statis atau Dinamis? Faktor-faktor apa yang mempengaruhi
dinamika kelembagaan pedesaan?
Kelembagaan merupakan fenomena yang dinamis. Kelembagaan berubah seiring dengan
perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Mengingat fungsinya yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan tertentu anggota masyarakat, maka dinamikanya juga ditentukan oleh
proses dan pola perubahan yang terjadi. Sebab perubahan atau perkembangan cenderung
mengakibatkan munculnya kebutuhan-kebutuhan baru. Dan tuntutan terhadap pemenuhan
kebutuhan baru tersebut belum tentu dapat dipenuhi oleh lembaga-lembaga lama. Maka, dengan
sendirinya situasi ini juga menuntu hadirnya lembaga-lembaga baru yang mampu melayani
tercapainya kebutuhan baru itu.
V. SOSIODEMOGRAFI
5.1 Pengertian Sosiodemografi
Sosiodemografi adalah data suatu lingkup masyarakat yang mencakup demografi dan
wilayah suatu masyarakat berupa statistic. Demografi adalah ilmu yang mempelajari secara
statistik dan matematik tentang besar, komposisi, distribusi penduduk, dan perubahan-
perubahannya melalui komponen demografi yaitu fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi dan
mobilitas sosial. Teori transisi demografi menjelaskan bahwa suatu masyarakat yang mengalami
proses industrialisasi akan melewati tiga tahap: tahap 1 (tahap praindustri yang ditandai tingkat
kelahiran dan tingkat kematian tinggi dan stabli), tahap 2 (tahap transisi yang dicapai bidang
kesehatan sehingga penduduk meningkat dengan cepat, dan tahap 3 (tingkat kelahiran dan
kematian rendah dan stabil.
5.2 Rural Urban Migration (Migrasi Desa-Kota)
Rural adalah daerah pedesaan, dimana daerah ini didominasi oleh lahan pertanian, dengan mata
pencaharian utama penduduknya adalah sebagai petani. Urban adalah daerah transisi antara
perkotaan dan pedesaan, tapi pengaruh perkotaan dan modernitas lebih besar daripada desa,
lahan pertanian semakin sempit. Mata pencaharian penduduk urban antara lain pegawai, polisi,
dokter, guru, pedagang, dan wiraswasta. Mata pencaharian masyarakat rural umumnya adalah
sebagai petani atau ada yang bekerja ke kota untuk bekerja. Berangkat pagi dan pulang di sore
hari, migrasi semacam ini disebut remitten atau perpindahan sementara.
5.3 Gender
Gender adalah kajian tentang tingkah laku perempuan dan hubungan sosial antara laki-laki dan
perempuan. Gender berbeda dengan seks atau jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang
bersifat biologis. Pada saat ini telah berlaku zaman emansipasi. Apa yang dapat dilakukan oleh
pria juga dapat dilakukan oleh wanita. Stress merupakan reaksi tubuh pada diri seseorang akibat
berbagai persoalan yang dihadapi. Gejala-gejalanya mencakup mental, sosial dan fisik; bisa
berupa kelelahan, kemurungan, kelesuan, kehilangan atau meningkatnya nafsu makan, sakit
kepala, sering menangis, sulit tidur atau malah tidur berlebihan., Lingkungan (masyarakat) juga
dapat menjadi penyebab timbulnya stress. Masyarakat yang berpaham materialis cenderung
individualis. Kepekaan terhadapan lingkungan sosialnya sangat rendah. Orang akan bersaing
untuk bisa unggul dari dari segi materi tanpa peduli dengan kepentingan orang lain. Tindakan
yang bertentangan dg rasa solidaritas kelompok atau pelanggaran thd perasaan ttg kasihan dan
kejujuran.
Pertanyaan-pertanyaan :
2.1 Migrasi
Dari hasil pengamatan terhadap graik tersebut, gejala penyimpang semakin mencolok
bila kita menelusuri proses migrasi di kalangan penduduk. Migrasi masuk ke wilayah Jakarta
(3,5 juta), Jawa Barat (3,3 juta), Banten (1,8 juta) dan Riau (1,5 juta) menempati urutan tertinggi.
