Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Laporan Akhir ini disusun berdasarkan kerja sama dengan Nomor Kontrak
04/SPK/P2k-IMIDAP/VIII/2009 TANGGAL 14 Agustus 2009 TK yang
diperuntukkan untuk Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha
Produktif Berbasis Mikrohidro
Laporan Akhir ini terdiri atas bab Pendahuluan, Metodologi dan Hasil
Kegiatan Yang Telah dilakukan Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, laporan ini
dibuat sebanyak 5 (lima) Bab.
DAFTAR ISI
COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1-1
1.2 Maksud dan Tujuan Pekerjaan .................................................. 1-3
1.3 Sasaran dan Keluaran ............................................................... 1-4
1.4 Lingkup Pekerjaan ...................................................................... 1-4
LAMPIRAN
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
BAB
2
METODOLOGI PELAKSANAAN
PEKERJAAN
ini memuat hal-hal yang berkaitan dengan masalah teknis pelaksanaan pekerjaan.
Secara garis besar memuat rangkuman beberapa alur pikir, konsep dasar, tinjauan
cermat mengenai durasi waktu kegiatan, ketersediaan personil dan tenaga ahli,
fasilitas yang dimiliki oleh Konsultan serta koordinasi dan arahan dengan Pihak-pihak
terkait sesuai dengan Lingkup Kgiatan yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja.
Dari hasil Diskusi Pendahuluan maupun komunikasi dengan Pihak Direksi baik
Pekerjaan persiapan
Kajian Awal:
- Pengumpulan Data Sekunder
- Studi Pustaka / Review
Laporan
Pendahuluan
Inventarisasi dan Analisis:
- Diskusi grup
- Analisis Data
Laporan
Bulanan 1
Pelaksanaan Kegiatan:
- Pelaksanaan survei
- Pelaksanaan Workshop
- Survey isu-isu potensial
- Laporan - Survei kebutuhan dan penggunaan energi PLTMH
Bulanan 2
- Laporan
Kegiatan
- Laporan Pelaksaan Kegiatan:
Interim - FGD Penyusunan target kinerja PLTMH
- Penyusunan draft usulan RAPERDA
- FGD Penyusunan program rencana pengambanan
- Laporan
Kegiatan
- Laporan Koreksi dan perbaikan
bulanan 3
- Konsep
Laporan
Akhir Laporan Akhir
Gambar 2.1. Alur tahapan pekerjaan
d. Perumusan Metodologi.
e. Metodologi yang telah disusun, pada tahap pekerjaan ini selanjutnya
disempurnakan setelah dilakukan pengkajian ulang dan mendapat
masukan-masukan dari Tim Supervisi dan Pembahasan yang dilakukan.
f. Penyusunan kegiatan dan penjadualan survai Lapangan.
g. Meliputi hal-hal antara lain adalah mengenai perincian jadwal, data-data
dan peta-peta yang perlu dikumpulkan dan dimana (instansi terkait)
kemungkinan diperolehnya (checklist data yang diperlukan dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan), dalam rangka pencarian data primer.
2. Kegiatan Kajian Awal
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan meliputi :
a. Survey Pendahuluan dan mencari data sekunder
b. Studi Pustaka /Literatur
c. Pada tahap ini dilakukan studi pustaka /literatur yang terkait dengan
pekerjaan ini.
d. Penyusunan Laporan Pendahuluan.
3. Kegiatan Wawancara Internal (Depth Interview)
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan meliputi :
a. Membuat format interview
b. Pengumpulan data sekunder
c. Analisis data sekunder
4. Pengumpulan Data Dari Para Stakeholder
a. Lembaga yang berwenang dalam pengelolaan mikrohidro.
b. Pelaku usaha produktif yang memanfaatkan mikrohidro dan yang
potensial untuk memanfaatakan listrik dari mikrohidro.
c. Masyarakat pengguna/penerima manfaat mikrohidro.
d. Lembaga swasta dan pemerintah seperti perguruan tinggi dan lembaga
yang memiliki bengkel kerja dan laboratorium.
e. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan metode
kuesioner, wawancara dan pertemuan konsultasi dengan lembaga
terkait.
5. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang berlaku
saat ini dengan mempertimbangkan informasi yang diperoleh dari stakeholder
yang diperoleh baik melalui data sekunder dan data primer.
6. Survei
Survei ini dilakukan bertujuan untuk mencari lokasi PLTMH yang paling
strategis dan cocok untuk dijadikan lokasi demosite. Parameter survei yang
dilakukan ini meliputi, aksesabilitas, keberlansungan aliran air, pengelolaan,
peran serta masyarakat, dampak terhadap masyarakat, pemanfaatan untuk
usaha-usaha peroduktif dan dukungan pemerintah daerah. Survei ini
dilakukan dengan bekerjasama dengan jaringan PT. Cipta Ekapurna
Engineering Consultant yang sudah ada di daerah studi.
7. Workshop
Workshop bertujuan untuk membahas finalisasi studi kelayakan dan bisnis plan
untuk lokasi demosite pengambangan usaha produktif. Workshop menitik
beratkan pada penyiapan masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan
energi PLTMH. Kegiatan ini dapat dilakukan setelah data-data tentang potensi
yang ada di daerah-daerah tujuan pengambangan sudah terkumpul. Workshop
ini melibatkan para ahli dan pelaku dalam bidang yang berkaitan dengan
PLTMH.
8. Survey Isu-Isu Potensial
Survei ini dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasikan isu-isu potensial dari
para stakeholder demosite dan desain strategi pemecahan masalahnya.
Identifikasi isu ini melibatkan peran serta masyarakat dan stakeholder sebagai
pengguna dan operator PLTMH demosite Survei ini dilakukan dengan
bekerjasama dengan jaringan PT. Cipta Ekapurna Engineering Consultant yang
sudah ada di daerah studi.
9. Survei Kebutuhan Dan Penggunaan Energi PLTMH
Survei ini dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasikan keutuhan dan
penggunaan energi PLTMH oleh masyarakat dan stakeholder yang ada di lokasi
demosite. Survei ini dilakukan dengan bekerjasama dengan jaringan PT. Cipta
Ekapurna Engineering Consultant yang sudah ada di daerah studi.
10. FGD Penyusunan Target Kinerja PLTMH
BAB
3
Kabupaten Mamasa dan Kota Palopo. Ibukota Kabupaten Mamasa terletak di Kota Mamasa, sekitar 252 km
dari Kota Mamasa, dengan jarak tempuh sekitar 6 jam dengan menggunakan kendaraan roda empat. Dari
kota Pare-pare, pusat kawasan pengembangan ekonomi terpadu (KAPET) di provinsi Sulawesi Selatan
sekitar 100 km. Kabupaten Mamasa ini memiliki luas wilayah 2.759,23km². Kabupaten Mamasa memiliki
beberapa objek wisata yaitu wisata budaya Kuburan Tedong-tedong Minanga di Kecamatan Mamasa, Wisata
alam Air Terjun Sarambu dan Permandian Air Panas di desa Tadisi Kecamatan Sumarorong, Agro Wisata
Perkebunan Markisa di Kecamatan Mamasa, Wisata Budaya Rumah adat, Perkampungan Tradisional.
Ratte
Tombang Bai
Merk : General
Jenis : Sinkron
Daya : 30 kW
Frekuensi : 50 Hz
Arus : 100 A
Tegangan : 220 – 240 V
Cos Q : 0,8
Phase : 3 phase
Putaran : 1500
Efisiensi : 0,9
Data Turbin
Merk Turbin : Produksi Lokal Batang Uru,
buatan Ir. Linggi
Jenis : Cross Flow
Putaran : 220 Rpm
Produsen : Hidro Battang Uru
b. Pemasukan
Pemasukan berasal dari iuran pelanggan
1. Klas A (tiga titik lampu ): Rp. 15.000 /bulan
2. Klas B ( A+TV ) : Rp. 20.000 /bulan
3. Klas C : Klas B + alat elektronik yang
dimiliki
c. Pengeluaran
1. Honor Pengurus : -
2. Honor operator : Rp. 300.000 untuk dua orang
3. Pemeliharaan : Rp. 60.000 /bulan
b. Prosedur Operasi
b. Potensi baru
- Peternakan
Beberapa dokumentasi kondisi PLTMH Desa Ratte, Kec Batang Uru dapat dilihat pada
gambar-gambar berikut:
Gambar 3.4 dan 3.5 menunjukkan kondisi jalan menuju lokasi PLTMH yang masih
buruk, sehingga diperlukan peningkatan kualitas jalan untuk mempermudah akses ke
lokasi PLTMH.
