You are on page 1of 3

SYARAT DAN TUGAS SUPERVISOR

Supervisi pembelajaran adalah kegiatan profesional,maka seharusnya dilakukan oleh


seseorang yang dididik khusus dan atau ditugaskan untuk melakukan pekerjaan itu,dengan
menggunakan keahlian khusus. Tidak semua orang dapat melakukan supervisi pembelajaran.
Pekerjaan profesional menuntut persyaratan sebagaimana layaknya pekerjaan professional
yang lain. Bantuan perbaikan situasi belajar-mengajar yang dilakukan oleh orang yang bukan
dididik atau ditugasi untuk melakukan supervisi itu seharusnya btidak dapat dikategorikan ke
dalam kegiatan supervisi pembelajaran. Pemerintah telah mengupayakan supervisor sebagai
tenaga profesional, hal ini tampak dengan munculnya Peraturan Pemeritah nomor 38 tahun
1992 yang terlihat arah professionalisasi, meskipun belum tegas. Pasal 20 ayat (3) peraturan
tersebut menyatakan bahwa untuk menjadi pengawas perlu adanya pendidikan khusu. Ini
sudah lebih baik dari sebelumnya, meskipun isi pendidikan khususnya belum tentu memenuhi
persyaratan kualitas profesional.

Tugas seorang supervisor bukanlah untuk mengadili tetapi untuk membantu,


mendorong, dan memberikan keyakinan pada guru, bahwa proses belajar-mengajar dapat dan
harus diperbaiki. Pengembangan berbagi pengalaman, pengetahuan, sikap dan ketrampilan
guru harus dibantu secara professional sehingga guru tersebut dapat tumbuh dalam
pekerjaanya.

Kegiatan supervisi dilaksanakan melalui berbagai proses pemecahan masalah


pembelajaran,tujuannya adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar-
mengajar. Dengan demikian ciri utama supervisis adalah perubahan, dalam pengertian ke
arah efektivitas dan efisiensi prose belajar-mengajar tersu-menerus.

Kontinuitas opersi lembaga pendidikan merupakan aspek pengelolaa yang sangat


penting. Tanggung jawab utama administrasi peendidikan adalah menjaga agar program-
progam yanng telah ditetapkan sekolah dapt berjalan lancar. Namun, perlu didingat bahwa
sekolah tidak hanya diinginkan untuk beroperasi secara lancar saja. Sekolah juga harus
mengalami perubahan untuk meningkatkan efisisiensi dan efektivitasnya. Hal inilah yang
menuntut perlunya peningkatan kemampuan dan etos kerja profesional bagi personil sekolah,
sehingga supervisi merupakan hal yang esensial.

Program-program supervisi hendaknya memberikan rangsangan terhadap terjadinya


perubahan dalam kegiatan pembelajaran yang menuju kepada perbaikan. Perubahan-
perubahan ini dapat dilakukan antara lain melalui berbagi usaha inovasi dalam
pengembangan kurikulum serta berbagai kegiatan pendididkan dan pelatihan dalam jabatan
untuk guru.

Soetjipto dan Raflis Kosasi (1994) mengemukakan ada dua jenis supervisi didlihat
dalam perubahan itu, yaitul:

1. Supervisi traktis, artinya supervisi yang hanya berusha melakukan perubahan kecil
karena menjaga kontinuitas. Supervisi traktis ini misalnya dapat didlihat dari
kegiatan rutin seperti pertemuan dengan guru-guru untuk membicarakan
kesulitan-kesulitan kecil, memberikan arahan dalam prosedur standard operasi
(PSO) dalm suatu kegiatan.
2. Supervisi dinamik, yaitu supervisi yang diarahkan untuk mengubah secara intensif
praktek-praktek pembelajaran tertentu. Tekanan dalam perubahan ini dilektakkan
kepada diskontinuitas, gangguan terhadap praktek yang ada sekarang untuk
diganti yang baru. Progaram dmeikian merupakan progrm baru yang
mempengaruhi perilaku nurid, gur dan semua personil sekolah.

Di dalam praktek, kegiatan supervisi tidak selalu berupa jenis kegiatan yang dapat
digolongkan pada dua kutub secara mutlak, tetapi seringkali merupakan merupakan kegiatan
yang berada pada kontinum dua kutub tersebut.

Gambar di bawah ini menunjukkan adanya kegiatan yang ada di antara kutub rektif
dan dinamik itu.

1 2 3 4 5 6

Traktif Dinamik
Bertahan – menetang perubahan

Menjaga-mencari keragaman

Mengkoordinasi perubahan kecil

Merekonstruksi – mengubah beberapa praktek

Merancang-menubah seluruh praktek


Gambar diatas menjelaskan, bahwa makin ke kiri makin traktif (perubahan
diakibatkan supervisi makin sedikit) sedangkan makin ke kanan menggambarkan supervisi
makin dominan.

Untuk melaksanakan fungsi dan peranan supervisi pembelajaran di sekolah, perlu


pemahaman tentang landasannya dan siapa yang melaksanakan.

Dalam usaha mepertinggi efisiensi dan efektivitas proses pelaksaan supervisi


pendidikan, Soejipto dan Raflis Kosasi (1994) menyatakan bahwa supervisi tersebut perlu
dilandasi oleh hal-hal sebagai berikut:

a. Kegiatan supervisi pendidikan harus dilandasi atas falsafah Pancasila. Ini berarti
bahwa dalam melaksanakan bantuan untuk perbaikan proses belajar-mengajar,
supervisor harus dijiwai oleh penghayatan terhadap nilai-nilai Pancasila
b. Pemecahan masalah supervisi harus dilandaskan kepada pendekatan ilmiah dan
dilakukan secara kreatif. Ini antara lain berati bahwa di dalam memecahkan
masalah harus digunakan kaedah berpikir logis, objektif, berdasarkan data yang
dapat diverifikasi dan terbuka terhadap kritik.
c. Keberhasilan supervisi harus dinilai dari sejauh mana kegiatan tersebut
menunjang prestasi belajar siswa dalam proses belajar-mengajar.
d. Supervisi harus dapat menjamin kontinuitas perbaikan dan perubahan program
pembelajran. Jika supervisi dilaksanakan, maka hasilnya harus merupakna suatu
peningkatan proses dan hasil belajar siswa.
e. Supervisi bertujuan mengembangkan keadaan yang favourable untuk terjadinya
proses belajamengajar yang efektif. Proses belajar-mengajar yang efektif dan
efisien hanya akan terjadi jika lingkungan proses itu mendukungnya. Oleh karena
itu perlu diupayakan agar lingkungan memberikan tantangan kepada siswa untuk
belajar lebih baik.

You might also like