You are on page 1of 64

c 


     
 

    
   c 


` ?  c

Perjalanan hidup seorang anak tidak selamanya berjalan dengan mulus Beberapa anak
dihadapkan pada pilihan yang sulit bahwa individu harus berpisah dari keluarga karena suatu
alasan, menjadi yatim, piatu atau yatim-piatu bahkan mungkin menjadi anak terlantar Kondisi
ini menyebabkan adanya ketidak lengkapan di dalam suatu keluarga Ketidak lengkapan ini pada
kenyataanya secara fisik tidak mungkin lagi dapat digantikan tetapi secara psikologis dapat
dilakukan dengan diciptakannya situasi kekeluargaan dan hadirnya tokoh-tokoh yang dapat
berfungsi sebagai pengganti orang tua

Menurut Hurlock (`` masa remaja dikatakan sebagai masa transisi karena belum
mempunyai pegangan, sementara kepribadianya masih menglami suatu perkembangan, remaja
masih belum mampu untuk menguasai fungsi-fungsi fisiknya Remaja masih labil dan mudah
terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya Remaja sebagai bagian dari generasi penerus yang
menjadi tonggak sebagai individu yang bermakna pada hari kemudian diharapkan juga memiliki
pemahaman tentang diri yang benar, hal tersebut sangat diperlukan bagi setiap orang dalam
menjalani kehidupannya, sehingga di peroleh suatu gambaran yang jelas tentang dirinya dan
supaya sremaja bias menjalankan apa yang sudah didapatkannya

Pemahaman akan diri seseorang sangatlah mutlak untuk diketahui Oleh karena itu semua orang
harus mengerti tentang dirinya Baik secara internal maupun secara eksternal Ketika seseorang
mengetahui kondisi dan gambaran tentang dirinya maka dia akan dapat menjalani hidupnya
dengan nyaman dan juga memiliki rasa percaya diri yang kuat karena sudah memiliki pandangan
diri yang jelas

Dalam melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan, semua orang memiliki kemampuan dan
keinginan yang berbeda Salah satu faktor yang membuat seseorang dapat melakukan apa yang
dia ingin lakukan adalah ketika dia memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk melakukannya
Ketika seseorang kurang memeiliki rasa percaya diri maka kemungkinan orang tersebut tidak
akan dapat bergaul dengan sesama temannya, melakukan apa yang diinginkannya dan pergi
sesuai keinginannya

Remaja yang tinggal di panti asuhan mempunyai rasa rendah diri atau minder terhadap keadaan
dirinya, tidak seperti teman-teman dalam kondisi keluarga normal Hal ini berpengaruh terhadap
pergaulan dengan lingkungan Sementara itu masyarakat atau teman-teman dalam lingkungan
sosial sering memberikan label negatif pada anak-anak panti asuhan tanpa melihat lebih jauh,
mengapa atau bagaimana berbagai hal negatif ini akan terjadi Adanya penyimpangan antara
harapan dan kenyataan itulah, maka peneliti merasa perlu untuk meneliti hal tersebut

Berdasarkan dari uraian di atas, maka rumusan masalah yang peneliti ajukan adalah apakah ada
hubungan antara pemahaman diri dengan rasa percaya diri pada remaja yang tinggal di panti
asuhan Oleh karena itu maka penelitian ini berjudul ³Hubungan Antara pemahaman diri dengan
rasa percaya diri Pada Remaja Yang Tinggal Di Panti Asuhan´

` ?    

Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian adalah sebagai
berikut

` Mengetahui hubungan antara pemahaman diri dengan rasa percaya diri remaja yang tinggal di
panti asuhan?

 Mengetahui pemahaman diri dengan rasa percaya diri remaja yang tinggal di panti asuhan?

 Mengetahui tingkat pemahaman diri dengan rasa percaya diri remaja yang tinggal di panti
asuhan?

` ?  
 

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat dan kegunaan sebagai berikut

` ? Manfaat teoritis  Dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai pemahaman diri dan
rasa percaya diri yang ada pada masa remja
 ? Manfaat praktis  Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan
pendidik, guru,dan orang ± orang yang berhubungan dengan panti asuhan dan anak anak
asuhnya

` ? 

 

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari hipotesis dua arah yaitu Hipotesis
alternative dan hipotesis Nol Hipotesis benar jika Hipotesis alternative (Ha terbukti
kebenarannya

Ha  adanya hubungan antara pemahaman diri dengan rasa percaya diri remaja yang tinggal di
panti asuhan

Ho  Tidak ada hubungan antara pemahaman diri dengan rasa percaya diri remaja yang tinggal di
panti asuhan


c
 c

` ?
  !"#!$%
` ?
$#

&&# #'() *++,-,,,%


 ! J    J
  % !
$.)'$#/$!01!"1!"!)'"2!/3

!/!.#'"2)###2#!)."#0&&!
! /1 & . &2) )'"#&)" )'$" "'"03
! "
/2"$$&$#2$"'"1.&!0!'0$.)&
2$&2!)'$""'"/3

 ? "4 "
 

&&# #'() *++,-,,,%


).$ ! 2 ! "
/ "$# )'2)" ! .#) "/& "2) ! ! "'$
/3.2"2)0$!!!"4!"2!/
#-

` ? ."#)!!"#)


! " /1 )'"#&) .) 2 / ."# ."#) !
!"#) ! )'"2 ##$ ! "'$ / #& .& /" !
)'"2 ##$ !0 ."# . .) #& . .&&) ! )!
".03 !) "& / $$.) ! ) !$ (
0$ !"1 &1 ".$ ." / .!) ! ) 0$
".0!$!0$!!)03

 ? !""


!"'$/."")#!""3/.
&$) ! 2! ) )( &#&) $$.) !0 ""& !$
)'#)"#&"#&"0$")#!""3/.&$)!
2! ) 4 ) &#&)  .5 !0 ) ! 4 ! 0$
..! .!1#$#&$!2#&)'#)"###&3

 ? c'#!)"  

# ).&#& &#&) !"") ! )! .0) 2


! )'#)" 0$ ..! .! ! ! ! /1 &(&
)'#!)"#!4!0$#!""3
· ? &)#&" 

!0"#)'#!)#!!2!"/.&#&(&0&)#&"!
/!..$"#&"!5)#&#!)#!)$/&#)3/!
"'$/)()#!)"#.$$#."&#&"#!"'$
/.".#&)#'$!00$.'&#&1!."0#!)
#/!$$")/0#&.)!5"!5"3

` ? !0$0#!!1!0$.!0$2"&

&(&)2&/&#&)$)'"#&)")!)0$!!"2$
!0$".01/!"&#&0$.$&$).$/3c2&
&#&)0!!02.!#!0$0#!$!0$!
&/&))!02$)#)2&)'$#3&&&#'$"
#'()1*++,-,,6%10).5!02.!0$#&/&#!0$
!!$!0$".0&/&))#!)#!)2&&#&)
0"&)!3

` ? 2.!$"'"

22).$0).5/1!.!$)!$) )1.
"$$$&)2.!$"'("'('2"'%&#&)$7)&"!
)"!&.!#'()1*++,-,,8%3&)"!/&#&)
$)&.5))&)2.!$"'(&#&))&)7&"
)2!!)(!&$&&!"/)2.!$"'(
#!)!$)32$$2!'"2.!$"'(2!"/
.&#)).$&$).0)0)'2')"3

` ? )"!!

/."!)!0" ('"('&"%!.!$)!$) )!


.))##$2!03/.#'"2)#10$
&2).$!)"!!)!.$!)"2'"!3&1
#'"2)"#!)0#/!2!/!)!"'""'(3/)!$
)!$#!&)&$!2/"!# #01!2#)'2!
# #0$!"!0$.&&(&3

` ? 2!&$!

)"&#&)2#)!"!" !"%&2).$!
2!/39&2&/"$&/&))!0).$&$!
)')0$&(&).#!0&"4"#'"2)#&#&)!01
//&$))"&#&)!&$!$.$)!03 
:!&$!1/(!&$)'))!0))#"#)$#7
!!)3c(!&$/&#&)!&$!0"!""&
!$!")2"#!&&&2)!:)(!&$/&#&)$$.)
!)!$(0$!"#(3

` ? )#!)"!

2!/.#)!02$.5)'2'0$#!)
!"!&('"('&"%#"&)!!01!0!$)'2'0$
!"!('"('&"%3
$"(#&."0#!)&(&"22!"
/)3 )"&!00$.#&."0.0))!0"2)4"2)
###&!2$#!)0$.!!&)"!#&('#'
)!.!$)!$/0$.&!3

` ? #$"!

2!/1#&#!"/)1/!.##$"
!.$0$..! .!!0$"(""##)/!"&#&)"#&3
/0$.#&2&!#)"!0)#!))'""#!!")2"
!)!"".&0)#)/.&"&#&)$)'"#&)")#'
$!"(&&1#&"&#&2)0$##$"!!##"3

` ?
(0  "#%
` ?
$#

Orang yang dikatakan memiliki kepercayaan diri ialah orang yang merasa puas dengan dirinya
(Gael Lindenfield dalam Kamil, `  Adapun gambaran merasa puas terhadap dirinya
adalah orang yang merasa mengetahui dan mengakui terhadap ketrampilan dan kemampuan yang
dimilikinya, serta mampu menunjukkan keberhasilan yang dicapai dalam kehidupan bersosial
Untuk mencari atau menggali definisi yang akurat tentang percaya diri, maka harus menganalisis
tentang unsur-unsurnya yang khas Hal ini dilakukan dengan mendaftarkan sifatsifat dan
ketrampilan-ketrampilan hasil pengamatan terhadap orang yang memiliki tingkat kepercayaan
diri yang tinggi

Menurut Angelis ( ` kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan dalam jiwa manusia
bahwa tantangan hidup apapun harus dihadapi dengan berbuat sesuatu Kepercayaan diri itu lahir
dari kesadaran bahwa jika memutuskan untuk melakukan sesuatu, sesuatu itu pula yang harus
dilakukan Kepercayaan diri itu akan datang dari kesadaran seorang individu bahwa individu
tersebut memiliki tekad untuk melakukan apapun, sampai tujuan yang ia inginkan tercapai

Menurut )*++8-;%1 rasa percaya diri yaitu suatu keyakinan seseorang terhadap segala
aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk
bisa mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya Jadi, dapat dikatakan bahwa seseorang yang
memiliki kepercayaan diri akan optimis di dalam melakukan semua aktivitasnya, dan
mempunyai tujuan yang realistik, artinya individu tersebut akan membuat tujuan hidup yang
mampu untuk dilakukan, sehingga apa yang direncanakan akan dilakukan dengan keyakinan
akan berhasil atau akan mencapai tujuan yang telah ditetapkannya
Siswa yang memiliki kepercayaan diri akan mampu mengetahui kelebihan yang dimilikinya,
karena siswa tersebut menyadari bahwa segala kelebihan yang dimiliki, kalau tidak
dikembangkan, maka tidak akan ada artinya, akan tetapi kalau kelebihan yang dimilikinya
mampu dikembangkan dengan optimal maka akan mendatangkan kepuasan sehingga akan
menumbuhkan kepercayaan diri

Individu yang percaya diri akan memandang kelemahan sebagai hal yang wajar dimiliki oleh
setiap individu, karena individu yang percaya diri akan mengubah kelemahan yang dimiliki
menjadi motivasi untuk mengembangkan kelebihannya dan tidak akan membiarkan
kelemahannya tersebut menjadi penghambat dalam mengaktualisasikan kelebihan yang
dimilikinya

Sebagai contoh, siswa yang selalu menjadi juara kelas mampu menguasai materi pelajaran yang
diajarkan di sekolah, sehingga ia merasa yakin dan tidak takut jika disuruh gurunya untuk
mengerjakan soal di depan kelas Bahkan, di dalam setiap mata pelajaran, jika guru bertanya atau
meminta seseorang untuk mengerjakan soal di depan kelas, siswa yang menjadi juara kelas dapat
mengajukan diri tanpa diperintah

Sedangkan Luxori (· ·, menyatakan bahwa, percaya diri adalah hasil dari percampuran
antara pikiran dan perasaan yang melahirkan perasaan rela terhadap diri sendiri Dengan
memiliki kepercayaan diri, seseorang akan selalu merasa baik, rela dengan kondisi dirinya, akan
berpikir bahwa dirinya adalah manusia yang berkualitas dalam berbagai bidang kehidupan,
pekerjaan, kekeluargaan, dan kemasyarakatan, sehingga dengan sendirinya seseorang yang
percaya diri akan selalu merasakan bahwa dirinya adalah sosok yang berguna dan memiliki
kemampuan untuk bersosialisasi dan bekerja sama dengan masyarakat lainnya dalam berbagai
bidang Rasa percaya diri yang dimiliki seseorang akan mendorongnya untuk menyelesaikan
setiap aktivitas dengan baik

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kepercayaan
diri adalah kesadaran individu akan kekuatan dan kemampuan yang dimilikinya, meyakini
adanya rasa percaya dalam dirinya, merasa puas terhadap dirinya baik yang bersifat batiniah
maupun jasmaniah, dapat bertindak sesuai dengan kapasitasnya serta mampu mengendalikannya

`?
` ?  ( $$
(0 

Menurut Hakim (  -6 ciri-ciri orang yang percaya diri antara lain 

`? Selalu bersikap tenang di dalam mengerjakan segala sesuatu;


? Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai;
? Mampu menetralisasi ketegangan yang muncul di dalam berbagai situasi;
·? Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi;
? Memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang penampilannya;
6? Memiliki kecerdasan yang cukup;
? Memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup;
 ? Memiliki keahlian atau keterampilan lain yang menunjang kehidupannya, misalnya
ketrampilan berbahasa asing;
 ? Memiliki kemampuan bersosialisasi;
` ?Memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang baik;
`` ?Memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat dan tahan di dalam
menghadapi berbagai cobaan hidup;
` ?Selalu bereaksi positif di dalam menghadapi berbagai masalah, misalnya dengan tetap
tegar, sabar, dan tabah dalam menghadapi persoalan hidup

`?
` ?  ( $$ !)
(0 

Menurut Hakim (  - ciri-ciri orang yang tidak percaya diri antara lain 

`? Mudah cemas dalam menghadapi persoalan dengan tingkat kesulitan tertentu;


? Memiliki kelemahan atau kekurangan dari segi mental, fisik, sosial, atau ekonomi;
? Sulit menetralisasi timbulnya ketegangan di dalam suatu situasi;
·? Gugup dan kadang-kadang bicara gagap;
? Memiliki latar belakang pendidikan keluarga kurang baik;
6? Memiliki perkembangan yang kurang baik sejak masa kecil;
? Kurang memiliki kelebihan pada bidang tertentu dan tidak tahu bagaimana cara
mengembangkan diri untuk memiliki kelebihan tertentu;
 ? Sering menyendiri dari kelompok yang dianggapnya lebih dari dirinya;
 ? Mudah putus asa;
` ?
enderung tergantung pada orang lain dalam mengatasi masalah;
`` ?Pernah mengalami trauma;
` ?Sering bereaksi negatif dalam menghadapi masalah, misalnya dengan menghindari
tanggung jawab atau mengisolasi diri, yang menyebabkan rasa tidak percaya dirinya
semakin buruk

`?
` ? $.$)c2(0 

Lindenfield (` `· menjelaskan ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan percaya diri diantaranya adalah sebagai berikut 

` ?
inta

Individu perlu terus merasa dicintai tanpa syarat Untuk perkembangan harga diri yang sehat dan
langgeng, seseorang harus merasa bahwa dirinya dihargai karena keadaannya yang
sesungguhnya, bukan yang seharusnya atau seperti yang diinginkan orang lain Setiap orang
hendaknya dicintai tanpa syarat, namun yang terpenting, individu itu sendiri harus dapat
mencinti diri tanpa syarat

Dengan merasa tenteram, percaya diri dan mencintai diri sendiri bila semua keinginan terpenuhi,
ini berarti seseorang telah menyayangi diri sendiri secara bersyarat Agar seseorang dapat
menyayangi diri dengan tulus, hendaknya individu dapat menyayangi dirinya sendiri karena telah
melakukan sesuatu, bukan karena telah berhasil mencapai sesuatu

Dalam kegiatan kelompok seperti bimbingan kelompok, bentuk cinta pada diri sendiri dapat
ditunjukkan dengan menerima diri apa adanya, tidak menyayangi diri secara bersyarat, memiliki
rasa percaya diri dan selalu merasa tenteram Sedangkan bentuk cinta yang diberikan oleh orang
lain dalam kelompok yaitu mau mendengarkan pendapat anggota kelompok, mau memberikan
saran dan kritik yang membangun, saling memberi dan menerima bantuan, berempati dengan
tulus, anggota kelompok saling memberi motivasi, serta suka rela memecahkan masalah
bersama-sama

` ? Rasa aman

Bila individu merasa aman, mereka secara tidak langsung akan mencoba mengembangkan
kemampuan mereka dengan menjawab tantangan serta berani mengambil resiko yang menarik
Di dalam kegiatan bimbingan kelompok, rasa aman ditunjukkan anggota kelompok dengan
saling menjaga rahasia, masing-masing anggota mau terbuka, jujur, dan percaya pada diri sendiri
maupun orang lain, serta saling menghargai

` ? Model peran

Mengajar lewat contoh adalah cara paling efektif agar anak mengembangkan sikap dan
ketrampilan sosial yang diperlukan untuk percaya diri Dalam hal ini peran orang lain sangat
dibutuhkan untuk dijadikan contoh bagi individu untuk dapat mengembangkan rasa percaya diri

Di dalam kegiatan koneling kelompok, anggota kelompok dapat menjadikan diri sendiri maupun
orang lain sebagai model Dengan menjadikan orang lain sebagai model, individu dapat
menjadikan model itu sebagi contoh/ teladan dan dapat menirunya untuk menumbuhkan rasa
percaya diri

` ? Hubungan

Untuk mengembangkan rasa percaya diri individu terhadap segala hal, individu jelas perlu
mengalami dan bereksperimen dengan beraneka hubungan dari yang dekat dan akrab dirumah,
teman sebaya maupun yang lebih asing

Adler !&2#)01<==,-*6< menyatakan bahwa manusia pada dasarnya adalah


makhluk sosial Manusia selalu menghubungkan dirinya dengan orang lain, ikut dalam kegiatan
kegiatan kerja sama sosial, menempatkan kesejahteraan sosial di atas kepentingan diri sendiri
dan mengembangkan gaya hidup yang mengutamakan orientasi sosial Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa, dalam menjalani hidup, setiap orang selalu membutuhkan orang lain dan
hendaknya dapat bekerja sama dengan orang lain, sehingga dapat saling membantu dan memiliki
hubungan yang baik dengan banyak orang, sehingga akan semakin meningkatkan kepercayaan
diri seseorang
!!*++6-<8% juga menyatakan bahwa untuk dapat mengembangkan rasa percaya diri,
seseorang perlu menjalin hubungan baik dengan siapapun baik orang-orang yang sudah dikenal
maupun mampu menjalin hubungan baik dengan orang-orang baru, karena dengan berhubungan
dengan orang lain akan menumbuhkan rasa percaya diri