Gambar 3.10 Turbin Rusak berada di sekitar PLTMH Mamasa Karena Kurang
Perawatan
Gambar 3.11 Ternak ayam di sekitar lokasi PLTMH sebagai usaha produktif
Gambar 3.14 Peta lokasi demo site PLTMH Gunungsawur, Kab Lumajang Jawa Timur
PLTMH pada saat ini dalam kondisi beroperasi baik. PLTMH ini
melayani 82 KK dengan kapasitas 16200 Watt dan beroperasi
selama 24 jam.
a) Data teknik PLTMH :
1. Data Generator
Jenis : Sinkron
Frekuensi : 50 Hz
Rating Daya : 20 kvA
Tegangan : 230 – 240 V
Phase : 3 phase
Putaran : 1500 rpm
Efisiensi : 0,8
2. Data Turbin
Jenis : Cross Flow
Putaran : 555 Rpm
Diameter runner : 240 mm
Lebar runner : 500 mm
Daya : 18 PK
Pabrik pembuat : Local Manufacture
2. Pemasukan
Pemasukan berasal dari iuran pelanggan
c) Kelembagaan
Untuk menjamin keberlangsungan PLTMH dilakukan dengan lembaga
pengelola dengan susunan lembaga sebagai berikut:
Ketua : Sucipto
Sekretaris : Ponidi
Bendahara : Fadil
Operator : Taufik
b. Potensi baru
- Pertambangan pasir
c. Hasil pertanian utama
- Ketela pohon
- Padi
- Pisang
- Palawija
d. Potensi alam yang lain
- Komoditi pisang
- Pertanian
kegiatan yang telah dilakukan di Gunung Sawur tempat lokasi demo site, tim
melakukan sosialisasi serta FGD kepada masyarakat sekitar Gunung Sawur oleh
IMIDAP, anggota DPRD Kabupaten Lumajang komisi A, Pihak Konsultan dan
dilanjutkan oleh diskusi bersama warga berkaitan dengan PLTMH Gunung Sawur.
Berikut ini adalah Notulen dari kegiatan FGD dan koordinasi sosialisasi yang
telah dilakukan kepada warga di sekitar PLTMH Gunung Sawur,Kabupaten Lumajang,
24 Oktober 2009:
Kegiatan ini dihadiri sejumlah 33 Orang (secara lengkap pada daftar presensi
terlampir), dengan agenda kegiatan:
5. Diskusi
2) IMIDAP
Sesuai dengan tujuan dan Misi IMIDAP yaitu melaksanakan berbagai kegiatan
capacity Building dengan berbagai kegiatan diantaranya menghilangkan
berbagai kendala PLTMH yang sudah beroperasi dan mengupayakan agar
PLTMH yang sudah beroperasi dapat dijadikan kegiatan produktif bagi
masyarakat sekitar PLTMH.
PLTMH Gunung sawur diharapkan memungkinkan sebagai salah satu PLTMH
yang mampu menjadi PLTMH percontohan dengan berbagai kegiatan
produktifnya dengan SDM yang saat ini dapat diandalkan.
Gunung sawur seyogyanya dapat memanfaatkan proram IMIDAP yang akan
berakhir tahun 2010.
5) Diskusi
Bp.NURANI:
- PLTMH Poncosumo yang ditangani saat ini kurang maksimal
beroperasi sementara air yang tersedia dapat
dikembangkan.
- PLTMH poncosuma kelembagaannya belum terbentuk
sehingga pengoperasiaanya masih tidak tertata dan pada
tahun 2008 pihak Propinsi akan memberi bantuan kepada
masyarakat disekitar PLTMH untuk pengembangan PLTMH
dan dibatalkan karena masyarakat disekitar PLTMH masih
belum memiliki kesamaan VISI dan MISI tentang
keberadaan PLTMH sehingga perlu dibina bagaimana agar
OMS (organisasi masyarakat setempat) dalam bentuk
komperasi, paguyuban atau sejenisnya dapat terbentuk.
- Masyarakat masih beranggapan bahawa lebih nikmat
dengan listrik dari PLN karena lebih terjamin
keberlangsungannya.
- Sebagian besar masyarakat disekitar PLTMH adalah Petani.
- Kasus PLTMH Kajar Kuning juga sama perlu pembentukan
kelembagaan agar PLTMH dapat beroperasi dengan baik.
- Baik PLTMH Poncosumo maupun Kajar Kuning potensi air
masih dapat dikembangkan untuk PLTMH.
- Ibu “ARBAATUN” Gunung sawur memiliki potensi yaitu
produksi buah pisang 5 mobil perhari dan mohon bantuan
dari pemerintah untuk kegiatan ibu-ibu agar kegiatan dapat
lebih produktif. Potensi yang lain adalah Singkong dan
salak.
Terlampir
Sejak Agustus 2007, PT PLN telah membeli arus listrik PLTM itu
mencapai 1.267.572 kWh atau senilai Rp558,999 juta. Pengoperasian PLTM
dinilai relatif rendah, karena jika arus sebesar 1.267.572 kWh itu dihasilkan
pembangkit listrik tenaga diesel (bahan bakar minyak bumi) dibutuhkan
sebanyak 380 kilo liter solar senilai Rp2,3 miliar. Daya terbangkit akan
dikoneksikan dengan jaringan distribusi PLN secara on grid melalui Starlite
Transformer Substation at 20kV.
a) Status Operasi
Data Turbin
Jenis : Cross Flow
Putaran : 1000 Rpm
Diameter runner: 400 mm
Lebar runner : 600 mm
Daya : 35 PK
Pabrik pembuat : Pabrikan lokal
Pengeluaran
1. Honor Pengurus : Rp. 225,000.00
2. Honor operator : Rp. 200,000.00
3. Pembelian pelumas, oli, dll per bulan : Rp. 20,000.00 ,
4. Pemeliharaan : Rp. 40.000 /bulan
Di Salido kecil terdapat proyek pengerjaan PLTMH oleh perusahaan PT.
Anggrek Mekar Sari (AMS). Proyek ini telah berjalan sejak tahun 1980. Tujuan
dari proyek ini adalah rehabilitasi dan membangkitkan kembali PLTMH yang ada di
Salido Kecil. Sedangkan Tujuan utama dari kegiatan proyek ini adalah untuk
menghasilkan daya listrik yang berkelanjutanyang dapat menghasilkan listrik
tanpa menimbulka dampak negatif terhadap lingkungan sekitar desa baik dari
aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
a. Biaya interkoneksi
b. Standarisasi Teknik dengan PLN
c. Prioritas untuk kebutuhan masyarakat
d. PLN belum aktif mensosialisasikan
e. Koordinasi Pemda , ESDM, Bappeda
f. Investasi dari PLN, APBN belum optimal
g. Waktu pengurusan lama, 2 bulan lebih
h. Payung hukum belum ada
Beberapa dokumentasi kondisi PLTMH Salido Kecil Sumatera Barat dapat dilihat pada
gambar-gambar berikut:
Gambar 3.30 Tim Survey lapangan Bersama Operator PLTMH Salido Kecil
BAB
4
REKOMENDASI PENGHILANGAN
KENDALA USAHA PRODUKTIF
BERBASIS MIKROHIDRO
4.1 Kendala – kendala
Dari hasil survei dan penyebaran angket yang telah dilakukan oleh tim
di lapangan, maka ditemukan beberapa kendala kendala yang terjadi di demo
site antara lain dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Kendala teknis:
2. Kendala administratif:
Pola fikir masyarakat yang masih menentang pembangunan Mikrohidro
sebab mikrohidro akan mengganggu lingkungan
Sebagian masyarakat belum mengetahui sumber pendanaan pembangunan
Mikrohidro
Kurangnya partisipasi masyarakat untuk menjaga keberlangsungan
Mikrohidro.
Sebagian daerah PLTMH masih belum memiliki kelembagaan untuk
menjaga keberlangsungan Mikrohidro.
3. Kendala berusaha
Kesadaran masyarakat untuk membayar ke pengelola secara langsung
masih rendah
Kesepakatan tarif listrik untuk Mikrohidro Off-grid masih sulit
Harga untuk mikrohidro offgrid masih terlalu kecil untuk menjaga
keberlangsungan mikrohidro
Pengembangan usaha produktif terkendala masalah pendanaan.
Kendala lain yang ditemukan di lokasi demosite antara lain:
Tabel 4.1 Analisa Kendala-kendala
No Kendala-Kendala Yang Ditemukan Analisis Kendala
Jarak aksesibilitas antara demo Ini akan menyebabkan sulitnya proses baik
1 site dengan ibukota pemerintah administrasi maupun penyaluran barang ke
kabupaten terlalul jauh pemerintah menjadi lambat
Ini akan membuat PLTMH hanya bersifat
2 Perawatan kurang terjadwal korektif yang seharusnya bersifat preventif
untuk mencegah kerusakan.
Ini akan menybabkan terjadinya jatuh
Perubahan debit air secara
3 tegangan listrik yang akan dialirkan ke
mendadak.
pengguna listrik
Akan menyebabkan proses administrasi
Fasilitas umum seperti kantor
3 menjadi sulit terutama kantor pos sebagai
pos, bank, pasar belum ada
media pengiriman barang ataupun surat
menyurat.
