You are on page 1of 64

Pemahaman Dasar-Dasar Etika

Komunikasi dan Motivasi dalam Organisasi


Good Governance & Good Corporate Governance
Tutorial Management Pertemuan ke-7
24-04-2011

Universitas Terbuka Korea


Pemahaman Dasar-Dasar Etika
MODUL 10
Profesi dan Etika
Setiap organisasi atau perusahaan pasti telah
merumuskan aturan main yang tersusun secara
sistematik dalam sebuah kode etik profesi yang sesuai
dengan ruang lingkup penerapan profesinya masing-
masing.
Kode etik profesi ini akan dipakai sebagai rujukan
normatif dalam melaksanakan pemberian jasa profesi
kepada mereka yang memerlukannya.
 Etika yang dianut seorang manajer hendaknya menjadi
pegangan dan acuan bawahannya di berbagai waktu,
tempat, dan persoalan.
Etika
Etika  studi tentang hal yang benar dan yang salah dan
pilihan moral yang dilakukan seseorang.
Sebagia subjek, etika berkaitan dengan konsep yang
dimilik oleh individu ataupun kelompok untuk menilai
apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu
salah atau benar, buruk atau baik.
Etika memberikan semacam batasan, ketentuan, maupun
standar yang mengatur pergaulan manusia di dalam
kelompok sosialnya.
Etika bisnis istilah yang sering digunakan untuk
menunjukan perilaku etika dari seorang manajer dan
akaryawan suatu organisasi
Etika Bisnis dan Etika Manajemen
 Etika manajemen mencakup hubungan antara perusahaan
dengan pemilik modal atau investor dari perusahaan
tersebut.

Zimmerer (1996) 3 tingkatan norma etika:


1. Hukum  yang berlaku bagi masyarakat umum yang
mengatur perbuatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan
2. Kebaikan dan Prosedur oreganisasi memberi pedoman
khusu bagi setiap individu dalam organisasi untuk
mengambil keputusan.
3. Sikap moral dan mental individu yang sangat penting ketika
individu harus mengambil keputusan yang tidak tertera
dalam aturan formal.