Hubungan dalam kegiatan kelompok menurut Hakim ( `, anggota kelompok akan
mendapatkan banyak manfaat antara lain sosialisasi atau pergaulan dengan teman-teman sebaya;
mendapatkan tambahan ketrampilan tertentu, seperti kepemimpinan dan cara berhubungan
dengan orang lain Di dalam kelompok seseorang dapat menjalin kerja sama, melakukan
penyesuaian dan pendekatan kepada orang lain Jika seseorang dapat melakukan hubungan
dengan baik maka perlahan-lahan seseorang akan memiliki kepercayaan diri

` ? Kesehatan

Untuk bisa menggunakan sebaik- baiknya kekuatan dan bakat kita, kita butuhkan energi Jika
mereka dalam keadaan sehat, dalam masyarakat bisa dipastikan biasanya mendapatkan lebih
banyak perhatian, dorongan moral, dan bahkan kesempatan

&&# )*++8-<;*, dengan adanya kondisi kesehatan yang lebih prima pada diri
seseorang, akan timbul keyakinan dan rasa percaya diri bahwa dalam diri individu memiliki
kekuatan yang cukup untuk melakukan banyak hal sesuai dengan keperluan hidupnya, termasuk
mengikuti kegiatan kelompok

` ? Sumber daya

Sumber daya memberikan dorongan yang kuat karena dengan perkembangan kemampuan anak
memungkinkan mereka memakai kekuatan tersebut untuk menutupi kelemahan yang mereka
miliki

` ? Dukungan

Individu membutuhkan dorongan dan pembinaan bagaimana menggunakan sumber daya yang
mereka miliki Dukungan jua merupakan factor utama dalam membantu individu sembuh dari
pukulan terhadap rasa percaya diri yang disebabkan oleh trauma, luka dan kekecewaan

&&#$"*++,-,%1rasa percaya diri akan lahir dari kesadaran dirinya sendiri untuk
selalu melakukan sesuatu Jadi kepercayaan diri itu tidak dapat muncul dengan tiba-tiba
danmemerlukan proses untuk mendapatkan rasa percaya diri Penghargaan yang positif atas
tindakan yang dilakukan individu akan cenderung meningkatkan kepercayaan diri, begitu juga
sebaliknya, apabila penghargaan yang diberikan berupa kritikan yang tidak membangun akan
membuat seseorang menjadi rendah diri Untuk membentuk kepercayaan diri, perananan orang
lain di dalam memahami, member dukungan, dan memberikan saran yang dapat digunakan untuk
memperbaiki diri sangat dibutuhkan

Dalam kegiatan kelompok, dukungan dapat ditunjukkan dengan mau mendengarkan pendapat
orang lain, dapat saling memotivasi, dan tidak saling menyalahkan Dengan motivasi dan
dukungan, seseorang dapat berkembang menjadi lebih kuat untuk berbuat lebih baik lagi dan
penuh percaya diri

` ? Upah dan hadiah

Upah dan hadiah ini merupakan suatu proses untuk mengembangkan percaya diri agar
menyenangkan dari suatu usaha yang telah dilakukan Hadiah tidak harus berwujud barang
Dalam kegiatan kelompok, hadiah dapat ditunjukan dengan member penghargaan dalam bentuk
pujian yang disertai dengan saran-saran yang edukatif, serta anggota kelompok mengusahakan
agar seseorang berbuat baik karena kesadarannya bukan karena ingin memperoleh penghargaan

` ? 
 

!J  J
  %!$.)'$#/$
!01!"1!"!)'"2!/!.&2))'"#&)")'$"
"'"03

kepercayaan diri adalah kesadaran individu akan kekuatan dan kemampuan yang dimilikinya,
meyakini adanya rasa percaya dalam dirinya, merasa puas terhadap dirinya baik yang bersifat
batiniah maupun jasmaniah, dapat

` ?  
 

`?
` ? ')"
#

Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah beberapa panti asuhan yang berada di Kecamatan
Lowokwaru kota Malang yang akan dipilih secara acak yang mewakili dari kota Malang

`?
` ? ($
#

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini diklasifikasikan dala penelitian kuantitatif
deskriptif korelatif dimana penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan, meringkas berbagai
kondisi, berbagai situasi atau berbagai variable yang timbul dimasyarakat yang menjadi objek
penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi dan mencari hubungan antar variable yang diteliti
(Bungin,66

`?
` ?
'2&"!2
#

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari benda yang nyata, abstrak,
peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama
(Sukandarrumidi, · · Sedangkan menurut Arikunto, populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian
(Arikunto,  ` Jadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak asuh yang tinggal
di kecamatan lowokwaru yang berjumlah `` orang (dinsos kota malang, ·

Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari obyek yang
merupakan sumber data (&)!&!, ·  sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti (Arikunto,  ` Metode penentuan sampel dari populasi yang ada
menggunakan rujukan rumus Slovin (Dalam Umar, ;`·6 sebagai berikut

n=N

` Ne

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

e = Prosen Kelonggaran

Prosen kelonggaran atau kesalahan di tentukan sebesar ` Jumlah jadi jumlah sampel dalam
penelitian ini berjumlah  orang

`?
` ? ))
$&2& #

`?
` ? Observasi

Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan
format atau blangko pengamatan sebagai instrument Format yang disusun berisi item-item
tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi

Dari penelitian berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi
bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan
penilaian ke dalam suatu skala bertingkat Misalnya kita memperhatikan reaksi penonton televisi,
bukan hanya mencatat bagaimana reaksi itu, dan berapa kali muncul, tetapi juga menilai reaksi
tersebut sangat, kurang, atau tidak sesuai dengan yang kita kehendaki

`?
` ? Dokumentasi

Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mencari data tentang hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan
sebagainya

Lexi J Moleong (· mendefinisikan dokumen sebagai setiap bahan tertulis ataupun film,
yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan aseorang penyidik
Penggunaan metode dokumen dalam penelitian ini karena alasan sebagai berikut (Guba dan
Lincoln, `` dalam bukunya Lexy J Moleong (·

` Merupakan sumber yang stabil, kaya, dan mendorong

 Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian

 Berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya yang alamiah, sesuai dengan
konteks, lahir dan berada dalam konteks

· Tidak reaktif sehingga tidak sukar ditemukan dengan teknik kajian isi

 Dokumentasi harus dicari dan ditemukan

6 Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan
terhadap sesuatu yang diselidiki

`?
` ? awancara

Adalah percakapan dengan maksud tertentu percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong,   ` 

`?
` ? Angket

Metode angket adalah salah satu metode penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan yang
berisi aspek yang hendak diukur, yang harus dijawab atau dikerjakan oleh subyek penelitian,
berdasarkan atas jawaban atau isian itu peneliti mengambil kesimpulan mengenai subyek yang
diteliti (Suryabrata, `

Penggunaan metode angket, menurut Hadi (` didasari oleh beberapa anggapan, yaitu

` Subyek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri

 Apa yang dinyatakan subyek kepada peneliti adalah benar-benar dapat dipercaya

 Interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya adalah sama


demngan yang dimakksud peneliti

Angket memiliki bermacam-,macambentuk yakni

` Angket langsung atau tidak langsung

 Angket terbuka atau angket tertutup


Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat langsung dan tertutup
Artinya angket yang merupakan daftar pertyanyan diberikan langsung kepada mahasiswa sebagai
subyek penelitian, dan dakam mengisi angket, mehasiswa diharuskan memilih karena jawaban
telah disediakan

`?
` ? ))"" #

Menurut Patton, analisa data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke
dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar (Bungin, 6 Karena penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif, maka metode analisisi data yang digunakan adalah alat analisis
yang bersifat kuantitatif yaitu model statistik Hasil analisis nantinya akan disajikan dalam
bentuk angka-angka yang kemudian dijelaskan dan diiterpretasikan dalam suatu uraian

Teknik analisa data merupakan langkah yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah
dalam penelitian Tujuannya adalah untuk mendapatkan kesimpulan dari hasil penelitian
Adapun teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasi,
dimana Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada,
berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu

Adapun analisa data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tabel dan menggunakan teknik
deskriftip prosentase sebagai berikut 

P = F/N x `

P = Persentase

F = Frekuensi

N = Number of
ases (banyaknya individu

Dalam penelitian ini juga menggunakan korelasi product moment, adapun rumus yang digunakan
adalah korelasi product moment, secara operasional analisa data tersebut dilakukan melalui tahap


` ? Mencari angka korelasi dengan rumus 

Dengan ketentuan sebagai berikut 

X  Adalah motivasi siswa terhadap bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam

Y  Adalah data prestasi belajar siswa (nilai raport semesterII

Rxy  Adalah angka indeks korelasi ³r´ product moment

™Xy  Jumlah hasil perkalian antara X dan Y


™X  Jumlah seluruh skor X

™Y  Jumlah seluruh skor Y

N  Number of
ases

` ? Memberikan Interpretasi terhadap angka indeks korelasi ³r´ product moment

` ? Interpretasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokkan perhitungan dengan angka
indeks korelasi ³r´ product moment

Interpretasi menggunakan tabel nilai ³r´ product moment (rt, dengan terlebih dahulu mencari
derajat besarnya (db atau degress of freedom (df yang rumusnya adalah  df = N-nr

df  Degrees of Freedom

N  Number of
ases

Nr  Banyaknya variabel (Motivasi Siswa dan Prestasi belajar

Kemudian dengan melihat Tabel nilai Koefisisen Korelasi ³r´ Product Moment dari Pearson
untuk Berbagai (df

>5 

?
?

mencerminkan keadaan populasinya secara cermat Kerepresentatifan sampel merupakan


kriteria terpenting dalam pemilihan sampel dalam kaitannya dengan maksud
menggeneralisasikan hasil-hasil penelitian sampel terhadap populasinya Jika keadaan
sampel semakin berbeda dengan kakarteristik populasinya, maka semakin besar
kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya Jadi, hal-hal yang dibahas dalam bagian

Populasi dan Sampel adalah (a identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau
subjek penelitian, (b prosedur dan teknik pengambilan sampel, serta (c besarnya
sampel
c Instrumen penelitian

Pada bagian ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel
yang diteliti Sesudah itu barulah dipaparkan prosedur pengembangan instrumen
pengumpulan data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian
Dengan cara ini akan terlihat apakah instrumen yang digunakan sesuai dengan variabel
yang diukur, paling tidak ditinjau dari segi isinya Sebuah instrumen yang baik juag harus
memenuhi persyaratan reliabilitas Dalam tesis, terutama disertasi, harus ada bagian yang
menjelaskan proses validasi instrumen Apabila instrumen yang digunakan tidak dibuat
sendiri oleh peneliti, tetap ada kewajiban untuk melaporkan tingkat validitas dan
reliabilitas instrumen yang digunakan Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrumen
penelitian adalah cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir
pertanyaan/pernyataan Untuk alat dan bahan harus disebutkan secara cermat spesifikasi
teknis dari alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang dipakai

Dalam ilmu eksakta istilah instrumen penelitian kadangkala dipandang kurang tepat karena belum mencakup
keseluruhan hal yang digunakan dalam penelitian Oleh karena itu, subbab instrumen penelitian dapat diganti
dengan Alat dan Bahan

d Pengumpulan Data

Bagian ini menguraikan (a langkah-langkah yang ditempuh dab teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan data, (b kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat
dalam proses pengumpulan data, serta (c jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data
Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pelaksana pengumpulan data, perlu
dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan tugas
Proses mendapatkan ijin penelitian, menemui pejabat yang berwenang, dan hal lain yang
sejenis tidak perlu dilaporkan, walaupun tidak dapat dilewatkan dalam proses
pelaksanaan penelitian

e Analisis Data
Pada bagian ini diuraikan jenis analisis statistik yang digunakan Dilihat dari
metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu statistik deskriptif dan statistik
inferensial Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametrikdan statistik
nonparametrik Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang
dikumpulkan dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis
yang hendak diuji Oleh karena itu, yang pokok untuk diperhatikan dalam analisis data
adalah ketepatan teknik analisisnya, bukan kecanggihannya Beberapa teknik analisis
statistik parametrik memang lebih canggih dan karenanya mampu memberikan informasi
yang lebih akurat jika dibandingkan dengan teknik analisis sejenis dalam statistik

nonparametrik Penerapan statistik parametrik secara tepat harus memenuhi beberapa


persyaratan (asumsi, sedangkan penerapan statistik nonparametrik tidak menuntut
persyaratan tertentu

Di samping penjelasan tentang jenis atau teknik analisis data yang digunakan, perlu
juga dijelaskan alasan pemilihannya Apabila teknik analisis data yang dipilih sudah
cukup dikenal, maka pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang lebar
Sebaliknya, jika teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang
populer, maka uraian tentang analisis ini perlu diberikan secara lebih rinci Apabila
dalam analisis ini digunakan komputer perlu disebutkan programnya, misalnya SPSS for
indows

` Landasan

Teori Dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu masalah
haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah (ilmu sebagai dasar argumentasi dalam
mengkaji persoalan Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang dapat diandalkan
Sebelum mengajukan hipotesis peneliti wajib mengkaji teori-teori dan hasil-hasil
penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti yang dipaparkan dalam Landasan
Teori atau Kajian Pustaka
Untuk dapat memberikan deskripsi teoritis terhadapvar ia be l yang diteliti, maka
diperlukan adanya kajian teori yang mendalam Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis
yang diajukan menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai
landasan penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang relevan
Pembahasan terhadap hasil penelitian tidak dilakukan secara terpisah dalam satu subbab

tersendiri Bahan-bahan kajian pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber seperti jurnal
penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan
seminar dan diskusi ilmiah, terbitan-terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain
Akan lebih baik jika kajian teoretis dan telaah terhadap temuan-temuan penelitian
didasarkan pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang isinya bersumber
pada temuan penelitian Sumber kepustakaan sekunder dapat dipergunakan sebagai
penunjang Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji didasarkan pada dua kriteria, yakni
(` prinsip kemutakhiran (kecuali untuk penelitian historis dan ( prinsip relevansi
Prinsip kemutakhiran penting karena ilmu berkembang dengan cepat Sebuah teori yang
efektif pada suatu periode mungkin sudah ditinggalkan pada periode berikutnya Dengan
prinsip kemutakhiran, peneliti dapat berargumentasi berdasar teori-teori yang pada waktu
itu dipandang paling representatif Hal serupa berlaku juga terhadap telaah laporan-
laporan penelitian Prinsip relevansi diperlukan untuk menghasilkan kajian pustaka yang
erat kaitannya dengan masalah yang diteliti

`` Daftar Rujukan

Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam
teks Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak
dirujuk dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan Sebaliknya, semua bahan
pustaka yang disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam
daftar rujukan Tatacara penulisan daftar rujukan Unsur yang ditulis secara berurutan
meliputi ` nama penulis ditulis dengan urutan nama akhir, nama awal, nama tengah,
tanpa gelar akademik,  tahun penerbitan  judul, termasuk subjudul · kota tempat

„  
 

›   ?

„ 
 
  „ „  ?

 ? 
? ??

›   ?› ??


?
?


?

Pendidikan anak bangsa tidak terjadi di ruang


hampa, tetapi dalam realita perubahan sosial yang amat dahsyat Pendidikan di
sekolah merupakan salah satu subsistem dari seluruh sistem pendidikan yang
terdiri dari sentra keluarga, masyarakat, media, dan sekolah

Konsep keluarga inti dengan satu bapak yang bekerja


mencari nafkah, satu ibu yang mengayomi dengan penuh kasih sayang di rumah, dan
anak-anak yang bahagia dan mendapat cukup perhatian, sudah sulit dipertahankan
dalam era pascamodern

c&$
!")'

