Professional Documents
Culture Documents
DAN INFLIKASINYA PADA SPIKE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI DI SMA NEGERI 1
RANCAH
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh:
TEDI CARWANTO
NIM : 2124050065
Pembimbing I :
Pembimbing I :
Disahkan oleh :
Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Yang bertanda tanga di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini berjudul “Pengaruh
Latihan Squat Jump Dengan Skipping Terhadap Power Tungkai Dan Inflikasinya Pada
Spike Dalam Permainan Bola Voli Di MA Negeri 1 Rancah”. Adalah betul-betul karya
tulis saya. Sedangkan karya tulis ini bukan merupakan hasil penjiplakan atau
pengutipan yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku. Dengan
demikian saya bersedia menanggung resiko apa yang dijatuhkan kepada saya jika
ternyata ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan seperti yang
dinyatakan di atas.
TEDI CARWANTO
ABSTRAK
TEDI CARWANTO Skripsi ini berjudul “Pengaruh Latiah Squat Jump Dengan Skipping
Terhadap Power Tungkai Dan Inflikasinya Pada Spike Dalam Permainan Bola Voli Di
Sma Negeri 1 Rancah”. Selama penulisan skripsi ini, penulis di bawah bimbingan
Prof. H. Iman Hidayat, Drs. M.Pd, sebagai Pembimbing I dan Alen Rismayadi, M.Pd,
sebagai pembibmbing II
Penelitian ini dilatar belakangi oleh karena tuntutan untuk peningkatan power
tungkai pada spike dalam permainan bola voli sehingga penulis mengadakan
sebuah penelitian tentang pengaruh squat jump dengan skipping terhadap power
tungkai dan anflikasinya pada spike dalam permainan bola voli.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dari kedua bentuk latihan tersebut,
manakah yang peling berpengaruh. Dengan menggunakan metode eksperimen
penulis mengambil sampel sebanyak 30 orang siswa putra SMA N 1 Rancah-Ciamis,
yang kemudian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok A sebanyak 15 orang
yang menggunakan bentuk latihan squat jump dan kelompok B sebanyak 15 orang
yang menggunakan bentuk latihan skipping.
Berdasarkan hasil penghitungan dan analisis data menunjukan bahwa kelompok B
yaitu menggunakan latihan skipping memperoleh nilai t hitung sebesar 0,26 bila
dibanding t tabel dk = 28 yaitu 2,05, t hitung < t tabel. Dan dari kelompok A
diperoleh t hitung sebesar 2,46 bila dibanding dengan t tabel dengan dk 28 yaitu
2,05 maka t hitung > t tabel. Dengan demikian dapat dikaitkan bahwa metode
latihan aquat jump lebih berpengaruh dibanding dengan metode latihan skipping.
Beberapa kendala yang dialami penulis selama penelitian ini adalah tentang waktu
latihan yang terlalu singkat, jumlah sampel yang terbatas dan rancangan
eksperimen yang sederhana, sehingga penulis merasa belum puas dengan hasil
yang telah dicapai. Oleh karena itu penulis mengankurkan kepada teman sejawat
yang tertarik dengan permasalahan yang penulis kaji hendaknya meneliti ulang
dengan ruang lingkup yang lebih luas, serta ketajaman data yang lebih akurat.
KATA PENGANTAR
TEDI CARWANTO
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Masalah Penelitian 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Kegunaan Penelitian 4
E. Pembatasan Penelitian 4
F. Definisi Istilah 5
G. Anggapan Dasar dan Hipotesis 5
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Olah raga 8
B. Karakteristik Permainan Bola Voli 10
C. Teknik Dasar Permainan Bola Voli 11
D. Latihan Power 13
E. Latihan Squat Jump 14
F. Latihan Skipping 15
BAB III METODA PENELITIAN
A. Metode Penelitian 20
B. Desain Penelitian 20
C. Populasi dan Sampel 22
D. Alat Pengumpulan Data 23
E. Sistematika Latihan 26
F. Jadwal dan Program Latihan 27
G. Rancangan Analisis Data 34
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data 36
B. Diskusi Hasil Penemuan 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 41
B. Saran 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman:
Gambar 2.1 Fase Latihan Olah Raga
Gambar 2.2 Split Depan
Gambar 2.3 Seplit Samping
Gambar 3.1 Desain Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
B. Masalah Penelitian
Permasalahan yang timbul berdasarkan latar belakang tersebut adalah :
2. Apakah Squat Jump berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan power
tungkai pada spike dalam permainan bola voli ?
