You are on page 1of 22

MAKALAH

KESEHATAN REPRODUKSI

KANKER LEHER RAHIM


(CANCER CERVIX)

OLeh ;
Kelompok 17
Endha Tresna Ayu K21108302
Nurul Afiah K21108303
Hardianti K21108304

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kanker Serviks

2.2 Penyebab Kanker Serviks

2.3 Gejala Kanker Serviks

2.4 Perjalanan Kanker Serviks

2.5 Faktor Resiko Kanker Srviks

2.6 Diagnosi Kanker Seriks

2.7 Pengobatan

2.8 Pencegahan

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker leher rahim atau dikenal juga dengan kanker serviks merupakan
penyebab kematian tertinggi pada wanita. Setiap 1 jam satu wanita Indonesia
meninggal dunia akibat kanker leher rahim (serviks), sedangkan di Asia Pasifik setiap
empat menit, dan di dunia setiap dua menit. Berdasarkan statistik kanker  serviks di
Indonesia mencapai 90-100 kasus per 100 ribu penduduk, di mana ditemukan
200.000 kasus baru setiap tahunnya ( Dr Hasto Wardoyo SpOG) ) (Murtiningsih,
2010).
Kanker servik umumnya dikenal dengan penyakit kanker leher rahim Saat ini,
kanker serviks menjadi penyebab kematian wanita nomor dua di dunia setelah
penyakit jantung koroner. Namun dalam kurun waktu setahun ke depan diprediksi
kanker leher rahim akan menjadi penyebab kematian wanita nomor satu, jika tidak
dilakukan upaya deteksi dini dan pengobatannya. Di negara-negara berkembang
seperti Indonesia, penyakit kangker serviks merupakan penyebab utama kematian.
(Admin, 2010).
Kanker serviks atau kanker leher rahim (sering juga disebut kanker mulut
rahim) merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak terjadi bagi kaum
wanita. Fakta menunjukkan bahwa jutaan wanita di dunia terinfeksi HPV, yang
dianggap penyakit lewat hubungan seks yang paling umum di dunia. Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), infeksi ini merupakan faktor risiko utama
kanker leher rahim. Setiap tahun, ratusan ribu kasus HPV terdiagnosis di dunia dan
ribuan wanita meninggal karena kanker serviks, yang disebabkan oleh infeksi itu.
Mengingat fakta yang mengerikan ini, maka berbagai tindakan pencegahan dan
pengobatan telah dibuat untuk mengatasi kanker serviks atau kanker leher rahim.
(Admin, 2009)
Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan jenis penyakit kanker
paling umum kedua di seluruh dunia yang biasa diderita wanita diatas umur 15 tahun.
Perempuan yang aktif secara seksual memiliki risiko terinfeksi kanker serviks atau
tahap awal penyakit ini tanpa memandang usia atau gaya hidup. Kanker serviks
merupakan penyakit kanker pada wanita kedua terbanyak diderita di Asia, dan lebih
dari setengah wanita Asia yang menderita kanker serviks meninggal atau kurang lebih
sama dengan 226.000 yang didiagnosa terkena kanker serviks dan sebanyak 143.000
penyebab kematian. (Admin, 2010)
Di Indonesia, kanker serviks merupakan kanker nomor satu yang umum
diderita wanita Indonesia. Pada 2001, kasus baru kanker serviks sejumlah 2429 dari
total kasus kanker, sehingga merupakan peringkat satu yaitu 25,91% dari keseluruhan
kanker. Kanker serviks merupakan kanker yang dapat mempengaruhi wanita dengan
latar belakang dan umur yang berbeda di seluruh dunia, dimulai dengan leher rahim –
bagian dari uterus (atau rahim) dan kemudian mencapai vagina – dan secara bertahap
akan menyebar jika tidak diberikan pengobatan. Kanker serviks seringkali
menjangkiti dan dapat membunuh wanita di usia yang produktif (usia 30-50 tahun),
seringkali pada saat mereka masih memiliki tanggung jawab ekonomi dan sosial
terhadap anak-anak dan anggota keluarga lainnya. (Admin, 2010).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan kanker serviks
2. Apakah penyebab dan faktor resiko terjadinya kanker serviks
3. Bagaimana cara pengobatan dan pencegahan pada kanker serviks

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kanker serviks


2. Untuk mengetahui penyebab dan faktor resiko terjdinya kanker servks
3. Untuk mengetaui bagaimana carapengoatan dan pencegaan pada kenker
serviks.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kanker Serviks


Serviks atau leher rahim adalah suatu daerah pada organ reproduksi wanita
yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus)
dengan liang senggama/vagina (seperti dalam gambar). Kanker mulut rahim atau
kanker serviks adalah pertumbuhan sel-sel mulut rahim/serviks yang abnormal
dimana sel-sel ini mengalami perubahan ke arah displasia atau mengarah
keganasan .Kanker ini hanya menyerang wanita yang pernah atau sekarang dalam
status sexually active. (Murtiningsih, 2010).

Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker
yang 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang
menyerang leher rahim. Kanker ini dapat hadir dengan pendarahan vagina, tetapi
gejala kanker ini tidak terlihat sampai kanker memasuki stadium yang lebih jauh.
(Wikipedia, 2011)
Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah jenis penyakit kanker yang
terjadi pada daerah leher rahim, yaitu, bagian rahim yang terletak di bawah, yang
membuka ke arah liang vagina. Berawal dari leher rahim, apabila telah memasuki
tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh.
(Admin,2010)

2.2 Penyebab Kanker Serviks


Penyebab utamanya adalah virus yang disebut Human Papilloma (HPV) yang
dapat menyebabkan kanker. HPV 16 dan 18 secara bersama mewakili 70% penyebab
kanker serviks. Biasanya sebagian besar infeksi akan sembuh dengan sendirinya
namun kadang bisa menjadi infeksi persisten yang dapat berkembang menjadi kanker
serviks. Yang perlu diketahui mengenai virus HPV:
1. HPV dapat ditularkan melalui hubungan seksual.
2. Penularan dapat juga terjadi meski tidak melalui hubungan seksual.
3. HPV dapat bertahan dalam suhu panas. (Admin, 2010)

Kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus
ini memiliki lebih dari 100 tipe, di mana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya
dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker
serviks dan paling fatal.. Selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel abnormal pada
leher rahim juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia
yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama. (Admin, 2010)
Sebanyak 40 tipe HPV dapat ditularkan melalui hubungan seksual.
Sasarannya adalah alat kelamin dan digolongkan menjadi dua golongan yaitu tipe
HPV penyebab kanker (HPV onkogenik) dan HPV beresiko rendah. Terdapat 15 jenis
tipe yang menyebabkan kanker yang dapat mengarah kepada kanker serviks. HPV 16,
18, 45 dan 31 merupakan penyebab lebih dari 80 persen kasus kanker di Asia Pasifik
dan dunia. HPV 16 dan 18 merupakan penyebab utama pada 70% kasus kanker
serviks di dunia. Perjalanan dari infeksi HPV hingga menjadi kanker serviks
memakan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 10 hingga 20 tahun. Namun proses
penginfeksian ini seringkali tidak disadari oleh para penderita, karena proses HPV
kemudian menjadi pra-kanker sebagian besar berlangsung tanpa gejala. Infeksi HPV
paling sering terjadi pada kalangan dewasa muda (18-28 tahun). Perkembangan HPV
ke arah kanker serviks pada infeksi pertama tergantung dari jenis HPV-nya. HPV tipe
risiko rendah atau tinggi dapat menyebabkan kelainan yang disebut pra-kanker. Tipe
HPV yang berisiko rendah hampir tidak berisiko, tetapi dapat menimbulkan genital
warts (penyakit kutil kelamin). Walaupun sebagian besar infeksi HPV akan sembuh
dengan sendirinya dalam 1-2 tahun karena adanya sistem kekebalan tubuh alami,
namun infeksi yang menetap yang disebabkan oleh HPV tipe tinggi dapat mengarah
pada kanker serviks (Mianoki Adika, 2010).
Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah
secara tak terkendali. Jika sel serviks terus membelah maka akan terbentuk suatu
massa jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau ganas. Jika tumor
tersebut ganas, maka keadaannya disebut kanker serviks.
Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks tidak diketahui secara pasti,
tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker
serviks: (Murtiningsih, 2010)
1. HPV (human papillomavirus)
HPV adalah virus penyebab kutil genitalis (kondiloma akuminata) yang
ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV
tipe 16, 18, 45 dan 56.
2. Merokok
Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh
untuk melawan infeksi HPV pada serviks.
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini
4. Berganti-ganti pasangan seksual
5. Suami/pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia di
bawah 18 tahun, berganti-ganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita
yang menderita kanker serviks
6. Pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran
(banyak digunakan pada tahun 1940-1970)
7. Gangguan sistem kekebalan
8. Pemakaian pil KB
9. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun
10. Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan Pap smear secara
rutin)

