You are on page 1of 2

Rumah Baca Redaksi menerima tulisan dengan tema bébas dan resénsi buku.

Buku yang diresénsi terbit dalam satu tahun terakhir. Tulisan bisa

Motékar
dalam bahasa Indonésia atau Sunda. Panjang tulisan 500-700 kata.
Bagi yang tulisannya dimuat akan diberi hadiah buku satu éksemplar.
Tulisan dikirim melalui surat-é ke kembalikedesa@gmail.com,
konfirmasi ke no HP 0852 9446 0931 setelah mengirim.

Resep Maca Jembar Élmu Hirup Rucita Édisi 3, Désémber 2010

Taufiq Ismail Headline News.


Dari 100 juta pemirsa layar kaca ini,
berapa ratus ribu atau berapa juta pemirsa rakyat Ratu Elizabeth di
tivi ini,
Bebas dari Penjajahan Bahasa Belanda, berapa ratus ribu atau berapa juta pemirsa rakyat Barack Obama di
Masuk ke Dalam tivi ini?
Kalau judul diganti dengan Benita-berita Utama, apa mereka kecewa?
Penjajahan Bahasa Amerika
Flashbacks.
Apa susahnya memakai istilah Kilas Balik?
1 Rupanya memang susah
Karena Bahasa Amerika bahasa yang hebat menjajah.
Saya duduk dua jam di depan layar kaca,
Saya catat teks judul, kata-kata iklan, dan tuturan dalam acara televisi, Fit and Proper Test.
waktu itu tahun yang lalu di malam hari, Menonton layar kaca ini seperti kita dipaksa
dan inilah lima belas di antaranya. mengikuti kursus bahasa bangsa George W. Bush saja
Rasanya lebih layak dan patut dipakai istilah Uji Kelayakan dan
Pertama-tama Top Nine News. Kepatutan.
Siapa yang memirsa berita jam 9 malam ini?
Orang California? Penduduk kota Sydney? Orang Skotlandia? Be Smart Be Informed.
Kok pakai bahasa Amerika? Dalam bahasa kita memang agak panjang jadinya:
'Kan bisa memakai judul Sembilan Berita Penting. Jadilah Pemirsa Cerdas. Jadilah Pemirsa Kaya Informasi
Kedua Top Picture. Apa susahnya memakai istilah Gambar Utama? Yang kelima belas, Save Our Nation.
Kalau pakai bahasa sendiri memang kurang bergengsi, kurang Kalau dari sudut pandang bahasa ini, maka yang diselamatkan adalah
berwibawa. bangsa Amerika, bangsa Inggeris, bangsa Canada, bangsa New
Zealand,
Lalu iklan merk mobil. Discover More. Siapa yang menonton iklan ini? dan bangsa-bangsa yang memakai bahasa ini,
Barangkali untuk memancing pembeli mobil dari Melbourne atau bukan bangsa Indonesia.
Birmingham. Mereka tentu tak paham kata-kata kita Temukan
Keistimewaan Lebih Banyak. Kenapa tidak pakai ungkapan Selamatkan Bangsa Kita?
Dan satu lagi seruan Selamatkan Bahasa Kita?
Live Your Passion. Ini iklan obat untuk merangsang syahwat. Yang langsung dimaksudkan pasti bangsa kita, bangsa Indonesia.