4 Permukaan tanah terjal Akses ke lokasi demo site menjadi sulit
Pengumpulan biaya pemakaian
listrik masih dilakukan petugas
Belum adanya kesadaran dari penduduk
5 dengan mendatangi rumah tiap
agar keberlangsungan PLTMH
KK
Berikut adalah pola pemikiran sistemik Mikrohidro yang bisa digambarkan dalam
gambar berikut ini:
SISTEMIK THINKING -
MIKROHYDRO
External-Environmen Abiotic,
Biotic, Culture
System
Denkwelt
Controler
Management
Acceptor – of MH
evaluation of results Effector - MH
Condition- Results,
Waterneed, Energy
Suply, Economic
Dev.
Heideman, 1996
4.3.3 Acceptor:
Pada bagian ini menjelaskan kondisi penerima (human) yang
berkecimpung di mikrohidro. Berikut ini adalah analisis systemic thingking dari
sisi Acceptor:
4.3.4 Controller:
Pada bagian ini menjelaskan kondisi mikrohidro baik dalam
melakukan pengontrolan, perawatan, serta terus menganalisis
1. Aspek Teknik
2. Aspek Ekonomi
3. Aspek Sosial
4. Aspek Lingkungan.
Partisipasi
Penggunaan Produktif
Keswadayaan
Pemanfaatan
Berdampak Positif
Keterbukaan Keadilan
Capacity
Gambar 4.5 Skema Menuju Keberlanjutan (sustainabilitas) PLTMHBuilding
1. Aspek Teknik
PLTMH bukanlah teknologi yang tergolong rumit. Berdasarkan pengalaman,
PLTMH relative mudah dan dioperasikan oleh masyarakat pedesaan. Meskipun
demikian PLTMH membutuhkan perawatan dan pemeliharaan khusus agar
tetap dapat beroperasi secara layak dalam jangka panjang.
2. Aspek Ekonomi
berdasarkan rentang waktu, keberlanjutan PLTMH sebagai solusi
permanen suplai listrik bagi suatu lokasi seyogyanya dipandang dengan dua
cara, yaitu :
1. Keberlanjutan operasi PLTMH sampai berakhir umur pakainya, dan
2. keberlanjutan layanan listrik setelah itu.
Semua biaya yang dibutuhkan untuk mempertahankan keberlanjutan
PLTMH harus dapat dipenuhi oleh pendapatan PLTMH yang idealnya hanya
bersumber dari iuran listrik yang dikumpulkan dari masyarakat pengguna.
Oleh karena itu besarnya iuran atau tariff listrik seharusnya ditentukan
berdasarkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan.
Pada akhirnya, keberlanjutan PLTMH akan bergantung pada kemampuan
bayar masyarakat pengguna. Agar dapat meningkatkan kemampuan bayar,
adanya layanan listrik PLTMH seharusnya dapat memberikan dampak positif
terhadap perekonomian masyarakat. Bagi pengelolah PLTMH sendiri,
3. Aspek sosial.
Pembangunan PLTMH dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat sangat
relevan dengan kebijakan desentralisasi penyediaan energy (listrik) pedesaan.
Pendekatan ini menyadari pentingnya kapasitas masyarakt untuk
meningkatkan kemandirian dan kekuatan internal atas sumber daya material
dan non material yang penting.
Ada empat hal penting yang mempengaruhi persiapan sosial dan operasional
PLTMH, yaitu: (1) Partisipasi Masyarakat, (2) pola pemanfaatan Listrik, (3)
pengembangan kelembagaan, dan (4) dukungan kelembagaan.
a) Partisipasi masyarakat
Partisipasi masyarakat dalam melaksanakan program PLTMH harus
selalu ditumbuhkan, didorong dan dikembangkan secara bertahap, ajeg dan
berkelanjutan. Jiwa partisipasi masyarakat adalah solidaritas sosial, yaitu
hubungan yangselalu didasarkan pada perasaan sosial bersama, kepercayaan
bersama cita-cita bersama. Partisipasi masyarakat sejak awal program akan
lebih menjamin kesuksesan dan keberlanjutan program.
Partisipasi masyarakat tidak akan terjadi begitu saja, tetapi perlu
pendekatan-pendekatan yang tepat dan mekansime proyek yang mendukung
pola partisipatif. Untuk itu perlu perencanaan yang matang dan panduan
proses yang tepat sesuai konteks lokal. Adanya fasilitator dari luar desa juga
dirkomendasikan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Pola partisipatif
akan berjalan baik jika ada dukungan dan keterlibatan seluruh komponen
masyarakat dan institusi lokal.
Partisipasi masyarakat dalam suatu program PLTMH meliputi aspek
perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan proyek. Keberhasilan suatu proyek
PLTMH sangat ditentukan oleh partisipasi masyarakat dalam pembuatan
keputusan, pelaksanaan, mobilisasi sumberdaya, pemanfaatan bersama, dan
evaluasi.
c) Pengembangan Kelembagaan
PLTMH dalam konteks pembangunan tegas. perdesaan dengan
pendekatan pemberdayaan masyarakat umumnya dikelola oleh masyarakat
desa secara mandiri. Terkait dengan kepemilikan dan pengelolaan PLTMH
tersebut, maka perlu ditelaah kebijakan pemerintah yang terkait erat dengan
masalah ini. Kebijakan yang dapat dijadikan bahan rujukan bagi pengelolaan
PLTMH adalah PP No.3 Tahun 2005 dan UU No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (yang menggantikan UU No. 22 Tahun 1999).
Mengacu pada UU No. 32 Tahun 2004 pada pasal 212 maka PLTMH yang
merupakan bantuan pemerintah, baik pusat maupun daerah dapat dianggap
d) Dukungan Kelembagaan
Kesuksesan listrik perdesaan pola desentralisasi, dalam hal ini PLTMH
mensyaratkan pendekatan kelembagaan yang terkoordinasi antara kebijakan
pemerintah yang kondusif dengan organisasi di tingkat local yang didukung
e) Dukungan Pemerintah
Pemerintah merupakan aktor utama pembangunan dalam memberikan
dukungan secara kelembagaan, melalui kebijakan-kebijakan baik di tingkat
nasional dan regional maupun fungsi intermediasi yang berpihak kepada
kepentingan masyarakal perdesaan. Program listrik perdesaan harus dikaitkan
dengan pembangunan yang terintegrasi. Listrik pedesaan membutuhkan
dukungan pembangunan lintas sektoral menyangkut pertanian, ekonomi,
teknologi tepat guna, pendidikan dan konservsi sumberdaya alam.
Pembangunan perdesaan yang terintegrasi membutuhkan koordinasi antar
instansi teknis dalam bentuk sinergi pada proyek maupun agenda kegiatan
rutin.
Agar program PLTMH dapat berkelanjutan dan memberikan nilai
tambah dalam peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat perdesaan, maka
untuk selanjutnya pemerintah diharapkan dapat melakukan :
1. Instansi teknis yang menangani program PLTMH memberikan perhatian
yang lebih besar pada aspek social engineering yang melibatkan konsultan
teknis di bidang pemberdayaan masyarakat maupun lembaga swadaya
masyarakat (LSM) lokal.
1. Fungsi Intermediasi
Dukungan institusi melalui fungsi intermediasi diberikan melalui
kegiatan pendampingan dan bantuan teknis. Masyarakat perdesaasangat
membutuhkan dukungan intermediasi, karena lemahnya kapasitas SDM dan
akses terhadap sumberdaya (informasi, teknologi, permodalan, dan lain-
lain). Fungsi intermediasi ini dapat dilakukan oleh aparat pemerintah
Instansi terkait, LSM lokal atau konsultan dalam bentuk bantuan
teknis sebagai persia pan sosial. Pengalaman menunjukkan bahwa
masyarakat tidak dapat ditinggalkan begitu saja mengelola PLTMH tanpa
bantuan kelembagaan lain di luar masyarakat desa yang bertindak sebagai
fasilitator. Perlu adanya suatu kelembagaan pendamping untuk melakukan
penguatan kelembagaan sosial di tingkat lokal.
Jika hasil bumi ini mampu diolah terlebih dahulu sebelum dijual kepada
para penadah, maka nilai jual dari hasil bumi ini akan menjadi lebih tinggi
dibandingkan tanpa pengolahan. Namun pengolahan ini memerlukan teknologi
agar bisa membantu pengolahan menjadi produk yang lebih berguna.
Pembentukan komunitas yang dikembangkan dengan basis teknologi tepat
guna sangat membantu dalam pengolahan hasil bumi masyarakat.