2.3 Gejala Kanker Serviks


Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati.
Itu sebabnya, Anda yang sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk melakukan
tes pap smear setiap dua tahun sekali. Gejala fisik serangan penyakit ini pada
umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut. (Admin, 2010)
Kebanyakan infeksi HPV dan kanker serviks stadium dini berlangsung tanpa
menimbulkan gejala sedikitpun sehingga penderita masih dapat menjalani kegiatan
sehari-hari. Namun, jika dilakukan pemeriksaan deteksi dini dapat ditemukan adanya
sel-sel serviks yang tidak normal yang disebut juga sebagai lesi prakanker.
Bila kanker sudah mengalami progresifitas atau stadium lanjut maka gejala-
gejala yang dapat timbul antara lain:
o Pendarahan setelah senggama.
o Pendarahan spontan yang terjadi antara periode menstruasi rutin.
o Timbulnya keputihan yang bercampur dengan darah dan berbau.
o Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil.
o Nyeri ketika berhubungan seksual.
Pada stadium dini penyakit ini tidak dirasakan gejalanya, tetapi pada stadium
lanjut dapat nampak dan dirasakan gejalanya.Oleh sebab itu menjadi sangat penting
untuk mendeteksi secara dini melalui pemeriksaan pap smear. Tanda dan gejala pada
stadium yang lanjut yaitu keputihan yang tidak gatal, berwarna coklat, merah dan
berbau busuk ,perdarahan yang abnormal,      perdarahan antara dua siklus
menstruasi, perdarahan pasca menopause, perdarahan per vaginam (kemaluan)  saat
buang air besar, nyeri ketika bersenggama (Dyspareunia) dan perdarahan sehabis
bersenggama, kemaluan yang berair dan berbau busuk,dysuria (sakit sewaktu
kencing),penurunan nafsu makan,penurunan berat badan, Anemia (kurang darah),
nyeri panggul. (Murtiningsih, 2010)

Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati.
Itu sebabnya, Anda yang sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk melakukan
tes pap smear setiap dua tahun sekali. Gejala fisik serangan penyakit ini pada
umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut. Yaitu, munculnya
rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding), keputihan yang
berlebihan dan tidak normal, perdarahan di luar siklus menstruasi, serta penurunan
berat badan drastis. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan
menderita keluhan nyeri punggung, hambatan dalam berkemih, serta pembesaran
ginjal (Admin, 2010).

2.4 Perjalanan Kanker Serviks


Perjalanan penyakit kanker serviks dari pertama kali terinfeksi memerlukan
waktu sekitar 10-15 tahun. Oleh sebab itu kanker serviks biasanya ditemukan pada
wanita yang sudah berusia sekitar 40 tahun.Ada empat stadium kanker serviks yaitu
Stadium satu kanker masih terbatas pada serviks (IA dan IB), pada stadium dua
kanker  meluas di serviks tetapi tidak ke dinding pinggul (IIA menjalar ke
vagina/liang senggama, IIB menjalar ke vagina dan rahim), pada stadium III kanker
menjalar ke vagina, dinding pinggul dan nodus limpa (IIIA menjalar ke vagina,IIIB
menjalar ke dinding pinggul, menghambat saluran kencing, mengganggu fungsi ginjal
dan menjalar ke nodus limpa), pada stadium empat kanker menjalar
ke kandung kencing, rektum, atau organ lain (IVA: Menjalar ke kandung kencing,
rectum, nodus limpa,  IVB: Menjalar ke panggul and nodus limpa panggul, perut,
hati, sistem pencernaan, atau paru-paru ) (Murtiningsih, 2010).
2.5 Faktor Resiko Kanker Serviks
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker
serviks, antara lain adalah : (Admin, 2010)
1. Hubungan seks pada usia muda atau pernikahan pada usia muda
Faktor ini merupakan faktor risiko utama. Semakin muda seorang perempuan
melakukan hubungan seks, semakin besar risikonya untuk terkena kanker
serviks. Berdasarkan penelitian para ahli, perempuan yang melakukan hubungan
seks pada usia kurang dari 17 tahun mempunyai resiko 3 kali lebih besar
daripada yang menikah pada usia lebih dari 20 tahun.
2. Berganti-ganti pasangan seksual
Perilaku seksual berupa gonta-ganti pasangan seks akan meningkatkan penularan
penyakit kelamin. Penyakit yang ditularkan seperti infeksi human papilloma
virus (HPV) telah terbukti dapat meningkatkan timbulnya kanker serviks, penis
dan vulva. Resiko terkena kanker serviks menjadi 10 kali lipat pada wanita yang
mempunyai partner seksual 6 orang atau lebih. Di samping itu, virus herpes
simpleks tipe-2 dapat menjadi faktor pendamping.
3. Merokok
Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kanker serviks
dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Penelitian menunjukkan,
lendir serviks pada wanita perokok mengandung nikotin dan zat-zat lainnya yang
ada di dalam rokok. Zat-zat tersebut akan menurunkan daya tahan serviks di
samping meropakan ko-karsinogen infeksi virus.
4. Defisiensi zat gizi
Ada beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa defisiensi asam folat dapat
meningkatkan risiko terjadinya displasia ringan dan sedang, serta mungkin juga
meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks pada wanita yang makanannya
rendah beta karoten dan retinol (vitamin A).
5. Trauma kronis pada serviks seperti persalinan, infeksi, dan iritasi menahun