Keluarga pascamodern diwarnai keadaan kedua


orangtua sama-sama mencari nafkah, angka perceraian meroket, keluarga dengan
hanya satu orangtua dan keluarga yang mempekerjakan anak-anak mereka
Globalisasi telah membawa berbagai kemajuan sekaligus penyakit sosial
Kemiskinan struktural yang menimpa kaum marginal telah merampok masa
kanak-kanak dari sebagian anak dan memaksa mereka menjadi pekerja untuk
menghidupi keluarganya

Dulu orangtua dianggap sosok yang bijaksana dan


cukup tahu mengenai cara-cara mengasuh dan mendidik anak Sejalan dengan peran
ibu dalam keluarga, anak dianggap polos dan membutuhkan pengarahan serta
perlindungan orangtua Sebaliknya dalam pandangan pascamodern, anak-anak
dianggap kompeten siap dan mampu menghadapi kegetiran hidup

Pandangan baru ini muncul bukan karena anak sudah


kompeten, tetapi karena orangtua dan masyarakat pascamodern membutuhkan anak
yang kompeten anak yang mampu menerima kenyataan perceraian orangtua, yang
tidak terguncang melihat kesadisan pembunuhan baik di televisi maupun dalam
kehidupan nyata, yang mampu mencari nafkah di jalan untuk disetorkan kepada
orangtua atau kepala kelompok mereka, serta yang mampu menghadapi berbagai
kekacauan dalam masyarakat

Sementara itu, lingkungan masyarakat dianggap bukan


tempat bagi generasi muda untuk belajar bagaimana bertingkah laku karena banyak
kenyataan yang merupakan hal yang harus diubah Banyak kebobrokan dalam
masyarakat menjadi kontraproduktif dalam proses pendidikan anak Belum adanya
kesadaran tentang pentingnya lingkungan yang sehat, rendahnya kepatuhan kepada
hukum yang berlaku, anarkisme, serta praktik negosiasi antara penguasa dan
penegak hukum dengan pelanggar hukum menunjukkan betapa masyarakat belum
menjadi tempat pendidikan yang sehat bagi anak Hal ini diperparah rekaman
berbagai kerusakan di masyarakat baik berupa fakta, opini atas fakta,
simbolisasi, anekdot maupun distorsinya dalam media yang telah menjadi bahan
pembelajaran tak resmi bagi anak

&2&
2

Dalam konteks sosial ini, sekolah dijadikan tumpuan


harapan untuk mendidik generasi muda Sekolah menanggung beban kurang seimbang
dalam proses pendidikan anak-anak muda Sebagian beban ini adalah tanggung
jawab keluarga dan masyarakat Sekolah menerima lemparan tanggung jawab ini
dengan berbagai alasan, mulai dari alasan moral dan sosial, penugasan dari yang
berkuasa (negara, sampai alasan finansial (uang SPP dan lain-lain dari
orangtua untuk membayar pelaksanaan tanggung jawab ini Padahal, dalam
kenyataannya, sekolah (formal tidak lagi mampu menanggung beban sosial ini

Kekurangsadaran masyarakat terhadap pentingnya


pendidikan merupakan fenomena pedang bermata dua Seperti pada APBN dan APBD,
anggaran rumah tangga untuk pendidikan (formal dalam kebanyakan keluarga di

Indonesia

masih
rendah Fenomena ini bisa jadi merupakan bentuk ketidakpercayaan masyarakat
terhadap signifikansi proses pendidikan dalam sistem sekolah formal guna
mengubah kualitas hidup Proses di sekolah dianggap ritual formalitas yang
berkisar dari menjemukan hingga menyiksa anak, namun perlu dilakukan agar
mendapat pengakuan resmi pemerintah berupa ijazah agar bisa masuk jenjang
berikutnya Sekolah hanya dianggap sebagai lembaga pemberi ijazah

Di tingkat perguruan tinggi, terungkapnya kasus


pembelian gelar dan ijazah sebagai jalan pintas yang melibatkan beberapa
pejabat dan anggota dewan merupakan pucuk gunung es dari ketidakpercayaan
terhadap proses pemelajaran dalam sistem formal

Bagi keluarga miskin, harga yang harus mereka bayar


untuk membeli ijazah ini terlalu mahal sehingga putus sekolah merupakan
konsekuensi logis Sedangkan bagi keluarga mampu secara finansial, biaya
minimal untuk mengikuti formalitas perolehan ijazah direlakan asal tidak
terlalu menggerogoti anggaran rumah tangga

!0
)2!&
Di beberapa sekolah swasta yang tidak menetapkan
uang sumbangan masuk yang sama bagi tiap siswa, proses tawar-menawar²seperti di
pasar tradisional²antara orangtua/wali dengan panitia penerimaan siswa baru,
merupakan ritual rutin yang mengawali proses pendidikan anak di sekolah
Ketidakrelaan orangtua membayar biaya pendidikan sebesar yang seharusnya mereka
tanggung, menunjukkan rendahnya kepedulian mereka terhadap pentingnya
pendidikan bagi anaknya sendiri Biaya lebih besar dianggarkan untuk pendidikan
nonformal (les pelajaran, musik, seni, sanggar, dan sebagainya

Ketika sekolah-sekolah formal (negeri dan swasta


terjebak dalam hegemoni negara dan tidak berdaya untuk mengakhiri gejala
dehumanisasi dalam pendidikan dan saat lembaga-lembaga pelatihan nonformal
(kursus dan lembaga bimbingan belajar ikut terjebak industrialisasi dan
komodifikasi ilmu pengetahuan dan keterampilan, beberapa lembaga swadaya
masyarakat memprakarsai sekolah-sekolah alternatif yang diharapkan bisa
menembus kebekuan dan status quo dalam sistem pendidikan nasional

Sejarah panjang intervensi negara dalam sistem


pendidikan warganya ikut mengikis kepedulian dan kemampuan masyarakat Kasus
anak SD bunuh diri karena tidak bisa bayar SPP hanya menyengat sebagian warga
sampai dengan rasa belas kasihan belaka, namun tidak cukup serius untuk
membangkitkan kesadaran dan gerakan dari masyarakat secara signifikan guna
memperbaiki dirinya sendiri dan meningkatkan kualitas hidupnya

„
 ?

´Terobosan paling menggairahkan pada abad ke-`


terjadi bukan karena teknologi, tetapi perkembangan konsep mengenai apa artinya
menjadi manusia ´

Orang boleh tidak percaya, tetapi begitulah


keyakinan John Naisbitt dan Patricia Aburdene, penulis seri buku Megatrends
 yang begitu populer pada tahun-tahun menjelang pergantian abad lalu Akan
tetapi, Naisbitt dan Aburdene bukanlah pendahulu Mereka sekadar membaca
fenomena

Sebab, dalam bahasa yang berbeda, Sokrates (·-


SM bahkan sudah mengingatkan hal serupa lebih dari  abad lampau Sementara
di Tanah Air,

N Driyarkara

²tokoh filsafat
pendidikan dan kajian-kajian humaniora²pun sudah sejak lama melihat betapa
pentingnya menempatkan manusia dan kemanusiaan dalam gerak maju suatu
peradaban Begitu pula dengan YB Mangunwijaya, arsitek-sastrawan-pendidik, yang
getol memberi ruang kebebasan kreatif bagi anak-anak agar memiliki kemandirian
sebagai manusia lewat Sekolah Mangunan-nya

Kalau kemudian ahli filsafat M Sastrapratedja


sampai mengutip kembali pandangan Naisbitt ini dalam salah satu esainya, ´Apa
dan Siapakah Manusia?´, sesungguhnya itu lebih dimaksudkan sebagai penegasan
kembali bahwa kesadaran akan keberadaan manusia dan kemanusiaanlah yang menjadi
titik sentral kehidupan di muka Bumi ini Manusia, kata Sastrapratedja,
sepanjang sejarahnya berusaha menjawab pertanyaan yang diajukan kepada dirinya
sendiri apakah dan siapakah manusia itu?

Pada titik ini kita pun lalu bersentuhan dengan apa


yang dinamakan kebudayaan, suatu sarana bagi manusia untuk mewujudkan dirinya
sebagai manusia Pertanyaan dan pernyataan filosofis ini bisa terus berlanjut,
tetapi pada akhirnya ia akan memasuki ranah pendidikan

´(Itu lantaran dinamika ilmu dan teknologi akan


semakin menentukan corak kebudayaan manusia Pendidikan adalah bagian tak
terpisahkan dari aktivitas membudaya itu Pendidikan adalah usaha manusia untuk
menyerap kebudayaannya,´ kata Sastrapratedja, guru besar STF Driyarkara Jakarta
yang juga pernah memimpin lembaga tersebut (`·-`, serta menjadi Rektor
Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang (`-`, dan Rektor
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta (`-`

Dalam perspektif kajian humaniora, pada hakikatnya


pendidikan haruslah bisa mengembangkan potensi peserta didik dalam berbagai
dimensi kemanusiaannya Oleh karena itu, insan pendidikan lalu mengenal
taksonomi Bloom, yang secara gamblang menyatakan bahwa pendidikan haruslah
mengemban tiga aspek sekaligus kognitif (pengetahuan, afektif (sikap, dan
psikomotor (keterampilan

Lewat ketiga aspek ini, seluruh potensi peserta


didik diberi kesempatan tumbuh dan berkembang Guru sebagai pendidik (bukan
pengajar pun dituntut agar mengembangkan model pembelajaran yang memungkinkan
ketiga aspek itu berkecambah secara simultan-seimbang, tanpa mendewakan salah
satunya Menjadi aneh bila pendidikan hanya mengejar salah satunya, taruhlah
lebih menomorsatukan kemampuan akademis semata, yang berorientasi pada hasil
belajar

Pengetahuan intelektual memang perlu, tetapi bukan


yang terpenting dalam kehidupan anak sebagai manusia Bakat-bakat seni,
olahraga, religiositas, serta moral dan sikap sosial, misalnya, juga tak kalah
pentingnya Kreativitas dan sikap selalu ingin tahu pada akhirnya menuntut
(meminjam istilah YB Mangunwijaya model pendidikan yang eksploratif

$.$
)2.!, itulah kata kuncinya! Suatu prinsip pendidikan
(lagi-lagi mengutip pandangan Mangunwijaya yang berupaya mengembangkan bakat
dan potensi anak secara total-integral

´Semua itu demi pembentukan kepribadian yang


selengkap mungkin tetapi seimbang,´ begitu Mangunwijaya (alm pernah berucap

Pertanyaannya kemudian, sudahkah sistem pendidikan


kita memberi iklim dan ruang kepada para pembelajar agar benar-benar bisa
mengembangkan potensi dirinya dari berbagai dimensi kemanusiaannya? Sudahkah
dimensi filsafat pendidikan menjadi bagian tak terpisahkan dalam sistem
persekolahan di negeri ini?

!&
)/&

Ketika dunia pemikiran pedagogis dan didaktik meyakini


pengembangan kreativitas manusia (baca peserta didik yang mensyaratkan
pendidikan sebagai suatu proses menjadi sarana utama untuk memanusiakan
manusia, berbagai kebijakan pendidikan di Tanah Air akhir-akhir ini justru
cenderung kian menjauh dari arus besar itu

Semangat untuk menempatkan pendidikan sebagai suatu


tujuan dengan mengutamakan produk akhir kini kian kental menyungkupi dunia
pendidikan di Tanah Air Pendidikan diperlakukan tak ubahnya komoditas ekonomi,
seperti dunia industri yang penting produk akhirnya, sementara bagaimana
produk itu dibuat seolah bukan lagi urusan pemerintah

Masih segar di ingatan ketika akil Presiden Jusuf


Kalla menanggapi suara para praktisi dan ahli pendidikan yang mengkritik
kebijakannya mengenai ujian nasional (UN sebagai penentu kelulusan Melalui
media ini, yang diundang khusus ke Istana apres di Jalan Merdeka Selatan,

Jakarta

, Jusuf Kalla
mengilustrasikan dunia pendidikan tak ubahnya seperti produk pakaian jadi
Sebagai konsumen, ia tidak peduli bagaimana proses pembuatan pakaian itu,
karena yang penting adalah setelah jadi baju tersebut bagus atau jelek

Paralel dengan perumpamaan tersebut, dalam kaitan


dengan kebijakan UN sebagai penentu kelulusan, terkesan kuat betapa pemerintah
ingin segera memanen hasil yang bagus Kuat pula kecenderungan, pemerintah
menafikan kenyataan bahwa hasil itu tidak berkorelasi dengan kerja keras
seperti yang diinginkan Fenomena besar yang terjadi justru lebih banyak
diperoleh dengan cara-cara yang jauh dari prinsip-prinsip dasar pendidikan yang
baik Pendidikan sebagai suatu proses diabaikan, pengembangan kepribadian
ditinggalkan, yang terjadi adalah bagaimana agar peserta didik bisa lolos dari
hadangan UN

Lembaga bimbingan belajar (baca bimbingan tes pun


menjamur, bahkan pada banyak sekolah sudah masuk ruang kelas Pada tahun
terakhir menjelang pelaksanaan UN, apa yang disebut belajar lebih banyak
berbentuk latihan mengerjakan soal-soal yang diprediksi akan muncul dalam UN
Lebih menyedihkan lagi, mata pelajaran lain yang tidak diujikan secara nasional
tidak lagi dianggap penting

Ketika ujian berlangsung, kasak-kusuk terekam di


mana-mana Guru memberi kunci jawaban kini sudah jadi berita basi di media

massa

Kecurangan menjadi
hal yang biasa, bahkan cenderung ditutup-tutupi oleh kalangan birokrat
pendidikan

.2
&$

Itulah sebagian wajah pendidikan kita hari ini


Setelah wacana mengenai pendidikan ´siap pakai´ meredup bersama tenggelamnya
kebijakan pendidikan link and match, munculnya semangat untuk mengembalikan kelas
sebagai tempat belajar yang menyenangkan bagi peserta didik sempat membesarkan
hati Akan tetapi, gagasan cemerlang yang disuarakan kembali oleh mantan
Menteri Pendidikan Nasional A Malik Fadjar itu hanya sempat bergulir dalam
bentuk wacana Kebijakan UN sebagai penentu kelulusan telah merampas semua
harapan itu

´Bagaimana mungkin kelas bisa menjadi tempat


belajar yang menyenangkan kalau anak dan guru selalu dibayangi oleh soal-soal
UN yang akan mereka hadapi? Yang terjadi, anak-anak berpikir tentang ujian dan
apa yang akan diujikan Guru pun berpikir serupa tentang apa yang akan ia
ajarkan supaya cocok dengan apa yang mau diujikan di UN Alhasil, pendidikan
yang benar-benar pendidikan, yang memungkinkan anak-anak bisa mengeksplorasi
berbagai potensi dalam dirinya, justru ditinggalkan,´ kata Soedijarto, tokoh
pendidikan yang juga adalah Ketua Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI

Jika demikian halnya, wajar bila muncul semacam


gugatan untuk apa pendidikan (baca persekolahan diselenggarakan? Untuk
mengejar nilai UN atau memerdekakan anak menuju pendewasaan dan kemandirian
mereka?

Boleh jadi para birokrat pendidikan menganggap ini


pertanyaan sederhana Namun, cobalah pahami dan renungkan sejenak apakah
capaian-capaian dari nilai UN yang diraih oleh peserta didik dari
sekolah-sekolah yang menempati peringkat atas pada UN 6²konon semua peserta
UN pada satu SMA di Bali mampu mencetak nilai sempurna (baca `! untuk mata
uji Matematika²menjadi jaminan keberhasilan hidup mereka pada masa depan? Apakah
capaian ´prestasi mengagumkan´ yang diperoleh satu SMP swasta di sebuah kota
kecil di Jawa Timur pada UN 6 lalu benar-benar hasil kerja keras mereka
dalam belajar selama tiga tahun terakhir? Benarkah  persen mereka yang lulus
dari hadangan UN 6 adalah potret sesungguhnya kemajuan pendidikan di

Indonesia

Amanat para pendiri bangsa ini, sebagaimana


tertuang dalam Pembukaan UUD `· , memang secara eksplisit menginginkan
pendidikan dilaksanakan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Akan tetapi, pengertian
´mencerdaskan kehidupan bangsa´ itu sendiri sesungguhnya masih abstrak Ia
membutuhkan perangkat-perangkat pendukung untuk pengimplementasiannya, yang
dalam kenyataannya tidaklah sesederhana seperti mengukur ´anak cerdas´ lewat
soal-soal UN

Jika mengikuti kecenderungan pendidikan kita


akhir-akhir ini yang bertumpu pada hasil (terlihat pada UN dan bukan pada
proses pembelajaran, maka benar sinyalemen seorang praktisi pendidikan dalam
sebuah diskusi di harian Kompas, awal November lalu Bahwa, pola pendidikan
yang kita anut saat ini lebih menekankan pada capaian akademis, yang hasilnya
antara lain adalah untuk memenangi lomba-lomba hingga tingkat olimpiade sains

Indikasi itu sangat jelas terlihat dari


keterangan-keterangan yang disampaikan para birokrat pendidikan setiap kali
bangsa ini tampil di berbagai lomba olimpiade tersebut Akan tetapi, pola
pendidikan yang dianut sesungguhnya lebih bersifat pendrilan (Soedijarto
menyebutnya dengan istilah ´pembelajaran dengan model penyekapan´ sehingga apa
yang dinamakan kreativitas terabaikan

Semangat untuk selalu bertanya dan mencari jawaban


atas berbagai persoalan riil kehidupan ditenggelamkan oleh tuntutan untuk
menyiasati soal-soal pilihan ganda yang akan muncul dalam UN Kemampuan
menyelidik dan meneliti yang harus dikembangkan sebagai komponen dasar agar
menjadi anak yang inovatif kini disapu oleh kesibukan guru-murid lewat
pembelajaran dengan model ´penyekapan´ tadi Hanya karena negeri ini terpuruk,
tertinggal dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain, lalu untuk menyejajarkan
langkah ditempuhlah cara-cara yang instan

Pertanyaannya, semua ini untuk apa dan siapa? Untuk


membekali anak sehingga mampu mandiri, yang pada akhirnya bisa mengangkat
harkat dan martabat bangsa dalam pergaulan di dunia internasional, ataukah
sesungguhnya demi ambisi-ambisi kekuasaan semata?

Jangan-jangan benar sinyalemen YB Mangunwijaya


(alm Bahwa, katanya, ´Dunia pendidikan²historis empiris²selalu menjadi
instrumen para penguasa untuk mengonsolidasi dan melegitimasi kemapanan mereka
Juga demi reproduksi sikap dan mental yang melestarikan dan memperkuat status
quo kekuasaan mereka ´ Jika itu benar, ini pula yang menjadi kerisauan Francis
Bacon beberapa abad lampau )'5!$"
2'5?

„!
„ "# „?

Proses pembelajaran yang dialami siswa tidak hanya untuk


mengembangkan kemampuan, tetapi ada hal yang lebih penting lagi, yakni
mengembangkan kesadaran baru dan membangun keyakinan serta sikap

Meski dalam UUD `· disebutkan bahwa salah satu tugas negara (pemerintah
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, dalam praktiknya hal itu masih jauh dari
kenyataan Buktinya, sampai hari ini pun tidak semua orang bisa mengakses
pendidikan dengan leluasa Padahal, dalam pasal ` UUD `· disebutkan bahwa
setiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran

Kemiskinan, salah satunya, menjadi salah satu faktor penyebab


sebagian besar masyarakat kita putus sekolah atau bahkan tidak pernah tersentuh
sama sekali oleh pendidikan Seperti, pemerintah kurang tanggap dan peduli dalam
mengentaskan kemiskinan dan kebodohan tersebut Tidak heran, jika dikatakan
bahwa visi pendidikan nasional masih belum berpihak pada kelompok marginal
Sebagai contoh, mahalnya biaya pendidikan menunjukkan ketidakberpihakan
pemerintah terhadap rakyat kecil Yang dapat melanjutkan sekolah sampai
perguruan tinggi, umumnya adalah orang-orang kaya Akibat eksklusivitas
pendidikan tersebut, masyarakat miskin pun menjadi sulit untuk mengubah
kehidupannya Mereka pun akhirnya sering diidentikkan dengan kebodohan

Parahnya, sifat fatalistik yang begitu kuat melekat pada


masyarakat kita menyebabkan kemiskinan dianggap sebagai nasib atau takdir yang
harus diterima Masyarakat miskin dengan tabah menjalani nasibnya, tanpa ada
perlawanan terhadap sistem yang telah membuat mereka miskin Seharusnya kondisi
ini tidak terjadi, jika masyarakat kita sadar bahwa kemiskinan itu bisa dicegah
melalui proses pendidikan yang dibangun dari komunitasnya sendiri
Pendidikan seharusnya menjadi alat perlawanan bagi kaum tertindas
untuk melawan kemiskinan dan kesewenang-wenangan dari penguasa yang tidak
berpihak pada rakyat jelata

Menurut aktivis pendidikan Boy Fidro, pendidikan adalah alat untuk


membangun kesadaran yang kritis, sehingga dia menjadi individu yang begitu peka
terhadap lingkungannya Jika masyarakat kita sudah mencapai kesadaran maka
mereka tidak akan lagi memposisikan kemiskinan sebagai sesuatu yang harus
diterima apa adanya Mereka akan mempertanyakan mengapa kemiskinan tersebut
terjadi pada mereka Jika sikap kritis ini sudah muncul, maka kelompok miskin
akan bangkit dari penindasan yang mereka alami selama ini "Mereka tidak
lagi menjadi masyarakat bisu, yang hanya À ," ujar nya

Salah satu usaha yang dapat kita lakukan daripada


permasalahan-permasalahan diatas adalah dengan pendidikan kritis yang
diperkenalkan oleh Paulo Freire

„
$?


