Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Hanya dalam beberapa hari setelah konsepsi sampai kematian, jantung terus
menerus berdetak. Pada kenyataanya, sepanjang rentang usia manusia rata-rata,
jantung berkontraksi sekitar tiga miliar kali, tidak pernah beristirahat, kecuali
sepersekian detik diantara denyutan. Dalam sekitar tiga minggu setelah
pembuahan, bahkan sebelum ibu dapat memastikan bahwa ia hamil, jantung
mudigah yang sedang berkembang sudah mulai berfungsi. Diyakini bahwa
jantung merupakan organ pertama yang berfungsi. Pada saat ini mudigah manusia
manusia memiliki panjang beberapa millimeter, seukuran dengan huruf besar pada
halaman ini.
Sistem Kardiovaskuler 1
2. Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan dan
mendistribusikan darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan kemudian
mengembalikanya ke jantung.
3. Darah berfungsi sebagai medium transportasi tempat bahan-bahan yang
akan disalurkan dilarutkan atau diendapkan.
Darah berjalan secara kontinu melalui system sirkulasi ke dan dari jantung
melalui dua lengkung vaskuler (pembuluh darah) tepisah, keduanya berawal dan
berakhir di jantung (lihat gambar). Sirkulasi paru terdiri dari lengkung tertutup
pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah antara jantung dan paru, sedangkan
sirkulasi sistemik terdiri dari pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah antara
jantung dan system organ.
Sistem Kardiovaskuler 2
1.2. Tujuan
Sistem Kardiovaskuler 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 JANTUNG
Gambar : jantung
Sistem Kardiovaskuler 4
serta ventrikel kanan dan kiri. Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9
cm serta tebal kira-kira 6 cm.Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200
sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Setiap
harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu
jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter
darah.
Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada,
bertumpu pada diaphragm thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus
xiphoideus. Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis
costa III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada
tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Tepi
kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra di tepi
lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di
kiri linea medioclavicularis.
Sistem Kardiovaskuler 5
2.1.2 Ruang Jantung
Atrium kanan yang berdinding tipis ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
darah dan sebagai penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik yang mengalir
ke ventrikel kanan. Darah yang berasal dari pembuluh vena ini masuk ke dalam
atrium kanan melalui vena kava superior, vena kava inverior dan sinus koronarius.
Dalam muara vena kava tidak terdapat katup - katup sejati. Yang memisahkan
vena kava dari atrium jantung ini hanyalah lipatan katup atau pita otot yang
rudimenter. Oleh karena itu, peningkatan tekanan atrium kanan akibat bendungan
darah disisi kanan jantung akan dibalikan kembali ke dalam vena sikulasi
sistemik. Sekitar 75% aliran balik vena kedalam atrium kanan akan mengalir
secara pasif kedalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. 25% sisanya
akan mengisi ventrikel selama kontraksi atrium. Pengisian ventrikel secara aktif
ini disebut atrialkick. Hilangnya atrialkick pada disritmia jantung dapat
menurunkan pengisian ventrikel sehingga menurunkan curah ventrikel.
Sistem Kardiovaskuler 6
2. Ventrikel Kanan ( Bilik Kanan)
Sistem Kardiovaskuler 7
berkontraksi. Bahkan sekat pembatas kedua ventrikel (septum interventrikularis)
juga membantu memperkuat tekanan ynang ditimbulkan oleh seluruh ruang
ventrikel selama kontraksi. Pada saat kontraksi, tekanan ventrikel kiri meningkat
sekitar lima kali lebih tinggi dari pada ventrikel kanan ; bila ada hubungan
abnormal antara kedua ventrikel (seperti pada kasus robeknya septum
interventrikularis pasca – infark miokardium), maka darah akan mengalir dari kiri
ke kanan melalui robekan tersebut. Akibatnaya terjadi penurunan jumlah aliran
darah dari ventrikel kiri melalui katup aorta ke dalam aorta.
Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap dari vena ke atria ke
ventrikel ke arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan darah
Sistem Kardiovaskuler 8
mengalir satu arah. Katup-katup terletak sedemikian rupa sehingga mereka
membuka dan menutup secara pasif karena perbedaan tekanan, serupa dengan
tekanan pintu satu arah. Gradient tekanan ke arah depan mendorong katup
terbuka, seperti anda membuka pintu dengan mendorong salah satu sisinya,
sementara gradient tekanan ke arah belakang mendorong katup menutup, seperti
anda mendorong ke pintu sisi lain yang berlawanan untuk menutupnya.
Perhatikan bahwa gradient ke arah belakang dapat mendorong katup menutup,
tetapi tidak dapat membukanya : yaitu, katup jantung bukan seperti pintu ayun
ditempat minuman.
Sistem Kardiovaskuler 9
Katup atrioventrikularis terdiri dari katup trikuspidalis dan katub mitralis.
Daun-daun katup atrioventrikularis halus tetapi tahan lama. Katup trikuspidalis
yang terletak antara atrium dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup.
Katup mitralis yang memisahkan atrium dan ventrikel kiri, merupakan katup
bikuspidalis dengan dua buah daun katup. Daun katup dari kedua katup ini
tertambat melalui berkas-berkas tipis jaringan fibrosa yang disebut
kordatendinae. Kordatendinae akan meluas menjadi otot kapilaris, yaitu tonjolan
otot pada dinding ventrikel. Kordatendinae menyokong katup pada waktu
kontraksi ventrikel untuk mencegah membaliknya daun katup ke dalam atrium.
Apabila kordatendinae atau otot papilaris mengalami gangguan (rupture, iskemia),
darah akan mengalir kembali ke dalam atrium jantung sewaktu ventrikel
berkontraksi.
Sistem Kardiovaskuler 10
Gambar 5: Pencegahan pembalikan katup AV, pembalikan katup AV dicegah
oleh ketegangan pada daun katup yang timbulkan oleh korda tendine
sewatktu otot papilaris berkontraksi
2. Katup Semilunaris
Kedua katup semilunaris sama bentuknya ; katup ini terdiri dari 3 daun katup
simetris yang menyerupai corong yang tertambat kuat pada annulus fibrosus.
Katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta, sedangkan katup pulmonalis
terletak antara ventrikel kanan dan arteria pulmonalis. Katup semilunaris
mencegah aliran kembali darah dari aorta atau arteria pulmonalis ke dalam
ventrikel, sewaktu ventrikel dalam keadaan istirahat. Tepat di atas daun aorta,
terdapat kantung menonjol dari dinding aorta dan arteria pulmonalis, yang disebut
sinus valsalva. Muara arteria koronaria terletak di dalam kantung-kantung
tersebut. Sinus-sinus ini melindungi muara koronaria tersebut dari penyumbatan
oleh daun katup, pada waktu katup aorta terbuka.
Sistem Kardiovaskuler 11
2.1.1 Lapisan Jantung
2.1.4.1 Epikardium
Epicardium adalah lapisan paling luar dari jantung,tersusun dari lapisan sel-sel
mesotelial yang berada di atas jaringan ikat. Pada epicardium terdapat
pericardium.