HASIL BUMI,
TERNAK,
PERIKANAN
PRODUK BERNILAI
JUAL SIAP
DIPASARKAN
Gambar 4.7 distribusi hasil bumi dengan proses teknologi tepat guna dengan
dukungan stakeholder pengembangan UKM
Di bawah ini merupakan contoh-contoh teknologi tepat guna yang bisa menjadi
penghilangan kendala yang ada di UKM dalam memproduksi hasil bumi:
No NAMA ALAT DAYA YANG CARA PEMAKAIAN BIAYA NILAI TAMBAH GAMBAR
DIBUTUHKAN PEMBUATAN
5 Mesin Motor 4 HP 1. Hidupkan Rp.10.000.00 Dapat memeras
Pemeras mesin 0 santan dalam
Santan 2. Masukkan jumlah banyak
hasil parutan sekaligus
kelapa sehingga
kedalam mempermudah
mesin pekerjaan
dalam
pemerasan
santan
Institusi Lokal
i. Terdiri dari tokoh masyarakat, karang taruna, pecinta alam dan
lainnya.
ii. Memfungsikan institusi lokal sebagai pendamping masyarakat.
iii. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat dan
perguruan tinggi untuk melaksanakan pendampingan.
d. Metode Pendampingan
Metode partisipatif yang membuka ruang dan atau peluang belajar
bersama masyarakat.
Menumbuhkan rasa saling percaya, kesepahaman, kesetaraan dan proses
kebersamaan dengan masyarakat sasaran.
Metode peragaan kegiatan dan hasil usaha produktif.
e. Sarana
Mengembangkan ragam alat bantu dan alat peraga penyuluhan yang
disesuaikan dengan tujuan dan sasaran pendampingan
Membangun model-model/unit percontohan
f. Dana
Dana untuk proses pendampingan dalam rangka membangun kelembagaan
berasal dari insentif pemerintah daerah/pusat, bantuan lain yang tidak
mengikat atau kredit lunak.
d. Metode Pendampingan
Metode partisipatif yang membuka ruang dan atau peluang belajar
bersama masyarakat.
Menumbuhkan rasa saling percaya, kesepahaman, kesetaraan dan proses
kebersamaan dengan masyarakat sasaran.
Mengembangkan forum dialog antar stakeholders.
Mengembangkan jaringan kemitraan dengan dunia usaha.
e. Sarana
Mengembangkan pusat informasi sebagai sarana proses pengembangan
usaha produktif.
Mengembangkan model kemitraan antara dunia usaha dengan kelompok
usaha produktif.
f. Dana
Menyediakan dana untuk proses pendampingan dalam rangka
mengembangkan usaha produktif masyarakat dengan menggalang dana yang
bersumber dari insentif pemerintah, dana pelaku usaha, dana masyarakat
(reinvestasi) dan kredit lunak.
Dibawah ini merupakan bisnis plan pembentukan usaha produktif berbasis
mikrohidro untuk lokasi 3 demosite PLTMH antara lain :
BISNIS PLAN
PISANG
1. RINGKASAN EKSEKUTIF
Usaha yang akan didirikan di lokasi demosite PLTMH Gunung Sawur yaitu
pengolahan hasil bumi Pisang. Pengolahan ini dikarenakan sampai saat ini masyarakat
tidak melakukan pengolahan hasil bumi, tetapi langsung menjual kepada penadah atau
langsung ke pasar sehingga keuntungan yang didapat dari penjualan hasil bumi itu masih
relatif kecil. Oleh karena itu diperlukan usaha produktif dalam mengolah hasil bumi itu
menjadi sebuah produk dan mempunyai nilai jual dengan harga yang lebih tinggi.
Dengan adanya usaha produktif ini diharapkan dapat meningkatkan kondisi ekonomi
masyarakat sekitar demosite PLTMH menjadi lebih meningkat.
Untuk melaksanakan usaha produktif tersebut diperlukan peningkatan
ketrampilan, maupun kapasitas masyarakat dalam menjalankan usaha produktif. Selain
itu diperlukan peralatan yang menggunakan teknologi tepat guna dengan memanfaatkan
energi listrik dari PLTMH, serta pendanaan untuk meningkatkan usaha produktif.
Sumber dana yang dibutuhkan dalam upaya pengembangan usaha produktif ini
dapat diperoleh melalui Skema Perbankan, Skema Syariah, Skema Program Pemerintah,
Skema Modal Ventura. Semua skema-skema yang ada dapat menjadi pilihan untuk
memperoleh sumber pembiayaan sesuai dengan jangka waktu yang ada. Penggunaan
dana yang diperoleh dapat digunakan untuk pembelian alat-alat productive use sebagai
alat pengolahan hasil bumi, perawatan alat, pembiayaan operasional lainnya.
KEGIATAN PROMOSI
Promosi dilakukan secara berkala dengan anggaran 10 % dari pendapatan
perusahaan.
PELUANG KEKUATAN
Hasil bumi yang perlu sentuhan dari instansi Gunung sawur memiliki potensi sumberdaya
terkait untuk mengolah hasil bumi menjadi alam dan hasil bumi yang cukup berlimpah,
produk bernilai guna berupa Ketela pohon,padi,pisang,palawija.
Pemanfaatan teknologi tepat guna untuk potensi ini dapat menajadi salah satu fakor
pengolahan hasil bumi pengembangan tingkat ekonomi masyarakat
Dengan adanya usaha produktif, masyarakat sekitar.
bisa kreatif dalam pengolahan hasil bumi Potensi energi listrik dari PLTMH gunung
yang mereka hasilkan. sawur, poncosumu, kajar kuning cukup untuk
memenuhi kebutuhan usaha produktif
Akses jalan sudah baik
KELEMAHAN ANCAMAN
Belum adanya pengolahan hasil bumi Ancaman pada pengolahan hasil bumi menjadi
menjadi produk lebih bernilai jual dan hanya usah produktif yang ada didaerah PLTMH
dijual mentah kepada pengepul maupun gunung sawur yaitu ketersediaan debit air
penadah yang akan mempengaruhi suplai listrik ke
Belum adanya teknologi tepat guna yang usaha produktif dalam memproses hasil bumi.
mampu mengolah hasil bumi menjadi produk Penadah yang ada disekitar lokasi PLTMH akan
jadi. menjadi pesaing dari usaha produktif yang
akan didirikan.
Ketersediaan bahan baku yang akan diolah
oleh daerah gunung sawur tidak kontinyu
sehingga memungkinkan butuh pasokan dari
daerah lain.
Posisi PLTMH
Maturity
Growth
Decline
Introduction
diharapkan PLTMH tersebut dapat sustain dengan berbagai macam kondisi, baik
itu pengaruh yang mengancam dari luar maupun dari dalam
RENCANA WILAYAH
PEMASARAN DAN JALUR
DISTRIBUSI
1. Wilayah Pemasaran Lokal 60%
Regional 40%
4. ANALISIS OPERASI
Tabel 4.3 Rencana alat yang akan digunakan dalam proses produksi
STRATEGI PRODUKSI
Produksi dilakukan secara kontinyu untuk mendapatkan produksi secara terus
menerus dengan memanfaatkan teknologi tepat guna sesuai dengan hasil bumi yang
diolah.
STRATEGI KEUANGAN
Keuangan akan terus dianalisis, dengan analisis how, what, why, when, who.
Analisis ini akan membantu mengetahuhi bagaimana kondisi ekonomi sekarang,
bagaimana solusinya, siapa saja yang berpengaruh dalam perubahan keuangan
(kas) Usaha.
Membuat laporan secara berkala (draft laporan keuangan bisa dilihat di bawah)
7. ANALISIS KEUANGAN
Pada kegiatan usaha produktif di lokasi PLTMH Gunung Sawur rencana peminjaman
ditujukan melalui skema program pemerintah sebesar Rp.100.000.000,- dengan tingkat
suku bunga 3 % pertahun selama 3 tahun masa pembayaran. Estimasi ini didapat dari
hasil perhitungan biaya-biaya seperti diwahn ini:
Dik P = Rp.100.000.000
P=Rp.100.000.000
I = 3% /tahun selama 3 tahun
Ditanya A=…? 1 2 3 4…………………36
A= P
A= Rp.100.000.000 A= Rp.4.580.141
A= Rp.4.580.141
Maka cicilan yang harus dibayar tiap bulannya selama 36 bulan (3 tahun) untuk
pinjaman Rp.100.000.000 yaitu sebesar Rp.4.580.141
PENDAPATAN
Laba Sebelum Pajak Pendapatan perbulan Biaya perbulan Laba sebelum Pajak/ Bulan
160,000,000.00 96,482,777.78 63,517,222.22
PENDAPATAN SETELAH PPH
Dampak Adanya limbah hasil produksi yang dihasilkan dari usaha produktif jika tidak
diolah akan menjadi sampah yang mengganggu lingkungandasar
Antisipasinya yaitu dengan mengolah limbah yang dihasilkan menjadi pupuk organik
karena bahan dasar hasil bumi merupakan berbahan alami.
pembiayaan bank usaha; atau yang layak untuk maks. Rp 500 juta
kepada usaha mikro memiliki hasil dibiayai (feasible). Untuk koperasi
dan kecil di sektor penjualan tahunan Bersedia maks. Rp 500 juta
lingkungan paling banyak menyediakan x jumlah anggota
Rp300 juta rupiah. agunan. Jangka Waktu:
Usaha Kecil: Mempunyai Maks. 60 bulan,
memiliki kekayaan legalitas dan dimungkinkan 96
bersih lebih dari perizinan usaha bulan dengan
Rp 50 juta sampai sesuai ketentuan persetujuan
dengan paling yang berlaku. khusus
banyak Rp500 juta Mempunyai Margin/bagi hasil:
tidak termasuk pengalaman usaha setara. 10% pa.
tanah dan di bidang yang efektif
bangunan tempat akan dibiayai. Self Financing:
usaha; atau Lokasi Nasabah Minimal 5% dari
memiliki hasil DNS berada dalam kebutuhan dana.
penjualan tahunan wilayah kerja Tujuan penggunaan:
lebih dari Rp300 Bank. Investasi min.
juta sampai 60%,
dengan paling Modal kerja maks.
banyak Rp 2,5 40%
milyar Biaya:
Sesuai ketentuan
yang berlaku.
