Professional Documents
Culture Documents
Sehat adalah karunia Tuhan yang harus disyukuri, sebab degan kesehatan segalanya akan
tampak indah tanpa kesehatan segalanya akan sia-sia.
Kondisi sehat dapat dicapai bila mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku
sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga.
Rumah tangga sehat dapat terwujud bila ada keinginan, kemauan setiap anggota rumah tangga
untuk menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya dari gangguan ancaman penyakit
melalui “PHBS”.
(WHO) Sehat : Kenyamanan Keseluruhan Jasmani, Mental, Sosial
Pengertian phbs :
Sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang
menjadikan seseorang / keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.
Untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau, mampu mempraktikkan PHBS
serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Manfaat PHBS :
1. Setiap anggota keluarga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit.
2. Anak Tumbuh Sehat dan Cerdas
DATA UMUM
DATA PHBS
Dari 18 responden yang mempunyai anak Balita yang mengaku persalinannya ditolong tenaga
kesehatan sebanyak 83% dan 17% ditolong dukun kampong, 95% juga mengatakan selalu
menimbang bayi/balitanya tiap bulan yang dibuktikan dengan adanya KMS. Sedangkan dari 8
responden yang memiliki anak di bawah 6 bulan, 5 responden mengaku sampai saat survei
masih menyusui anaknya dengan ASI saja tanpa diberi tambahan makanan yang lain.
100% responden mengaku menggunakan air bersih, baik air PDAM maupun air yang diolah
sendiri dengan pemberian tawas ataupun kaporit. Tetapi hanya 24% responden yang mengaku
melakukan kebiasaan cuci tangan dengan air bersih dan sabun setiap sebelum makan dan
sesudah BAB. Dalam hal kebiasaan buang air besar, sebagian besar responden sudah BAB di
jamban keluarga sehat di rumah, karena 74% responden sudah memiliki jamban keluarga sehat.
Dalam hal pemberantasan jentik dan sarang nyamuk, 92% responden mengatakan selalu
menguras tempat air setiap minggu sehingga tidak sampai berkembang biak jentik nyamuk dan
8% mengaku kurang peduli dengan masalah tersebut.
Ketika ditanya masalah konsumsi buah dan sayur setiap hari hanya 51% responden yang
mengatakan makan buah dan sayur setiap hari, sedang sisanya mengaku tidak setiap hari.
100% responden mengaku melakukan aktifitas fisik setiap hari, karena kebanyakan dari mereka
bekerja, baik membuat lemari maupun kerja di sawah.
Kebiasaan merokok di dalam rumah 23% responden dan sisanya 77% responden mengaku tidak
merokok di dalam rumah.
HASIL SURVEI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT ( PHBS )
DI DESA JARANG KUANTAN KECAMATAN AMUNTAI SELATAN
TANGGAL 05 s/d 07 AGUSTUS 2009
DATA UMUM
DATA PHBS
Dari 18 responden yang mempunyai anak Balita yang mengaku persalinannya ditolong tenaga
kesehatan sebanyak 100% , dan 100% juga mengatakan selalu menimbang bayi/balitanya tiap
bulan yang dibuktikan dengan adanya KMS. Sedangkan dari 3 responden yang memiliki anak di
bawah 6 bulan, kesemuanya mengaku sampai saat survei masih menyusui anaknya dengan ASI
saja tanpa diberi tambahan makanan yang lain.
100% responden mengaku menggunakan air bersih, baik air PDAM maupun air yang diolah
sendiri dengan pemberian tawas ataupun kaporit. Tetapi hanya 39% responden yang mengaku
melakukan kebiasaan cuci tangan dengan air bersih dan sabun setiap sebelum makan dan
sesudah BAB. Dalam hal kebiasaan buang air besar, sebagian besar responden sudah BAB di
jamban keluarga sehat di rumah, karena 69% responden sudah memiliki jamban keluarga sehat.
Dalam hal pemberantasan jentik dan sarang nyamuk, 96% responden mengatakan selalu
menguras tempat air setiap minggu sehingga tidak sampai berkembang biak jentik nyamuk dan
4% mengaku kurang peduli dengan masalah tersebut.
