Professional Documents
Culture Documents
Di susun oleh :
Nama : Laily Fitri
NPM : 0811060065
Jurusan : Tadris Biologi B
Semester : VII ( Enam)
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,
Alhamdulillah, tiada kata yang lebih mulia kecuali ungkapan rasa syukur
kehadirat Allah SWT. atas segala kekuatan yang telah dilimpahkan kepada kita
semua khususnya bagi penyusun, hingga pembuatan makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Dalam kesempatan kali ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini.
Akhirnya peyusun menyadari bahwa pembuatan makalah ini bukan merupakan
proses akhir dari suatu penyusunan, tetapi merupakan langkah awal yang masih
banyak memerlukan perbaikan-perbaikan.
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
dengan sifat kontrasnya (alelnya) yang sama-sama bergalur murni. Jika
fenotip F1 sama dengan sifat gen yang diuji tadi, berarti jelaslah bahwa sifat
itulah yang dominan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mendel adalah nama tokoh genetika yang diakui sebagai penemu hukum-
hukum hereditas atau pewarisan sifat menurun. Nama lengkap Mendel adalah
Gregor Johann Mendel ( 1822-1884 ), anak dari petani kecil di Moravia Utara.
Lahir tanggal 22 Juli 1822 dan diangkat sebagai Pastor di Brunn (Austria) pada
tanggal 4 Agustus 1847. Mendel adalah orang yang pertama kali melakukan
persilangan dengan menggunakan tanaman kacang ercis (Pisum sativum) sebagai
bahan percobaannya. Karena memiliki banyak kelebihan yaitu mudah melakukan
penyerbukan silang, mudah didapat, mudah hidup dan dipelihara dan lain-lain.
Dalam percobaan awal, Mendel menggunakan 1 sifat beda pada tumbuhan
sebagai alat uji silang. Yang mana dalam persilangan monohibrid didapatkan hasil
anakan dengan rasio fenotip 3 : 1. Hal ini dikarenakan gen-gen yang sealel
memisah. Ini dikenal sebagai Hukum I Mendel. (Suriyo.1996)
Ketika tanaman-tanaman F1 dibiarkan menyerbuk sendiri, maka didapat
tanaman-tanaman F2 yang memisah dengan perbandingan ¼ merah : ½ merah
muda : ¼ putih atau 1:2:1. Disini kita dapat lebih mudah membedakan tanaman
yang homozigot (yaitu yang berbunga merah, dan yang berbunga putih ) dari
tanaman yang heterozigot (yaitu berbunga merah muda). Apabila tanaman-
tanaman F2 homozigot berbunga merah (MM) dibiarkan menyerbuk sesamanya
atau menyerbuk sendiri, maka keturunannya akan selalu berbunga merah saja.
Demikian pula dengan tanaman-tanaman F2 homozigot berbunga putih
(mm) untuk selanjutnya akan selalu menghasilkan keturunan berbunga putih saja.
Adapun tanaman F2 heterozigot berbunga merah muda bila dibiarkan menyerbuk
sesamanya atau mengadakan penyerbukan sendiri akan selalu menghasilkan
keturunan yang memisah dengan perbandingan 1:2:1. Individu homozigot yang
selalu menghasilkan keturunan tetap (tidak memisah) dinamakan galur murni.
(Suryo.1996). Jika diadakan penyerbukan silang antara dua tanaman homozigot
yang berbeda satu sifat missal Mirabilis jalapa (bunga pukul empat) berbunga
merah yang disilangkan dengan yang berbunga putih, maka terjadilah F1 yang
5
berbunga jambon (Merah muda). F1 yang kita sebut monohibrida ini bukan
homozigot lagi, melainkan suatu heterozigot. Pembentukan gamet dari tanaman
heterozigot (F1) ternyata ada pemisahan alel, sehingga ada gamet dengan alel T
dan ada gamet dengan alel t.
6
Kita dapat menguji penyimpangan ini dengan uji Chi-square degan
rumus sebagai berikut:
X 2 = ∑ (O.E)2
E
Keterangan :
X2 = Chi Quadrat
O = Nilai pengamatan
E = Nilai harapan
∑ = Sigma ( Jumlah dari nilai-nilai) (Noor.R.R.1996)
7
BAB III
METODE KERJA
Kancing genetik yang berukuran sama terdiri dari dua warna, masing-
masing warna 20 kancing genetic.
8
-. 1 kuning- 1 kuning : menunjukan genotip aa
5. Melakukan proses pengambilan ini sampai 20 kali dan mencatatnya
kedalam table.