3. Apakah Skipping berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan power
tungkai pada spike dalam permainan bola voli ?
4. Manakah dari kedua latihan tersebut yang lebih berpengaruh secara signifikan
terhadap peningkatan power tungkai pada spike dalam permainan bola voli ?
C. Tujuan Penelitian
Tujan dari penelitian ini adalah :
2. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh latihan Squat Jump terhadap
peningkatan power tungkai pada spike dalam permainan bola voli di SMA N 1
Rancah.
3. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh latihan Skipping terhadap peningkatan
power tungkai pada spike dalam permainan bola voli di SMA N 1 Rancah.
4. Untuk mengetahui manakah dari kedua latihan tersebut yang lebih berpengaruh
secara signifikan terhadap peningkatan power tungkai pada spike dalam permainan
bola voli di SMA N 1 Rancah.
D. Kegunaan Penelitian
Secara teroritis hasil penelitian ini akan memperkaya dan menambah pengetahuan
penulis khususnya dan khasanah keilmuan para pembaca umumnya serta tidak
membosankan pada anak didik atau atlet yang dibinanya.
Secara praktis memberikan informasi kepada atlet, guru pendidikan jasmani,
pejabat kantor dinas pendidikan nasional, pengawas olahraga PBVSI serta pelaku
olahraga tentang kegunaan dan pengaruh latihan Squat Jump dengan Skipping
dalam rangka pembinaan terhadap peningkatan power tungkai pada Spike untuk
atlet bola voli.
E. Pembatasan Penelitian
Untuk menghindari terlalu luasnya penelitian yang akan dilakuakan, maka penulis
membatasi permasalahan penelitian sebagai berikut :
2. Pelatihan ini hanya dilakukan untuk meneliti pengaruh latihan Squat Jump dan
Skipping dalam peningkatan power tungkai pada spike dalam permainan bola voli di
SMA N 1 Rancah.
3. Tempat penelitian dilaksanakan di lingkungan sekolah SMA N 1 Rancah.
4. Sampel penelitian adalah siswa SMA N 1 Rancah Kebupaten Ciamis, yang
mengikuti ekstrakulikuker bola voli.
F. Definisi Istilah
Memeperjelas ruang lingkup serta menghindari salah penafsiran istilah, maka
penulis memperjelas istilah-istilah yang digunakan agar lebih jelas, istilah tersebut
adalah :
2. Menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia (1990:207) pengertian pengaruh
adalah : “Daya yang ada atau timbul dari satu/orang, benda yang ikut membantu
watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang”.
3. Latihan menurut Harsono (1988:101) adalah : “Proses yang sistematis dari
berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian
mmenambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya”.
4. Squat Jump yang dimaksud adalah kedua kaki bergerak ke depan dan ke
belakang diawali jongkok kemudian melompat di tempat dengan beban di pundak.
5. Skipping yang dimaksud adalah mengayunkan tali ketika tali melewati kaki dan
kepala dengan alat sederhana berupa tali yang dimainkan perorangan atau
kelompok.
6. Power menurut Harsono (1988:200) adalah “Kemampuan otot untuk
mengarahkan kekuatan dalam waktu yang sangat cepat”.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Olahraga
Aktivitas olahraga adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan disamping aspek
ekonomi, sosial, budaya, seni, dan bidang kehidupan manusia lain. Akan tetapi
tidak sedikit orang yang meremehkan arti dan makna olahraga dalam
kehidupannya, meskipun mereka menyadari bahwa olahraga sebagi sesuatu yang
mempunyai fungsi sekaligus makna tertentu dalam kehidupan manusia.
Menurut Poerwadarminta (2000:62) menerangkan : "Olahraga adalah untuk
mengolah, melatih raga atau tubuh manusia untuk menjadi sehat dan kuat".
Sementara menurut Matveyev (1981) ; dalam Rusli Lutan, (1992) bahwa "Olahraga
merupakan kegiatan atau otot yang energik dan dalam kegiatan itu atlet
memperagakan kemampuan gerak: (performa) dan kemauannya semaksimal
mungkin".
