You are on page 1of 5

Bendera Indonesia

Bendera Indonesia

Informasi Umum
Nama negara Republik Indonesia
Sebutan Sang Saka Merah Putih
Proporsi 2:3
Dipakai sejak 17 Agustus 1945
Berdesain warna merah (diatas) dan putih
Desain
(dibawah).
Pemakaian Hari Besar Nasional
Penggunaan Nasional
Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang secara singkat disebut Bendera Negara,
adalah Sang Merah Putih. Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi panjang
dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang serta bagian atas berwarna merah dan bagian
bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama.

Sejarah
Warna merah-putih bendera negara diambil dari warna Kerajaan Majapahit. Sebenarnya tidak
hanya kerajaan Majapahit saja yang memakai bendera merah putih sebagai lambang kebesaran.
Sebelum Majapahit, kerajaan Kediri telah memakai panji-panji merah putih. Selain itu, bendera
perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak pun memakai warna merah putih sebagai warna
benderanya , bergambar pedang kembar warna putih dengan dasar merah menyala dan putih.
Warna merah dan putih ini adalah bendera perang Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar
melambangkan piso gaja dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII. Ketika terjadi
perang di Aceh, pejuang – pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul-
umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan gambar pedang, bulan
sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran. [2] Di zaman kerajaan Bugis
Bone,Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka, bendera Merah Putih, adalah simbol kekuasaan
dan kebesaran kerajaan Bone.Bendera Bone itu dikenal dengan nama Woromporang. [3] Pada
waktu perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji-panji berwarna merah
putih dalam perjuangannya melawan Belanda. Kemudian, warna-warna yang dihidupkan
kembali oleh para mahasiswa dan kemudian nasionalis di awal abad 20 sebagai ekspresi
nasionalisme terhadap Belanda. Bendera merah putih digunakan untuk pertama kalinya di Jawa
pada tahun 1928. Di bawah pemerintahan kolonialisme, bendera itu dilarang digunakan. Sistem
ini diadopsi sebagai bendera nasional pada tanggal 17 Agustus 1945, ketika kemerdekaan
diumumkan dan telah digunakan sejak saat itu pula.

Bendera Belanda digunakanBendera Jepang digunakan sejak 8Bendera Merah Putih


sejak 20 Maret 1602 - 8 MaretMaret 1942 - 17 Agustus 1945 (3digunakan sejak 17 Agustus
1942 (340 tahun) tahun 5 bulan) 1945[5]

Arti Warna
Bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti berani, putih berarti suci. Merah
melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling
melengkapi dan menyempurnakan untuk Indonesia.
Ditinjau dari segi sejarah, sejak dahulu kala kedua warna merah dan putih mengandung makna
yang suci. Warna merah mirip dengan warna gula jawa/gula aren dan warna putih mirip dengan
warna nasi. Kedua bahan ini adalah bahan utama dalam masakan Indonesia, terutama di pulau
Jawa. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di Nusantara, warna panji-panji yang digunakan
adalah merah dan putih (umbul-umbul abang putih). Sejak dulu warna merah dan putih ini oleh
orang Jawa digunakan untuk upacara selamatan kandungan bayi sesudah berusia empat bulan di
dalam rahim berupa bubur yang diberi pewarna merah sebagian. Orang Jawa percaya bahwa
kehamilan dimulai sejak bersatunya unsur merah sebagai lambang ibu, yaitu darah yang tumpah
ketika sang jabang bayi lahir, dan unsur putih sebagai lambang ayah, yang ditanam di gua garba.