2.6 Diagnosis Kanker Serviks


Bagaimana cara mendeteksi bahwa seorang wanita terinfeksi HPV yang
menyebabkan kanker serviks? Gejala seseorang terinfeksi HPV memang tidak terlihat
dan tidak mudah diamati. Cara paling mudah untuk mengetahuinya dengan
melakukan pemeriksaan sitologis leher rahim. Pemeriksaan ini saat ini populer
dengan nama Pap smear atau Papanicolaou smear yang diambil dari nama dokter
Yunani yang menemukan metode ini yaitu George N. Papanicolaou. Namun, ada juga
berbagai metode lainnya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV dan kanker serviks
seperti berikut: (Admin, 2010)
 IVA
IVA yaitu singkatan dari Inspeksi Visual dengan Asam asetat. Metode
pemeriksaan dengan mengoles serviks atau leher rahim dengan asam asetat.
Kemudian diamati apakah ada kelainan seperti area berwarna putih. Jika tidak ada
perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks. Anda dapat
melakukan di Puskesmas dengan harga relatif murah. Ini dapat dilakukan hanya
untuk deteksi dini. Jika terlihat tanda yang mencurigakan, maka metode deteksi
lainnya yang lebih lanjut harus dilakukan.
 Pap smear
Metode tes Pap smear yang umum yaitu dokter menggunakan pengerik atau sikat
untuk mengambil sedikit sampel sel-sel serviks atau leher rahim. Kemudian sel-sel
tersebut akan dianalisa di laboratorium. Tes itu dapat menyingkapkan apakah ada
infeksi, radang, atau sel-sel abnormal. Menurut laporan sedunia, dengan secara
teratur melakukan tes Pap smear telah mengurangi jumlah kematian akibat kanker
serviks.
Pap smear dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker serviks secara akurat
dan dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Akibatnya angka kematian akibat kanker
servikspun menurun sampai lebih dari 50%. Setiap wanita yang telah aktif secara
seksual atau usianya telah mencapai 18 tahun, sebaiknya menjalani Pap smear secara
teratur yaitu 1 kali/tahun. Jika selama 3 kali berturut-turut menunjukkan hasil yang
normal, Pap smear bisa dilakukan 1 kali/2-3tahun. Hasil pemeriksaan Pap smear
menunjukkan stadium dari kanker serviks:
a) Normal
b) Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat ganas)
c) Displasia berat (perubahan lanjut yang belum bersifat ganas)
d) Karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar)
e) Kanker invasif (kanker telah menyebar ke lapisan serviks yang lebih dalam atau
ke organ tubuh lainnya).
 Thin prep
Metode Thin prep lebih akurat dibanding Pap smear. Jika Pap smear hanya
mengambil sebagian dari sel-sel di serviks atau leher rahim, maka Thin prep akan
memeriksa seluruh bagian serviks atau leher rahim. Tentu hasilnya akan jauh lebih
akurat dan tepat.
 Biopsi
Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu pertumbuhan atau
luka pada serviks, atau jika Pap smear menunjukkan suatu abnormalitas atau kanker.
 Kolposkopi
Kolposkopi (pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar). Jika semua hasil tes
pada metode sebelumnya menunjukkan adanya infeksi atau kejanggalan, prosedur
kolposkopi akan dilakukan dengan menggunakan alat yang dilengkapi lensa
pembesar untuk mengamati bagian yang terinfeksi. Tujuannya untuk menentukan
apakah ada lesi atau jaringan yang tidak normal pada serviks atau leher rahim. Jika
ada yang tidak normal, biopsi pengambilan sejumlah kecil jaringan dari tubuh
dilakukan dan pengobatan untuk kanker serviks segera dimulai.
 Tes Schiller
Serviks diolesi dengan lauran yodium, sel yang sehat warnanya akan berubah
menjadi coklat, sedangkan sel yang abnormal warnanya menjadi putih atau kuning.