Dewasa ini kegiatan olahraga berkembang menjadi suatu kegiatan yang
berhubungan engan gerak tubuh yaitu mengolah jasmani yang berupa aktivitas
jasmani. Kegiatan olahraga tcrsebut bisa dilaksanakan secara kelompok atau
individu. Berdasarkan pengertian olahraga di atas hahwa sasaran olahraga
diantaranya membina dan meningkatkan kondisi fisik manusia, dimana kondisi fisik
adalah hal penting yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk mclakukan aktivitas
jasmani atau olahraga.
Mengenai komponen kondisi fisik, berikut ini penulis akan menguraikannya :
1. Daya Tahan ( Endurance)
Menurut Harsono (1988 : 155) "Daya tahan keadaan atau kondisi tubuh yang
mampu untuk bekerja dalam waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan setelah
menyelesaikan pekerjaan tersebut,"
2. Kekuatan ( Strength)
Menurut Harsono (1988 : 178) "Kekuatan adalah kemampuan otot untuk
membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan."
3. Kelentukan ( Flexibility )
"Kelentukan adalah kemampuan pergelangan atau persendian untuk dapat
melakukan gerakan-gerakan kesemua arah secara optimal."
4. Kecepatan (Speed)
Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis
secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, Menurut Imam
Hidayat (2003 : 119) kecepatan adalah Perbandingan antara jarak ( panjang
lintasan ) dan waktu (lamanya gerak ).
5. Keseimbangan ( Balance)
Keseimbangan Menurut Harsono (1988 : 223) adalah kemampuan untuk
mempertahankan system neuromascular kita dalam kondisi statis atau mengontrol
system neuromascular tersebut dalam satu posisi atau sikap yang efisien selagi kita
bergerak.
6. Kelincahan ( Agility )
Kelincahan menurut Harsono (1988 : 172) adalah kemampuan untuk merubah arah
dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan
keseimbangan serta sadar akan posisi tubuhnya .
7. Koordinasi (Coordination)
Koordinasi menurut Jonath dan Krampel (1981) mengartikan bahwa koordinasi
adalah : "Merupakan kerjasama system persarapan pusat sebagi system yang telah
diselaraskan oleh proses rangsangan dan hambatan serta otot rangka pada waktu
jalannya suatu gerak secara terarah."
8. Power
Power menurut Harsono (1988 : 200) adalah "Kemampuan otot untuk mengerahkan
kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat,"
9. Stamina
“Kemampuan seseorang untuk bertahan terhadap kelelahan, artinya meskipun
berada dalam kondisi lelah dia masih mampu untuk meneruskan latihan atau
pertandingan. Stamina dihasilkan dati daya tahan + kecepatan + kekuatan
mengacu kepada kemampuan untuk bertahan terhadap kelelahan."
Servis adalah aksi untuk memasukan bola kedalam permainan oleh pemain
belakang kanan yang ditempatkan di daerah servis untuk memukul serve dengan
sebelah tangan (mengepal atau terbuka) untuk: memulai permaiminan". Pemain
belakang kanan yang ditempatkan di daerah servis untuk memukul serve dengan
sebelah tangan (mengepal atau terbuka) untuk memulai permainan.
D. Latihan Power
Power termasuk pada komponen kondisi fisik, menurut Harsono (1988 : 20) "Power
adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang
sangat cepat". Dari pengertian tersebut tersirat bahwa kekuatan dan kecepatan
merupakan unsur penting dalam power. Hal ini sejalan dengan pendapat Harsono
(1988 : 200) "Unsur penting dalam power yaitu ; a). Kekuatan otot, dan b).
Kecepatan otot dalam mengerahkan tenaga maksimal untuk mengatasi tahanan".
Power berperan penting untuk cabang-cabang olahraga yang mengerahkan tenaga
dengan kuat, dengan cepat seperti untuk nomor-nomor lompat dalam atletik,
rnenendang, melempar, dan sebagainya. Pernyataan tersebut sejalan dengan
pendapat PBVSI (1995 : 59) bahwa “Penggunaan power adalah : 1) untuk mencapai
prestasi maksimal, 2) dapat mengembangkan taktik bertanding dengan tempo
cepat dan gerak mendadak, 3) memantapkan mental bertanding atlet, 4) simpanan
tenaga anaerobic cukup besar.”