Peraturan Tentang Bendera Merah Putih


Bendera negara diatur menurut UUD '45 pasal 35, UU No 24/2009, dan Peraturan Pemerintah
No.40/1958 tentang Bendera Kebangsaan Republik Indonesia
Menurut UU No 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu
Kebangsaan. (LN 2009 Nmr 109, TLN 5035):
 Bendera Negara dibuat dari kain yang warnanya tidak luntur.
 Bendera Negara dibuat dengan ketentuan ukuran:
1. 200 cm x 300 cm untuk penggunaan di lapangan istana kepresidenan;
2. 120 cm x 180 cm untuk penggunaan di lapangan umum;
3. 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di ruangan;
4. 36 cm x 54 cm untuk penggunaan di mobil Presiden dan Wakil Presiden;
5. 30 cm x 45 cm untuk penggunaan di mobil pejabat negara;
6. 20 cm x 30 cm untuk penggunaan di kendaraan umum;
7. 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di kapal;
8. 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di kereta api;
9. 30 cm x 45 cm untuk penggunaan di pesawat udara;dan
10. 10 cm x 15 cm untuk penggunaan di meja.
 Pengibaran dan/atau pemasangan Bendera Negara dilakukan pada waktu antara matahari
terbit hingga matahari terbenam. Dalam keadaan tertentu pengibaran dan/atau
pemasangan Bendera Negara dapat dilakukan pada malam hari.
 Bendera Negara wajib dikibarkan pada setiap peringatan Hari Kemerdekaan Bangsa
Indonesia tanggal 17 Agustus oleh warga negara yang menguasai hak penggunaan
rumah, gedung atau kantor, satuan pendidikan, transportasi umum, dan transportasi
pribadi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan di kantor perwakilan
Republik Indonesia di luar negeri.
 Bendera Negara wajib dikibarkan setiap hari di:
1. istana Presiden dan Wakil Presiden;
2. gedung atau kantor lembaga negara;
3. gedung atau kantor lembaga pemerintah;
4. gedung atau kantor lembaga pemerintah nonkementerian;
5. gedung atau kantor lembaga pemerintah daerah;
6. gedung atau kantor dewan perwakilan rakyat daerah;
7. gedung atau kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri;
8. gedung atau halaman satuan pendidikan;
9. gedung atau kantor swasta;
10. rumah jabatan Presiden dan Wakil Presiden;
11. rumah jabatan pimpinan lembaga negara;
12. rumah jabatan menteri;
13. rumah jabatan pimpinan lembaga pemerintahan nonkementerian;
14. rumah jabatan gubernur, bupati, walikota, dan camat;
15. gedung atau kantor atau rumah jabatan lain;
16. pos perbatasan dan pulau-pulau terluar di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
17. lingkungan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia; dan
18. taman makam pahlawan nasional.
Momentum pengibaran bendera asli setelah deklarasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus
1945.
 Bendera Negara sebagai penutup peti atau usungan jenazah dapat dipasang pada peti atau
usungan jenazah Presiden atau Wakil Presiden, mantan Presiden atau mantan Wakil
Presiden, anggota lembaga negara, menteri atau pejabat setingkat menteri, kepala daerah,
anggota dewan perwakilan rakyat daerah, kepala perwakilan diplomatik, anggota Tentara
Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Republik Indonesia yang meninggal dalam
tugas, dan/atau warga negara Indonesia yang berjasa bagi bangsa dan negara.
 Bendera Negara yang dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia
tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta disebut Bendera
Pusaka Sang Saka Merah Putih. Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih disimpan dan
dipelihara di Monumen Nasional Jakarta.
 Setiap orang dilarang:
1. merusak, merobek, menginjak-injak, membakar, atau melakukan perbuatan lain dengan
maksud menodai, menghina, atau merendahkan kehormatan Bendera Negara;
2. memakai Bendera Negara untuk reklame atau iklan komersial;
3. mengibarkan Bendera Negara yang rusak, robek, luntur, kusut, atau kusam;
4. mencetak, menyulam, dan menulis huruf, angka, gambar atau tanda lain dan memasang
lencana atau benda apapun pada Bendera Negara; dan
5. memakai Bendera Negara untuk langit-langit, atap, pembungkus barang, dan tutup
barang yang dapat menurunkan kehormatan Bendera Negara.