 Etika bisnis sangat berkaitan erat dengan usaha membangun


kepercayaan anggota masyarakat terhadap perusahaan
Kerangka Kerja Etika
Zimmerer (1996), Kerangka kerja etika dapat
dikembangkan melalu 4 tahap (modul 10 hal 10.9):
1. Mengakui berbagai dimeensi etika yang ada dan
dijadikan sebagai suatu pilihan
2. mengidentifikasi stakeholder yang terlibat dalam
pengambilan keputusan
3. Mengidentifikasi alternatif yang tersedia sambil
mengevaluasi dampak yang ditimbulkannya
4. Mengimplementasikan pilihan yang konsisten dengan
tujuan budaya, berbagai keputusan individu, dan sistem
nilai perusahaan
Prinsip Etika dan Perilaku Bisnis
1. Kejujuran
2. Integritas
3. Memelihara janji
4. Kesetiaan
5. Keadilan
6. Suka membantu orang lain
7. Hormat kepada orang lain
8. Tanggung jawab sebagai warga negara
9. Meraih keunggulan
10. Akuntabilitas
Kiat mempertahankan standar etika
perusahaan
1. Ciptakan kepercayaan perusahaan dengan cara
menunjukan tanggung jawab dan nilai-nilai yang
dianut perusahaan kepada stakeholder
2. Kembangkan dan laksanakan kode etik bisnis secara
adil dan konsisten
3. Berikan perlindungan hak individu dengan kekuatan
berbagai prinsip moral dan nilai untuk menghindari
peyimpangan etika
4. Berikan pelatihan tentang etika.
5. Dsb… (modul 10 hal 10.11-10.120
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Zimmerer (1996) 5 tanggung Jawab social
perusahaan:
1. Tanggung Jawab terhadap Lingkungan
2. Tanggung jawab terhadap karyawan (menghormati
pendapat karyawan, memberikan umpan balik, dsb)
3. Tanggung Jawab terhadap pelanggang (menghasilkan
harga yang adil dan layak, menghasilkan barang dan
jasa bermutu tinggi)
4. Tanggung jawab kepada Investor
5. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Spiritualisme Manajemen dan bisnis
Di dunia bisnis/manajemen, etika sering dipandang
sebagai sesuatu yang dikotomis
Bisnis tanpa memandang dan mempertimbangkan
etika, pada ujungnya menyimpan faktor-faktor yang
brpontensi menghancurkan diri sendiri
Bisnis dengan etika dan visi jauh kedepan tidak lah
memandang bisnis sebagai alat mencari keuntungan
semata, tetapi juga harus “memanusiakan manusia”,
menciptakan harmonisasi dengan seluruh partisipan di
lingkungan tempat perusahaan berada
Faktor penyebab kecurangan dalam
bisnis
Sonny Kerraf (1997) Alasan penyebab terjadinya
kecurangan dalam praktik bisnis:
1. Praktik bisnis yang tidak etis, tidak faii, dan tidak baik
bisa disebabkan sistem sosial politik kita yang kurang
mendukung praktik bisnis yang baik, etis, fair. Cth.
Monopoli, KKN, tidak adanya kepastian hukum bisnis
2. Anggapan bahwa bisnis tidak mengenal etika satu-
satunya tanggung jawab manajer adalah mendatangkan
keuntungan sebesar2nya bagi para shareholders.
Cara pencegahan kecurangan bisnis
1. Kuasai peraturan dan prosedure perizinan
2. Kembangkan program pengembangan masyarakat dan
tanggung jawab sosial korporat
3. Secara internal budayakan prinsip tata kelola
perusahaan yang baik (Good Corporate Governance),
dari pimpinan sampai karyawan tingkat bawah
4. Lakukan Kolaborasi yang mengrah pembeentukan
konsensus tentang pemberlakuan kode etik bersama
dengan perusahaan sejenis
5. Secara operasional perusahaan juga perlu membuat
jadwal yang memadai di dalam mengajukan aplikasi
perizinan
Pentingan pedoman Perilaku dan
Kebijakan perusahaan
Unsur dalam pertimbangan dan tingkat urgensi
perusahaan dalam merancang dan mengembangkan
sebuah pedoman perilaku dan kebijakan perusahaan,
yaitu:
1. Kejujuran
2. Persaingan
3. Kerahasiaan Informasi
4. Pengendalian Gosip
5. Saling menghormati
6. Anti diskriminasi
7. Sdb (modul 10 hal 10.30-10.32)
Komunikasi & Motivasi dalam Organisasi
MODUL 11
Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi (Charles Cooley) mekanisme yang menyebabkan
adanya hubungan antar manusia dan yang mengembangkan
semua lambang pikiran, bersama-sama dengan saran untuk
menyiarkan dalam ruangan dan merekamnya dalam waktu

Stoner, Freeman, dan gilbert (1996) proses yang digunakan


oleh individu untuk mencari kesamaan arti melalui transmisi
pesan simbolik
Makna Melibatkan orang; kesamaan arti; simbol yang
hanya dapat mewakili/mendekati ide yang mereka maksudkan
Proses Komunikasi
Coutland L. Bovee dan John V. Thill (1993), 5 tahap Komunikasi:
1. Pengirim memiliki ide/gagasan
2. Ide tersebut dibentuk menjadi sebuah pesan, dengan
mempertimbangkan subjek apa yang ingin disampaikan;
maksud penyampaian pesan; karakteristik pendengar/penerima
3. Pesan tersebut dipindahkan/ditransfer mengunakan sebuah
saluran/media
4. Pesan dikirimkan kepada penerima dianggap sukses apabila
pesan tersebut dipahami penerima
5. Penerima memberika umpan balik/feedback kepada pengirim
Unsur Komunikasi
1. Manusia sebagai komunikator (orang yang menyampaikan
pesan)
2. Pesan yang akan dikomunikasikan
3. Saluran Komunikasi
4. Metode Komunikasi
5. Komunikan atau penerima pesan
6. Gangguan atau distorsi
7. Konteks
8. Umpan balik
9. Pengaruh
10. Lingkungan Komunikasi
Fungsi Komunikasi
Robins (1996) 4 fungsi utama dalam komunikasi:
1. Pengendalian usaha organisasi melalui proses
komunikasi dalam menghadapi perilaku karyawannya
dengna cara keharusan mematuhi peraturan yang
berlakuk dalam organisasi
2. Pengembangan Komunikasi memberikan
penjelasan tentang setiap hal yang harus dilakukan
karyawan, cara bekerja dengan sebaik-baiknya, dan
hal-hal apa saja yang harus dilakukan untuk
memperbaiki prestasi kerjanya jika belum memenuhi
standard.
Fungsi Komunikasi
3. Sarana ungkapan emosional ssaluran terpecata
yang bisa menampung berbagai perasaan, keluhan;
kekecewaan, dan perasaan puas terhadap organisasi
dan pekerjaan mereka.