Pola Pembiayaan:
Executing:
Pembiayaan bank
langsung kepada
nasabah DNS.
Channeling:
Pembiayaan bank
langsung kepada
nasabah melalui
koperasi/pers.
Kemitraan:
Pembiayaan bank
langsung kepada
perusahaan, untuk
usaha kecil dan
mikro binaannya.
Kredit Usaha Usaha Mikro, Kecil, Memiliki Plafon pembiayaan
Rakyat Menengah dan pengalaman usaha yang dijamin
(KUR), merupakan Koperasi (UMKMK) Memiliki legalitas perusahaan
program penjaminan atau perorangan usaha dan NPWP asuransi maks. Rp
Pemerintah RI Berdasarkan trade 500 juta
sebagai realisasi checking tidak ada Maks. asuransi
Inpres No 6 Tahun informasi negatif pembiayaan 70%
2007 untuk mengenai dari plafon
meningkatkan akses perusahaan pembiayaan
pembiayaan dan pengurus/pemilik Pricing
mengembangkan dan tidak sedang pembiayaan maks.
usaha mikro, kecil, menghadapi/ 16%pa.
menengah, dan terlibat masalah Imbal jasa
koperasi dalam hukum penjaminan
rangka Jaminan berupa sebesar 1,5%
4. Skema Modal Ventura, dibagi berdasarkan jenis pembiayaannya (data diambil dari
PT. Bahana Artha Ventura).
Tabel 4.10 skema pendanaan modal ventura
Program Pengguna Persyaratan Struktur
Pembiayaan
Penyertaan Saham Umumnya Legalitas dokumen, Pembiayaan
Jenis pembiayaan ini perusahaan kecil atau data diri pemohon, diberikan
berbentuk perusahaan baru, keterangan domisili, berdasarkan
penyertaan langsung tetapi menyimpan dan ijin usaha (bila pertimbangan kuat
dengan pembelian potensi besar untuk ada) atau lemahnya
saham Calon berkembang. Ada Proposal pengajuan kondisi CPPU
Perusahaan Pasangan juga yang kredit, berisi CPPU tidak
Usaha (CPPU) oleh mensyaratkan CPPU rencana bisnis yang dibebani dengan
Modal Ventura. harus sudah akan dilakukan, kewajiban
berbentuk Perseroan nilai kredit yang keuangan seperti
Terbatas (PT), atau diminta, dan pembayaran pokok
akan menjadi PT bagaimana CPPU pinjaman, bunga
bersamaan dengan menjalankan maupun
masuknya Modal bisnisnya penyediaan
Ventura sebagai Umumnya tidak agunan.
pemodal mensyaratkan Risiko dan
adanya agunan keuntungan bisnis
ditanggung dan
dinikmati secara
bersama-sama.
Bantuan tidak
hanya diberikan
dalam bentuk
pembiayaan
namun juga dalam
pengelolaan
manajemen, dan
bantuan teknis
lainnya
Divestasi sebagai
tahap akhir dalam
satu periode
pembiayaan,
dimana PMV
menarik kembali
penyertaan saham
dari PPU, dapat
dilakukan dengan
IPO (penjualan
saham perdana di
bursa), menjual
kembali ke PPU,
menjual ke
perusahaan lain,
menjual kepada
investor baru atau
melikuidasi bagi
PPU yang tidak
berkembang.
BISNIS PLAN
Kopi
1. RINGKASAN EKSEKUTIF
Usaha yang akan didirikan di lokasi demosite PLTMH Sumarorong, Batanguru,
Mamasa yaitu pengolahan Kopi sebagai hasil Bumi didaerahnya. Pengolahan ini
dikarenakan sampai saat ini masyarakat tidak melakukan pengolahan hasil bumi, tetapi
langsung menjual kepada penadah atau langsung ke pasar sehingga keuntungan yang
didapat dari penjualan hasil bumi itu masih relatif kecil. Oleh karena itu diperlukan usaha
produktif dalam mengolah hasil bumi itu menjadi sebuah produk dan mempunyai nilai
jual dengan harga yang lebih tinggi. Dengan adanya usaha produktif ini diharapkan
dapat meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat sekitar demosite PLTMH menjadi lebih
meningkat.
Untuk melaksanakan usaha produktif tersebut diperlukan peningkatan
ketrampilan, maupun kapasitas masyarakat dalam menjalankan usaha produktif. Selain
itu diperlukan peralatan yang menggunakan teknologi tepat guna dengan memanfaatkan
energi listrik dari PLTMH, serta pendanaan untuk meningkatkan usaha produktif.
Sumber dana yang dibutuhkan dalam upaya pengembangan usaha produktif ini
dapat diperoleh melalui Skema Perbankan, Skema Syariah, Skema Program Pemerintah,
Skema Modal Ventura. Semua skema-skema yang ada dapat menjadi pilihan untuk
memperoleh sumber pembiayaan sesuai dengan jangka waktu yang ada. Penggunaan
dana yang diperoleh dapat digunakan untuk pembelian alat-alat productive use sebagai
alat pengolahan hasil bumi, perawatan alat, pembiayaan operasional lainnya.
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 100
____________________________________________________Laporan Akhir
KEGIATAN PROMOSI
Promosi dilakukan secara berkala dengan anggaran 10 % dari pendapatan
perusahaan.
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 101
____________________________________________________Laporan Akhir
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 102
____________________________________________________Laporan Akhir
PELUANG KEKUATAN
Hasil bumi yang perlu sentuhan dari Mamasa memiliki potensi sumberdaya alam
instansi terkait untuk mengolah hasil dan hasil bumi yang cukup berlimpah, berupa
bumi menjadi produk bernilai guna. Ketela pohon,padi,pisang,palawija.
Pemanfaatan teknologi tepat guna potensi ini dapat menajadi salah satu fakor
untuk pengolahan hasil bumi. pengembangan tingkat ekonomi masyarakat
Dengan adanya usaha produktif, sekitar.
masyarakat bisa kreatif dalam Potensi energi listrik dari PLTMH cukup untuk
pengolahan hasil bumi yang mereka memenuhi kebutuhan usaha produktif
hasilkan.
KELEMAHAN ANCAMAN
Belum adanya pengolahan hasil bumi Ancaman pada pengolahan hasil bumi
menjadi produk lebih bernilai jual dan menjadi usah produktif yang ada didaerah
hanya dijual mentah kepada pengepul PLTMH Mamasa yaitu ketersediaan debit air
maupun penadah. yang akan mempengaruhi suplai listrik ke
Belum adanya teknologi tepat guna usaha produktif dalam memproses hasil
yang mampu mengolah hasil bumi bumi.
menjadi produk jadi. Penadah yang ada disekitar lokasi PLTMH
Akses jalan buruk akan menjadi pesaing dari usaha produktif
yang akn didirikan.
Ketersediaan bahan baku yang akan diolah
oleh daerah Mamasa butuh pasokan dari
daerah lain.
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 103
____________________________________________________Laporan Akhir
Maturity
Growth
Decline
Introduction
Waktu
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 104
____________________________________________________Laporan Akhir
RENCANA WILAYAH
PEMASARAN DAN JALUR
DISTRIBUSI
1. Wilayah Pemasaran Lokal 60%
Regional 40%
4. ANALISIS OPERASI
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 105
____________________________________________________Laporan Akhir
Berikut ini beberapa contoh teknologi tepat guna yang bisa digunakan usaha produktif
untuk membantu proses produksi :
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 106
____________________________________________________Laporan Akhir
Tabel 4.12 Rencana alat yang akan digunakan dalam proses produksi
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 107
____________________________________________________Laporan Akhir
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 108
____________________________________________________Laporan Akhir
STRATEGI PRODUKSI
Produksi dilakukan secara kontinyu untuk mendapatkan produksi secara terus
menerus dengan memanfaatkan teknologi tepat guna sesuai dengan hasil bumi yang
diolah.
