You are on page 1of 16

MAKALAH PERLAKUAN ANAK TERHADAP ORANG TUA

“ BIRULWALIDAIN KUNCI KESUKSESAN “

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak Islamiyah

Dosen : Mustolah Maufur, Lc., MA.

Oleh :

ThyaLarasaty

NIM.A0910473

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN DAN TEKNOLOGI PANGAN

UNIVERSITAS DJUANDA

2011
KATA PENGANTAR

Segala puji marilah kita panjatkan Kehadirat Allah SWT karena atas
Rahmat dan HidayahNya akhirnya makalah bertema “Perlakuan Anak
Terhadap Orang tua” ini dapat saya selesaikan. Pada kesempatan ini judul
yang saya angkat untuk tugas makalah Akhlak Islamiyah adalah “Birrul
Walidain Kunci Kesuksesan”, karena berbakti kepada orang tua dan
kesuksesan merupakan dua aspek yang saling berkaitan dan tidak dapat
ditiadakan satu sama lain. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada
Bapak Mustolah selaku dosen mata kuliah Akhlak Islamiyah atas ilmu dan
bimbingannya selama ini.

Birrul walidain merupakan aspek yang sangat penting bagi diri


seorang muslim, bahkan dikatakan bahwa berbakti kepada orang tua
merupakan amalan yang paling utama setelah beriman kepada Allah SWT.
Karena sifatnya yang urgen inilah, saya rasa perlu untuk mengkajinya lebih
dalam, dan siapapun yang ingin membuka pintu kesuksesan dalam hidupnya
maka berbakti kepada orang tua adalah kuncinya.

Tak ada gading yang tak retak, saya sadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, karenanya saran dan kritik sangat saya harapkan dari
pembaca. Akhir kata, selamat membaca !!!

Bogor, 09 januari 2011

Penulis
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kesuksesan merupakan hal yang diimpikan oleh setiap orang di


dunia ini. Siapa yang tak mau sukses??? Pasti jawabannya tak ada. Apa
sebenarnya kesuksesan itu sehingga orang – orang begitu ingin meriahnya,
bahkan mereka melakukan berbagai cara untuk meraih sukses. Di dunia ini
ada banyak definisi tentang sukses dan setiap orang memiliki pandangan
yang berbeda dalam mendefinisikan makna kesuksesan. Menurut Kamus
Besar Indonesia sendiri sukses berarti berhasil atau beruntung, sedangkan
kesuksesan memiliki pengertian keberhasilan dan keberuntungan.

Secara lebih luas makna hakiki dari kesuksesan berdasarkan makna


awal yang berasl dari Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti berhasil
memperoleh apa yang dicari. Dari sinilah muncul keberagaman makna
sukses setiap orang. Sukses bagi sebagian orang adalah mempunyai
limpahan materi, keluarga yang bahagia. Bagi sebagian yang lain sukses
berarti memiliki nama besar dan disegani banyak orang. Semua definisi
sukses itu adalah tidak salah, kerana sukses berfokus pada apa yang
diinginkan seseorang. Bila seseorang menginginkan kekayaan lalu
kemudian orang itu mendapatkannya maka pasti orang tersebut mengatakan
dirinya berhasil meraih kesuksesan. Lain halnya bagi seseorang yang sangat
bercita – cita menjadi seorang jurnalis, dia akan mengatakan dirinya sukses
bila keinginannya itu dapat dia raih meskipun, mungkin, profesinya tidak
begitu menjadikan kekayaannya melimpah ruah.

Namun yang menjadi persoalannya saat ini adalah bagaimana meraih


kesuksesan itu. Orang – orang berlomba – lomba untuk meriah kesuksesan.
Mereka melakukan berbagai cara agar semakin dekat pada kesuksesan yang
mereka mimpikan. Bahkan saat ini banyak sekali buku – buku, program
motivasi, dan acara televisi yang membahas mengenai kiat – kiat meriah
kesuksesan. Tak ada yang salah dengan semua itu, dan tak ada salahnya
pula bila banyak orang “appreciate” terhadap hal tersebut, karena pada
dasarnya apa yang dibahas dalam buku dan program tersebut adalah benar.
Lalu mengapa bila ternyata kesuksesan itu belum juga datang?? Apa yang
salah?? Bisa jadi kesalahan itu ternyata ada pada diri kita. Seberapa baikkah
kita memperlakukan ibu dan ayah kita selama ini??