Mungkin karena di wilayah tersebut terdapat potensi ekonomi yang cukup besar. Sebaliknya,
migrasi keluar tertinggi terjadi di wilayah Jawa Tengah (5,4 juta), Jawa Timur (3,1 juta), Jawa
Barat (2,1 juta), dan Sumatera Utara (1,3 juta). Perpindahan itu bukan hanya berlangsung di
skala domestik, banyak di antara penduduk wilayah tersebut yang mungkin berpindah ke luar
negeri dengan alasan untuk mencari rezeki. Sebenarnya bisa potensi demografis itu dikelola
dengan baik akan memberi manfaat bagi perkembangan daerah dan pemerataan pembangunan
secara nasional. Untuk itu diperlukan kebijakan pembangunan wilayah yang mencakup semua
sektor dan mempertimbangkan betul keunggulan setiap daerah. Kebijakan nasional juga harus
memperhatikan faktor yang mempengaruhi kondisi di pedesaan dan perkotaan pada setiap
wilayah, agar tidak terjadi involusi sumber daya akibat urbanisasi
yang tak terkendali. Perbedaan tingkat pembangunan sosial dan ekonomi tak hanya
mempengaruhi kondisi fisik, namun juga menghasilkan format budaya yang berbeda. Bila
perbedaan itu tidak segera ditangani, maka akan membuat suatu daerah mungkin tertinggal dan
terbelakang dibanding daerah lain. Jika itu dibiarkan, maka keutuhan nasional akan terganggu.
2.2 Ketenagakerjaan
1. Apakah peran laki-laki dan perempuan dalam pembangunan di pedesaan sudah adil?
Peranan laki-laki dan perempuan dalam pembangunan di pedesaan saat ini masih belum
begitu adil, tetapi dengan kondisi dunia yang modern saat ini emansipasi wanita semakin
berkembang, sehingga peranan laki-laki dan perempuan dalam pembangunan pedesaan saat ini
sudah agak adil. Emansipasi wanita di pedesaan yang telah mengalami kemajuan dapat terlihat
dari kegiatan mereka dalam membantu pekerjaan di sawah, baik pada saat persemaian,
penanaman, pembudidayaan maupun pemanenan. Bahkan pada saat memasarkan pun wanita
sudah banyak yang langsung menjajakan sendiri ke pasar tanpa bantuan pria. Banyaknya
oraganisasi wanita seperti koperasi, PKK, dan lain-lain pun sudah menunjukkan bahwa tidak
hanya laki-laki yang berperang dalam pembangunan di pedesaan. Namun, masih banyak pula
rumah tangga yang pembagian peranan antara laki-laki dan perempuannya tidak adil. Lelaki
harus terus diluar rumah untuk mencari nafkah, sedangkan perempuan harus terus di rumah
untuk melakukan pekerjaan rumah dan tidak diperbolehkan untuk mengikuti kegiatan
pembangunan pedesaan. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa peran laki-laki dan perempuan
dalam pembangunan di pedesaan sudah cukup adil namun peranan wanita belum seimbang
dengan peranan laki-laki.
2. Bagaimana menciptakan lapangan kerja dan usaha yang tepat bagi tenaga kerja muda
di pedesaan?
Untuk menciptakan lapangan kerja dan usaha yang tepat bagi pemuda di pedesaan harus
dilakukan berbagai upaya, antara lain :
a. Pembinaan dan pengembangan generasi muda melalui karang taruna. Karang taruna
secara ekslpisit merupakan wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda yang
bertujuan untuk mewujudkan generasi muda aktif dalam pembangunan nasional pada
umumnya dan pembangunan bidang kesejahteraan sosial pada khususnya. Melalui karang
taruna maka pemuda di pedesaan akan lebih terarah untuk melakukan berbagai kegiatan,
salah satunya membuat program untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru.
b. Melaksanakan program Pemuda Mandiri Pencipta Lapangan Kerja Pedesaan (PMPLKP)
seperti yang digulirkan oleh Pemprov Jabar. Program ini bertujuan menciptakan kader-
kader wirausaha baru yang mandiri, produktif, dan beretos kerja tinggi. PMPLKP
diharapkan menjadi lokomotif pengembangan perekonomian desa. Selain itu sasaran
PMPLKP ini untuk mengurangi pengangguran, menanggulangi rendahnya penyerapan
tenaga kerja usia muda, dan mengurangi laju urbanisasi.