Ketika ditanya masalah konsumsi buah dan sayur setiap hari hanya 44% responden yang
mengatakan makan buah dan sayur setiap hari, sedang sisanya mengaku tidak setiap hari.
100% responden mengaku melakukan aktifitas fisik setiap hari, karena kebanyakan dari mereka
bekerja, baik membuat lemari maupun kerja di sawah.
Kebiasaan merokok di dalam rumah 56% responden dan sisanya 44% responden mengaku tidak
merokok di dalam rumah.
http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2009/09/perilaku-hidup-bersih-dan-
sehat.html
APAKAH PERILAKU
HIDUP BERSIH DAN SEHAT?
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan
yangdilakukan atas kesadaran semua anggota keluarga dan masyarakat,
sehingga keluarga dan masyarakat itu dapat menolong dirinya sendiri dan
berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat
Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak
sehatmenjadi perilaku sehat, dan menciptakan lingkungan sehat di rumah
tangga.
Olehkarena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap
anggota rumah tangga serta diperjuangakan oleh semua pihak secara
keseluruhan (totalitas).
Dalam lingkup rumah tangga, untuk ber-PHBS kegiatanya cukup banyak seprti
tidak merokok dalam rumah, memberi ASI, menimbang balita secara rutin,
memberantas jentik nyamuk, dll.
Latar belakang
Sampai saat ini, diperkirakan sekitar 47% masyarakat Indonesia masih buang
air besar sembarangan, ada yang berperilaku buang air besar ke sungai, kebon,
sawah, kolam dan tempat-tempat terbuka lainnya. Perilaku seperti tersebut
jelas sangat merugikan kondisi kesehatan masyarakat, karena tinja dikenal
sebagai media tempat hidupnya bakteri coli yang berpotensi menyebabkan
terjadinyapenyakit diare. Tahun 2006 sebesar 423 per 1000 penduduk terserang
diare dengan angka kematian sebesar 2,52 %.
Berbagai alasan digunakan oleh masyarakat untuk buang air besar sembarangan,
antara lain anggapan bahwa membangun jamban itu mahal, lebih enak BAB di
sungai, tinja dapat untuk pakan ikan, dan lain-lain yang akhirnya dibungkus
sebagai alasan karena kebiasaan sejak dulu, sejak anak-anak, sejak nenek
moyang, dan sampai saat ini tidak mengalami gangguan kesehatan.
Alasan dan kebiasaan tersebut harus diluruskan dan dirubah karena
akibatkebiasaan yang tidak mendukung pola hidup bersih dan sehat jelas-jelas
akanmemperbesar masalah kesehatan. Dipihak lain bilamana masyarakat
berperilakuhigienis, dengan membuang air besar pada temapt yang benar, sesuai
dengan kaidah kesehatan, hal tersebut akan dapat mencegah dan menurunkan
kasus-kasuspenyakit menular. Dalam kejadian diare misalnya, dengan
meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, dalam hal ini
meningkatkan jamban keluarga, akan dapat menurunkan kejadian diare sebesar
32%.
Stop buang air besar sembarangan (STOP BABS) akan memberikan manfaat
dalam hal-hal sebagai berikut:
b. Tidak mencemari sumber air yang dapat dijadikan sebagai air baku air
minum atau air untuk kegiatan sehari-hari lainya seperti mandi, cuci, dll
Prinsip utama tempat pembuangan tinja adalah suatu wadah atau tempat
yangmampu menjaga atau mencegah tinja tersebut TIDAK MENCEMARI AIR
terutama air untuk sumber air minum DAN TIDAK MENCEMARI TANAH.
CATATAN PENTING
1. Inisiatif masyarakat
2. Total atau keseluruhan, keputusan masyarakat dan pelaksanaan secaraolektif
adalah kunci utama.
Latar belakang
Hal ini disebabkasn perilaku tersebut masih sangat rendah, dimana baru
• 12% masyarakat yang cuci tangan pakai sabun setelah buang air besar,
• hanya sekitar 7% masyarakat yang cuci tangan pakai sabun sebelum memberi
makan kepada bayi,
Dengan perilaku cuci tangan yang benar, yaitu pakai sabun dan menggunakanair
bersih yang mengalir akan dapat menurunkan kejadian diare sampai 45%.