Berbuat baik kepada orang tua atau sering kali dikenal dengan istilah
Birrul Walidain merupakan hak orang tua atas anaknya. Adalah merupakan
sebuah kewajiban seorang anak untuk berbakti terhadap orang yang selama
ini menyayangi dan mencintainya tanpa kenal lelah dan tanpa pamrih. Bila
disadari berbuat baik kepada orang tua bukanlah lagi sebuah kewajiban
melainkan telah menjadi fitrah manusia untuk menyayangi orang yang
menyayanginya. Birrul Walidain merupakan amalan yang paling utama
disertai dengan banyaknya keutamaan bila seorang muslim berbakti kepada
orang tuanya. Terkait dengan kesuksesan, peranan orang tua dan sikap
seorang anak pada orang tuanya akan sangat mempengaruhi kehidupan si
anak pada nantinya. Tidaklah mungkin seorang anak yang selama hidupnya
durhaka akan memperoleh kebahagiaan di dunia bahkan di akhirat. Lalu
bukankah kesuksesan pun bermakna kebahagiaan. Sehingga menjadi sangat
penting Birrul Walidain berada dalam kehidupan seorang muslim untuk
memperoleh kesuksesan dan kebahagiaan yang hakiki.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Urgensitas Birrul Walidain pada diri setiap muslim

2. Makna kesuksesan seorang muslim dalam perannya sebagai anak

3. Meraih kesuksesan yang hakiki dengan Birrul Walidain


C. TUJUAN

Makalah ini disusun bertujuan untuk,

1. Kembali menyadarkan kita tentang betapa pentingnya keberadaan


orang tua dalam hidup

2. Birrul walidain merupakan hal yang sudah seharusnya kita lakukan


terhadap orang tua kita, sebagai bentuk cinta kasih dan pengabdian
kita terhadap dua sosok yang yang telah banyak berkorban untuk
kehidupan kita

3. Menyadarkan akan makna kesuksesan yang hakiki pada diri seorang


muslim dalam posisinya sebegai seorang anak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan


sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orangtua.” (An-Nisa’: 36)

“ Bersyukurlah kepadaKu dan kepada Orang tuamu….” ( Luqman : 14 )

“ Dan kami wasiatkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua
orangtuanya, apalagi ibunya yang telah mengandungnya dalam keadaan
susah payah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersykurlah kepadaKu dan
kepada kedua orangtuamu, hanya kepadaKu lah tempatmu kembali. Dan
jika keduanya memaksamu untuk menyekutukan Aku dengan sesuatu yang
tidak ada pengetahuannya, maka janganlah engkau turut keduanya, tetapilah
pergaulilah mereka dengan baik di dunia dan ikutilah jalan orang yang
kembali kepadaKu. Kemudian hanya kepadaKu jua kalian kembali, lalu Aku
beritakan kepada kalian tentang apa yang dulu kalian lakukan ( Luqman : 14
– 15 )
“ Barang siapa yang ingn dilimpahkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya
hendaklah ia menyambung tali persaudaraan “ H.R Muslim

“ Semua dosa diakhirkan oleh Allah diantaranya sesuai yang Dia kehendaki
hingga hari kiamat selain durhaka kepada orangtua. Karena sesungguhnya
Allah menyegerakan terhadap pelakunya sebelum meninggal dunia “

