You are on page 1of 162

____________________________________________________Laporan Akhir

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 1


____________________________________________________Laporan Akhir

KATA PENGANTAR

Laporan Akhir ini disusun berdasarkan kerja sama dengan Nomor Kontrak
04/SPK/P2k-IMIDAP/VIII/2009 TANGGAL 14 Agustus 2009 TK yang
diperuntukkan untuk Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha
Produktif Berbasis Mikrohidro

Laporan Akhir ini terdiri atas bab Pendahuluan, Metodologi dan Hasil
Kegiatan Yang Telah dilakukan Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, laporan ini
dibuat sebanyak 5 (lima) Bab.

Dalam kesempatan ini konsultan mengucapkan terima kasih kepada


Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral RI, yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
melaksanakan pekerjaan ini.

Yogyakarta, Oktober 2009

PT. Cipta Ekapurna Engineering Consultant

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 2


____________________________________________________Laporan Akhir

DAFTAR ISI

COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1-1
1.2 Maksud dan Tujuan Pekerjaan .................................................. 1-3
1.3 Sasaran dan Keluaran ............................................................... 1-4
1.4 Lingkup Pekerjaan ...................................................................... 1-4

BAB 2 METODOLOGI PELAKSANAAN KEGIATAN


2.1. Tahapan Pekerjaan ............................................................... 2-3

BAB 3 ANALISA KONDISI DAN KENDALA


DEMOSITE PLTMH
3.1 PLTMH Batanguru, Mamasa, Sulawesi Barat ...................... 3-2
3.2 PLTMH Gunung Sawur, Jawa Timur .................................... 3-18
3.4 PLTMH Salido Kecil, Sumatra Barat ...................................... 3-30

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 3


____________________________________________________Laporan Akhir

BAB 4 REKOMENDASI PENGHILANGAN KENDALA


USAHA PRODUKTIF BERBASIS
MIKROHIDRO

4.1 Kendala-Kendala .................................................................. 4-1


4.2 Rekomendasi Penghilangan Kendala ................................... 4-3
4.4 Systemic Thingking ................................................................ 4-6
4.5 Rekomendasi Pengembangan dan Keberlanjutan PLTMH .... 4-9
4.6 Rekomendasi Penghilangan Kendala Pada Industri Kecil
Menengah ........................................................................... 4-19
4.6 Alat-Alat Productive Use ........................................................ 4-20
Bisnis Plan Gunung Sawur .................................................... 4-34
Bisnis Plan Mamasa .............................................................. 4-64
Bisnis Plan Salido Kecil.......................................................... 4-92
Usulan Pengelolah PLTMH Gunung Sawur ........................... 4-125

BAB 5 KESIMPULAN DAN PENUTUP


5.1 Kesimpulan............................................................ 5-1
5.2 Penutup................................................................. 5-4

LAMPIRAN

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 4


____________________________________________________Laporan Akhir

BAB
1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Dalam melaksanakan kegiatan demo plot mikrohidro pada


lokasi yang terpilih, sangat memungkinkan bahwa kendala
pengembangan pemanfaatan dan pengelolaan dijumpai walaupun
pihak pengelola sudah berusaha untuk menghilangkan kendala
tesebut. Kendala-kendala pengembangan mikrohidro tersebut dapat
ditemui baik semenjak awal dari pembuatan demo site atau dalam
perjalanan perwujudan demo site tersebut. Kendala-kendala ini
dapat berupa kendala teknis, kendala berusaha, kendala
administratif, kendala teknik penunjang mesin-mesin dan teknologi
mikrohidro serta kelompok kendala contoh implementasi
pengelolaan mikrohidro yang berhasil. Kelompok kendala
implementasi Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Mikrohidro
(PLTMH) ini sangat diperlukan untuk proses pembelajaran bagi
masyarakat. Masih banyak daerah-daerah di Indonesia yang belum
ada unit PLTMH di wilayahnya. Dengan adanya contoh
pembangunan PLTMH yang berhasil ini maka para stakeholder
mikrohidro dapat melihat secara langsung bagaimana bentuk dan
pengelolaan suatu PLTMH yang sukses dan membawa ke
kesejahteraan masyarakat di sekitarnya dalam masa yang cukup
panjang.
Kendala teknis lain dapat menyangkut misalnya keberlanjutan
ketersediaan air di sungai dimana demo site itu berada, bagaimana
mekanisme pendanaan tersebut, atau kendala teknologi lainnya.
Kendala dari segi administrasi ataupun kelembagaan dan dapat
berakibat terhadap kebelanjutan mikrohidro yang ada adalah antara
lain masalah harga pokok produksi atau harga beli energi yang
dihasilkan, status formal organisasi pengelola demo site,
pemahaman terhadap peraturan dan ketentuan mikrohidro dsb.
Diprediksi bahwa kendala-kendala di demo site ini sifatnya site
specific. Suatu kendala mungkin muncul pada lokasi tertentu, belum
tentu dapat dijumpai pada lokasi yang lainnya. Untuk memudahkan
bagaimana menangani kendala-kendala yang dijumpai di demo site,
maka program IMIDAP telah mendesain kegiatan yang sifatnya

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 5


____________________________________________________Laporan Akhir

adalah suatu pendampingan untuk memecahkan teknis dan


administrasi di demo site tersebut.
Dalam pengelolaan PLTMH terdapat hasil pengelolaan yang
berhasil dalam menjalankan operasinya dan berhasil meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Keberhasilan tersebut
umumnya karena ada pengelolaan kegiatan-kegiatan penunjang
lainnya yang dapat menghasilkan pendapatan selain dari hasil
energi PLTMH. Kegiatan-kegiatan lain yang bertindak sebagai
penunjang ini umumnya adalah kegiatan-kegiatan atau usaha-usaha
produktif yang terkait dengan pemanfaatan energi yang dihasilkan
oleh PLTMH baik secara langsung maupun tidak langsung serta
dapat mengembangkan pasar komoditi yang dikelolanya. Pada
umumnya, usaha-usaha penunjang ini melibatkan unit-unit usaha
kecil menengah yang terkait dengan pemrosesan produk-produk
pertanian, industri rumah tangga, dan hasil dari produk kehutanan.
Unit-unit usaha ini intinya adalah meningkatkan nilai tambah dari
produk-produk pertanian dan usaha rumah tangga. Peranan
pemerintahan daerah diharapkan dapat memfasilitasi kelancaran
iklim usaha dan tekait dengan proses niaga di tingkat provinsi dan di
tingkat nasional. Disamping itu, bantuan teknis diperlukan untuk
penyediaan energi yang berkelansungan.
Sampai saat ini, pendokumentasian jenis-jenis usaha produktif
di PLTMH yang berhasil belum pernah dibuat. Melihat penting dan
tingginya peran usaha-usaha produktif dalam menunjang
keberhasilan pengelolaan suatu PLTMH, maka program IMIDAP telah
mendesain kegiatan ini sebagai kegiatan khusus yang perlu
dilakukan dalam pembangunan demo site.

1.2. Maksud dan Tujuan Pekerjaan

Maksud diadnya kegiatan ini adalah mendapatkan gambaran rencana


pembangunan demosite dan merencanakan kinerja optimal dari
pengelolaan mikrohidro.
Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah:
1. Mendokumentasikan usaha-usaha produktif dari PLTMH-PLTMH
yang sudah maju atau paling tidak di demosite.
2. Membantu kegiatan di setiap demosite yang menyangkut
penguatan usaha-usaha produktif yang potensial untuk
dikembangkan dalam menunjang keberlanjutan operasional
PLTMH di demosite tersebut.
3. Mendapatkan suatu database yang lengkap tentang demo site
IMIDAP baik yang menyangkut informasi dan data teknis maupun
non teknisnya.

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 6


____________________________________________________Laporan Akhir

1.3. Sasaran dan Keluaran

Sasaran kegiatan percontohan ini adalah terkondisinya usaha-


usaha produktif ataupun kontrak jual beli listrik mikrohidro
dengan PT. PLN (Persero) yang dapat dikembangkan di lokasi
demosite dan dilakukan oleh masyarakat pemakai energi
mikrohidro. Sasaran kegiatan ini adalah terciptanya kondisi usaha
dan situasi pengembangan dan pemanfaatan usaha produktif
selama proses pengembangan demosite.
Keluaran utara yang diharapkan dari kegiatan ini adalah MoU
antara IMIDAP dengan pengelola demosite serta tersedianya
bisnis plan usaha-usaha produktif yang bernilai tambah tinggi di
setiap demo site IMIDAP. Disamping itu, dirumuskanya SOP-SOP
semua kegiatan yang ada di setiap demosite.

1.4. Lingkup Pekerjaan

Kegiatan ini mencukup pemberian pendampingan ke demo-demo


site untuk melakukan identifikasi potensi kendala-kendala di
demosite dan desain serta implementasi pemecahannya. Agar
kegiatan ini mudah dimengerti dan saat dilaksanakan oleh banyak
orang, maka perlu dibuat Standard Operating Procedure (SOP)
pengelolaan demosite selengkap mungkin dan sesederhana
mungkin. Cakupan kegiatan ini adalah suatu evaluasi kelayakan
tekno-ekonomi serta perencanaan dan desain untuk 3 lokasi demo
(atau lebih) yang memperhatikan pemanfaatan energi mikrohidro
untuk usaha-usaha produktif. Kegiatan ini mencakup:
1. Workshop finalisasi studi kelayakan dan bisnis plan untuk
demosite guna pengembangan usaha produktif.
2. Survey isu-isu potensial dari stakeholder demosite dan desain
strategi pemecahan masalahnya.
3. Survey kebutuhan dan penggunaan energi PLTMH, serta analisa
data sosial ekonomi di lokasi demosite.
4. Penyusunan target kinerja PLTMH pada setiap demosite yang
terpilih.
5. Menyusun program rencana pengembangan dan pemanfaatan
energi mikrohidro yang didasarkan pasar, baik yang dikelola
oleh pihak swasta maupun oleh kelompok masyarakat.
6. Pembuatan MoU antara IMIDAP dan stakeholder pengelola
lokasi demosite.

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 7


____________________________________________________Laporan Akhir

BAB
2

METODOLOGI PELAKSANAAN
PEKERJAAN

Metodologi yang disajikan untuk melakukan pekerjaan Penyusunan Program

Penghilangan Kendala dan Percontohan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro

ini memuat hal-hal yang berkaitan dengan masalah teknis pelaksanaan pekerjaan.

Secara garis besar memuat rangkuman beberapa alur pikir, konsep dasar, tinjauan

teoritis dan tahapan pelaksanaan pekerjaan.

Untuk menyusun metodologi dan tahapan pekerjaan diperlukan analisis yang

cermat mengenai durasi waktu kegiatan, ketersediaan personil dan tenaga ahli,

fasilitas yang dimiliki oleh Konsultan serta koordinasi dan arahan dengan Pihak-pihak

terkait sesuai dengan Lingkup Kgiatan yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja.

Dari hasil Diskusi Pendahuluan maupun komunikasi dengan Pihak Direksi baik

secara formal maupun informal dilakukan penyempurnaan dan perbaikan terhadap

Metodologi awal yang diusulkan oleh Pihak Konsultan.

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 8


____________________________________________________Laporan Akhir

Secara garis besar, rencana kerja pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Program


Penghilangan Kendala dan Percontohan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro seperti
yang tergambar pada bagan berikut ini:

Pekerjaan persiapan

Kajian Awal:
- Pengumpulan Data Sekunder
- Studi Pustaka / Review
Laporan
Pendahuluan
Inventarisasi dan Analisis:
- Diskusi grup
- Analisis Data
Laporan
Bulanan 1
Pelaksanaan Kegiatan:
- Pelaksanaan survei
- Pelaksanaan Workshop
- Survey isu-isu potensial
- Laporan - Survei kebutuhan dan penggunaan energi PLTMH
Bulanan 2
- Laporan
Kegiatan
- Laporan Pelaksaan Kegiatan:
Interim - FGD Penyusunan target kinerja PLTMH
- Penyusunan draft usulan RAPERDA
- FGD Penyusunan program rencana pengambanan
- Laporan
Kegiatan
- Laporan Koreksi dan perbaikan
bulanan 3
- Konsep
Laporan
Akhir Laporan Akhir
Gambar 2.1. Alur tahapan pekerjaan

2.1 Tahapan Pekerjaan


Dari diagram alir tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kegiatan Persiapan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan meliputi :
a. Persiapan Administrasi, Teknik dan Operasi
b. Mobilisasi Personil.
c. Identifikasi Materi dan Rencana Kerja Terinci.

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 9


____________________________________________________Laporan Akhir

d. Perumusan Metodologi.
e. Metodologi yang telah disusun, pada tahap pekerjaan ini selanjutnya
disempurnakan setelah dilakukan pengkajian ulang dan mendapat
masukan-masukan dari Tim Supervisi dan Pembahasan yang dilakukan.
f. Penyusunan kegiatan dan penjadualan survai Lapangan.
g. Meliputi hal-hal antara lain adalah mengenai perincian jadwal, data-data
dan peta-peta yang perlu dikumpulkan dan dimana (instansi terkait)
kemungkinan diperolehnya (checklist data yang diperlukan dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan), dalam rangka pencarian data primer.
2. Kegiatan Kajian Awal
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan meliputi :
a. Survey Pendahuluan dan mencari data sekunder
b. Studi Pustaka /Literatur
c. Pada tahap ini dilakukan studi pustaka /literatur yang terkait dengan
pekerjaan ini.
d. Penyusunan Laporan Pendahuluan.
3. Kegiatan Wawancara Internal (Depth Interview)
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan meliputi :
a. Membuat format interview
b. Pengumpulan data sekunder
c. Analisis data sekunder
4. Pengumpulan Data Dari Para Stakeholder
a. Lembaga yang berwenang dalam pengelolaan mikrohidro.
b. Pelaku usaha produktif yang memanfaatkan mikrohidro dan yang
potensial untuk memanfaatakan listrik dari mikrohidro.
c. Masyarakat pengguna/penerima manfaat mikrohidro.
d. Lembaga swasta dan pemerintah seperti perguruan tinggi dan lembaga
yang memiliki bengkel kerja dan laboratorium.
e. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan metode
kuesioner, wawancara dan pertemuan konsultasi dengan lembaga
terkait.
5. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang berlaku
saat ini dengan mempertimbangkan informasi yang diperoleh dari stakeholder
yang diperoleh baik melalui data sekunder dan data primer.
6. Survei

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 10


____________________________________________________Laporan Akhir

Survei ini dilakukan bertujuan untuk mencari lokasi PLTMH yang paling
strategis dan cocok untuk dijadikan lokasi demosite. Parameter survei yang
dilakukan ini meliputi, aksesabilitas, keberlansungan aliran air, pengelolaan,
peran serta masyarakat, dampak terhadap masyarakat, pemanfaatan untuk
usaha-usaha peroduktif dan dukungan pemerintah daerah. Survei ini
dilakukan dengan bekerjasama dengan jaringan PT. Cipta Ekapurna
Engineering Consultant yang sudah ada di daerah studi.
7. Workshop
Workshop bertujuan untuk membahas finalisasi studi kelayakan dan bisnis plan
untuk lokasi demosite pengambangan usaha produktif. Workshop menitik
beratkan pada penyiapan masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan
energi PLTMH. Kegiatan ini dapat dilakukan setelah data-data tentang potensi
yang ada di daerah-daerah tujuan pengambangan sudah terkumpul. Workshop
ini melibatkan para ahli dan pelaku dalam bidang yang berkaitan dengan
PLTMH.
8. Survey Isu-Isu Potensial
Survei ini dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasikan isu-isu potensial dari
para stakeholder demosite dan desain strategi pemecahan masalahnya.
Identifikasi isu ini melibatkan peran serta masyarakat dan stakeholder sebagai
pengguna dan operator PLTMH demosite Survei ini dilakukan dengan
bekerjasama dengan jaringan PT. Cipta Ekapurna Engineering Consultant yang
sudah ada di daerah studi.
9. Survei Kebutuhan Dan Penggunaan Energi PLTMH
Survei ini dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasikan keutuhan dan
penggunaan energi PLTMH oleh masyarakat dan stakeholder yang ada di lokasi
demosite. Survei ini dilakukan dengan bekerjasama dengan jaringan PT. Cipta
Ekapurna Engineering Consultant yang sudah ada di daerah studi.
10. FGD Penyusunan Target Kinerja PLTMH

FGD ini bertujuan untuk menyusun target kinerja PLTMH demosite


dalam pemanfaatan dan pengembangan ke depannya. FGD ini
melibatkan para ahli dan stakeholder bidang mikrohidro dan
bidang-bidang lainya, seperti ekonomi, sosial budaya, pendidikan
dan lingkungan.
11. FGD Penyusunan Program Rencana Pengambanan

FGD ini bertujuan untuk menyusun program rencana


pengembangan dan pemanfaatan energi mikrohidro yang

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 11


____________________________________________________Laporan Akhir

didasarkan pada pasar, baik yang dikelola oleh pihak swasta


maupun oleh kelompok masyarakat. FGD ini melibatkan para ahli
dan stakeholder bidang mikrohidro dan bidang-bidang lainya,
seperti ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan lingkungan.

BAB
3

ANALISA KONDISI DAN


KENDALA DEMOSITE PLTMH

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 12


____________________________________________________Laporan Akhir

Sesuai dengan analisa kajian studi sebelumnya pada kondisi


eksisting PLTMH di beberapa wilayah di Indonesia dan hasil diskusi
Laporan Pendahuluan ditetapkan 3 (tiga) lokasi demosite yaitu:
1. PLTMH Batanguru, Kecamatan Sumarorong, Kabupaten Mamasa,
Provinsi Sulawesi Barat
2. PLTMH Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur
3. PLTMH Salido Kecil, Kabupaten Painan, Provinsi Sumatra Barat
Pemilihan ketiga lokasi Demosite tersebut dilakukan berdasar
kriteria yang telah disusun oleh Pihak Konsultan PT. Wahana
Pengembangan Usaha yang melakukan asesmen dan kajian terhadap 6
lokasi PLTMH di beberapa wilayah di Indonesia yang mewakili Sumatra,
Jawa, Sulawesi. Selain itu juga dipertimbangkan pula keterwakilan
kondisi off grid dan on grid.
Berikut ini adalah deskripsi dari ketiga lokasi demosite yang disusun
berdasar tela’ah data sekunder, kunjungan lapangan, FGD dan
penyebaran kuesioner.

3.1. PLTMH Batanguru Kecamatan Sumarorong, Kabupaten


Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat.
3.1.1. Gambaran Wilayah studi
Sulawesi Barat atau disingkat SULBAR merupakan pemekaran dari Provinsi
Sulawesi Selatan yang menjadi propinsi ke-33 dan diresmikan sejak 5 Oktober
2004 berdasarkan UU No. 26 Tahun 2004. Ibukota propinsi adalah Kabupaten
Mamuju. Propinsi Sulbar terdiri atas 5 Kabupaten yaitu Polewali Mandar, Mamasa,
Majene, Mamuju dan Mamuju Utara, 58 Kecamatan, 50 Kelurahan dan 393 desa.
Luas wilayah 16.937,18 km2, jumlah penduduk sekitar 1.070.475 jiwa dengan
komposisi penduduk 80% petani dan 7,5% nelayan dengan tingkat kemiskinan
mencapai 19,03%.

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 13


____________________________________________________Laporan Akhir

Provinsi Sulawesi Barat yang beribukota di Mamuju terletak diantara 00121


- 30361 Lintang Selatan dan 118043'15" Bujur Timur, yang berbatasan dengan
Provinsi Sulawesi Tengah di sebelah utara dan selat Makassar si sebelah barat.
Batas sebelah selatan dan timur adalah propinsi Sulawesi Selatan. Jumlah sungai
yang mengaliri wilayah Sulawesi Barat tercatat sekitar 8 aliran sungai, dengan
jumlah aliran terbesar di kabupaten Polewali Mandar, yakni 5 aliran sungai.
Sungai terpanjang tercatat ada dua sungai yakni Sungai Saddang yang mengalir
meliputi Kabupaten Tator, Enrekang, Pinrang dan Polewali Mandar serta Sungai
Karama di Kabupaten Mamuju. Panjang kedua sungai tersebut masing-masing
150 km. Di sulawesi Barat terdapat 2 gunung yang mempunyai ketinggian di atas
2.500 meter di atas permukaan laut. gunung ini beridi tegak di Kabupaten
Mamuju. Luas wilayah Provinsi Sulawesi Barat tercatat 16.937,16 kilometer
persegi yang meliputi 5 kabupaten. Kabupaten Mamuju merupakan Kabupaten
terluas dengan luas 8.014,06 kilometer persegi atau luas kabupaten tersebut
merupakan 47,32 persen dari seluruh wilayah Sulawesi Barat. Gambar 3.1.
berikut adalah peta wilayah Provinsi Sulawesi Barat.

Gambar 3.1. Peta Wilayah Lokasi Studi

3.1.2 Kabupaten Mamasa


Kabupaten Mamasa merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi Barat
Indonesia. Kabupaten ini didirikan disaat secara administratif masih berada dalam wilayah Provinsi Sulawesi
Selatan dengan terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2002 tentang Pembentukan

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 14


____________________________________________________Laporan Akhir

Kabupaten Mamasa dan Kota Palopo. Ibukota Kabupaten Mamasa terletak di Kota Mamasa, sekitar 252 km
dari Kota Mamasa, dengan jarak tempuh sekitar 6 jam dengan menggunakan kendaraan roda empat. Dari
kota Pare-pare, pusat kawasan pengembangan ekonomi terpadu (KAPET) di provinsi Sulawesi Selatan
sekitar 100 km. Kabupaten Mamasa ini memiliki luas wilayah 2.759,23km². Kabupaten Mamasa memiliki
beberapa objek wisata yaitu wisata budaya Kuburan Tedong-tedong Minanga di Kecamatan Mamasa, Wisata
alam Air Terjun Sarambu dan Permandian Air Panas di desa Tadisi Kecamatan Sumarorong, Agro Wisata
Perkebunan Markisa di Kecamatan Mamasa, Wisata Budaya Rumah adat, Perkampungan Tradisional.

Secara geografis Kabupaten Mamasa terletak pada koordinat antara 12 o 5’


sampai 12o 50’ 00’’ Lintang Selatan dan 2o 40’ 00’’ sampai 30 32’ 00’’ Bujur Timur
dengan batas batas wilayah Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Mamuju,
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Polmas, sebelah Timur dengan
Kabupaten Tator dan Kabupaten Pinrang serta Sebelah Barat dengan Kabupaten
Mamuju. Peta wilayah lokasi studi di Kabupaten Mamasa dapat dilihat pada Gambar
3.2. berikut:

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 15


____________________________________________________Laporan Akhir

Ratte

Tombang Bai

Gambar 3.2. Peta Kabupaten Mamasa

3.1.3 Potensi PLTMH Mamasa

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 16


____________________________________________________Laporan Akhir

Disamping potensi yang terdaftar di Provinsi, Dinas Pertambangan dan Energi


Kabupaten Mamasa memiliki data potensi PLTMH sebagaimana pada tabel 3.1.
berikut:
Tabel 3.1. Data Potensi PLTMH Kabupaten Mamasa
KAPASITAS
NO KELURAHAN/ DESA KECAMATAN KABUPATEN
DAYA (Kw)
1 Salu Maka Mambi Mamasa 20
2 Ralleanak Utara Aralle Mamasa 15
3 Pariangan Tabulahan Mamasa 10
4 Buangin Rantebulahan Mamasa 80
Timur
5 Dusun Salutimpanan Tabulahan Mamasa 34
Desa Malatiro
6 Pangandaran Tabulahan Mamasa 10
7 Kala’be Aralle Mamasa 10
8 Bakadisura’ Tabang Mamasa 20
9 Ulu Mambi Bambang Mamasa 6
10 Mambulilling Mamasa Mamasa 40
11 Mehalaan Mambi Mamasa 15
12 Botteng Mambi Mamasa 15
13 Kabae Aralle Mamasa 10
14 Baruru Aralle Mamasa 15
15 Aralle Utara Aralle Mamasa 80
16 Mesakada Tanduk Kalua Mamasa 17
17 Bambang Bambang Mamasa 15
18 T. Kurra Tabulahan Mamasa 30
19 Rante Puang Sesenapadang Mamasa 15
20 Pidara Balla Mamasa 24
21 Salu Tambung Aralle Mamasa 25
22 Salu Tambung Timur Arelle Mamasa 11
23 Minanga Nosu Mamasa 15
24 Bambang Buda Rantebulahan Mamasa 15
timur
25 Mambi Mambi Mamasa 110
38 Salu Aho Mambi Mamasa 15
39 Passembuk Mambi Mamasa 41
40 Sendana Mambi Mamasa 20
41 Sondong L. Mambi Mamasa 20

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 17


____________________________________________________Laporan Akhir

42 Tapalinna Mambi Mamasa 10


43 Talipukki Mambi Mamasa 15
44 Pamoseang Mambi Mamasa 10
45 Rante Bulahan Mambi Mamasa 15
46 Salubanua Selatan Mambi Mamasa 15
47 Salu Banua Mambi Mamasa 15
48 Kebanga Mambi Mamasa 10
49 Salu Tambung Barat Aralle Mamasa 10
50 Uhailanu Aralle Mamasa 20
51 Salu Rinduk Aralle Mamasa 15
52 Aralle Timur Aralle Mamasa 10
53 Penatangan Aralle Mamasa 15
54 Bumal Aralle Mamasa 15
55 Sindaga Manik Tanduk Kalua Mamasa 30
56 Salu Bulo Bambang Mamasa 18
57 T. Tomba Bambang Mamasa 15
58 Balatana Bambang Mamasa 12
59 Rt. Lemo Bambang Mamasa 29
60 Limba Debata Bambang Mamasa 15
61 Ulu Mambi Barat Bambang Mamasa 25
62 Lembang Mokallang Bambang Mamasa 12
63 Salu Kepopo Bambang Mamasa 20
64 Salu Assing Bambang Mamasa 25
65 Masoso Bambang Mamasa 20
66 Saludengan Bambang Mamasa 30
67 Desa Weri Pana’ Mamasa 15
68 Desa Ulu Salu Pana’ Mamasa 30
69 Desa Karaka Pana’ Mamasa 15
70 Lakahang Tabulahan Mamasa 20
71 Salu Bakka Tabulahan Mamasa 20
72 Salu Leang Tabulahan Mamasa 10
73 Tabulahan Tabulahan Mamasa 20
74 Talopa Tabulahan Mamasa 40
75 Timoro Tabulahan Mamasa 15
76 Burana Tabulahan Mamasa 30
77 Masuppu Tabang Mamasa 25
78 Orobua Sesenapadang Mamasa 25

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 18


____________________________________________________Laporan Akhir

79 B. Tumuka Balla Mamasa 15


80 Balla Barat Balla Mamasa 20
81 Bambapuang Balla Mamasa 10
82 Balla Balla Mamasa 20
83 Parinding Nosu Mamasa 20
84 Salumokanan Rantebulahan Mamasa 20
Timur
85 Leko Rantebulahan Mamasa 44
Timur
86 Kirak Rantebulahan Mamasa 10
Timur
87 Salumokanan Utara Rantebulahan Mamasa 20
Timur
88 Salumokanan Barat Rantebulahan Mamasa 10
Timur

3.1.4 PLTMH Terpasang (Eksisting)


Dari 88 potensi PLTMH ada beberapa potensi yang telah dibangun
PLTMH. Berdasar hasil outsourcing PLTMH dilaporkan 2 (dua) PLTMH Off-Grid
(tidak ada yang on grid) di Kabupaten Mamase sebagai berikut :
3.1.4.1. PLTMH Ratte (Off-grid)

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Ratte terletak di


Dusun Ratte, Desa Batanguru,Kecamatan Sumarorong . PLTMH ini
dibangun pada tahun 2008 dengan memanfaatkan air sungai
Batang Uru. PLTMH Batang Uru kapasitas terpasang 30 kW, yang
memanfaatkan debit air sungai sebesar 600 l/det dari 1500 l/det
yang tersedia dan tinggi jatuh 6 m. Sisa debit air direncanakan
untuk membangun PLTMH baru.