Sistem Kardiovaskuler 12
Pericardium merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput
yang membungkus jantung dimana teridiri antara lapisan fibrosa dan serosa,
dalam cavum pericardii berisi 50 cc yang berfungsi sebagai pelumas agar tidak
ada gesekan antara pericardium dan epicardium. Epikardium adalah lapisan paling
luar dari jantung yang dibentuk oleh lamina viseralis dari perikardium.
Epikardium berupa membrana serosa yang padat dengan ketebalan yang
bervariasi, banyak mengandung serabut elastis yang berbentuk lembaran, terutama
dibagian provundal. Epikardium melekat erat pada miokardium, membungkus
vasa, nervi dan corpus adiposum, jaringan lemak banyak ditemukan pada jantung.
Kumpulan ganglion padat terdapat pada subepikardium terutama pada tempat
masuknya vena kava kranialis. Lamina parietalis perikardium juga berupa
membran serosa yaitu suatu membran yang terdiri dari jaringan ikat yang
mengandung jala serabut elastis, kolagen, fibroblast, makrofafiksans dan ditutup
oleh mesothelium. Epikardium tersusun atas lapisan sel-sel mesotelial yang
berada diatas jaringan ikat. Jantung bekerja selama kita masih hidup, karena itu
Sistem Kardiovaskuler 13
membutuhkan makanan yang dibawa oleh darah, pembuluh darah yang terpenting
dan memberikan darah untuk jantung dari aorta asendens dinamakan arteri
coronaria.
2.1.4.2 Miokardium
Lapisan otot jantung menerima darah dari arteri koronaria, arteri koronaria kiri
bercabang menjadi arteri desenden anterior dan tiga arteri sirkumfleks. Arteri
koronaria kanan memberikan darah untuk sinoatrial node, ventrikal kanan dan
permukaan diafragma ventrikel kanan. Vena koronaria mengembalikan darah ke
sinus kemudian bersikulasi langsung ke dalam paru-paru. Miokardium merupakan
lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-otot jantung yang berkontraksi
untuk memompa darah, otot-otot jantung ini membentuk bundalan-bundalan otot
yaitu :
Sistem Kardiovaskuler 14
dalam terdiri dari serabut-serabut berbentuk lingkaran. Ini terdapat
dibagian kiri atau kanan dan basis cordis yang membentuk serambi atau
aurikula cordis
2. Bundalan otot ventrikuler, yang membentuk bilik jantung yang dimulai
dari cincin atrio ventrikuler sampai di apek jantung.
3. Bundalan otot atrio ventrikuler, yang merupakan dinding pemisah
antara serambi dan bilik jantung(atrium dan ventrikal).
Tiap-tiap sel otot jantung saling berhubungan untuk membentuk serat yang
bercabang-cabang, dengan sel-sel yang berdekatan dihubungkan ujung ke
Sistem Kardiovaskuler 15
ujungpada struktur khusus yang dikenal sebagai diskus interkalatus (intercalated
disk). Didalam sebuah diskus interkalatus terdapat dua jenis pertautan membrane:
desmoson dan gap junction (lihat gambar 11). Desmosom, sejinis kaut lekat yang
secara mekanis menyatukan sel-sel, banyak dijumpai dijaringan, misalnya jantung
yang saling mendapat tekanan mekanis. Pada interval tertentu disepanjang diskus
interkaltus, kedua membrane berhadapan saling mendekat untuk membentuk gap
junction, yaitu daerah-daerah dengan resistensi listrik yang rendah dan
memungkinkan potensial aksi menyebar dari satu sel jantung ke sel dekatnya.
2.1.4.3 Endokardium
Sistem Kardiovaskuler 16
Pada lapisan endokardium ventrikel terdapat serabut Purkinje yang menjadi salah
satu penggerak sistem impuls konduksi jantung, yang membuat jantung bisa
berdetak. Dinding dalam atrium (endokardium)diliputi oleh membrane yang
mengilat dan terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender yang licin
(endokardium)kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kava.di bagian ini
terdapatbundelan otot parallel yang berjalan ke depan Krista. Ke arah aurikula
dari ujung bawah Krista terminalis terdapat sebuah lipatan endokardium yang
menonjol dan dikenal sebagai valvula vena kava inverior yang berjalan di depan
muara vena inverior menuju ke sebelah tepid an disebut vossa ovalis. Diantara
atrium kanan dan ventrikel kanan terdapat hubungan melalui orifisium artikular.
1. Pembuluh Pulmonaris
2. Pembuluh Sistemik
Pembuluh pulmonaris:
Pembuluh sistemik:
Sistem Kardiovaskuler 17
Arteri sistemik : membawa darah “bersih” dari ventrikel kiri ke sirkulasi
sistemik melalui aorta, cabang-cabang aorta:
• a. koronaria : ke jantung
Sistem Kardiovaskuler 18
–> vena yang bermuara ke v. kava inferior : v. iliofemoralis: dari
tungkai dan panggul
Sistem Kardiovaskuler 19
korteks serebri dan hipotalamus jua dpat mempengaruhi aktivitas saraf otonom
melalui medulla oblongata. Reseptor terletak pada system penghantar jantung,
miokardium dan otot polos pembuluh darah. Stimulasi reseptor akan mengubah
denyut jantung, kecepatan konduksi AV, kekuatan kontraksi mokardium dan
diameter pembuluh darah. Serabut-serabut parasimpatis mempersarafi nodus SA,
otot-otat atrium, dan nodus AV melalui nervus vagus. Serabut parasimpatis juga
meluas sampai ke otot ventrikal, tetapi jalur ini tampaknya kurang memiliki
makna.
Serabut simpatis menyebar keseluruh system konduksi dan miokardium, juga
pada otot polos pembuluh darah. Stimulasi simpatis atau adrenergikjuga
menyebabkan melepasnya epinefrin dan beberapa norepinefrin dari medulla
adrenal. Respons jatung terhadap stimulasi simpatis diperantai oleh pengikatan
norepinefrin dan epinefrin ke reseptoradrenergik tertentu: reseptor alfa terletak
pada sel-sel otot polos embuluh darah,menyebabkan terjadinya vasokonstriksi dan
reseptor beta yang terletak pada nodus AV, nodus SA, dan miokardium,
menyeabkan peningktan denyut jantung, peningkatan kecepatan hantaran
melewati nodus AV, dan peningkatan kontraksi miokardium, stimulasi reseptor
ini menyebabkan vasodilatasi. Hubungan system saraf simpatis dan parasimpatis
bekerja untuk menstabilkan tekanan darah arteri dan curah jantung untuk
mengatur aliran darah sesuai kebutuhan tubuh. Curah jantung dan tekanan arteria
dapat ditinggikan melalui rangsangan pada saraf simpatis dan hambatan pada
saraf parasimpatis. Hal ini dapat menigkatkan kecepatan denyut jantung,
meningkatkan kekuatn kontraksi, dan vasokonstriksi.