Perilaku cuci tangan pakai sabun ternyata bukan merupakan perilaku yang
biasa dilakukan sehari-hari oleh masyarakat pada umumnya. Rendahnya
perilaku cuci tangan pakai sabun dan tingginya tingkat efektifitas perilaku cuci
tangan pakai sabun dalam mencegah penularan penyakit, maka sangat penting
adanya upaya promosi kesehatan bermaterikan peningkatan cuci tangan
tersebut. Dengan demikian dapat dipahami betapa perilaku ini harus dilakukan,
antara lain karena berbagai alasan sbb:
Ada 5 waktu kritis untuk cuci tangan pakai sabun yang harus diperhatikan, yaitu
Selain 5 waktu kritis tersebut, ada beberap waktu lain yang juga penting
danharus dilakukancuci tangan, yaitu:
b. mencegah penularan penyakit, seperti disentr, flu burung, flu babi, typhus, dll
a. cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun seperlunya
b. bersihkan telapak tangan, pergelangan tangan, sela-sela jari dan
punggungtangan
Air dialam akan digunakan sebagai sumber air baku air minum bagi masyarakat.
Airyang tercemar akan menyebabkan susah dalam pengolahanya,
memerlukanteknologi yang kadang-kadang canggih . Untuk itu air dialam harus
dipelihara, dan diccegah dari pencemaran.
Air bersih dan air minum harus memenuhi syarat kesehatan, baik syarat fisik,
biologi maupun kimiawi.Syarat fisik dapat dibedakan melalui inder kita, seperti
dapat dilihat, dirasa, dicium,diraba. Secara fisik air harus memenuhi syarat sbb :
• air tidak berasa, tidak rasa asin, tidak rasa asam, tidak payau
• air tidak bberbau, tidak bau amis, anyir, busuk, tdak bau belerang, dll
Air yang bersih dan sehat, akan memberi menfaat bagi kesehatan
masyarakat,seperti terhindar dari gangguan penyakit diare, cholera, disentri,
thypus, penyakit kulit, dll Disamping dari aspek penyakit, air juga sangat penting
untuk aspek kebersihan diri, atau hygiene perorangan.
Dari sumber air bersih dapat diperoleh
Air bersih untuk kebutuhan dapat diperoleh dari berbagai sumber. Namun
seringkali sumber air bersih jauh dari lokasi tempat tinggal suatu kelompok
masyarakat, sehingga sulit dan membutuhkan tenaga dan biaya untuk
mendapatkannya.
• mata air
• air hujan
• Sumber mata air harus dilindungi dari bahan pencemar, baik cemaran
fisik,cemaran biologi maupun cemaran kimiawi
• Sumur gali, sumur pompa, kran-kran umum dan juga mata air harus
dijagabangunannya agar tidak rusak, seperti lantai sumur tidak boleh retak,
tidakrusak, bibir sumur diplester, dll
• Gayung, timba, dan ember pengambil air harus dijaga tetap bersih,
tidakdiletakan di lantai.
• Jarak sumber air (missal sumur) tidak boleh berdekatan dengan tangki jamban
keluarga, tidak boleh ada berdekatan dengan kandang ternak.
• Dan lain-lain
Bagaimana menjaga air minum yang ada di rumah supaya sehat
Meskipun air terlihat bersih, namun air tersebut belum tentu bebas dari
kumanpenyakit. Untuk itu air harus direbus dulu sampai mendidih, karena
kuman akan mati pada suhu 100 derajat C (saat air ,mendidih).
Disamping cara tersebut diatas, ada beberapa cara untuk membunuh kuman
dalam air, misal derngan member bahan-bahan kimia terbatas yang sudah
dinyatakan aman bagi kesehatan (misal air rahmat, sodis, dll)
Sampah adalah limbah yang bersifat padat, terdiri dari bahan yang bias
membusuk (organic) dan tidak membusuk (anorganik) yang dianggap sudah
tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan
masyarakat.
Namun demikian anggapan bahwa sampah itu tidak berguna kini mulai
memudar, karena ternyata kini sampah justru mempunyai nilai ekonomi yang
cukup tinggi sehingga “sampah” bisa menjadi barang rebutan, untuk diolah atau
digunakan kembali, dan kemudian dijula sebagai bahan komoditas yang sangat
menggiurkan.