Baik tidaknya power seseorang ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut
menurut PBVSI (1995: 59) adalah :
1. Banyak sedikitnya macam fibril otot putih (Phasic) dan atlet,
2. Ketentuan dan kecepatan otot atlet rumus P = F x V, P = power, F= Force dan V
= Vecolity
3. Waktu rangsangan maksimal 34 detik, misalnya waktu rangsangan hanya 15
detik power akan lebih baik dibandingkan dengan waktu rangsangan selama 34
detik.
4. Koordinasi gerakan yang harmonis antara kekuatan dan kecepatan tergantung
banyak sedikitnya zat kimia dalam otot (ATP) dan penguasaan teknik gerak yang
benar
Latihan power yang baik hams memenuhi persyaratan sebagai ciri latihan explosive
power. Ciri latihan explosive rnenurut PBVSI (1995 : 59) adalah sebagai berikut :
1. Melawan beban relative ringan, berat badan sendiri, dapat pula tambahan beban
luar yang ringan.
2. Gerakan latihan aktif, dinamis, dan cepat
3. Gerakan-gerakan merupakan satu gerak yang singkat, serasi dan utuh
4. Bentuk gerak bias cyclic maupun acyclic
5. Intensitas kerja sub maksimal atau maksimal
F. Latihan Skipping
Sekedar mengingatkan, main karet pernah populer dikalangan anak angkatan 70-an
hingga 80-an. Permainan skipping ini menjadi favorit saat "keluar main" di sekolah
dan setelah mandi sore di rumah. Sekarang, "main karet" mulai dilirik kembali
antara lain karena ada sekolah dasar menugaskan murid-muridnya membuat
roncean tali dari karet gelang untuk dijadikan sarana bermain dan berolahraga.
Cara bermainnya masih tetap sama, bisa dilakukan perorangan ataupun
berkelompok. Jika hanya bermain seorang diri biasanya anak akan mengikatkan tali
pada tiang, batang pohon atau pada apa pun yang memungkinkan, lalu
melompatinya, Permainan secara soliter bisa juga dengan cara skipping, yaitu
memegang kedua ujung tali kemudian mengayunkannya melewati kepala dan kaki
sambiI melompatinya.
Jika bermain secara berkelompok biasanya melibatkan minimal 3 anak. Dua anak
akan memegang ujung tali; satu di bagian kiri, satu anak lagi di bagian kanan untuk
meregangkan atau mengayunkan tali. Lalu anak lainnya akan melompati tali
tersebut. Aturan permainannya simpel; bagi anak yang sedang mendapat giliran
melompat, lalu gagal melompati tali, maka anak tersebut akan berganti dari posisi
pelompat menjadi pemegang tali. Alat yang dibutuhkan cukup sederhana. Bisa
berupa tali yang terbuat dari untaian karet gelang atau tali yang banyak dijual di
pasaran yang dikenal dengan tali skipping.
2. Manfaat Skipping
Suatu hal yang disarankan anggota Badan Pengembangan Akademik Perguruan
Islam Al Izhar Pondok Labu Jakarta ini, yaitu menyuburkan kembali kegiatan
skipping terutama di sekolah-sekolah. Bukan apa-apa, selain menyenangkan,
permainan ini tak banyak memakan waktu, murah, dan menyehatkan. Jadi cocok
untuk mengisi waktu senggang para murid ketimbang mereka main lari-larian tanpa
tujuan. Salah satu cara yang diimbau Anggani dengan memberi kesempatan anak
untuk melakukan skipping diwaktu istirahat. Atau saat ada pertemuan siswa,
lakukan perlombaan skipping sehingga para murid makin bergairah memainkannya.