6. Setelah selesai, menghitung jumlah setiap kombinasi genotip yang
diperoleh. Dibuat data kelas (data setiap kelompok), kemudian uji hasilnya
dengan metode X2 (Chi square) untuk melihat kesamaan hasil dengan teori
Mendel.
9
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 1a. Hasil percobaan imitasi monohybrid dominasi penuh (data kelas)
Kelompo Genotip
AA Jml Fntp Aa Jml Fntp aa Jm Fntp
k
l
1 IIIIII 10 Hita IIIIIIIIIIIII 20 Hitam IIIIIIIIII 10 Kuning
III mHit IIIIIII kunin kuning
am g
2 IIIIII 11 Mera IIIIIIIIIIIII 18 Merah IIIIIIIIII 18 Putih
IIIII h IIII putih IIIIIII putih
mera
h
3 IIIIII 10 Hijau IIIIIIIIIIIII 20 Hijau IIIIIIIIII 10 Putih
IIII hijau IIIIIII putih putih
4 IIIIII 7 Hita IIIIIIIIIIIII 26 Hitam IIIIIII 7 Putih
I m IIIIIIIIIIII putih putih
hitam
5 IIIIII 9 Hijau IIIIIIIIIIIII 22 Hijau IIIIIIII 9 Kuning
10
III hijau IIIIIIIIII kunin kuning
g
Total 47 106 47
4.2. Pembahasan
Persilangan Monohibrid
P1 AA X aa
(Hitam) (kuning)
I I
Gamet A a
11
Aa
(Hitam kuning)
F2 : F1 X F2
F1
A A
A Aa Aa
A Aa Aa
100% : Aa
F2:
A A
A AA Aa
A Aa Aa
Perbandingan Fenotif : 1 :2 :1
Hitam : Hitam kuning : kuning
Perbandingan genotif : 1 :2 :1
AA : Aa : aa
X2 = ∑ (O-E)2
E
Dengan:
X2= Chi Quadrat
O = Nilai pengamatan
E = Nilai harapan
∑ = Sigma ( Jumlah dari nilai-nilai)
Perhitungan kelompok 1, 3
AA : 10
Aa : 20
aa : 10
12
Jumlah: 40
1
AA → E1 → 10 : × 40 = 10
4
2
Aa → E2 → 20 : × 40 = 20
4
1
aa → E3 → 10 : × 40 = 10
4
X2 = ∑ (O-E)2
E
=(O1- E1 )2 + (O2 - E2)2 + ( O3 - E3)2
E E E
=(10- 10)2 + (20-20)2 + (10-!0)2
10 20 10
=0 + 0 +0
P = 0,99x 100% = 99%
Perhitungan Kelompok 2
Diketahui :
MM : 11
Mm : 18
Mm : 11
Jumlah: 40
MM = 11 E1= ¼ x 40 = 11
Mm = 18 E2= 2/4 x 40 = 18
Mm = 11 E3=1/4 x 40 = 11
X2 = ∑ (O-E)2
E
=(O1- E1 )2 + (O2 - E2)2 + ( O3 - E3)2
13
E E E
=(11- 10)2 + (18-20)2 + (11-10)2
10 20 10
=1 + 4 + 1
10 20 10
=0,4
P = 0,95 x 100% = 95%
Perhitungan Kelompok 4
Diketahui :
AA: 7
Aa : 26
aa : 7
Jumlah: 40
1
AA → E1 → 7 : × 40 = 7
4
2
Aa → E2 → 26 : × 40 = 26
4
1
aa → E3 → 7 : × 40 = 7
4
X2 = ∑ (O-E)2
E
=(O1- E1 )2 + (O2 - E2)2 + ( O3 - E3)2
E E E
=(7- 10)2 + (26-20)2 + (7-10)2
10 20 10
=9 + 36 + 9
10 20 10
=0,9 + 1,8 + 0,9 = 3,6
14
P = 0,50 x 100% = 50%
Perhitungan Kelompok 5
Diketahui :
AA: 9
Aa : 22
aa : 9
Jumlah: 40
1
AA → E1 → 9: × 40 = 9
4
2
Aa → E2 → 22: × 40 = 22
4
1
aa → E3 → 9: × 40 = 9
4
On−En 2 + On−En 2+ On−En 2
X2=∑( ) ( ) ( )
En En En
1 4 1
X 2= + +
10 20 10
X 2 = 0.1 + 0.5 + 0.1
X 2 = 0.7
P = 0.95 × 100%
P = 95%
15
BAB V
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
http://www.unjabisnis.net/2009/09/laporan-praktikum-genetika-imitasi.html
17