3. Bagaimana membalik arus tenaga kerja muda terdidik yang berasal dari pedesaan
tetapi berada di perkotaan kembali ke pedesaan (brain drain)?
Pembalikan arus dari desa ke kota harus dilakukan agar terjadi distribusi sumber daya
dari pusat ke daerah. Sekolah tidak hanya berporos di pusat tetapi membangun inti pembangunan
di desa. Pendidikan yang diperoleh oleh orang miskin di desa tidak dimanfaatkan oleh penduduk
kota, tetapi kembali untuk membangun desa di mana mereka dibesarkan.
Salah satu kunci penggerak arus balik adalah desentralisasi yang memusatkan kekuatan
yang sebelumnya dipegang oleh orang profesional di perkotaan. Sudah saatnya mengubah
seluruh tatanan tersebut mulai dari tingkat pinggiran, memberikan kepercayaan kepada
masyarakat, memperluas kepentingan bersama, mendistribusikan hirarki kekuasaan dengan
melibatkan secara aktif masyarakat miskin, mekanisme pasar dan perdagangan yang adil dengan
menjangkau ruang yang semakin kecil. Nilai dan preferensi kaum profesional merupakan sasaran
pertama dari upaya menggerakkan arus balik agar tidak terjadi pemusatan dan distribusi
kemampuan yang tidak seimbang antara desa dengan kota atau pusat dengan daerah.
4. Apakah dengan otonomi daerah yang menempatkan desa sebagai inti pembangunan
dapat meningkatkan lapangan kerja di pedesaan dan dapat menekan angka migrasi?
Prospek mobilitas penduduk antar daerah dalam kondisi otonomi daerah tersebut antara lain :
a. Dengan atau tanpa otonomi daerah, volume mobilitas penduduk akan terus meningkat
seiring dengan peningkatan pembangunan. Oleh karenanya, jika pelaksanaan otonomi
daerah mampu memacu lebih cepat pembangunan daerah sekaligus pembangunan
nasional, maka di era otonomi daerah ini akan terjadi peningkatan volume mobilitas
penduduk yang jauh lebih pesat dibandingkan peningkatan volume yang pernah dialami
Indonesia pada masa lalu.
b. Arus dan arah mobilitas penduduk sangat ditentukan oleh distribusi empat tipe daerah,
diantaranya :
– Daerah tipe I
Pada daerah ini, kematangan dan kemandirian organisasi civil society akan mampu
mengimbangai kekuatan struktur dan institusi pemerintah.
– Daerah tipe II
Pada dasarnya tipe II merupakan daerah potensial untuk tumbuh. Namun, sebagai akibat
lemahnya organisasi civil society, penguatan pada struktur dan institusi pemerintah akibat
otonomi daerah, akan menimbulkan elite baru di daerah. Oleh karenanya, daerah ini tidak
akan tumbuh secepat yang diharapkan sesuai dengan potensinya.
– Daerah tipe IV
Secara nyata tipe IV adalah daerah yang belum siap dalam memasuki era otonomi daerah.
Dalam konteks mobilitas penduduk, daerah ini akan menjadi daerah pengirim migran
terbesar dan menerima migran masuk dalam jumlah yang relatif sedikit.
1. Apakah di zaman sekarang pola konsumsi yang dipengaruhi kuat oleh faktor sosial
budaya lokal (adat istiadat, seperti pada masyarakat adat) turut berubah?
Tidak,karena yang mempunyai pengaruh besar terhadap berubahnya pola kosumsi suatu
masyarakat berasal dari pengaruh global, sedangkan pengaruh budaya local sama sekali tidak
berpengaruh.