Sistem Kardiovaskuler 20
mengurangi kekuatan kontraksi. Pusat saraf tertinggi yang terlibat adalah : kortek
serebral, hipotalamus. Pusat jantung pada medulla oblongata terdiri dari : a.Pusat
aselerator jantung
Sistem Kardiovaskuler 21
2.1.7 Sistem Sirkulasi
Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik (dari seluruh tubuh) masuk ke
atrium kanan melalui vena besar yang dikenal sebagai vena kava. Darah tersebut
telah diambil O2-nya dan ditambahi dengan CO2. Darah yang miskin akan oksigen
tersebut mengalir dari atrium kanan melalui katup trikuspidalis ke ventrikel
kanan, yang memompanya keluar melalui arteri pulmonalis ke paru. Dengan
demikian, sisi kanan jantung memompa darah yang miskin oksigen ke
sirkulasi paru. Di dalam paru, darah akan kehilangan CO2-nya dan menyerap O2
segar sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Darah kaya
oksigen yang kembali ke atrium kiri ini melalui katub bikuspid atau mitral
kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri , bilik pompa yang memompa atau
mendorong darah ke semua sistim tubuh kecuali paru.
Sistem Kardiovaskuler 22
2.1.7.2 Sirkulasi sistemik
Darah kaya oksigen kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri, bilik pompa
yang memompa atau mendorong darah ke semua sistim tubuh kecuali paru
melalui arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri yag disebut
aorta. Aorta bercabang menjadi arteri besar dan mendarahi berbagai jaringan
tubuh.
Darah arteri yang sama tidak mengalir dari jaringan ke jaringan. Jaringan akan
mengambil O2 dari darah dan menggunakannya untuk menghasilkan energi.
Dalam prosesnya, sel-sel jaringan akan membentuk CO2 sebagai produk buangan
atau produk sisa yang ditambahkan ke dalam darah. Kemudian darah yang
menjadi kekurangan O2 dan mengandung CO2 berlebih akan kembali ke sisi kanan
jantung dan memasuki siklus paru. Selesailah satu siklus dan terus menerus
berulang siklus yang sama setiap saat.
Kedua sisi jantung akan memompa darah dalam jumlah yang sama. Volume
darah yang beroksigen rendah yang dipompa ke paru oleh sisi jantung kanan
memiliki volume yang sama dengan darah beroksigen tinggi yang dipompa ke
Sistem Kardiovaskuler 23
jaringan oleh sisi kiri jantung. Sirkulasi paru adalah sistim yang memiliki tekanan
dan resistensi rendah, sedangkan sirkulasi sistemik adalah sistim yang memiliki
tekanan dan resistensi yang tinggi. Oleh karena itu, walaupun sisi kiri dan kanan
jantung memompa darah dalam jumlah yang sama, sisi kiri melakukan kerja yang
lebih besar karena ia memompa volume darah yang sama ke dalam sistim dengan
resistensi tinggi. Dengan demikian otot jantung di sisi kiri jauh lebih tebal
daripada otot di sisi kanan sehingga sisi kiri adalah pompa yang lebih kuat.
Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari vena ke
atrium ke ventrikel ke arteri. Adanya empat katup jantung satu arah
memastikan darah mengalir satu arah. Katup jantung terletak sedemikian rupa
sehingga mereke membuka dan menutup secara pasif karena perbedaan gradien
tekanan. Gradien tekanan ke arah depan mendorong katup terbuka sedangkan
gradien tekanan ke arah belakang mendorong katup menutup.
2.1.7.3.Sirkulasi Koroner
Efisiensi jantung sebagai pompa bergantung pada nutrisi dan oksigenesi otot
jantung melalui sirkulasi koroner. Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan
epikardium jantung, membawa oksigen dan nutrisi ke miokardium melalui
cabang-cabang intermiokardial yang kecil-kecil. Untuk dapat mengetahui akibat
penyakit jantung koroner, maka kita harus mengenal terlebih dahulu distribusi
arteria koronaria ke otot jantung dan system konduksi
1. A koronaria kiri
• A desending aterior
• A sirkumfleksa
1. A koronaria kanan
• interventrikuler posterior
• desending posterior
Sistem Kardiovaskuler 24
1. Gangguan pada aliran darah ---> O2 untuk miokardium kurang
2. Pembentukan obstruksi lemak (plak ateromatous) sepanjang dinding
pembuluh darah (aterosklerosis) --> aliran darah berkurang untuk periode
waktu lama
3. Konstriksi/spasme atau trombus ---> aliran darah dapat berkurang dengan
cepat dan intermiten
4. Gangguan aliran pembuluh darah yang berat ---> nyeri dada (angina
pektoris)
5. Vena koronaria membawa darah “kotor” dari otot jantung, bermuara ke
atrium kanan
Sistem Kardiovaskuler 25
2.1.7.3.Sirkulasi darah
Peredaran darah terjadi pada janin dalam kandungan agak berlainan dengan
perdaran darah orang yang telah dilahirkan atau orang dewasa. Keistimewaan
perdaran darah janin dalam kandungan yaitu oksigen dan zat makanan yang
diperlukan diambil dari darah ibu.
Sistem Kardiovaskuler 26
d. Plasenta : jaringan dinding rahim yang banyak mempunyai jonjot
mengandung pembulu darah yang berfungsi sebagai tempat pertukaran zat,
dimana zat yang di perlukan akan diambil dari darah ibu dan yang tidak
berguna akan dikeluarkan. Plasenta terbentuk kira-kira minggu kedelapan
yang menempel pada endometriumdan terikat kuat sampai bayi lahir.
Fungsi plasenta :
Menydiakan makanan untuk janin dalam kandungan yang di ambil
dari darah ibu,
Bekerja sebagai paru-paru fetus dengan menyediakan oksigen pada
janin dalam kandungan,
Menyingkirkan sisa pembakaran dari janin,
Penghalang mikroorganisme penyakit masuk ke dalam janin.
a. vena umbilikasis : yaitu pembulu darah yang membawa darah dari
plasenta ke peredaran darah janin. Darah yang dibawa oleh vena
umbilikasis banyak mengandung zat makanan dan oksigen .
b. arteri umbilikasis : pembulu darah yang membawa darah janin ke
plasenta jumlahnya sua buah. Kedua pebulu darah ini membawa zat sisa
makanan dan karbon sioksida dari tubuh bayi ke dalam plsenta. Arteri dan
vena umbilikasis tebungkus menjadi satu dalam satu saluran yang disebut
duktus umbilikasis atau tali pusat.
Dari plasenta melalui vena umbilikalis, darah yang banyak mengandung zat
makanan dan oksigen dialirkan kedalam tubuh janin melalui vena kava inferior
dan vena porta menuju atrium dekstra.
Dari atrium sinistra melalui foramen ovale. Darah yang berasal dari ventrikel
sinistra diedarkan ke seluruh tubuh dan dari ventrikel dekstra melalui arteri
pulmonalis menuju paru-paru, karena paru-paru belum bekerja maka darah dari
arteri pulmonalis tersebut malalui duktus arteriosus botali masuk ke aorta dan
diedarkan ke seluruh tubuh.
Sistem Kardiovaskuler 27
Darah yang telah digunakan oleh janin banyak mengandung zat-zat sisa
pembakaran dan sisa makanan. Darah ini berjalan melalui arteri aliaka interna
masuk ke arteri umbilikalis melalui duktus umbilikalis masuk ke plasenta.
Pada saat lahir, bayi akan segera menagis dengan kuat sambil bernafas
sehingga udara akan diisap ke paru-paru. Pada saat itu paru-paru mengmbang dan
terjadilah perubahan yang besar dalam tubuh bayi.