3.1.4.2. Status Operasi

PLTMH pada saat ini dalam kondisi beroperasi baik. PLTMH


ini melayani 100 KK dengan kapasitas 110 Watt dan beroperasi
selama 24 jam.
a) Data teknik PLTMH
Data Generator

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 19


____________________________________________________Laporan Akhir

Merk : General
Jenis : Sinkron
Daya : 30 kW
Frekuensi : 50 Hz
Arus : 100 A
Tegangan : 220 – 240 V
Cos Q : 0,8
Phase : 3 phase
Putaran : 1500
Efisiensi : 0,9

Data Turbin
Merk Turbin : Produksi Lokal Batang Uru,
buatan Ir. Linggi
Jenis : Cross Flow
Putaran : 220 Rpm
Produsen : Hidro Battang Uru

b) Data Skema Pembiayaan


a. Nilai Ivestasi : Rp. 270.000.000,00
1. Masyarakat : Rp. 120.000.000,00
2. MHPP : Rp. 150.000.000,00 (berujud mekanik-
elektrik)

b. Pemasukan
Pemasukan berasal dari iuran pelanggan
1. Klas A (tiga titik lampu ): Rp. 15.000 /bulan
2. Klas B ( A+TV ) : Rp. 20.000 /bulan
3. Klas C : Klas B + alat elektronik yang
dimiliki

c. Pengeluaran
1. Honor Pengurus : -
2. Honor operator : Rp. 300.000 untuk dua orang
3. Pemeliharaan : Rp. 60.000 /bulan

c) Data SOP dan Pemeliharaan

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 20


____________________________________________________Laporan Akhir

Untuk menjamin keberlangsungan PLTMH dilakukan dengan :


a. Lembaga pengelola
Susunan lembaga :
Ketua : Randa
Sekretaris : Simin
Bendahara : Denna
Operator : Dominggus dan Martinuu

b. Prosedur Operasi

Gambar 3.3. Diagram alir Prosedur operasi


c. Shut down
- tutup pelan gate van
- kontak off kan

3.1.5 Sosial Ekonomi


Desa Ratte dengan luas wilayah 825 Ha ditempati oleh 1004 penduduk
dengan rincian laki-laki 511 ortang dan perempuan 493 orang. Data penduduk
berdasar pendidikan dan mata pencaharian seperti tabel 3.2. dan 3.3. berikut
menjadi gambaran profil sosial masyarakat:
Tabel 3.2. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2009

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 21


____________________________________________________Laporan Akhir

No Pendidikan Jumlah (jiwa)


1. Tamat SD 180
2. Tamat SLTP 40
3. Tamat SLTA 21
4. Tamat Akademi 20
5. Tamat PT 10

Tabel 3.3. Penduduk Menurut Mata PencaharianTahun 2009


No Mata Pencaharian Jumlah
1. PNS 10
2. Wiraswasta/Pedagang 8
3. Tani 180
4. Pertukangan 6
5. Buruh tani 600
6. Pensiunan 6
7. Nelayan -
8. Pemulung -
9 Jasa -

3.1.6 Potensi Usaha

a. Potensi usaha yang dapat dikembangkan :


- Kerajinan tenun
- Bengkel
- Pertukangan

b. Potensi baru
- Peternakan

Beberapa dokumentasi kondisi PLTMH Desa Ratte, Kec Batang Uru dapat dilihat pada
gambar-gambar berikut:

Gambar 3.4 Akses Jalan Menuju Lokasi PLTMH Ratte

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 22


____________________________________________________Laporan Akhir

Gambar 3.5 Akses Jalan Menuju PLTMH

Gambar 3.4 dan 3.5 menunjukkan kondisi jalan menuju lokasi PLTMH yang masih
buruk, sehingga diperlukan peningkatan kualitas jalan untuk mempermudah akses ke
lokasi PLTMH.

Gambar 3.6 Diskusi dan depth interview:


Konsultan(pengambil gambar), Kabag. ESDM Sulbar, Dr. Ignaitus Irianto (Staf
IMIDAP) dan Ir. Linggih (pengelola PLTMH Ratte)

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 23


____________________________________________________Laporan Akhir

Gambar 3.7 Kantor Kepala Desa Batanguru Kabupaten Mamasa

Gambar 3.8 Trash Rack di PLTMH Mamasa

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 24


____________________________________________________Laporan Akhir

Gambar 3.9 Penstok menuju PLTMH Mamasa

Gambar 3.10 Turbin Rusak berada di sekitar PLTMH Mamasa Karena Kurang
Perawatan

Gambar 3.11 Ternak ayam di sekitar lokasi PLTMH sebagai usaha produktif

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 25


____________________________________________________Laporan Akhir

Gambar 3.12 Rencana Lokasi Wisata Energi

Gambar 3.13 Rencana pengembangan bengkel turbin

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 26


____________________________________________________Laporan Akhir

3.2 PLTMH GUNUNG SAWUR

3.2.1 Gambaran Umum Jawa Timur


Secara umum Provinsi Jawa Timur dapat dibagi menjadi dua bagian
utama, yaitu wilayah daratan dengan proporsi lebih luas hampir mencakup
90% dari seluruh wilayah Provinsi Jawa Timur dan Wilayah Kepulauan Madura
yang hanya sekitar 10% saja.
Jawa Timur mempunyai 229 pulau terdiri dari 162 pulau beranama dan
67 pulau tidak bernama, dengan panjang pantai sekitar 2.833,85 km. Di
sebelah barat Provinsi Jawa Timur berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah, di
sebelah timur berbatasan dengan selat bali/ Provinsi Bali, sebelah selatan
dengan samudra Hindia dan sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa.
Provinsi Jawa Timur terbagi menjadi 38 kabupaten/kota.

Gambar 3.14 Peta lokasi demo site PLTMH Gunungsawur, Kab Lumajang Jawa Timur

3.2.2 Status Operasi PLTMH

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 27


____________________________________________________Laporan Akhir

PLTMH pada saat ini dalam kondisi beroperasi baik. PLTMH ini
melayani 82 KK dengan kapasitas 16200 Watt dan beroperasi
selama 24 jam.
a) Data teknik PLTMH :
1. Data Generator
Jenis : Sinkron
Frekuensi : 50 Hz
Rating Daya : 20 kvA
Tegangan : 230 – 240 V
Phase : 3 phase
Putaran : 1500 rpm
Efisiensi : 0,8
2. Data Turbin
Jenis : Cross Flow
Putaran : 555 Rpm
Diameter runner : 240 mm
Lebar runner : 500 mm
Daya : 18 PK
Pabrik pembuat : Local Manufacture

b) Data Skema Pembiayaan


1. Nilai Ivestasi
Masyarakat : Rp. 296,619,000.00

2. Pemasukan
Pemasukan berasal dari iuran pelanggan

a. Uang pangkal per KK : Rp. 400,000.00 – 1,200,000.00


b. Uang iuran bulanan : Rp. 500 per kwH
3. Pengeluaran
a. Honor Pengurus : Rp. 210,000.00
b. Honor operator : Rp. 120,000.00
c. Pembelian pelumas, oli, dll per bulan : Rp. 25,000.00
d. Pemeliharaan : Rp. 150.000 /bulan

c) Kelembagaan
Untuk menjamin keberlangsungan PLTMH dilakukan dengan lembaga
pengelola dengan susunan lembaga sebagai berikut:
Ketua : Sucipto

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 28


____________________________________________________Laporan Akhir

Sekretaris : Ponidi
Bendahara : Fadil
Operator : Taufik

3.2.3 Sosial Ekonomi


Desa Sumber Wuluh dengan luas wilayah 1760 Ha ditempati oleh
10121 penduduk dengan rincian laki-laki 5117 orang dan perempuan 5004
orang. Data mata pencaharian seperti tabel 3.4 berikut menjadi gambaran
profil sosial masyarakat.
Tabel 3.4. Penduduk Menurut Mata PencaharianTahun 2009
No Mata Pencaharian Jumlah
1. PNS 14
2. Wiraswasta/Pedagang 78
3. Tani 3114
4. Pertukangan 85
5. Penjahit 4
6. Pensiunan 46
7. Pegawai 43

3.2.4 Potensi Usaha

a. Potensi usaha yang dapat dikembangkan :


- Bengkel
- Meubel
- Stroom ACCU
- Makanan

b. Potensi baru
- Pertambangan pasir
c. Hasil pertanian utama
- Ketela pohon
- Padi

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 29


____________________________________________________Laporan Akhir

- Pisang
- Palawija
d. Potensi alam yang lain
- Komoditi pisang
- Pertanian
kegiatan yang telah dilakukan di Gunung Sawur tempat lokasi demo site, tim
melakukan sosialisasi serta FGD kepada masyarakat sekitar Gunung Sawur oleh
IMIDAP, anggota DPRD Kabupaten Lumajang komisi A, Pihak Konsultan dan
dilanjutkan oleh diskusi bersama warga berkaitan dengan PLTMH Gunung Sawur.
Berikut ini adalah Notulen dari kegiatan FGD dan koordinasi sosialisasi yang
telah dilakukan kepada warga di sekitar PLTMH Gunung Sawur,Kabupaten Lumajang,
24 Oktober 2009:
Kegiatan ini dihadiri sejumlah 33 Orang (secara lengkap pada daftar presensi
terlampir), dengan agenda kegiatan:

1. Sambutan dari PLTMH Gunung Sawur

2. Pengarahan dari IMIDAP

3. DPRD Komisi A (Bp. Supriyono)

4. Pengarahan dari Pihak Konsultan

5. Diskusi

1) Sambutan PLTMH Gunung Sawur


PLTMH Gunungsawur berdiri sejak tahun 1992 dengan
kapasitas 16 KVA , tersambung pada konsumen 78 Kepala
Keluarga (KK) dengan jenis pemakaian listriknya :
a. Malam Hari :
- 6 KK untuk penerangan dan usaha pengolahan ayam potong
- 1 KK untuk usaha meubeler
- Dan sisanya untuk penerangan, kebutuhan dapur/masak
dan hiburan/Televisi
b. Siang Hari :

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 30


____________________________________________________Laporan Akhir

- Digunakan untuk kegiatan produksi yaitu pabrikan PLTMH


milik bapak Sucipto.
- Sampai tahun 2009 perusahaan tersebut telah
memproduksi dan memasang PLTMH sekitar 200 buah
tersebut diseluruh Indonesia.
c. PLTMH Gunung sawur beroperasi 6 hari, khusus setiap hari
Senin tidak beroparasi/OFF dan digunakan untuk pemeliharaan
dan perbaikan rutin.
d. PLTMH Gunung sawur memiliki 2 unit PLTMH yang merupakan
pengembangan yaitu:
- PLTMH Poncosumo
PLTMH ini kapasitas 8,5 KVA dengan kapasitas terpasang
melayani 100 KK
- PLTMH Kajar Kuning kapasitas 5 KVA melayani 45 KK.

2) IMIDAP
Sesuai dengan tujuan dan Misi IMIDAP yaitu melaksanakan berbagai kegiatan
capacity Building dengan berbagai kegiatan diantaranya menghilangkan
berbagai kendala PLTMH yang sudah beroperasi dan mengupayakan agar
PLTMH yang sudah beroperasi dapat dijadikan kegiatan produktif bagi
masyarakat sekitar PLTMH.
PLTMH Gunung sawur diharapkan memungkinkan sebagai salah satu PLTMH
yang mampu menjadi PLTMH percontohan dengan berbagai kegiatan
produktifnya dengan SDM yang saat ini dapat diandalkan.
Gunung sawur seyogyanya dapat memanfaatkan proram IMIDAP yang akan
berakhir tahun 2010.

3) DPRD Komisi A Kabupaten Lumajang (Bp. Surpiyono)


a. Kabupaten Lumajang sangat mendukung kegiatan yang
dipelopori PLTMH Gunung sawur dan menyambut baik berbagai
fasilitas yang akan diberikan IMIDAP.

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 31


____________________________________________________Laporan Akhir

b. Kabupaten Lumajang dengan pemerintahan dan DPRD yang


baru akan memprogramkan kegiatan yang terkait dengan
Energi,
c. Kendala yang dialami oleh pemerintah daerah Lumajang,
seringnya perencanaan/ permohonan kegiatan dari desa-desa
sampai di pemerintah sesudah Penetapan Anggaran.
d. PLTMH Gunung sawur diharapkan mampu membantu kegiatan
produktif masyarakat dan DPRD akan mendorong dan
mengupayakan berbagai bantuan yang dapat dimanfaatkan
oleh Masyarakat Gunung Sawur.

4) Paparan dari Konsultan


a. Tujuan FGD atau rembuk dengan warga PLTMH Gunung Sawur
adalah untuk menjaring berbagai kendala dan informasi
keberhasilan PLTMH
b. Sering ditemui PLTMH tidak beroperasi Pasca Pembangunan
karena, dalam pembangunan PLTMH tidak diiringi dengan
pembentukan kelembagaan PLTMH.
c. Jenis Kendala yang sering ditemui adalah (kendala Teknik,
Administrasi dan usaha produktif).
d. Diakhir kegiatan ini diharapkan dapat didokumentasikan
usaha-usaha produktif disekitar PLTMH serta penguatan
usaha-usaha yang sudah berjala
e. PLTMH Gunung sawur akan direncanakan menjadi salah satu
lokasi Demo Site (Lokasi Demo PLTMH) dengan berbagai
kegiatan produktifnya.
f. Hasil akhir bahwa PLTMH Gunung sawur memiliki Bisnis Plan
usaha-usaha produktif yang memanfaatkan energy PLTMH dan
membuat SOP kegiatan.

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 32


____________________________________________________Laporan Akhir

5) Diskusi
Bp.NURANI:
- PLTMH Poncosumo yang ditangani saat ini kurang maksimal
beroperasi sementara air yang tersedia dapat
dikembangkan.
- PLTMH poncosuma kelembagaannya belum terbentuk
sehingga pengoperasiaanya masih tidak tertata dan pada
tahun 2008 pihak Propinsi akan memberi bantuan kepada
masyarakat disekitar PLTMH untuk pengembangan PLTMH
dan dibatalkan karena masyarakat disekitar PLTMH masih
belum memiliki kesamaan VISI dan MISI tentang
keberadaan PLTMH sehingga perlu dibina bagaimana agar
OMS (organisasi masyarakat setempat) dalam bentuk
komperasi, paguyuban atau sejenisnya dapat terbentuk.
- Masyarakat masih beranggapan bahawa lebih nikmat
dengan listrik dari PLN karena lebih terjamin
keberlangsungannya.
- Sebagian besar masyarakat disekitar PLTMH adalah Petani.
- Kasus PLTMH Kajar Kuning juga sama perlu pembentukan
kelembagaan agar PLTMH dapat beroperasi dengan baik.
- Baik PLTMH Poncosumo maupun Kajar Kuning potensi air
masih dapat dikembangkan untuk PLTMH.
- Ibu “ARBAATUN” Gunung sawur memiliki potensi yaitu
produksi buah pisang 5 mobil perhari dan mohon bantuan
dari pemerintah untuk kegiatan ibu-ibu agar kegiatan dapat
lebih produktif. Potensi yang lain adalah Singkong dan
salak.

3.2.5 . Daftar Presensi

Terlampir

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 33


____________________________________________________Laporan Akhir

Beberapa dokumentasi kondisi PLTMH Gunung, Sawur Jawa Timur dapat


dilihat pada gambar-gambar berikut:

Gambar 3.15. Kegiatan diskusi dengan warga

Gambar 3.16. Kegiatan Penyuluhan Tentang Penyusunan


Program Penghilangan Kendala Berbasis Mikrohidro

Gambar 3.17. Sistem pengairan Mikrohidro di PLTMH Gunung Sawur

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 34


____________________________________________________Laporan Akhir

Gambar 3.18. Distribusi Penstok Menuju Power House di


PLTMH Gunung Sawur.

Gambar 3.19. Power House di PLTMH Gunung Sawur

Gambar 3.20. Generator di PLTMH Gunung Sawur

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 35


____________________________________________________Laporan Akhir

Gambar 3.21. Struktur Organisasi Pengelolaan PLTMH Gunung Sawur

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 36


____________________________________________________Laporan Akhir

Gambar 3.22. Surat Keterangan pemandu PLTMH Gunung Sawur

3.3 SALIDO KECIL


3.3.1 Deskripsi PLTMH Salido Kecil

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 37


____________________________________________________Laporan Akhir

Dalam sejarahnya, PLTM Salido Kecil dibangun pemerintah penjajahan


Belanda untuk keperluan penambangan emas di Salido Kecil. PLTM Salido Kecil
dua turbinnya dibangun tahun 1913 dan satu turbin lainnya tahun 1925 yang
merupakan salah satu pembangkit listrik tertua di Indonesia. Di masa perang
dunia ke-II, PLTM ini diambil alih pemerintah pendudukan Jepang. Namun pada
awal Kemerdekaan RI pembangkit listrik ini mengalami kerusakan pada
beberapa bagian bangunan dan pipa pesatnya akibat banjir di daerah tersebut
.

Gambar 3.23. Lokasi PLTMH Salido Kecil

Tahun 1960 pemerintah memberikan kewenangan kepada PT Anggrek


Mekar Sari untuk memperbaiki PLTM tersebut dan memanfaatkan serta
mengelolanya. Setelah dilakukan perbaikan, PLTM itu kembali beroperasi untuk
menerangi wilayah Pesisir Selatan. Namun setelah Pesisir Selatan masuk dalam
sistim kelistrikan Sumbar menyusul beroperasinya PLTA Maninjau, peran PLTM
Salido kecil mulai berkurang. Kerjasama pengoperasian ini terhenti pada tahun
1995 karena mengalami kerusakan pada turbin-turbinnya PLTM Salido Kecil.
Terbitnya Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No 31
tahun 2009, PT Anggrek Mekar Sari dan PT PLN wilayah Sumbar mewujudkan
kembali kerjasama dalam bentuk jual beli tenaga listrik dari energi terbaru.
Harga listrik yang ada pada permen ini yaitu Rp. 1004,- /kWh untuk harga listrik
yang terinterkoneksi tegangan rendah dan Rp.656,-/kWh untuk harga listrik
yang terinterkoneksi tegangan sedang. Peraturan itu mendorong kalangan
swasta mengusahakan tenaga listrik dari sumber energi terbaru akibat naiknya
harga BBM dan upaya mengurangi pemakaian bahan baku fosil. Kontrak
perjanjian jual beli tenaga listrik itu dilaksanakan 8 Agustus 2005 dengan masa
konstruksi dua tahun.

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 38


____________________________________________________Laporan Akhir

Sejak Agustus 2007, PT PLN telah membeli arus listrik PLTM itu
mencapai 1.267.572 kWh atau senilai Rp558,999 juta. Pengoperasian PLTM
dinilai relatif rendah, karena jika arus sebesar 1.267.572 kWh itu dihasilkan
pembangkit listrik tenaga diesel (bahan bakar minyak bumi) dibutuhkan
sebanyak 380 kilo liter solar senilai Rp2,3 miliar. Daya terbangkit akan
dikoneksikan dengan jaringan distribusi PLN secara on grid melalui Starlite
Transformer Substation at 20kV.

Tabel 3.5. Kondisi Teknis PLTM salido Kecil

Berikut ini adalah data teknis dari PLTMH Salido Kecil :


a. Nett head 99 meter, gross head 106,7 meter
b. Q = 0,43 m3/s
c. Panjang penstock 342 meter, diameter 0,61-0,71 meter.
d. Turbin Pelton, speed 750 rpm, P mek 340 kW
e. Generator: F 50 Hz, speed 750 rpm, power factor 0,9, tegangan nominal 400
V.

a) Status Operasi

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 39


____________________________________________________Laporan Akhir

PLTMH pada saat ini dalam kondisi beroperasi baik. PLTMH


ini melayani 60 KK dan beroperasi selama 24 jam.
b) Data teknik PLTMH
Data Generator
Jenis : Sinkron
Frekuensi : 50 Hz
Rating Daya : 30 kvA
Tegangan : 220 – 240 V
Phase : 3 phase
Putaran : 1500 rpm
Efisiensi : 0,9

Data Turbin
Jenis : Cross Flow
Putaran : 1000 Rpm
Diameter runner: 400 mm
Lebar runner : 600 mm
Daya : 35 PK
Pabrik pembuat : Pabrikan lokal

c) Data Skema Pembiayaan


Pemasukan
Pemasukan berasal dari iuran pelanggan

1. Uang pangkal per KK : tidak ada uang pangkal


2. Uang iuran bulanan : Rp. 15000 per kwH

Pengeluaran
1. Honor Pengurus : Rp. 225,000.00
2. Honor operator : Rp. 200,000.00
3. Pembelian pelumas, oli, dll per bulan : Rp. 20,000.00 ,
4. Pemeliharaan : Rp. 40.000 /bulan
Di Salido kecil terdapat proyek pengerjaan PLTMH oleh perusahaan PT.
Anggrek Mekar Sari (AMS). Proyek ini telah berjalan sejak tahun 1980. Tujuan
dari proyek ini adalah rehabilitasi dan membangkitkan kembali PLTMH yang ada di
Salido Kecil. Sedangkan Tujuan utama dari kegiatan proyek ini adalah untuk
menghasilkan daya listrik yang berkelanjutanyang dapat menghasilkan listrik

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 40


____________________________________________________Laporan Akhir

tanpa menimbulka dampak negatif terhadap lingkungan sekitar desa baik dari
aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

3.3.2 Manfaat PLTMH Salido Kecil

a. Dengan adanya PLTM Salido Kecil yang terkoneksi secara on


grid melalui PLN dapat meningkatkan kapasitas daya yang
dapat disalurkan kepada masyarakat, diharapkan dengan
adanya energi listrik, kemampuan masyarakat dalam
menjalankan aktifitas ekonomi produktif menjadi lebih
meningkat.
b. Dengan menggunakan energi terbarukan, konsumsi
masyarakat terhadap bahan bakar fosil dapat berkurang,
emisi karbon juga dapat dikurangi.
c. Meningkatnya kualitas udara dibanding penggunaan diesel
yang menghasilkan asap buangan.

3.3.3 Kendala-Kendala di Salido Kecil


Sistem PLTMH yang ada di salido kecil mempunyai sistem on-grid
dimana hasil listrik yang dihasilkan disambung ke PLN. Akan tetapi
pemasangan dengan system on-grid ini terdapat beberapa kendala antara lain:

a. Biaya interkoneksi
b. Standarisasi Teknik dengan PLN
c. Prioritas untuk kebutuhan masyarakat
d. PLN belum aktif mensosialisasikan
e. Koordinasi Pemda , ESDM, Bappeda
f. Investasi dari PLN, APBN belum optimal
g. Waktu pengurusan lama, 2 bulan lebih
h. Payung hukum belum ada

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 41


____________________________________________________Laporan Akhir

3.3.4. Proses administratif pengolahan system jaringan On-Grid

Berikut ini digambarkan secara skematik Proses administratif


pemngolahan system jaringan On-Grid:

Gambar 3.24.Proses administratif pengolahan sistem jaringan On-Grid

Gambar 3.25.pengembangan jaringan on-grid desa

Beberapa dokumentasi kondisi PLTMH Salido Kecil Sumatera Barat dapat dilihat pada
gambar-gambar berikut:

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 42


____________________________________________________Laporan Akhir

Gambar 3.26 Power House PLTMH di Salido Kecil

Gambar 3.27 Survei Di Lokasi PLTMH Salido Kecil

Gambar 3.28 Generator PLTMH Salido Kecil

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 43


____________________________________________________Laporan Akhir

Gambar 3.29 Turbin PLTMH Salido Kecil

Gambar 3.30 Tim Survey lapangan Bersama Operator PLTMH Salido Kecil

Gambar 3.31 Penstok PLTMH Salido Kecil

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 44


____________________________________________________Laporan Akhir

Gambar 3.32 Sambungan Penstok

Gambar 3.33 Usaha Produktif Disekitar Lokasi PLTMH Salido Kecil

BAB
4

REKOMENDASI PENGHILANGAN
KENDALA USAHA PRODUKTIF
BERBASIS MIKROHIDRO
4.1 Kendala – kendala
Dari hasil survei dan penyebaran angket yang telah dilakukan oleh tim
di lapangan, maka ditemukan beberapa kendala kendala yang terjadi di demo
site antara lain dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Kendala teknis:

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 45


____________________________________________________Laporan Akhir

Perawatan secara preventif, rutin, dan berkala belum maksimal dilakukan


oleh pengelolah.
Tumpukan sampah yang ada disaluran penstock terkadang jarang
dikontrol.
Sebagian akses PLTMH masih buruk.
Jarak antara ibukota dengan lokasi PLTMH cukup jauh.
Belum adanya fasilitas umum seperti Bank, Kantor pos, pasar. Halini akan
mengganggu proses distribusi barang serta perkembangan informasi yang
dibutuhkan PLTMH.

