You are on page 1of 8

c c

   


 c  

Salah satu target pemerintah dalam meningkatkan perekonomian di daerah Jawa Timur yaitu
memacu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, menekan laju inflasi di daerah, dan mampu menyerap
tenaga kerja yang cukup banyak dan disini kami khususkan di dalam cakupan pertanian yang ada di
daerah jawa timur. Untuk mencapai tingkat pertumbuhan dengan struktur ekonomi yang diharapkan
melalui bidang pertanian, maka pembangunan perlu direncanakan dengan baik dan hasil pertumbuhan
di bidang pertanian yang telah tercapai perlu dievaluasi lagi untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi di Jawa Timur.

Sektor Pertanian merupakan sektor unggulan di Jawa Timur, karena memberikan kontribusi
terbesar ketiga setelah PHR dan industri pengolahan. Dari sisi besaran Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku, pertanian mengalami peningkatan kuantitas, tetapi dilihat dari
sisi distribusi persentase (peranan) terhadap total pembentukan PDRB Jawa Timur dalam beberapa
tahun terakhir cenderung menurun. Oleh karena itu, analisis disini perlu dilakukan untuk mengetahui
hambatan-hambatan yang ada di dalam pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian, mengetahui
seberapa besar laju inflasi di sektor pertanian Jawa Timur , mengetahui seberapa pesat pertumbuhan
ekonomi Jawa Timur di sektor pertanian dan mampu menemukan solusi-solusi yang tepat untuk lebih
mengembangkan sektor pertanian Jawa Timur.

    

y Seberapa besar laju pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dilihat dari sektor pertanian
y Seberapa besar distribusi presentase sektor pertanian terhadap total PRDB Jawa Timur selama
10 tahun terakhir
y maju Inflasi sektor pertanian Jawa Timur selama 10 tahun terakhir
y Œaktor-faktor penyebab inflasi sektor pertanian Jawa Timur
y mangkah-langkah yang perlu diambil untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur
dari sektor pertanian

  

y Kelatih mahasiswa untuk mampu menganalisis permasalahan ekonomi di sektor pertanian


Jawa Timur
y Kengetahui seberapa besar pertumbuhan ekonomo Jawa Timur dilihat dari sektor pertanian
y Kengetahui seberapa besar laju inflasi sektor pertanian Jawa Timur selama sepuluh tahun
terakhir
y Kampu menemukan solusi yang tepat dari permasalahan yang ada
y Kampu melihat potensi yang ada di sektor pertanian Jawa Timur untuk dapat meningkatkan
perekonomian Jawa Timur

    

I. Pendahuluan
Berisi pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penulisan, dan sistematika penulisan.

II. Telaah Pustaka


Berisikan Tinjauan Pustaka yang menguraikan tentang inflasi, pertumbuhan ekonomi Jawa
Timur,dan sektor pertanian di Jawa Timur
III. Ketodologi Penelitian
Pada bab ini diuraikan tentang cara-cara melakukanpenulisan yang meliputi pendekatan
masalah, jenis dan sumber data, prosedur pengumpulan pengolahan data,dan analisis data.
IV. Analisa Dan Pembahasan
Pada bab ini diuraikan tentang hasil analisis permasalahan yang meliputi analisis
permasalahan yang perlu dibahas serta pembahasan-pembahasan lain yang merujuk pada
perumusan masalah
V. Kesimpulan Dan Saran
Kerupakan Bab penutup yang memuat kesimpulan dan saran.
VI. Daftar Pustaka
Bab yang berisi kumpulan rujukan-rujukan yang dapat memperkuat analisis dengan data-data
yang ada
VII. mampiran
 Berisi dokumen pendukung ataupun data-data pendukung analisis





c c

  


! 