Untuk membantu menentukan stadium kanker, dilakukan beberapa pemeriksan
berikut:
a. Sistoskopi
b. Rontgen dada
c. Urografi intravena
d. Sigmoidoskopi
e. Skening tulang dan hati
f. Barium enema.
2.7 Pengobatan
2.7.1 Pengobatan lesi prekanker
Pengobatan lesi prekanker pada serviks tergantung kepada beberapa faktor
berikut:
 tingkatan lesi (apakah tingkat rendah atau tingkat tinggi)
 rencana penderita untuk hamil lagi
 usia dan keadaan umum penderita.
Lesi tingkat rendah biasanya tidak memerlukan pengobatan lebih lanjut,
terutama jika daerah yang abnormal seluruhnya telah diangkat pada waktu
pemeriksaan biopsi. Tetapi penderita harus menjalani pemeriksaan Pap smear dan
pemeriksaan panggul secara rutin.
Pengobatan pada lesi prekanker bisa berupa:
 Kriosurgeri (pembekuan)
 Kauterisasi (pembakaran, juga disebut diatermi)
 Pembedahan laser untuk menghancurkan sel-sel yang abnormal tanpa melukai
jaringan yang sehat di sekitarnya
 LEEP (loop electrosurgical excision procedure) atau konisasi.
Setelah menjalani pengobatan, penderita mungkin akan merasakan kram atau
nyeri lainnya, perdarahan maupun keluarnya cairan encer dari vagina.
Pada beberapa kasus, mungkin perlu dilakukan histerektomi (pengangkatan rahim),
terutama jika sel-sel abnormal ditemukan di dalam lubang serviks. Histerektomi
dilakukan jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi.
2.7.2 Pengobatan Kanker Serviks
Bagi Anda yang terdiagnosa mengalami perubahan abnormal sel sejak dini,
maka dapat dilakukan beberapa hal seperti ;
1. Pemanasan, diathermy atau dengan sinar laser.
2. Cone biopsi, yaitu dengan cara mengambil sedikit dari sel-sel leher rahim,
termasuk sel yang mengalami perubahan. Tindakan ini memungkinkan
pemeriksaan yang lebih teliti untuk memastikan adanya sel-sel yang mengalami
perubahan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh ahli kandungan.
Jika perjalanan penyakit telah sampai pada tahap pre-kanker dan kanker leher
rahim telah dapat diidentifikasi, Maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
penyembuhannya, antara lain ; (Admin, 2010)
1. Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker, biasanya uterus
beserta leher rahimnya.
2. Radioterapi yaitu dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi yang dapat
dilakukan secara internal maupun eksternal.
Ada 2 macam radioterapi:
a. Radiasi eksternal : sinar berasar dari sebuah mesin besar
Penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit, penyinaran biasanya dilakukan
sebanyak 5 hari/minggu selama 5-6 minggu.
b. Radiasi internal : zat radioaktif terdapat di dalam sebuah kapsul dimasukkan
langsung ke dalam serviks. Kapsul ini dibiarkan selama 1-3 hari dan selama
itu penderita dirawat di rumah sakit. Pengobatan ini bisa diulang beberapa
kali selama 1-2 minggu.
Efek samping dari terapi penyinaran adalah:
a. iritasi rektum dan vagina
b. kerusakan kandung kemih dan rektum
c. ovarium berhenti berfungsi.
3. Kemoterapi (www.kankerserviks.com)
Jika kanker telah menyebar ke luar panggul, kadang dianjurkan untuk menjalani
kemoterapi. Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel
kanker. Obat anti-kanker bisa diberikan melalui suntikan intravena atau melalui
mulut. Kemoterapi diberikan dalam suatu siklus, artinya suatu periode pengobatan
diselingi dengan periode pemulihan, lalu dilakukan pengobatan, diselingi denga
pemulihan, begitu seterusnya.
4. Terapi paliatif (supportive care) yang lebih difokuskan pada peningkatan kualitas
hidup pasien. Contohnya: Makan makanan yang mengandung nutrisi, pengontrol
sakit (pain control) ( www.kankerserviks.com).