2. Kendala administratif:
Pola fikir masyarakat yang masih menentang pembangunan Mikrohidro
sebab mikrohidro akan mengganggu lingkungan
Sebagian masyarakat belum mengetahui sumber pendanaan pembangunan
Mikrohidro
Kurangnya partisipasi masyarakat untuk menjaga keberlangsungan
Mikrohidro.
Sebagian daerah PLTMH masih belum memiliki kelembagaan untuk
menjaga keberlangsungan Mikrohidro.

3. Kendala berusaha
Kesadaran masyarakat untuk membayar ke pengelola secara langsung
masih rendah
Kesepakatan tarif listrik untuk Mikrohidro Off-grid masih sulit
Harga untuk mikrohidro offgrid masih terlalu kecil untuk menjaga
keberlangsungan mikrohidro
Pengembangan usaha produktif terkendala masalah pendanaan.
Kendala lain yang ditemukan di lokasi demosite antara lain:
Tabel 4.1 Analisa Kendala-kendala
No Kendala-Kendala Yang Ditemukan Analisis Kendala
Jarak aksesibilitas antara demo Ini akan menyebabkan sulitnya proses baik
1 site dengan ibukota pemerintah administrasi maupun penyaluran barang ke
kabupaten terlalul jauh pemerintah menjadi lambat
Ini akan membuat PLTMH hanya bersifat
2 Perawatan kurang terjadwal korektif yang seharusnya bersifat preventif
untuk mencegah kerusakan.
Ini akan menybabkan terjadinya jatuh
Perubahan debit air secara
3 tegangan listrik yang akan dialirkan ke
mendadak.
pengguna listrik
Akan menyebabkan proses administrasi
Fasilitas umum seperti kantor
3 menjadi sulit terutama kantor pos sebagai
pos, bank, pasar belum ada
media pengiriman barang ataupun surat

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 46


____________________________________________________Laporan Akhir

menyurat.
4 Permukaan tanah terjal Akses ke lokasi demo site menjadi sulit
Pengumpulan biaya pemakaian
listrik masih dilakukan petugas
Belum adanya kesadaran dari penduduk
5 dengan mendatangi rumah tiap
agar keberlangsungan PLTMH
KK

4.2 Rekomendasi Penghilangan Kendala


Dari beberapa analisis kendala yang timbul dari demo site tempat survey
maka dapat di tarik beberapa rekomendasi dalam upaya penghilangan kendala
antara lain:

1. Meningkatkan kegiatan studi dan penelitian yang berkaitan


dengan:
a. identifikasi setiap potensi sumber daya energi terbarukan,
seperti air secara lengkap di setiap wilayah
b. pengumpulan pendapat dan tanggapan masyarakat tentang
pemanfaatan energi terbarukan tersebut.
2. Memasyarakatkan pemanfaatan energi terbarukan sekaligus
mengadakan analisis dan evaluasi lebih mendalam tentang
kelayakan operasi sistem di lapangan dengan pembangunan
beberapa proyek percontohan.
3. Memberikan prioritas pembangunan pada daerah yang memiliki
potensi sangat tinggi, baik teknis maupun sosio-ekonominya.
4. Agar PLTMH teratur pemeliharaannya baik secara administrasi,
keuangan maupun teknis maka harus dibentuk kepengurusan
yang ditentukan oleh masyarakat sendiri yang terdiri: Kepala
PLTMH, Badan Pengawas, Staf administrasi dan Staf teknis,
setiap pengurus mempunyai fungsi dan tugas masing-masing
5. Setiap pengurus diwajibkan mengikuti pelatihan-pelatihan
tentang PLTMH sesuai fungsi dan tugas masing-masing.
6. Kadang terjadi perubahan beban pada konsumen secara
mendadak, hal ini dapat mengakibatkan naik dan turunnya
tegangan, sehingga berpengaruh pada generator, untuk

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 47


____________________________________________________Laporan Akhir

pengaturan keseimbangan energi pada PLTMH dilakukan dengan


menggunakan ELC (electronic load controller) untuk generator
sinkron dan ILC (induction generator controller) untuk generator
induksi.
7. Agar PLTMH dapat operasi secara baik, maka bangunan sipil
yang mempunyai peranan penting perlu diperhatikan
pemeliharaannya dari kerusakan, misalnya bendungan, pintu
masuk air / intake, saluran pembawa, bak penenang, pipa pesat
(penstock), dan rumah pembangkit.
8. Dilakukan perawatan mekanik dan elektrik secara periodik,
misalnya pemberian pelumas pada generator, turbin, bearing
guide vane / katup. Jika terjadi kerusakan pada mekanik dapat
menghubungi bengkel mekanik terdekat, jika ada kerusakan
pada kelistrikan misal generator, kalau pengurus tidak bisa
mengatasi sendiri maka bisa memanggil petugas teknis dari PLN.
9. Khusus untuk jaringan PLTMH yang menggunakan system On-
grid maka hal yang perlu dilakukan antara lain:
a. Disertakan dengan kontribusi masyarakat sehingga ada rasa
kepemilikan dan tanggung jawab lebih desar
b. Sebaiknya dimanfaatkan untuk stimulus investasi mikrohidro,
minimal lokasi sekitar
c. Pembangunan PLTMH on grid harus tetap bisa memberikan
keuntungan secara khusus pada masyarakat sekitar.
d. Untuk menjaga kesinambungan, pemberian dana hibah
sebaiknya disertai juga dengan pendampingan manajerial .

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 48


____________________________________________________Laporan Akhir

Berikut ini adalah proses admnistratif dan pengembangan


jaringan On -Grid di desa dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut:

Gambar 4.1 Proses administratif jaringan On-grid

Gambar 4.2 pengembangan jaringan On-Grid

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 49


____________________________________________________Laporan Akhir

4.3 Systemic Thingking


Systemic Thingking merupakan tahap pengembangan pola fikir sistem dimana
semua komponen penyusunnya saling terikat menjadi satu kesatuan berikut
adalah bentuk sistemik thingking:

Gambar 4.3 Pemikiran Sistemik

Berikut adalah pola pemikiran sistemik Mikrohidro yang bisa digambarkan dalam
gambar berikut ini:

SISTEMIK THINKING -
MIKROHYDRO
External-Environmen Abiotic,
Biotic, Culture
System
Denkwelt
Controler
Management
Acceptor – of MH
evaluation of results Effector - MH

Condition- Results,
Waterneed, Energy
Suply, Economic
Dev.
Heideman, 1996

Gambar 4.4 Pemikiran Sistemik Mikrohidro

4.3.1. effector (PLTMH)

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 50


____________________________________________________Laporan Akhir

Pada bagian ini menjelaskan bagaimana kondisi, kendala yang dihadapi


langsung oleh mikrohidro. Berikut ini adalah analisis systemic thingking dari sisi
effector:

a. pada bagian ini Kendala yang diahadapi oleh system PLTMH


yaitu pada bagian struktur bangunan. Agar PLTMH dapat
operasi secara baik, maka bangunan sipil yang mempunyai
peranan penting perlu diperhatikan pemeliharaannya dari
kerusakan, misalnya bendungan, pintu masuk air / intake,
saluran pembawa, bak penenang, pipa pesat (penstock),
dan rumah pembangkit.
b. Dilakukan perawatan mekanik dan elektrik secara periodik,
misalnya pemberian pelumas pada generator, turbin,
bearing guide vane / katup. Jika terjadi kerusakan pada
mekanik dapat menghubungi bengkel mekanik terdekat, jika
ada kerusakan pada kelistrikan misal generator, kalau
pengurus tidak bisa mengatasi sendiri maka bisa memanggil
petugas teknis dari PLN.
c. Kadang terjadi perubahan beban pada konsumen secara
mendadak, hal ini dapat mengakibatkan naik dan turunnya
tegangan, sehingga berpengaruh pada generator, untuk
pengaturan keseimbangan energy pada PLTMH dilakukan
dengan menggunakan ELC (electronic load controller) untuk
generator sinkron dan ILC (induction generator controller)
untuk generator induksi.

4.3.2 Condition ( energy supply, waterneed,economic dev)

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 51


____________________________________________________Laporan Akhir

Pada bagian ini menjelaskan bagaimana kondisi mikrohidro baik kendala


yang dihadapi oleh mikrohidro, bagaimana melakukan perawatan, serta terus
menganalisis kondisi mikrohidro secara berkala. Berikut ini adalah analisis
systemic thingking dari sisi condition:

a. Tenaga yang diberikan air ke turbin tergantung pada


ketinggian dan debit air, pengaturan debit menggunakan pintu
air. Apabila beban bertambah, maka harus ada penambahan
debit air dan apabila beban berkurang maka harus ada
pengurangan debit air dengan demikian dibutuhkan kolam
tando harian yang memadai untuk menampung air, sehingga
kasus kekurangan air teratasi dan debit air ke turbin teratur.
b. Agar PLTMH dapat operasi secara baik, maka bangunan sipil
yang mempunyai peranan penting perlu diperhatikan
pemeliharaannya dari kerusakan, misalnya bendungan, pintu
masuk air / intake, saluran pembawa, bak penenang, pipa
pesat (penstock), dan rumah pembangkit.

4.3.3 Acceptor:
Pada bagian ini menjelaskan kondisi penerima (human) yang
berkecimpung di mikrohidro. Berikut ini adalah analisis systemic thingking dari
sisi Acceptor:

a. Memasyarakatkan pemanfaatan energi terbarukan sekaligus


mengadakan analisis dan evaluasi lebih mendalam tentang
kelayakan operasi sistem di lapangan dengan pembangunan
beberapa proyek percontohan.
b. pengumpulan pendapat dan tanggapan masyarakat tentang
pemanfaatan energi terbarukan tersebut.

4.3.4 Controller:
Pada bagian ini menjelaskan kondisi mikrohidro baik dalam
melakukan pengontrolan, perawatan, serta terus menganalisis

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 52


____________________________________________________Laporan Akhir

kondisi mikrohidro secara berkala. Berikut ini adalah analisis


systemic thingking dari sisi controller:
a. Agar PLTMH teratur pemeliharaannya baik secara administrasi,
keuangan maupun teknis maka harus dibentuk kepengurusan
yang ditentukan oleh masyarakat sendiri yang terdiri: Kepala
PLTMH, Badan Pengawas, Staf administrasi dan Staf teknis, setiap
pengurus mempunyai fungsi dan tugas masing-masing
b. Memberikan prioritas pembangunan pada daerah yang memiliki
potensi sangat tinggi, baik teknis maupun sosio-ekonominya.
c. identifikasi setiap potensi sumber daya energi terbarukan, seperti
air secara lengkap di setiap wilayah.
d. Setiap pengurus diwajibkan mengikuti pelatihan-pelatihan tentang
PLTMH sesuai fungsi dan tugas masing-masing.

4.4 Rekomendasi Pengembangan serta keberlanjutan dari


PLTMH
Teknologi yang handal dan ketersediaan tenaga air yang terus-menerus
merupakan syarat mutlak bagi keberlanjutan PLTMH. Selain itu sejauh mana
PLTMH. Selain itu sejauh mana PLTMH dapat berkelanjutan juga bergantung
pada kemauan dan kemampuan masyarakat pengguna dalam melakukan dan
membiayai pengelolaan dan pemeliharaan.
Kemauan masyarakat pengguna untuk terlibat dan membayar cenderung
dipengaruhi oleh sejauh mana layanan PLTMH sesuai dengan harapan mereka.
Sedangkan pendekatan terbaik sehingga PLTMH dapat dibangun, dikelola, dan
memberikan layanan yang sesuai dengan harapan masyarakat adalah peran
partisipatif, yaitu melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan mulai
dari perencanaan, pembangunan, sampai pengoperasian.
Berdasarkan pandangan dari sisi ekonomi, kehadiran layanan listrik dapat
memberikan dampak positif kepada masyarakat melalui dua cara: pertama,
penghematan pengeluaran setidaknya terdapat empat aspek yangsaling
berkaitan dan perlu diperhatikan dalam pengembangan PLTMH, yaitu:

1. Aspek Teknik
2. Aspek Ekonomi
3. Aspek Sosial
4. Aspek Lingkungan.

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 53


____________________________________________________Laporan Akhir

Demand Kualitas Keberlanjutan


Responsiveness Layanan

Partisipasi
Penggunaan Produktif
Keswadayaan
Pemanfaatan
Berdampak Positif

Keterbukaan Keadilan
Capacity
Gambar 4.5 Skema Menuju Keberlanjutan (sustainabilitas) PLTMHBuilding

1. Aspek Teknik
PLTMH bukanlah teknologi yang tergolong rumit. Berdasarkan pengalaman,
PLTMH relative mudah dan dioperasikan oleh masyarakat pedesaan. Meskipun
demikian PLTMH membutuhkan perawatan dan pemeliharaan khusus agar
tetap dapat beroperasi secara layak dalam jangka panjang.

2. Aspek Ekonomi
berdasarkan rentang waktu, keberlanjutan PLTMH sebagai solusi
permanen suplai listrik bagi suatu lokasi seyogyanya dipandang dengan dua
cara, yaitu :
1. Keberlanjutan operasi PLTMH sampai berakhir umur pakainya, dan
2. keberlanjutan layanan listrik setelah itu.
Semua biaya yang dibutuhkan untuk mempertahankan keberlanjutan
PLTMH harus dapat dipenuhi oleh pendapatan PLTMH yang idealnya hanya
bersumber dari iuran listrik yang dikumpulkan dari masyarakat pengguna.
Oleh karena itu besarnya iuran atau tariff listrik seharusnya ditentukan
berdasarkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan.
Pada akhirnya, keberlanjutan PLTMH akan bergantung pada kemampuan
bayar masyarakat pengguna. Agar dapat meningkatkan kemampuan bayar,
adanya layanan listrik PLTMH seharusnya dapat memberikan dampak positif
terhadap perekonomian masyarakat. Bagi pengelolah PLTMH sendiri,

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 54


____________________________________________________Laporan Akhir

termanfaatkannya energy pada siang hari akan semakin meningkatkan


peluang untuk memperoleh pendapatan.

3. Aspek sosial.
Pembangunan PLTMH dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat sangat
relevan dengan kebijakan desentralisasi penyediaan energy (listrik) pedesaan.
Pendekatan ini menyadari pentingnya kapasitas masyarakt untuk
meningkatkan kemandirian dan kekuatan internal atas sumber daya material
dan non material yang penting.
Ada empat hal penting yang mempengaruhi persiapan sosial dan operasional
PLTMH, yaitu: (1) Partisipasi Masyarakat, (2) pola pemanfaatan Listrik, (3)
pengembangan kelembagaan, dan (4) dukungan kelembagaan.

a) Partisipasi masyarakat
Partisipasi masyarakat dalam melaksanakan program PLTMH harus
selalu ditumbuhkan, didorong dan dikembangkan secara bertahap, ajeg dan
berkelanjutan. Jiwa partisipasi masyarakat adalah solidaritas sosial, yaitu
hubungan yangselalu didasarkan pada perasaan sosial bersama, kepercayaan
bersama cita-cita bersama. Partisipasi masyarakat sejak awal program akan
lebih menjamin kesuksesan dan keberlanjutan program.
Partisipasi masyarakat tidak akan terjadi begitu saja, tetapi perlu
pendekatan-pendekatan yang tepat dan mekansime proyek yang mendukung
pola partisipatif. Untuk itu perlu perencanaan yang matang dan panduan
proses yang tepat sesuai konteks lokal. Adanya fasilitator dari luar desa juga
dirkomendasikan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Pola partisipatif
akan berjalan baik jika ada dukungan dan keterlibatan seluruh komponen
masyarakat dan institusi lokal.
Partisipasi masyarakat dalam suatu program PLTMH meliputi aspek
perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan proyek. Keberhasilan suatu proyek
PLTMH sangat ditentukan oleh partisipasi masyarakat dalam pembuatan
keputusan, pelaksanaan, mobilisasi sumberdaya, pemanfaatan bersama, dan
evaluasi.

b) Pemanfaatan Listrik dan Manajemen Energi


Listrik sangat dibutuhkan oleh masyarakat perdesaan dalam memenuhi
energi perdesaan untuk menunjang kegiatan pembangunan perdesaan. listrik
diharapkan tidak saja memberikan manfaat sosial bagi masyarakat, tetapi juga

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 55


____________________________________________________Laporan Akhir

mampu memberikan keuntungan ekonomi melalui pemanfaatan untuk kegiatan


usaha ekonomi produktif yang dapat memberikan pendapatan terutama bagi
masyarakat miskin. Perencanaan listrik oleh masyarakat sendiri perlu dilakukan
agar energi listrik yang tersedia bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya. Untuk itu
perlu dirancang suatu kerangka kerja dalam rangka penyusunan kesepakatan
yang memungkinkan masyarakat perdesaan mengemukakan kebutuhan
mereka dan memutuskan bagaimana jalan terbaik untuk memenuhinya sesuai
dengan kapasitassuplai listrik PLTMH yang ada.
Permintaan daya listrik oleh konsumen akan cenderung meningkat
seiring dengan semakin membaiknya kesejahteraan masyarakat. Sedangkan
potensi pasokan daya listrik cenderung tetap, kecuali ada investasi tambahan
pembangkit Agar pasokan daya listrik tetap terjaga, maka pola perencanaan
penggunaan listrik yang sesuai dengan kebutuhan (bukan keinginan)
masyarakat perlu disosialisasikan secara matang. Peningkatan permintaan
daya listrik perlu dikendalikan misalnya dengan menerapkan tarif listrik yang
lebih tinggi untuk konsumen yang menggunakan lebih banyak.
Pengalaman juga menunjukkan bahwa setelah adanya PLTMH
masyarakat perdesaan cenderung memanfaatkan listrik untuk kebutuhan
konsumtif (seperti membeli Tv, parabola, stereo set dan lain-lain), dan bukan
untuk kegiatan produktif yang menghasilkan peningkatan pendapatan. Untuk
itu, sejak awal perlu dilakukan peningkatan pemahaman masyarakat tentang
pemanfaatan listrik untuk peningkatan pelayanan sosial kemasyarakatan dan
pemberdayaan usaha ekonomi produktif.

c) Pengembangan Kelembagaan
PLTMH dalam konteks pembangunan tegas. perdesaan dengan
pendekatan pemberdayaan masyarakat umumnya dikelola oleh masyarakat
desa secara mandiri. Terkait dengan kepemilikan dan pengelolaan PLTMH
tersebut, maka perlu ditelaah kebijakan pemerintah yang terkait erat dengan
masalah ini. Kebijakan yang dapat dijadikan bahan rujukan bagi pengelolaan
PLTMH adalah PP No.3 Tahun 2005 dan UU No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (yang menggantikan UU No. 22 Tahun 1999).
Mengacu pada UU No. 32 Tahun 2004 pada pasal 212 maka PLTMH yang
merupakan bantuan pemerintah, baik pusat maupun daerah dapat dianggap

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 56


____________________________________________________Laporan Akhir

merupakan milik pemerintahan desa, yang digunakan untuk kepentingan


kesejahteraan masyarakat. Pengelolaan PLTMH sebagai asset desa, diserahkan
pada mekanisme kesepakatan masyarakat dalam kerangka pemberdayaan
masyarakat. Mekanisme pengelolaan dan bentuk kelembagaan pengelola
PLTMH itu sendiri, secara teknis belum ada peraturan lain yang mengatur
secara tegas
Akan tetapi, UU No. 32 Tahun 2004 mengakomodir bentuk kelembagaan
milik masyarakat yang ada di desa, yaitu dalam bentuk kelembagaan informal
(pasal 211 ) dan berbadan hukum (pasal 213). Pasal 213 secara khusus
memberikan kewenangan kepada kepala desa untuk membentuk badan milik
desa (BUMD) yang berbadan hukum sesuai peratuan perundang-undangan.
Aspek legal dari kelembagaan informal pada pasal 211 diberikan melalui
peraturan desa yang dikeluarkan oleh kepala desa.
Konsekuensi dari pasal 211 pada UU No. 32 Tahun 2004 adalah
kelembagaan informal bertujuan sosial dan berorientasi pada pemberdayaan
masyarakat. Hal ini sebenarnya sejalan dengan program PLTMH yang bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyafsyarakat dalam pembangunan
perdesaan. Akan tetapi karena keberianjutan PLTMH sangat ditentukan oleh
kelangsungan finansial dari hasil pembayaran iuran listrik, maka pengelolaan
PLTMH harus berorientasi pada manajemen usaha yang baik.
Permen No 31 Tahun 2009 yang baru dikeluarkan oleh menteri ESDM
yang mengatakan bahwa partisipasi badan usaha milik negara, badan usaha
milik daerah, badan swasta, koperasi dan swadaya masyarakat untuk
penyediaan tenaga listrik mempunyai peran yang sangat penting dalam
meningkatkan kemampuan penyediaan tenaga listrik nasional.
Jika pengelolaan PLTMH oleh masyarakat desa telah berjalan dengan
manajemen usaha yang baik, maka terbuka peluang bagi masyarakat untuk
meningkatkannya menjadi badan usaha milik desa berbadan hukum yang
diakui oleh pemerintah sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh pasal
213 dalam UU No. 32 Tahun 2004. Keputusan menjadi BUMD harus sesuai
kesepakatan dan aspirasi masyarakat desa itu sendiri dengan tetap
memperhatikan aspek peningkatan keswadayaan masyarakat.

d) Dukungan Kelembagaan
Kesuksesan listrik perdesaan pola desentralisasi, dalam hal ini PLTMH
mensyaratkan pendekatan kelembagaan yang terkoordinasi antara kebijakan
pemerintah yang kondusif dengan organisasi di tingkat local yang didukung

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 57


____________________________________________________Laporan Akhir

oleh kelembagaan fasilitasi di tingkat regional maupun nasional (intermediasil


yang memiliki kemampuan beragam fungsi yang terkoordinasi.
Dukungan kelembagaan tersebut terbagi atas tiga level, yaitu:
1. Tingkat nasional (pusat), yang merumuskan kebijakan dan perencanaan
listrik perdesaan untuk memberikan dasar hukum dan pengaturan
kerangka kerja pengembangan sektor ketenagalistrikan perdesaan.
2. Tingkat lokal, yaitu desa tempat dengan pembangunan pedesaan yang
pembangkit listrik tersebut berada.
3. Tingkat intermediasi, yang memfasilitasi keterkaitan antara institusi
nasional dan institusi lokal yang akan menjamin bahwa perencanaan dan
kebijakan yang ada sesuai dengan kebutuhan masyarakat perdesaan.
Gagalnya keberlanjutan PLTMH oleh masyarakat perdesaan lebih banyak
karena faktor non teknis yaitu lemahnya dukungan institusi. Kegagalan
institusi tersebut terutama karena fungsi intermediasi yang memfasilitasi
kegiatan pemberdayaan masyarakat yang menekankan aspek social
preparation berjalan kurang baik.

e) Dukungan Pemerintah
Pemerintah merupakan aktor utama pembangunan dalam memberikan
dukungan secara kelembagaan, melalui kebijakan-kebijakan baik di tingkat
nasional dan regional maupun fungsi intermediasi yang berpihak kepada
kepentingan masyarakal perdesaan. Program listrik perdesaan harus dikaitkan
dengan pembangunan yang terintegrasi. Listrik pedesaan membutuhkan
dukungan pembangunan lintas sektoral menyangkut pertanian, ekonomi,
teknologi tepat guna, pendidikan dan konservsi sumberdaya alam.
Pembangunan perdesaan yang terintegrasi membutuhkan koordinasi antar
instansi teknis dalam bentuk sinergi pada proyek maupun agenda kegiatan
rutin.
Agar program PLTMH dapat berkelanjutan dan memberikan nilai
tambah dalam peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat perdesaan, maka
untuk selanjutnya pemerintah diharapkan dapat melakukan :
1. Instansi teknis yang menangani program PLTMH memberikan perhatian
yang lebih besar pada aspek social engineering yang melibatkan konsultan
teknis di bidang pemberdayaan masyarakat maupun lembaga swadaya
masyarakat (LSM) lokal.