 ?  ?
  ?
?
 ?    ?
  ?
 ?? ?
   ?
!  ?
 
 "?? ?  ? ??
 ??
  ? ?? ?

   ?

Menurut Freire, pendidikan


adalah alat yang vital untuk membebaskan
atau sebaliknya membelenggu pikiran manusia

  c
c  
 

Paulo
Freire adalah seorang aktivis dari Brazil yang pada awalnya bekerja dalam program
pemerintah (penyuluhan dan pemberantasan buta huruf Dalam konteks politik di
Brazil saat itu, pendidikan masyarakat sangat erat terkait dengan hak-hak
politik terutama untuk memiliki hak pilih dalam Pemilu dan hak menyampaikan
pendapat/pikiran Karena itu, pekerjaan Freire menjadi politis, dan
sepakterjangnya mulai dianggap sebagai kegiatan subversif sehingga dia
dipenjarakan dan dibuang oleh Pemerintahnya yang bersifat diktatorial

Pandangan-pandangan
Freire yang dianggap berbahaya semuanya berkenaan dengan kritik dan upayanya
untuk menjadikan pendidikan sebagai media penyadaran masyarakat akan hak-hak
politiknya melalui apa yang disebut sebagai µpendidikan kritis¶ Freire mengecam sistem
pendidikan µgaya bank¶
yang menjadikan manusia sebagai wadah kosong yang perlu diisi penuh-penuh tanpa
terjadinya proses refleksi kritis Menurut Freire, pendidikan berguna untuk 
hal utama ` mengembangkan kesadaran kritis;  lalu setelah hal yang pertama
itu dimiliki oleh masyarakat, bisa menjadikan mereka mampu melakukan tindakan
untuk membebaskan diri dari penindasan Ada  buku utama yang ditulis oleh Freire yang sangat
populer, yaitu
Pendidikan Kaum Tertindas („   

 dan Aksi Budaya


untuk Pembebasan (  À   yang keduanya ditulis
tahun `-an

Pemikiran Freire sangat berpengaruh


di kalangan teoritisi pembangunan dan aktivis LSM di seluruh dunia karena
didorong oleh kesamaan konteks ketertindasan masyarakat yang terjadi di
berbagai belahan dunia, baik karena ketidakberdayaan, kebisuan, kemiskinan,
pembodohan, serta terlalu berlebihannya kekuasaan pihak Pemerintah

 
„   „

Orang dewasa lebih banyak belajar


dari pengalaman Seringkali orang bilang ³Pengalaman adalah pelajaran yang paling
berharga´ Tapi, apa artinya pengalaman kalau kita tidak menarik pelajaran ( 

À
 À dari pengalaman tersebut? Paulo Freire menyebut kegiatan belajar
sebagai proses AKSI-REFLEKSI-AKSI atau disebut juga sebagai proses
DIALEKTIKA Refleksi artinya merenungi,
menganalisis, atau memaknai suatu peristiwa atau keadaan atau pengalaman,
sehingga timbul kesadaran Kesadaran itu mendorong suatu tindakan atau aksi
Proses dialektika terjadi karena perenungan itu menjadi pelajaran dan mendasari
aksi berikutnya terutama untuk mengatasi dan mencari jalan keluar dari masalah
yang terjadi Karena itulah, konsep
belajar Paulo Freire juga disebut sebagai PENDIDIKAN HADAP MASALAH

Konsep Pendidikan Orang Dewasa (POD


berkembang dari pemikiran Paulo Freire POD adalah kegiatan belajar yang
terorganisir, dan memiliki tujuan yang jelas Karena orang dewasa belajar bukan
hanya untuk belajar, melainkan belajar untuk bisa digunakan dalam kehidupan
mereka, maka POD lebih menekankan pada upaya peningkatan keterampilan (K baru
yang dapat mendorong perubahan perilaku peserta belajar Pencapaian tujuan POD
diukur dengan perubahan 2)&tersebut artinya, seseorang dianggap
meningkat kemampuannya bila hasil belajarnya bisa diterapkan dalam pekerjaan
atau kehidupannya
&/ $ 5"

Proses AKSI-REFLEKSI-AKSI atau


DIALEKTIKA yang dijabarkan oleh Paulo
Freire adalah sebuah daur pembelajaran Pengamatan & Pemikiran - Kesimpulan
(Konseptualisasi ±
Penerapan/Praktek ± Pengalaman Nyata ± Pengamatan, dstrsny(berputar

"2 2"2


Orang dewasa bukanlah ´gelas kosong´


yang dengan mudah dapat dituangkan sesuatu ke dalamnya Orang dewasa adalah
orang-orang yang kaya pengalaman, punya pendirian dan sikap nilai tertentu Prinsip-prinsip
belajar dengan orang dewasa, yaitu

Ô „ J 


 tidak
menggurui atau mengajari orang dewasa, tetapi ajaklah mereka BELAJAR bersama,
karena
i Orang
dewasa menganggap dirinya mampu BELAJAR sendiri
i Orang
dewasa mampu mengatur dirinya sendiri (mandiri dan tidak suka diajari apalagi
diperintah kecuali jika mereka diberi kesempatan untuk bertanya mengapa? Dan
mengambil keputusan sendiri

i Sikap
yang terkesan mengguruinya akan cenderung ditolaknya, atau dihindarinya

Ô „ J  
Xjangan menyalahkan atau merendahkan pendapat masyarakat (Orang
Dewasa, karena
i Harga
diri sangat penting bagi orang dewasa Dia menuntut untuk dihargai, terutama
menyangkut diri dan kehidupannya

i Orang
dewasa memilki kesadaran akan dirinya dalam menanggapi penilaian orang
lain

Ô „ J 
; Kembangkan proses belajar dari
pengalaman masyarakat atau hubungkan antara teori dengan kehidupan sehari-hari
masyarakat karena
i Orang
dewasa lebih senang mengobrol dan diskusi pengalaman untuk membicarakan hal-hal
yang berkaitan dengan diri mereka dan lingkungan
i Orang
dewasa senang menceritakan pengalamannya dan senang mendengarkan pengalaman
orang lain

Ô „ J  
; Berikan informasi yang memang
dibutuhkan masyarakat, karena
i Setiap
orang dewasa mengontrol proses belajarnya, karena ia selalu punya tujuan pribadi
untuk belajar
i Orang
dewasa tidak suka belajar sesuatau yang tidak bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari (tidak suka TEORI yang tidak diaplikasikan

i Orang
dewasa cenderung ingin segera menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru

Ô „ J   
; pertimbangan keterbatasan
kemampuan belajar masyarakat (Orang Dewasa, karena kemampuan untuk menyerap
informasi juga semakin kurang berdasar usia dan perubahan fisik

 
„     „

Belajar bersama masyarakat adalah


belajar untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kualitas hidupnya Orang
dewasa tidak butuh belajar teori yang tidak relevan dengan kehidupannya Orang dewasa belajar
politik bukan hanya
sekedar untuk bahan diskusi, tetapi juga digunakan untuk memahami sepakterjang penguasa
dan agar bisa menggunakan hak-hak politiknya Petani, belajar teori wanatani,
supaya bisa dikembangkan di kebunnya Itu sebabnya berkembang istilah seperti
pembelajaran aksi (     ÀÀ À À karena orang
dewasa belajar agar bisa bertindak Dalam konsep PLA,  agenda harus menjadi
satu kesatuan, yaitu 2$)/ 2./"0)# ± dan )"3

6
  !  

Pemikiran Paulo Freire berakar dari


aliran pemikiran di kalangan pendukung teori sosial kritis yang mewacanakan
µgerakan emansipasi manusia¶ Tetapi,
pemikiran Paulo Freire sendiri kemudian menjadi lebih terkemuka dan memberi
inspirasi kepada banyak kalangan yang
bekerja dalam berbagai kegiatan pendidikan Bermacam-macam istilah atau sebutan
digunakan untuk menamakan kegiatan pendidikan dengan filosofi Freire a l 

???

??? ??? ???

Ô Pendidikan Ô Ô Pendidikan
non-formal transformatif

Ô Pendidikan Ô Pendidikan
luar sekolah penyadaran

Ô Pendidikan Ô Pendidikan
orang dewasa kritis

Ô Pendidikan Ô Pendidikan
alternatif pembebasan (liberatif

Ô !

„#
„%„ „

!'"


 ?  ?
  ?
?  ?’  ’ ?

 # ?
?
 ?  ?
  ?
$
 ?# ?

   %?   ?
  ?
 ??  ?
  ?
?
 ?
 ?? ?
 
?
 ??  ?$
 ?# ?

   %??
 # ? ?& ?
  ??

  "?  ?  '  ?
& ??
 ?

  ?
  ?   # ?

  ?
 ?  ? ?

Yang menggembirakan, sejumlah lembaga swadaya


masyarakat memprakarsai sekolah-sekolah alternatif guna menampung anak-anak
miskin yang tidak bisa diakomodasi sekolah-sekolah formal

Ada

sanggar
anak, sekolah anak rakyat, komunitas pinggir kali, dan sebagainya Di kalangan
kelas menengah, muncul gerakan homeschooling sebagai bentuk ketidakpercayaan
kepada sekolah formal Meski masih bersifat sporadis dan belum cukup banyak
dibanding kompleksitas berbagai persoalan di masyarakat, upaya-upaya alternatif
ini merupakan bagian dinamika proses negosiasi dimensi formal dan nonformal
pendidikan

Seperti kata Habermas, ´before a society can


effectively intervene in its own course, it must first develop a subsystem that
specializes in producing collectively binding decisions ´ Berbagai kegiatan
pendidikan alternatif sedang melakukan suatu perjalanan panjang yang diharapkan
akan bisa mengajak masyarakat untuk memberdayakan dan mengatur diri demi
kebaikan di masa datang #(??

 &   
?

 ?' %
!?
"?( )*?
?+?,?„  
’   ’  ’ „ ’’ ’  ?-
?

 ?' %?!?
   "?. )+?/?0?,?„  
’ 
 
’
’ ?

 ?' %??
"?( )? ??,„  
’ 
 ’
„’ ’’’  ’?

* ?' %-   ?
?1 "?( )?
??,?„  
’ 
’’ ’? ?.

#?2 ?
+ ?3 ??$4  ?›
& ?5   %? 
?! ?

??

??

&!&- $)#)c2&&&  $$&) !


./
##) &
# '!@ 
J @
!)' c.&2#
'2& &*++=

3
!&&

A Latar Belakang

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh suatu asumsi bahwa peningkatan mutu pembelajaran di
sekolah dapat dicapai melalui peningkatan mutu sumber daya manusia (guru dan tenaga
kependidikan lainnya, walaupun diakui bahwa komponen-komponen lain turut memberikan
kontribusi dalam peningkatan mutu pembelajaran Peningkatan sumber daya menusia telah
banyak dilakukan pemerintah, terutama peningkatan kompetensi guru Usaha ini berupa
peningkatan kompetensi melalui pendidikan dan pelatihan, workshop atau bentuk lainnya

Disamping itu, peningkatan profesionalisme guru juga dilakukan melalui kegiatan Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP bagi guru Sekolah Menengah Pertama (SMP dan guru Sekolah
Menengah Atas (SMA, atau pola-pola lain seperti seminar, lokakarya atau workshop Namun
demikian prestasi belajar siswa masih memprihatinkan dan sampai saat ini kenyataannya bahwa
prestasi belajar yang dicapai secara nasional belum semuanya sesuai dengan standar minimal
yang ditetapkan pemerintah

Hal yang sama juga terjadi terhadap guru matematika di sekolah binaan Penulis di kabupaten
Dompu Pelatihan terhadap guru-guru di sekolah binaan tersebut telah banyak diikutkan dalam
kegiatan diklat baik yang dilaksanakan oleh Pengawas Binaan itu sendiri, LPMP, Bimtek KTSP-
SSN oleh Direktorat Pembinaan SMA yang difasilitasi oleh Fasilitator Pusata maupun daerah,
PPPPTK, atau oleh Dinas Pendidikan Kota Dompu, namun hasil belajar siswa mereka masih
dibawah standar yang diharapkan

Pengamatan yang dilakukan peneliti selama menjadi fasilitator dalam kegiatan workshop atau
diklat , bahwa pada struktur program dalam panduana pelatihan yang disusun pada setiap
kegiatan diklat atau workshop, masih didominasi oleh kegiatan menyusun administrasi
pembelajaran, dan hanya sedikit kegiatan yang membimbing guru dalam penguasaan materi serta
penggunaan media pembelajaran

Disamping itu, pada umumnya para guru yang telah mengikuti diklat atau workshop jarang
mensosialisasikan hasil-hasil diklatnya kepada rekan-rekan mereka di sekolah Hal ini terjadi
karena kepala sekolah mereka jarang memberi kesempatan untuk mensosialisasikan hasil diklat
kepada rekan-rekannya di sekolah
Berdasarkan hal tersebut, Nawawi (` menyatakan bahwa ´ program kelas tidak akan berarti
bilamana tidak terwujudkan menjadi kegiatan Untuk itu peranan guru sangat menentukan karena
kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan di antara peserta didik dalam suatu kelas´ Guru
bertanggung jawab untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana yang dapat
mendorong peserta didik untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di dalam kelas

Untuk menunjang tugas tersebut maka guru perlu ditunjang dengan kemampuan profesional
yang memadai Guru yang profesional adalah guru yang menguasai kurikulum, menguasai
materi pelajaran, menguasai metode-metode pembelajaran, menguasai penggunaan media
pembelajaran, menguasai teknik penilaian pembelajaran, dan komitmen terhadap tugas

Dengan demikian diharapkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru, dapat dicapai tanpa
pemborosan waktu, tenaga, material, finansial, dan bahkan pemikiran sehingga pada gilirannya
tujuan sekolah dapat dicapai secara efektif dan efisien

Beeby (` menyatakan bahwa pelajaran-pelajaran yang diberikan guru amat kurang sekali
variasinya, dan dengan sedikit kekecualian, pola yang sama telah menjadi standar di ulang-ulang
sepanjang jam pelajaran sekolah Kadang-kadang guru mulai mengajar dengan hanya
mendiktekan saja pelajarannya dan jika masih ada waktu baru memberikan penjelasan
sekedarnya tanpa variasi dengan penggunaan media yang sesuai maupun sumber-sumber belajar
yang memadai Apabila kebiasaan seperti itu tetap dipraktekan oleh para guru di kelas selama
proses pembelajaran, maka dapat dipastikan bahwa peningkatan mutu pendidikan akan sulit
dicapai

Pada umumnya kegiatan guru hanya mentrasfer pengetahuan atau pengalamannya dengan
sedikit memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi dan diakhiri dengan pemberian tugas atau
latihan tanpa menggunakan media dan sumber belajar yang memadai

Hasil pengamatan atau dialog peneliti dengan beberapa guru di sekolah binaan di kota Dompu,
bahwa kebanyakan mereka kurang menguasai penggunaan media dan sumber belajar yang ada
sehingga pembelajaran yang mereka laksanakan masih didominasi dengan cara mentrasfer dari
pada menciptakan pembelajaran yang memberi kesempatan siswa untuk mengkonstruksi
pengetahuannya Bettencourt,` dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (6 menyatakan
³Konsep keilmuan tidak dapat ditransfer oleh guru kepada siswa melainkan siswa itu sendiri
yang mengkonstruksinya dari data yang diperoleh melalui pancaindranya´ Oleh karena itu
diperlukan adanya perubahan paradigma dalam melaksanakan pembelajaran yang semula guru
berpikir bagaimana mengajar menjadi berpikir bagaimana siswa belajar

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti berkeinginan membantu guru meningkatkan
kemampuan mereka menggunakan media Pembelajaran Matematika Melalui Pelatihan model
´Kelasmen´

B Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini
adalah
` Bagaimana meningkatkan kemampuan guru sekolah dasar dalam menggunakan media
pembelajaran matematika melalui pelatihan model ´Kelasmen´?

 Bagaimana kemampuan guru sekolah dasar dalam menggunakan media pembelajaran


setelah mengikuti Pelatihan model ´Kelasmen´?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan model
pelatihan yang dapat meningkatkan kemampuan guru menggunakan media pembelajaran dan
ketrampilan menggunakan media pembelajaran

D Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan
guru menggunakan media pembelajaran

3 /&
&"#)

3c'"2
./  )#

Proses pembelajaran dalam arti luas merupakan jantung dari pendidikan, untuk membangun
watak dan karakter dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Pembelajaran atau

 Àmerupakan konsep pedagogik yang secara teknis diartikan sebagai upaya sistimatik
dan sistemik untuk menciptakan lingkungan belajar yang potensial, menghasilkan proses belajar
yang bermuara pada berkembangnya potensi individu sebagai peserta didik Dalam Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas Nomor  tahun  disebutkan bahwa ³
Pembelajaran diartikan sebagai ³ « proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar´

Sedangkan belajar menurut Gredler (`6` ³ adalah proses yang dilakukan manusia untuk
mendapatkan aneka ragam  À


 À  
Para pakar psikologi melihat
prilaku belajar sebagai proses psikologi individu dalam interaksinya dengan lingkungan secara
alami, sedangkan pakar pendidikan melihat perilaku belajar sebagi proses psikologi-pedagogis
yang ditandai dengan adanya interaksi individu dengan lingkungan belajar yang sengaja
diciptakan Jadi belajar dan pembelajaran memiliki keterkaitan substansi dan fungsional

Pendidikan dan Pelatihan (Diklat merupakan wahana pembelajaran orang dewasa atau
andragogik yang berbasis bekal ajar awal, bersifat peningkatan kinerja profesional bagi pendidik
dan tenaga kependidikan Oleh karena itu strategi pembelajaran dalam diklat seyogyanya
menerapkan paradigma    ÀÀ À  À yang berarti widyaiswara berempati
pada posisi bagaimana peserta diklat belajar dan membelajarkan untuk tujuan 
À 
  À (pengembangan profesional Dengan demikian proses pembelajaran dalam diklat
harus mampu memfasilitasi interaksi kesejawatan yang memungkinkan terjadinya saling berbagi
ide dan pengalaman guna meningkatkan kinerja profesional
3
"2
./  )#

Diklat merupakan pendidikan bagi orang dewasa yang mengembangkan interaksi antara penatar
dengan peserta diklat dengan menerapkan prinsip-prinsip andragogy/pendidikan orang dewasa
Pusdiklat Depdiknas ( menguraikan aplikasi prinsip pembelajaran orang dewasa antara lain
sebagai berikut 

a Orang dewasa perlu mengetahui mengapa mereka harus mempelajari sesuatu dan harus
siap belajar Alasannya adalah pada awal pembelajaran sebagai pegantar harus ada kaitan isi
materi diklat dengan pekerjaan mereka Bagian ini merupakan bagian penting untuk meletakkan
dasar yang kuat dari kseluruhan pembelajaran

b Peserta diklat cenderung berfokus pada kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan
kehidupan, tugas, dan pemecahan masalah Prinsip ini memberitahukan bahwa orang dewasa
ingin memperoleh pengetahuan yang praktis dan menerapkan hal-hal yang dipelajari dalam
pekerjaan mereka atau dalam kehidupan pribadi

c Peserta diklat dapat belajar dengan baik, ketika berpraktek dan bekerja atas dasar
pengetahuan dan keterampilan serta sikap baru

Disamping itu, proses belajar untuk orang dewasa dapat menganut model yang dikembangkan
oleh Kolb, DA (`· yaitu membangun pengetahuan melalui transformasi pengalaman
Menurut model ini proses belajar berlangsung melalui empat fase atau tahapan yang melipuiti 

Ô? p6?