2.4 Kemiskinan
1. Kenapa tahun 1998 hingga 1999 jumlah rumah tangga miskin di Indonesia meningkat
tajam?
Suatu rumah tangga dikatakan miskin jika sebagian besar penghasilannya digunakan
untuk membeli bahan pangan. Peningkatan jumlah rumah tangga miskin di Indonesia pada tahun
1998-1999 diawali dengan peristiwa krisis moneter. Pada tahun 1997 Indonesia dilanda krisis
moneter dimana nilai tukar rupiah terhadap dollar melemah, sehingga membuat kinerja
perekonomian Indonesia yang memiliki hutang dalam dollar dan mengandalkan pemasukan
dalam rupiah menjadi collapse. Kejadian ini menimbulkan rasa ketidakpercayaan masyarakat,
sehingga mereka menarik uangnya dari lembaga keuangan yang dianggap tidak stabil dan
memindahkannya ke lembaga keuangan yang dianggap lebih aman. Hal ini berdampak pada
tingginya tingkat inflasi dan suku bunga, sehingga permintaan konsumen terhadap barang dan
jasa menurun. Hal tersebut mengakibatkan perusahaan-perusahaan mengalami kerugian bahkan
hingga gulung tikar, meningkatnya harga sembako, likuidasi beberapa bank, penutupan
perusahaan, juga maraknya PHK. Tingginya tingkat PHK terus berlangsung selama beberapa
tahun, sehingga menurunkan daya beli masyarakat.
2. Ketika terjadi peningkatan angka kemiskinan, sektor mana yang melemah dan sektor
mana yang menguat?
Ketika terjadi kemiskinan, hampir semua sektor ekonomi melemah terutama sektor
industri. Sebagai dampak dari melemahnya sektor tersebut, tenaga kerja yang mengalami PHK
kembali ke sektor pertanian sehingga sektor pertanian menguat. Sektor pertanian dapat
menampung banyak tenaga kerja selama beberapa waktu. Namun hal itu juga tidak dapat
berlangsung lama. Seiring dengan tingginya jumlah penduduk, maka semakin tinggi pula tingkat
permintaan lapangan kerja yang tidak dibarengi dengan kemampuan sektor ekonomi menampung
tenaga kerja tersebut. Lahan pertanian yang semakin lama semakin sempit akhirnya mengalami
kejenuhan dalam menampung tenaga kerja sehingga masalah pengangguran kembali muncul.
3. Menurut ILO (1998): “selama periode 1997-1998 terjadi pemutusan hubungan kerja
(PHK) terhadap sekitar 5,4 juta pekerja pada sektor industri modern”, pertanyaannya:
kemana larinya para korban PHK tersebut, terutama para migran pedesaan?
4. Kenapa tahun 1998 hingga 1999 jumlah rumah tangga miskin di Indonesia meningkat
tajam?
Pada tahun 2008 terjadi krisis moneter di Indonesia yang menyebabkan revolusi
mahasiswa akan pemerintahan Soeharto menjadi ancaman nasional dan pada akhirnya
berakhirlah rezin soeharto pada tahun 1998 tersebut. Setelah pemerintahan Soeharto jatuh tetap
tdak memperbaiki keadaan, karena pergantian kedudukan kabinet pemerintahan yang mendadak
menyebabkan tidak matangnya kinerja para petinggi negara. Perusahaan-perusahaan memecat
banyak karyawannya karena sudah tidak mempu mengupah mereka, sehingga menimbulkan
peningkatan yang sangat signifikan pada tingkat pengangguran di Indonesia. Nilai tukar rupiah
terhadap dolar anjlok, terjadinya inflasi, banyaknya hutang Indonesia kepada negara lain yang
diminta untuk segera dilunasi, melonjaknya harga-harga kebutuhan pokok dan banyaknya
korupsi. Bisa dibayangkan kacaunya perekonomian di Indonesia pada saat itu, sehingga
pemerintah Indonesia pun tidak bisa mengatasi krisis moneter pada saat itu. Didasari situasi dan
kondisi yang telah dijabarkan diatas, maka krisis moneter pada tahun 1998 menyebabkan jumlah
rumah tangga miskin di Indonesia meningkat tajam. Karena banyaknya kepala rumah tangga
yang tidak berpenghasilan dikarenakan kehilangan pekerjaannya dan harga kebutuhan bahan-
bahan pokok meningkat. Fampak krisis moneter tersebut berkepanjangan hingga tahun 1999,
sehingga dari tahun 1998 sampai 1999 jumlah rumah tangga miskin di Indonesia makin
meningkat.