Jenis-jenis sampah
Sampah digolongkan menjadi dua jenis yaitu sampah basah (organic) dan
sampah kering (non-organik) Sampah basah biasanya akan mudah mengalami
pembusukan, seperti missal sisa makanan, sisa sayuran, buah-buahan, daun, dan
lain-lain.
Sampah kering relative sukar dan bahkan tidak dapat mebusuk, separti misal
kayu, sisa kertas, botol, plastic, sisa-sisa bangunan ( pecahan batu, batu bata)
seng, logam, kaca, dan lain-lain
• Dengan dibakar
• Dibuat kompos
Apa itu 3R
Reuse, yaitu suatu cara untuk menggunakan kembali sampah yang ada,
untukkeperluan yang sama atau fungsinya yang sama. Misal botol sirop
digunakankembali untuk botol sirop, atau untuk botol kecap. Tentunya proses ini
harusdilakukan dengan baik, missal dengan dicuci yang benar.
Recycle, atau daur ulang, adalah pemanfaatan limbah melalui pengolahan fisik
atau kimia, untuk mengahsilkan produk yang sama atau produk yang lain. Misal
sampah organik diolah menjadi kompos, besi bekas diolah kembali menjadi
barang-barang seni dari besi, dll
Limbah cair rumah tangga merupakan limbah yang berbentuk cair yang
merupakan timbulan dari kegiatan rumah tangga. Limbah cair ini dapat berasal
dari kamar mandi, peturasan, cucian barang/bahan dari dapur. Dalam
pengertian ini limbah cair ini tidak termasuk limbah cair yang berasal dari
WC/jamban keluarga.
Limbah cair harus dikelola dengan baik dan benar, karena bila tidak akan
dapatmenjadi tempat perindukan vector bibit penyakit penyakit.
Limbah cair akan menarik binatang-binatang yang dikenal dalam aspek
kesehatan dapat menyebarluaskan penyakit, seperti misal lalat, kecoa , tikus.
Limbah cair harus dibuang pada sarana pengolahan air limbah, (SPAL) yang
dapat dibuat oleh masing-masing rumah tangga.
Bentuk SPAL dapat berupa sumuran ataupun saluran dengan ukuran tertentu.
- Ijuk
:P By the way sorry kalo posting ini agak serius… ini adalah salah satu cara
internalisasi bagi saya secara pribadi dan profesi saya sebagai WASH Facilitator..
Piss!!
http://nasrussyukroni.wordpress.com/2010/12/15/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-dalam-
kehidupan-berumah-tangga/
http://www.scribd.com/doc/32294065/Perilaku-Hidup-Bersih-Dan-Sehat
Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
2. Menggunakan Jamban
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Tempat -
Tempat Umum yaitu :
2. Menggunakan jamban
PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru
dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,
sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta
berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah
yaitu :
PHBS di Tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja agar tahu, mau
dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
mewujudkan Tempat Kerja Sehat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat kerja antara lain :
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air
besar dan buang air kecil
6 Votes
1. Definisi
a. Perilaku Sehat
Adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman
penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat.
b. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
kesehatan di masyarakat.
Adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan
mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu
KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi
Kesehatan/JPKM.
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku
hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat.
PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga
Sehat.
c. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan
suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan
membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi,
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan
pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan
masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat
mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan
masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat
dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
2. Konsep
Untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ditiap tatanan;
diperlukan pengelolaan manajemen program PHBS melalui tahap pengkajian,
perencanaan, penggerakan pelaksanaan sampai dengan pemantauan dan
penilaian. Selanjutnya kembali lagi ke proses semula. Untuk lebih jelasnya
digambarkan dalam bagan berikut ini :
Pengertian
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil dari pembelajaran yang menjadikan
seseorang dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakatnya (http://dinkeslampung.bdl.nusa.net.id/).