STRATEGI KEUANGAN
Keuangan akan terus dianalisis, dengan analisis how, what, why, when, who.
Analisis ini akan membantu mengetahuhi bagaimana kondisi ekonomi sekarang,
bagaimana solusinya, siapa saja yang berpengaruh dalam perubahan keuangan
(kas) Usaha.
Membuat laporan secara berkala (draft laporan keuangan bisa dilihat di bawah)
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 109
____________________________________________________Laporan Akhir
7. ANALISIS KEUANGAN
Dik P = Rp.100.000.000
P=Rp.100.000.000
I = 3% /tahun selama 3 tahun
Ditanya A=…? 1 2 3 4…………………36
A= P
A= Rp.100.000.000 A= Rp.4.580.141
A= Rp.4.580.141
Maka cicilan yang harus dibayar tiap bulannya selama 36 bulan (3 tahun) untuk
pinjaman Rp.100.000.000 yaitu sebesar Rp.4.580.141
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 110
____________________________________________________Laporan Akhir
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 111
____________________________________________________Laporan Akhir
PENGELUARAN
Keterangan Jumlah Satuan Biaya Total
Sewa bangunan 1 Bulan 1,500,000.00 1,500,000.00
Pembelian Asset dan Sewa Alat Tulis dan Peralatan Kantor 1 Bulan 500,000.00 500,000.00
Bangunan Mesin 5 Unit 10,000,000.00 50,000,000.00
Total 52,000,000.00
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 112
____________________________________________________Laporan Akhir
KAPASITAS PRODUKSI
Rencana Produksi Konversi Satuan
Produksi Kopi (2000Kg)/bulan 2000000 gr
16000 Bungkus/bulan
533 bungkus/hari
PENDAPATAN
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 113
____________________________________________________Laporan Akhir
Laba Sebelum Pajak Pendapatan perbulan Biaya perbulan Laba sebelum Pajak/ Bulan
160,000,000.00 81,382,777.78 78,617,222.22
PENDAPATAN SETELAH PPH
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 114
____________________________________________________Laporan Akhir
Dampak Adanya limbah hasil produksi yang dihasilkan dari usaha produktif jika tidak
diolah akan menjadi sampah yang mengganggu
Antisipasinya yaitu dengan mengolah limbah yang dihasilkan menjadi pupuk organik
karena bahan dasar hasil bumi merupakan berbahan alami.
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 115
____________________________________________________Laporan Akhir
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 117
____________________________________________________Laporan Akhir
refinancing , usaha
Pelunasan
bersumber dari
hasil usaha dengan
barang-barang
modal yang
dibiayai
Jaminan
Tambahan:
Dipersyaratkan
apabila menurut
penilaian bank
diperlukan
Kredit diberikan
dalam rupiah
maupun valuta
asing
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 118
____________________________________________________Laporan Akhir
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 119
____________________________________________________Laporan Akhir
pembiayaan bank usaha; atau yang layak untuk maks. Rp 500 juta
kepada usaha mikro memiliki hasil dibiayai (feasible). Untuk koperasi
dan kecil di sektor penjualan tahunan Bersedia maks. Rp 500 juta
lingkungan paling banyak menyediakan x jumlah anggota
Rp300 juta rupiah. agunan. Jangka Waktu:
Usaha Kecil: Mempunyai Maks. 60 bulan,
memiliki kekayaan legalitas dan dimungkinkan 96
bersih lebih dari perizinan usaha bulan dengan
Rp 50 juta sampai sesuai ketentuan persetujuan
dengan paling yang berlaku. khusus
banyak Rp500 juta Mempunyai Margin/bagi hasil:
tidak termasuk pengalaman usaha setara. 10% pa.
tanah dan di bidang yang efektif
bangunan tempat akan dibiayai. Self Financing:
usaha; atau Lokasi Nasabah Minimal 5% dari
memiliki hasil DNS berada dalam kebutuhan dana.
penjualan tahunan wilayah kerja Tujuan penggunaan:
lebih dari Rp300 Bank. Investasi min.
juta sampai 60%,
dengan paling Modal kerja maks.
banyak Rp 2,5 40%
milyar Biaya:
Sesuai ketentuan
yang berlaku.
Pola Pembiayaan:
Executing:
Pembiayaan bank
langsung kepada
nasabah DNS.
Channeling:
Pembiayaan bank
langsung kepada
nasabah melalui
koperasi/pers.
Kemitraan:
Pembiayaan bank
langsung kepada
perusahaan, untuk
usaha kecil dan
mikro binaannya.
Kredit Usaha Usaha Mikro, Kecil, Memiliki Plafon pembiayaan
Rakyat Menengah dan pengalaman usaha yang dijamin
(KUR), merupakan Koperasi (UMKMK) Memiliki legalitas perusahaan
program penjaminan atau perorangan usaha dan NPWP asuransi maks. Rp
Pemerintah RI Berdasarkan trade 500 juta
sebagai realisasi checking tidak ada Maks. asuransi
Inpres No 6 Tahun informasi negatif pembiayaan 70%
2007 untuk mengenai dari plafon
meningkatkan akses perusahaan pembiayaan
pembiayaan dan pengurus/pemilik Pricing
mengembangkan dan tidak sedang pembiayaan maks.
usaha mikro, kecil, menghadapi/ 16%pa.
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 120
____________________________________________________Laporan Akhir
4. Skema Modal Ventura, dibagi berdasarkan jenis pembiayaannya (data diambil dari
PT. Bahana Artha Ventura).
Tabel 4.19 skema pendanaan modal ventura
Program Pengguna Persyaratan Struktur
Pembiayaan
Penyertaan Saham Umumnya Legalitas dokumen, Pembiayaan
Jenis pembiayaan ini perusahaan kecil atau data diri pemohon, diberikan
berbentuk perusahaan baru, keterangan domisili, berdasarkan
penyertaan langsung tetapi menyimpan dan ijin usaha (bila pertimbangan kuat
dengan pembelian potensi besar untuk ada) atau lemahnya
saham Calon berkembang. Ada Proposal pengajuan kondisi CPPU
Perusahaan Pasangan juga yang kredit, berisi CPPU tidak
Usaha (CPPU) oleh mensyaratkan CPPU rencana bisnis yang dibebani dengan
Modal Ventura. harus sudah akan dilakukan, kewajiban
berbentuk Perseroan nilai kredit yang keuangan seperti
Terbatas (PT), atau diminta, dan pembayaran pokok
akan menjadi PT bagaimana CPPU pinjaman, bunga
bersamaan dengan menjalankan maupun
masuknya Modal bisnisnya penyediaan
Ventura sebagai Umumnya tidak agunan.
pemodal mensyaratkan Risiko dan
adanya agunan keuntungan bisnis
ditanggung dan
dinikmati secara
bersama-sama.
Bantuan tidak
hanya diberikan
dalam bentuk
pembiayaan
namun juga dalam
pengelolaan
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 121
____________________________________________________Laporan Akhir
manajemen, dan
bantuan teknis
lainnya
Divestasi sebagai
tahap akhir dalam
satu periode
pembiayaan,
dimana PMV
menarik kembali
penyertaan saham
dari PPU, dapat
dilakukan dengan
IPO (penjualan
saham perdana di
bursa), menjual
kembali ke PPU,
menjual ke
perusahaan lain,
menjual kepada
investor baru atau
melikuidasi bagi
PPU yang tidak
berkembang.
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 122
____________________________________________________Laporan Akhir
BISNIS PLAN
PEMANFAATAN ES
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 123
____________________________________________________Laporan Akhir
1. RINGKASAN EKSEKUTIF
Usaha yang akan didirikan di lokasi demosite PLTMH Salido Kecil yaitu Pengolahan
Es Batang menjadi es serutan yang digunakan untuk menjaga kesegaran hasil tangkapan
ikan. Pengolahan ini dikarenakan sampai saat ini masyarakat tidak melakukan
pengolahan Es, tetapi langsung menjual kepada penadah atau langsung ke pasar
sehingga keuntungan yang didapat dari penjualan Es itu masih relatif kecil. Oleh karena
itu diperlukan usaha produktif dalam mengolah Es itu menjadi sebuah produk dan
mempunyai nilai jual dengan harga yang lebih tinggi. Dengan adanya usaha produktif ini
diharapkan dapat meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat sekitar demosite PLTMH
menjadi lebih meningkat.
Untuk melaksanakan usaha produktif tersebut diperlukan peningkatan
ketrampilan, maupun kapasitas masyarakat dalam menjalankan usaha produktif. Selain
itu diperlukan peralatan yang menggunakan teknologi tepat guna dengan memanfaatkan
energi listrik dari PLTMH, serta pendanaan untuk meningkatkan usaha produktif.