 
?
   ? ? ? 
?
Ô? 
  ? 
6 ? ? ?  ?

7
 # ?
Ô?  ?

?

  ? ?  ?
Ô? p ?# ? ? ? 
?

?&  ?
   ?  ?

Agar terjadi hasil pembelajaran yang efektif oleh peserta diklat, mereka harus mempunyai empat
macam kemampuan sebagai berikut 

'?   %#? (? „# ?

? a    ?89? 

 ? ?
  ??  
  ?


# ?  ?
   ?
 ?

?    ’ ?(?



 ? ?
 
6 ? ? ’ 
  ?


7
?  ?
 ?

   ? ?
  ?
?

?  ’ ’!’ ? 



 ? ??
!  ? "
 ?
?
 8?  
' 
?# ?


  ?

   # ?
& ?
?
# ?
 ?

*? 
  ’ ? 

 ? ?
  ?
? # ?
 ?
 9? ??

!  ?   '
   ? ?
 ?

 ?

3
# '!c"@

Model Pelatihan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pelatihan model ´Kelasmen´
yang dilandasi teori belajar konstruktivis yang memberi kesempatan peserta mengkomunikasikan
pengetahuan dan pengalamannya setelah menggunakan media pembelajaran Model pelatihan
tersebut berdasarkan pada proses belajar untuk orang dewasa yang dikembangkan oleh Kolb, DA
(`· yaitu membangun pengetahuan melalui transformasi pengalaman

Untuk mengungkapkan tingkat keterlibatan dan pemahaman peserta pada penelitian ini
digunakan kerangka kerja ´c
À´ yaitu model pelatihan yang dimulai dari c  À
„À
À À
yang diadopsi dari teori belajar À„ 



 (APOS dari Dubinsky (

c  ÀÀ  À adalah manipulasi fisik atau mental yang dapat diulang yang
mentransformasikan obyek dengan suatu cara Bila keseluruhan   À menempati seluruhnya
dalam pikiran individu atau hanya diimajinasikan/dibayangkan (saat terjadi tanpa individu
memerlukan semua langkah-langkah khusus, maka   À itu telah diinteriorisasikan menjadi
suatu À
À Kejadian-kejadian kognitif yang dapat menginteriorisasikan suatu   À
menuju suatu À
Àdikatakan bahwa perkembangan pengetahuan peserta berada pada


  


Bila À
À À
À itu sendiri ditransformasikan oleh suatu tindakan maka dikatakan
bahwa À
À telah dienkapsulasikan menjadi kemampuanÀ À
 À Bila hal
ini terjadi yaitu peserta mampu mengenkapsulasi suatu À
À menuju   À
À À
 À, maka perkembangan keterampilan peserta dikatakan berada pada


 3

Disamping mengungkapkan tingkat pemahaman peserta, kerangka kerja ´c


À´ juga dapat
dipakai untuk mengungkapkan tingkat keterlibatan peserta dalam proses belajar Keterlibatan
peserta tersebut dapat diamati dari tindakan (  À yang dilakukan peserta dengan
menggunakan berbagai media (alat dalam menyelesaikan masalah, mengkomunikasikan
( À
À pengetahuan kepada peserta lain, À À
 À berbagai media dalam
pembelajaran suatu konsep yang dihadapi dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya

3$) $)
#
<3" "
#

iri utama pelatihan model ´Kelasmen´ adalah pelatihan yang dimulai dari melakukan kegiatan
manipulasi, mengkomunikasikan hasil kegiatan sehingga tercipta kerjasama diantara sesama
peserta, dan kemampuan mengimplementasikan dengam konsep-konsep baru dalam
pembelajaran Ada enam fase utama dalam pelatihan model ´Kelasmen´ Keenam fase itu
disajikan seperti pada tabel berikut 

5 
? p  ? 7 ?7   ? 7 ?

 ?

??? ??? 5   ?


&
  ?& ? ???

  "?
&
  ?   )  ?
` Orientasi peserta kepada # ? "?
 6 ?

 ?Memperhatikan penjelasan
masalah ?
 ?  ?

!  ? fasilitator dan tanya jawab
   ?
 ?
  ? ? tentang tugas-tugas yang akan
dilakukan

  ?  ?  ?

??? ??? ›
 ?

 ?

7 ? ›

?
  ?
 ?
    ? ?
 & ? 

 
?
   ?
 Mengorganisasikan # ?
 ?
 ?   ? 
  "?

  ? ?
peserta untuk belajar 
   ?

 ?
 ?

 ?

 &  ?

??? ›
?

 ? 5   ?
  ?

 ?? ›
 ?   ?# ?

  ?
 ? ? 
  ?
 ?
 ? 
 ?7   ?
 ?
 ?
!  ?6? ? 
  ? 
 ?  7"? 

 "?&
"?7? ?

  ?   '  ?  ?
'
? 
 ??
 ?  ?
 ??

!  ?   ? 
  ?

 &  ?

??? ›
&
  ?  ? 5   ?
 ?

 ? ›

   ?

   ? ? 
&
  ?  ? 
 ?
 ?
·  # ?
   ?# ? 
   ? ? # ? 

 &  ?
 ? ?

 ?  ? 
  ?

 ?? ?    ?# ??

??? ??? ??? Ô? ›


&
  ?!  ?

  "?
Mengembangkan Fasilitator mendorong dan 
 ? ?
masalah dalam bentuk- membimbing peserta 

  ?
 ?
bentuk lain mengembangkan masalah dengan 
 ? 
?# ?
cara-cara lain  &  ?
Ô? ›

  ?
 ?


 &  ?
 ?

'
?# ?
 ?
? ›
  ? ? 5   ?
 ?

 ?? ›
 ? ?


6  ? 
? 
  ?
7
?  ?
6  ? 
 
  ?


!  ?   ? 
  ?
#
 ?

 ? ? 
   ?  ? ?# ?
 
' 
?# ?

 ?  ? 

 ?
 
?

*3
)"
#

"<  Orientasi peserta kepada masalah

Agar kegiatan peserta berorientasi kepada masalah, maka perencanaan pelatihan yang dirancang
dan dimulai dari kegiatan penetapan tujuan yang jelas, kemudian merancang situasi masalah
yang akan diselesaikan peserta, dan mengorganisasikan sumber daya serta rencana logistik yang
digunakan

a Penetapan tujuan

Dalam pelaksanaannya, pelatihan model ´Kelasmen´ diarahkan untuk mencapai tujuan yang
sifatnya membantu peserta mengembangkan ketrampilan berpikir dan pemecahan masalah, dan
menjadi peserta yang mandiri

b Merancang situasi

Pelatihan model ´c


À´ dirancang untuk memberi keleluasaan kepada peserta memilih
masalah untuk diselidiki dan dicoba, karena cara ini dapat meningkatkan motivasi peserta
Masalah yang dirancang sebaiknya authentik, mengandung teka-teki, memungkinkan kerjasama,

c Organisasi sumber daya dan rencana logistik

Dalam pelatihan model ³c


À´ peserta belajar dengan berbagai sarana, material, atau
peralatan Pelaksanaannya dapat dilakukan di kelas, di laboratorium, di perpustakaan atau di luar
kelas bahkan di luar tempat pelatihan Oleh karena itu pengorganisasian sumber daya dan
logistik menjadi tugas fasilitator yang utama dalam merancang pelatihan model ³c
À

"*- Mengorganisasikan peserta untuk belajar

Pelatihan model ´Kelasmen´ dibutuhkan pengembangan ketrampilan kerjasama dalam


melakukan sesuatu untuk memecahkan masalah Untuk itu perlu bantuan fasilitator dalam
merencanakan dan mengorganisasikan tugas-tugas peserta, sehingga diperlukan kelompok
belajar kooperatif Pengorganisasian peserta dalam kelompok ini memperhatikan
kemampuan/keterampilan akademik peserta, sosial, ekonomi, budaya bahkan agama

",  Membimbing peserta melakukan sesuatu baik secara individu maupun kelompok

Pada fase ini fasilitator membantu peserta mengumpulkan informasi dari berbagai sumber,
dilatih dengan berbagai pertanyaan untuk membantu peserta memikirkan suatu tindakan untuk
memecahkan masalah Disamping itu fasilitator mendorong peserta untuk melakukan sesuatu
dengan menggunakan material manipulatif, gambar-gambar atau simbol-simbol untuk
memecahkan masalah

"6- Menjelaskan atau mengkomunikasikan hasil karya

Fasilitator mendorong terjadinya pertukaran informasi atau ide secara bebas dalam melatih
peserta mengkomunikasikan konsep yang dimiliki sehingga terciptanya kemampuan peserta
menjelaskan konsep menggunakan media/sumber pada peserta lain

"8- Mengembangkan masalah dalam bentuk-bentuk lain

Fasilitator mendorong dan membimbing peserta mengembangkan masalah dengan cara


menyajikan dalam bentuk lain

";- Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Tugas fasilitator pada fase akhir ini adalah membantu peserta menganalisis dan mengevaluasi
proses berpikir mereka sendiri, dan ketrampilan penyelidikan yang mereka gunakan

c 

Peserta
menggunakan
material untuk
memecahkan
masalah
?

c c

Peserta
menggunakan
gambar untuk
memecahkan
masalah
?

,3&
#3
?

?
? ?? ?

? ?

3
'"!&
#

A Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Lima sekolah binaan yaitu SMAN ` Dompu, SMA Negeri `
Kempo, SMA  Kempo, SMA ` oja dan SMA Kosgoro Dompu dengan sasaran ` orang
guru Matematika yang mengajar di kelas X , XI dan XII aktu penelitian selama tiga bulan
mulai pertengahan Januari  sampai pertengahan Maret  Pelatihan ini dilaksanakan di
dua wilayah kecamatan binaan pada siklus ke-` pusat kegiatan di SMA Kosgoro Dompu, dan
siklus ke- di pusaaatkan di SMAN ` Kempo

B Tahap-Tahap Penelitian

Tahap-tahap yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah (` tahap pendahuluan/refleksi
awal, ( tahap perencanaan, ( tahap pelaksanaan tindakan,

(· tahap observasi dan (  tahap refleksi Uraian masing-masing tahap tersebut adalah sebagai
berikut

(` Tahap Pendahuluan/Refleksi Awal

Pada tahap refleksi awal kegiatan yang dilakukan peneliti adalah dialog dengan kepala sekolah
dan guru matematika tentang kemampuan mereka menggunakan media pembelajaran dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas

(Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan adalah menyusun struktur program pelatihan,
menyiapkan bahan-bahan pelatihan, menyiapkan alat/media pembelajaran yang dibutuhkan
dalam pelatihan, menyusun instrumen pengamatan peserta dan fasilitator, menyusun jadwal
kegiatan pelatihan Penelitian ini direncanakan terlaksana sebanyak dua siklus, yaitu siklus
kesatu melaksanakan tindakan pelatihan dengan menggunakan metode pembelajaran deduktif
Siklus kedua melaksanakan tindakan pelatihan dengan menggunakan metode pembelajaran
induktif

( Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang dimaksudkan adalah melaksanakan pelatihan sesuai rencana dengan
skenario sebagai berikut

Siklus `  Menerapkan pelatihan model ³Kelasmen´ dengan menggunakan metode deduktif


yaitu peserta diberikan pemahaman penggunaan media pembelajaran secara teoritis (À 
À kemudian peserta mendiskusikan dan menggunakannya dalam pembelajaran dikelompok
masing-masing

Siklus   Menerapkan Pelatihan model ³Kelasmen´ dengan menggunakan metode induktif


yaitu peserta diminta menggunakan media pembelajaran dan menjelaskan cara menggunakannya
pada peserta lain

(· Observasi

Kegiatan observasi adalah mengamati aktivitas peserta diklat dengan menggunakan lembar
observasi yang telah disiapkan dan dilakukan oleh teman sejawat

(  Refleksi

Pada kegiatan refleksi, peneliti melakukan diskusi dengan pengamat untuk menjaring hal-hal
yang terjadi sebelum dan selama tindakan berlangsung berdasarkan hasil pengamatan, catatan
lapangan, dan hasil wawancara dengan subyek penelitian agar dapat diambil kesimpulan dalam
merencanakan tindakan selanjutnya

Data dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah guru matematika di SMA binaan tersebut yang
mengajar di kelas X ,XI dan XII Sedangkan data penelitian adalah data kualitatif yang
diperoleh dari 

` Pengamatan Partisipatif

Pengamatan partisipatif dilakukan oleh orang yang terlibat secara aktif dalam proses pelaksanaan
tindakan dengan menggunakan lembar pengamatan Hasil pengamatan digunakan untuk menilai
keaktifan peserta dalam mengikuti diklat dan kontribusinya dalam membantu teman sejawat
menyelesaikan masalah
 Keterampilan mendesain media pembelajaran

Untuk menilai kemampuan peserta mendesain media sederhana menggunakan lingkungan sekitar
sesuai mata diklat

 Keterampilan menggunakan media pembelajaran

Untuk menilai keterampilan peserta diklat dalam mengimplementasikan media pembelajaran

· awancara

awancara dimaksudkan untuk menggali kesulitan peserta dalam mendesain dan mnggunakan
media pembelajaran

" 

Moleong (` ` menyatakan bahwa proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh
data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah
dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan
sebagainya

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif yaitu analisis berdasarkan
penalaran logika Analisis tersebut digunakan atas pertimbangan bahwa, jenis data yang
diperoleh berbentuk kalimat-kalimat dan aktivitas-aktivitas peserta diklat

!5c$#
#

Kegiatan penelitian direncanakan terjadwal seperti berikut 

??? 
   ?

Kegiatan › 
?:? ?:? ›
?:? /?:?

? ? ? *? ? ? ? *? ? ? ? *? ? ? ? *?

` „%??? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

a Penyusunan proposal

b Pengiriman proposal

c Penyusunan instrumen
penelitian dan daftar wawancara

d Penyusunan skenario
pelatihan dan penyiapan bahan-
bahan lain yang diperlukan
è „??? ? ? ? ? ? ? ? ??? ? ? ? ? ? ? ? ?

a Seminar proposal

b Revisi proposal, instrumen


penelitian dan daftar wawancara

c Pengambilan data di lapangan

d Analisis data dan verifikasi


data

e Seminar hasil

f Penyusunan draft laporan


ÿ „%'??? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

a Penyusunan laporan akhir

.3Pengiriman laporan

($$

??? ??? ??? à #? )# "!?

+ c$#A&.c$#A" Ú'&
`? "**!? ? ? ? ?

? ?
# ?   ? ?   ? ?
 ? ? ? ?

?  ?
# ? 
) )  ? & ? ?
 ? ? ? ?

? ! ???
# ?
?

 ? ?
 ? ? ? ?

?  ???
# ?
 ?
  ?

 ? ?
 ? ? ? ?

? )# ? ?

è? "*"'%'!? ? ? ? ?

? ?
  ?
 )  ?
  ? ?
 ? ? ? ?

?  ?
  ?  ? 
?
& ? ?
 ? ? ? ?
? )# ? ?

ÿ? %'!? ? ? ? ?

? ?1  "? ?



 ? ?
 ? ? ? ?

?  ?1  "? ?


  ? ?
 ? ? ? ?

? + 1  "? ?



? ?
 ? ? ? ?

)# '? ?

#
&"#)

` Beeby,
E ` „À ÀÀÀ
    À„c À, Jakarta

 Depdiknas  À ÀÀ À


„À À
À   !   À !!
Jakarta

 Depdiknas  „ À„À À À „  À„À À" À


„À  À„À À  Jakarta

· Gredler, Bell Margaret E `6    À„  À Jakarta Rajawali Pers

Kolb,DA `· #$  À % ÀÀ Engelwood


litfs New Jersey Prentice Hall

6 Nawawi, Hadari `   À



  À„À  Àc
Jakarta  Gunung
Agung

 Pusdiklat  „ À
  À
 & À À„À  À Sawangan Pusdiklat Pegawai
Depdiknas

 ??????; <"?(?=?8 


"? ?:: ?6#? ?›! 6
? !
? 7?2  ?2
 ?


6!
?1
!
?>
  ?Ô ’ ’  ’’$ ’ ?0+ ?+*'+ ?
hmmm Kita besok mo presentasi rekkkk, muga sukses
amiennn
ANDRAGOGI

TUGAS KELOMPOK
Oleh 
Kelompok `

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


TEKNOLOGI PENDIDIKAN
OKTOBER 

BAB I
PENDAHULUAN

` ` Latar Belakang
Kesadaran bahwa belajar adalah proses menjadi dirinya sendiri (process of becoming person
bukan proses untuk dibentuk (process of beings haped menurut kehendak orang lain, membawa
kesadaran yang lain bahwa kegiatan belajar harus melibatkan individu atau client dalam proses
pemikiran apa yang mereka inginkan, apa yang dilakukan, menentukan dan merencanakan serta
melakukan tindakan apa saja yang perlu untuk memenuhi keinginan tersebut Inti dari
pendidikan adalah menolong orang belajar bagaimana memikirkan diri mereka sendiri, mengatur
urusan kehidupan mereka sendiri untuk berkembang dan matang, dengan mempertimbangkan
bahwa mereka juga sebagai makhluk sosial
Di tahun  an dikenal sebuah proyek yang disebut dengan PPSP (Proyek Perintis Sekolah
Pembangunan Pada waktu itu, siswa dibebaskan menentukan seberapa cepat dia bisa
menyelesaikan masa studinya Siswa diberi Lembaran Kegiatan Siswa (LKS yang berisikan
tentang teori-teori materi yang dipelajari, dan kalau siswa beranggapan sudah menguasai, maka
diberi lembar latihan dari LKS tadi dan kalau sudah merasa siap, maka siswa bisa mengambil
sendiri Lembar Test Formatif Fungsi Guru pada waktu itu adalah menjelaskan apabila bertanya
dan menilai hasil test formatif tersebut Di PPSP ini, murid kelas ` SMP (waktu itu disebut kelas
6, itu bisa saja menempuh pelajaran kelas  SMP (kelas  maupun menempuh kelas  ( SMP,
sehingga pada waktu itu, cukup banyak yang mampu menempuh level SMP hanya dalam waktu
 tahun PPSP mencanangkan program SD hanya tahun, SMP bisa ditempuh  tahun dan SMA
juga bisa ditempuh  tahun juga, tergantung kepada kemampuan dari siswa

Kegiatan belajar yang melibatkan individu atau client dalam proses menentukan apa yang
mereka inginkan, apa yang akan dilakukan, adalah beberapa prinsip dari teori belajar Andragogi
Teori belajar Andragogi sering juga disebut dengan teori belajar orang dewasa Makalah ini akan
membahas tentang Teori Belajar Andragogi tersebut dan membahas kelemahan serta
keunggulannya

`  Rumusan Masalah
` Apa pengertian andragogi?
 Apakah fungsi andragogi?
 Apa bentuk Perkembangan Teori Andragogi dalam masyarakat?