Anggani menjabarkan beberapa perkembangan anak yang dapat distimulasi
dengan permainan skipping ini :
a. Motorik Kasar
Main skipping merupakan suatu kegiatan yang baik bagi tubuh. Secara fisik anak
jadi lebih terampil, karena bias belajar cara dan teknik melompat yang dalam
permainan ini memang memerlukan keterampilan tersendiri. Lama kelamaan, bila
sering dilakukan, anak dapat tumbuh menjadi cekatan, tangkas dan dinamis. Otot-
ototnya pun padat dan berisi, kuat serta terlatih. Skipping juga dapat membantu
mengurangi kejadian obesitas pada anak
b. Emosi
Untuk melakukan suatu lompatan dengan tinggi tertentu dibutuhkan keberanian
dari si anak. Berarti, secara emosi ia dituntut untuk membuat suatu keputusan
besar; mau melakukan tindakan melompat atau tidak.
c. Ketelitian dan akurasi
Anak juga belajar mellihat suatu ketepatan dan ketelitian. Misalnya, bagaimana
ketika tali diayunkan, ia dapat melompat sedemikian rupa sehingga tak sampai
terjerat tali dengan berusaha mengikuti ritme ayunan. Semakin cepat gerak ayunan
tali, semakin cepat ia melompat.
d. Sosialisasi
Untuk bermain tali secara berkelompok, anak membutuhkan teman yang berarti
memberi kesempatannya untuk bersosialisasi. Ia dapat belajar beremapati,
bergiliran, menaati aturan, dan lainnya.
e. Intelektual
Saat melakukan lompatan, terkadang anak perlu berhitung secara matematis agar
lompatannya sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan dalam aturan permainan.
Umpamanya, anak harus melakukan tujuh kali lompatan saat tali diayunkan. Bila
lebih atau kurang, ia harus menjadi pemegang tali.
3. Faktor yang Perlu Diperhatikan
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam bermain skipping antara lain :
a. Ruangan
Idealnya skipping dilakukan di ruang terbuka. Namun kalau tidak memungkinkan, di
ruangan tertutup pun bisa. Tentu saja ruangan tersebut harus cukup lega dan
lapang serta aman dari benda-benda yang dapat membahayakan seperti barang
pecah belah.
b. Ukuran tali
Tali yang digunakan harus sesuai ukuran; tidak terlalu panjang dan tidak terlalu
pendek. Jadi hendaknya ukuran tali dibuat pas dan tak banyak bersisa sehingga
anak akan lebih mudah dan nyaman melompat.
c. Variasi mainan
Semakin bervariasi permainan lompat tali ini, makin anak: mahir dan terampiI
dalam melakukan gerakan-gerakannya. Arti bervariasi di sini adalah anak tak hanya
main tali yang dipegang lurus kedua ujungnya dan kemudian anak melompatinya,
bisa juga dengan memutar-mutar tali dan anak melompat bersamaan dengan
temannya Atau anak dapat rneningkatkan keahlian gerakannya dengan melakukan
gerakan.
d. Waktu
Terutama saat di sekolah, waktu permainan skipping biasanya sangat terbatas.
Lantaran itu, Anggani mengimbau agar dalam setiap pennainan masing-masing
anak mendapatkan gilirannya, terlebih untuk skipping secara perorangan. Pastikan
para murid mendapat giliran yang telah disepakati bersama sebelumnya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Dalam penelitian ini penulis bermaksud ingin mengetahui tentang pengaruh Squat
jump dengan skipping terhadap peningkatan dan implikasinya terhadap spike
dalam permainan bola voli di SMAN 1 Rancah.
Pelaksanaan dari penelitian eksperimen ini dilakukan dengan cara memberikan
program latihan kepada kedua kelompok yang berbeda perlakuannya yaitu
kelompok A latihan Squat Jump dan kelompok B latihan Skipping. Tujuan
diberikannya kedua latihan ini adalah untuk mengetahui manakah yang lebih baik
adanya pengaruh terhadap power tungkai dan implikasinya terhadap spike di SMAN
1 Rancah, oleh karena itu penulis menggunakan metode eksperimen,
B. Desain Penelitan
Penelitian eksperimen perlu dipilih suatu desain atau pola yang tepat dan sesuai
dengan tuntutan variable-variable yang terdapat pada masalah serta hipotesis yang
akan diuji kebenarannya. Dalam model ini sebelurn dimulai penilaian kepada kedua
keIompok diberi tes atau pretest untuk mengukur kondisi awal ( TI ), selanjutnya
pada keIompok eksperimen diberi perlakuan ( x ) dan pada kelompok pembanding
diberi perlakuan yang berbeda, sesudah perlakuan kedua kelompok diberi tes lagi
sebagai pottes (T2 ) Secara umum dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini :
KELOMPOK A
KELOMPOK B
Gambar 3.1
Desain penelitian
Keterangan :
A : Simbol untuk kelompok eksperimen (latihan squat Jump)
B : Simbol untuk kelompok pembanding (latihan skippimg)
T1 : Tes awal
T2 : Tes akhir
X1,X2 : Perlakuan
Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dengan desain eksperimen tersebut
adalah
1. Memilih dan menetapkan sampel penelitian dengan karakter utama yang relatif
sama (homogen).