Bidang PHBS
Bidang PHBS yaitu :
a. Bidang kebersihan perorangan, seperti cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan
sabun, mandi minimal 2x/hari, dan lain-lain.
b. Bidang Gizi, seperti makan buah dan sayur tiap hari, mengkonsumsi garam beryodium,
menimbang berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) setiap bulan, dan lain-lain.
c. Bidang Kesling, seperti membuang sampah pada tempatnya, menggunakan jamban,
memberantas jentik, dan lain-lain. (http://dinkeslampung.bdl.nusa.net.id/)
Pengembangan PHBS
Menyadari bahwa perilaku adalah sesuatu yang rumit. Perilaku tidak hanya menyangkut
dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma, melainkan juga dimensi ekonomi,
yaitu hal-hal yang mendukung perilaku, maka promosi kesehatan dan PHBS diharapkan
dapat melaksanakan strategi yang bersifat paripurna (komprehensif), khususnya dalam
menciptakan perilaku baru. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan
tiga strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS yaitu :
a. Gerakan Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan
berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran
agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge),
dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan
perilaku yang diperkenalkan (aspek practice). Sasaran utama dari pemberdayaan adalah
individu dan keluarga, serta kelompok masyarakat. Bilamana sasaran sudah akan
berpindah dari mau ke mampu melaksanakan, boleh jadi akan terkendala oleh dimensi
ekonomi. Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung,
tetapi yang seringkali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam proses
pengorganisasian masyarakat (community organisation) atau pembangunan masyarakat
(community development). Untuk itu sejumlah individu yang telah mau, dihimpun dalam
suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitan yang dihadapi. Tidak jarang
kelompok ini pun masih juga memerlukan bantuan dari luar (misalnya dari pemerintah
atau dari dermawan). Disinilah letak pentingnya sinkronisasi promosi kesehatan dan
PHBS dengan program kesehatan yang didukungnya. Hal-hal yang akan diberikan
kepada masyarakat oleh program kesehatan sebagai bantuan,hendaknya disampaikan
pada fase ini, bukan sebelumnya. Bantuan itu hendaknya juga sesuai dengan apa yang
dibutuhkan oleh masyarakat.
b. Binasuasana
Binasuasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu
anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan
terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimana pun ia berada
(keluarga di rumah, orangorang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis
agama, dan lain-lain, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung
perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat,
khususnya dalam upaya meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu
dilakukan Bina Suasana. Terdapat tiga pendekatan dalam Bina Suasana, yaitu :
1) Pendekatan Individu
2) Pendekatan Kelompok
3) Pendekatan Masyarakat Umum
c. Advokasi
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan
komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang
terkait ini bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu
kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-
tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan lain-lain yang
umumnya dapat berperan sebagai penentu ”kebijakan” (tidak tertulis) dibidangnya dan
atau sebagai penyandang dana non pemerintah. Perlu disadari bahwa komitmen dan
dukungan yang diupayakan melalui advokasi jarang diperoleh dalam waktu singkat. Pada
diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan, yaitu:
1) Mengetahui atau menyadari adanya masalah,
2) Tertarik untuk ikut mengatasi masalah,
3) Peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif
pemecahan masalah,
4) Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecahan
masalah, dan
5) Memutuskan tindak lanjut kesepakatan.
Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat, dan tepat.
Bahan-bahan advokasi harus disiapkan dengan matang, yaitu :
PHBS di Sekolah
Penerapan PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai
penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6 – 10 tahun), yang ternyata
umumnya berkaitan dengan PHBS. PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku
yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan sehat. Penerapan PHBS ini dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha
Kesehatan Sekolah (http:dinkes.sulsel.go.id).
Sasaran
Sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan adalah seluruh anggota keluarga institusi
pendidikan dan terbagi dalam :
a. Sasaran Primer
Adalah sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan dirubah perilakunya atau
murid dan guru yang bermasalah (individu/kelompok dalam institusi pendidikan yang
bermasalah).
b. Sasaran Sekunder
Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam institusi pendidikan yang
bermasalah misalnya, kepala sekolah, guru, orang tua murid, kader kesehatan sekolah,
tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor terkait, PKK.
c. Sasaran Tersier
Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam menunjang atau
mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di
institusi pendidikan misalnya, kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, Diknas, guru,
tokoh masyarakat dan orang tua murid (http:dinkes.sulsel.go.id).
d. Penyiapan Infrastruktur
Membuat surat keputusan tentang penanggung jawab dan pengawas PHBS di sekolah
Instrument pengawasan Materi sosialisasi penerapan PHBS di sekolah Pembuatan dan
penempatan pesan di tempat-tempat strategis disekolah Pelatihan bagi pengelola PHBS di
sekolah.