Inflasi adalah suatu keadaan dalam perekonomian di mana terjadi kenaikan harga-harga secara
umum. Kenaikan dalam harga barang dan jasa yang biasa terjadi jika permintaan bertambah
dibandingkan dengan jumlah penawaran atau persediaan barang di pasar, dalam hal ini lebih banyak
uang yang beredar yang digunakan untuk membeli barang dibanding dengan jumlah barang dan jasa.
Perlu diketahui juga bahwa tidak semua yang namanya kenaikan harga selalu diidentikan dengan
inflasi, misalnya kenaikan harga pada hari mebaran, ini hanya gejolak pasar yang terjadi sesaat saja
dan tidak berlangsung terus-menerus. Inflasi sebagai bagian dari keadaan perekonomian tentu akan
dialami oleh setiap negara, hanya saja setiap negara memiliki tingkat inflasi yang berbeda-beda.
Penyebab Inflasi, dapat dibagi menjadi :

1. p    


  , yaitu disebabkan oleh kenaikan permintaan agregat yang melebihi
kenaikan penawaran agregat
2.  
   
  , yaitu disebabkan oleh kenaikan penawaran agregat yang melebihi
permintaan agregat
3. p   
 
  , yaiti inflasi yang disebabkan oleh kombinasi antara kenaikan
permintaan agregat yang kemudian diikuti oleh kenaikan penawaran agregat,sehingga harga
menjadi meningkat lebih tinggi
4.    
   atau Inflasi yang ditutup-tutupi, yaitu inflasi yang pada suatu waktu akan
timbul dan menunjukkan dirinya karena harga-harga resmi semakin tidak relevan dalam
kenyataan

Inflasi dapat digolongkan sebagai berikut :


1. Berdasarkan Parah Tidaknya Inflasi
y Inflasi Ringan (Di bawah 10% setahun)
y Inflasi Sedang (antara 10-30% setahun)
y Inflasi Berat ( antara 50-100% setahun)
y Hiper Inflasi (di atas 100% setahun)
2. Berdasar Sebab musabab awal dari Inflasi
y p 
  , karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat
y [  
  , karena kenaikan biaya produksi
3. Berdasar asal dari inflasi
y p   
  , Inflasi yang berasal dari dalam negeri
y   
  , Inflasi yang berasal dari luar negeri

  " ##$ % 

  #  &$ % 

Sebagai salah satu provinsi besar di Inonesia, Jawa Timur memiliki potensi pertanian yang cukup
besar. Pada tahun 2005, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut harga konstan Provinsi
Jawa Timur mencapai Rp. 256,4 triliun, dan sektor pertanian menyumbang 17,4 %.Sektor pertanian
itu sendiri memiliki beberapa subsektor antara lain :

4   

Subsektor ini mencakup komoditi tanaman bahan makanan seperti padi, jagung, ketela
pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang kedele, umbi-umbian, sayur-sayuran, buah-buahan,
kentang, kacang hijau, tanaman pangan lainnya, dan hasil-hasil produk ikutannya. Termasuk
dalam cakupan ini hasil-hasil dari pengolahan yang dilakukan secara sederhana seperti beras
tumbuk dan gaplek yag dilakukan oleh petani. Data produksi diperoleh dari Badan Pusat
Statistik (BPS) dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Timur, sedangkan data
harga seluruhnya bersumber dari data harga yang dikumpulkan oleh BPS Provinsi Jawa Timur.

Nilai tambah bruto atas dasar harga yang berlaku diperoleh melalui pendekatan produki,
yaitu dengan mengalikan terlebih dahulu setiap jenis kuantum produksi dengan masing-masing
harganya, kemudian hasilnya dikurangi dengan biaya antara atas dasar harga yang berlaku.
Biaya antara tersebut diperoleh dengan menggunakan rasio biaya antara terhadap output yang
diperoleh dari hasil survei khusus. Sedangkan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000
dihitung dengan cara  
, yaitu mengalikan kuantum produksi masing-masing tahun
dengan harga pada tahun 2000, kemudian dikurangi biaya atas dasar harga konstan 2000.

4  4    

Tanaman perkebunan terbagi menjadi tanaman perkebunan rakyat dan tanaman


perkebunan besar, yang dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut :

a. Tanaman Perkebunan Rakyat


Komoditi yang dicakup adalah hasil tanaman perkebunan yang diusahakan oleh
rakyat seperti jambu mente, kelapa, kopi, kapuk, kapas, tebu, tembakau, cengkeh,
tanaman obat-obatan, dan tanaman perkebunan lainnya. Data produksi diperoleh dari
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, sedangkan data harga diperoleh dari BPS
Provinsi Jawa Timur dan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur.