4. Pemberian Informasi  memberikan informasi


kepada seluruh karyawan tentang suatu keputusan
melalui saluran komunikasi yang benar
Pola jaringan Komunikasi
Komunikasi Formal:
1. Komuniaksi dari atas ke bawah (downward communication) 
berhubungan dengan masalah tanggung jawab dan wewenang
karyawan dalam organisasi
2. Komunikasi dari bawah ke atas (bottom-up communication) 
dibangun untuk menyalurkan aspirasi dan membuka partisipasi
bawahan kepada atasan
3. Komunikasi horizontal (horizontal communication) yang terjadi
diantar rekan sejawat dalam posisi yang sederajat
4. Komunikasi diagonal  komunikasi yang biasanya melibatkan
dua tingkat yang berbeda dalam organisasi

Komunikasi Informal jaringan komunikasi yang biasanya digunakan


para manajer untuk mengontrol bawahannya ketika mereka
bekerja.
Pola jaringan Komunikasi
 Komunikasi Internal  komunikasi yang terjadi
antara manajer dengan komunikan yang beada
didalam organisasi

 Komunikasi eksternal  komunikasi yang terjadi


antara manajer dengan komunikan yang beada diluar
organisasi
Manfaat Komunikasi
1. Mengurangi Ketidakpastian
2. Mendapatkan Informasi
3. Menguatkan keyakinan
4. Menggunakan wewenang fungsional
Penghalang & Kendala dalam Komunikasi
1. Perlindungan (projectiveness)
2. Pertahanan (defensiveness)
3. Kecenderungan menghakimi (tendency to judge)
4. Perspektif yang sempit (Narrow Perspectives)
5. Ekspektasi yang tidak sesuai (mismatched
expectation)
6. Kurang waktu (insuffiecient time)
Peranan Komunikasi dalam fungsi
organisasi
1. Komunikasi dan perumusan kebijaksanaan
2. Komunikasi dan pengambilan keputusan
3. Komunikasi dan perencanaan
4. Komunikasi dan pengorganisasian
5. Komunikasi dan penggerakan
6. Komunikasi dan perlaksanaan kegiatan operasional
7. Komunikasi dan pengawasan
8. Komunikasi dan penilaian
Keberhasilan Komunikasi dalam
organisasi
Untuk mencapai keberhasilan dalam komunikasi, maka
hal-hal yang harus dilakukan organisasi adalah:
1. Penetapan tujuan
2. Pembuatan dan Pelaksanaan keputusan
3. Perekrutan dan pengembangan staf
4. Pengukuran hasil
5. Komunikasi dengan stakeholder
6. Proses negosiasi dengan pemasok dan penyedia dana
investasi
dsb (modul 11 hal 11.23-11.25_)
Motivasi dalam Organisasi (definisi)
W.J stanton (1981) Suatu kebutuhan yang distimulasi yang
berorientasi kepada tujuan individu dalam mencapai rasa puas

Handoko (1989) keadaan dalam pribadi seseorang menjadi


pendorong munculnya perilaku untuk mewujudkan keinginan yang
dapat memuaskan dirinya

Gibson (1996) berbagai dorongan yang timbul pada atau di dalam


diri individu yang menggerakan dan mengarahkan perilakunya.

 Motivasi: kondisi yang menggerakan individu agar mampu


mencapai tujuan dari motifnya
 Motif: suatu bentuk dorongan kebutuhan dalam diri individu yang
harus dipenuhi agar individu tersebut dapat menyesuaikan diri.
Motivasi Kerja
 Motivasi merupakan unsur yang penting dalam dunia kerja,
sebab dapan menyebabkan karyawan bekerja keras dan
antusias mencapai hasi maksimal.