Sejarah Bendera Indonesia Merah Putih


Bendera nasional Indonesia adalah sebuah bendera berdesain sederhana dengan dua warna yang
dibagi menjadi dua bagian secara mendatar (horizontal). Warnanya diambil dari warna Kerajaan
Majapahit. Sebenarnya tidak hanya kerajaan Majapahit saja yang memakai bendera merah putih
sebagai lambang kebesaran. Sebelum Majapahit, kerajaan Kediri telah memakai panji-panji
merah putih.
Selain itu, bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak pun memakai warna merah
putih sebagai warna benderanya , bergambar pedang kembar warna putih dengan dasar merah
menyala dan putih. Warna merah dan putih ini adalah bendera perang Sisingamangaraja XII.
Dua pedang kembar melambangkan piso gaja dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII.
Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang – pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang
berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan gambar
pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran.
Di jaman kerajaan Bugis Bone,Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka, bendera Merah Putih,
adalah simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan Bone.Bendera Bone itu dikenal dengan nama
Woromporang.
Pada waktu perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji-panji berwarna
merah putih dalam perjuangannya melawan Belanda.
Bendera yang dinamakan Sang Merah Putih ini pertama kali digunakan oleh para pelajar dan
kaum nasionalis pada awal abad ke-20 di bawah kekuasaan Belanda. Setelah Perang Dunia II
berakhir, Indonesia merdeka dan mulai menggunakan bendera ini sebagai bendera nasional.
Sang Saka Merah Putih merupakan julukan kehormatan terhadap bendera Merah Putih negara
Indonesia. Pada mulanya sebutan ini ditujukan untuk bendera Merah Putih yang dikibarkan pada
tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, saat Proklamasi dilaksanakan.
Tetapi selanjutnya dalam penggunaan umum, Sang Saka Merah Putih ditujukan kepada setiap
bendera Merah Putih yang dikibarkan dalam setiap upacara bendera.
Bendera pusaka dibuat oleh Ibu Fatmawati, istri Presiden Soekarno, pada tahun 1944. Bendera
berbahan katun Jepang (ada juga yang menyebutkan bahan bendera tersebut adalah kain wool
dari London yang diperoleh dari seorang Jepang. Bahan ini memang pada saat itu digunakan
khusus untuk membuat bendera-bendera negara di dunia karena terkenal dengan keawetannya)
berukuran 276 x 200 cm. Sejak tahun 1946 sampai dengan 1968, bendera tersebut hanya
dikibarkan pada setiap hari ulang tahun kemerdekaan RI. Sejak tahun 1969, bendera itu tidak
pernah dikibarkan lagi dan sampai saat ini disimpan di Istana Merdeka. Bendera itu sempat
sobek di dua ujungnya, ujung berwarna putih sobek sebesar 12 X 42 cm. Ujung berwarna merah
sobek sebesar 15x 47 cm. Lalu ada bolong-bolong kecil karena jamur dan gigitan serangga, noda
berwarna kecoklatan, hitam, dan putih. Karena terlalu lama dilipat, lipatan-lipatan itu pun sobek
dan warna di sekitar lipatannya memudar.
Setelah tahun 1969, yang dikerek dan dikibarkan pada hari ulang tahun kemerdekaan RI adalah
bendera duplikatnya yang terbuat dari sutra. Bendera pusaka turut pula dihadirkan namun ia
hanya 'menyaksikan' dari dalam kotak penyimpanannya.
Bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti berani, putih berarti suci. Merah
melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling
melengkapi dan menyempurnakan untuk Indonesia.
Ditinjau dari segi sejarah, sejak dahulu kala kedua warna merah dan putih mengandung makna
yang suci. Warna merah mirip dengan warna gula jawa/gula aren dan warna putih mirip dengan
warna nasi. Kedua bahan ini adalah bahan utama dalam masakan Indonesia, terutama di pulau
Jawa. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di Nusantara, warna panji-panji yang digunakan
adalah merah dan putih (umbul-umbul abang putih). Sejak dulu warna merah dan putih ini oleh
orang Jawa digunakan untuk upacara selamatan kandungan bayi sesudah berusia empat bulan di
dalam rahim berupa bubur yang diberi pewarna merah sebagian. Orang Jawa percaya bahwa
kehamilan dimulai sejak bersatunya unsur merah sebagai lambang ibu, yaitu darah yang tumpah
ketika sang jabang bayi lahir, dan unsur putih sebagai lambang ayah, yang ditanam di gua garba.

You might also like