`  Tujuan
` Mengetahui pengertian andragogi
 Mengatahui fungsi andragogi
 Mengetahui Perkembangan Teori Andragogi dalam masyarakat

BAB II
BAHASAN

 ` Andragogi
Andragogi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yakni Andra berarti orang dewasa dan
agogos berarti memimpin Perdefinisi andragogi kemudian dirumuskan sebagau "Suatu seni dan
ilmu untuk membantu orang dewasa belajar" Kata andragogi pertama kali digunakan oleh
Alexander Kapp pada tahun ` untuk menjelaskan dan merumuskan konsep-konsep dasar
teori pendidikan Plato Meskipun demikian, Kapp tetap membedakan antara pengertian "Social-
pedagogy" yang menyiratkan arti pendidikan orang dewasa, dengan andragogi Dalam rumusan
Kapp, "Social-pedagogy" lebih merupakan proses pendidikan pemulihan (remedial bagi orang
dewasa yang cacat Adapun andragogi, justru lebih merupakan proses pendidikan bagi seluruh
orang dewasa, cacat atau tidak cacat secara berkelanjutan Apa itu pendidikan orang dewasa dan
bagaimana dia berbeda dalam teori dan praktek dari persiapan pendidikan anak-anak dan
pemuda Pendidikan orang dewasa didefinisikan, digambarkan serta dipertimbangkan dalam
hubungannya dengan profesi pelayanan manusia yang lain
A Pendidikan dan Sekolah
Sejauh ini pendidikan berperan dalam meyiapkan beberapa fungsi stereotip tertentu, situasi
stabil, untuk keeksistensian, untuk perdagangan atau pekerjaan tertentu Secara garis besar
penddidikan dipandang sebagai usaha secara langsung, sistematis, dan mendukung untuk
mentransfer, membangkitkan, atau mendapatkan pengetahuan, maka tingkah laku, nilai-nilai,
keterampilan, dan hasil yang lainnya dari usaha tersebut,* karenanya jelaslah bahwa pendidikan
orang dewasa dan anak-anak seperti yang terdapat sekarang ini dan di masa serta tempat
manapun serta melalui banyak aktivitas

Pembelajaran Sepanjang Hayat


Penasehat pendidikan sepanjang masa berpendapat bahwa pendidikan adalah sebuah proses yang
berlangsung dari satu bentuk ke bentuk yang lain sepanjang hayat, dan itulah tujuan dan bentuk
yang harus diadaptasi sesuai dengan kebutuhan tiap individu pada tahapan yang berbeda dalam
perkembangan mereka Pendidikan dipandang sebagai bagian tak terpisahkan dalam kehidupan
dan semua lembaga masyarakat dengan potensi pendidikan dianggap sebagai sumber
pembelajaran
` konsep dari pembelajaran sepanjang masa berkontradiksi dengan konsep kebijakan
konvensional yang kaku dan membingungkan
 Implikasi besar selanjutnya adalah bahwa masyarakat harus membuat pencegahan yang cukup
untuk mencukupi kebutuhan pendidikan bagi orang dewasa yang telah meninggalkan sekolah
formal
 adalah sistem pendidikan formal harus ditata ulang sehingga bisa cukup fleksibel untuk
mengakomodasi pilihan-pilihan individu dan menyiapkan pemuda untuk melanjutkan
pendidikannya sebagai pelajar yang termotivasi secara mandiri dan kompeten
B Konteks Sosial Pendidikan Sepanjang Masa
Teknologi yang berbasis sain dan teknologi pasca-industri yang dimiliki oleh ekonomi modern
telah mengarah kepada produktivitas yang meningkat tajam, pendapatan yang bisa dibuang,
waktu luang, dan pencapaian pendidikan
Telah diperkirakan bahwa dalam beberapa bidang, seperti teknik dan obat-obatan, ³separuh
kehidupan´ dari pendidikan diperoleh di sekolah professional kurang lebih tahun Karenanya,
dalam beberapa tahun, separuh dari apa yang dipelajari dokter atau teknisi di ruang kelas
menjadi rintangan Pengetahuan bukan saja terus berkembang besar, tetapi struktur pengetahuan,
teknologi, dan pekerjaan menjadi lebih kompleks dan rumit
Tekanan ekonomi dan sosial pada masyarakat paascaindustri juga telah mempengaruhi
komposisi sosio-demografis dari negara-negara yang paling terindustrialisasi, dengan berbagai
cara yang hampir pasti akan mendorong ekspansi yang terus menerus pada kesempatan belajar
sepanjang masa
Perubahan status wanita dalam masyarakat industri yang maju juga memiliki dampak yang
penting bagi masa depan pendidikan orang dewasa
Perubahan struktural jangka panjang dalam pasar tenaga kerja mendasari perubahan-perubahan
yang terjadi dalam dunia kerja Penurunan jenis pekerjaan di sektor agraris, bagi pekerja tidak
terlatih dan bagi pekerja kasar pada umumnya berpengaruh sangat besar, dengan permintaan
lebih pada pekerjaan kantoran serta sektor pelayanan dan profesional/teknis
Kesimpulannya, tekanan ekonomi, sosio-kultural, dan demografis, dan bukan sekedar harapan
dari pendidik yang tercerahkan sedang membantu perwujudan pendidikan sepanjang masa ini

Sifat Pendidikan Orang Dewasa


Segala jenis pendidikan tentunya melibatkan proses belajar konsep pendidikan yang dijelaskan
sebelumnya yakni usaha secara langsung, sistematis, dan kokoh untuk mengirimkan,
memunculkan, atau mendapatkan pengetahuan Pembelajaran dapat terjadi secara tidak langsung
atau insidental, tidak terorganisir, dan dalam waktu yang sangat singkat Pendidikan orang
dewasa itu sendiri terjadi di pembelajaran mandiri, di mana pelajar bertanggungjawab
sepenuhnya terhadap desain dan pelaksanaan kegiatan belajar mereka, dan pendidikan terarah
lainnnya, dimana guru, pemimpin, tim produksi media, atau agen pendidikan yang lain
bertanggungjawab sepenuhnya terhadap manajemen pembelajaran
Sifat belajar bagi orang dewasa adalah bersifat subjektif dan unik, maka terlepas dari benar atau
salahnya, segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, teori, sistem nilainya perlu dihargai Tidak
menghargai (meremehkan dan menyampingkan harga diri mereka, hanya akan mematikan
gairah belajar orang dewasa Namun demikian, pembelajaran orang dewasa perlu pula
mendapatkan kepercayaan dari pembimbingnya, dan pada akhirnya mereka harus mempunyai
kepercayaan pada dirinya sendiri Tanpa kepercayaan diri tersebut, maka suasana belajar yang
kondusif tak akan pernah terwujud
Sebagaimana dikatakan Grattan, seseorang harus menyadari perbedaan antara pendidikan dari
orang dewasa dan pendidikan orang dewasa karena yang pertama lebih mencakup banyak hal
Orang dewasa memiliki sistem nilai yang berbeda, mempunyai pendapat dan pendirian yang
berbeda Dengan terciptanya suasana yang baik, mereka akan dapat mengemukakan isi hati dan
isi pikirannya tanpa rasa takut dan cemas, walaupun mereka saling berbeda pendapat Orang
dewasa mestinya memiliki perasaan bahwa dalam suasana/ situasi belajar yang bagaimanapun,
mereka boleh berbeda pendapat dan boleh berbuat salah tanpa dirinya terancam oleh sesuatu
sanksi (dipermalukan, pemecatan, cemoohan, dll
Keterbukaan seorang pembimbing sangat membantu bagi kemajuan orang dewasa dalam
mengembangkan potensi pribadinya di dalam kelas, atau di tempat pelatihan Sifat keterbukaan
untuk mengungkapkan diri, dan terbuka untuk mendengarkan gagasan, akan berdampak baik
bagi kesehatan psikologis, dan psikis mereka Di samping itu, harus dihindari segala bentuk
akibat yang membuat orang dewasa mendapat ejekan, hinaan, atau dipermalukan Jalan terbaik
hanyalah diciptakannya suasana keterbukaan dalam segala hal, sehingga berbagai alternatif
kebebasan mengemukakan ide/gagasan dapat diciptakan 
Dalam hal lainnya, tidak dapat dinafikkan bahwa orang dewasa belajar secara khas dan unik
Faktor tingkat kecerdasan, kepercayaan diri, dan perasaan yang terkendali harus diakui sebagai
hak pribadi yang khas sehingga keputusan yang diambil tidak harus selalu sama dengan pribadi
orang lain Kebersamaan dalam kelompok tidak selalu harus sama dalam pribadi, sebab akan
sangat membosankan kalau saja suasana yang seakan hanya mengakui satu kebenaran tanpa
adanya kritik yang memperlihatkan perbedaan tersebut Oleh sebab itu, latar belakang
pendidikan, latar belakang kebudayaan, dan pengalaman masa lampau masing-masing individu
dapat memberi warna yang berbeda pada setiap keputusan yang diambil
Bagi orang dewasa, terciptanya suasana belajar yang kondusif merupakan suatu fasilitas yang
mendorong mereka mau mencoba perilaku baru, berani tampil beda, dapat berlaku dengan sikap
baru dan mau mencoba pengetahuan baru yang mereka peroleh alaupun sesuatu yang baru
mengandung resiko terjadinya kesalahan, namun kesalahan, dan kekeliruan itu sendiri
merupakan bagian yang wajar dari belajar
Pada akhirnya, orang dewasa ingin tahu apa arti dirinya dalam kelompok belajar itu Bagi orang
dewasa ada kecenderungan ingin mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya Dengan
demikian, diperlukan adanya evaluasi bersama oleh seluruh anggota kelompok dirasakannya
berharga untuk bahan renungan, di mana renungan itu dapat mengevaluasi dirinya dari orang lain
yang persepsinya bisa saja memiliki perbedaan
D Menyikap Definisi
* Pendidikan orang dewasa tidak berkaitan dengan hal mempersiapkan orang dalam menjalani
kehidupannya tetapi lebih membantu orang dewasa agar mereka sukses dalam menjalani
kehidupannya, meningkatkan kompetensi mereka atau transisi negosiasi dalam peran sosial
mereka (pekerja, orang tua, pensiunan, dan lain-lain, membantu mereka mendapatkan pemuasan
yang lebih baik dalam kehidupan pribadi mereka dan membantu mereka dalam memecahkan
masalah pribadi dan masyarakat mereka
Kesimpulan devinisi
³Pendidikan orang dewasa adalah sebuah proses yang peranan sosial utamanya adalah
membentuk karakteristik status orang dewasa yang menjalankan aktivitas pembelajaran utuh dan
sistematis yang bertujuan memberikan perubahan dalam hal ilmu pengetahuan, tingkah laku,
nilai atau kemampuan« ´

E Tujuan dan Isu


³Istilah pendidikan orang dewasa bermakna seluruh proses edukasi yang terorganisir, apapun
isinya, level, metode, apakah formal atau sebaliknya, apakah proses tersebut panjang atau
menggantikan pendidikan awal di sekolah, perguruan tinggi, universitas serta dalam
kewirausahaan, di mana di dalamnya, orang-orang dianggap sebagai orang dewasa oleh
masyarakat dan mereka mengembangkan kemampuan mereka, mendapatkan pengetahuan
mereka, meningkatkan kualifikasi teknis dan professional mereka atau mengubah diri mereka
mengikuti sebuah arahan baru dan membawa perubahan dalam sikap dan tingkah laku mereka
dalam perspektif dua arah pada perkembangan personal dan partisipasi dalam perkembanagaan
kultural, ekonomi, sosial independen dan seimbang ´
Definisi ini menyatakan bahwasanya pendidikan orang dewasa sebaiknya dilihat sebagai sebuah
komponen integral pada sebuah skema global untuk ³pendidikan dan pembelajaran seumur
hidup ´
UNES
O memandang perkembangan sosial dan individual (yaitu komunitas dan nasional
sebagai tujuan utama yang sama untuk pendidikan orang dewasa, sementara yang lain tidak
setuju dan kadang-kadang menolak validitas perkembangan sosial sebagai sebuah tujuan
pendidikan Pendidikan dibedakan dari indoktrinasi, sebuah perbedaan yang mungkin lebih
mudah dibuat dalam pendidikan orang dewasa daripada dalam pendidikan swasta
F
akupan Bidang
Bahwasanya program edukasional ekstensif dalam sektor korporasi yang di-desain untuk
membantu para pelanggan dalam menggunakan produk-produk atau pelayanan yang mereka
ambil, merupakan sebuah aktivitas yang sama dengan program di rumah sakit dan organisasi
perawatan kesehatan yaitu pendidikan terhadap pasien Kesatuan buruh, juga memberikan ruang
yang luas dalam program edukasional bagi anggota mereka dan para pekerja

  Fungsi Dasar
Fungsi dasar pendidikan orang dewasa adalah instruksi, konseling, perkembangan program dan
administrasi Proses pengembangan program melibatkan penilaian pada kebutuhan pelajar,
membuat dan mengeksekusi keputusan yang diperlukan dalam aktivitas belajar untuk
memposisikan dan mengevaluasi hasil
Keunikan dan keterpusatan fungsi pengembangan program dalam pendidikan orang dewasa
berasal dari perbedaan tujuan dan kebutuhan pendidik orang dewasa
Sebuah upaya dilakukan untuk mempertemukan bermacam-macam perubahan individu dan
kebutuhan kelompok walaupun berupa program jangka pendek Hal ini mengikuti pernyataan
bahwa pendidikan orang dewasa lebih distandarisasi seperti dalam program remidi atau
kesempatan kedua yang mensejajarkan kurikulum pendidikan remaja, dan fungsi pengembangan
program tidaklah begitu penting
A Guru
Guru untuk orang dewasa, sebagaimana guru anak-anak dan remaja, juga serius dalam
mentransfer dan membangkitkan pengetahuan, sikap, nilai-nilai, serta kemampuan dengan cara
yang sistematis Tentu saja terdapat perbedaan antara mengajarkan orang dewasa dengan remaja,
dan tingkat perbedaan ini pada praktiknya bervariasi Fase ³mentransfer dan membangkitkan´
memperhatikan esensi perbedaan penting ini Terkadang, karena tradisi dan pendidikan atau
karena tingginya struktur sifat mata pelajaran yang akademis dan mengarah pada kejuruan,
penekanan pada seting yang lebih formal yang serupa sekolah cenderung pada transfer
pengetahuan oleh guru Konsep pengajaran semacam ini telah lama ditekankan pada kepustakaan
profesional karena ia memperhatikan beberapa karakteristik khusus orang dewasa selaku pelajar
Pada kenyataannya, kepustakaan orang dewasa sering tidak menyebut kata guru, tapi pemimpin,
mentor, dan fasilitator Sedang dalam konsep pengajaran ini, kata guru digunakan karena
familiar dan, dalam pengertian yang lebih luas, menunjukkan ke semua orang siapa yang secara
langsung memfasilitasi pembelajaran
Kondisi, tujuan, dan aktivitas guru orang dewasa yang sangat beragam ditujukan untuk
menghindari segala hal kecuali deskripsi yang paling umum Kebanyakan guru orang dewasa
adalah sukarelawan yang mengajar di banyak komunitas, seperti dalam asosiasi program
pendidikan sukarela
B Konselor
Fungsi konseling yang langsung mempertinggi penyediaan informasi tentang kesempatan
pendidikan dan karir, bantuan dalam membut pilihan pendidikan dan pekerjaan, serta bantuan
dalam menyelesaikan masalah-masalah yang mengganggu proses belajar Jumlah konselor orang
dewasa yang ditunjuk sangatlah sedikit, sehingga kebanyakan bagian dari konseling yang ada
dilakukan oleh guru, pengembang program, dan administrator Sebuah studi tentang program
pendidikan dasar orang dewasa di kota besar melaporkan bahwa kebutuhan akan konseling
sangatlah besar dan suplai konselor sangat sedikit, sehingga para guru yang memikulnya tak
peduli apakah mereka siap atau tidak Rasio konselor ke pelajar dalam agen pendidikan sekolah
umum orang dewasa yang komprehensif adalah ` berbanding  Pada lingkup pendidikan
yang lebih tinggi, khususnya komunitas perguruan tinggi, rasio ini umumnya lebih kecil, tapi
sumberdaya konselor jarang mencukupi kebutuhan Sebagai bagian dari peraturan, konselor
biasanya ada untuk pelajar dewasa dalam pendidikan dasar, penyelesaian sekolah menengah, dan
program perguruan tinggi, namun jarang terdapat di lingkup pendidikan yang kurang formal
Ujian dan penyerahan kepada agen pelayanan sosial dan kesehatan cenderung menjadi fungsi
konseling yang menonjol di ABE dan program penyelesaian sekolah menengah, sedangkan
konseling pekerjaan (biasanya dalam kelompok, bimbingan akademik, dan pengembangan
kemampuan studi lebih condong ke karakteristik lingkup pendidikan yang lebih tinggi
Pemberian konseling pada pelajar dewasa, sebagaimana pengajaran mereka, sebagian besar
masih dilakukan oleh orang-orang yang meluangkan paruh waktunya untuk mereka Namun,
sepertinya jumlah konselor yang bekerja full-time akan terus bertambah