Hubungan Motivasi dan kerja


Drive Incentive Goal
Unstisfied need Satisfied Need

 Jika suatu kebutuhan tidak terpuaskan, maka akan timbul


dorongan (drive) dan aktivitas individu untuk merespn
perangsan dalam tujuan yang diinginkan pencapaikan tujuan
akan menkadikan individu merasa puas
 Motivasi kerja: rangsangan bertindak yang menimbulkan
dorongan atau semangat kerja dalam rangka mencapai tujuan
organisasi
Jenis Motivasi
 Fear motivation  motivasi yang didasarkan atas
ketakutan contoh: patuh pada pimpinan

 Achievement motivation Motivasi ingin mencapai


sesuatu contoh: seseorang melakukan sesuati karena
ingin berprestasi

 Inner motivation motivasi yang didorong oleh


kekuatan dari dalam, karena adanya misi atau tujuan
hidupnya
Teori Motivasi
1. Teori Pemuasan Kebutuhan (Content Theory)  seseorang
memiliki semangat bekerja agar dapat memenuhi
kebutuhannya (inner needs)

Teori Kebutuhan Abraham MaslowFisiologis : untuk mempertahankan


1. Kebutuhan
kelangsungan hidup, (makan, minum, bernapas dll)
2. Kebutuhan rasa aman : Kebutuhan akan perlindungan
untuk menjauhkan diri dari berbagai bahaya, ancaman,
dan pertentangan.
3. Kebutuhan psikologis: Kebutuhan untuk disayangi dan
diperhitungkan sebagai pribadi; diterima oleh
kelompok, mitra dan sahabat
4. Kebutuhan penghargaan: kebutuhan akan harga diri
dihargai, dihormati dan diakui oleh orang lain
5. Kebutuhan Aktualisasi diri : kebutuhan untuk
memaksimalkan menggunakan kemampuan,
keterampilan dan potensi yang dimiliki individu
melalui berbagai kegiatan serta kebutuhan untuk
Teori Motivasi
Teori X & Y  Douglas Mc. Gregor
Teori X: manusia didorong oleh faktor eksternal agar mau
bekerja dan manusia pada dasarnya memilih tidak bekerja
Teori Y: manusia bekerja karena memerlukan kepuasan
dalam bekerja

Kelemahan: banyaknya kesalahan yang dilakukan manajer


dalam usaha meningkatkan motivasi karyawannya sebab
semua karyawan diasumsikan memiliki kebutuhan yang
lama
Teori Motivasi
Teori Contingency  Morse & Lorsch
Asumsi:
 Pola kebutuhan dan motivasi setiap individu beragam dan
keduanya akan terbawa dalam perilaku ditempat kerjanya
 Motif memiliki kemampuan ini terdapat dalam diri setiap individu
dan mungkin bisa dipenuhi dengan cara yang berbeda-beda oleh
orang yang berbeda
 Pemenuhan motivasi untuk memiliki rasa berkompeten, seringkah
terjadi di saat situasi sedang harmonis antara tugas dan organisasi
 Pemenuhan motivasi untuk memiliki rasa berkompeten, jika
terjadi secara berulang-ulang akan menjadi motivasi yang baik
Teori Motivasi
Teori Kebutuhan  David Mc. Cleeland (1961)
1. Kebutuhan akan prestasi (need for achievement),
dorongan untuk menjadi unggul dari orang lain
2. Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation), yaitu
dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain, dan
berkumpul dengan orang lain
3. Kebutuhan akan kekuasan (need for power), dorongan
untuk memiliki pengaruh yang kuat.
Teori Motivasi
Teori Dua faktor Motivasi  Higiene & Frederick Herzberg
 Motivasi kerja bisa dipertahankan dengan cara melihat 2 macam
situasi yang mempengaruhi individu terhadap pekerjaannya
(faktor motivator (satisfier) dan faktor higienis (dissatisfier)

Faktor Motivator Faktor Higienis


1. Keberhasilan Pelaksannaan 1. Kebijakan dan
(achievement) Administrasi
2. Pengakuan Prestasi 2. Supervisi
3. Pekerjaan itu sendiri 3. Upah/gaji
4. Tanggung Jawab 4. Hubungan Interpersonal
5. Pengembangan 5. Kondisi Kerja

 Kelemahan: faktor2 yang kemukanan oleh Herzberg berjalan


sendiri-sendiri dan tidak saling melengkapi
Teori Motivasi
Teori kebutuhan ERG (exixtence, relatedness, and Growth) 
Clyton Alderfer (1997)
 Existence needs  berkaitan dengan masalah fisik dan
keberadaa karyawan
 Relatedness Needs  Kebutuhan hubungan antar pribadi
(kepuasan berinteraksi dalam lingkungan kerja)
 Growth Need  kebutuhan meningkatkan kemampuan diri
pribadi