5. Ketika terjadi peningkatan angka kemiskinan, sektor mana yang melemah dan sektor
mana yang menguat?
Ketika angka kemiskinan meningkat, konflik sosial pun semakin meningkat, kondisi
sosial-politik dan keamanan pun semakin rentan. Maka, ketika angka kemiskinan mengalami
peningkatan sektor jasa dan properti melemah, dikarenakan daya beli masyarakat yang menurun
drastis akibat meningkatnya kemiskinan di masyarakat. Namun, dampak peningkatan
kemiskinan ini meningkatkan sektor kriminalitas karena tidak dapat terpenuhinya kebutuhan
pokok masyarakat miskin sehingga banyak terjadi konflik sosial, sehingga tidak sedikit
masyarakat yang mengambil jalan pintas untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka. Kondisi
keamanan masyarakat pun semakin rentan dikarenakan meningkatnya sektor krimialitas.
Agraria merupakan suatu hubungan antara manusia dengan sumber-sumber agraria serta
hubungan antar manusia dalam rangka penguasaan dan pemanfaatan sumber-sumber graria.
Secara kategoris, subjek agraria dibedakan menjadi tiga yaitu komunitas (sebagai kesatuan dari
unit-unit rumah tangga), pemerintah (sebagai representasi negara), dan swasta (private sector).
Prinsip dasar dari implementasi pembaruan agraria adalah untuk menciptakan sistem usaha
pertanian yang berkeadilan, efisien, dan berkelanjutan.
Keberadaan tanah merupakan faktor yang sangat penting bagi masyarakat agraris.
Sumberdaya tanah bersifat multifungsi dalam aktifitas kehidupan manusia di berbagai bidang,
baik di bidang pertanian maupun non-pertanian. Di bidang pertanian tanah digunakan sebagai
lahan untuk berusahatani sehingga dapat menghasilkan produksi yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan. Sedangkan di bidang non-pertanian tanah digunakan sebagai tempat
pemukiman, perkantoran/jasa maupun tempat lainnya. Penguasaan tanah oleh petani semakin
menurun, jumlah petani gurem baik pemilik maupun penyewa semakin meningkat, begitu juga
halnya dengan petani penyakap yang kesemuaannya dapat dikategorikan sebagai masyarakat
miskin. Selain itu konsentrasi penguasaan sumber-sumber agraria oleh segelintir orang saja
begitu mencuat, karena didukung oleh berbagai undang-undang sektoral baik pada bidang
perkebunan, kehutanan, pertambangan, kelautan, dan sebagainya. Konflik agraria merupakan
kenyataan yang kerapkali terjadi di berbagai wilayah di Indonesia.
– Data Demografi, yakni jumlah penduduk, komposisi penduduk menurut usia, gender,
mata pencaharian, agama, pendidikan, dll.
– Data Geografi, yakni topografi, letak lokasi ditinjau dari aspek geografis, aksesibilitas
lokasi, pengaruh lingkungan geografis terhadap kondisi sosial masyarakat, dll.
– Data psikografi, yakni nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut, mitos, kebiasaan-
kebiasaan, adat istiadat, karakteristik masyarakat, pola hubungan sosial yang ada, motif
yang menggerakkan tindakan masyarakat, pengalaman-pengalaman masyarakat terutama
terkait dengan mitigasi bencana, pandangan, sikap, dan perilaku terhadap intervensi luar,
kekuatan sosial yang paling berpengaruh, dll.