2.8 Pencegahan
Ada 2 cara untuk mencegah kanker serviks:
1) Mencegah terjadinya infeksi HPV
2) Melakukan pemeriksaan Pap smear secara teratur .
Anjuran untuk melakukan Pap smear secara teratur:
 Setiap tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun
 Setiap tahun untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah
menderita infeksi HPV atau kutil kelamin
 Setiap tahun untuk wanita yang memakai pil KB
 Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun jika 3 kali Pap smear
berturut-turut menunjukkan hasil negatif atau untuk wanita yang telah menjalani
histerektomi bukan karena kanker
 Sesering mungkin jika hasil Pap smear menunjukkan abnormal
 Sesering mungkin setelah penilaian dan pengobatan prekanker maupun kanker
serviks.
Cara pencegahan terbaru adalah dengan vaksinasi, terutama yang
menargetkan pada HPV 16 dan 18. Vaksin akan meningkatkan kemampuan sistem
kekebalan tubuh untuk mengenali dan menghancurkan virus ketika masuk ke dalam
tubuh, sebelum terjadi infeksi. Vaksin sebaiknya dilakukan sejak masa remaja, yaitu
sejak usia 10 tahun pada orang Indonesia dengan jadwal vaksinasi bulan ke-0, 1, dan
6. Pada usia ini anak sudah mulai memasuki masa reproduktif dan belum
terkontaminasi oleh virus HPV. Sehingga dengan vaksinasi, respons titer antibodi
yang terbentu jauh lebih tinggi dibandingkan usia dewasa, menurut Karel Staa, MD.
Vaksin ini dikalkulasi dapat memberi pertahanan selama 5-6 tahun. Seperti
vaksin pada umumnya, vaksin ini tidak sepenuhnya memberi perlindungan 100%
terhadap kanker serviks. Oleh karena itu, vaksinasi bersama skrining serta usaha
mengurangi faktor risiko dapat mengurangi risiko terkena kanker serviks. Sekaligus
dapat menurunkan jumlah penderita kanker serviks di Indonesia. (Sumber:
Semijurnal Farmasi & Kedokteran, No. 52, Juni 2008) (Aidan, 2010)
Ini merupakan berita yang sangat menarik, bahwa penyakit kanker leher rahim
(kanker serviks) dapat dicegah. Yaitu dengan cara vaksinasi yang diberikan pada
remaja putri dan perempuan dewasa. Vaksin ini diresmikan hak ciptanya pada tahun
2006, pengembangnya adalah sebuah perusahaan obat terbesar dunia yang berada di
Amerika Serikat (Merck & Co., Inc.). Vaksin ini diberi nama "Gardasil". Vaksin
tersebut, menurut WHO, juga efektif mencegah infeksi HPV tipe 6 dan 11 yang
menyebabkan hampir 90% dari semua jenis kanker leher rahim. Pengenalan vaksin
pencegah kanker serviks dan upaya untuk mendekatkan akses vaksin bagi masyarakat
di diseluruh wilayah Indonesia diharapkan dapat menurunkan prevalensi kanker leher
rahim serta meminimalkan fatalitas akibat serangan kanker tersebut. (Admin, 2010)