Sistem Kardiovaskuler 28
Gambar : sirkulasi janin
1. Sembilan puluh Sembilan persen sel otot jantung adalah sel kontraktif,
yang melakukan kerja mekanis, yaitu memompa. Sel-sel pekerja ini dalam
keadaan normal tidak menghasilakan sendiri potensial aksi.
2. Sebaliknya, sebagian kecil sel sisianya, sel otoritmik, tidak berkontraksi
tapi mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi
yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja.
Sistem Kardiovaskuler 29
Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka, yang membranya tetap berada
pada potensial istirahat yang konstan yang kecuali apabila dirangsang. Sel-sel
otoritmik jantung tidak memiliki potensial istirahat. Sel-sel tersebut
memperlihatkan aktivitas pemacu (pacemaker activity), yaitu membrane meraka
secara perlahan mengalami depolarisasi, atau bergeser, atara potensial-potensial
aksi sampai ambang tercapai, pada saat membrane mengalami potensial aksi (lihat
gambar 13). Melalui siklus pergeseran dan pembentukan potensial aksi yang
berulang-ulang tersebut, sel-sel otoritmis ini secara siklis mencetuskan potensial
aksi, yang kemudia menyebar keseluruh jantung untuk mencetuskan denyut secara
berirama tanpa perangsangan saraf apapun.
Sistem Kardiovaskuler 30
Gambar 14 : system penghantar khusus pada jantung
Pada perbandingan dua sel otoritmik (lihat gambar 15), sel A memiliki
kecepatan dipolarisasi yang lebih besar dan dengan demikian, sel A mencapai
ambang lebih cepat dan menghasilkan potensial aksi lebih cepat dari pada sel B.
sel-sel jantung yang memiliki kecepatan pembentukan potensial aksi tertinggi
terletak di nodus SA. Sekali potensial aksi timbul disalah satu otot jantung,
potensial aksi tersebut akan menyebar ke seluruh miokardium melalui gap
junction dan system penghantar khusus. Oleh karena itu, nodus SA, yang dalam
keadaan normal memprlihatkan kecepatan otoritmisitas tertinggi, yaitu 70-80
potensial aksi/menit, menjalankan bagian jantung sisanya dengan kecepatan ini
dikenal sebagai pemacu (pacemaker, penentu irama) jantung. Jaringan otoritmik
lain tidak mampu menjalankan kecepatan mereka yang rendah, karena mereka
sudah diaktifkan oleh potensial aksi yang berasal dari nodus SA sebelum mereka
mencapai kambang dengan irama mereka yang lebih lambat.
Sistem Kardiovaskuler 31
Sembilan puluh tujuh gerbong lainya harus ditarik agar dapat bergerak. Salah satu
lokomotif (nodus SA) dapat berjalan sendiri 70 mil/jam, lokomotif lain (nodus
AV) 50 mil/jam dan lokomotif terakhir (serabut purkinje) 30 mil/jam. Apabila
seluruh gerbong tersebut disatukan lokomotif yang mampu berjalan dengan
kecepatan 70 mil/jam akan menarik gerbong lainya dengan kecepatan tersebut.
Lokomotif yang bergerak lebih lambat akan tertarik dengan kecepatan lebih tinggi
oleh lokomotif tercepat dan demikian, tindak mampu berjalan dengan kecepatan
mereka sendiri yang lebih lambat selama mereka ditarik oleh lokomotif tercepat.
Kesembilan puluh tujuh gerbong lainya (sel-sel pekerja kontraktil, nonotoritmik),
yang tidak mampu berjalan sendiri, akan berjalan dengan kecepatan apapun yang
ditentukan oleh lokomotif tercepat yang menarik mereka.
Apabila karena suatu hal lokomotif tercepat rusak (kerusakan pada nodus SA),
lokomotif tercepat kedua (nodus AV) akan mengambil alih dan kereta akan
berjalan dengan kecepatan 50 mil/jam yaitu, apabila nodus SA nonfungsional.
Nodus AV akan menjalankan aktivitas pemacu (lihat gambar 19). Jaringan
otoritmik bukan nodus SA adalah pemacu laten yang dapat mengambil alih,
walaupun dengan keceptan yang lebih rendah, apabila pemacu normal tidak
bekerja. Apabila hantaran impuls antara atrium dan ventrikel terhambat, atrium
akan terus berdenyut dengan kecepatan 70 kali/menit, dan jaringan ventrikel, yang
tidak dijalankan oleh kecepatan nodus SA yang lebih tinggi, berdenyut dengan
kecepatan 30 kali/menit yang dimulai oleh sel otoritmik ventrikel (serabut
purkinje). Situasi ini dapat diperbandingkan dengan rusaknya lokomotif ke dua
(nodus AV), sehingga lokomotif utama (nodus SA) terputus dari lokomotif ketiga
(serabut purkinje) dan gerbong lainya. Lokomotif utama terus melaju dengan
kecepatan 70 mil/jam sementara bagian kereta lainya berjalan dengan kecepatan
30 mil/jam. Fenomena seperti itu, yang dikenal sebagai blok jantung total
(complete heart block), timbul apabila jaringan penghantar antara atrium dan
ventrikel rusak dan tidak berfungsi. Kecepatan denyut ventrikel 30 kali/menit
hanya akan dapat menunjang gaya hidup yang sangat santai pada kenyataanya
pasien biasanya menjadi koma. Pada keadaan-keadaan dengan kecepatan denyut
jantung sangat rendah, misalnya kegagalan nodus SA atau blok jantung, dapat
digunakan alat pacu buatan (aktifisial pacemaker). Alat yang ditanam tersebut
Sistem Kardiovaskuler 32
secara ritmis menghasilkan inpuls yang menyebar keseluruh jantung untuk
menjalakan baik atrium maupun ventrikel dengan kecepatan lazim.
Suatu potensial aksi yang berasal dari nodus SA pertama kali menyebar ke
kedua atrium, terutama dari sel ke sel melalui gap junction. Selain itu, beberapa
jalur penghantar khusus yang batasnya tidak jelas mempercepat penghantar inpuls
melalui atrium :
Sistem Kardiovaskuler 33
jaringan ikat yang tidak menghantarkan listrik, satu-satunya cara agar
potensial aksi dapat menyebar ke ventrikel adalah dengan melawati nodus
AV. Jalur penghantar antarnodus mengarahkan penyebaran potensial aksi
yang berasal dari nodus SA ke nodus Av untuk memastikan kontraksi
sekuensial ventrikel setelah kontraksi atrium.
Potensial aksi relative lebih lamabat melalui nodus AV. Kelambanan ini
menguntungkan karena menyediakan waktu agar terjadi pengisisn ventrikel
sempurna impuls tertunda sekitar 0,1 detik (perlambat an nodus AV, AV noday
delay) yang memungkinkan atrium mengalami depolarisasi sempurana dan
berkontraksi , mengosongkan isi mereka ke dalam ventrikel, sebelum depolarisasi
dan kontraksi ventrikel terjadi.