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 58


____________________________________________________Laporan Akhir

2. Pemanfaatan listrik unluk kegiatan usaha ekonomi produklif membutuhkan


dukungan intermediasi di bidang pertanian, ekonomi dan teknologi tepat
guna.
3. Perencanaan PLTMH diintegrasikan dengan program pembangunan
perdesaan pada instansi teknis yang terkait. Dalam hal ini membutuhkan
komitmen dari para pengambil kebijakan. Dengan cara demikian, kegiatan
fasilitasi masyarakat dapat disinergikan dengan proyek-proyek yang lain
pada desa-desa sasaran programDukungan Kelembagaan Lokal.
Dukungan kelembagaan lokal di masyarakat sangat penting dalam
menentukan keberlanjutan pengelolaan PLTMH secara mandiri. Dukungan di
tingkat lokal ditentukan oleh peranan para pemimpin formal (Kepala Desa dan
perangkat desa) dan pemimpin informal (tokoh-tokoh masyarakat) yang ada,
baik di tingkat desa maupun di tingkatyang lebih tinggi. Pengalaman dalam
pengelolaan PLTMH memperlihatkan bahwa badan pengelola akan berjalan
maksimal jika didukung oleh seluruh unsur kepemimpinan yang ada di desa.
Kegagalan PLTMH seringkali diakibatkan lemahnya kapasitas badan pengelola
akibat kurangnya dukungan para tokoh-tokoh pemimpin di desa. Lemahnya
posisi badan pengelola ini menjadikan partisipasi masyarakat juga rendah
terutama dalam hal realisasi pembayaran iuran listrik yang sangat penting
dalam keberlanjutan PLTMH.
Adapun 2 hal penting yang harus diperhatikan untuk mempertahankan
keberlanjutan PLTMH antara lain:

1. Fungsi Intermediasi
Dukungan institusi melalui fungsi intermediasi diberikan melalui
kegiatan pendampingan dan bantuan teknis. Masyarakat perdesaasangat
membutuhkan dukungan intermediasi, karena lemahnya kapasitas SDM dan
akses terhadap sumberdaya (informasi, teknologi, permodalan, dan lain-
lain). Fungsi intermediasi ini dapat dilakukan oleh aparat pemerintah
Instansi terkait, LSM lokal atau konsultan dalam bentuk bantuan
teknis sebagai persia pan sosial. Pengalaman menunjukkan bahwa
masyarakat tidak dapat ditinggalkan begitu saja mengelola PLTMH tanpa
bantuan kelembagaan lain di luar masyarakat desa yang bertindak sebagai
fasilitator. Perlu adanya suatu kelembagaan pendamping untuk melakukan
penguatan kelembagaan sosial di tingkat lokal.

2. Aspek Sumber Daya Alam

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 59


____________________________________________________Laporan Akhir

Keberlanjutan PLTMH ditentukan dukungan potensi sumberdaya alam


yang ada, terutama ketersediaan air sungai sebagai sumber energy primer
bagi PLTMH. Ketersediaan air sungai sangat tergantung pada konservasi
catchment area (wilayah tangkapan air) dari hulu sungai tersebut
Lingkungan hidup yang terjaga dan terpelihara akan menjamin kelestarian
sumberdaya air dan menjamin pasokan energi primer bagi PLTMH.
Program pelistrikan perdesaan melalui pengembangan PLTMH
seyogyanya diiringi dengan kegiatan konservasi hutan. Masyarakat yang
menggunakan PLTMH diharapkan dapat memahami manfaat keberadaan
hutan sebagai catchment area. Dengan demikian, masvarakat juga akan
tergerak untuk menjaga kelestarian hutan, dengan tidak melakukan
penebangan dan merusak keaneka raga man hayat, terdapatdi sekitar
hutan. Lebih jauh, masvarat juga akhirnya dapat mengambil peranan
penting untuk menjaga agar hutan tetap terpelihara

4.5 Rekomendasi Penghilangan kendala pada Industri Kecil


Menengah
Hasil bumi masyarakat desa merupakan suatu komiditas yang harus
dikelolah dengan baik, mulai dari bibit hingga sampai kepada produk jadinya.
Namun pada kondisi sebenarnya masyarakat desa memiliki banyak
permasalahan terutama dalam pemrosesan hasil bumi yang mereka hasilkan
menjadi more usefull product. Hasil bumi yang mereka hasilkan tersebut tidak
bisa dikelola dengan baik sehingga hasil bumi tersebut langsung dijual kepada
market, pengepul (penadah), dan koperasi. Kondisi ini sangat memprihatinkan
karena negara kita merupakan negara agraris yang sebagian besar
masyarakatnya berprofesi sebagai petani.

Gambar 4.6 Distribusi Hasil Bumi Tanpa Pengolahan

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 60


____________________________________________________Laporan Akhir

Jika hasil bumi ini mampu diolah terlebih dahulu sebelum dijual kepada
para penadah, maka nilai jual dari hasil bumi ini akan menjadi lebih tinggi
dibandingkan tanpa pengolahan. Namun pengolahan ini memerlukan teknologi
agar bisa membantu pengolahan menjadi produk yang lebih berguna.
Pembentukan komunitas yang dikembangkan dengan basis teknologi tepat
guna sangat membantu dalam pengolahan hasil bumi masyarakat.

HASIL BUMI,
TERNAK,
PERIKANAN

PRODUK BERNILAI
JUAL SIAP
DIPASARKAN

Gambar 4.7 distribusi hasil bumi dengan proses teknologi tepat guna dengan
dukungan stakeholder pengembangan UKM

Pengembangan industry kecil menengah dalam memproses hasil bumi


memerlukan dukungan dari para stakeholder seperti Koperasi, Investor, Instansi
Terkain, IMIDAP. Instansi ini berguna dalam upaya pengembangan UKM di Indonesia
yang memerlukan dukungan baik dana maupun infrastruktur. Selain itu teknologi
tepat guna juga sangat diperlukan dalam upaya pengembangan UKM. Tanpa teknologi
kegiatan UKM tidak akan berkembang terutama dalam optimasi hasil produksi
mereka. Diperlukan beberapa pengembangan teknologi serta pelatihan terhadap para
pengelola UKM agar bisa membentuk polap piker lebih maju seperti pelatihan
manajemen teknologi, manajemen sumber daya alam dan sebagainya.

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 61


____________________________________________________Laporan Akhir

Di bawah ini merupakan contoh-contoh teknologi tepat guna yang bisa menjadi
penghilangan kendala yang ada di UKM dalam memproduksi hasil bumi:

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 62


____________________________________________________Laporan Akhir

4.6 Alat-Alat Productive Use


No NAMA DAYA YANG CARA BIAYA NILAI GAMBAR
ALAT DIBUTUHKAN PEMAKAIAN PEMBUATA TAMBAH
N
1 Mesin Parut 220 volt (Motor 1. Bersihkan kulit Rp.3000.00 Mempermud
Sagu ¼ HP) luar batang 0 ah proses
sagu pemarutan
2. Masukkan sagu untuk
batang sagu mendapatka
kedalam mesin n optimasi
produksi

2 alat (dengan 1. rajang bahan Rp.4.000.00 Untuk


penyulingan pemanasan) tanpa dikupas 0 mengambil
uap dan air (jahe) yang minyak astiri
akan di ambil dari bahan
sarinya yang akan
2. Masukkan air didestilasi.
setinggi 3-4
cm
3. Panaskan

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 63


____________________________________________________Laporan Akhir

No NAMA ALAT DAYA YANG CARA BIAYA NILAI GAMBAR


DIBUTUHKAN PEMAKAIAN PEMBUATAN TAMBAH
3 Reaktor Motor ½ HP 1. hidupkan Rp.2.050.000,- memisahkan
Tangki motor dengan kulit biji
Pengaduk kecepatan 500 buah merah
Untuk Buah rpm dari bijinya
Merah 2. masukkan sehingga
buah merah diperoleh
3. setting waktu pasta yang
pemanasan siap
4. jika sudah diekstrak
mencapai titik untuk
panas matikan diambil
mesin. minyaknya.

4 Mesin 0,25 HP dengan 1. keringkan Rp.3.599.000 Memilin


Pemilin 1300 rpm eceng gondok. eceng
Eceng 2. Belah menjadi gondok
Gondok 2-4 bagian menjadi
3. Kemudian Pilin benang.
menjadi satu
bagian
4. Masukkan
kerumah tali

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 64


____________________________________________________Laporan Akhir

No NAMA ALAT DAYA YANG CARA PEMAKAIAN BIAYA NILAI TAMBAH GAMBAR
DIBUTUHKAN PEMBUATAN
5 Mesin Motor 4 HP 1. Hidupkan Rp.10.000.00 Dapat memeras
Pemeras mesin 0 santan dalam
Santan 2. Masukkan jumlah banyak
hasil parutan sekaligus
kelapa sehingga
kedalam mempermudah
mesin pekerjaan
dalam
pemerasan
santan

6 Mesin Motor ½ Hp 1. Hidupkan Rp.3.500.000 Membantu


Pengiris mesin pengirisan
Bawang 2. Masukkan bawang merah
bawang yang dalam jumlah
sudah dikupas banyak untuk
kedalam mempercepat
mesin proses produksi

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 65


____________________________________________________Laporan Akhir

No NAMA ALAT DAYA YANG CARA BIAYA NILAI GAMBAR


DIBUTUHKAN PEMAKAIAN PEMBUATAN TAMBAH
7 Mesin Cetak Motor 1 HP 1. Hidupkan Rp.6000.000 Mampu
Bakso dengan mesin mencetak 250
kecpatan 2. Masukkan 5 butir bakso
1500 rpm dan kg adonan dalam 1 menit
daya 600 bakso bahkan lebih
μF/220 V. kedalam tergantung
mesin diameter dari
bakso yang
diinginkan

8 Mesin Pres Motor yang 1. Hidupkan Rp.2.000.000 Mampu


Expeller kapasitas dibutuh kan 2 mesin menggiling
8-10 kg HP 3 phase expeller
dengan daya 2. Masukkan
dan
1492 wwatt bahan seperti memerancak
biji-bijian ang mete,
atau jarak, biji-
cangkang bijian
mete atau
jarak
menjadi
3. Siap diambil minyak
minyaknya

No NAMA DAYA YANG CARA BIAYA NILAI GAMBAR

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 66


____________________________________________________Laporan Akhir

ALAT DIBUTUHKAN PEMAKAIAN PEMBUATAN TAMBAH


9 Mesin 600 watt. 1. Hidupkan Rp.1.500.000 Mampu
Pengering mesin menguapkan
Terasi 2. Hasil olahan air dengan
basah terasi cepat dan
keadalam mengeringkan
mesin terasi
sehingga
mempercepat
proses
produksi

10 Mesin 12 watt 1. Masukkan Rp.2.000.000 Mampu


penyaring (motor kecil 30 liter air menjernihkan
air gambut diatas alat) gambut air gambut
dengan 2. Hidupkan menjadi air
tempurung motor bersih
kelapa

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 67


____________________________________________________Laporan Akhir

4.7 Rencana pengembangan usaha Produktif


Berikut ini adalah strategi yang bisa menjadi pedoman dalam upaya pembentukan
usaha produktif berbasis mikrohidro:
a. Keberlanjutan operasi mikrohidro ditentukan oleh tingkat partisipasi
masyarakat dalam berkontribusi terhadap upaya pengelolaan instalasi
pembangkit listrik tenaga mikrohidro dan kualitas sumberdaya manusia yang
mendukungnya. Upaya pengembangan kualitas masyarakat khususnya yang
memanfaatkan daya terpasang agar maju dan mandiri sebagai pelaku
pembangunan, maka peranan penyuluhan usaha produktif sangatlah strategis.
b. Proses pendampingan usaha produktif ditekankan sebagai upaya
pemberdayaan masyarakat dengan cara memfasilitasi proses dalam
merefleksikan permasalahan masyarakat, potensi diri dan lingkungannya serta
memotivasi untuk mengembangkan potensi tersebut secara proporsional,
sehingga seorang penyuluh memiliki peran sebagai motivator sekaligus
fasilitator.
c. Pemberdayaan masyarakat dalam keberlanjutan usaha produktif masih harus
didukung kelembagaan yang kuat meliputi pengetahuan dan keterampilan,
sistem pengorganisasian, akses modal dan akses pemasaran.
d. Dalam menumbuhkembangkan kelompok masyarakat sasaran akan sangat
dibutuhkan eksistensi pendamping swadaya (institusi lokal) yang memiliki
peran sebagai pendamping masyarakat yang tinggal dan hidup bersama
masyarakat. Fungsi seorang pendamping menjadi jembatan/penghubung
kepentingan antara masyarakat dengan pemerintah daerah/pihak luar yang
sekaligus memfasilitasi tumbuhkembangnya kegiatan sosial ekonomi serta
membangun, memperkuat dan mengembangkan kelembagaan masyarakat.
4.7.1 Tujuan dan Sasaran
a. Tujuan
Tujuan pendampingan adalah untuk membangun, memperkuat dan
mengembangkan usaha produktif masyarakat berbasis mikrohidro.
b. Sasaran
Sasaran yang akan dicapai dari penyelenggaraan pendampingan oleh
penyuluh dan kelompok masyarakat lainnya adalah terwujudnya masyarakat
mandiri.

4.7.2 Materi Pendampingan Usaha Produktif

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 68


____________________________________________________Laporan Akhir

Materi pendampingan usaha produktif yang disampaikan disesuaikan dengan


kondisi dan karakteristik masyarakat sasaran.
1. Penanganan
a. Pemberdayaan kekuatan ekonomi masyarakat
b. Peningkatan kesadaran terhadap pemanfaatan energi untuk usaha produktif.
c. Proses persetujuan masyarakat terhadap status kepemilikan usaha produktif.
d. Permasalahan konflik atas keuntungan usaha produktif.
e. Peningkatan pengawasan terhadap operasi pembangkit listrik tenaga
mikrohidro.
2. Restrukturisasi
a. Peningkatan efisiensi sistem pengelolaan usaha produktif.
b. Peluang dan investasi usaha produktif.
c. Penerapan secara efektif indikator keberhasilan pengelolaan usaha produktif.

4.7.3 Strategi Pendampingan Usaha Produktif.


1. Identifikasi dan Sosialisasi
Dalam upaya untuk membangun, memperkuat dan mengembangkan
kelembagaan masyarakat diperlukan identifikasi kondisi masyarakat dan ekonomi.

2. Membangun Usaha Produktif


a. Indikator Keberhasilan
Adanya pemahaman masyarakat tentang usaha produktif dan
keberlanjutan mikrohidro.
Terbentuknya usaha produktif masyarakat yang berakar dan berbasis
masyarakat.
b. Masyarakat
Masyarakat yang berada di sekitar PLTMH yang mendapatkan distribusi energi
listrik memanfaatkan energi untuk usaha produktif.
c. Penggerak dan Fasilitator
Pendamping/Fasilitator
i. Menempatkan pendamping yang mampu menjadi fasilitator dalam
proses perencanaan, implementasi dan evaluasi hasil kegiatan, yang
dilakukan secara partisipatif.
ii. Pendamping dan fasilitator yang mampu berinteraksi sosial di wilayah
kerjanya.

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 69


____________________________________________________Laporan Akhir

Institusi Lokal
i. Terdiri dari tokoh masyarakat, karang taruna, pecinta alam dan
lainnya.
ii. Memfungsikan institusi lokal sebagai pendamping masyarakat.
iii. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat dan
perguruan tinggi untuk melaksanakan pendampingan.
d. Metode Pendampingan
Metode partisipatif yang membuka ruang dan atau peluang belajar
bersama masyarakat.
Menumbuhkan rasa saling percaya, kesepahaman, kesetaraan dan proses
kebersamaan dengan masyarakat sasaran.
Metode peragaan kegiatan dan hasil usaha produktif.
e. Sarana
Mengembangkan ragam alat bantu dan alat peraga penyuluhan yang
disesuaikan dengan tujuan dan sasaran pendampingan
Membangun model-model/unit percontohan
f. Dana
Dana untuk proses pendampingan dalam rangka membangun kelembagaan
berasal dari insentif pemerintah daerah/pusat, bantuan lain yang tidak
mengikat atau kredit lunak.

3. Memperkuat Usaha Produktif


a. Indikator Keberhasilan
Adanya kemandirian masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi di
daerah perdesaan.
Terbentuknya lembaga masyarakat berupa kelompok-kelompok usaha
produktif
b. Masyarakat Sasaran
Masyarakat yang berada di sekitar PLTMH dan mendapatkan distribusi energi
listrik dan sudah berorientasi pada usaha ekonomi.
c. Pendamping dan Fasilitator
Pendamping/Fasilitator
i. Menempatkan pendamping yang mampu menjadi fasilisator, motivator
pengembangan aktifitas ekonomi masyarakat.

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 70


____________________________________________________Laporan Akhir

ii. Penyuluh yang mampu berinteraksi dengan masyarakat dan lembaga


ekonomi.
Institusi Lokal
i. Terdiri tokoh masyarakat, karang taruna, pecinta alam dan lainnya.
ii. Memfungsikan institusi lokal sebagai pendamping masyarakat.
iii. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat dan
perguruan tinggi untuk melaksanakan pendampingan.
d. Metode Pendampingan
Metode partisipatif yang membuka ruang dan atau peluang belajar
bersama masyarakat.
Menumbuhkan rasa saling percaya, kesepahaman, kesetaraan dan proses
kebersamaan dengan masyarakat sasaran.
Mengembangkan forum dialog antar stakeholders.
e. Sarana Pendampingan
Mengembangkan forum penyuluhan dan informasi sebagai sarana proses
pendampingan yang dapat bekerjasama dengan instansi terkait seperti
Kementerian UKM, Dinas Perdagangan dan lainnya.
f. Dana
Dana untuk proses pendampingan dalam rangka memperkuat kelembagaan
masyarakat bersumber dari insentif pemerintah, dana masyarakat, dana
bantuan yang tidak mengikat dan kredit lunak.
4. Mengembangkan Usaha Produktif
a. Indikator Keberhasilan
Adanya peningkatan kapasitas masyarakat sebagai pelaku dalam usaha
produktif.
Telah terjalin kemitraan dengan lembaga usaha dan stakeholders lainnya.
b. Masyarakat Sasaran
Masyarakat yang berada di sekitar PLTMH dan mendapatkan distribusi energi
listrik dan sudah mengelola usaha-usaha produktif.
c. Pendamping dan Fasilitator
Pendamping/Fasilitator
i. Menempatkan pendamping yang mampu menjadi fasilisator, motivator
dan konsultan bagi masyarakat dalam kegiatan usaha produktif
berbasis mikrohidro.

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 71


____________________________________________________Laporan Akhir

ii. Pendamping usaha produktif yang mampu mengembangkan jaringan


usaha dan menghasilkan keuntungan.
iii. Pendamping usaha produktif yang mampu memberikan arahan untuk
membentuk usaha binaan.
Institusi Lokal
i. Terdiri tokoh masyarakat, karang taruna, pecinta alam dan lainnya.
ii. Mengfungsikan institusi lokal sebagai pendamping masyarakat.
iii. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat dan
perguruan tinggi untuk melaksanakan pendampingan.

d. Metode Pendampingan
Metode partisipatif yang membuka ruang dan atau peluang belajar
bersama masyarakat.
Menumbuhkan rasa saling percaya, kesepahaman, kesetaraan dan proses
kebersamaan dengan masyarakat sasaran.
Mengembangkan forum dialog antar stakeholders.
Mengembangkan jaringan kemitraan dengan dunia usaha.
e. Sarana
Mengembangkan pusat informasi sebagai sarana proses pengembangan
usaha produktif.
Mengembangkan model kemitraan antara dunia usaha dengan kelompok
usaha produktif.
f. Dana
Menyediakan dana untuk proses pendampingan dalam rangka
mengembangkan usaha produktif masyarakat dengan menggalang dana yang
bersumber dari insentif pemerintah, dana pelaku usaha, dana masyarakat
(reinvestasi) dan kredit lunak.
Dibawah ini merupakan bisnis plan pembentukan usaha produktif berbasis
mikrohidro untuk lokasi 3 demosite PLTMH antara lain :

4. PLTMH Batanguru, Kecamatan Sumarorong, Kabupaten Mamasa,


Provinsi Sulawesi Barat
5. PLTMH Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur
6. PLTMH Salido Kecil, Kabupaten Painan, Provinsi Sumatra Barat.

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 72


____________________________________________________Laporan Akhir

BISNIS PLAN

RENCANA PENGEMBANGAN USAHA PRODUKTIF

DI PLTMH GUNUNG SAWUR KABUPATEN LUMAJANG, JAWA TIMUR

PENGOLAHAN HASIL BUMI

PISANG

SEBAGAI KOMODITAS UTAMA USAHA

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 73


____________________________________________________Laporan Akhir

1. RINGKASAN EKSEKUTIF
Usaha yang akan didirikan di lokasi demosite PLTMH Gunung Sawur yaitu
pengolahan hasil bumi Pisang. Pengolahan ini dikarenakan sampai saat ini masyarakat
tidak melakukan pengolahan hasil bumi, tetapi langsung menjual kepada penadah atau
langsung ke pasar sehingga keuntungan yang didapat dari penjualan hasil bumi itu masih
relatif kecil. Oleh karena itu diperlukan usaha produktif dalam mengolah hasil bumi itu
menjadi sebuah produk dan mempunyai nilai jual dengan harga yang lebih tinggi.
Dengan adanya usaha produktif ini diharapkan dapat meningkatkan kondisi ekonomi
masyarakat sekitar demosite PLTMH menjadi lebih meningkat.
Untuk melaksanakan usaha produktif tersebut diperlukan peningkatan
ketrampilan, maupun kapasitas masyarakat dalam menjalankan usaha produktif. Selain
itu diperlukan peralatan yang menggunakan teknologi tepat guna dengan memanfaatkan
energi listrik dari PLTMH, serta pendanaan untuk meningkatkan usaha produktif.
Sumber dana yang dibutuhkan dalam upaya pengembangan usaha produktif ini
dapat diperoleh melalui Skema Perbankan, Skema Syariah, Skema Program Pemerintah,
Skema Modal Ventura. Semua skema-skema yang ada dapat menjadi pilihan untuk
memperoleh sumber pembiayaan sesuai dengan jangka waktu yang ada. Penggunaan
dana yang diperoleh dapat digunakan untuk pembelian alat-alat productive use sebagai
alat pengolahan hasil bumi, perawatan alat, pembiayaan operasional lainnya.

2. LATAR BELAKANG USAHA

2.1 DATA PERUSAHAAN


1. Bidang Usaha Pengolahan Hasil Bumi pertanian Gunung Sawur

2. Jenis Produk / Jasa pisang

3. Alamat Perusahaan Dusun/Desa, Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang,

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 74


____________________________________________________Laporan Akhir

Propinsi Jawa Timur

2.2 STRUKTUR ORGANISASI

Gambar 4.8 Contoh skema organisasi unit usaha produktif

3 ANALISIS PASAR DAN PEMASARAN

3.1 PRODUK / JASA YANG DIHASILKAN


Produk yang dihasilkan yaitu hasil olahan bumi berasal dari masyarakat sekitar Gunung
Sawur menjadi produk lebih bernilai jual dan mampu memenuhi kebutuhan market.
Produk yang dihasilkan yaitu pengolahan pisang menjadi keripik pisang dan sale pisang.

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 75


____________________________________________________Laporan Akhir

3.2 TARGET ATAU SEGMEN PASAR YANG DITUJU


Segmen pasar yang dituju disini adalah semua golongan yang menggunakan produk
pengolahan hasil bumi, baik dari kalangan menengah kebawah hingga menengah ke
atas.

3.3 STRATEGI PEMASARAN


 PENGEMBANGAN PRODUK
Produk yang di hasilkan dari pengolahan hasil bumi, jenis produksi akan dikaukan
inovasi-inovasi produk agar mendapatkan differensiasi dengan produk lain.
Pengembangan produk juga dilakukan dengan menggunakan teknologi mesin untuk
mendapatkan kualitas yang lebih baik dan proses produksi yang lebih optimal

 PENGEMBANGAN WILAYAH PEMASARAN


Wilayah pemasaran yang menjadi target dalam pengolahan hasil produksi adalah
wilayah daerah gunung sawur dan tidak menutup kemungkinan mengalami ekspansi
ke daerah lain

 KEGIATAN PROMOSI
Promosi dilakukan secara berkala dengan anggaran 10 % dari pendapatan
perusahaan.

 STRATEGI PENETAPAN HARGA


Harga ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan total biaya bersih produksi
ditambah dengan keuntungan yang diharapkan

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 76


____________________________________________________Laporan Akhir

Gambar 4.9 Format Space Matrix

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 77


____________________________________________________Laporan Akhir

PELUANG KEKUATAN
Hasil bumi yang perlu sentuhan dari instansi Gunung sawur memiliki potensi sumberdaya
terkait untuk mengolah hasil bumi menjadi alam dan hasil bumi yang cukup berlimpah,
produk bernilai guna berupa Ketela pohon,padi,pisang,palawija.
Pemanfaatan teknologi tepat guna untuk potensi ini dapat menajadi salah satu fakor
pengolahan hasil bumi pengembangan tingkat ekonomi masyarakat
Dengan adanya usaha produktif, masyarakat sekitar.
bisa kreatif dalam pengolahan hasil bumi Potensi energi listrik dari PLTMH gunung
yang mereka hasilkan. sawur, poncosumu, kajar kuning cukup untuk
memenuhi kebutuhan usaha produktif
Akses jalan sudah baik

KELEMAHAN ANCAMAN
Belum adanya pengolahan hasil bumi Ancaman pada pengolahan hasil bumi menjadi
menjadi produk lebih bernilai jual dan hanya usah produktif yang ada didaerah PLTMH
dijual mentah kepada pengepul maupun gunung sawur yaitu ketersediaan debit air
penadah yang akan mempengaruhi suplai listrik ke
Belum adanya teknologi tepat guna yang usaha produktif dalam memproses hasil bumi.
mampu mengolah hasil bumi menjadi produk Penadah yang ada disekitar lokasi PLTMH akan
jadi. menjadi pesaing dari usaha produktif yang
akan didirikan.
Ketersediaan bahan baku yang akan diolah
oleh daerah gunung sawur tidak kontinyu
sehingga memungkinkan butuh pasokan dari
daerah lain.