2. Pelaksanaan T-I pada awal eksperimen, susun skor berdasarkan peringkatnya
yang dimulai dari skor terbesar hingga terkecil.
3. Pelaksanaan latihan vertical jump sebagai perlakuan selam eksperimen dengan
squat jump dan skipping.
4. Pertahanan kondisi latihan agar sama seperti waktu dan frekuensi pelaksanaan
tugas gerak, serta kegiatan subjek di dalam latihan yang sejenis dihindarkan terjadi
di luar eksperimen
5. T-2 atau tes alhir dilaksanakan pada akhir eksperimen, setelah program latihan
diselesaikan seperti yang telah ditetapkan. Kemudian skor hasil tes itu disusun
sepertipenyusunanskor pada hasil tes awal.
6. Hitung rata-rata skor kelompok hasil tes awal dan tes akhir juga simpangan
bakunya masing-masing
7. Uji kelompok hasil tes awal dan tes akhir tentang normalitasnya.
8. Uji kelompok hasil tes awal dan tes akhir tentang homogenitasnya.
9. Bandingkan hasil tes awal dan akhir tes berdasarkan skor rata-ratanya,
10. Pengujian hipotesis berdasarkan perbedaan skor rata-rata tes awal dan tes
akhir.
11. Tarik kesimpulan berdasarkan pengujian hipotesis dan rumuskan rekomendasi
atau saran penelitian.
Perhitungan, pengolahan dan pengujian data hasil tes digunakan dengan
pendekatan statistika, dimana data itu bersifat kuantitatif berupa skor hasil tes awal
dan akhir,
Mengingat jumlahnya populasi hanya 30 orang, maka sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah secara keseluruhan (total sampling), yakni 30 orang pemain
putra.
E. Sistematika Latihan
Dalam penyajian atau pemberitahuan latihan untuk setiap pertemuan penulis
membagi menjadi 3 bagian, yaitu :
a. Pendahuluan. Pada program latihan pendahuluan dilakukan kegiatan pemanasan
(warming-up), agar otot-otot yang semula tegang menjadi lemas sehingga dapat
melakukan gerakan dengan leluasa dan tidak kaku. Pemanasan dilakukan agar
seluruh organ tubuh dapat rangsangan, sehingga koordinasi secara berangsur-
angsur dapat memulai fungsinya dengan baik. Disamping itu untuk menghindari
kemungkinan cedera pada waktu latihan inti. lsi pendahuluan meliputi dari
kelentukan secara statis dan secara dinamis.
b. Latihan inti, Dalam latihan ini diberikan bentuk latihan yang berbeda antara
kelompok A dan Kelompok B. Kelompok A latihan squat Jump dan kelompok B
latihan skipping penulisan perhatikan dalam latihan ini adalah latihan yang
disesuaikan dengan bentuk dan tujuan itu sendiri. Pada prinsipnya beban latihan ini
adalah latihan yang disesuaikan dengan bentuk itu sendiri. Pada prinsipnya beban
latihan yang diberikan pada orang coba ditambah dengan intensitas yang
meningkat, sehingga sampel tersebut dipaksa untuk mengeluarkan tenaga secara
maksimal.
c. Penutupan. Latihan penutup (pendinginan) diisi dengan gerakan pelemasan,
koreksi secara keseluruhan (evaluasi),pemberian motivasi dengan cara
memberitahukan kemajuan-kemajuan hasil latihan agar pada kegiatan latihan
berikutnya bisa melakukan latihan berakan tersebut bisa lebih baik.