Sumber dana yang dibutuhkan dalam upaya pengembangan usaha produktif ini
dapat diperoleh melalui Skema Perbankan, Skema Syariah, Skema Program Pemerintah,
Skema Modal Ventura. Semua skema-skema yang ada dapat menjadi pilihan untuk
memperoleh sumber pembiayaan sesuai dengan jangka waktu yang ada. Penggunaan
dana yang diperoleh dapat digunakan untuk pembelian alat-alat productive use sebagai
alat pengolahan hasil bumi, perawatan alat, pembiayaan operasional lainnya.
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 124
____________________________________________________Laporan Akhir
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 125
____________________________________________________Laporan Akhir
KEGIATAN PROMOSI
Promosi dilakukan secara berkala dengan anggaran 10 % dari pendapatan
perusahaan.
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 126
____________________________________________________Laporan Akhir
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 127
____________________________________________________Laporan Akhir
PELUANG KEKUATAN
Pengolahan Es perlu sentuhan Pangsa pasar masih besar
potensi ini dapat menajadi salah satu fakor
dari instansi terkait untuk pengembangan tingkat ekonomi
mengolah Es menjadi produk masyarakat sekitar.
bernilai guna Akses jalan menuju lokasi sudah baik.
Pemanfaatan teknologi tepat guna Sudah adanya sumberdaya manusia untuk
untuk pengolahan Es menunjang pengembangan kegiatan usaha
produktif.
Target pasar cukup besar.
KELEMAHAN ANCAMAN
Belum adanya pengolahan hasil Adanya pesaing usaha produktif
Es di Salido Kecil menjadi produk System on grid yang ada di PLTMH
lebih bernilai jual dan hanya salido kecil membuat usaha
dijual mentah kepada pengepul produktif menjadi ketergantungan
maupun penadah suplai listrik dari PLN
Belum adanya teknologi tepat
guna yang mampu mengolah
hasil Es menjadi produk bernilai
jual.
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 128
____________________________________________________Laporan Akhir
Maturity
Growth
Decline
Introduction
Waktu
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 129
____________________________________________________Laporan Akhir
RENCANA WILAYAH
PEMASARAN DAN JALUR
DISTRIBUSI
1. Wilayah Pemasaran Lokal 60%
Regional 40%
4. ANALISIS OPERASI
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 130
____________________________________________________Laporan Akhir
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 131
____________________________________________________Laporan Akhir
Tabel 21. Rencana alat yang akan digunakan dalam proses produksi
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 132
____________________________________________________Laporan Akhir
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 133
____________________________________________________Laporan Akhir
STRATEGI PRODUKSI
Produksi dilakukan secara kontinyu untuk mendapatkan produksi secara terus
menerus dengan memanfaatkan teknologi tepat guna sesuai dengan bahan
baku yang akan diolah.
STRATEGI KEUANGAN
Keuangan akan terus dianalisis, dengan analisis how, what, why, when, who.
Analisis ini akan membantu mengetahuhi bagaimana kondisi ekonomi
sekarang, bagaimana solusinya, siapa saja yang berpengaruh dalam
perubahan keuangan (kas) Usaha.
Membuat laporan secara berkala (draft laporan keuangan bisa dilihat di bawah)
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 134
____________________________________________________Laporan Akhir
mulai dari perizinan sampai produksi. Produksi direncanakan pada bulan ke 4 dan
4. ANALISIS KEUANGAN
Pada kegiatan usaha produktif di lokasi PLTMH Salido Kecil rencana peminjaman
biaya ini didapat dari hasil perhitungan biaya-biaya seperti di bawah ini:
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 135
____________________________________________________Laporan Akhir
A= P
A= Rp. 7,328,607.07
A= Rp.160.000.000
A= Rp. 7,328,607.07
Maka cicilan yang harus dibayar tiap bulannya selama 36 bulan (3 tahun) untuk
pinjaman Rp.100.000.000 yaitu sebesar Rp.7,328,607.00,-
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 136
____________________________________________________Laporan Akhir
BIAYA-BIAYA
Pengeluaran
Keterangan Jumlah Satuan Biaya Total
Sewa bangunan 1 Bulan 1,500,000.00 1,500,000.00
Pembelian Asset Alat Tulis dan Peralatan Kantor 1 Bulan 500,000.00 500,000.00
dan Sewa Bangunan Mesin 5 Unit 10,000,000.00 50,000,000.00
Total 52,000,000.00
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 137
____________________________________________________Laporan Akhir
PENYUSUTAN ASET **
Faktor penentu jumlah Bulan Konversi Satuan
Bulan aktif 10 0.208333333 bulan
Bulan 1 th 12 10833333.33 per tahun
902777.7778 bulan
PENDAPATAN
Laba Sebelum Pajak Pendapatan perbulan Biaya perbulan Laba sebelum Pajak/ Bulan
200000000 151631384.8 48368615.15
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 138
____________________________________________________Laporan Akhir
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 139
____________________________________________________Laporan Akhir
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 140
____________________________________________________Laporan Akhir
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 141
____________________________________________________Laporan Akhir
usaha
Pelunasan
bersumber dari
hasil usaha dengan
barang-barang
modal yang
dibiayai
Jaminan
Tambahan:
Dipersyaratkan
apabila menurut
penilaian bank
diperlukan
Kredit diberikan
dalam rupiah
maupun valuta
asing
Kredit Investasi Badan usaha Limit kredit: Di
Korporasi atas Rp 50 milyar
Fasilitas kredit jangka Pembiayaan: Bank
menengah dan maksimal 65% dari
jangka panjang yang kebutuhan modal
diberikan untuk kerja dan
pembiayaan pembiayaan
pengadaan barang- sendiri minimal
barang modal untuk 35%
rehabilitasi, Jaminan Utama:
modernisasi, Usaha yang
perluasan ataupun dibiayai, besarnya
pendirian proyek disesuaikan atas
baru maupun dasar cash flow
refinancing , usaha
Pelunasan
bersumber dari
hasil usaha dengan
barang-barang
modal yang
dibiayai
Jaminan
Tambahan:
Dipersyaratkan
apabila menurut
penilaian bank
diperlukan
Kredit diberikan
dalam rupiah
maupun valuta
asing
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 142
____________________________________________________Laporan Akhir
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 143
____________________________________________________Laporan Akhir
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 144
____________________________________________________Laporan Akhir
Pembiayaan bank
langsung kepada
nasabah melalui
koperasi/pers.
Kemitraan:
Pembiayaan bank
langsung kepada
perusahaan, untuk
usaha kecil dan
mikro binaannya.
Kredit Usaha Usaha Mikro, Kecil, Memiliki Plafon pembiayaan
Rakyat Menengah dan pengalaman usaha yang dijamin
(KUR), merupakan Koperasi (UMKMK) Memiliki legalitas perusahaan
program penjaminan atau perorangan usaha dan NPWP asuransi maks. Rp
Pemerintah RI Berdasarkan trade 500 juta
sebagai realisasi checking tidak ada Maks. asuransi
Inpres No 6 Tahun informasi negatif pembiayaan 70%
2007 untuk mengenai dari plafon
meningkatkan akses perusahaan pembiayaan
pembiayaan dan pengurus/pemilik Pricing
mengembangkan dan tidak sedang pembiayaan maks.
usaha mikro, kecil, menghadapi/ 16%pa.
menengah, dan terlibat masalah Imbal jasa
koperasi dalam hukum penjaminan
rangka Jaminan berupa sebesar 1,5%
penanggulangan/ fixed asset atau (dibayar oleh
pengentasan proyek yang Pemerintan atas
kemiskinan dan dibiayai beban APBN)
perluasan Memiliki Jangka waktu
kesempatan kerja kemampuan kredit 5 (lima)
membayar dari tahun
usaha yang Pola Penyaluran:
dibiayai Langsung ke
Berdasarkan SID UMKMK atau tidak
Bank Indonesia, langsung, yaitu
perusahaan melalui LKM/S
pengurus/pemilik (BMT,Koperasi,KSP
tidak memiliki ,dll).
kredit macet dan
tidak masuk daftar
hitam
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 145
____________________________________________________Laporan Akhir
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 146
____________________________________________________Laporan Akhir
Masyarakat
Sasaran
Pendamping/
1 Identifikasi Masyarakat Fasilitator
dan Sosial Ekonomi
Lembaga Masyarakat
Materi
Pengabdian
Masyarakat Pendampingan
Membangun Metode
LSM Lokal Institusi Lokal
Usaha Produktif Pendampingan
Stakeholders 2 Sarana
lainnya Pendampingan
Keterampilan dan Skill
SDM
Manajemen Dasar Dana
Cash Flow Pendampingan
Bentuk Usaha Koperasi dan Permodalan
Pendamping/
Fasilitator
Lembaga
Materi
Pengabdian 3 Perkuatan
Masyarakat
Perkuatan Metode
LSM Lokal Institusi Lokal
Usaha Produktif Perkuatan
Pendamping/
4 Konsultan
Modernisasi
Pengembangan
Sarana
Usaha Produktif
dan Peralatan
Permodalan dan
Reinvestasi
Keterampilan dan Skill
SDM
Manajemen Lanjutan
Cash Flow dan Profit
Orientasi Komoditas
Ekspor
Diversifikasi Usaha
Pengembangan Usaha
Binaan
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 147
____________________________________________________Laporan Akhir
Keberlajutan PLTMH
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 148
Gambar 25. Analisis kendala per tahapan
____________________________________________________Laporan Akhir
PEMBANGUNAN
MIKROHIDRO
KENDALA BERUSAHA
KENDALA TEKNIS
ADMINISTRATIF
Penyusunan Program Penghilangan Kendala dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro 4- 149
Tabel 4.29 Rekap Analisis Swot 3 lokasi
masyarakat sekitar.