Gambar 4.10 Matrix SWOT

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 78


____________________________________________________Laporan Akhir

3.4.5 Analisis kondisi mikrohidro dengan usaha produktif

Posisi PLTMH

Maturity

Growth

Decline
Introduction

Gambar 4. 11 Analisis Diagaram PLC untuk


Waktu PLTMH (product Life Cycle)

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 79


____________________________________________________Laporan Akhir

Gambar 4. 11 Analisis Diagaram PLC untuk PLTMH (product Life Cycle)

Tabel 4.2 Keterangan Tabel PLC di setiap keadaan

Perkenalan Pertumbuhan Stabil Menurun


Pertumbuhan Pertumbuhan Stabil Menurun
Penjualan
Lambat Cepat
Keuntungan Negative Maksimal Menurun Menurun

Sekarang PLTMH di Indonesia berada pada posisi Introduction menuju Growth


dimana PLTMH yang ada di Indonesia sekarang dalam masa perkembangan. Pada tahap
ini pembangunan PLTMH membutuhkan biaya (Investasi) dana yang besar untuk
memaksimalkan kondisi menuju Level Maturity. Pada tahap maturity ini kondisi dan
penggunaan serta manfaat PLTMH dalam keadaan optimum, stabil, menguntungkan. Hal
yang perlu diperhatikan pada PLTMH yaitu apakah yang akan terjadi pada masa yang
akan datang dimana PLTMH menuju posisi Decline. Dengan adanya usaha kegiatan usaha
produktif oleh PLTMH Demosite,

diharapkan PLTMH tersebut dapat sustain dengan berbagai macam kondisi, baik
itu pengaruh yang mengancam dari luar maupun dari dalam

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 80


____________________________________________________Laporan Akhir

3.5 SALURAN DISTRIBUSI

RENCANA WILAYAH
PEMASARAN DAN JALUR
DISTRIBUSI
1. Wilayah Pemasaran  Lokal 60%
 Regional 40%

2. Jalur Distribusi  Individu  Distributor


 Industri  Retailer

4. ANALISIS OPERASI

4.1 PROSES PRODUKSI


Proses produksi yang akan dilakukan meliputi proses pemilihan bahan baku awal dengan
memilih hasil bumi apa yang akan diproduksi, kemudiah bahan baku tersebut disortir
untuk mendapatkan bahan baku berkualitas baik. Setelah sortir dilakukan kemudian
tahap berikutnya adalah pengolahan hasil sortiran dengan menggunakan alat teknologi
tepat guna yang bisa membantu proses produksi menjadi lebih cepat dan mendapatkan
jumlah produksi yang optimal. Stelah pengolahan hasil bumi selesai produk dipacking
dan kemudian siap dipasarkan ke market

SKEMA PROSES PRODUKSI

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 81


____________________________________________________Laporan Akhir

Gambar 4. 12 Proses Produksi


Berikut ini contoh teknologi tepat guna yang bisa digunakan usaha produktif dalam
mengolah hasil bumi nya:

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 82


____________________________________________________Laporan Akhir

Tabel 4.3 Rencana alat yang akan digunakan dalam proses produksi

DAYA YANG CARA BIAYA


No NAMA ALAT NILAI TAMBAH GAMBAR
DIBUTUHKAN PEMAKAIAN PEMBUATAN
1 Mesin Pengiris Motor ½ Hp 1. Hidupkan Rp.5.000.000 Membantu
mesin pengirisan
2. Masukkan pisang menjadi
pisang yang lebih cepat
telah
dikupas.

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 83


____________________________________________________Laporan Akhir

5. ANALISIS SUMBERDAYA MANUSIA (SDM)

5.1 ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA


Tabel 4.4 rencana kebutuhan tenaga kerja
BAGIAN / DEPT. Jumlah
Manajemen 3
Bagian Produksi 5
Bagian Pemasaran 4
Bagian Administrasi 3
Lain - Lain 3
TOTAL 18

5.2 RENCANA KEBUTUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM


Tabel 4.5 rencana kebutuhan pengembangan SDM
Pengalaman Keterampilan
JABATAN Tingkat Pendidikan
(tahun) Khusus
Manajemen D3/S1 1 Ahli Manajemen
Produksi SMU/D3/S1 - Pengoperasian
Mesin Produksi
Pemasaran SMP(Sales), 1 tahun Paham konsep
SMA,D3,S1 pemasaran
Administrasi SMP/SMA - Bisa mengendarai
motor/mobil

6. RENCANA PENGEMBANGAN USAHA


 STRATEGI PEMASARAN
Analisis SWOT produk secara rutin untuk mempertahankan sustainabilitas usaha
produktif

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 84


____________________________________________________Laporan Akhir

 STRATEGI PRODUKSI
Produksi dilakukan secara kontinyu untuk mendapatkan produksi secara terus
menerus dengan memanfaatkan teknologi tepat guna sesuai dengan hasil bumi yang
diolah.

 STRATEGI ORGANISASI DAN SDM


Pengelolah usaha produktif yang dipilih memiliki kompetensi di bindangnya agar
usaha produktif berbasis mikrohidro dapat berjalan dengan baik.

 STRATEGI KEUANGAN
Keuangan akan terus dianalisis, dengan analisis how, what, why, when, who.
Analisis ini akan membantu mengetahuhi bagaimana kondisi ekonomi sekarang,
bagaimana solusinya, siapa saja yang berpengaruh dalam perubahan keuangan
(kas) Usaha.

Membuat laporan secara berkala (draft laporan keuangan bisa dilihat di bawah)

6.1 TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN USAHA


Tabel 4.6 Rencana waktu pengembangan usaha produktif
bulan ke -
KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Perencanaan Produksi
Produksi
Penjualan

Perencanaan awal perencanaan produksi di rencanakan selama 3 bulan pertama, mulai


dari perizinan sampai produksi. Produksi direncanakan pada bulan ke 4 dan seterusnya
serta dilanjutkan dengan pemasaran dan penjualan.

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 85


____________________________________________________Laporan Akhir

7. ANALISIS KEUANGAN

Pada kegiatan usaha produktif di lokasi PLTMH Gunung Sawur rencana peminjaman
ditujukan melalui skema program pemerintah sebesar Rp.100.000.000,- dengan tingkat
suku bunga 3 % pertahun selama 3 tahun masa pembayaran. Estimasi ini didapat dari
hasil perhitungan biaya-biaya seperti diwahn ini:

7.1 Analisis Rencana Pengembalian Pinjaman

Dik P = Rp.100.000.000
P=Rp.100.000.000
I = 3% /tahun selama 3 tahun
Ditanya A=…? 1 2 3 4…………………36

A= P

A= Rp.100.000.000 A= Rp.4.580.141
A= Rp.4.580.141

Maka cicilan yang harus dibayar tiap bulannya selama 36 bulan (3 tahun) untuk
pinjaman Rp.100.000.000 yaitu sebesar Rp.4.580.141

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 86


____________________________________________________Laporan Akhir

7.2 Menghitung Keuntungan Perbulan


Keterangan Jumlah Satuan Biaya Total
Pembelian Sewa bangunan 1 Bulan 1500000 1500000
Asset dan Alat Tulis dan Peralatan Kantor 1 Bulan 500000 500000
Sewa Mesin 5 Unit 10000000 50000000
Bangunan Total 52000000

Gaji Pimpinan 1 Bulan 2000000 2000000


Gaji Staff Administrasi Umum 2 Orang/bulan 1000000 2000000
Fixed Cost
Gaji Buruh Produksi 5 Orang/bulan 1000000 5000000
Total 9000000

Biaya Transportasi 1 Bulan 1000000 1000000


Biaya Pembelian Bahan Baku 3500 Kg/bulan 8000 28000000
Biaya Pembelian Bahan Pembantu 1 Bulan 100000 100000
Biaya Pemeliharaan 1 Bulan 300000 300000
Variable Cost Biaya Pemasaran 1 Bulan 100000 100000
Biaya Angsuran pokok* 1 Bulan 4580000 4580000
Biaya Listrik dan Telepon 1 Bulan 500000 500000
Biaya Penyusutan Asset** 1 Bulan 902777.7778 902777.7778
Total 35482777.78
Total Biaya 96482777.78
*) Biaya angsuran pokok didapat dari perhitungan Annual Payment perhitungan pengembalian pinjaman

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 87


____________________________________________________Laporan Akhir

Asset 52,000,000.00 Rupiah


Punyusutan 0.25 25%
PEYUSUTAN ASET**
Faktor penentu jumlah Bulan Konversi Satuan
Bulan aktif 10 0.208333333 bulan
Bulan 1 th 12 10,833,333.33 per tahun
902,777.78 bulan
BAHAN BAKU
Jenis Produk Rencana Kapasitas Produksi
Konversi Satuan
Jumlah Satuan
Keripik Pisang 2000 Kg 3500000 gram
7000 Bungkus/bulan
Sale pisang 233 Bungkus/hari
TOTAL BAHAN BAKU 1500 Kg 67 bungkus/hari
3500 Kg

PENDAPATAN

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 88


____________________________________________________Laporan Akhir

Keterangan Jumlah Produksi Satuan Harga Total Biaya


Keripik Pisang 233 Bungkus (500 gram) /hari 20,000.00 4,666,666.67
Sale Pisang 66.66666667 Bungkus(1 Kg) /hari 10,000.00 666,666.67
Pendapatan Per hari 5,333,333.33
Pendapatan Perbulan 160,000,000.00

Laba Sebelum Pajak Pendapatan perbulan Biaya perbulan Laba sebelum Pajak/ Bulan
160,000,000.00 96,482,777.78 63,517,222.22
PENDAPATAN SETELAH PPH

Laba sebelum Pajak/ Bulan pph 10 % Laba Setelah Pajak


63517222.22 6351722.222 57,165,500.00

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 89


____________________________________________________Laporan Akhir

8. MANFAAT USAHA PRODUKTIF UNTUK MASYARAKAT

Dengan adanya pemanfaatan teknologi tepat guna, masyarakat bisa


menjadi lebih produktif dalam meproduksi hasil buminya dengan
memanfaatkan listrik yang dihasilkan oleh PLTMH
Masyarakat disekitar PLTMH Gunung Sawur dapat ikut berpartisipasi
dalam mengolah hasil produksi sehingga masyarakat bisa lebih
aktif, kreatif untuk meningkatkan perekonomian desa.

9. ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN DAN ANTISIPASI DAMPAK


LINGKUNGAN

Dampak Adanya limbah hasil produksi yang dihasilkan dari usaha produktif jika tidak
diolah akan menjadi sampah yang mengganggu lingkungandasar
Antisipasinya yaitu dengan mengolah limbah yang dihasilkan menjadi pupuk organik
karena bahan dasar hasil bumi merupakan berbahan alami.

10. ANALISIS RESIKO USAHA


Terganggunya proses produksi karena suplai bahan baku dari warga tidak konstan akan
menyebabkan terganggunya aliran kas UMKM sehingga nantinya akan berpengaruh pada
keuangan usaha produktif

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 90


____________________________________________________Laporan Akhir

11. ANTISIPASI RESIKO USAHA

1. Memproduksi hasil bumi yang tersedia seperti Ketela pohon,


padi, pisang, palawija sesuai dengan musim panen hasil bumi
yang dihasilkan masyarakat gunung sawur agar proses produksi
tidak terhenti.
2. Membeli hasil bumi nutuk mecukupi bahan baku produksi jika
terjadi kekurangan
3. Perawatan system dan perawatan mesin produksi secara teratur.

12. SKEMA PENDANAAN

Menyediakan dana untuk proses pendampingan dalam rangka mengembangkan


usaha produktif masyarakat dengan menggalang dana yang bersumber dari insentif
pemerintah, dana pelaku usaha, dana masyarakat (reinvestasi) dan kredit lunak.
Skema pendanaan yang bisa dijadikan sumber pendanaan usaha produktif antara
lain:
1. Skema perbankan
2. Skema Syariah
3. Skema Program Pemerintah
4. Skema Modal Ventura
Skema-skema pendanaan usaha produktif dapat dilihat pada tabel 3. Sebagai
berikut :

1. Skema Perbankan, secara umum dibagi berdasarkan limit kredit yang


disediakan (data diambil dari Bank Mandiri).

Tabel 4.7 Skema - skema pendanaan perbankan


Program Pengguna Persyaratan Struktur
Pembiayaan
Kredit Investasi Perorangan dan  Memenuhi kriteria  Limit kredit: Di
Usaha Mikro dan badan usaha usaha menengah atas Rp 100 juta
Kecil atau kecil. sampai dengan Rp
Fasilitas kredit yang  Dokumen legalitas 5 milyar

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 91


____________________________________________________Laporan Akhir

diberikan untuk pemohon,  Kredit diberikan


membiayai misalnya: KTP, KK, dalam rupiah atau
kebutuhan barang Akte Pendirian valuta asing
modal dalam rangka Perusahaan.  Jangka waktu
rehabilitasi,  Dokumen legalitas pengembalian:
modernisasi, usaha, misalnya: Bisa lebih dari 1
perluasan, pendirian NPWP, SIUP, TDP. tahun
proyek baru dan atau  Menyusun rencana
kebutuhan khusus proyek.
terkait investasi.
Kredit Investasi Badan usaha  Limit kredit: Di
Komersial atas Rp 5 milyar
Fasilitas kredit jangka sampai dengan Rp
menengah dan 50 milyar
jangka panjang yang  Pembiayaan: Bank
diberikan untuk maksimal 65% dari
pembiayaan kebutuhan modal
pengadaan barang - kerja dan
barang modal untuk pembiayaan
rehabilitasi, sendiri minimal
modernisasi, 35%
perluasan ataupun  Jaminan Utama:
pendirian proyek Usaha yang
baru maupun dibiayai, besarnya
refinancing. disesuaikan atas
dasar cash flow
usaha
 Pelunasan
bersumber dari
hasil usaha dengan
barang-barang
modal yang
dibiayai
 Jaminan
Tambahan:
Dipersyaratkan
apabila menurut
penilaian bank
diperlukan
 Kredit diberikan
dalam rupiah
maupun valuta
asing
Kredit Investasi Badan usaha  Limit kredit: Di
Korporasi atas Rp 50 milyar
Fasilitas kredit jangka  Pembiayaan: Bank
menengah dan maksimal 65% dari
jangka panjang yang kebutuhan modal
diberikan untuk kerja dan
pembiayaan pembiayaan
pengadaan barang- sendiri minimal
barang modal untuk 35%
rehabilitasi,  Jaminan Utama:
modernisasi, Usaha yang
perluasan ataupun dibiayai, besarnya

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 92


____________________________________________________Laporan Akhir

pendirian proyek disesuaikan atas


baru maupun dasar cash flow
refinancing , usaha
 Pelunasan
bersumber dari
hasil usaha dengan
barang-barang
modal yang
dibiayai
 Jaminan
Tambahan:
Dipersyaratkan
apabila menurut
penilaian bank
diperlukan
 Kredit diberikan
dalam rupiah
maupun valuta
asing

2. Skema Syariah, secara umum dibagi berdasarkan mekanisme pembiayaan yang


disediakan (data diambil dari Bank Bukopin Syariah).

Tabel 4.8 Skema – skema pendanaan syariah


Program Peengguna Persyaratan Struktur
Pembiayaan
iB Murabahah Perorangan dan Legalitas:  Plafond: maksimal
Bank akan badan usaha (CV, PT,  Kelengkapan 80% dari total nilai
melakukan pembelian Fa, koperasi, legalitas Subyek proyek di luar
atau pemesanan yayasan, dan lain- Hukum pembebasan lahan
barang sesuai lain)  Kelengkapan dan biaya
permintaan nasabah legalitas Obyek perizinan
kemudian Hukum (perizinan,  Kegunaan:
menjualnya kepada kontrak, dll) Investasi
nasabah sebesar Manajemen:  Jangka Waktu:
harga beli ditambah  Berpengalaman di Idealnya tidak
keuntungan yang bidangnya lebih dari 60 bulan
disepakati. minimal 2 tahun  Margin / Nisbah
iB Bagi Hasil Perorangan dan  Track record Bagi Hasil:
(Musyarakah) badan usaha (CV, PT, perbankan yang Ditentukan
Kerjasama antara Fa, koperasi, bersih kemudian
bank dengan nasabah yayasan, dan lain-  Track record  Biaya Administrasi:
untuk mencampurkan lain) bisnis yang baik Setara dengan 1%
dana/modal mereka Usaha: dari plafond
pada suatu usaha  Daya tahan mesin  Pola Penarikan:
tertentu, dengan  Ketersediaan suku Bertahap sesuai
pembagian cadang kebutuhan
keuntungan  Ketersediaan dan  Pembayaran:
berdasarkan nisbah kehandalan Sesuai jadwal
bagi hasil yang telah tenaga kerja angsuran yang
disepakati, dan resiko  Dukungan disepakati / sesuai
menjadi tanggungan peraturan dan revenue dan
bersama. perundang- nisbah pokok dan

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 93


____________________________________________________Laporan Akhir

iB Bagi Hasil Perorangan dan undangan bagi hasil setiap


(Mudharabah) badan usaha (CV, PT,  Rekomendasi dari bulan
Kerjasama antara Fa, koperasi, konsultan  Pengikatan:
bank dengan yayasan, dan lain- independen Notariil (untuk
nasabah, dimana lain) Keuangan: akad line facility)
pihak bank  Kepastian Sumber dan intern (untuk
menyediakan seluruh Pendapatan setiap pencairan)
modal dan nasabah  Cashflow positif  Persyaratan
sebagai pengelola,  Bowheer yang Umum: 1. Kontrak
dengan pembagian bonafid harus
keuntungan  Kesinambungan mencantumkan
berdasarkan nisbah usaha pembayaran atas
bagi hasil yang telah Agunan: Kontrak/SPK/PO
disepakati.  Tunai (deposito, tersebut ke
IB Investasi Perorangan dan tabungan, giro) rekening nasabah
Terikat badan usaha (CV, PT,  Kendaraan roda 4 di bank terkait;
(Mudharabah Fa, koperasi, usia minimal 5 2. Memelihara
Muqoyyadah) yayasan, dan lain- tahun pada awal saldo minimum
Pembiayaan yang lain) masa pembiayaan sebesar 1 (satu)
diinvestasikan dan 8 tahun pada bulan angsuran /
nasabah/pemilik dana akhir masa sebesar ekspektasi
khusus untuk bisnis pembiayaan bagi hasil bulanan
tertentu dengan  Tanah dan dan diblokir
syarat-syarat yang bangunan (SHM sampai
telah ditetapkan oleh atau SHGB) pembiayaan lunas;
nasabah.  Mesin (akan 3. Mutasi
iB Jaminan Tunai Perorangan dan dinilai oleh bank) keuangan usaha
Pemberian badan usaha (CV, PT,  Tagihan efektif dilakukan di bank
Fa, koperasi,  Rasio plafond terkait;
pembiayaan
yayasan, dan lain- terhadap agunan 4. Jaminan
dengan jaminan lain) 1 : 1,25 diasuransikan
cash collateral  Agunan melalui
yang ada di bank diasuransikan perusahaan
dan diblokir Khusus untuk iB asuransi rekanan
Jaminan Tunai: bank terkait.
sampai dengan
plafond pembiayaan
pembiayaan sebesar 95% dari
lunas. cash collateral yang
dijaminkan.

3. Skema Program Pemerintah

Tabel 4.9 Skema pendanaan program pemerintah


Program Pengguna Persyaratan Struktur
Pembiayaan
Program DNS KLH Koperasi dan badan  Perorangan, Akad:
dengan Bank usaha: kelompok dan  Jual-Beli
Syariah Mandiri,  Usaha Mikro: badan usaha (Murabahah)
merupakan program memiliki kekayaan berbadan hukum  Bagi Hasil
konversi hutang bersih paling maupun tidak (Musyarakah,
pemerintah Indonesia banyak Rp 50 juta berbadan hukum. Mudharabah)
kepada pemerintah tidak termasuk  Memiliki dan Limit Pembiayaan:
Jerman yang tanah dan menjalankan  Untuk perorangan/
digantikan dengan bangunan tempat usaha produktif badan usaha

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 94


____________________________________________________Laporan Akhir

pembiayaan bank usaha; atau yang layak untuk maks. Rp 500 juta
kepada usaha mikro memiliki hasil dibiayai (feasible).  Untuk koperasi
dan kecil di sektor penjualan tahunan  Bersedia maks. Rp 500 juta
lingkungan paling banyak menyediakan x jumlah anggota
Rp300 juta rupiah. agunan. Jangka Waktu:
 Usaha Kecil:  Mempunyai  Maks. 60 bulan,
memiliki kekayaan legalitas dan dimungkinkan 96
bersih lebih dari perizinan usaha bulan dengan
Rp 50 juta sampai sesuai ketentuan persetujuan
dengan paling yang berlaku. khusus
banyak Rp500 juta  Mempunyai Margin/bagi hasil:
tidak termasuk pengalaman usaha  setara. 10% pa.
tanah dan di bidang yang efektif
bangunan tempat akan dibiayai. Self Financing:
usaha; atau  Lokasi Nasabah  Minimal 5% dari
memiliki hasil DNS berada dalam kebutuhan dana.
penjualan tahunan wilayah kerja Tujuan penggunaan:
lebih dari Rp300 Bank.  Investasi min.
juta sampai 60%,
dengan paling  Modal kerja maks.
banyak Rp 2,5 40%
milyar Biaya:
 Sesuai ketentuan
yang berlaku.
Pola Pembiayaan:
 Executing:
Pembiayaan bank
langsung kepada
nasabah DNS.
 Channeling:
Pembiayaan bank
langsung kepada
nasabah melalui
koperasi/pers.
 Kemitraan:
Pembiayaan bank
langsung kepada
perusahaan, untuk
usaha kecil dan
mikro binaannya.
Kredit Usaha Usaha Mikro, Kecil,  Memiliki  Plafon pembiayaan
Rakyat Menengah dan pengalaman usaha yang dijamin
(KUR), merupakan Koperasi (UMKMK)  Memiliki legalitas perusahaan
program penjaminan atau perorangan usaha dan NPWP asuransi maks. Rp
Pemerintah RI  Berdasarkan trade 500 juta
sebagai realisasi checking tidak ada  Maks. asuransi
Inpres No 6 Tahun informasi negatif pembiayaan 70%
2007 untuk mengenai dari plafon
meningkatkan akses perusahaan pembiayaan
pembiayaan dan pengurus/pemilik  Pricing
mengembangkan dan tidak sedang pembiayaan maks.
usaha mikro, kecil, menghadapi/ 16%pa.
menengah, dan terlibat masalah  Imbal jasa
koperasi dalam hukum penjaminan
rangka  Jaminan berupa sebesar 1,5%

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 95


____________________________________________________Laporan Akhir

penanggulangan/ fixed asset atau (dibayar oleh


pengentasan proyek yang Pemerintan atas
kemiskinan dan dibiayai beban APBN)
perluasan  Memiliki  Jangka waktu
kesempatan kerja kemampuan kredit 5 (lima)
membayar dari tahun
usaha yang  Pola Penyaluran:
dibiayai Langsung ke
 Berdasarkan SID UMKMK atau tidak
Bank Indonesia, langsung, yaitu
perusahaan melalui LKM/S
pengurus/pemilik (BMT,Koperasi,KSP
tidak memiliki ,dll).
kredit macet dan
tidak masuk daftar
hitam

4. Skema Modal Ventura, dibagi berdasarkan jenis pembiayaannya (data diambil dari
PT. Bahana Artha Ventura).
Tabel 4.10 skema pendanaan modal ventura
Program Pengguna Persyaratan Struktur
Pembiayaan
Penyertaan Saham Umumnya  Legalitas dokumen,  Pembiayaan
Jenis pembiayaan ini perusahaan kecil atau data diri pemohon, diberikan
berbentuk perusahaan baru, keterangan domisili, berdasarkan
penyertaan langsung tetapi menyimpan dan ijin usaha (bila pertimbangan kuat
dengan pembelian potensi besar untuk ada) atau lemahnya
saham Calon berkembang. Ada  Proposal pengajuan kondisi CPPU
Perusahaan Pasangan juga yang kredit, berisi  CPPU tidak
Usaha (CPPU) oleh mensyaratkan CPPU rencana bisnis yang dibebani dengan
Modal Ventura. harus sudah akan dilakukan, kewajiban
berbentuk Perseroan nilai kredit yang keuangan seperti
Terbatas (PT), atau diminta, dan pembayaran pokok
akan menjadi PT bagaimana CPPU pinjaman, bunga
bersamaan dengan menjalankan maupun
masuknya Modal bisnisnya penyediaan
Ventura sebagai  Umumnya tidak agunan.
pemodal mensyaratkan  Risiko dan
adanya agunan keuntungan bisnis
ditanggung dan
dinikmati secara
bersama-sama.
 Bantuan tidak
hanya diberikan
dalam bentuk
pembiayaan
namun juga dalam
pengelolaan
manajemen, dan
bantuan teknis
lainnya
 Divestasi sebagai
tahap akhir dalam
satu periode

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 96


____________________________________________________Laporan Akhir

pembiayaan,
dimana PMV
menarik kembali
penyertaan saham
dari PPU, dapat
dilakukan dengan
IPO (penjualan
saham perdana di
bursa), menjual
kembali ke PPU,
menjual ke
perusahaan lain,
menjual kepada
investor baru atau
melikuidasi bagi
PPU yang tidak
berkembang.