Mungkin ini untuk menjerat pembeli dari Johannesburg atau
Wellington.
Pasti mereka tak mengerti Nikmali Gairah Anda. 2
Sesudah lama dijajah bahasa Belanda, akhirnya kita merdeka dari
Economic Challenges. penjajahan itu
Asyik betul saluran televisi yang satu ini Kiranya sekarang kita dijajah oleh bahasa Amerika
memajukan bahasa Nyonya Margaret Thatcher. Kelihatannya akan sangat lama kita dijajah begini
Kurang gagah 'kan, kalau dipakai ungkapan Tantangan Fkonomi? Silau, minder, terbungkuk-bungkuk, rendah diri
The Election Channel. Waktu dijajah bahasa Belanda dulu, tidak segawat ini
Apa ini laporan pilkada di Chicago, di RT/RW kampung Barack Dan memang waktu itu belum ada saluran televisi.
Obama sana? Memang, kalau pakai bahasa Paman Sam, berkurang rasa Apakah perlu televisi Indonesia ikut membina
udik dan minder kita. kesadaran berbahasa Indonesia pada pemirsanya?
BPK Review. Tentu perlu. Tapi struktur ekonomi kapitalistik yang mendasari
Apa pentingnya hasil kerja pemeriksa keuangan ini untuk pemirsa New industri ini,
Orleans? Apa di New Orleans, Liverpool, dan Capetown ada yang dan orientasi rating yang jadi rujukan utamanya, maka
mengikuti acara ini? kesadaran berbahasa teryata bukan urusan televisi.
Tujuan dan Scope Pemeriksaan. Kesadaran berbahasa, modal utama rasa kebangsaan, bukan urusan
Memang kurang gagah kalau judul diganti menjadi Tujuan dan televisi
Lingkup Pemeriksaan. Mencari sebanyak-banyak laba, itulah urusan televisi.***
Rasanya jadi lebih gagah dan terpelajar kalau pakai bahasa Arnerika. 2010
Sales and Marketing. Catatan Taufiq Ismail
Apa urgensinya memakai istilah ekonomi elementer ini dalam bahasa Di akhir bulan Mei 2009 saya memberikan ceramah tentang perusakan
Adam Smith? penggunaan Bahasa Indonesia pada saat ini, lisan dan tertulis, dengan fokus
Supaya kelihatan hebat, berilmu, tidak ketinggalan dan bergengsi terhadap televisi, di Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang.
tinggi. Ceramah tidak dimuat selengkapnya di sini.
Live Report. Dalam bentuk puisi pemakalah memaparkan (sebagian kecil) perusakan itu
dengan sebuah pengamatan terbatas dan sederhana, melalui, pencatatan teks
Mungkin program ini urgen untuk imigran kulit putih di judul, iklan, dan tuturan dalam dua jam tayangan MetroTV pada hari Senin, 11
Johannesburg Maret 2009, 21.15 - 23.15.
atau imigran kulit hitam di Louisiana,
yang menonton acara Laporan Langsung ini. Dikutip dari rubrik Catatan Kebudayaan Horison XLV/12/2010, hal 2-4.