 Kelemahan: kurang menekankan pada susunan hierarki;


perubahan orientasi bisa merupakan kegagalan dan kebutuhan
yang lebih tinggi serta dapat menunjukan regresi dengan
penambahan pada jenjang kebutuhan yang lebih rendah
Teori Motivasi
2. Teori Motivasi Proses (Process Theory)

Teori Pengharapan (Expectation Theory)  Victor Vroom


1. Harapan (expectancy) kemungkinan yang dirasakan oleh
seseorang bahwa apabilaia melakukan sejumlah usaha
tertentu maka ia akan menjurus pada tingkatan kinerja
tertentu
2. Nilai atau daya tarik imbalan (valence)  akibat dan perilaku
tertentu akan memilki nilai bagi individu tertentu
3. Pertautan (instrumentality) persepsi individu bahwa hasil
pertama berhubungan dengan hasil selanjutnya
Teori Motivasi
Teori keadilan atau Kesetaraan (Equity Theory)
Berasumsi bahwa setiap individu ingin diperlakukan
secara adil da mereka cenderung membandingkan
kontribusi imbalan yang mereka terima dengan
kontribusi dan imbalan yang di terima orang lain.

Teori Pengukuhan (Reinforcement)


 Menjelaskan bahwa jika keinginan perilaku disertai
dengan imbalan maka seseorang akan termotivasi
untuk mengulangi perilaku tersebut
Prinsip memotivasi Kerja karyawan
a. Prinsip Partisipasi
b. Prinsip Komunikasi
c. Prinsip mengakui adanya perbedaan individu
d. Prinsip menyesuaikan individu dengan pekerjaan
e. Prinsip mengakui andil bawahannya
f. Prinsip pendelegasian wewenang
g. Prinsip memberi perhatian
h. Prinsip Pemberian uang
Syarat manajer untuk menjadi motivator
yang baik
a. Memotivasi kepada diri sendiri
b. Kecerdasan emosi
c. Empati
d. Memberikan harapan terbaik kepada bawahan yang
dipimpin
e. Pelajari secara serius hal-hal pokok yang dibutuhkan
bawahan
f. Tetapkan Standar keunggulan yang tinggi
g. Ciptakan suasana di mana kegagalan bukanlah suatu
yang fatal
h. Dsb (modul 11 hal 11.48-11.50)
Faktor yang mempengaruhi motivasi
Memahami apa kebutuhan karyawan dalam bentuk
kategori Abraham Maslow
Mengidentifikasi tentang apa yang mereka butuhkan
dan juga yang mereka inginkan
Pengakuan, pujian, promosi, kesempatan untuk
mencapai prestasi yang lebih tinggi membuat
karyawan bisa termotivasi
Pemanfaatan imbalan jasa uang
Teori Motivasi dalam Aplikasi
1. Management by Objective  Cara menggunakan tujuan untuk
memotivasi orang-orang, bukan untuk mengawasi mereka
2. Modifikasi Perilaku  penerapan teroi penguatan kepada
individu-individu dalam situasi kerja. Program dimana para
manajer mengidentifikasi perilaku karyawan yang
dihubungkan dengna kinerja dan kemudian menjadi suatu
strategi intervensi untuk memperkuat perilaku kinerja yang
diinginkan
3. Program pelibatan karyawan  suatu proses partisipasi yang
menggunakan seluruh kapasitas karyawan dan didesain untuk
mendorong peningkatan komitment bagi sukses organisasi
4. Dsn (modul 11 hal 11.52-11.55)
Good Governance & Good Corporate
Governance
Modul 12
Good Governance
Good governance ‘tata kelola yang baik’  suatu proses
yang mengarahkan terciptanya kekuatan dan
kewewenangan yang merata dalam seluruh elemen
masyarakat untuk dapat mempengaaruhi keputusan dan
kebijakan yang berkaitan dengan kehidupan publik
beserta seluruh upaya pembangunan sosial dan ekonomi
mereka.