“ Sesungguhnya bakti yang paling baik adalah menyambung tali kasih


sayang anak dengan keluarga teman kesayangan ayahnya “

BAB III PEMBAHASAN

1. Urgensitas Birrul Walidain pada diri setiap muslim

Orang tua adalah sosok yang paling yang sempurna dalam kehidupan
seorang anak. Sosok yang penuh cinta dan kasih sayang, sosok yang dalam
setiap hembusan nafasnya tersimpan pengorbanan untuk keberlangsungan
hidup sang anak. Tidak ada kebaikan hati seorang manusia melebihi
kebaikan yang diberikan oleh orangtua kepada anaknya. Maka tepatlah bila
ada ungkapan yang mengatakan bahwa singa yang buas sekalipun, tak
pernah memangsa anaknya sendiri. Dari ungkapan tersebut dapat diambil
hikmah bahwa seburuk apapun dan bagaimana berkekurangannya orang tua
tak akan memberikan keburukan dan hal yang buruk kepada anak yang
sangat dikasihinya. Pengorbanan orang tua kepada anaknya tak ada
bandingannya, menyeluruh menyangkut setiap aspek kehidupan sang anak.
Adalah merupakan sebuah fitrah bila seorang anak pada akhirnya berbuat
baik kepada orang tuanya sebagai bentuk balasan cinta yang telah lebih dulu
didapat si anak dari orang tua. Hanya hati – hati yang tumpul dan gersang
yang tak pernah menyadari betapa besar kasih yang telah diberikan orang
tua kepadanya.

Kedahsyatan cinta orang tua lah yang menyebabkan berbakti kepada


orang tua menjadi amalan yang mulia bagi seorang muslim. Sehingga Allah
menyertakan hak kedua orang tua dengan hakya, menyertakan tanda terima
kasih kepada orang tua dengan ungkapan rasa syukur kepadaNya. Bahkan
disebutkan bahwa berbakti kepada orang tua merupakan amalan yang utama
dan termasuk amalan mulia yang keberadaannya selalu menyertai perintah
untuk tidak menyekutukan Allah, hal ini menunjukkan bahwa berbakti
kepada orang tua menduduki posisi penting dalam kehidupan seorang
manusia. Bakti kepada orang tua atau biasa disebut birrul walidain
merupakan salah sifat yang dicirikan para Nabi dan Rasul, cara yang paling
agung unttuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, meraih keridhaannya,
dan cara yang paling disukai Allah. Bahkan birrul walidain, mengurus orang
tua saat masih hidup dipersamakan sebagai bentuk jihad seorang anak
kepada orang tuanya. Berbakti kepada orang tua haruslah dilakukan
sekalipun orang tua tersebut memaksa sang anak dalam hal keburukan
seperti menyekutukan Allah. Sang anak tetaplah harus memperlakukan
kedua orang tuanya dengan baik meski orang tua bertindak salah. Karena
kesalahan dan perintah orang tua dalam keburukan tidak mengubah esensi
peran orang tua itu sendiri dalam kehidupan sang anak. Seburuk apapun
orang tua, mereka lah yang telah membantu proses keberadaan sang anak di
dunia, yang telah merawat dan memberi penghidupan. Inilah urgensitas
yang seharusnya dipahami pada diri seorang muslim. Birrul walidain atau
berbakti kepada orang tua merupakan bentuk kasih sayang sang anak pada
orang tuanya, sebagai balas jasa – meskipun tak akan pernah setimpal-
seorang anak pada kedua orang tuanya.

Birrul walidain dalam kehidupan seorang muslim memiliki banyak


fadhilah, diantaranya :

1. Doanya mustajab
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari dan Muslim
dikisahkan ada tiga orang yang bermalam di sebuah gua. Tiba-tiba gua
itu tersumbat oleh batu besar. Salah satu dari tiga orang itu adalah orang
yang sangat berbakti kepada orangtuanya. Maka orang itu dan Allah
mengabulkan doanya, sehingga batu besar tersebut bergeser sehingga
ketiganya bisa keluar dari gua dengan selamat.

2. Dosanya diampuni

Dalam sebuah hadits dikisahkan ada seseorang datang kepada Nabi


Muhammad saw, orang itu berkata, “Aku telah melakukan dosa besar.
Apakah dosaku bisa diampuni?” Rasulullah saw balik bertanya, “Apakah
engkau masih punya ibu?’ Orang itu menjawab, “Tidak.” Rasulullah
bertanya lagi, ‘Apakah engkau masih punya bibi?’ Ia menjawab, ‘Ya.’
Rasulullah bersabda, “Berbaktilah kepadanya.” (HR. At-Tirmidzi)

Hadits tersebut menyatakan bahwa berbakti dengan orangtua dapat


menyebabkan dosa terampuni.