gratis
Tersedia buku keislaman, buku anak-anak dan remaja, buku teks kuliah,
Keanggotaan novel, pendidikan, serta majalah Islam dan umum
& Peminjaman
Rumah Baca Motékar &
Jl. Pangeran Kornel 137 B - 0815 712 1172
Ulasan
Nasruddin Hoja dan Persoalan Idéntitas
Sugeng Praptono

Satu waktu Nasruddin Hoja menemukan sebuah cermin di jalan, ia pungut lalu ditatapnya
dalam-dalam, “Cermin jelék begini,” umpatnya sambil melemparnya ke tanah.

M embicarakan tokoh dalam folklor, dimana kisah-kisah


Nasruddin telah dikelompokkan dalam folklor, memun-
culkan pertanyaan apakah kisah itu benar-benar ada?
Jawabannya memang sering tidak jelas karena sulit dilacak jejak
dan bukti sejarahnya yang otentik. Yang lebih tajam lagi apakah si
Nasruddin dan penguasa. Suatu saat Nasruddin ditanya:
“Manakah yang lebih besar, penguasa atau petani…?” jawab
Nasruddin: “Jelas petani yang lebih besar. Sebab, bila petani tidak
mau bercocok tanam, penguasa bakal mati kelaparan.
Nasruddin dan badan peradilan. Satu waktu Nasruddin melihat
tokoh itu benar-benar ada? Berbéda dengan Nasruddin Hoja (ada seorang hakim sedang mabuk di sebuah ladang lalu mencopot
lusinan nama Nasruddin mengikuti bahasa dan dialék lokal dimana jubahnya. Nasruddin mengambil jubah itu lalu mengenakannya dan
cerita Nasruddin berkembang) yang sudah bisa dipastikan bahwa pergi. Ketika hakim sadar ia menyuruh bawahannya untuk
sosok dan kisahnya memang ada. Meskipun begitu penulis buku, mencarinya. Sang bawahan menemukan Nasruddinlah yang telah
An-Najjar, mengakui ada banyak vérsi riwayat hidup Nasruddin mengambilnya dan membawanya ke hadapan hakim.
setidaknya tiga vérsi yakni Arab, Turki dan Mesir. Bahkan kisah Hakim bertanya: “Nasruddin! Dari manakah kau mendapatkan
Nasruddin dikenal juga di India, Cina, Asia Tengah dan Balkan. jubah itu?” Jawab Nasruddin: “Kemarin aku bersama beberapa
Nasruddin adalah legenda figur sufi satiris yang hidup pada temanku pergi ke sebuah ladang di pinggir kota. Di sana aku
abad ketiga belas di Akºehir Konya di bawah pemerintahan Seljuk mendapati seorang laki-laki sedang mabuk dan jatuh telentang di
(sekarang Turki). Nasruddin adalah filosof merakyat dan orang bijak atas tanah dalam keadaan menyedihkan. Aku pun mengambil
—mengingat cerita-cerita lucu dan anekdotnya. Banyak tindakan jubahnya dan memakainya. Aku bisa mendatangkan beberapa saksi
Nasruddin bisa dijelaskan sebagai tidak logis tapi logis, rasional tapi yang dengan jujur mau menunjukkan kepada pak Hakim dan
irasional, ganjil tapi normal, bodoh tapi menusuk, dan sederhana hadirin, siapa yang dalam keadaan mabuk tersebut!” Mendengar
tapi dalam. Tambahan atas apa saja yang menjadi keunikannya jawaban Nasruddin tersebut, pak Hakim pun berkata: “Aku tidak
adalah cara dia menyampaikan pesan-pesannya dengan cara tidak ingin mengetahui siapa orang yang dalam keadaan mabuk itu.
biasa. Meskipun begitu, jadi métode éféktif dalam penyederhanaan Pakailah jubah itu sekehendak hatimu dan bagiku tidak penting
persoalan yang dalam. siapakah pemilik jubah itu!”
Nasruddin yang merakyat tampil memerankan dirinya sebagai Nasruddin sebagai hakim. Suatu saat seorang pencuri
seorang yang peduli pada réalitas kehidupan sosial, budaya dan memasuki warung seorang jagal. Pencuri itu pun meminta kepada
politik di lingkungan ia berada. Petikan-petikan kisah-kisah pak jagal untuk memberinya daging. Ketika pak jagal sedang
Nasruddin sarat dengan filsafat, ajaran moral dan sudah pasti kritik! memotong daging si pencuri pun menggunakan kesempatan
Kritik atas semua ketololan manusia. Oleh karena karakter manusia tersebut untuk mengambil uang pak jagal yang ada di dalam laci.
sepanjang sejarah tidak berubah maka kritik-kritik itu tidak pernah Tapi pak jagal mengetahui kelakuan si pencuri. Ia pun menangkap
lekang oleh zaman. kita bisa memahami ternyata humor telah pencuri itu dan membawanya kepada hakim Nasruddin.
berperan sejak lama untuk menggambarkan situasi psikologis dan Di hadapan hakim Nasruddin, baik pencuri maupun pak jagal