System penghantar ventrikel lebih terorganisasi dan lebih penting dari pada
jalur penghantar antaratrium dan antar nodus. Karena masa ventrikel jauh lebih
besar dari pada masa atrium harus terdapat system penghantar yang cepat untuk
segera menyebarkan eksitesi di ventrikel. Jika proses depolarisasi ventrikel
keseluruhan bergantung pada penyebaran impuls sel ke sel melalui gap junction,
jaringan ventrikel yang berdekatan dengan nodus AV akan tereksitasi dan
berkontraksi sebelum impuls sampai ke apeks jantung. Hal ini tentu saja
menyebabkan pemompaan tidak efektif. Perambatan potensial aksi secara cepat
melalui berkas his dan pendistribusianya secara difus dan cepat keseluruh jaringan
purkinje menyebabkan pengaktifan sel-sel miokardium ventrikel di kedua bilik
hamper terjadi secara bersamaan. Hal ini memastikan bahwa kontraksi yang
terjadi adalah tunggal, terkoordinasi, dan mulus yang dapat secara efisien
menyemprotkan darah ke dalam sirkulasi paru dan sistemik pada saat yang sama.
Sistem Kardiovaskuler 34
2.1.9 Proses Mekanisme Siklus Jantung
Siklus jantung terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan isi) dan
dilastol (relaksasi dan pengisian jantung) bergantian. Atrium dan vantrikel dan
mengalami siklus sistole dan diastole yang terpisah. Kontraksi terjadi akibat
penyebaran eksitasi otot jantung, sedangkan relaksasi timbul setelah repolarisasi
otot jantung. Pembahasan berikut berkaitan dengan berbagai proses yang terjadi
secara bersamaan selama siklus jantung, termasuk gambaran EKG, prubahan
tekanan, perubahan volume, aktivitas katub, dan bunyi jantung. Referensi ke (
lihat gambar) akan mempermudah pembahasan ini. Yang akan dijelaskan hanylah
kejadian-kejadian disisi kiri jantung, tetapi perlu diingat bahwa disisi kanan
jantung juga berlangsung kejadian yang sama, kecuali bahwa tekanannya lebih
rendah. Pembahasan kita akan di awali dan diakhiri oleh diastol ventrikel untuk
menyelesaikan satu siklus penuh jantung.
Sistem Kardiovaskuler 35
Selama diastol ventrikel dini, atrium juga masih berada dalam keadaan diastol.
Tahap ini sesuai dengan interval TP pada EKG-interval setelah repolarisasi
ventrikel dan sebelum depolarisasi atrium berikutnya. Karena aliran masuk darah
yang kontinu dari system vena ke dalam atrium, tekanan atrium sedikit melebihi
tekanan ventrikel walaupun kedua bilik tersebut melemas ( lihat gambar 9-20 ).
Akibatnya, volume ventrikel perlahan-lahan meningkatkan bahkan sebelum
atrium berkontraksi (titik 2). Pada akhir diastol ventrikel, nodus SA mencapai
ambang dan membentuk potensial aksi. Impuls sebagai gelombang P (titik 3).
Depolarisasi atrium menimbulkan kontraksi atrium, yang memeras lebih banyak
darah ke dalam ventrikel, sehingga terjadi peningkatan kurva tekanan atrium (titik
4).proses pengabungan eksitasi-kontraksi terjadi selama jeda singkat antara
gelombang P dan peningkatan tekanan atrium. Peningkatan tekanan ventrikel
yang menyertai (titik 5) yang berlangsung bersamaan dengan peningkatan tekanan
atrium disebabkan oleh penambahan volume darah ke ventrikel oleh kontraksi
atrium (titik 6 dan jantun B). selama kontraksi atrium, tekanan atrium tetap sedikit
lebih tinggi daripada tekanan ventrikel, sehingga katub AV tetap tebuka.
Diastol ventrikel berakhir pada awal kontraksi ventrikel. Pada saat ini,
kontraksi atrium dan pengisian ventrikel telah selesai. Volume darah di ventrikel
pada akhir diastol (titik 7) dikenal sebagai volume diastolic akhir (end diastolic
volume, EDV), yang besarnya sekitar 135 ml. selama siklus ini tidak ada lagi
darah yang ditambahkan ke ventrikel. Dengan demikian, volume diastolic akhir
adalah jumlah darah maksimum yang akan dikandung ventrikel selama siklus ini.
Setelah eksitasi atrium, impuls berjalan melaui nodus AV dan system
penghantar khusus untuk merangsang ventrikel. Secara simulat, terjadi kontraksi
atrium telah selesai. Kompleks QRS yang mengawali eksitasi ventrikel ini (titik
8), menginduksi kontraksi ventrikel. Kurva tekanan ventrikel menigkat secara
cepat segera setelah kompleks QRS muncul. Mengisyaratkan pemulaan sistol
ventrikel (titik 9). Jeda singkat antara kompleks QRS dan awitan sebenarnya sistol
ventrikel adalah waktu yang diperlukan untuk berlangsung proses pengabungan
eksitasi-kontraksi. Ketika kontraksi ventrikel dimulai, tekanan ventrikel segera
melebihi tekanan atrium. Perbedaan tekanan yang terbalik ini mendorong ketup
AV menutup (titik 9).
Sistem Kardiovaskuler 36
Setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium dan katub AV telah
tertutup, tekanan harus teus meningkat sebelum tekanan tersebut dapat melebihi
tekanan aorta untuk membuka katub aorta. Dengan demikian, terdapat periode
waktu singkat antara penutupan katub AV dan pembukaan katub aorta pada saat
ventrikel menjadi suatu bilik tertutup (titik 10). Karena katub tertutup, tidak ada
darah yang mesuk atau keluar ventrikel vebtrikel selama waktu ini. Interval ini
disebut sebagai periode kontraksi ventrikel isovolumetrik (isovolumetric berarti
“volume dan panjang konstan”) (jantung C). karena ada darah yang masuk atau
keluar ventrikel, volume bilik ventrikel tetap dan penjang serat-serat otot juga
tetap. Keadaan isovolumetrik ini serupa dengan kontraksi isometric pada otot
rangka. Selama periode kontraksi ventrikel isovolumatrik, tekanan ventrikel terus
meningkat karena volume tetap (titik 11).
Pada saat tekanan ventrikel melebihi tekanan aorta (titik 12), katub aorta
dipaksa membuka dan darah mulai menyemprot (jantung D), karva tekanan aorta
meningkat ketika darah dipaksa berpindah dari ventrikel ke dalam aorta lebih
cepat daripada darah yang mengalir ke pembulu-pembulu yang lebih kecil di
ujung yang lain (titik 13). Volume ventrikel berkurang secara drastis sewaktu
darah dengan cepat dipompa ke luar (titik 14). Sistol ventrikel dan fase ejeksi
(penyedotan) ventrikel.
Ventrikel tidak mengosongkan diri secara sempurna selama penyemprotan.
Dalam keadaan normal, hanya sekitar separuh dari jumlah darah yang terkandung
di dalam ventrikel pada akhir diastol dipompa ke luar selama sistol. Jumlah darah
yang tersisa di ventrikel pada akhir sistol ketika fase ejeksi usai disebut sebagai
volume sitolik akhir (and-systolic volume, EVS),yang besarnya sekitar 65 ml
(titik 15). Ini adalah jumlah darah paling sedikit yang terdapat di dalam ventrikel
selama siklus ini.