4 Asas good governance: transparansi (transparency),


pertanggungjawaban (accountability), kewajaran atau
kesetaraan (fairness), dan kesinambungan (sustainibility)
Government ≠ Governance
Government: badan yang menjalankan pemerintahan suatu
negara atay bagian negara seperti propinsi dan turunannya

Governance: interaksi kelembagaan yang meluas, tidak


sekadar terpusat pada pemerintah (negara) tetapi bergeser
ke suatu proses interaksi kepemerintahan yang melibatkan
unsur diluar struktur pemerintahan yang strategis

 Democratic governance  good governance, sistem politik


dan pemerintahan yang dikelola secara adil, transparan,
akuntable, serta melibatkan peran masyarakat
 Authoritarian governance  bad governance, denagn
praktik korupsi dan penyelewengan kekuasan lain
Kriteria untuk membentuk good
governance
1. Adanya legitimasi/dukungan yang kuat dari masyarakat terhadap
institusi publik
2. Adanya kebebasan dalam berpendapat untuk menyampaikan
Aspirasi/kepentingan bagi setiap institusi maupun kelompok-
kelompok masyarakat yang ada
3. Adanya keadilan serta keangkan legal yang berupa kepastian
hukum
4. Adanya akuntabilitas dan transparasi dalam mekanisme birokrasi
5. Tersedianya informasi pembangunan yang dapat diakses oleh
masyarakat dengna mudah dan bebas
6. Terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam penyediaan
pelayanan publik
7. Terbentuknya kerja sama yang baik antara pemerintah dan civil
society organization
Element Governance
Akhmad Syakhorza 3 domain governance yang tidak
terpisahkan dalam satu sistem satu negara

1. Element penyelenggara negara


 Sebagai penggerak ekonomi, pelaksanaan kewenangan
politik, dan pengatur administratif yang berhubungan dengan
urusan warga negara, mengelola proses, dsb
- economic governance: proses pengambilan keputusan yang
mempengaruhi aktifitas ekonomi
- Political governance: proses pembuatan keputusan dan
implementasi kebijakan negara secara legitimate &
authoritative
- Administrative governance  sistem implementasi
kebijakan yang memungkinkan sektor publik berjalan secara
efisien, adil, dan dapat dipertanggungjawabkan dan terbuka
Element Governance
2. Element Masrakat
 terwujudnya pembangunan manusia yang berkelanjutan
tidak hanya bergantung pada negara yang mampu menjalankan
pemerintahan secara baik dan komunitas bisnis yang mampu
menyediakan lapangan pekerjaan, akan tetapi juga bergantung
kepada komunitas masyarakat yang terlibat dalam segala
aktifitas

3. Elemen Pelaku bisnis


 sering disebut sebagai Good Corporate Governance

 Ke tiga element tersebut membuat kita lebih mudah


memahami element Good governance dari PBB-UNHCS
(modul 12 hal 12.9-12.10)
Ciri-Ciri good Governance (1)
Braton & Rothchild (1994)  ciri2 good governance
1. Penyelenggaraan pemerintahan, harus dapat
dipertanggungjawabkan (akuntabilitas)
2. Penyelenggaraan pemerintahan diletakan pada
mekanisme yang jelas dan diinformasikan pada semua
pihak (transparansi)
3. Penyelenggaraan pemerintahan harus bersifat terbuka
sehingga dapat menerima kritik dari pihak lain guna
memperbaiki kinerjanya (equitable)
4. Pemerintah diselenggarakan dengan menegakan
peraturan yang ada (rule of law)
5. Penyelenggaraan pemerintah harus mengakomodasi
kepentingan bersama serta melibatkan masyarakat dan
pihak swasta
Ciri-Ciri good Governance (2)
6. Penyelenggara pemerintahan harus didukung oleh
sumber daya yang memiliki kemampuan dan keahlian
dalam menjalankan tugas-tugasnya (capability)
7. Penyelenggaraan pemerintahan harus peka terhadap
perubahan yang ada dan dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan itu (responsif-adaptif)
8. Sumber daya manusia yang terlibat dalam
penyelenggaraan pemerintahan mampu memilah dan
memisahkan kepentingan pribadi dan kelompok dengan
kepentingan umum/kenegaraan (profesionalisme)
9. Penyelenggaraan pemerintahan harus mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat dengan memanfaatkan fasilitas
dan kapasitas yang ada secara optimal (efektif dan
efisien)
Peranan Good Governance
 Pemberdayaan Masyarakat
 masyarakat sipil sebagai kontrol politik, memiliki posisi
amat strategis secara politik, karena sebagai organ vital
demokrasi di luar struktur kelembagaan formal
 Pelayanan Publik
 untuk menciptakan pelayanan publik yang berkualitas
pemerintah membutuhkan suatu perubahan paradigma/pola
pikir untuk mencari kombinasi yang tepat antara
pendekatan bottom up dengan top down, partial dengan
comperhensive serta keseimbangan antara inward looking
dengan outward looking. Salah satu langkah2nya adalah
(modul 12 hal. 12.13)
Peranan Good Governance
 Korupsi dan good governance
 penerapan good governmance di negara kita menghadapi
hambatan besar di tengah masyarakat yang korup dan
kekuatan civil society yang masih lemah
 Pemberantasan korumsi merupakan agenda utama proyek
governance