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 97


____________________________________________________Laporan Akhir

BISNIS PLAN

RENCANA PENGEMBANGAN USAHA PRODUKTIF DI PLTMH


BATANGURU, KECAMATAN SUMARORONG, KABUPATEN
MAMASA, PROVINSI SULAWESI BARAT

PEMANFAATAN HASIL BUMI

Kopi

SEBAGAI KOMODITAS USAHA

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 98


____________________________________________________Laporan Akhir

1. RINGKASAN EKSEKUTIF
Usaha yang akan didirikan di lokasi demosite PLTMH Sumarorong, Batanguru,
Mamasa yaitu pengolahan Kopi sebagai hasil Bumi didaerahnya. Pengolahan ini
dikarenakan sampai saat ini masyarakat tidak melakukan pengolahan hasil bumi, tetapi
langsung menjual kepada penadah atau langsung ke pasar sehingga keuntungan yang
didapat dari penjualan hasil bumi itu masih relatif kecil. Oleh karena itu diperlukan usaha
produktif dalam mengolah hasil bumi itu menjadi sebuah produk dan mempunyai nilai
jual dengan harga yang lebih tinggi. Dengan adanya usaha produktif ini diharapkan
dapat meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat sekitar demosite PLTMH menjadi lebih
meningkat.
Untuk melaksanakan usaha produktif tersebut diperlukan peningkatan
ketrampilan, maupun kapasitas masyarakat dalam menjalankan usaha produktif. Selain
itu diperlukan peralatan yang menggunakan teknologi tepat guna dengan memanfaatkan
energi listrik dari PLTMH, serta pendanaan untuk meningkatkan usaha produktif.
Sumber dana yang dibutuhkan dalam upaya pengembangan usaha produktif ini
dapat diperoleh melalui Skema Perbankan, Skema Syariah, Skema Program Pemerintah,
Skema Modal Ventura. Semua skema-skema yang ada dapat menjadi pilihan untuk
memperoleh sumber pembiayaan sesuai dengan jangka waktu yang ada. Penggunaan
dana yang diperoleh dapat digunakan untuk pembelian alat-alat productive use sebagai
alat pengolahan hasil bumi, perawatan alat, pembiayaan operasional lainnya.

2. LATAR BELAKANG USAHA

2.1 DATA PERUSAHAAN


4. Bidang Usaha Pengolahan Hasil Bumi pertanian di sekitar PLTMH
Sumarorong, Batanguru, Mamasa

5. Jenis Produk / Jasa Kopi

6. Alamat Perusahaan Batanguru, Kecamatan Sumarorong,

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 99


____________________________________________________Laporan Akhir

Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat

2.2 STRUKTUR ORGANISASI

Gambar 4.13 Contoh skema organisasi unit usaha produktif

3 ANALISIS PASAR DAN PEMASARAN

3.1 PRODUK / JASA YANG DIHASILKAN


Produk yang dihasilkan yaitu hasil olahan bumi berasal dari masyarakat sekitar PLTMH
Sumarorong, Mamasa menjadi produk lebih bernilai jual dan mampu memenuhi
kebutuhan market.
Produk yang dihasilkan yaitu pengolahan biji kopi menjadi bubuk kopi siap jual.

3.2 TARGET ATAU SEGMEN PASAR YANG DITUJU


Segmen pasar yang dituju disini adalah semua golongan yang menggunakan produk
pengolahan hasil bumi, baik dari kalangan menengah kebawah hingga menengah ke
atas.

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 100
____________________________________________________Laporan Akhir

3.3 STRATEGI PEMASARAN


 PENGEMBANGAN PRODUK
Produk yang di hasilkan dari pengolahan hasil bumi, jenis produksi akan dikaukan
inovasi-inovasi produk agar mendapatkan differensiasi dengan produk lain.
Pengembangan produk juga dilakukan dengan menggunakan teknologi mesin untuk
mendapatkan kualitas yang lebih baik dan proses produksi yang lebih optimal

 PENGEMBANGAN WILAYAH PEMASARAN


Wilayah pemasaran yang menjadi target dalam pengolahan hasil produksi adalah
wilayah daerah gunung sawur dan tidak menutup kemungkinan mengalami ekspansi
ke daerah lain

 KEGIATAN PROMOSI
Promosi dilakukan secara berkala dengan anggaran 10 % dari pendapatan
perusahaan.

 STRATEGI PENETAPAN HARGA


Harga ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan total biaya bersih produksi
ditambah dengan keuntungan yang diharapkan

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 101
____________________________________________________Laporan Akhir

Gambar 4.14 Format Space Matrix

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 102
____________________________________________________Laporan Akhir

PELUANG KEKUATAN
Hasil bumi yang perlu sentuhan dari Mamasa memiliki potensi sumberdaya alam
instansi terkait untuk mengolah hasil dan hasil bumi yang cukup berlimpah, berupa
bumi menjadi produk bernilai guna. Ketela pohon,padi,pisang,palawija.
Pemanfaatan teknologi tepat guna potensi ini dapat menajadi salah satu fakor
untuk pengolahan hasil bumi. pengembangan tingkat ekonomi masyarakat
Dengan adanya usaha produktif, sekitar.
masyarakat bisa kreatif dalam Potensi energi listrik dari PLTMH cukup untuk
pengolahan hasil bumi yang mereka memenuhi kebutuhan usaha produktif
hasilkan.

KELEMAHAN ANCAMAN
Belum adanya pengolahan hasil bumi Ancaman pada pengolahan hasil bumi
menjadi produk lebih bernilai jual dan menjadi usah produktif yang ada didaerah
hanya dijual mentah kepada pengepul PLTMH Mamasa yaitu ketersediaan debit air
maupun penadah. yang akan mempengaruhi suplai listrik ke
Belum adanya teknologi tepat guna usaha produktif dalam memproses hasil
yang mampu mengolah hasil bumi bumi.
menjadi produk jadi. Penadah yang ada disekitar lokasi PLTMH
Akses jalan buruk akan menjadi pesaing dari usaha produktif
yang akn didirikan.
Ketersediaan bahan baku yang akan diolah
oleh daerah Mamasa butuh pasokan dari
daerah lain.

Gambar 4.15 Matrix SWOT

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 103
____________________________________________________Laporan Akhir

3.4.5 Analisis kondisi mikrohidro dengan usaha produktif


Posisi PLTMH

Maturity

Growth

Decline
Introduction

Waktu

Gambar 4. 16 Analisis Diagaram PLC untuk PLTMH (product Life Cycle)

Tabel 4.11 Keterangan Tabel PLC di setiap keadaan

Perkenalan Pertumbuhan Stabil Menurun


Pertumbuhan Pertumbuhan Stabil Menurun
Penjualan
Lambat Cepat
Keuntungan Negative Maksimal Menurun Menurun

Sekarang PLTMH di Indonesia berada pada posisi Introduction menuju Growth


dimana PLTMH yang ada di Indonesia sekarang dalam masa perkembangan. Pada tahap
ini pembangunan PLTMH membutuhkan biaya (Investasi) dana yang besar untuk
memaksimalkan kondisi menuju Level Maturity. Pada tahap maturity ini kondisi dan
penggunaan serta manfaat PLTMH dalam keadaan optimum, stabil, menguntungkan. Hal
yang perlu diperhatikan pada PLTMH yaitu apakah yang akan terjadi pada masa yang
akan datang dimana PLTMH menuju posisi Decline. Dengan adanya usaha kegiatan usaha
produktif oleh PLTMH Demosite, diharapkan PLTMH tersebut dapat sustain dengan
berbagai macam kondisi, baik itu pengaruh yang mengancam dari luar maupun dari
dalam

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 104
____________________________________________________Laporan Akhir

3.5 SALURAN DISTRIBUSI

RENCANA WILAYAH
PEMASARAN DAN JALUR
DISTRIBUSI
1. Wilayah Pemasaran  Lokal 60%
 Regional 40%

2. Jalur Distribusi  Individu  Distributor


 Industri  Retailer

4. ANALISIS OPERASI

4.1 PROSES PRODUKSI


Proses produksi yang akan dilakukan meliputi proses pemilihan bahan baku awal
dengan memilih hasil bumi apa yang akan diproduksi, kemudiah bahan baku
tersebut disortir untuk mendapatkan bahan baku berkualitas baik. Setelah sortir
dilakukan kemudian tahap berikutnya adalah pengolahan hasil sortiran dengan
menggunakan alat teknologi tepat guna yang bisa membantu proses produksi
menjadi lebih cepat dan mendapatkan jumlah produksi yang optimal. Stelah
pengolahan hasil bumi selesai produk dipacking dan kemudian siap dipasarkan ke
market

SKEMA PROSES PRODUKSI

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 105
____________________________________________________Laporan Akhir

Gambar 4. 17 Proses Produksi

Berikut ini beberapa contoh teknologi tepat guna yang bisa digunakan usaha produktif
untuk membantu proses produksi :

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 106
____________________________________________________Laporan Akhir

Tabel 4.12 Rencana alat yang akan digunakan dalam proses produksi

DAYA YANG CARA BIAYA


No NAMA ALAT NILAI TAMBAH GAMBAR
DIBUTUHKAN PEMAKAIAN PEMBUATAN
1 Mesin Motor 1 Hp 220 Hidupkan mesin Rp.15.000.00 Membantu
Pengupas Kopi Volt dan masukkan pengupasan kulit
kopi kopi secara masal
dan mempercepat
proses produksi

2 Mesin 220 Volt Hidupkan mesin Rp.15.000.000 Mengubah Biji


penepung kemudian menjadi tepung
masukkan biji tanpa
yang sudah penumbukan
terkupas secara manual
kulitnya

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 107
____________________________________________________Laporan Akhir

5. ANALISIS SUMBERDAYA MANUSIA (SDM)

5.1 ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA


Tabel 4.13. Rencana kebutuhan tenaga kerja
BAGIAN / DEPT. Jumlah
Manajemen 3
Bagian Produksi 5
Bagian Pemasaran 4
Bagian Administrasi 3
Lain - Lain 3
TOTAL 18

5.2 RENCANA KEBUTUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM


Tabel 4.14. Rencana kebutuhan dan pengembangan SDM
Pengalaman Keterampilan
JABATAN Tingkat Pendidikan
(tahun) Khusus
Manajemen D3/S1 1 Ahli Manajemen
Produksi SMU/D3/S1 - Pengoperasian
Mesin Produksi
Pemasaran SMP(Sales), 1 tahun Paham konsep
SMA,D3,S1 pemasaran
Administrasi SMP/SMA - Bisa mengendarai
motor dan mobil

6. RENCANA PENGEMBANGAN USAHA


 STRATEGI PEMASARAN
Analisis SWOT produk secara rutin untuk mempertahankan sustainabilitas usaha
produktif

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 108
____________________________________________________Laporan Akhir

 STRATEGI PRODUKSI
Produksi dilakukan secara kontinyu untuk mendapatkan produksi secara terus
menerus dengan memanfaatkan teknologi tepat guna sesuai dengan hasil bumi yang
diolah.

 STRATEGI ORGANISASI DAN SDM


Pengelolah usaha produktif yang dipilih memiliki kompetensi di bindangnya agar
usaha produktif berbasis mikrohidro dapat berjalan dengan baik.

 STRATEGI KEUANGAN
Keuangan akan terus dianalisis, dengan analisis how, what, why, when, who.
Analisis ini akan membantu mengetahuhi bagaimana kondisi ekonomi sekarang,
bagaimana solusinya, siapa saja yang berpengaruh dalam perubahan keuangan
(kas) Usaha.

Membuat laporan secara berkala (draft laporan keuangan bisa dilihat di bawah)

6.1 TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN USAHA


Tabel 4.15 Rencana waktu pengembangan usaha produktif
bulan ke -
KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Perencanaan Produksi
Produksi
Penjualan

Perencanaan awal perencanaan produksi di rencanakan selama 3 bulan pertama, mulai


dari perizinan sampai produksi. Produksi direncanakan pada bulan ke 4 secara kontinyu
serta diikuti proses pemasaran dan penjualan.

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 109
____________________________________________________Laporan Akhir

7. ANALISIS KEUANGAN

Pada kegiatan usaha produktif di lokasi PLTMH Sumarorong Mamasa, rencana


peminjaman ditujukan melalui skema program pemerintah sebesar Rp.100.000.000,-
dengan tingkat suku bunga 3 % pertahun selama 3 tahun masa pembayaran.

7.1 Analisis Rencana Pengembalian Pinjaman

Dik P = Rp.100.000.000
P=Rp.100.000.000
I = 3% /tahun selama 3 tahun
Ditanya A=…? 1 2 3 4…………………36

A= P

A= Rp.100.000.000 A= Rp.4.580.141
A= Rp.4.580.141

Maka cicilan yang harus dibayar tiap bulannya selama 36 bulan (3 tahun) untuk
pinjaman Rp.100.000.000 yaitu sebesar Rp.4.580.141

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 110
____________________________________________________Laporan Akhir

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 111
____________________________________________________Laporan Akhir

7.2 Menghitung Keuntungan Perbulan

PENGELUARAN
Keterangan Jumlah Satuan Biaya Total
Sewa bangunan 1 Bulan 1,500,000.00 1,500,000.00
Pembelian Asset dan Sewa Alat Tulis dan Peralatan Kantor 1 Bulan 500,000.00 500,000.00
Bangunan Mesin 5 Unit 10,000,000.00 50,000,000.00
Total 52,000,000.00

Gaji Pimpinan 1 Bulan 2,000,000.00 2,000,000.00


Gaji Staff Administrasi Umum 2 Orang/bulan 1,000,000.00 2,000,000.00
Fixed Cost
Gaji Buruh Produksi 5 Orang/bulan 1,000,000.00 5,000,000.00
Total 9,000,000.00

Biaya Transportasi 1 Bulan 1,000,000.00 1,000,000.00


Biaya Pembelian Bahan Baku 2000 Kg/bulan 6,000.00 12,000,000.00
Biaya Pembelian Bahan Pembantu 1 Bulan 1,000,000.00 1,000,000.00
Biaya Pemeliharaan 1 Bulan 300,000.00 300,000.00
Variable Cost Biaya Pemasaran 1 Bulan 100,000.00 100,000.00
Biaya Angsuran pokok* 1 Bulan 4,580,000.00 4,580,000.00
Biaya Listrik dan Telepon 1 Bulan 500,000.00 500,000.00
Biaya Penyusutan Asset** 1 Bulan 902,777.78 902,777.78
Total 20,382,777.78
Total Biaya 81,382,777.78
*) Biaya angsuran pokok didapat dari perhitungan Annual Payment perhitungan pengembalian pinjaman

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 112
____________________________________________________Laporan Akhir

Asset 52,000,000.00 Rupiah


Punyusutan 0.25 25%
PENYUSUTAN ASSET **
Faktor penentu jumlah Bulan Konversi Satuan
Bulan aktif 10 0.21 bulan
Bulan 1 th 12 10,833,333.33 per tahun
902,777.78 bulan

KAPASITAS PRODUKSI
Rencana Produksi Konversi Satuan
Produksi Kopi (2000Kg)/bulan 2000000 gr
16000 Bungkus/bulan
533 bungkus/hari

PENDAPATAN

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 113
____________________________________________________Laporan Akhir

Keterangan Jumlah Produksi Satuan Harga Total Biaya


Kopi 533 Bungkus ukuran (125gr) /hari 10,000.00 5,333,333.33
Pendapatan Per hari 5,333,333.33
Pendapatan Perbulan 160,000,000.00

Laba Sebelum Pajak Pendapatan perbulan Biaya perbulan Laba sebelum Pajak/ Bulan
160,000,000.00 81,382,777.78 78,617,222.22
PENDAPATAN SETELAH PPH

Laba sebelum Pajak/ Bulan pph 10 % Laba Setelah Pajak


78617222.22 7861722.222 70,755,500.00

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 114
____________________________________________________Laporan Akhir

8. MANFAAT USAHA PRODUKTIF UNTUK MASYARAKAT

Dengan adanya pemanfaatan teknologi tepat guna, masyarakat bisa


menjadi lebih produktif dalam meproduksi hasil buminya dengan
memanfaatkan listrik yang dihasilkan oleh PLTMH
Masyarakat disekitar PLTMH Sumarorong, Mamasa dapat ikut
berpartisipasi dalam mengolah hasil produksi sehingga masyarakat
bisa menjadi lebih aktif, kreatif untuk meningkatkan perekonomian
desa.

9. ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN DAN ANTISIPASI DAMPAK


LINGKUNGAN

Dampak Adanya limbah hasil produksi yang dihasilkan dari usaha produktif jika tidak
diolah akan menjadi sampah yang mengganggu
Antisipasinya yaitu dengan mengolah limbah yang dihasilkan menjadi pupuk organik
karena bahan dasar hasil bumi merupakan berbahan alami.

10. ANALISIS RESIKO USAHA


Terganggunya proses produksikarena suplai bahan baku dari warga tidak konstan akan
menyebabkan terganggunya aliran kas UMKM sehingga nantinya akan berpengaruh pada
proses cicilan pinjaman

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 115
____________________________________________________Laporan Akhir

11. ANTISIPASI RESIKO USAHA

Membeli hasil bumi dari daerah lain untuk mencukupi kebutuhan


produksi.

12. SKEMA PENDANAAN


Menyediakan dana untuk proses pendampingan dalam rangka mengembangkan
usaha produktif masyarakat dengan menggalang dana yang bersumber dari insentif
pemerintah, dana pelaku usaha, dana masyarakat (reinvestasi) dan kredit lunak.
Skema pendanaan yang bisa dijadikan sumber pendanaan usaha produktif antara
lain:
1. Skema perbankan
2. Skema Syariah
3. Skema Program Pemerintah
4. Skema Modal Ventura
Skema-skema pendanaan usaha produktif dapat dilihat pada tabel 4.5 Sebagai
berikut :

1. Skema Perbankan, secara umum dibagi berdasarkan limit kredit yang


disediakan (data diambil dari Bank Mandiri).

Tabel 4.16 Skema - skema pendanaan perbankan


Program Pengguna Persyaratan Struktur
Pembiayaan
Kredit Investasi Perorangan dan  Memenuhi kriteria  Limit kredit: Di
Usaha Mikro dan badan usaha usaha menengah atas Rp 100 juta
Kecil atau kecil. sampai dengan Rp
Fasilitas kredit yang  Dokumen legalitas 5 milyar
diberikan untuk pemohon,  Kredit diberikan
membiayai misalnya: KTP, KK, dalam rupiah atau
kebutuhan barang Akte Pendirian valuta asing
modal dalam rangka Perusahaan.  Jangka waktu
rehabilitasi,  Dokumen legalitas pengembalian:
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 116
____________________________________________________Laporan Akhir

modernisasi, usaha, misalnya: Bisa lebih dari 1


perluasan, pendirian NPWP, SIUP, TDP. tahun
proyek baru dan atau  Menyusun rencana
kebutuhan khusus proyek.
terkait investasi.
Kredit Investasi Badan usaha  Limit kredit: Di
Komersial atas Rp 5 milyar
Fasilitas kredit jangka sampai dengan Rp
menengah dan 50 milyar
jangka panjang yang  Pembiayaan: Bank
diberikan untuk maksimal 65% dari
pembiayaan kebutuhan modal
pengadaan barang - kerja dan
barang modal untuk pembiayaan
rehabilitasi, sendiri minimal
modernisasi, 35%
perluasan ataupun  Jaminan Utama:
pendirian proyek Usaha yang
baru maupun dibiayai, besarnya
refinancing. disesuaikan atas
dasar cash flow
usaha
 Pelunasan
bersumber dari
hasil usaha dengan
barang-barang
modal yang
dibiayai
 Jaminan
Tambahan:
Dipersyaratkan
apabila menurut
penilaian bank
diperlukan
 Kredit diberikan
dalam rupiah
maupun valuta
asing
Kredit Investasi Badan usaha  Limit kredit: Di
Korporasi atas Rp 50 milyar
Fasilitas kredit jangka  Pembiayaan: Bank
menengah dan maksimal 65% dari
jangka panjang yang kebutuhan modal
diberikan untuk kerja dan
pembiayaan pembiayaan
pengadaan barang- sendiri minimal
barang modal untuk 35%
rehabilitasi,  Jaminan Utama:
modernisasi, Usaha yang
perluasan ataupun dibiayai, besarnya
pendirian proyek disesuaikan atas
baru maupun dasar cash flow

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 117
____________________________________________________Laporan Akhir

refinancing , usaha
 Pelunasan
bersumber dari
hasil usaha dengan
barang-barang
modal yang
dibiayai
 Jaminan
Tambahan:
Dipersyaratkan
apabila menurut
penilaian bank
diperlukan
 Kredit diberikan
dalam rupiah
maupun valuta
asing

2. Skema Syariah, secara umum dibagi berdasarkan mekanisme pembiayaan yang


disediakan (data diambil dari Bank Bukopin Syariah).
Tabel 4.17 Skema – skema pendanaan syariah
Program Peengguna Persyaratan Struktur
Pembiayaan
iB Murabahah Perorangan dan Legalitas:  Plafond: maksimal
Bank akan badan usaha (CV, PT,  Kelengkapan 80% dari total nilai
melakukan pembelian Fa, koperasi, legalitas Subyek proyek di luar
atau pemesanan yayasan, dan lain- Hukum pembebasan lahan
barang sesuai lain)  Kelengkapan dan biaya
permintaan nasabah legalitas Obyek perizinan
kemudian Hukum (perizinan,  Kegunaan:
menjualnya kepada kontrak, dll) Investasi
nasabah sebesar Manajemen:  Jangka Waktu:
harga beli ditambah  Berpengalaman di Idealnya tidak
keuntungan yang bidangnya lebih dari 60 bulan
disepakati. minimal 2 tahun  Margin / Nisbah
iB Bagi Hasil Perorangan dan  Track record Bagi Hasil:
(Musyarakah) badan usaha (CV, PT, perbankan yang Ditentukan
Kerjasama antara Fa, koperasi, bersih kemudian
bank dengan nasabah yayasan, dan lain-  Track record  Biaya Administrasi:
untuk mencampurkan lain) bisnis yang baik Setara dengan 1%
dana/modal mereka Usaha: dari plafond
pada suatu usaha  Daya tahan mesin  Pola Penarikan:
tertentu, dengan  Ketersediaan suku Bertahap sesuai
pembagian cadang kebutuhan
keuntungan  Ketersediaan dan  Pembayaran:
berdasarkan nisbah kehandalan Sesuai jadwal
bagi hasil yang telah tenaga kerja angsuran yang
disepakati, dan resiko  Dukungan disepakati / sesuai
menjadi tanggungan peraturan dan revenue dan
bersama. perundang- nisbah pokok dan
iB Bagi Hasil Perorangan dan undangan bagi hasil setiap
(Mudharabah) badan usaha (CV, PT,  Rekomendasi dari bulan

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 118
____________________________________________________Laporan Akhir

Kerjasama antara Fa, koperasi, konsultan  Pengikatan:


bank dengan yayasan, dan lain- independen Notariil (untuk
nasabah, dimana lain) Keuangan: akad line facility)
pihak bank  Kepastian Sumber dan intern (untuk
menyediakan seluruh Pendapatan setiap pencairan)
modal dan nasabah  Cashflow positif  Persyaratan
sebagai pengelola,  Bowheer yang Umum: 1. Kontrak
dengan pembagian bonafid harus
keuntungan  Kesinambungan mencantumkan
berdasarkan nisbah usaha pembayaran atas
bagi hasil yang telah Agunan: Kontrak/SPK/PO
disepakati.  Tunai (deposito, tersebut ke
IB Investasi Perorangan dan tabungan, giro) rekening nasabah
Terikat badan usaha (CV, PT,  Kendaraan roda 4 di bank terkait;
(Mudharabah Fa, koperasi, usia minimal 5 2. Memelihara
Muqoyyadah) yayasan, dan lain- tahun pada awal saldo minimum
Pembiayaan yang lain) masa pembiayaan sebesar 1 (satu)
diinvestasikan dan 8 tahun pada bulan angsuran /
nasabah/pemilik dana akhir masa sebesar ekspektasi
khusus untuk bisnis pembiayaan bagi hasil bulanan
tertentu dengan  Tanah dan dan diblokir
syarat-syarat yang bangunan (SHM sampai
telah ditetapkan oleh atau SHGB) pembiayaan lunas;
nasabah.  Mesin (akan 3. Mutasi
iB Jaminan Tunai Perorangan dan dinilai oleh bank) keuangan usaha
Pemberian badan usaha (CV, PT,  Tagihan efektif dilakukan di bank
Fa, koperasi,  Rasio plafond terkait;
pembiayaan
yayasan, dan lain- terhadap agunan 4. Jaminan
dengan jaminan lain) 1 : 1,25 diasuransikan
cash collateral  Agunan melalui
yang ada di bank diasuransikan perusahaan
dan diblokir Khusus untuk iB asuransi rekanan
Jaminan Tunai: bank terkait.
sampai dengan
plafond pembiayaan
pembiayaan sebesar 95% dari
lunas. cash collateral yang
dijaminkan.