3. Mendapat pahala berjihad di jalan Allah

Suatu ketika ada seorang datang kepada Nabi Muhammad saw meminta
izin untuk berjihad. Beliau bertanya, “Apakah kedua orangtuamu masih
hidup?” Ia menjawab, “Ya.” Beliau bersabda, “Berjihadlah pada mereka
berdua.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud)

4. Mendapatkan keberkahan umur dan rezeki

Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang ingin dipanjangkan


umurnya dan melimpah rezekinya, maka, berbaktilah kepada kedua
orangtuanya dan menyambung tali silaturrahim.” (HR. Ahmad)

5. Masuk surga
Suatu ketika ada seorang yang bernama Jamihah datang menemui Nabi
Muhammad saw. Jamihah berkata, “Wahai Rasulullah, aku ingin
berperang. Aku datang untuk bermusyawarah denganmu.” Rasulullah
saw bertanya, “Apakah engkau masih punya ibu?” Jamihah menjawab,
“Ya.” Rasulullah saw bersabda, “Jangan tinggalkan dia (ibumu).
Sesungguhnya surga berada di telapak kakinya.” (HR. An-Nasa`i dan
Ibnu Majah)

6. Memperoleh ridha Allah

Rasulullah saw bersabda,

“Keridhaan Allah terletak pada keridhaan orangtua, dan murka Allah


terletak pada murka orangtua.” (At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban )

2. Makna kesuksesan seorang muslim dalam perannya sebagai anak

Kesuksesan merupakan hal yang didambakan setiap orang dalam


kehidupannya. Setiap orang akan melakukan berbagai cara untuk dapat
meraih kesuksesan tersebut. Setiap orang memiliki tolok ukur dan standar
tersendiri dalam menilai sebuah kesuksesan, dan bisa jadi definisi
kesuksesan antara satu orang dengan orang lain berbeda, kesuksesan
adalah masalah keinginan, masalah hati yang tidak pasti tidak akan sama.
Tapi agama islam memiliki parameter tersendiri dalam menilai
kesuksesan tersebut. Parameter yang digunakan adalah kembali pada
fitrah manusia itu sendiri sebagai seorang hamba Allah, yang Allah
ciptakan semata – mata hanya untuk beribadah kepada Allah SWT.
Ibadah yang dilakukan manusia bukanlah semata – mata sekedar untuk
memperoleh pahala maupun surga, ada esensi dari ibadah yang kadang
dilupakan oleh manusia yakni keridhoan Allah SWT, inilah yang
sebenarnya menjadi barometer kesuksesan seorang manusia. Seorang
muslim dikatakan sukses apabila ia telah meraih keridhoan Allah.
Seorang muslim mungkin tak pernah tahu apakah hidupnya telah meraih
ridho Allah atau belum, seorang muslim hanya harus senantiasa
menjadikan ridho Allah satu – satunya yang dituju dalam hidupnya.
Banyak cara untuk dapat meraih ridho, seorang muslim diberi banyak
pilihan melalui pintu manakah dia mau memasuki gerbang keridhoan
Allah. Pintu yang paling mudah dimasuki oleh seorang muslim dalam
perannya sebagai seorang anak adalah dengan berbakti kepada orang tua.
Sebuah hadits menyebutkan bahwa keridhoan Allah dapat diindikasikan
dengan ridhonya orang tua terhadap anaknya. Dengan demikian, sebagai
seorang anak, sudah seharusnya mengharap ridho dari orang tua untuk
meraih keridhoan Allah SWT. Ridho orang tua akan dengan serta merta
datang saat seorang anak berbakti kepada orang tuanya, memenuhi segala
apa – apa yang menjadi hak orang tua atas anaknya. Sehingga apapun
bentuk kesuksesan yang didambakan akan semakin mudah diraih apabila
orang tua telah ridho, karena orang tua yang ridho pada anaknya, maka
Allah akan memberikan kemudahan dalam urusan sang anak, pun
termasuk dalam usaha si anak meraih kesuksesan yang diidam –
idamkannya.