 Pemerintah daerah dan Good Governance


 Pemerintah daerah sedang menerapkan dan menegakan
good governance (dampak dari pertemuan local governance
thn 2002) yang menghasilkan 6 kesepakatan (Modul 12 hal.
12.15)
Good Corporate Governance (GCG)
suatu proses dan struktur yang digunakan untuk
meningkatkan keberhasilan usaha, dan akuntabilitas
perusahaan guna mewujudkan/meningkatkan nilai
perusahaan (corporate value) dalam jangka panajang
dengan memperhatikan kepentingan stakeholders
berlandasan peraturan perundang-undangan moral dan
etika

Definisi lainnya di modul 12 hal 12-23-12-24


Good Corporate Governance (GCG)
(1)
3 point penting dari konsept GCG, GCG adalah:
1. Keberhasilan staf dan pemimpin mengelola berbagai
sumber daya organisasi yang mampu mendukung dan
mendorong pengembangan perusahaan dan risiko secara
lebih efektif dan efisien, pertanggungjawaban perusahaan
kepada pemegang saham dan stakeholders lainnya, budaya
perusahaan, proses bisnis, kebijakan, dan struktur
organisasi perusahaan, etika, nilai dan sistem

2. Sejumlah prinsip, kebijakan dan sistem manajemen


perusahan yang mengelola aktifitas operasional perusahaan
secara lebih efisien, efektif, bertanggung jawab dan
menguntungkan bisnis perusaan serta mencapai sasaran
strategis dengan menggunakan berbagai praktek bisnis
yang baik, sesuai dgn peraturan yang berlaku dan sesuai
dengan nilai kemasyarakatan
Good Corporate Governance (GCG)
(2)
3. Sejumlah peraturan yang mengandalkan perusahaan
untuk meraih keuntungan dan pertambahan nilai
lainnya bagi pihak pemegang kepentingan seperti
pemerintah, pemegang saham, pimpinan perusahan,
karyawan, dan bagi perusahaan itu sendiri

 Landasan hukum Good Corporate Governance di


Indonesia (modul 12 hal 12.27-12.28)
Tujuan Penerapan GCG
1. Memaksimalkan aktivitas untuk mencapai visi, misi,
tujuan dan sasaran perusahaan
2. Mengoptimalkan nilai perusahaan dalam kurun waktu
yang panjang dgn meningkatkan penerapan prinsip good
governance, dengan harapan mampu bersaing secara
national maupun international
3. Memaksimalkan pengelolaan perusahaan secara
profesional, tertib aturan, transparansi, efisiens,
memberdayakan fungsi, dan mandiri
4. Mengoptimalkan pengelolaan risiko dan sumber daya
perusahaan ke arah yang lebih produktif
5. Meningkatkan nilai investasi perusahaan
6. Membudayakan setiap pimpinan membuat dan
melaksanakan keputsan berlandasan pada nilai moral
yang tingg
7. Meningkatkan kontribusi dan peranan perusahaan dalam
perekonomian national
Struktur Governance & Mekanisme
Governance
Struktur governance: membicarakan struktur hubungan
pertanggungjawaban dan peran bagian-bagian
perseroan, seperti pemegang saham, komisaris, dan
direksi

Mekanisme governace: membahas mekanisme kerja dan


interaksi aktual antar bagian perseroan tersebut.