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara pendekatan
produksi. Rasio biaya antara serta rasio margin perdagangan dan biaya transport diperoleh
dari Tabel Input-Output Jawa Timur Tahun 2000. Sedangkan nilai tambah atas dasar
harga konstan 2000 diperoleh dengan cara revaluasi, sama seperti yang dilakukan pada
tanaman bahan makanan.

b. Tanaman Perkebunan Besar


Kegiatan yang dicakup dalam subsektor ini adalah kegiatan yang memproduksi
komoditi perkebunan yang diusahakan oleh perusahaan perkebunan besar seperti karet,
teh, kopi, coklat, minyak sawit, inti sawit, tebu, rami, serat manila dan tanaman lainnya.
Cara penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga
konstan 2000 sama seperti yang dilakukan pada tanaman perkebunan rakyat.

4   



Subsektor ini mencakup produksi ternak besar, ternak kecil, unggas maupun hasil-hasil
ternak, seperti sapi, kerbau, kuda, babi, kambing, domba, susu segar, dan telur. Produksi ternak
diperkirakan sama dengan jumlah ternak yang dipotong, ditambah perubahan   populasi
ternak dan ekspor ternak neto. Data mengenai jumlah ternak yang dipotong, populasi ternak,
produksi susu dan telur serta banyaknya ternak yang keluar masuk wilayah Jawa Timur
diperoleh dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, sedangkan data harga ternak diperoleh
dari laporan harga produsen BPS Provinsi Jawa Timur, dan sebagian dari harga produsen dari
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur.

Nilai tambah atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan
cara mengalikan nilai produksi dengan rasio nilai tambah berdasarkan hasil survei khusus
pendapatan regional.

4    

Subsektor kehutanan mencakup kegiatan yang dilakukan di areal hutan oleh perorangan
dan badan usaha, yang mencakup usaha penanaman, pemeliharaan dan penebangan kayu,
pengambilan hasil hutan lainnya. Kegiatan ini meliputi : penebangan kayu yang menghasilkan
kayu gelondongan, kayu bakar, arang dan bambu. Sedangkan hasil kegiatan pengambilan hasil
hutan lainnya berupa rotan, damar, kulit kayu, kopal, nipah, nibung, akar-akaran dan
sebagainya masih termasuk sektor ini. Data produksi kayu dan hasil hutan lainnya diperoleh
dari Perum Perhutani Unit II Jawa Timur.

Sebagaimana dengan subsektor lainnya, dalam sektor pertanian output subsektor


kehutanan dihitung dengan cara mengalikan kuantum produksi dengan harga masing-masing
tahun yang menghasilkan output atas dasar harga berlaku, dan penggunaan harga pada tahun
dasar menghasilkan output atas dasar harga konstan 2000. Selanjutnya nilai tambah bruto
dihitung dengan menggunakan rasionya terhadap output. Rasio tersebut diperoleh dari hasil
input-output Jawa Timur 2000.

4    

Yang dicakup dalam kegiatan perikanan adalah seluruh kegiatan penangkapan dan
pengambilan serta budidaya perikanan laut, perairan umum, ambak, kolam, sawah (mina padi)
dan keramba. Data mengenai produksi dan nilai produksi diperoleh dari Dinas Perikanan
Provinsi Jawa Timur. Penghitungan nilai tambah bruto dilakukan dengan mengalikan rasio nilai
tambah bruto terhadap output. Rasio nilai tambah diperoleh dari survei khusus pendapatan
regional.


c c

'' '(  


    

Pada tahap ini, kami merumuskan permasalahan yang ada, yakni mengenai inflasi di sektor pertanian
di Jawa Timur. Rumusan masalah yang kami susun, berdasarkan hipotesa dan pengamatan kami
tentang kondisi perekonomian di Indonesia pada umumnya, dan Jawa Timur pada khususnya.

 )  

Data-data yang berkaitan tentang rumusan masalah kami dikumpulkan dari berbagai sumber. Kami
memperolehnya melalui studi pustaka, pencarian data ke Badan Pusat Statistik, dan data dari internet.

     

Di tahap ini, kami mempelajari materi-materi terkait dengan permasalahan kami. Tujuannya, agar
kami memahami definisi variabel-variabel yang akan digunakan dalam pembahasan nanti.

       
c c*

   c   


 + , 

You might also like