2. Program Latihan
NO PERTEMUAN KE PROGRAM LATIHAN INTENSITAS LATIHAN
1 1 A. Pendahuluan
1. Berdo’a
2. Penjelasan tentang pelaksanaan latihan
3. pemanasan dilanjutkan dengan peregangan statis dan dinamis
B. Inti
Tes Awal
C. Penutup
1. Pendinginan dengan melemaskan otot-otot persendian
2. Berdo’a 3 Kali Kesempatan
2. 2 A. Pendahuluan
1. Berdo’a
2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis
B. Inti
Latihan Squat jump
C. Penutup
1. Pendinginan, pelemasan
2. Berdo’a 3 set 10 repetisi
3 3 A. Pendahuluan
1. Berdo’a
2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis
B. Inti
Latihan Squat jump
C. Penutup
1. Pendinginan, pelemasan
2. Berdo’a 3 set 12 repetisi
4 4 A. Pendahuluan
1. Berdo’a
2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis
B. Inti
Latihan Squat jump dengan variasi
C. Penutup
1. Pendinginan, pelemasan
2. Berdo’a 3 set 10 repetisi
5 5 A. Pendahuluan
1. Berdo’a
2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis
B. Inti
Latihan Squat jump dengan variasi
C. Penutup
1. Pendinginan, pelemasan
2. Berdo’a 3 set 12 repetisi
6 6 A. Pendahuluan
1. Berdo’a
2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis
B. Inti
Latihan beban tanpa squat jump
C. Penutup
3. Pendinginan, pelemasan
4. Berdo’a 3 set 10 repetisi
7 7 A. Pendahuluan
1. Berdo’a
2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis
B. Inti
Latihan Squat jump dengan beban ringan
C. Penutup
1. Pendinginan, pelemasan
2. Berdo’a 3 set 10 repetisi
8 8 A. Pendahuluan
1. Berdo’a
2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis
B. Inti
Latihan beban lebih tanpa squat jump
C. Penutup
1. Pendinginan, pelemasan
2. Berdo’a 3 set 10 repetisi
9 9 A. Pendahuluan
1. Berdo’a
2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis
B. Inti
Latihan Squat jump dengan beban lebih
C. Penutup
1. Pendinginan, pelemasan
2. Berdo’a 3 set 10 repetisi
10 10 A. Pendahuluan
1. Berdo’a
2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis
B. Inti
Penjelasan dan Evaluasi
C. Penutup
1. Pendinginan, pelemasan
2. Berdo’a 3 set 12 repetisi
11 11 A. Pendahuluan
1. Berdo’a
2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis
B. Inti
Penjelasan tentang tujuan tes akhir
C. Penutup
1. Pendinginan, pelemasan
2. Berdo’a 3 kali kesempatan
BAB IV
HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Tabel 4.1
HASIL PENGHITUNGAN MEAN, SIMPANGAN BUKU DAN VARIASI
Kelompok Periode Tes Mean Simpangan Baku Variasi
Kelompok A Tes awal
Tes akhir 44,1
50 6,81
6,54 46,37
42,77
Kelompok B Tes awal
Tes akhir 48,9
49,47 6,11
5,93 37,33
35,16
2. Uji Normalitas Data
Langkah kedua, menghitung Normalitas data. Hasil penghitungan uji liliefors dapat
dimanfaatkan untuk menentukan langkah analisis berikutnya, apakah
menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Data hasil penghitungan uji
normalitas.
Tabel 4.2
HASIL PENGHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA
PADA KEDUA KELOMPOK SAMPEL
KLP VARIABEL PENELITIAN L Hitung L Tabel Kesimpulan
Tes
Awal Tes
Akhir
A Latihan squat jump 0,0622 0,1257 0,22 Normal
B Latihan skipping 0,1212 0,1321 0,22 Normal
Berdasarkan hasil penghitungan uji normalis data tes awal, tes akhir dan
peningkatan kedua kelompok sampel yang dibandingkan tersebut, diperoleh nilai L
hitung dari kelompok A dan Kelompok B lebih kecil dari nilai L – Tabel (0,22) pada
taraf nyata ( ) = 0,05 dengan N = 15. Dengan demikian kelompok sampel tersebut
memiliki distribusi data normal.