Mencegah lebih baik daripada mengobati.. Meski kanker serviks menakutkan,


namun kita semua bisa mencegahnya. Pencegahan terhadap kanker serviks dapat
dilakukan dengan program skrinning dan pemberian vaksinasi. Di negara maju, kasus
kanker jenis ini sudah mulai menurun berkat adanya program deteksi dini melalui
pap smear. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah kanker serviks antara
lain: (Mianoki Adika, 2010)
 Lakukan  pola makan sehat, yaitu kaya dengan sayuran dan buah untuk
merangsang sistem kekebalan tubuh. Misalnya mengkonsumsi berbagai makanan
yang mengandung karoten, vitamin A, C, dan E, dan asam folat dapat
mengurangi risiko terkena kanker leher rahim.
 Hindari merokok. Banyak bukti menunjukkan penggunaan tembakau dapat
meningkatkan risiko terkena kanker serviks.
 Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda.
 Menghindari berhubungan seks selama masa haid terbukti efektif untuk
mencegah dan menghambat terbentuknya dan berkembangnya kanker serviks.
 Hindari berhubungan seks dengan banyak partner.
 Secara rutin menjalani tes  Pap smear secara teratur. Saat ini tes  Pap smear
bahkan sudah bisa dilakukan di tingkat Puskesmas dengan harga terjangkau.
 Alternatif tes Pap smear yaitu tes IVA dengan biaya yang lebih murah dari Pap
smear. Tujuannya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV.
 Pemberian vaksin atau vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi HPV.
 Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan istilah vagina toilet. Ini
dapat dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya
untuk membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan penyakit.
 Pemberian suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Minum AFIAFIT
secara rutin 2-3 kapsul sehari
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Kanker leher rahim atau dikenal juga dengan kanker serviks merupakan
penyebab kematian tertinggi pada wanita. Di Indonesia, kanker serviks
merupakan kanker nomor satu yang umum diderita wanita Indonesia.
2. Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah jenis penyakit kanker yang terjadi
pada daerah leher rahim, yaitu, bagian rahim yang terletak di bawah, yang
membuka ke arah liang vagina.
3. Kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus).
4. Faktor resiko kanker serviks diantaranya hubungan seks pada usia muda atau
pernikahan pada usia muda, berganti-ganti pasangan seksual, merokok,
defisiensizat gizi, dan trauma kronis pada serviks seperti persalinan, infeksi, dan
iritasi menahun.
5. Pengobatan kanker serviks dapat dibedakan atas dua yaitu pengobatan lesi
prekanker, dan pengobatan setelah terjadinya kanker serviks.
6. Pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrinning
dan pemberian vaksinasi.

3.2 Saran
Topik kanker serviks atau kanker leher rahim ini sangat menarik dan penting
untuk dipelajari, khususnya untuk kaum hawa. Sehingga kami menyarankan untuk
memberikan perhatian khusus terhadap penyakit ini, karena saat ini kanker leher
rahim telah menjadi penyebab utama kematian wanita. Semoga bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Admin. Mengenal Kanker Serviks - Penyakit Kanker Leher Rahim.


http://www.infoceria.com/2010/03/mengenal-kanker-serviks-penyakit-
kanker.html. (Diakses tanggal 25 Maret 2011)

Admin. Penyakit Kanker Leher Rahim atau Serviks


http://www.rahmatsidi.com/2010/07/penyakit-kanker-leher-rahim-serviks.html.
(Diakses tanggal 25 Maret 2011)

Admin. Kanker Serviks – Penyebab, Tanda-Tanda, Cara Mencegah dan Mengobati


Kanker Serviks. http://www.ingateros.com/. (Diakses tanggal 25 Maret 2011)

Admin. Kanker Serviks Pembunuh Banyak Wanita.


http://rizkaherbal.wordpress.com/ . (Diakses tanggal 25 Maret 2011).

Admin. Tanda-tanda kanker serviks atau kanker leher rahim.


http://jurug.blogspot.com/2010/03/tanda-tanda-kanker-serviks-kanker-
leher.html. (Diakses tanggal 25 Maret 2011).

Admin. Kanker Serviks. http://www.kankerserviks.com . Dikases tanggal 25 Maret


2011.

Admin, Kanker Serviks. http://www.kankerserviks.net/ .Diakses tanggal 25 Maret


2011.

Aidan. Vaksinasi Kanker Serviks. http://myarticles-


artikelkesehatan.blogspot.com/. (Diakses tanggal 25 Maret 2011).

Mianoki Adika. Kanker Serviks Mengancam Kaum Hawa. www.AtTijarah.com.


(Diakses Tanggal 25 Maret 2010).

Murtiningsih. Kanker Leher Rahim (Cancer Cervix).


http://www.fokma.org/index.php?
option=com_content&view=category&layout=blog&id=11&Itemid=12. (Diakses
Tanggal 25 Maret 2011).

Wikipedia. Kanker Leher Rahim. http://id.wikipedia.org/wiki/Halaman_Utama. .


(Diakses Tanggal 25 Maret 2011).

You might also like