Pengembang Program / Administrator


Mayoritas pendidik orang dewasa yang bekerja full-time dipekerjakan di peran administrati atau
semi-administratif yang meliputi pengembangan program dan fungsi manajemen Pendidik paruh
waktu tentu juga memiliki peran yang sama
Faktor lain yang menguatkan bercampurnya peran pengembangan program dan peran
administratif dalam pendidikan orang dewasa Kekurangan staf pengajar yang full-time pada
kebanyakan pendidikan orang dewasa menyebabkan administrator perlu memikul fungsi tertentu
yang normalnya dikerjakan oleh anggota staf pengajar
Pada banyak kasus, agen pendidikan orang dewasa adalah suatu sub-unit dari organisasi yang
lebih besar di mana tujuan utamanya bukanlah pendidikan orang dewasa atau bahkan bukan
pendidikan
Kesempatan suksesnya program dan terus-menerus bertambahnya pelajar baru bahkan guru
seringkali didasarkan pada koneksi dan hubungan dengan berbagai kelompok dan organisasi
dalam komunitas yang lebih luas Menurut Beder, koneksi dan hubungan bisa jadi sangat krusial
dalam menjamin sumberdaya yag diperlukan seperti pelajar, guru, dukungan politis, dan
terkadang bahkan fasilitas, serta layanan seperti perawatan anak dan penempatan kerja Bahkan,
unit pendidikan yang mandiri dan kepelatihan pada kemiliteran dan industri pun seringkali
menemukan bahwa membangun hubungan dengan pihak luar, terutama pihak perguruan tinggi
dan universitas, sangatlah berguna
D Studi Kesarjana
Meskipun ada perkembangan pesat dalam jumlah program kesarjana dan jumlah kesarjana
dengan persiapan formal dalam pendidikan orang dewasa, tapi mayoritas program berbasis
universitas ukurannya paling sederhana, setidaknya jika diukur dengan istilah anggota fakultas
yang full-time
Tujuan pendidikan, kurikulum-kurikulum, dan orientasi bidang pendidikan orang dewasa di
masing-masing program kesarjana berbeda-beda Beberapa program baru, khususnya yang
didirikan dengan bantuan pemerintah pusat di Selatan pada akhir tahun `6-an, sangat
berorientasi pada pelatihan personil pendidikan dasar orang dewasa Karena kelangkaan posisi
full-time bagi pendidik orang dewasalah maka studi kesarjana pada kebanyakan universitas
menyanggupi untuk menyiapkan pengembangan program dan peran administrasi dalam
spektrum lingkup yang luas
Fleksibilitas juga didapatkan lewat pembelajaran mandiri (yang diarahkan sendiri yang berbeda
dengan menggunakan sarana seperti studi independen, lapangan kerja, dan kursus internship
(keahlian Konsekuensinya, sarjana datang dari background yang berbeda-beda dan biasanya
telah memiliki pengalaman profesional dalam pendidikan orang dewasa atau bidang terkait
sebelum melewati studi kesarjana
Universitas adalah sebuah institusi yang tidak hanya menyiapkan tenaga pendidik perguruan
tinggi Volume terbesar dari pelatihan pemimpin pendidikan dewasa yang teroganisir terjadi
dalam institusi pendukung program, seperti industri dan perusahaan komersial, sekolah umum,
departemen pemerintahan yang berperan penting, dan asosiasi sukarelawan
E Riset (Penelitian
Penciptaan kumpulan ilmu pengetahuan dalam pendidikan perguruan tinggi melalui pencarian
yang sistematis dan teratur telah tertinggal jauh dari perkembangan program pelatihan sarjana
Pendidik perguruan tinggi telah sangat bergantung pada teori umum dan penemuan penelitian
dalam pendidikan dan ilmu alamiah sosial yang sangat penting bagi semua pendidik
Bagaimanapun juga, kumpulan ilmu pengetahuan umum yang teruji belum terpenuhi
Sementara melalui evaluasi/ analisa menyeluruh dari sseluruh sumbangan para ilmuwan untuk
pemahaman kita dari pembelajaran orang dewasa dan pendidikan adalah tidak mungkin disini,
kita harus mengingat secara ringkas perkembangan-perkembangan yang berarti
Tidak ada keraguan bahwa ilmuwan sosial akan terus membuat kontribusi penting untuk
pemahaman kita tentang pendidikan tinggi dan bahwa peneliti pendidikan tinggi akan
melanjutkan untuk menggunakan topic-topik dan penemuan penelitian dari sosialogi, psikologi,
ekonomi, dan disiplin ilmu yang lain
Meski yang paling mendasar dan secara luas mempunyai asumsi tentang pembelajar dewasa dan
kondisi-kondisi yang mendukung pembelajaran dewasa telah berdampak sangat kecil kepada
penelitian ilmiah yang menyeluruh dan teliti Hal ini belum didemonstrasikan secara jelas,
sebagai contoh, bahwa peserta yang aktif oleh orang dewasa dalam merencanakan atau
menerapakan aktifitas belajar mereka mempunyai dampak yang penting pada hasil pendidikan
Kebanyakan riset pada pendidikan tinggi terjadi dalam universitas, dan dalam jumlah terbesar
berasal dari mahasiswa program doctor dalam bentuk disertasi
F Organisasi Profesional
Banyak organisasi dimana pendidik orang dewasa dan institusi pendidikan orang dewasanya
mempunyai banyak tujuan dan dan kondisi yang memberi karakter pendidikan tinggi saat ini
Organisasi-organisasi ini memenuhi beberapa fungsi penting untuk kelanjutan perkembangan
bidang dan praktisinya Mungkin fungsi paling penting dari organisasi pendidikan orang dewasa
adalah perkembangannya professional
G Identitas Profesional
Sifat pendidikan orang dewasa adalah sebuah usaha yang tidak bisa didominasi oleh lembaga
manapun dan tidak pernah bisa dikurangi untuk satu tujuan atau fungsi selain memperluas
komitmen utnuk manusia dan perkembangan sosial Dalam beberapa hal, pendidikan orang
dewasa sama dengan sub bidang yang lain dalam pendidikan professional yang lebih luas, seperti
pendidikan atau bimbingn khusus, tetapi di lain hal sangat berbeda, karena ini tidak terikat pada
sekolah-sekolah atau kondisi yang mirip sekilah dan tujuan-tujuannya
  Perkembangan Teori Andragogi Dalam Masyarakat
Malcolm Knowles dalam publikasinya yang berjudul "The Adult Learner, A Neglected Species"
yang diterbitkan pada tahun ` mengungkapkan teori belajar yang tepat bagi orang dewasa
Sejak saat itulah istilah "Andragogi" makin diperbincangkan oleh berbagai kalangan khususnya
para ahli pendidikan
Sebelum muncul Andragogi, yang digunakan dalam kegiatan belajat adalah Pedagogy Konsep
ini menempatkan murid/siswa sebagai obyek di dalam pendidikan, mereka mesti menerima
pendidikan yang sudah di setup oleh sistem pendidikan, di setup oleh gurunya/pengajarnya Apa
yang dipelajari, materi yang akan diterima, metode panyampaiannya, dan lain-lain, semua
tergantung kepada pengajar dan tergantung kepada sistem Murid sebagai obyek dari pendidikan
Kelemahannya Pedagogi adalah manusia (dalam hal ini adalah siswa yang memiliki keunikan,
yang memiliki talenta, memiliki minat, memiliki kelebihan, menjadi tidak berkembang, menjadi
tidak bisa mengeksplorasi dirinya sendiri, tidak mampu menyampaikan kebenarannya sendiri,
sebab yang memiliki kebenaran adalah masa lalu, adalah sesuatu yang sudah mapan dan sudah
ada sampai sekarang Perbedaan bukanlah menjadi hal yang biasa, melainkan jika ada yang
berbeda itu akan dianggap sebagai sebuah perlawanan dan pemberontakan Pedagogy memiliki
kelebihan, yakni di dalam menjaga rantai keilmuan yang sudah diawali oleh orang-orang
terdahulu, maka rantai emas dan benang merah keilmuan bisa dilanjutkan oleh generasi
mendatang Generasi mendatang tidak perlu mulai dari nol lagi, melainkan tinggal melanjutkan
apa yang sudah ditemukan, apa yang sudah dirintis, apa yang sudah dimulai oleh generasi
mendatang
Dalam Andragogy inilah, kita kenal istilah-istilah Enjoy Learning, orkshop, Pelatihan
Outbond,dll, dan dari konsep Pendidikan Andragogy inilah kemudian muncul konsep-konsep
Liberalisme pendidikan, Liberasionisme pendidikan dan Anarkisme pendidikan Liberalisme
pendidikan bertujuan jangka panjang untuk melestarikan dan memperbaiki tatanan sosial yang
ada dengan cara mengajar setiap siswa sebagaimana cara menghadapi persoalan-persoalan dalam
kehidupan sehari-hari secara efektif Liberasionisme pendidikan adalah sebuah sudut pandang
yang menganggap bahwa kita harus segera melakukan perombakan berlingkup besar terhadap
tatanan politik (dan pendidikan yang ada sekarang, sebagai cara untuk memajukan kebebasan-
kebebasan individu dan mempromosikan perujudan potensi-potensi diri semaksimal mungkin
Bagi pendidik liberasionis, sekolah bersifat obyektif namun tidak sentral dan sekolah bukan
hanya mengajarkan pada siswa bagaimana berpikir yang efektif secara rasional dan ilmiah,
melainkan juga mengajak siswa untuk memahami kebijaksanaan tertinggi yang ada di dalam
pemecahan-pemecahan masalah secara intelek yang paling meyakinkan Dengan kata lain,
liberasionisme pendidikan dilandasi oleh sebuah sistem kebenaran yang terbuka Secara moral,
sekolah berkewajiban mengenalkan dan mempromosikan program-program sosial konstruktif
dan bukan hanya melatih pikiran siswa Sekolahpun harus memajukan pola tindakan yang paling
meyakinkan yang didukung oleh sebuah analisis obyektif berdasarkan fakta-fakta yang ada
Hal ini sejalan dengan pendapat Aristoteles tentang prinsip pendidikan yaitu sebagai wahana
pengkajian fakta-fakta, mencari µyang obyektif¶, melalui pengamatan atas kenyataan Anarkisme
pendidikan pada umumnya menerima sistem penyelidikan eksperimental yang terbuka
(pembuktian pengetahuan melalui penalaran ilmiah Tetapi berbeda dengan liberal dan
liberasionis, anarkisme pendidikan beranggapan bahwa harus meminimalkan dan atau
menghapuskan pembatasan-pembatasan kelembagaan terhadap perilaku personal, bahwa musti
dilakukan untuk membuat masyarakat yang bebas lembaga Menurut anarkisme pendidikan,
pendekatan terbaik terhadap pendidikan adalah pendekatan yang mengupayakan untuk
mempercepat perombakan humanistik berskala besar yang mendesak ke dalam masyarakat,
dengan cara menghapuskan sistem persekolahan sekalian

BAB III
PENUTUP

 ` Saran
Dalam andragogi, peranan guru, pengajar atau pembimbing yang sering disebut dengan
fasilitator adalah mempersiapkan perangkat atau prosedur untuk mendorong dan melibatkan
secara aktif seluruh warga belajar, maka dalam proses belajar harus memperhatikan elemen-
elemen
` Menciptakan iklim dan suasana yang mendukung proses belajar mandiri
 Menciptakan mekanisme dan prosedur untuk perencanaan bersama dan partisipatif
 Diagnosis kebutuhan-kebutuhan belajar yang spesifik Merumuskan tujuan-tujuan program
yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan belajar
· Merencanakan pola pengalaman belajar
Melakukan dan menggunakan pengalaman belajar ini dengan metoda dan teknik yang
memadai
6 Mengevaluasi hasil belajar dan mendiagnosis kembali kebutuhan-kebutuhan belajar Ini adalah
model proses
Karena ini merupakan pendidikan untuk orang dewasa maka guru, pengajar atau pembimbing
lebih berperan sebagai fasilitator untuk mengembangkan kreatifitas dalam pemecahan masalah
secara nyata
Semua aktifitas didalam kegiatan belajar haruslah dibicarakan bersana warga belajar, karena sifat
dari orang dewasa (matang mempunyai sifat mapu mengarahkan diri sendiri dan setiap orang
mempunyai cara yang berbeda dalam melakukannya, jadi apa yang dilakukan dalam kegiatan
belajar haruslah merupakan kesepakatan bersama
  Kesimpulan
Teori Belajar Adragogi dapat diterapkan apabila diyakini bahwa peserta didik (siswa-mahasiswa-
peserta adalah pribadi-pribadi yang matang, dapat mengarahkan diri mereka sendiri, mengerti
diri sendiri, dapat mengambil keputusan untuk sesuatu yang menyangkut dirinya Andragogi
tidak akan mungkin berkembang apabila meninggalkan ideal dasar orang dewasa sebagai pribadi
yang mengarahkan diri sendiri Yang menjadi tolok ukur sebuah kedewasaan bukanlah umur,
namun sikap dan perilaku, sebab tidak jarang orang yang sudah berumur, namun belum dewasa
Memang, menjadi tua adalah suatu keharusan dan menjadi dewasa adalah sebuah pilihan yang
tidak setiap individu memilihnya seiring dengan semakin lanjut usianya

c

      c



c
 
c c

 ? < ? <?#  #? 2 ?! 


??

. ?p?
 ?9 ?@ 1A?@
 ?
?1
?@
 ?
?5 !
 ?@
 ?
?B 
?@<<??

„  ( „„„ &"  ( ?

à?

 & ?
  ? ? ?›  ?. ?pp?

 
? ?

›#  ? ?2  "›?

?
? ??

-p?p›(2??
2›? ? 0?

à      ("(?

è ` `ÿ`à?

. 1 ?92B 21 (?

&?
 ?
  ?  ? 41 # ?
 ?
!  ? ?
 '   ? ?

   ? ? ? ? # ?
 ? ?
 ? ? ?
! ? ? '

     ? ?  ?
  ?  ?
  ?
  ?  ?# "?2 ?  ?
4 ?C ? ?   ?  # ?? ? ?  ?

?
& ?
#?›   ??

? ?pp C ?? 
?  ?›#  ?
?2  ?› 
 ???
  ?

  ? # ??
 & ?pp ?

#?
#  ? ? # ?
  ? ?
 ?
  ?  ?›   ?" 
?  ?? # ?
  ??# ?
  ?
  ?   ?  ? ? # ?&  ?
  ? 6   ?

 "??&  ??
?

""?

` ,?

 ? 
  ?  ?  ?  ? # ?   ?  ? #?  ?   ? # ?  ?  ? &  ?  ?
"?& ?
  ? ?# ?  ?
  ??  ?  "?# ?   ?  ?   ?


 ?  ? ?   ? 
  "? 
 ?   ?    ?  ? 
?  ? # ?  ?

 @ # ? 7
 
 ? 
 ?   ? 
 ? 
  ? 
? 

  ?  # ? 1 ?
&  ? 
 ?   ? # ? 
  ?  "? ? 

& ? 
  '  ?  # ? ?


 ?   ?

& ?  ? ?   "? 


 ?  ?  ?  # ? 
  ? 
 ?  
? 
  "?  ? & ?

 ?  ?  # ?  ? 
  ?  ?  ? 

 # "? # ?   (
 # "?
 # ?  ? # ?  ? 
   ? 
 ? 7
?  ?  # "? 
  ?   ? ?

! ?  ? 
? ? 

 ? 

   ? 
  

 ? 

?  ? # ?

  ?
 ?
 ?  ? ?   ?   ? ?  ?
& ?
 ?
  ?


  ?  ?  ?  # ? 
  ? 
 ? 
  ?  ?   ? - ?  ?  ?

7?
  ?
 ?
"?& ?
7?
  ?
 ??

?
 ??


 "? 

? 
 ? 
 "? 
 ?   ?  "? 
 ? 
    ? "?  ?

  ?   ??
 ?  ? ?
  ?
 ?  ? "? ?
  ?
?
?
 ?  ?

  ?  ?   ?
.

  ?  ?   ?   ? 
 ?  ? 
?  & ?  ? 

 ? 
!  ?
    ?
 ?  ? 
  ?  ?  ? 
  ?   ? 
  "?   ?   ? 

 ?

  # ?
  ?   ??

 ?  ?
  ?  ?
  ?
  ?  ? ?# ?# ?  ? ?  ?

  ?   ?
 # "?  ? # ?  ?   ?   ?   ?  ?    ? 
  ?
? 
  ? 

  ?   1 ? &  ?  ? 
&
? 
?  ' ? 
 7? 
 ?   ?
  ? ?

 ?
  ?  ?   ?

 ?7
 
 ?"? ?  ?
 ?  ?
 ?   ?  ? ?  ?

  ?
  ?   ? 
  ?  ? 

  ?   ?   ? 

 ? 

  ?  ?   ?

!  ?  ? # ?   ?   ? 
  ? 

?  6 ? 

 ?  ?  "? 
 ?
   ?   ?   ? 

 ? 
  ?  ?  ?  # ? 

# ? 
  ?
  .

  ?   ?   ? ?  ?
?  ? ?
 ?# ?  ?
?  ?
 ?

? 
 ? 
  
?  
 ? "?   ?  ?   ? 

 ?  ?   ? 
  ?

?   ? 
 ? & ? ? 
 ? 
 ?  ?   ?  ?  ?  ?

 ?  ??   ?

  ??# #?

›
 &?  ?
  ?  ?   ?   ? ?

`ÿ #*#??

›
&
  ?
  ?   ? ?
 # ?
 ?  ??  ?

""?

è ` „# #?

 #?

.
  ? 
  ?  #   ? 
!? 
 ?  ? 
 ? !  # ? 
 ? 
  "? 
 ?
 ? # ? !  ?   ? 
 ? 
  ?  ? 
  ? 
 ? # ? 
  ? 
  ?
  "? ?
 ? ? ?
 ?   ?
 ?& ?  ?
 ?
 ?
  ?   ?
 ?   ? 
  ? 

 ?  ? 
  ? 

? 
&  ? ?  ?  >?  ?  ?
 ?
# ? ?&  ? ?
 & ?  ?
 ?  '  # 3 ??&
  ?  ?
7 ?  ? 41   ? ? '1 ? # ? ???

V V  




     
V V   
V
  V !
 
 V" #$%V #&V' #
() V  * +, -
 V  . * , V
* ./ ?

 ?  ?  ?  ? 
 ? 

  ?   ? 
 ?  '  # ? .

  ?


?
# ?  ?  ?  ? 
&?  ?  # ?  ? ?
 ? ?  ? ??
?

?  ?  ? ?   ?!?
# ?
  ? ?
?  ?
   ?& ?
  ?
  ? ?  ? 
"
 ? 
 ?  ? 
 ?   ? !? 7 ?   ?  ? 
 ? 
 ?
 ?  ?  ?  ? ? 
 ?  ?  ?  ? # ?    ? 
?  ?  ? 
  ?  ?
  ? @ ?  ?  ?  ? # ?    ?  ?   ?  ?  ? ? 

 ?  ?  ?

 # ?3 ??
 ?
 ?  ?2 ? 4 ?

C ?  ?3 ?

?
 ?

 ?  ?  ? ?
# ?
  ?# ?  ?

?
  ?

 ?
  ?  ?
 ?

 ?
 ?# ?  ?
 ?  ?


  ? 
 # ?  ?  ?  ? 
  ?  ?  ? 
  ? 