Jumlah drah yang dipopa ke luar dari setiap ventrikel pada setiap kontraksi
sikenal sebagai volume/ ini sekuncup (stroke volume,SV);SC setara dengan
volume diastolic akhir dikurangi volume systolic akhir; dengan kata lain,
perbedaan antara volume setelah darah di ventrikel sebelum kontraksi dan volume
setelah kontraksi adalah jumlah darah yang disemprotkan selama kontraksi. Pada
Sistem Kardiovaskuler 37
contoh kita, volume diastolic akhir adalah 135 ml, volume systolic akhir 65 ml,
dan volume secukup adalah 70ml.
Gelombang T menandakan repolarisasi yang terjadi di akhir sistol ventrikel
(titik 16). Ketika ventrikel mulai berelaksasi karena repolarisasi, tekanan ventrikel
turun dibawah tekanan aorta dan katub aorta menutup (titik 17). Penutupan katub
aorta menimbulkan gangguan atau takik pada kurva tekanan aorta (titik 18) yang
dikenal sebagai takik dikrotik (ditrotik notch). Tidak ada lagi darah yang keluar
dari ventrikel selama siklus ini karena katub aorta telah tertutup. Namun katub
AV belum terbuka karena tekanan ventrikel masih lebih tinggi daripada tekana
atrium. Dengan demikian, semua katub sekali lagi tertutup dalam waktu singkat
yang dikenal sebagai relaksasi ventrikel isovolumentrik (titik 19 dan jantung E).
panjang serat otot dan volume bilik (titik 20) tidak berubah. Tidak ada darah yang
masuk atau keluar seiring dengan relaksasi ventrikel dan tekanan terus turun.
Sewaktu tekanan ventrikel turun sibawah tekanan atrium, katub AV membuka
(titik 21) dan pengisian ventrikel terjadi kembali. Diastol ventrikel mencakup
periode relaksasi ventrikel isovolumetrik dan fase pengisian ventrikel.
Repolarisasi atrium dan depolarisasi ventrikel terjadi secara bersamaan,
sehingga atrium berada dalam diastol ventrikel sepanjang sistol ventrikel. Darah
terus mengalir dari vena pulmonalis ke dalam atrium kiri. Karena darah yang
masuk ini terkumpul di atrium, tekanan atrium terus meningkat (titik 22). Sewaktu
AV terbuka pada akhir sistol ventrikel, darah darah yang terkumpul di atrium
selama sistol ventrikel dengan cepat mengalir ke ventrikel. Dengan demikian,
mula-mula pengisian ventrikel berlangsung cepat (titik 23) karena peningkatan
tekanan atrium akibat pinimbunandarah di atrium. Kemudian pengisian ventrikel
melambat (titik 24) karena darah yang tertimbun tersebut telah disalurkan ke
ventrikel, dan tekanan atrium mulai turun. Selama periode penurunan pengisian
ini, darah terus mengalir dari vena-vena pilmonalis ke dalam atrium kiri dan
melalui katub AV yang terbuka ke dalam ventrikel kiri. Selam diastol ventrikel
tahap akhir, sewaktu pengisian ventrikel berlangsung lambat, nodus SA kembali
mengeluarkan potensial aksi (titik 25) dan siklus jantung dimulai kembali.
Sebagian besar pengisian ventrikel harus terjadi pada awal diastol saat fase
pengisian cepat. Ketika kecepatan denyut jantung meningkat, durasi diastol
Sistem Kardiovaskuler 38
berkurang jauh lebih besar daripada penurunan lama sistol. Sebagai contoh,
apabila kecepatan denyut jantung meningkat dari 75 menjadi 180 kali per menit,
durasi diastol berkurang sekitar 75% dari 500 mdet menjadi 125 mdet. Hal ini
sangat mengurangi waktu yang tersedia untuk relaksasi dan pengisian ventrikel.
Namun, karena sebagai besar pengisian ventrikel terjadi pada awal diastol,
pengisian tidak terlalu terganggu ketika kecepatan denyut jantung meningkat,
misalnya ketika berolahraga ( lihat gambar).
Namun, terdapat batas sampai serapa cepat dapat berdenyut tanpa mengalami
penurunan periode diastol sampai ke titik tertentu pengisian ventrikel sangat
terganggu.pada kecepatan denyut jantung yang melebihi 200 kali per menit, waktu
diastolick terlalu singkat untuk pengisian ventrikel yang adekuat. Apabila
pengisian tidak adekuat, curah jantung berkurang. Dalam keadaan normal,
kecepatan ventrikel tidak melebihi 200 kali per menit karena periode refrakter
nodus AV yang relatif lama tidak akan memungkinkan pengahantaran impuls ke
ventrikel lebih cepat dari pad tingkat tersebut.
Sistem Kardiovaskuler 39
Gambar 9.20.
Sistem Kardiovaskuler 40
Bunyi normal jantung, S1 dan S2 terutama dihasilkan oleh penutupan katup
jantung. Waktu antara S1 dan S2 berhubungan dengan sistolik dan normalnya
lebih pendek dari waktu dan antara S2 dan S1(diastolic).Bila frekuensi bunyi
jantung meningkat diastole akan memendek.
Bunyi LUB yang rendah disebabkan oleh penutupan katup mitral dan
trikuspidialis, lamanya kira-kira 0,15detik dan frekuensinya 25-45 Hz.
Terpisahnya bunyi jantung pertama dan kedua adalah karena penutupan kedua
katup yang tidak bersamaan sebagai akibat dari kontraksi ventrikel yang satu
terjadi setelah kontraksi ventrikel yang lain.
S1 S2 S1 S2 S1 S2
Bunyi DUP yang lebih pendek dan nyaring yang disebabkan oleh menutupnya
katup aorta dan pulmonal segera setelah sistolik ventrikel berakhir.Frekuensinya
50Hz dan berakhir 0,15 detik. Bunyi ini keras dan tajam ketika tekanan diastolic
dalam aorta atau arteri pulmonalis meningkat. Masing-masing katup menutup
dengan kuat pada akhir sistolik. Pemisahan bunyi jantung kedua kedalam bunyi
inspeksi adalah normal dan terdengar sangat keras pada orang yang masih muda.
Hal ini dikarenakan sedikit agak bertundanya penutupan katup pulmonaris karena
aliran darah keventrikel kanan.
Bunyi ini lemah, didengar kira-kira sepertiga jalan diastolic. Pada individu
muda ini bertepatan dengan masa pengisian cepat ventrikel. Hal ini mungkin
disebabkan oleh getaran yang timbul karena desakan darah yang lamanya 0,1
detik.Maka bunyi jantung menjadi triplet dan menimbulkan efek akustik seperti
gallop kuda,bunyi ini terjadi pada awal diastolic, selama fase pengisian cepat
Sistem Kardiovaskuler 41
siklus jantung atau pada akhir kontraksi atrium disebut suara ketiga (S3).Suara ini
terdengar pada pasien yang mengalami penyakit miokard atau yang menderita
gagal jantung kongestif dan yang ventrikelnya gagal menyemburkan semua darah
selama sistolik. Gallop S3 terdengar pada pasien yang berbaring pada sisi kiri.
S1 S2 S3 S1 S2 S3 S1 S2 S3
Bunyi ini terkadang dapat didengar sebelum bunyi pertama bila tekanan
atrium tinggi atau ventrikel kaku seperti pada hipertrofi ventikel.