Governance structure sangat mempengaruhi Governance


process
Prinsip-Prinsip GCG
1. Transparansi (transparancy)
2. Pengungkapan (disclosure)
3. Kemandirian (independence)
4. Pertanggungjawaban (responsibility)
5. Kewajaran (fairness)

 Modul 12 hal. 12.28-12.29


Elemen GCG
Syakhorza  corporate governance terdiri dari 6
element:
1. Fokus kepada board
2. Hukum dan peraturan
3. Pengelolaan Sumber Daya dengan Kaidah E3P
(efisien, efektif, ekonomis, dan produktif)
4. Transparansi, Akuntability, Responsibility,
Independency, dan fairness (TARIF)
5. Tujuan perusahaan
6. Pengendalaian strategik
Pendekatan dan Ruang Lingkup GCG
1. Pendekatan Moral  menekankan pentingnya
kejujuran, keadilan, taat pada peraturan, menjalankan
pekerjaan sesuai nilai agama yang dianut, dan selalu
bertindak untuk kepentingan bersama
2. Pendekatan Kesisteman (penerapan GCG bagi unsur
dalam perusahaan; berdasarkan bidang/fungsi; bagi
pimpinan)
3. Pendekatan budaya melalui penerapan pedoman
perilaku etis yang berlaku bagi seluruh pelaku
didalam perusahaan
Hambatan penerapan GCG
Hambatan utama penegakan GCG adalah Korupsi, yang
dipengaruhi oleh faktor permintaan dan penawaran.
Faktor permintaan:
1. Regulasi dan otorisasi yang memungkinkan terjadinya
korupsi
2. Karakteristik tertentu dari sistem perpajakan
3. Adanay provisi atas barang dan jasa di bawah harga pasar

Faktor Penawaran:
1. Tradisi birokrasi yang cenderung korup
2. Rendahnya gaji dikalangan birokrasi
3. Kontrol atas institusi yang tidak memadai
4. Transparansi dari peraturan dan hukum
Akibat mengabaikan GCG
1. Timbulnya ketidakpercayaan para pemegang saham
2. Semakin merosotnya ketidak percayaan karyawan,
terjadinya demotivasi kerja dan degradasi moral karyawan
3. Meningkatnya ketidakpercayaan publik
4. Semakin mundurnya kepercayaan kreditur dan mitra kerja
5. Menumbuhkan keraguan pemerintah
6. Dijatuhkannya berbagai sanksi administratif, peringatan,
dan bahkan delisting perusahaan yang sudah go public
7. Munculnya sanksi pidana
8. Munculnya gugatan perdata
9. Tidak ada investor yang akan menanamkan modal
Tindak lanjut Implementasi GCG
1. mereview, merevisi, menyempurnakan berbagai
peraturan sesuai dengan prinsip GCG dan
menyeberluaskan kepada semua anggota organisasi
2. Setiap peraturan dan kebijakan yang dibuat harus
mencantumkan ancaman sanksi terhadap
pelanggaran yang dilakukan setiap anggota
Contoh perusahaan yang menerapkan
GCG
Perusahaan Indonesia dinilai oleh mata international
masih buruk dalam penerapan GCG, GCG Indonesia
paling burk dibandingkan negara ASEAN

1. Bank CIMB Niaga  pemenang GCG award 2009


2. PT. ANTAM  Pemenang GCG award 2010
Penilaian mandiri (Corporate
Governance self assessment checklist)
 Penilaian dan pemantauan GCG bisa dilakukan mandiri
dengan bantuan Kuestioner yang berfungsi sebagai alat
penilaian mandiri yang digunakan untuk mengetahui sejauh
mana pelaksanaan prinsip dan nilai-nilai GCG di lingkungan
perusahaannya

Kelebihan: Sederhana, suatu perusahaan dapat dengan mudah


menilai sendiri bagaimana nilai pelaksanaan GCG

Kekurangan: penilaian yang dilakuakn tidak dilakukan secara


independent, dan dapat menimbulkan ypertanyaan apakah
penilaian tersebut telah dilakukan secara objektif
Pengukuran dan Penilaian Pelaksanaan
GCG
Untuk memaksimalkan pelaksanaan GCG, maka diperlukan
sebuag lembaga yang berfungsi memoitor, menilai dan
mengevaluasi pelaksanaan Good Corporate Governance,
seperti:
1. Komite Audit yang dibentuk oleh dewan komisaris dan
melaporkan pelaksanaaan tugasnya kepada dewan komisaris
2. Badan Pemantauan dan evaluasi penerapan GCG yang dibentuk
oleh doreksi dengan surat keputusan tersendiri
3. Pengawasan atas kebenaran penilaian ke dalam bentuk laporan
korporat
4. Analisis untuk evaluasi guna penyempurnaan proses, hasil, dan
dampaknya

You might also like