– Pola komunikasi, yakni media yang dikenal dan digunakan, bahasa, kemampuan baca
tulis, orang yang dipercaya, informasi yang biasa dicari, tempat memperoleh informasi.
• Awareness (kesadaran) : sasaran mulai sadar tentang inovasi yang ditawarkan oleh
penyuluh
• Interest (tumbuhnya minat) : keinginan untuk mengatahui lebih jauh sesuatu yang
berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan
• Evaluation (evaluasi) : penilaian terhadap baik/buruk ataumanfaat inovasi yeng telah
diketahui informasinya secara lebih lengkap
• Trial (mencoba) : melakukan percobaan dalam skala kecil untuk lebih meyakinkan
penilaiannya
• Adoption (adopsi) : menerima/menerapkan dengan penuh keyakinan berdasarkan
penilaian dan uji coba yang telah dilakukan dan diamatinya sendiri
Penelitian adopsi inovasi sangat diperlukan di bidang pertanian dalam rangka mengevaluasi
“manfaat dan efektifitas” inovasi (teknologi, cara, ide yang baru) yang dihasilkan melalui
berbagai penelitian, pengembangan dan kajian pertanian. Hasil peneltian adopsi dapat
digunakan untuk “merancang strategi” penyebarluasan inovasi baru yang lainnya sehingga
akhirnya diterapkan oleh client/target sasaran.
• Urbanisasi
• Terpinggirkannya pertanian tradisional
• Distribusi pendapatan yang tidak merata
• Perubahan-perubahan sosial masyarakat pedesaan
• Konsumerisme
12.1 Transmigrasi
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah yang padat penduduknya ke
area wilayah pulau lain yang penduduknya masih sedikit atau belum ada penduduknya sama
sekali. Tujuan Diadakan Transmigrasi
1. Transmigrasi Umum
2. Transmigrasi Spontan / Swakarsa
3. Transmigrasi Bedol Desa
Inpres Desa Tertinggal (IDT) merupakan Program yang secara langsung menunjuk desa-desa
tertinggal dan menyalurkan dananya langsung kepada masyarakat di desa. Di setiap desa
disediakan tenaga pendamping. Desa-desa yang dimasukkan dalam program yang pertama
tersebut adalah desa-desa yang dianggap sangat miskin. Intinya ada dua macam, yaitu dukungan
untuk perbaikan infrastruktur dan penyediaan dana khusus yang untuk memungkinkan
masyarakat mengembangkan kemampuannya dan hidup secara mandiri.
Indikator Keberhasilan IDT adalah bila dana bantuan langsung masyarakat ( BLM )
diterima langsung oleh masyrakat secara utuh dengan tidak ada potongan. IDT dievaluasi dan
ditemukan bahwa kebutuhan masyarakat untuk terentaskan dari kemiskinan tidak hanya dengan
tambahan modal usaha bagi warga masyarakat. Akan tetapi yang dibutuhkan masyarakat asalah
juga tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan ekonomi.
POLA KEMITRAAN
Pola kemitraan usaha pertanian yang telah direkomendasikan yaitu:
a. Pola inti plasma, adalah hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra
dimana kelompok mitra bertindak sebagai plasma inti.
b. Pola sub kontrak, adalah hubungan kemitraan antar kelompok mitra dengan perusahaan mitra;
dimana kelompok mitra memproduksi komponen yang diperlukan oleh perusahaan mitra sebagai
bagian dari produksinya.
c. Pola dagang umum, adalah hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan
mitra, dimana perusahaan mitra memasarkan hasil produksi kelompok mitra memasok kebutuhan
perusahaan mitra.
d. Pola kerjasama operasional, Adalah hubungan kemitraan antar kelompok mitra den gan
perusahaan mitra, dimana kelompok mitra menyediakan modal dan atau sarana untuk
mengusahakan/budidaya pertanian.
e. Pola Keagenan
Adalah hubungan kemitraan antar kelompok mitra dengan perusahaan mitra dimana kelompok
diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa usaha pengusaha mitra.