S4 S1 S2 S4 S1 S2 S4 S1 S2
1. Automaticity
2. Conductivity
3. Excitability
4. Contractility
2.1.11.1 Automaticity
Impuls spontan —> perubahan potensial listrik dari sel otot jantung (depolarisasi)
Depolarisasi spontan terjadi secara ritmik dan memulai terjadinya kontraksi
jantung.
2.1.11.2 Conductivity
2.1.11.3 Excitability
Sistem Kardiovaskuler 42
Kemampuan sel otot jantung untuk memberikan respon terhadap rangsangan
dari luar sel yang dirangsang memberikan respon berupa depolarisasi, perubahan
potensial yang terjadi akan menginduksi sel di dekatnya untuk depolarisasi terjadi
karena perpindahan ion-ion sodium, potasium dan kalsium di dalam dan di luar
sel.
2.1.11.4 Contractility
Sistem Kardiovaskuler 43
tubuh, susunan spesifik dari tiap-tiap pasangan koneksi itu disebut lead. Kedua
belas lead tersebut masing-masing merekam aktivitas listrik dijantung dari lokasi
yang berbeda-enam susunan listrik dari ekstermitas dan enam lead dada di
berbahgai tempat disekitar jantung. Kedua belas lead tersebut digunakan secara
rutin di semua rekaman EKG sebagai dasar untuk perbandingan dan untuk
mengenali adanya deviasi dari normal (lihat gambar).
Sistem Kardiovaskuler 44
menyatakan hal khusus kecuali urutan gelombang. Eithoven sekedar
menggunakan alphabet tengah ketika member nama gelombang-gelombang
tersebus).
Sistem Kardiovaskuler 45
Kelainan kecepatan denyut jantung
Takikarida
Ekstrasistol
Fibrilasi ventrikel
Sistem Kardiovaskuler 46
Blok jantung total
Sistem Kardiovaskuler 47
Terdiri dari lapisan :
• TUNICA INTIMA
• TUNICA MEDIA = terdiri dari sel otot polos, sel elastin, dan serabut
jaringan ikat
Pada saat keluar dari jantung, darah mempunyai tekanan yang tinggi
arteri mempunyai dinding yang tebal, berotot dan agak elastic makin jauh dari
jantung, arteri besar menjadi lebih berotot, dan jumlah jaringan elastis berkurang
arteri akan bercabang-cabang menjadi lebih kecil dan lebih banyak, arteri yang
terkecil disebut arteriol kapiler merupakan perpanjangan dari tunika intima
arteriol, menghubungkan arteriol dan venul —> menjembatani penyediaan darah
ke jaringan dan pengembalian darah ke jantung
Sistem vena:
Dibandingkan dengan arteri: diameter lebih besar, dinding lebih tipis, lebih lunak
dan relatif tidak berotot tekanan aliran darah balik ke jantung lebih rendah
vena yang terkecil disebut venul vena dan venul mempunyai katup-katup untuk
mencegah aliran balik dari darah Vena: pembuluh darah yang membawa darah ke
jantung Arteri: pembuluh darah yang membawa darah dari jantung
Mikrosirkulasi: sirkulasi darah melalui pembuluh darah yang paling kecil —>
diperlukan untuk kehidupan jaringan
Sistem Kardiovaskuler 48
Mikrosirkulasi :
Otot polos arteriol dapat berkontraksi —> dapat menyempit —> menimbulkan
tahanan terhadap aliran darah —> mengatur jumlah darah yang melalui
mikrosirkulasi ke jaringan O2 berdifusi ke jaringan dan CO2 masuk ke kapiler
karena perbedaan tekanan Aliran nutrisi dan zat-zat sisa dalam melintasi dinding
pembuluh darah —> karena perbedaan tekanan
Aliran darah diatur oleh: pusat vasomotor di otak berhubungan dengan sel otot
polos arteriol zat-zat metabolit lokal, katekolamin, norepinefrin, perubahan pH,
perubahan tekanan oksigen, beberapa obat-obatan.
Sistem Kardiovaskuler 49
1. Aorta asendens : muncul pada basis ventrikel sinistra berjalan ke atasa
dan depan, panjangnya kira-kira 5cm, mempunyai dua cabang yaitu arteri
koronia dekstra dan arteri koronia sinstra.
a. Arteri koronia dekstra : berasal dari sinus anterior memberikan darah
untuk jantung kanan, memperdarahi sel otot miokardium.
b. Arteri koronia sinistra : memberikan darah untuk jantung kiri berasal
dari sinus posterior aorta untuk memperdarahi otot lapisan jantung
miokardium.
1. Arkus aorta : merupakan lanjutan aorta asendens melengkung kea rah
kiri, terletak di belakang manubrium sterni berjalan ke atas, ke belakang
dank ke kiri trakea sedikit turun ke bawah sampai vertebra torokalis
keempat. Arkus aorta mempnyai cabang-cabang sebagai berikut :
a. Arteri brakhiosepalika (arteri anonima) : merupakan arteri terbesar
setelah aorta, mempunyai cabang.
1. Arteri korotis komunis dekstra, memberikan darah untuk kepala,
2. Arteri subklavia dekstra memberikan darah untuk anggota gerak
atas bagian kanan.
3. Aorta desendens: merupakan lanjutan dari arkus aorta menurun mulai dari
vertebrata torakalis IV. Setelah itu berjalan di sebelah kiri korpus
vertebra setinggi angulus sterni, kemudian berlanjut pada mediastinum
posterior sampai vertebrae XII melewati hiatus aortikus diafragma
berlanjut sampai vertebra lumbalis IV kemudian bercabang dua menjadi
aorta torakalis dan aorta abdominalis.
Sistem Kardiovaskuler 50
vertebra XII melewati hiatus aortikus diafragma di garis tengah
berlanjut ke bawah sampai ke lumbalis IV. Aorta torakalis mempunyai
cabang-cabang yaitu rongga torak dan dinding torak.
1. vena kava superior: vena besar yang menerima darah dari bagian atas
leher dan kepala yang dibentuk oleh persatuan dua vena brakiosepalika
yang masuk ke atrium dekstra.vena azigos bersatu pada permukaan
posterior vena kava superior sebelum masuk ke perikardium.
2. vena kava inferior: merupakan vena besar yang menerima darah darah
dari alat tubuh bagian bawah,menembus sentrum tendinium setinggi
vertebra torakalis dan masuk ke bagian bawah atrium dekstra.
3. vena pulmonalis: dua vena pulmonalis yang meninggalkan paru-paru
membawa darah beroksigen(banyak mengandung oksigen) dan masuk ke
atrium sinistra.
Sistem Kardiovaskuler 51
4. vena jugularis eksrterna posterior: bergabung dengan vena jugularis
eksterna untuk mengurus bagian kulit kepala dan leher.
5. vena suprakapularis :menerima darah dari otot bahu bagian atas.
6. vena jugularis anterior:berawal tepat di bawah dagu, menyatu turu ke
leher atas jugularis lalu berjalan ke bawah ke muskulus
sternokledomastoideus dan mencurahkan isinya ke vena jugularis eksterna.
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil di sebut juga pembuluh rambut.
Pada umumnya kapiler meliputi sel-sel jaringan karena secara langsung
berhubungan dengan sel. Pembuluh kapiler terdiri atas kapiler arteri dan kapiler
vena.