  ? 
 ?
 # ?   ? 
 ? 

 ? 
  "? 
  ? 
  ?   ? 
  ? 
 & ? 

 ? ?
  ?
  ?  ? ?
?
 ?  ?# ?
 ?
  ?
  ?
 & ?   ?


 ?  # ? 
  ?  ?  ?  "?  ?  ? 
?  ?  ? 
? 

  ?   ? 
 & ?
 
 ? ? ?  ? ?# ?
? & ?# ?

 ?? &"?  ?
 ?  ? # ?
?
  ?
 ? ?# ?
 ?# ?!  ?  ?  ?

 ?
 ?
  # ?
  ?

  ?
 ?
 &# ?

1   ?  ?  ?  ?   ? 



  ? 
  ? 6 ?  ? 
  ? 
&  ?  # ?

  ?
 & ?  ?
 ?  ??  ? ?  ?
 7
??
  ?
&  ? 
?

 & "?? ??& ?  ? ?  ?
!  ?
 ?
 & ?# ?   ?
  ?  ? ?
  ?
 ?

 ? ? ?  "?
   ?
  ?
 & "?

 ? 6 ? ?

  "? 
 ? 

 ? 7  ? 
 &  ? 

 ?  ?  ?   ? 
&  ?  ?



"? 

 ? 
   ? 
  ? 
 & # ?   ? ? 
 ?  ? 
?

 "?

 ? 6 ? ?
  ?  ?  ?
  ??
 & ? ?

 "?

  ? 

 ? 7  ? # ?  ?   ? 
 & ?   ?  ?  ? 
 ? 
?

 # ?   ?  ? 

? # ? ? !  ? 
 ? 
 7  ? 7  ? # ?  "? & ?
  ? ?  ?  ? ? ?

 ? ?
?  ?
  ?  ?# ? 
 ?

, #?

 ?   ? 
  ?   ?    ? 
?  ?  ?  ?  ? 

?  ? # ?  7?  ?
 "
?  ?  ?  ?  ??

 ? 
  ?  ? '?  ? 2 ?  ?  ? ?   ?  ? ? # ?  ?   ?   ?


  ?  ?
  ? ?  "?
 ?
?  ?# ?&
 ?  ?

 ? ?

  ?   ? >? ? 
 ?  ?  ? 
? 
  ? 
  ? 
?  ? 
! ?  ?  ?

 ?  ?  ? # ?  ? 
  ?  # ?
  ?   ?  < # ? !  ? 
 ?
# ?! ? ? ? ?& ?
 ?
 ?# ?!  ?

è è #%! ,#%%'%%'-%?

 ?   ?  ? 
?    ? # ?   ? 
 ? 
?  ? 
 ?  "?  ? 

 ?

& ?  ? # ? 
 "? 
& ? 
  ? 
  ?  ? 
 ?  ?  #    ? 2 "?

#  # ?
 ?  ??
!  ?
 ? ?   ?? ?
 ?
  ?

  ?    ? ? ?
?# ?
 ??
 ?
?  ?   ?

   ?

 ?   .    ?  ? 

?   ? # ?  ? 
  ?  ?  ? 
&  ?   ?

?  '  ?

 ??


 ?    "? ? ??
  ? ? ?# ?

 "?
 ?

 ? ?  ?
? ?!  '!  ?# ?  ? ?  ?
?   ?>??
? ?

   ?   ?

 ?   "?  ?  ? 
& ? 

 D? 

 ?   ? 

?  ?  ? 
 ?


?
  ?   ?

1
? & ? '? ?  ?
 ?

 ?7 ?  ?  
??
  "?
"?
 ?
!  ?  ?
  ??
?  ?

 ?›
? ?
& ?

   "? ?


 ? 
  ?   ?  ?  ? ? 
  ?  ? !? & ? 

 ? 
  ?


# ? 
' 
? & ?   ? ?
  ? ? ?  ??
 ?  ??

E?3 ?#  ?


?
  ?  ? ? '??

  # #%?

?
 ?  ?
 ?   ? ?
  ?  ? ?  "?   ?? 
?  ? ? 
"?C ?  ?
  ? .

  ? 

? 
?  # ?  ?  ? 
& ? ? 
 ?  ? # ?  ?

   ?
 ?"??
!
 ?  ?  ? ?
& ?F  F? ?
 ?
 ?
 
 ? 

 ? 
 ?   # ? 
? 
?    ? 

 ?  ?  ?   ?   ?

 ?   ? ›

 ?  ? 
 7  ? !
 ? ?   ?  ?   ? 

 ? 

 ?  ?

  ? # ? 
   ? 
#
  # ? › # "? 
 ?  ?  ?   ? # # ?  
 ?
 ? ?  "?  ? ?   ? 

 # ? 

 ?  ?  ? 
  ? 
 ?   ? # ?
 ?  ? ?  ? 
 ?  ? 
  ? G
 G?  ? # # ?  
 ? 
? 

 ? # ?
# ?
 ?
 "? ?  ?
 ? ?
??
  ?

 # ?  # "?  ?

  ? ?
&  ?
 ? ? 
 ?  # ? 
? ??

>? 
   ? 
?  ?   ? ? 
 ?  "? 
? 
 ? 
& ?   ? # ?  ?  ?
  ?  ?   ?   ?   ?  ? 

?? 
 ?    '   ?# ? 
& ?

 ?  '  ? 

 ?  ? 
!  ?  ? 

    ? @ ? 
#  ?   ?  ?  ?  ?

 ?
 ? ?  "?  ?
 # ?   # ?
  ?
 ? ?

, ' ##?

1
  ?  ?  ? 

 ? F F?  ? 
& ? F F? 
  ?  ?  
 ?   ?


 ?# ? ?
 ?
 ?  ?# ? ?
   ?    # ?   ? ?

 ?
 ?# ?
 ??
   ???
?   ?

 ?
  ?   ?
 ?
# ? 

#"? &  ?   ? 
& ? 
 ? 
   ? ? 
 ?   ? 8  # ? 
 ? p?

?  # "? ? 
? ? 
"? 
 ?  ?

&  ?( ?2 ? ? # ?# ?
 ? ? ?  ?

 ?&"? 
 ? ? ?  ?  # ?
 ?
  ? ?
 ? ?p ?

 ? ?
& ? 7?  ?   ? ?   ?!
 ?
  "?  ?
?

 ?   ?

  ?    ? "?  ?  ? # ? 
 ?  ? 
   ? @
 ?    ? 
?  ?
 ?   ?  ?
&  ? ? ?
 ?
 "?

? ?
? "? ? ?
 ?  ?
 ?
  ? ? ?  ?

@ ?
#  ?  ? ?
 ?  "?
 ?  ? ? ?
< ?  ? ? 
"?


 ?    ?  ? ? ? 
 ? # ? 

#?  ?   ?

 ? ?  ?  ? 

 ?

 ?  ??

? ? 
?
 "?  ? # ?  ? ? ? ?
 ?  ?
?
 ?  "? ?  ? ?# ?!
 ??
 7  ?  ?

+ %%?

›
   ? ? 
  ?  ? 
& ? ?   ? 
  ? 
  ? ? 
 ? 
?

  ? 
  ?   ?  ?  ?  ? "?  "?   "? 
 & "? 
 "? 
 # ?  ?

  ? .    ?  ? 
  ?  ? # ?  ? 
  "?  ?  ?  ?  ?  
?

#
 "?  ? 
 ?   ?  
 ?  
? 
  ? ?  ?   ? 
'

 ? / ?

 ? ?
?
 "?
? ? "?  ? # ?  ?  ?
&   ?# ?

!  ? ?  ?   ? >? 
!  # "?   ?  ? 
   ? ? # ?  
?
 ? #?
  ?   ?

  ! ,?

 ?# 


 ?
  ?  ?  ?  ? ? # ?# ?
  ?  ?  ? ?
# ? 
 ? 
& ? ? 
  ?   ?  ?  ?  ? 
 ? 
 ?  ?   ?  ? 
 ?
& ?


  ? 2 ?  ? 
  ? 
 ? 

 ? 
  ?  ?  ?  # "? & ?  ?
 6 ?# ?
 ?

 ?
! # ? ?
 ?
  ?#  ?
 ?  ?
?% '%?  ?
 ? 
 ?  ? 
& ? 7 "?  ? 
! # ? ?  ?   ? 
& ? 

  ?  
 ?

 ? 

?  ? 
  ? & ? 
  ? 
   "?   ? ? 
? 
&? 
 ?


  ? ?
 & ?  ?  ?
  ?
 ?

"?
 # ??
  "?
 ? ?
 ? 

  ?  ?   ? # ? # ?
 ? "?  ?  ? 7 ? 3 ? 7?
  ?   ? 
  ?   ? 
 ?   ? 
?  "? 

 ? 
 ?  ?   ?

   ? › # ?  ? 
  ? 
? 
 # ? ? 
  "?  ?  
 ? 
 ?  ?

 "?  ? ?7? ?
   ?1  ?7?
 ?
  ?& ?
 ?

 ?

 
?
 ?

  ?

 ??  ?
  ??

?.  ? ?  ?

.  ? 

 ? 
  ? # ? 
?   ?  ?  ?  ?  ?   ? 
?  ?  ?
 ?  ? ??

  ?F!
 F?  '  ?

 ?@  ?   ?  ? ?   ?  ?


  ?   ?   ? 
& ? 

 ? # ?  ?  ?  '  ? 

 ?   ? & ?
  ? 
#   ? 
 '
 ?  ?  ' ?  6
? # ?  ? 
& ?   ? # ?  ?  ?
?

 ?1& ?  ?  ?
 ?
  ?
  ? ?

 ?

7 ?›
& ?1
  ?

3 ? 
? # ?  ?  
?   ?   ? 

  ?
?  ?   ? ?   ?   ?

& ? 
  ?  ?  '  # ?   ? 
 ?  "? 
 "? 
!  . 
 ? 
 ?  ?
  ? 
!  ? # ?  ?
& ? 
!? 

 ?  ? 

 ? 
&  ?  ? # ? 

 ?  ?  ?

   ?8  ??  ? ?  ?
 ' ?  ?  ?

 ? # ??

 ?/ ?
 ?
 &  ??

 ?  ? "?   ?  ? & ?  ? 


& ? !  ? ? # ?  "? & ?  ? ? 

 ?
  ? ?  "?  ?  ?&  ?
 ?
!  ?  '  ?  ?  ?  ?# ?  ??

?   ??

@ ?@
?
  ?  ? ?
  ?
 & ?  ?


  ?  ? "?
  ?  ? ?
 ?  ?   ?
  ?1

? ?# ? ?
7  ?   ?
  ?  ? ?
  ? 6 ?
 & ?# ?  ?  ?
 ' ?  ?
   # ?
  ?
 & ? ?
?"?# ?  ? #
 ?
 ?
  ?
?  ?

  ? @
? 
  ?  ?  ? 
  ? 
 & ?  ?   ? 
 ? 

 ?  ?  ?
  "? 
   ? 
  ? 
 & ?  "? 

 ?  6 ?  ? 
  ? 
 ? 

 ?

 ?
 & ?   ?

 „ ,, ,?

` „ ,, ,,*?

@ ?   ?   ? # ? 


 ?  ?  ? 
  ?  # ? ? 

!  ?    '
   ?# ?   # ? ›

 ?  ? 
  ?  ? 
  ? 
 & ?  ?  ? 3 ?
?
 ?  ? ?H" ?  ? ? ?2 F? # ?:?  ?7 ?

???

€%%&
  ' €     
€€ 
      
 €   
 
     
  €   !   "
€#$  
Bimbingan belajar terhadap anak berarti pemberian bantuan kepada anak dalam membuat
pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup,
agar anak lebih terarah dalam belajarnya dan bertanggung jawab dalam menilai kemampuannya
sendiri dan menggunakan pengetahuan mereka secara efektif bagi dirinya, serta memiliki potensi
yang berkembang secara optimal meliputi semua aspek pribadinya sebagai individu yang
potensial
*3 .)"#
Bentuk lain dari perhatian orang tua adalah memberikan nasihat kepada anak Menasihati anak
berarti memberi saran-saran untuk memecahkan suatu masalah, berdasarkan pengetahuan,
pengalaman dan pikiran sehat Nasihat dan petuah memiliki pengaruh yang cukup besar dalam
membuka mata anak-anak terhadap kesadaran akan hakikat sesuatu serta mendorong mereka
untuk melakukan sesuatu perbuatan yang baik Betapa pentingnya nasihat orang tua kepada
anaknya, sehingga Al Qur¶an memberikan contoh, seperti yang terdapat dalam surah Luqman
ayat ` Allah berfirman
0V  *V12 3V456"#6
7.9
8
*5- V07. 9: V ; 0V -6
,  - 
.3
$5"#!2./
Orang tua perlu mengawasi pendidikan anak-anaknya, sebab tanpa adanya pengawasan yang
kontinu dari orang tua besar kemungkinan pendidikan anak tidak akan berjalan lancar
Pengawasan orang tua tersebut dalam arti mengontrol atau mengawasi semua kegiatan atau
aktivitas yang dilakukan oleh anak baik secara langsung maupun tidak langsung Pengawasan
yang diberikan orang tua dimaksudkan sebagai penguat disiplin supaya pendidikan anak tidak
terbengkelai, karena terbengkelainya pendidikan seorang anak bukan saja akan merugikan
dirinya sendiri, tetapi juga lingkungan hidupnya
Pengawasan orang tua terhadap anaknya biasanya lebih diutamakan dalam masalah belajar
Dengan cara ini orang tua akan mengetahui kesulitan apa yang dialami anak, kemunduran atau
kemajuan belajar anak, apa saja yang dibutuhkan anak sehubungan dengan aktifitas belajarnya,
dan lain-lain Dengan demikian orang tua dapat membenahisegala sesuatunya hingga akhirnya
anak dapat meraih hasil belajar yang maksimal
Pengawasan orang tua bukanlah berarti pengekangan terhadap kebebasan anak untuk berkreasi
tetapi lebih ditekankan pada pengawasan kewajiban anak yang bebas dan bertanggung jawab
Ketika anak sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penyimpangan, maka orang tua yang
bertindak
sebagai pengawas harus segera mengingatkan anak akan tanggung jawab yang dipikulnya
terutama pada akibat-akibat yang mungkin timbul sebagai efek dari kelalaiannya Kelalaiannya
di sini contohnya adalah ketika anak malas belajar, maka tugas orang tua untuk mengingatkan
anak akan kewajiban belajarnya dan memberi pengertian kepada anak akan akibat jika tidak
belajar Dengan demikian anak akan terpacu untuk belajar sehingga prestasi belajarnya akan
meningkat
(3
.'#7"!2$$
Sebagai pendidik yang utama dan pertama bagi anak, orang tua hendaknya mampu memberikan
motivasi dan dorongan Sebab tugas memotivasi belajar bukan hanya tanggungjawab guru
semata, tetapi orang tua juga berkewajiban memotivasi anak untuk lebih giat belajar Jika anak
tersebut memiliki prestasi yang bagus hendaknya orang tua menasihati kepada anaknya untuk
meningkatkan aktivitas belajarnya Dan untuk mendorong semangat belajar anak hendaknya
orang tua mampu memberikan semacam hadiah untuk menambah minat belajar bagi anak itu
sendiri Namun jika prestasi belajar anak itu jelek atau kurang maka tanggung jawab orang tua
tersebut adalah memberikan motivasi atau dorongan kepada anak untuk lebih giat dalam belajar
Dorongan orang tua kepada anaknya yang berprestasi jelek atau kurang itu sangat diperlukan
karena dimungkinkan kurangnya dorongan dari orang tua akan bertambah jelek pula prestasinya
dan bahkan akan menimbulkan keputusasaan Tindakan ini perlu dilakukan oleh orang tua baik
kepada anak yang berprestasi baik ataupun kurang baik dari berbagaijenis aktivitas, seperti
mengarahkan cara belajar, mengatur waktu belajar dan sebagainya, selama pengarahan dari
orang tua itu tidak memberatkananak
!3
&).&#&./
Pemenuhan Kebutuhan belajar adalah segala alat dan sarana yang diperlukan untuk menunjang
kegiatan belajar anak kebutuhan tersebut bisa berupa ruang belajar anak, seragam sekolah,
buku-buku, alat-alat belajar, dan lain-lain
Pemenuhan kebutuhan belajar ini sangat penting bagi anak, karena akan dapat mempermudah
baginya untuk belajar dengan baik Dalam hal ini Bimo algito menyatakan bahwa ³semakin
lengkap alat-alat pelajarannya, akan semakin dapat orang belajar dengan sebaik-baiknya,
sebaliknya kalau alat-alatnya tidak lengkap, maka hal ini merupakan gangguan di dalam proses
belajar, sehingga hasilnya akan mengalami gangguan
Tersedianya fasilitas dan kebutuhan belajar yang memadai akan berdampak positif dalam
aktivitas belajar anak Anak-anak yang tidak terpenuhi kebutuhan belajarnya sering kali tidak
memiliki semangat belajar Lain halnya jika segala kebutuhan belajarnya tercukupi, maka anak
tersebut lebih bersemangat dan termotivasi dalam belajar

c

,3<3"2&
Dari uraian yang telah disajikan dapat disimpul 
‡ Sikap anak tergantung lingkungan keluarga yang mengurus
‡ Suami dan istri harus seiya dan sekata dalam mendidik anak
‡ Orang tua harus mendidik dengan kasih sayang dan tidak terlalu memaksakan terhap anak
‡ Orang tua harus memahami karakter anak dan kemampuannya
‡ Orang tua selayaknya bijak dan memberi sanksi yang layak dan sipatnya mendidik
,3*3)#)
Bagi orangtua dewasa ini harus lebih waspada dan menjaga anak dengan serius agar tidak
terbawa arus sikap yang buruk juga sebagai oang tua Islam melupakan dan melalaikan
pendidikan Islam
,3,3"
Mengingat orangtua adalah peranan yang paling berpengaruh dalam mengasuh anak juga dalam
Makalah ini orangtua sorotan paling utama jelas masih banyak hal yang perlu diperhatikan yang
belum tercantumkan baik ditijau dari agama juga norma-norma masyrakat yang berlaku maka
dari itu pembaca harap memaklumi dan memandang tulisaan ini dengan bijaksana dan lembut
tanpa egois atas ketidak sempurnaan dan ketidak tepatan isi Makalah ini Demikianlah isi
makalah ini mudah-mudahan bermanfaat bagi saya pribadi dan yang membacanya
allhua¶alam
 · Harapan
mudah-mudahan kita semua mendapat anak soleh, amin

` Imam Al-Ghazali,Ihya Ulumiddin, Terjemah Moh Zuhri Dipl dkk  Semarang
V As
Syifa
 M Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung Remadja Karya, `
 J S Poerwa Darminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia Jakarta Balai Pustaka, `

You might also like