sosiologis manusia dalam rangka meluruskan apa yang memang mengakui uang itu miliknya masing-masing. Karena tidak ada saksi,
perlu diluruskan. Jika (kisah) Nasruddin bisa membuat orang-orang pak hakim Nasruddin pun agak kerepotan memutuskannya. Setelah
tertawa (minimalnya tersenyum) sebenarnya mereka menertawakan berpikir sejenak. Ia lalu mengambil baskom yang ia isi air panas.
diri mereka sendiri. Bukan menertawakan empunya cerita. Uang yang diperebutkan itupun kemudian dimasukkan ke dalam
Alasannya karena kedekatan atau kemiripan realitas yang baskom. Tidak berapa lama kemudian, pada permukaan air di
diceritakan dengan réalitas yang dialami pembaca. baskom tersebut tampak lemak yang mengambang. Tahulah pak
Bagi bangsa Indonésia yang sedang mengalami krisis idéntitas hakim Nasruddin uang itu milik pak jagal. Uang itupun ia serahkan
ditambah dengan segala macam permasalahan multidiménsional kepada pak jagal. Sedang si pencuri ia perintahkan untuk disél.
yang disayangkan belum sadar-sadar juga, barangkali dalam kaca Nasruddin dan keamanan negeri. Suatu hari Nasruddin
mata Nasruddin mereka tidak bisa menertawakan dirinya sendiri. mencuri seékor keledai. Lalu ia membawa keledai tersebut ke pasar
Barangkali ada orang yang melakukan salat, tapi secara sadar untuk ia jual. Di sana, ketika Nasruddin sedang asyik berbincang-
melakukan korupsi kecil-kecilan (besar kali ya?). Mereka tidak sadar bincang dengan seorang temannya, keledai tersebut dicuri orang.
betapa bodohnya diri mereka. Kalau mereka sama sekali tidak Ketika sedang di tengah perjalanan pulang ke rumah, ia ditanya oleh
menertawakan perbuatannya, kitalah yang harus menertawakannya. seorang tetangganya: “Nasruddin! Seharga berapa keledaimu kau
Bagi masyarakat yang seperti itu kritik terbuka, menelanjangi jual?” Jawab Nasruddin sambil tersenyum kecut: “Sesuai dengan
perilaku buruk masyarakat, sangat perlu. Kritikan dikomunikasikan modalnya!”
tanpa henti. Tentu saja kritik yang cerdas, kritik yang tidak akan Dari empat kisah Nasruddin di atas, memang dia memerankan
membuat tersinggung. Kritik yang segar, kritik yang memiliki makna banyak karakter baik sebagai rakyat, tokoh, penguasa dengan bera-
pesan dan kesan filosofis tapi bercermin pada keseharian kita. Saya gam profési juga. Juga, sebagai orang baik dan karakter jahat.
pikir acara TV semisal Republik Mimpi, Negeri Impian, Democrazy Memang sudah agak susah menyaring mana kisah-kisah yang asli
atau spot Bang One menjadi media penyampai kritik terhadap se- dan mana yang sudah mengalami penyesuaian. Lagipula kisah Nas-
gala ketidakberesan yang terjadi di masyarakat. Ah, seandainya ruddin adalah kisah sehari-hari. Yang justru luput dari kita adalah,
Nasruddin yang menjadi host acara itu! hal-hal tersembunyi darinya. Dalam kata-kata Idries Shah, penulis
Karena Nasruddin itu merakyat, jelas saja bahwa satir dan dan peneliti folklor Nasruddin, ada 'keharusan untuk terpesona.'
kritiknya tidak semata ditujukan kepada pada penguasa dan orang- Jadi, tidak penting bagi kita mengapa Nasruddin baik atau jahat.
orang penting. Di setiap zaman sisi kebodohan (jahil), kediktatoran, Yang perlu bagi kita adalah nilai, ajaran moral, filsafat dan
kepicikan, kelicikan, ketidakbecusan serta penyimpangan juga kontékstualitas dari kisah itu. Dengan demikian kisah Nasruddin
dilakukan oléh orang kecil dan tidak terpandang. Sekarang pun kita ingin menghadirkan ulang persoalan identitas manusia dan bagi kita
bisa menyaksikan bahwa keburukan dan kejahatan tidak agar arif mencari penyelesaian krisis idéntitas manusia modérn.
memandang status sosial pelakunya. Berikut ini beberapa cuplikan
Bincang Buku Nasruddin Hoja, Riwayat, Filsafat dan Kisah-kisahnya (1993), Muhammad
kisah Nasruddin dari buku An-Najjar: Rajab An-Najjar, Pustaka: Bandung. Kamisan FLP Bandung 28 Agustus 2008.

RALAT: Pada Motékar Édisi 2 tertulis “Penerbit Al-Kautsar” seharusnya “Pustaka Jaya”.

You might also like