3. Skema Program Pemerintah


Tabel 4.18 Skema pendanaan program pemerintah
Program Pengguna Persyaratan Struktur
Pembiayaan
Program DNS KLH Koperasi dan badan  Perorangan, Akad:
dengan Bank usaha: kelompok dan  Jual-Beli
Syariah Mandiri,  Usaha Mikro: badan usaha (Murabahah)
merupakan program memiliki kekayaan berbadan hukum  Bagi Hasil
konversi hutang bersih paling maupun tidak (Musyarakah,
pemerintah Indonesia banyak Rp 50 juta berbadan hukum. Mudharabah)
kepada pemerintah tidak termasuk  Memiliki dan Limit Pembiayaan:
Jerman yang tanah dan menjalankan  Untuk perorangan/
digantikan dengan bangunan tempat usaha produktif badan usaha

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 119
____________________________________________________Laporan Akhir

pembiayaan bank usaha; atau yang layak untuk maks. Rp 500 juta
kepada usaha mikro memiliki hasil dibiayai (feasible).  Untuk koperasi
dan kecil di sektor penjualan tahunan  Bersedia maks. Rp 500 juta
lingkungan paling banyak menyediakan x jumlah anggota
Rp300 juta rupiah. agunan. Jangka Waktu:
 Usaha Kecil:  Mempunyai  Maks. 60 bulan,
memiliki kekayaan legalitas dan dimungkinkan 96
bersih lebih dari perizinan usaha bulan dengan
Rp 50 juta sampai sesuai ketentuan persetujuan
dengan paling yang berlaku. khusus
banyak Rp500 juta  Mempunyai Margin/bagi hasil:
tidak termasuk pengalaman usaha  setara. 10% pa.
tanah dan di bidang yang efektif
bangunan tempat akan dibiayai. Self Financing:
usaha; atau  Lokasi Nasabah  Minimal 5% dari
memiliki hasil DNS berada dalam kebutuhan dana.
penjualan tahunan wilayah kerja Tujuan penggunaan:
lebih dari Rp300 Bank.  Investasi min.
juta sampai 60%,
dengan paling  Modal kerja maks.
banyak Rp 2,5 40%
milyar Biaya:
 Sesuai ketentuan
yang berlaku.
Pola Pembiayaan:
 Executing:
Pembiayaan bank
langsung kepada
nasabah DNS.
 Channeling:
Pembiayaan bank
langsung kepada
nasabah melalui
koperasi/pers.
 Kemitraan:
Pembiayaan bank
langsung kepada
perusahaan, untuk
usaha kecil dan
mikro binaannya.
Kredit Usaha Usaha Mikro, Kecil,  Memiliki  Plafon pembiayaan
Rakyat Menengah dan pengalaman usaha yang dijamin
(KUR), merupakan Koperasi (UMKMK)  Memiliki legalitas perusahaan
program penjaminan atau perorangan usaha dan NPWP asuransi maks. Rp
Pemerintah RI  Berdasarkan trade 500 juta
sebagai realisasi checking tidak ada  Maks. asuransi
Inpres No 6 Tahun informasi negatif pembiayaan 70%
2007 untuk mengenai dari plafon
meningkatkan akses perusahaan pembiayaan
pembiayaan dan pengurus/pemilik  Pricing
mengembangkan dan tidak sedang pembiayaan maks.
usaha mikro, kecil, menghadapi/ 16%pa.

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 120
____________________________________________________Laporan Akhir

menengah, dan terlibat masalah  Imbal jasa


koperasi dalam hukum penjaminan
rangka  Jaminan berupa sebesar 1,5%
penanggulangan/ fixed asset atau (dibayar oleh
pengentasan proyek yang Pemerintan atas
kemiskinan dan dibiayai beban APBN)
perluasan  Memiliki  Jangka waktu
kesempatan kerja kemampuan kredit 5 (lima)
membayar dari tahun
usaha yang  Pola Penyaluran:
dibiayai Langsung ke
 Berdasarkan SID UMKMK atau tidak
Bank Indonesia, langsung, yaitu
perusahaan melalui LKM/S
pengurus/pemilik (BMT,Koperasi,KSP
tidak memiliki ,dll).
kredit macet dan
tidak masuk daftar
hitam

4. Skema Modal Ventura, dibagi berdasarkan jenis pembiayaannya (data diambil dari
PT. Bahana Artha Ventura).
Tabel 4.19 skema pendanaan modal ventura
Program Pengguna Persyaratan Struktur
Pembiayaan
Penyertaan Saham Umumnya  Legalitas dokumen,  Pembiayaan
Jenis pembiayaan ini perusahaan kecil atau data diri pemohon, diberikan
berbentuk perusahaan baru, keterangan domisili, berdasarkan
penyertaan langsung tetapi menyimpan dan ijin usaha (bila pertimbangan kuat
dengan pembelian potensi besar untuk ada) atau lemahnya
saham Calon berkembang. Ada  Proposal pengajuan kondisi CPPU
Perusahaan Pasangan juga yang kredit, berisi  CPPU tidak
Usaha (CPPU) oleh mensyaratkan CPPU rencana bisnis yang dibebani dengan
Modal Ventura. harus sudah akan dilakukan, kewajiban
berbentuk Perseroan nilai kredit yang keuangan seperti
Terbatas (PT), atau diminta, dan pembayaran pokok
akan menjadi PT bagaimana CPPU pinjaman, bunga
bersamaan dengan menjalankan maupun
masuknya Modal bisnisnya penyediaan
Ventura sebagai  Umumnya tidak agunan.
pemodal mensyaratkan  Risiko dan
adanya agunan keuntungan bisnis
ditanggung dan
dinikmati secara
bersama-sama.
 Bantuan tidak
hanya diberikan
dalam bentuk
pembiayaan
namun juga dalam
pengelolaan

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 121
____________________________________________________Laporan Akhir

manajemen, dan
bantuan teknis
lainnya
 Divestasi sebagai
tahap akhir dalam
satu periode
pembiayaan,
dimana PMV
menarik kembali
penyertaan saham
dari PPU, dapat
dilakukan dengan
IPO (penjualan
saham perdana di
bursa), menjual
kembali ke PPU,
menjual ke
perusahaan lain,
menjual kepada
investor baru atau
melikuidasi bagi
PPU yang tidak
berkembang.

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 122
____________________________________________________Laporan Akhir

BISNIS PLAN

RENCANA PENGEMBANGAN USAHA PRODUKTIF DI PLTMH


SALIDO KECIL, SUMATERA BARAT

PEMANFAATAN ES

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 123
____________________________________________________Laporan Akhir

1. RINGKASAN EKSEKUTIF
Usaha yang akan didirikan di lokasi demosite PLTMH Salido Kecil yaitu Pengolahan
Es Batang menjadi es serutan yang digunakan untuk menjaga kesegaran hasil tangkapan
ikan. Pengolahan ini dikarenakan sampai saat ini masyarakat tidak melakukan
pengolahan Es, tetapi langsung menjual kepada penadah atau langsung ke pasar
sehingga keuntungan yang didapat dari penjualan Es itu masih relatif kecil. Oleh karena
itu diperlukan usaha produktif dalam mengolah Es itu menjadi sebuah produk dan
mempunyai nilai jual dengan harga yang lebih tinggi. Dengan adanya usaha produktif ini
diharapkan dapat meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat sekitar demosite PLTMH
menjadi lebih meningkat.
Untuk melaksanakan usaha produktif tersebut diperlukan peningkatan
ketrampilan, maupun kapasitas masyarakat dalam menjalankan usaha produktif. Selain
itu diperlukan peralatan yang menggunakan teknologi tepat guna dengan memanfaatkan
energi listrik dari PLTMH, serta pendanaan untuk meningkatkan usaha produktif.
Sumber dana yang dibutuhkan dalam upaya pengembangan usaha produktif ini
dapat diperoleh melalui Skema Perbankan, Skema Syariah, Skema Program Pemerintah,
Skema Modal Ventura. Semua skema-skema yang ada dapat menjadi pilihan untuk
memperoleh sumber pembiayaan sesuai dengan jangka waktu yang ada. Penggunaan
dana yang diperoleh dapat digunakan untuk pembelian alat-alat productive use sebagai
alat pengolahan hasil bumi, perawatan alat, pembiayaan operasional lainnya.

2. LATAR BELAKANG USAHA

2.1 DATA PERUSAHAAN


7. Bidang Usaha Pengolahan Es di Sekitar PLTMH Salido Kecil

8. Jenis Produk / Jasa Balok Es menjadi serutan

9. Alamat Perusahaan Salido Kecil, Sumatera Barat

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 124
____________________________________________________Laporan Akhir

2.2 STRUKTUR ORGANISASI

Gambar 4.19 Contoh skema organisasi unit usaha produktif

3 ANALISIS PASAR DAN PEMASARAN

3.1 PRODUK / JASA YANG DIHASILKAN


Produk yang dihasilkan yaitu hasil olahan Es balok menjadi es serut untuk memenuhi
kebutuhan perikanan masyarakat sekitar Salido Kecil .

3.2 TARGET ATAU SEGMEN PASAR YANG DITUJU


Segmen pasar yang dituju disini adalah semua golongan yang menggunakan produk
pengolahan Es, baik dari kalangan menengah kebawah hingga menengah ke atas.

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 125
____________________________________________________Laporan Akhir

3.3 STRATEGI PEMASARAN


 PENGEMBANGAN PRODUK
Produk yang di hasilkan dari pengolahan Es, jenis produksi akan dilakukan inovasi-
inovasi produk agar mendapatkan differensiasi dengan produk lain. Pengembangan
produk juga dilakukan dengan menggunakan teknologi mesin untuk mendapatkan
kualitas yang lebih baik dan proses produksi yang lebih optimal

 PENGEMBANGAN WILAYAH PEMASARAN


Wilayah pemasaran yang menjadi target dalam pengolahan hasil produksi adalah
wilayah daerah Salido Kecil dan tidak menutup kemungkinan mengalami ekspansi ke
daerah lain

 KEGIATAN PROMOSI
Promosi dilakukan secara berkala dengan anggaran 10 % dari pendapatan
perusahaan.

 STRATEGI PENETAPAN HARGA


Harga ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan total biaya bersih produksi
ditambah dengan keuntungan yang diharapkan

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 126
____________________________________________________Laporan Akhir

Gambar 4.20 Format Space Matrix

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 127
____________________________________________________Laporan Akhir

PELUANG KEKUATAN
Pengolahan Es perlu sentuhan Pangsa pasar masih besar
potensi ini dapat menajadi salah satu fakor
dari instansi terkait untuk pengembangan tingkat ekonomi
mengolah Es menjadi produk masyarakat sekitar.
bernilai guna Akses jalan menuju lokasi sudah baik.
Pemanfaatan teknologi tepat guna Sudah adanya sumberdaya manusia untuk
untuk pengolahan Es menunjang pengembangan kegiatan usaha
produktif.
Target pasar cukup besar.

KELEMAHAN ANCAMAN
Belum adanya pengolahan hasil Adanya pesaing usaha produktif
Es di Salido Kecil menjadi produk System on grid yang ada di PLTMH
lebih bernilai jual dan hanya salido kecil membuat usaha
dijual mentah kepada pengepul produktif menjadi ketergantungan
maupun penadah suplai listrik dari PLN
Belum adanya teknologi tepat
guna yang mampu mengolah
hasil Es menjadi produk bernilai
jual.

Gambar 4.21 Matrix Ruang (space Matrix)

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 128
____________________________________________________Laporan Akhir

3.4.5 Analisis kondisi mikrohidro dengan usaha produktif


Posisi PLTMH

Maturity

Growth

Decline
Introduction

Waktu

Gambar 4. 22 Analisis Diagaram PLC untuk PLTMH (product Life Cycle)

Tabel 4.20 Keterangan Tabel PLC di setiap keadaan

Perkenalan Pertumbuhan Stabil Menurun


Pertumbuhan Pertumbuhan Stabil Menurun
Penjualan
Lambat Cepat
Keuntungan Negative Maksimal Menurun Menurun

Sekarang PLTMH di Indonesia berada pada posisi Introduction menuju Growth


dimana PLTMH yang ada di Indonesia sekarang dalam masa perkembangan. Pada tahap
ini pembangunan PLTMH membutuhkan biaya (Investasi) dana yang besar untuk
memaksimalkan kondisi menuju Level Maturity. Pada tahap maturity ini kondisi dan
penggunaan serta manfaat PLTMH dalam keadaan optimum, stabil, menguntungkan. Hal
yang perlu diperhatikan pada PLTMH yaitu apakah yang akan terjadi pada masa yang
akan datang dimana PLTMH menuju posisi Decline. Dengan adanya usaha kegiatan usaha
produktif oleh PLTMH Demosite, diharapkan PLTMH tersebut dapat sustain dengan
berbagai macam kondisi, baik itu pengaruh yang mengancam dari luar maupun dari
dalam

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 129
____________________________________________________Laporan Akhir

3.5 SALURAN DISTRIBUSI

RENCANA WILAYAH
PEMASARAN DAN JALUR
DISTRIBUSI
1. Wilayah Pemasaran  Lokal 60%
 Regional 40%

2. Jalur Distribusi  Individu  Distributor


 Industri  Retailer

4. ANALISIS OPERASI

4.1 PROSES PRODUKSI


ES balok yang sudah ada di crusher dengan mesin.

SKEMA PROSES PRODUKSI

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 130
____________________________________________________Laporan Akhir

Gambar 4. 23 Proses Produksi


Berikut ini beberapa contoh teknologi tepat guna yang bisa digunakan usaha produktif
dalam mengolah usaha produktifnya:

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 131
____________________________________________________Laporan Akhir

Tabel 21. Rencana alat yang akan digunakan dalam proses produksi

DAYA YANG CARA


No NAMA ALAT HARGA MESIN NILAI TAMBAH GAMBAR
DIBUTUHKAN PEMAKAIAN
3 Mesin 1600 watt Masukkan Rp.15.000.000 Membantu
Penghancur Es bongkahan mempercepat
batu (Crusser)
es batu pemecahan se
kedalam batu
mesin

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 132
____________________________________________________Laporan Akhir

5. ANALISIS SUMBERDAYA MANUSIA (SDM)

5.1 ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA

Tabel 4.22 Rencana kebtuhan tenaga kerja

BAGIAN / DEPT. Jumlah


Manajemen 3
Bagian Produksi 5
Bagian Pemasaran 4
Bagian Administrasi 3
Lain - Lain 3
TOTAL 18

5.2 RENCANA KEBUTUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

Tabel 4.23 Rencana kebutuhan dan pengembangan SDM


Pengalaman Keterampilan
JABATAN Tingkat Pendidikan
(tahun) Khusus
Manajemen D3/S1 1 Ahli Manajemen
Produksi SMU/D3/S1 - Pengoperasian
Mesin Produksi
Pemasaran SMP(Sales), 1 tahun Paham konsep
pemasaran
SMA,D3,S1
Administrasi SMP/SMA - Bisa mengendarai
motor/mobil

6. RENCANA PENGEMBANGAN USAHA


 STRATEGI PEMASARAN
Analisis SWOT produk secara rutin untuk mempertahankan sustainabilitas
usaha produktif

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 133
____________________________________________________Laporan Akhir

 STRATEGI PRODUKSI
Produksi dilakukan secara kontinyu untuk mendapatkan produksi secara terus
menerus dengan memanfaatkan teknologi tepat guna sesuai dengan bahan
baku yang akan diolah.

 STRATEGI ORGANISASI DAN SDM


Pengelolah usaha produktif yang dipilih memiliki kompetensi di bindangnya
agar usaha produktif berbasis mikrohidro dapat berjalan dengan baik.

 STRATEGI KEUANGAN
Keuangan akan terus dianalisis, dengan analisis how, what, why, when, who.
Analisis ini akan membantu mengetahuhi bagaimana kondisi ekonomi
sekarang, bagaimana solusinya, siapa saja yang berpengaruh dalam
perubahan keuangan (kas) Usaha.

Membuat laporan secara berkala (draft laporan keuangan bisa dilihat di bawah)

6.1 TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN USAHA

Tabel 4.24 Rencana waktu pengembangan usaha produktif


bulan ke -
KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Perencanaan Produksi
Produksi
Penjualan

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 134
____________________________________________________Laporan Akhir

Perencanaan awal perencanaan produksi di rencanakan selama 3 bulan pertama,

mulai dari perizinan sampai produksi. Produksi direncanakan pada bulan ke 4 dan

seterusnya serta dilanjutkan dengan pemasaran dan penjualan.

4. ANALISIS KEUANGAN

Pada kegiatan usaha produktif di lokasi PLTMH Salido Kecil rencana peminjaman

ditujukan melalui skema program pemerintah sebesar Rp.160.000.000,- dengan

tingkat suku bunga 3 % pertahun selama 3 tahun masa pembayaran, Estimasi

biaya ini didapat dari hasil perhitungan biaya-biaya seperti di bawah ini:

4.1 Analisis Rencana Pengembalian Pinjaman

Dik P = Rp.160.000.000 P=Rp.160.000.000

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 135
____________________________________________________Laporan Akhir

I = 3% /tahun selama 3 tahun


1 2 3 4…………………36
Ditanya A=…?

A= P
A= Rp. 7,328,607.07
A= Rp.160.000.000

A= Rp. 7,328,607.07

Maka cicilan yang harus dibayar tiap bulannya selama 36 bulan (3 tahun) untuk
pinjaman Rp.100.000.000 yaitu sebesar Rp.7,328,607.00,-

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 136
____________________________________________________Laporan Akhir

BIAYA-BIAYA
Pengeluaran
Keterangan Jumlah Satuan Biaya Total
Sewa bangunan 1 Bulan 1,500,000.00 1,500,000.00
Pembelian Asset Alat Tulis dan Peralatan Kantor 1 Bulan 500,000.00 500,000.00
dan Sewa Bangunan Mesin 5 Unit 10,000,000.00 50,000,000.00
Total 52,000,000.00

Gaji Pimpinan 1 Bulan 2,000,000.00 2,000,000.00


Gaji Staff Administrasi Umum 2 Orang/bulan 1,000,000.00 2,000,000.00
Fixed Cost
Gaji Buruh Produksi 5 Orang/bulan 1,000,000.00 5,000,000.00
Total 9,000,000.00

Biaya Transportasi 1 Bulan 1,000,000.00 1,000,000.00


Biaya Pembelian Bahan Baku 20000 Balok/bulan 4,000.00 80,000,000.00
Biaya Pembelian Bahan Pembantu 1 Bulan 500,000.00 500,000.00
Biaya Pemeliharaan 1 Bulan 300,000.00 300,000.00
Variable Cost Biaya Pemasaran 1 Bulan 100,000.00 100,000.00
Biaya Angsuran pokok* 1 Bulan 7,328,607.07 7,328,607.07
Biaya Listrik dan Telepon 1 Bulan 500,000.00 500,000.00
Biaya Penyusutan Asset** 1 Bulan 902,777.78 902,777.78
Total 90,631,384.85
Total Biaya 151,631,384.85

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 137
____________________________________________________Laporan Akhir

Asset 52,000,000.00 Rupiah


Punyusutan 0.25 25%

PENYUSUTAN ASET **
Faktor penentu jumlah Bulan Konversi Satuan
Bulan aktif 10 0.208333333 bulan
Bulan 1 th 12 10833333.33 per tahun
902777.7778 bulan

PENDAPATAN

Keterangan Jumlah Produksi Satuan Harga Total


ES SERUT 667 Balok (15 Kg) /hari 10000 6666666.667
Pendapatan Per hari 6666666.667
20000 kg/30 hari=667 Pendapatan Perbulan 200000000

Laba Sebelum Pajak Pendapatan perbulan Biaya perbulan Laba sebelum Pajak/ Bulan
200000000 151631384.8 48368615.15
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 138
____________________________________________________Laporan Akhir

PENDAPATAN SETELAH PAJAK

Laba sebelum Pajak/ Bulan pph 10 % Laba Setelah Pajak


48368615.15 4836861.515 43,531,753.64

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 139
____________________________________________________Laporan Akhir

8. MANFAAT USAHA PRODUKTIF UNTUK MASYARAKAT

Dengan adanya pemanfaatan teknologi tepat guna, masyarakat


bisa menjadi lebih produktif dalam meproduksi hasil buminya
dengan memanfaatkan listrik yang dihasilkan oleh PLTMH
Masyarakat disekitar PLTMH Salido Kecil dapat ikut berpartisipasi
dalam mengolah hasil produksi sehingga masyarakat bisa lebih
aktif, kreatif untuk meningkatkan perekonomian desa.

9. ANALISIS RESIKO USAHA


Terganggunya proses produksi karena suplai bahan baku dari warga tidak konstan
akan menyebabkan terganggunya aliran kas UMKM sehingga nantinya akan
berpengaruh pada keuangan usaha produktif

10. SKEMA PENDANAAN

Menyediakan dana untuk proses pendampingan dalam rangka mengembangkan

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 140
____________________________________________________Laporan Akhir

usaha produktif masyarakat dengan menggalang dana yang bersumber dari


insentif pemerintah, dana pelaku usaha, dana masyarakat (reinvestasi) dan kredit
lunak.
Skema pendanaan yang bisa dijadikan sumber pendanaan usaha produktif antara
lain:
1. Skema perbankan
2. Skema Syariah
3. Skema Program Pemerintah
4. Skema Modal Ventura
Skema-skema pendanaan usaha produktif dapat dilihat pada tabel 3. Sebagai
berikut :

1. Skema Perbankan, secara umum dibagi berdasarkan limit kredit yang


disediakan (data diambil dari Bank Mandiri).

Tabel 4.25 Skema - skema pendanaan perbankan


Program Pengguna Persyaratan Struktur
Pembiayaan
Kredit Investasi Perorangan dan  Memenuhi kriteria  Limit kredit: Di
Usaha Mikro dan badan usaha usaha menengah atas Rp 100 juta
Kecil atau kecil. sampai dengan Rp
Fasilitas kredit yang  Dokumen legalitas 5 milyar
diberikan untuk pemohon,  Kredit diberikan
membiayai misalnya: KTP, KK, dalam rupiah atau
kebutuhan barang Akte Pendirian valuta asing
modal dalam rangka Perusahaan.  Jangka waktu
rehabilitasi,  Dokumen legalitas pengembalian:
modernisasi, usaha, misalnya: Bisa lebih dari 1
perluasan, pendirian NPWP, SIUP, TDP. tahun
proyek baru dan atau  Menyusun rencana
kebutuhan khusus proyek.
terkait investasi.
Kredit Investasi Badan usaha  Limit kredit: Di
Komersial atas Rp 5 milyar
Fasilitas kredit jangka sampai dengan Rp
menengah dan 50 milyar
jangka panjang yang  Pembiayaan: Bank
diberikan untuk maksimal 65% dari
pembiayaan kebutuhan modal
pengadaan barang - kerja dan
barang modal untuk pembiayaan
rehabilitasi, sendiri minimal
modernisasi, 35%
perluasan ataupun  Jaminan Utama:
pendirian proyek Usaha yang
baru maupun dibiayai, besarnya
refinancing. disesuaikan atas
dasar cash flow

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 141
____________________________________________________Laporan Akhir

usaha
 Pelunasan
bersumber dari
hasil usaha dengan
barang-barang
modal yang
dibiayai
 Jaminan
Tambahan:
Dipersyaratkan
apabila menurut
penilaian bank
diperlukan
 Kredit diberikan
dalam rupiah
maupun valuta
asing
Kredit Investasi Badan usaha  Limit kredit: Di
Korporasi atas Rp 50 milyar
Fasilitas kredit jangka  Pembiayaan: Bank
menengah dan maksimal 65% dari
jangka panjang yang kebutuhan modal
diberikan untuk kerja dan
pembiayaan pembiayaan
pengadaan barang- sendiri minimal
barang modal untuk 35%
rehabilitasi,  Jaminan Utama:
modernisasi, Usaha yang
perluasan ataupun dibiayai, besarnya
pendirian proyek disesuaikan atas
baru maupun dasar cash flow
refinancing , usaha
 Pelunasan
bersumber dari
hasil usaha dengan
barang-barang
modal yang
dibiayai
 Jaminan
Tambahan:
Dipersyaratkan
apabila menurut
penilaian bank
diperlukan
 Kredit diberikan
dalam rupiah
maupun valuta
asing

2. Skema Syariah, secara umum dibagi berdasarkan mekanisme pembiayaan yang


disediakan (data diambil dari Bank Bukopin Syariah).

Tabel 4.26 Skema – skema pendanaan syariah


Program Peengguna Persyaratan Struktur
Pembiayaan

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 142
____________________________________________________Laporan Akhir

iB Murabahah Perorangan dan Legalitas:  Plafond: maksimal


Bank akan badan usaha (CV, PT,  Kelengkapan 80% dari total nilai
melakukan pembelian Fa, koperasi, legalitas Subyek proyek di luar
atau pemesanan yayasan, dan lain- Hukum pembebasan lahan
barang sesuai lain)  Kelengkapan dan biaya
permintaan nasabah legalitas Obyek perizinan
kemudian Hukum (perizinan,  Kegunaan:
menjualnya kepada kontrak, dll) Investasi
nasabah sebesar Manajemen:  Jangka Waktu:
harga beli ditambah  Berpengalaman di Idealnya tidak
keuntungan yang bidangnya lebih dari 60 bulan
disepakati. minimal 2 tahun  Margin / Nisbah
iB Bagi Hasil Perorangan dan  Track record Bagi Hasil:
(Musyarakah) badan usaha (CV, PT, perbankan yang Ditentukan
Kerjasama antara Fa, koperasi, bersih kemudian
bank dengan nasabah yayasan, dan lain-  Track record  Biaya Administrasi:
untuk mencampurkan lain) bisnis yang baik Setara dengan 1%
dana/modal mereka Usaha: dari plafond
pada suatu usaha  Daya tahan mesin  Pola Penarikan:
tertentu, dengan  Ketersediaan suku Bertahap sesuai
pembagian cadang kebutuhan
keuntungan  Ketersediaan dan  Pembayaran:
berdasarkan nisbah kehandalan Sesuai jadwal
bagi hasil yang telah tenaga kerja angsuran yang
disepakati, dan resiko  Dukungan disepakati / sesuai
menjadi tanggungan peraturan dan revenue dan
bersama. perundang- nisbah pokok dan
iB Bagi Hasil Perorangan dan undangan bagi hasil setiap
(Mudharabah) badan usaha (CV, PT,  Rekomendasi dari bulan
Kerjasama antara Fa, koperasi, konsultan  Pengikatan:
bank dengan yayasan, dan lain- independen Notariil (untuk
nasabah, dimana lain) Keuangan: akad line facility)
pihak bank  Kepastian Sumber dan intern (untuk
menyediakan seluruh Pendapatan setiap pencairan)
modal dan nasabah  Cashflow positif  Persyaratan
sebagai pengelola,  Bowheer yang Umum: 1. Kontrak
dengan pembagian bonafid harus
keuntungan  Kesinambungan mencantumkan
berdasarkan nisbah usaha pembayaran atas
bagi hasil yang telah Agunan: Kontrak/SPK/PO
disepakati.  Tunai (deposito, tersebut ke
IB Investasi Perorangan dan tabungan, giro) rekening nasabah
Terikat badan usaha (CV, PT,  Kendaraan roda 4 di bank terkait;
(Mudharabah Fa, koperasi, usia minimal 5 2. Memelihara
Muqoyyadah) yayasan, dan lain- tahun pada awal saldo minimum
Pembiayaan yang lain) masa pembiayaan sebesar 1 (satu)
diinvestasikan dan 8 tahun pada bulan angsuran /
nasabah/pemilik dana akhir masa sebesar ekspektasi
khusus untuk bisnis pembiayaan bagi hasil bulanan
tertentu dengan  Tanah dan dan diblokir
syarat-syarat yang bangunan (SHM sampai
telah ditetapkan oleh atau SHGB) pembiayaan lunas;
nasabah.  Mesin (akan 3. Mutasi
iB Jaminan Tunai Perorangan dan dinilai oleh bank) keuangan usaha
Pemberian badan usaha (CV, PT,  Tagihan efektif dilakukan di bank
Fa, koperasi,  Rasio plafond terkait;

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 143
____________________________________________________Laporan Akhir

pembiayaan yayasan, dan lain- terhadap agunan 4. Jaminan


dengan jaminan lain) 1 : 1,25 diasuransikan
 Agunan melalui
cash collateral diasuransikan perusahaan
yang ada di bank Khusus untuk iB asuransi rekanan
dan diblokir Jaminan Tunai: bank terkait.
sampai dengan plafond pembiayaan
pembiayaan sebesar 95% dari
cash collateral yang
lunas. dijaminkan.