Potensi energi listrik Potensi energi listrik dari Akses jalan menuju lokasi sudah
dari PLTMH gunung PLTMH cukup untuk baik.
sawur, poncosumu, memenuhi kebutuhan usaha
kajar kuning cukup produktif
untuk memenuhi
kebutuhan usaha
produktif
Sudah adanya Sudah adanya sumberdaya Sudah adanya sumberdaya
sumberdaya manusia manusia untuk menunjang manusia untuk menunjang
untuk menunjang pengembangan kegiatan pengembangan kegiatan usaha
pengembangan usaha produktif. produktif.
kegiatan usaha
produktif.
Akses jalan sudah baik
Belum adanya Belum adanya pengolahan Belum adanya pengolahan hasil
pengolahan hasil bumi hasil bumi menjadi produk Es di Salido Kecil menjadi
menjadi produk lebih lebih bernilai jual dan hanya produk lebih bernilai jual dan
bernilai jual dan hanya dijual mentah kepada hanya dijual mentah kepada
dijual mentah kepada pengepul maupun penadah pengepul maupun penadah
pengepul maupun
penadah
Belum adanya Belum adanya teknologi Belum adanya teknologi tepat
WEAKNESS
teknologi tepat guna tepat guna yang mampu guna yang mampu mengolah
yang mampu mengolah hasil bumi menjadi hasil Es menjadi produk bernilai
mengolah hasil bumi produk jadi. jual.
menjadi produk jadi.
Akses jalan masih buruk
ii
PLTMH GUNUNG PLTMH MAMASA PLTMH SALIDO KECIL
SAWUR
Hasil bumi yang perlu Hasil bumi yang perlu sentuhan dari Pengolahan Es perlu
sentuhan dari instansi instansi terkait untuk mengolah sentuhan dari instansi
terkait untuk mengolah hasil bumi menjadi produk bernilai terkait untuk mengolah E
hasil bumi menjadi guna menjadi produk bernilai
OPPORTUNITY
Penadah yang ada Penadah yang ada disekitar lokasi System on grid yang ada
disekitar lokasi PLTMH PLTMH akan menjadi pesaing dari di PLTMH salido kecil
akan menjadi pesaing usaha produktif yang akan membuat usaha produkti
dari usaha produktif didirikan. menjadi ketergantungan
yang akan didirikan. suplai listrik dari PLN
Ketersediaan bahan Ketersediaan bahan baku yang
baku yang akan diolah akan diolah oleh daerah gunung
oleh daerah gunung sawur tidak kontinyu sehingga
sawur tidak kontinyu memungkinkan butuh pasokan dari
sehingga daerah lain.
memungkinkan butuh
pasokan dari daerah
lain.
iii
TENAGA AIR SKALA KECIL GUNUNG SAWUR
DIAJUKAN OLEH :
LEMBAGA PENGELOLA PLTMH GUNUNG SAWUR DESA SUMBERWULUH KECAMATAN
CANDIPURO KABUPATEN LUMAJANG
PROPINSI JAWA TIMUR
DESEMBER 2009
iv
LEMBAGA PENGELOLA PLTMH GUNUNG SAWUR DESA SUMBERWULUH KECAMATAN
CANDIPURO KABUPATEN LUMAJANG
PROPINSI JAWA TIMUR
DESEMBER 2009
v
Gambar 4.27 Layout PLTMH gunung Sawur
vi
LAY OUT DESA WISATA
ENERGI
DAN PUSAT
PENGEMBANGAN
MIKROHIDRO GUNUNG
SAWUR
vii
A. PENINGKATAN KAPASITAS PLTMH DARI 15 KW MENJADI 24 KW
DAN PENGEMBANGAN JARINGAN LISTRIK PLTMH UNTUK
PENERANGAN RUMAH PENDUDUK 18 RUMAH TANGGA.
1. Penyempurnaan Turbin
- Type Turbin = Cross flow
- Diameter = 240 mm
- Panjang blade = 550 mm
- Harga = Rp. 90.000.000,-
2. Pipa tekan
- Diameter = 500 mm
- Panjang = 60 m
- Harga = Rp. 130.000.000,-
3. Generator Sinkron
- Merk = Stamford
- Kapasitas = 40 Kva / 32 Kw
- Phasa =3
- Harga = Rp. 45.000.000,-
4. Bendung Intake dan bak penenang
- Bendung Intake = Rp. 80.000.000,-
- Bak penenang = Rp. 50.000.000,-
- Bantalan pipa tekan = Rp. 25.000.000,-
5. Kabel Distribusi
- Kabel = Blunded AL [3 x 70 + 1 x 50]mm
- Panjang = 1,1 km
- Harga = Rp. 65.000.000,-
6. Tiang Kabel
- Jumlah = 30 batang
- Bahan = baja
- Tinggi = 7 m
- Harga = Rp. 75.000.000,-
viii
3. Mesin gergaji [Band Saw Machine], Cutting Capacity 7 inch.
- Harga = Rp. 20.000.000,-
4. Mesin Las, DC MIG / MAG Welding Machine.
- Input power = 6,7 Kva
- Phasa =3
- Harga = Rp. 22.000.000,-
5. Peralatan Pengukur Kecepatan Air (Current meter)
- Harga = Rp. 25.000.000,-
Sub - total Rp. 207.000.000,-
ix
A. Peningkatan Kapasitas PLTMH dari 15 Kw menjadi 24 Kw dan
Pengembangan jaringan listrik PLTMH untuk penerangan rumah
penduduk 18 rumah tangga.
Biaya Rp. 560.000.000,-
B. Peralatan untuk Produksi Perbengkelan Turbin.
Biaya Rp. 207.000.000,-
C. Wisata Energi dan Pusat Pengembangan Energi Baru Terbarukan
Mikrohidro.
Biaya Rp. 530.000.000,-
x
BAB
5
5.1.3 Pendanaan
a. Pada PLTMH Off Grid,
xi
Diperlukan suatu kesepakatan antara Pengelola dan
Pengguna Energi Listrik dalam Pendanaan (Penentuan Besar
Iuran/kontribusi) sesuai dengan besar Daya yang digunakan
Kesepakatan alokasi Dana, dari Pemasukan untuk Biaya
Operasi dan Pemeliharaan (Suku cadang, perawatan, gaji
Operator dan Pengelola)
b. Pada PLTMH On Grid,
Operasional PLTMH didanai dari Hasil Nilai Jual Daya Listrik
kepada PLN dan dicontohkan oleh Yayasan Anggrek Mekar
Sari
xii
b. Dukungan dapat bersifat:
1. penyediaan bantuan untuk meningkatkan ketersediaan
energi kepada masyarakat,
2. membangun infrastruktur energi
3. Pembuatan PERDA, dan kebijakan pengelolaan
4. Pembuatan PERDA, dan kebijakan pengelolaan
5.2 PENUTUP
Demikian Dokumen Usulan Teknis yang kami ajukan kepada Panitia
Pengadaan Jasa Konsultansi Kegiatan Pengelolaan Dana Hibah IMIDAP Direktorat
Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi, Apabila kami mendapat kepercayaan
untuk melaksanakan pekerjaan Penyusunan Program Penghilangan Kendala
dan Usaha Produktif Berbasis Mikrohidro, akan memberikan komitmen
untuk mengerahkan segala potensi, kemampuan, pengalaman, peralatan dan
sumberdaya yang dimiliki untuk dapat melaksanakan pekerjaan tersebut
sehingga dapat selesai tepat waktu dengan hasil yang memuaskan, sesuai
tujuan dan sasaran yang diharapkan pekerjaan ini, dapat diimplementasikan
serta memberikan manfaat dalam Kegiatan di lingkungan Direktorat Jenderal
xiii
Listrik dan Pemanfaatan Energi khususnya, maupun pembangunan bidang energi
umumnya.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih dan penghargaan atas apresiasi dan
perhatian Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi Kegiatan Pengelolaan Dana Hibah
IMIDAP Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi, serta panitia
pengadaan jasa konsultansi khususnya terhadap Dokumen usulan teknis yang
kami susun ini.
xiv