Berbakti kepada orang tua adalah suatu kewajiban yang harus


dilakukan seorang anak untuk memenuhi hak orang tua atas anaknya,
karena sesungguhnya hak orang tua atas anaknya sangatlah besar dan
mulia. Diantara hak orang tua yang harus dipenuhi adalah hak untuk
dicintai, disayangi, dipenuhi segala hajatnya selama sang anak mampu,
minimal dengan tidak menyusahkan dan membuat hati orang tua terluka
bahkan menangis. Kewajiban berbakti kepada orang tua ini sangatlah
urgen, bahkan sekalipun orang tua mengajak si anak pada kemaksiatan
dan menyekutukan Allah, hal itu sama sekali tidak menghilangkan
kewajiban sang anak untuk berbuat baik kepada orang tuanya sendiri.
Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kesuksesan seorang
muslim sebagai seorang anak adalah berbakti kepada orang tua, seorang
anak yang telah mampu memuliakan orang tuanya, maka dapatlah
dikatakan bahwa dia telah satu tahap menuju kesuksesan karena dengan
bakti kepada orang tua, sang anak akan memperoleh ridho orang tua,
yang juga menyebabkan ridho Allah pun datang kepada si anak tersebut,
kalau lah ridho Allah telah diperoleh seorang manusia, apalagi yang
hendak dicari, kenudahan dalam setiap urusan, ketenangan hidup, dan
senantiasa dalam kesabaran an ketawadhuan akan menjadi bagian dalam
hidupnya.

3. Meraih kesuksesan yang hakiki dengan Birrul Walidain

Pada dasarnya kesuksesan adalah saat seorang manusia berhasil


dalam meraih apa yang diidam – idamkannya. Saat seseorang bercita – cita
menjadi seorang jurnalis, lalu orang tersebut berhasil meraih impiannya,
maka tak akan salah saat orang tersebut dikatakan sukses. Di dunia ini
banyak sekali persepsi tentang makna kesuksesan, setiap orang memiliki
pandangan tersendiri mengenai makna sebuah kesuksesan, dan itu sama
sekali tidak bisa dipersalahkan. Namun apakah makna sebuah kesuksesan
yang hakiki??

Seperti yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya bahwa


kesuksesan sejatinya adalah saat seorang manusia telah meraih ridho Allah
SWT, hal ini didasarkan pada fitrah manusia itu sendiri sebagai hamba
Allah, yang diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah SWT,
sebagaimana yang tertuang dalam firman Allah dalam QS. Az Zariyat ayat
56 yang artimya, “ sesungguhnya Aku tidak menciptakn jin dan manusia
melainkan untuk beribadah kepadaku..” dari potongan ayat tersebut jelaslah
apa yang menjadi fokus dan tujuan sebenarnya manusia diciptakan, inilah
esensi dari kehidupan manusia, sehingga manusia dikatakan sukses secara
hakiki ketika manusia tersebut mampu meraih apa yang menjadi esensi
dalam kehidupannya.

Berbakti kepada orang tua merupakan salah satu pintu untuk


menggapai ridho Allah SWT. Berbakti kepada orang tua atau dikenal
dengan istilah birrul walidain merupakan sebuah kewajiban seorang anak
terhadap orang tuanya. Seorang anak yang memuliakan orang tuanya, maka
dia pun akan dimuliakan dalam kehidupannya. kesuksesan dalam bentuk
apapun akan menemukan jalan untuk mempermudah pencapaiannya. Ini
bukanlah sebuah teori yang mengada – ngada tanpa bukti, bukan pula
sebuah karangan dan hipotesa tak beralasan, ini merupakan bukti
dahsyatnya keridhoan orang tua dalam hidup seorang manusia. Zaman telah
membuktikan, bahkan mungkin kita sendiri para pelaku peradaban telah
menyaksikan sendiri bagaimana segala kemudahan datang saat bakti kepada
orang tua telah ditunaikan. Ketika bakti kepada orang tua telah ditunaikan,
seorang anak akan memperoeh banyak fadhilah dari perbuatannya tersebut,
seperti yang telah dipaparkan pada uraian sebelumnya.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk berbakti kepada orang tua
diantaranya,memenuhi segala apa yang diperintahkan dengan tetap pada
koridor yang telah ditetapkan Allah SWT, menyenangkan hati orang tua,
tidak berkata kasar bahkan membentaknya, dalam hal ini berkata “ah”
sekalipun tidak diperbolehkan, menjaga nama baik dan kehormatan orang
tua, dan senantiasa mendoakan orang tua untuk kebaikannya di dunia
maupun di akhirat. Urgensitas berbakti kepada orang tua pun sangat tampak
bahkan saat orang tua sudah tiada. Seorang anak masih dapat menunaikan
baktinya kepada orang tuanya sudah meninggal dengan cara diantaranya
dengan memenuhi segala hutang – hutang orang tua semasa hidupnya dan
tetap menjalin silaturahim dan menghormati siapa – siapa yang menjadi
kawan dari orang tua.