Tabel 4.3
HASIL PERHITUNGAN UJI HOMOGENINITAS KEDUA
KELOMPOK SAMPEL YANG DIBANDINGKAN
Tabel 4.5
HASIL UJI SIGNIFIKAN PERBEDAAN PENINGKATAN ANTARA KELOMPOK A DENGAN
KELOPOK B
Kelompok Variabel Penelitian t-hitung t-tabel Kesimpulan
A
B Latihan Squat Jump
Latihan Skipping 0,26 2,46 Tidak
Signifikan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarka hasil perhitungan dan analisis data yang diperolah dari hasil
pengukuran, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1) Kelompok A yang menggunakan metode latihan squat jump yang dilakukan
secara berulang-ulang menunjukan pengaruh yang berarti terhadap kekuatan
power tungkai pada spike dalam permainan bola voli.
2) Kelompok B yang menggunakan metode latihan skipping yang dilakukan secara
berulang-ulang menunjukan pengaruh yang berarti dalam kekuatan power tungkai
pada spike dalam permainan bola voli.
3) Terdapat perbedaan yang berarti antara latihan squat jump dengan skipping,
dimana latihan squat jump lebih berpengaruh dibandingkan dengan latihan skipping
terhadap kekuatan power tungkai pada spike dalam permainan bola voli.
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan di atas yang telah dikemukakan, untuk menambah
pengetahuan dalam penelitian ini, penulis mengajukan saran-saran sebagai
berikut :
1) Ada baiknya untuk para guru penjaskes, pelatih dan pembina oleh raga
khususnya bola voli untuk dapat menggunakan metode latihan squat jump, dalam
peingkatan power tungkai pada spike dalam permmainan bola voli.
2) Untuk teman sejawat penulis sarankan agar dapat mengadakan penelitian lebih
lanjut tentang metode latihan di dub komponen gerakan dari spike, dalam jumlah
sampel lebih banyak dan penggunaan statistik yang lebih tepat dan diperolah hasil
yang lebih baik.
3) Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis, para guru penjaskes
dan pembina olah raga khusunya dalam cabang oleh raga bola voli.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran B
Hasil Tes Awal Dan Tes Akhir Vertical Jump Kelompok B
No Nama Tes Peningkatan
Awal Akhir
1 Dede M 53 55 2
2 Nur Imam 45 43 -2
3 Sigit 51 52 1
4 Syarif H 50 53 3
5 Ujang 53 49 -4
6 Asep 42 43 1
7 Iyus 41 43 2
8 Yoki 61 62 1
9 Kamel 49 53 4
10 Agus 37 40 3
11 Didin H 56 56 0
12 Yayan 48 46 -2
13 Iwa 46 49 3
14 Gugun 50 48 -2
15 Asep Gilang 52 50 -2
Lampiran C
Uji Normalitas Tes Awal Kelompok A
X = 44,1
S = 6,81
S2 = 46,37
L hitung = 0,0622
L tabel = 0,22
Lampiran D
Uji Normalitas Tes Awal Kelompok A
X = 50
S = 6,54
S2 = 42,77
L hitung = 0,1257
L tabel = 0,22
Lampiran E
Uji Normalitas Tes Awal Kelompok B
X = 48,9
S = 6,11
S2 = 37,33
L hitung = 0,1212
L tabel = 0,22
Lampiran F
Uji Normalitas Tes Awal Kelompok B
X = 48,9
S = 6,11
S2 = 37,33
L hitung = 0,1212
L tabel = 0,22
Lampiran G
Uji Homogenitas Tiap Kelompok
1. Uji Homogenitas A
F = Variasi terbesar
Variasi terkecil
= 46,37
42,77
= 1,08
F = Variasi terbesar
Variasi terkecil
= 4637,33
35,16
= 1,06
Lampiran H
Uji t Kelompok A
t = X2 - X1
S=
n1+n2-2
=
30-2
=
28
= 6,68
T = 50-44,1
6,68 1 + 1
15 15
= 5,9
6,68
= 5,9
6,68.0,36
= 5,9
2,4
= 2,46
Lampiran I
Uji t Kelompok B
t = X2 - X1
S=
n1+n2-2
=
30-2
=
28
T = 49,47-48,9
6,02 1 + 1
15 15
= 0,57
6,02
= 5,9
6,68.0,36
= 0,57
2,17
= 0,26
Lampiran J
Uji t Kelompok A dan B
t = X2 A - X1B
S=
N2+n2-2
=
28
t = 50-49,47
6,24 1 + 1
15 15
= 0,53
6,24
= 0,53
6,24.0,36
= 0,53
2,25
= 0,24