Sistem Kardiovaskuler 52
Lapisan ini sangat tipis sehingga memungkinkan cairan darah/limfe
merembes keluar jaringan membawa air, mineral, dan zat makanan. Proses
pertukaran gas pertukaran antara pembuluh kapiler dengan jaringan sel
kapiler arteri bertujuan menyediakan oksigen dan menyingkirkan karbon
dioksida.
2. Kapiler vena. Lapisan kapiler vena hampir sama dengan kapiler arteri.
Fungsi kapiler vena adalah membawa zat sissa yang tidak terpakai oleh
jaringan berupa zat ekskresi dan karbon dioksida. Zatsissa tersebut di
bawa keluar dari tubuh melalui venolus, vena, dan akhirnya keluar tubuh
melalui tiga proses yaitu pernapasan, keringat dan feses.
Pintu masuk ke kapiler dilingkari oleh sfingter yang terbentuk dari otot polos.
Bila sfingter maka darah akan memasuki kapiler tetapi bila tertutup maka darah
langsung masuk dari arteriole ke venolus dan tidak melalui kapiler.
Tekanan darah pada kapiler arteri turun sampai 30 mmHg, hingga di ujung
kapiler vena menjadi 10 mmHg. Tekanan kapiler akan meningkat bila arteriole
berdilatasi karena pada saat arteriole berdilatasi, sfinter kapiler juga akan relaksasi
sehingga banyak darah masuk ke dalam kapiler.
2.3 DARAH
Volume darah secara keseluruhan kira-kira satu per dua belas berat badan
atau lima liter.
Sistem Kardiovaskuler 53
Darah terdiri dari:
1. plasma:
• cairan kekuningan
2. elemen padat:
• sel-sel darah
• 90% air
• platelet = trombosit:
• eritrosit:
Sistem Kardiovaskuler 54
○ terdapat 5.000.000 sel darah dalam milimeter kubik darah
• leukosit:
Golongan darah
• A, B, AB, O
• Rh(+), Rh (-)
Tekanan darah
satuan: mmHg
tekanan yang terjadi pada saat kontraksi puncak ventrikel = tekanan puncak yang
terjadi pada arteri oleh darah yang dipompa jantung selama kontraksi ventrikel
normal: + 120 mmHg
tekanan yang terjadi selama fase istirahat jantung antara 2 kontraksi ventrikel =
tahanan pada arteri elastis dan arteriol = tahanan pembuluh
Curah jantung adalah volume darah yang dipompa oleh jantung dalam satu
menit normal: 5-6 liter/menit
Sistem Kardiovaskuler 55
rumus: CO = HR X SV
Isi sekuncup
dipengaruhi oleh:
• kontraktilitas miokardium
• melibatkan 2 faktor:
end-diastolic volume (EDV): volume darah pada akhir diastolik jumlah darah
dalam ventrikel setelah pengisian sebelum kontraksi end-systolic volume (ESV):
volume darah pada akhir sistolik volume darah yang tertinggal dalam ventrikel
setelah kontraksi
Hukum Starling: makin besar regangan diastolik pada otot jantung, makin kuat
kontraksinya Peningkatan EDV —> peningkatan SV
Tahanan perifer total: jumlah tahanan yang dihasilkan oleh seluruh arteri dan
arteriol terhadap aliran darah diatur oleh tonus arterial dan arteriol
• stetoskop
• sfignomanometer
cuff dipompa sampai mencapai tekanan yang cukup tinggi untuk menghentikan
aliran darah, tidak ada bunyi udara dikeluarkan perlahan-lahan:
Sistem Kardiovaskuler 56
BAB III
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Jantung terdiri dari 4 katup yaitu katup aorta, katup pulmonaris, katup
bicuspid dan katup mitral dan terdiri dari 4 bilik yaitu Atrium kanan,atrium kiri,
ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Dan juga memiliki sistem listrik atau listrik
jantung yaitu: Nodus SA (sinoatrium), nodus AV (atrioventrikel), Berkas his dan
serat purkinje.
Jantung pada dasarnya adalah suatu pompa ganda yang menghasilkan tekanan
pendorong agar darah mengalir melalui sirkulasi sistemik. Jantung memiliki 4
bilik : atrium atau vena, dan sebuah ventrikel.
Otot jantung diberi oksigen dan nutrien oleh darah yang disalurkan oleh
sirkulasi koroner, bukan oleh darah didalam bilik-biliknya. Alirah darah koroner
dapat terganggu oleh pembentukan plak aterosklerotik, yang dapat menyebabkan
penyakit jantung iskemik yang keparahannya bervariasi dan dari nyeri dada ringan
sewaktu berolahraga sampai serangan jantung yang fatal. Penyebab ateroskleretik
tidak diketahui, tetapi tampaknya rasio kolesterol di dalam plasma berkaitan
dengan lipoprotein berdensitas tinggi (HDL) dibandingkan lipoprotein berdensitas
rendah (LDL) merupakan faktor penting.
Sistem Kardiovaskuler 57
Walaupun semua darah melewati jantung, otot jantung tidak mampu
mengektrasi O2 dari darah yang terdapat di bilik-biliknya. Otot jantung menerima
sebagian besar pasokan darahnya sewaktu jantung dalam keadaan ditasol.
Pada waktu normal otot jantung tetap menerima darah yang adekuat untuk
menunjang aktifitasnya, bahkan ketika berolahraga, saat kecepatan aliran darah
koroner meningkat sampai lima kali lipat dibandingkan kecepatanya saat istirahat.
Aliran darah koroner terutama disesuaikan terhadap perubahan kebutuhan jantung
akan oksigen.
1.2.Saran
Sistem Kardiovaskuler 58
DAFTAR PUSTAKA
A.P. Sylvia, RN, PhD, M.W. Lorraine. 2002. Pathophysiologi : Clinical Concepts
Of Disiase Processes. Jakarta : Kedokteran ECG.
Bates, B.A. 2005. Guide to Physical examination and History Taking “The
Cardiovascular system”9th ed. Philadelphian: Lippincott Co.
http://ayoncrayon.blogspot.com/2010/10/anatomi-fisiologi-kardiovaskuler.html
http://fraxawant.wordpress.com/2008/07/16/anatomi-fisiolgi-sistem-cardivasculer/
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1958045-sirkulasi-sistemik/
http://medicalnursing.blogspot.com/2008/05/anatomi-dan-fisiologi-jantung.html
http://www.google.co.id/images?
hl=id&source=imghp&biw=1366&bih=540&q=kardiovaskuler+sistem
&gbv=2&aq=2&aqi=g2&aql=&oq=kardiovaskuler&gs_rfai=
http://www.google.co.id/images?hl=id&biw=1366&bih=540&gbv=2&tbs=isch
%3A1&sa=1&q=EKG+NORMAL&aq=f&aqi=g6&aql=&oq=&gs_rfai
=
http://www.google.co.id/images?
hl=id&gbv=2&tbs=isch:1&&sa=X&ei=CX_0TMj0Go2OvQO9xdj4Bg
Sistem Kardiovaskuler 59
&ved=0CCAQBSgA&q=letak+dan+posisi+jantung+pada+thorax&spel
l=1&biw=1366&bih=540
Little, R. C. Physiology of the Heart and Circulation. 4th ed. Chicago: Year Book
Medical Publishers, 1989.
Sistem Kardiovaskuler 60