Berbakti kepada orang tua merupakan pangkal dari kesuksesan,


karena dalam bakti kepada orang tua, ada ridho orang tua, ada do’a tulus
ayah bunda yang senantiasa mengiringi kehidupan sang anak yang selalu
memohonkan kebaikan untuk si buah hati tercinta, dan yang paling utama
adalah ridho Allah yang menjadi kesuksesan dari segala kesuksesan yang
ada di dunia ini.

Jika selama ini kadang kala seseorang begitu sulit dalam menjalani
kehidupannya, betapa kesuksesan terasa amat jauh dijangkaunya, patutlah
dipertanyakan bagaimanakah dia memperlakukan kedua orang tuanya?
Orang tua adalah segala – segala dalam kehidupan bagi manusia,
pengorbanannya adalah setiap helaan nafas, cintanya sepanjang zaman,
perkataannya adalah do’a, dan ridhonya adalah keberkahan.

BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan

Kesuksesan sejati dalam parameter kehidupan seorang muslim


sebagai fitrahnya sebagai manusia adalah hidup dalam ridho Allah SWT.
Hal ini sebagaimana esensi keberadaan manusia itu sendiri sebagai makhluk
ciptaan Allah yang diciptkan untuk beribadah kepadaNya. Namun terkadang
orang – orang sering melupakan esensi kehidupan itu.

Banyak cara untuk meraih kesuksesan secara hakiki, salah satunya


adalah dengan birrul walidain. Urgensitas birrul walidain akan sangat
terlihat dalam posisinya sebagai amalan yang palin mulia setelah tidak
menyekutukan Allah. Birrul walidain atau berbakti kepada orang tua adalah
satu bentuk cinta kasih seorang muslim terhadap dua sosok tangguh dalam
kehidupan seorang muslim. Ada banyak fadhilah berbakti kepada orang tua,
salah satunya adalah memperoleh ridho Allah, yang mana disebutkan di atas
sebagai inti dari kehidupan seorang muslim.

2. Kritik dan saran

Penyusunan makalah ini disadari banyak sekali kekurangan dalam


berbagai aspek. Terutama dalam kepadatan uraian masalah yang
dimunculkan, tapi semoga dengan kesederhanaan ditambah proses
pembelajaran yang tak pernah henti – hentinya makalah ini dapat
menggugah hati para pembaca akan esensi berbakti kepada orang tua dalam
meraih apa yang dinamakan sukses dalam kehidupan. Makalah ini
didasarkan pengalaman para pelaku peradaban betapa ridho orang tua sangat
mempengaruhi kehidupan seseorang, dan siapapun yang ingin hidupnya
mulia hendaknya memuliakan kedua orang tuanya.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Sri. 2010. Definisi Sukses dan Sukses Total.

Http://www.suksestotal.com. [ 09 Januari 2011].

Aziz, Abdul. 2010. Aturan Islam Tentang Bergaul dengan Sesama.

Jakarta: Griya Ilmu.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang masalah

2. Identifikasi Masalah

3. Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN

1. Urgensitas Birrul Walidain pada diri setiap muslim

2. Makna kesuksesan seorang muslim dalam perannya sebagai anak

3. Meraih kesuksesan yang hakiki dengan Birrul Walidain

BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan

2. Saran dan Kritik

DAFTAR PUSTAKA

You might also like