3. Skema Program Pemerintah

Tabel 4.27 Skema pendanaan program pemerintah


Program Pengguna Persyaratan Struktur
Pembiayaan
Program DNS KLH Koperasi dan badan  Perorangan, Akad:
dengan Bank usaha: kelompok dan  Jual-Beli
Syariah Mandiri,  Usaha Mikro: badan usaha (Murabahah)
merupakan program memiliki kekayaan berbadan hukum  Bagi Hasil
konversi hutang bersih paling maupun tidak (Musyarakah,
pemerintah Indonesia banyak Rp 50 juta berbadan hukum. Mudharabah)
kepada pemerintah tidak termasuk  Memiliki dan Limit Pembiayaan:
Jerman yang tanah dan menjalankan  Untuk perorangan/
digantikan dengan bangunan tempat usaha produktif badan usaha
pembiayaan bank usaha; atau yang layak untuk maks. Rp 500 juta
kepada usaha mikro memiliki hasil dibiayai (feasible).  Untuk koperasi
dan kecil di sektor penjualan tahunan  Bersedia maks. Rp 500 juta
lingkungan paling banyak menyediakan x jumlah anggota
Rp300 juta rupiah. agunan. Jangka Waktu:
 Usaha Kecil:  Mempunyai  Maks. 60 bulan,
memiliki kekayaan legalitas dan dimungkinkan 96
bersih lebih dari perizinan usaha bulan dengan
Rp 50 juta sampai sesuai ketentuan persetujuan
dengan paling yang berlaku. khusus
banyak Rp500 juta  Mempunyai Margin/bagi hasil:
tidak termasuk pengalaman usaha  setara. 10% pa.
tanah dan di bidang yang efektif
bangunan tempat akan dibiayai. Self Financing:
usaha; atau  Lokasi Nasabah  Minimal 5% dari
memiliki hasil DNS berada dalam kebutuhan dana.
penjualan tahunan wilayah kerja Tujuan penggunaan:
lebih dari Rp300 Bank.  Investasi min.
juta sampai 60%,
dengan paling  Modal kerja maks.
banyak Rp 2,5 40%
milyar Biaya:
 Sesuai ketentuan
yang berlaku.
Pola Pembiayaan:
 Executing:
Pembiayaan bank
langsung kepada
nasabah DNS.
 Channeling:

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 144
____________________________________________________Laporan Akhir

Pembiayaan bank
langsung kepada
nasabah melalui
koperasi/pers.
 Kemitraan:
Pembiayaan bank
langsung kepada
perusahaan, untuk
usaha kecil dan
mikro binaannya.
Kredit Usaha Usaha Mikro, Kecil,  Memiliki  Plafon pembiayaan
Rakyat Menengah dan pengalaman usaha yang dijamin
(KUR), merupakan Koperasi (UMKMK)  Memiliki legalitas perusahaan
program penjaminan atau perorangan usaha dan NPWP asuransi maks. Rp
Pemerintah RI  Berdasarkan trade 500 juta
sebagai realisasi checking tidak ada  Maks. asuransi
Inpres No 6 Tahun informasi negatif pembiayaan 70%
2007 untuk mengenai dari plafon
meningkatkan akses perusahaan pembiayaan
pembiayaan dan pengurus/pemilik  Pricing
mengembangkan dan tidak sedang pembiayaan maks.
usaha mikro, kecil, menghadapi/ 16%pa.
menengah, dan terlibat masalah  Imbal jasa
koperasi dalam hukum penjaminan
rangka  Jaminan berupa sebesar 1,5%
penanggulangan/ fixed asset atau (dibayar oleh
pengentasan proyek yang Pemerintan atas
kemiskinan dan dibiayai beban APBN)
perluasan  Memiliki  Jangka waktu
kesempatan kerja kemampuan kredit 5 (lima)
membayar dari tahun
usaha yang  Pola Penyaluran:
dibiayai Langsung ke
 Berdasarkan SID UMKMK atau tidak
Bank Indonesia, langsung, yaitu
perusahaan melalui LKM/S
pengurus/pemilik (BMT,Koperasi,KSP
tidak memiliki ,dll).
kredit macet dan
tidak masuk daftar
hitam

4. Skema Modal Ventura, dibagi berdasarkan jenis pembiayaannya (data diambil


dari PT. Bahana Artha Ventura).
Tabel 4.28 skema pendanaan modal ventura
Program Pengguna Persyaratan Struktur
Pembiayaan
Penyertaan Saham Umumnya  Legalitas dokumen,  Pembiayaan
Jenis pembiayaan ini perusahaan kecil atau data diri pemohon, diberikan
berbentuk perusahaan baru, keterangan domisili, berdasarkan
penyertaan langsung tetapi menyimpan dan ijin usaha (bila pertimbangan kuat
dengan pembelian potensi besar untuk ada) atau lemahnya
saham Calon berkembang. Ada  Proposal pengajuan kondisi CPPU
Perusahaan Pasangan juga yang kredit, berisi  CPPU tidak
Usaha (CPPU) oleh mensyaratkan CPPU rencana bisnis yang dibebani dengan

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 145
____________________________________________________Laporan Akhir

Modal Ventura. harus sudah akan dilakukan, kewajiban


berbentuk Perseroan nilai kredit yang keuangan seperti
Terbatas (PT), atau diminta, dan pembayaran pokok
akan menjadi PT bagaimana CPPU pinjaman, bunga
bersamaan dengan menjalankan maupun
masuknya Modal bisnisnya penyediaan
Ventura sebagai  Umumnya tidak agunan.
pemodal mensyaratkan  Risiko dan
adanya agunan keuntungan bisnis
ditanggung dan
dinikmati secara
bersama-sama.
 Bantuan tidak
hanya diberikan
dalam bentuk
pembiayaan
namun juga dalam
pengelolaan
manajemen, dan
bantuan teknis
lainnya
 Divestasi sebagai
tahap akhir dalam
satu periode
pembiayaan,
dimana PMV
menarik kembali
penyertaan saham
dari PPU, dapat
dilakukan dengan
IPO (penjualan
saham perdana di
bursa), menjual
kembali ke PPU,
menjual ke
perusahaan lain,
menjual kepada
investor baru atau
melikuidasi bagi
PPU yang tidak
berkembang.

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 146
____________________________________________________Laporan Akhir

Masyarakat
Sasaran

Pendamping/
1 Identifikasi Masyarakat Fasilitator
dan Sosial Ekonomi
Lembaga Masyarakat
Materi
Pengabdian
Masyarakat Pendampingan

Membangun Metode
LSM Lokal Institusi Lokal
Usaha Produktif Pendampingan

Stakeholders 2 Sarana
lainnya Pendampingan
 Keterampilan dan Skill
SDM
 Manajemen Dasar Dana
 Cash Flow Pendampingan
 Bentuk Usaha Koperasi dan Permodalan

Pendamping/
Fasilitator

Lembaga
Materi
Pengabdian 3 Perkuatan
Masyarakat

Perkuatan Metode
LSM Lokal Institusi Lokal
Usaha Produktif Perkuatan

Stakeholders Sarana dan


lainnya Peralatan
 Keterampilan dan Skill
SDM
 Manajemen Lanjutan Dana Insentif dan
 Cash Flow dan Profit Permodalan
 Pemasaran Luas

Pendamping/
4 Konsultan

Modernisasi
Pengembangan
Sarana
Usaha Produktif
dan Peralatan

Permodalan dan
Reinvestasi
 Keterampilan dan Skill
SDM
 Manajemen Lanjutan
 Cash Flow dan Profit
 Orientasi Komoditas
Ekspor
 Diversifikasi Usaha
 Pengembangan Usaha
Binaan

Gambar 24. pengembangan usaha produktif berbasis mikrohidro

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 147
____________________________________________________Laporan Akhir

SKEMATIK KENDALA-KENDALA MIKROHIDRO

Keberlajutan PLTMH

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 148
Gambar 25. Analisis kendala per tahapan
____________________________________________________Laporan Akhir
PEMBANGUNAN
MIKROHIDRO

KENDALA BERUSAHA
KENDALA TEKNIS

ADMINISTRATIF

Perawatan secara preventif, rutin,


dan berkala belum maksimal Kesadaran masyarakat untuk
dilakukan oleh pengelolah membayar ke pengelola secara
Pola fikir masyarakat yang langsung masih rendah
Tumpukan sampah yang ada
disaluran penstock terkadang jarang
masih menentang Kesepakatan tarif listrik untuk
dikontrol pembangunan Mikrohidro Mikrohidro Off-grid masih sulit
Sebagian akses PLTMH masih buruk sebab mikrohidro akan Harga untuk mikrohidro offgrid
Jarak antara ibukota dengan lokasi mengganggu lingkungan masih terlalu kecil untuk
PLTMH cukup jauh. Sebagian masyarakat belum menjaga keberlangsungan
mikrohidro
Belum adanya fasilitas umum seperti mengetahui sumber
Bank, Kantor pos, pasar. Halini akan Pengembangan usaha produktif
pendanaan pembangunan
mengganggu proses distribusi terkendala masalah pendanaan.
Mikrohidro
barang serta perkembangan Kurangnya partisipasi
informasi yang dibutuhkan PLTMH
masyarakat untuk menjaga
keberlangsungan Mikrohidro
Sebagian daerah PLTMH
masih
Gambarbelum memiliki
26 Analisis Kendala
kelembagaan untuk menjaga
keberlangsungan Mikrohidro
Gambar 4.26. Analisis Kendala

Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 149
Tabel 4.29 Rekap Analisis Swot 3 lokasi

PLTMH GUNUNG PLTMH MAMASA PLTMH SALIDO KECIL


SAWUR
Gunung sawur Mamasa memiliki potensi Disekitar PLTMH Salido Kecil
memiliki potensi sumberdaya alam dan hasil pabrik Es diharapakan dengan
sumberdaya alam dan bumi yang cukup berlimpah, adanya pabrik es ini masyarakat
hasil bumi yang cukup berupa Ketela bisa memanfaatkan es menjadi
berlimpah, berupa pohon,padi,pisang,palawija. produk olahan menjadi berbagai
Ketela jenis macam es-krim.
pohon,padi,pisang,pal
awija.
potensi ini dapat potensi ini dapat menajadi potensi ini dapat menajadi salah
menajadi salah satu salah satu fakor satu fakor pengembangan
fakor pengembangan pengembangan tingkat tingkat ekonomi masyarakat
tingkat ekonomi ekonomi masyarakat sekitar. sekitar.
STRENGTH

masyarakat sekitar.
Potensi energi listrik Potensi energi listrik dari Akses jalan menuju lokasi sudah
dari PLTMH gunung PLTMH cukup untuk baik.
sawur, poncosumu, memenuhi kebutuhan usaha
kajar kuning cukup produktif
untuk memenuhi
kebutuhan usaha
produktif
Sudah adanya Sudah adanya sumberdaya Sudah adanya sumberdaya
sumberdaya manusia manusia untuk menunjang manusia untuk menunjang
untuk menunjang pengembangan kegiatan pengembangan kegiatan usaha
pengembangan usaha produktif. produktif.
kegiatan usaha
produktif.
Akses jalan sudah baik
Belum adanya Belum adanya pengolahan Belum adanya pengolahan hasil
pengolahan hasil bumi hasil bumi menjadi produk Es di Salido Kecil menjadi
menjadi produk lebih lebih bernilai jual dan hanya produk lebih bernilai jual dan
bernilai jual dan hanya dijual mentah kepada hanya dijual mentah kepada
dijual mentah kepada pengepul maupun penadah pengepul maupun penadah
pengepul maupun
penadah
Belum adanya Belum adanya teknologi Belum adanya teknologi tepat
WEAKNESS

teknologi tepat guna tepat guna yang mampu guna yang mampu mengolah
yang mampu mengolah hasil bumi menjadi hasil Es menjadi produk bernilai
mengolah hasil bumi produk jadi. jual.
menjadi produk jadi.
Akses jalan masih buruk

Tabel 4.29 Rekap Analisis Swot 3 lokasi (lanjutan)

ii
PLTMH GUNUNG PLTMH MAMASA PLTMH SALIDO KECIL
SAWUR
Hasil bumi yang perlu Hasil bumi yang perlu sentuhan dari Pengolahan Es perlu
sentuhan dari instansi instansi terkait untuk mengolah sentuhan dari instansi
terkait untuk mengolah hasil bumi menjadi produk bernilai terkait untuk mengolah E
hasil bumi menjadi guna menjadi produk bernilai
OPPORTUNITY

produk bernilai guna guna


Pemanfaatan teknologi Pemanfaatan teknologi tepat guna Pemanfaatan teknologi
tepat guna untuk untuk pengolahan hasil bumi tepat guna untuk
pengolahan hasil bumi pengolahan Es
Dengan adanya usaha Dengan adanya usaha produktif, Target pasar cukup besar
produktif, masyarakat masyarakat bisa kreatif dalam
bisa kreatif dalam pengolahan hasil bumi yang mereka
pengolahan hasil bumi hasilkan.
yang mereka hasilkan.
Ancaman pada Ancaman pada pengolahan hasil adanya pesaing usaha
pengolahan hasil bumi bumi menjadi usah produktif yang produktif pengolahan Es
menjadi usah produktif ada didaerah PLTMH Sumarorong,
yang ada didaerah mamasa yaitu ketersediaan debit
PLTMH gunung sawur air yang akan mempengaruhi suplai
yaitu ketersediaan debit listrik ke usaha produktif dalam
air yang akan memproses hasil bumi.
mempengaruhi suplai
listrik ke usaha produktif
dalam memproses hasil
bumi.
THREAT

Penadah yang ada Penadah yang ada disekitar lokasi System on grid yang ada
disekitar lokasi PLTMH PLTMH akan menjadi pesaing dari di PLTMH salido kecil
akan menjadi pesaing usaha produktif yang akan membuat usaha produkti
dari usaha produktif didirikan. menjadi ketergantungan
yang akan didirikan. suplai listrik dari PLN
Ketersediaan bahan Ketersediaan bahan baku yang
baku yang akan diolah akan diolah oleh daerah gunung
oleh daerah gunung sawur tidak kontinyu sehingga
sawur tidak kontinyu memungkinkan butuh pasokan dari
sehingga daerah lain.
memungkinkan butuh
pasokan dari daerah
lain.

KELEMBAGAAN USAHA PEMBANGKITAN

iii
TENAGA AIR SKALA KECIL GUNUNG SAWUR

 PENINGKATAN KAPASITAS PLTMH GUNUNG SAWUR DAN


PENGEMBANGAN USAHA PERBENGKELAN TURBIN.
 WISATA ENERGI DAN PUSAT PENGEMBANGAN ENERGI BARU
TERBARUKAN MIKROHIDRO GUNUNG SAWUR.

LOKASI PROYEK : GUNUNG SAWUR


DESA : SUMBERWULUH
KECAMATAN : CANDIPURO
KABUPATEN : LUMAJANG
PROPINSI : JAWA TIMUR

DIAJUKAN OLEH :
LEMBAGA PENGELOLA PLTMH GUNUNG SAWUR DESA SUMBERWULUH KECAMATAN
CANDIPURO KABUPATEN LUMAJANG
PROPINSI JAWA TIMUR
DESEMBER 2009

 PENINGKATAN KAPASITAS PLTMH GUNUNG SAWUR DAN


PENGEMBANGAN USAHA PERBENGKELAN TURBIN.

 WISATA ENERGI DAN PUSAT PENGEMBANGAN ENERGI BARU


TERBARUKAN MIKROHIDRO GUNUNG SAWUR.

A. PENINGKATAN KAPASITAS PLTMH DARI 15 KW MENJADI 24 KW


DAN PENGEMBANGAN JARINGAN LISTRIK PLTMH UNTUK
PENERANGAN RUMAH PENDUDUK 18 RUMAH TANGGA.
B. PERALATAN UNTUK PRODUKSI PERBENGKELAN TURBIN.
C. WISATA ENERGI DAN PUSAT PENGEMBANGAN ENERGI BARU
TERBARUKAN MIKROHIDRO.

iv
LEMBAGA PENGELOLA PLTMH GUNUNG SAWUR DESA SUMBERWULUH KECAMATAN
CANDIPURO KABUPATEN LUMAJANG
PROPINSI JAWA TIMUR
DESEMBER 2009

v
Gambar 4.27 Layout PLTMH gunung Sawur

vi
LAY OUT DESA WISATA
ENERGI
DAN PUSAT
PENGEMBANGAN
MIKROHIDRO GUNUNG
SAWUR

Gambar 4.28 Layout Wisata Energi dan Pusat

vii
A. PENINGKATAN KAPASITAS PLTMH DARI 15 KW MENJADI 24 KW
DAN PENGEMBANGAN JARINGAN LISTRIK PLTMH UNTUK
PENERANGAN RUMAH PENDUDUK 18 RUMAH TANGGA.

1. Penyempurnaan Turbin
- Type Turbin = Cross flow
- Diameter = 240 mm
- Panjang blade = 550 mm
- Harga = Rp. 90.000.000,-
2. Pipa tekan
- Diameter = 500 mm
- Panjang = 60 m
- Harga = Rp. 130.000.000,-
3. Generator Sinkron
- Merk = Stamford
- Kapasitas = 40 Kva / 32 Kw
- Phasa =3
- Harga = Rp. 45.000.000,-
4. Bendung Intake dan bak penenang
- Bendung Intake = Rp. 80.000.000,-
- Bak penenang = Rp. 50.000.000,-
- Bantalan pipa tekan = Rp. 25.000.000,-
5. Kabel Distribusi
- Kabel = Blunded AL [3 x 70 + 1 x 50]mm
- Panjang = 1,1 km
- Harga = Rp. 65.000.000,-
6. Tiang Kabel
- Jumlah = 30 batang
- Bahan = baja
- Tinggi = 7 m
- Harga = Rp. 75.000.000,-

Sub - total Rp. 560.000.000,-

B. PERALATAN USAHA UNTUK PERBENGKELAN TURBIN.


1. Mesin Bubut
- Panjang Mesin = 2,5 m
- Diameter benda kerja = 900 mm
- Harga = Rp. 120.000.000,-
2. Panel Cos Phi, untuk peralatan perbengkelan turbin.
- Harga = Rp. 20.000.000,-

viii
3. Mesin gergaji [Band Saw Machine], Cutting Capacity 7 inch.
- Harga = Rp. 20.000.000,-
4. Mesin Las, DC MIG / MAG Welding Machine.
- Input power = 6,7 Kva
- Phasa =3
- Harga = Rp. 22.000.000,-
5. Peralatan Pengukur Kecepatan Air (Current meter)
- Harga = Rp. 25.000.000,-
Sub - total Rp. 207.000.000,-

C. WISATA ENERGI DAN PUSAT PENGEMBANGAN ENERGI BARU


TERBARUKAN MIKROHIDRO.
1. Bangunan Laboratorium Mikrohidro
- Biaya = Rp. 300.000.000,-
2. Perpustakaan Mikrohidro
- Biaya = Rp. 80.000.000,-
3. Model Turbin Pelton, Head 30 m, debit 1 lt/s, Daya 0,2 Kw.
- Biaya = Rp. 50.000.000,-
4. Model Turbin Crossflow, Head 6 m, debit 25 lt/s, Daya 1 Kw.
- Biaya = Rp. 50.000.000,-
5. Model Turbin Propeller, Head 30 m, debit 25 lt/s, Daya 1 Kw.
- Biaya = Rp. 50.000.000,-

Sub - total Rp. 530.000.000,-

ESTIMASI BIAYA PENINGKATAN KAPASITAS PLTMH


DAN BIAYA PERALATAN UNTUK PERBENGKELAN TURBIN.

ix
A. Peningkatan Kapasitas PLTMH dari 15 Kw menjadi 24 Kw dan
Pengembangan jaringan listrik PLTMH untuk penerangan rumah
penduduk 18 rumah tangga.
Biaya Rp. 560.000.000,-
B. Peralatan untuk Produksi Perbengkelan Turbin.
Biaya Rp. 207.000.000,-
C. Wisata Energi dan Pusat Pengembangan Energi Baru Terbarukan
Mikrohidro.
Biaya Rp. 530.000.000,-

Jumlah keseluruhan Rp. 1.297.000.000


{Satu Milyar Dua Ratus Sembilan Puluh Tujuh Juta Rupiah

x
BAB
5

KESIMPULAN DAN PENUTUP


5.1 KESIMPULAN
Dari hasil survey yang telah dilakukan di demosite maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
5.1.1Kelembagaan/Keterlibatan Masyarakat

1. Pada PLTMH Off Grid,


Diperlukan suatu lembaga yang melibatkan peran serta
masyarakat dalam pengelolaan dan keberlanjutan operasional
PLTMH. Sebagai contoh PLTMH Gunung Sawur dan PLTMH Ratte
2. Pada PLTMH On Grid,
Operasional PLTMH dikelola oleh Yayasan/lembaga yang
melakukan Kontrak Usaha dengan PLN dan ini dapat
dicontohkan dilakukan oleh Yayasan Anggrek Mekar Sari

5.1.2 Sumber Daya Manusia


Pada PLTMH Off Grid maupun On Grid
a. Diperlukan SDM yang kompeten secara Teknis dalam OP
dan teknologi PLTMH
b. Perlu adanya Pelatihan dan Sharing Knowledege bagi
Masyarakat untuk meningkatkan kapasitas dalam
pengelolaan PLTMH

5.1.3 Pendanaan
a. Pada PLTMH Off Grid,

xi
Diperlukan suatu kesepakatan antara Pengelola dan
Pengguna Energi Listrik dalam Pendanaan (Penentuan Besar
Iuran/kontribusi) sesuai dengan besar Daya yang digunakan
Kesepakatan alokasi Dana, dari Pemasukan untuk Biaya
Operasi dan Pemeliharaan (Suku cadang, perawatan, gaji
Operator dan Pengelola)
b. Pada PLTMH On Grid,
Operasional PLTMH didanai dari Hasil Nilai Jual Daya Listrik
kepada PLN dan dicontohkan oleh Yayasan Anggrek Mekar
Sari

5.1.4 Usaha Produktif


Pada PLTMH Off Grid maupun On Grid
a. penyediaan bantuan untuk meningkatkan ketersediaan
energi kepada masyarakat,
b. membangun infrastruktur energi Perlunya pemahaman
(mengurangi kegiatan konsumtif ke kegiatan produktif)
dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam
memanfaatkan Energi listrik dari PLTMH untuk usaha
Produktif
c. Perlunya Pendampingan Teknis dan Finansial (Bantuan
Modal dan Peralatan) untuk mengawali Usaha Produktif
hingga masyarakat dapat berusaha secara mandiri.

5.1.5 Dukungan Pemerintah

a. Sesuai dengan amanah dalam UU, diperlukan dukungan


Pemerintah dalam Pengembangan Usaha Produktif berbasis
Mikro Hidro

xii
b. Dukungan dapat bersifat:
1. penyediaan bantuan untuk meningkatkan ketersediaan
energi kepada masyarakat,
2. membangun infrastruktur energi
3. Pembuatan PERDA, dan kebijakan pengelolaan
4. Pembuatan PERDA, dan kebijakan pengelolaan

PLTMH Gunung Sawur dan PLTMH Ratte memenuhi kriteria


dan direkomendasikan untuk dapat difungsikan sebagai contoh
implementasi pengelolaan PLTMH yang berhasil. Perlu diupayakan
adanya Usaha Produktif berbasis PLTMH di lokasi-lokasi tersebut
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar
lokasi PLTMH

5.2 PENUTUP
Demikian Dokumen Usulan Teknis yang kami ajukan kepada Panitia
Pengadaan Jasa Konsultansi Kegiatan Pengelolaan Dana Hibah IMIDAP Direktorat
Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi, Apabila kami mendapat kepercayaan
untuk melaksanakan pekerjaan Penyusunan Program Penghilangan Kendala
dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro, akan memberikan komitmen
untuk mengerahkan segala potensi, kemampuan, pengalaman, peralatan dan
sumberdaya yang dimiliki untuk dapat melaksanakan pekerjaan tersebut
sehingga dapat selesai tepat waktu dengan hasil yang memuaskan, sesuai
tujuan dan sasaran yang diharapkan pekerjaan ini, dapat diimplementasikan
serta memberikan manfaat dalam Kegiatan di lingkungan Direktorat Jenderal

xiii
Listrik dan Pemanfaatan Energi khususnya, maupun pembangunan bidang energi
umumnya.

Akhirnya kami ucapkan terima kasih dan penghargaan atas apresiasi dan
perhatian Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi Kegiatan Pengelolaan Dana Hibah
IMIDAP Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi, serta panitia
pengadaan jasa konsultansi khususnya terhadap Dokumen usulan teknis yang
kami susun ini.

xiv

You might also like