You are on page 1of 2

Hanindya Widyawati/ G34100097/A.

03

Jangan ngaku gaul kalau nge- drugs

Kehidupan remaja adalah kehidupan yang penuh dengan dinamika, tetapi juga
paling indah perjalanannya. Remaja adalah fase dimana seseorang masih mencari
jati dirinya. Bukan hanya terombang-ambing seperti layang-layang di udara. Remaja
juga fase paling rentan, mengapa? Karena kebanyakan remaja itu ‘membebek’,
hanya mengikuti trend saja. Gaya hidup instant dijadikan sebagai impian remaja
masa kini tanpa memikirkan dampak buruknya kedepan.
Terjangan globalisasi yang super, membuat remaja semakin dimanjakan
dengan teknologi dan informasi. Cukup berada di depan komputer, tidak lebih dari 1
menit para remaja sudah bisa mendapat informasi dan mengakses berbagai macam
situs. Terbukanya dunia pasar bebas memungkinkan negara luar untuk memasuki
negara kita dengan mudah membawa budaya baratnya yang bertentangan dengan
budaya timur. Tanpa adanya filter iman dan taqwa, membawa remaja hari ini terlena
dan harus mengikuti budaya barat agar tidak dibilang kampungan oleh temannya
yang sudah merasa jago.
Mari kita tengok di beberapa kota besar Indonesia seperti, Jakarta, Bandung,
Surabaya, Yogyakarta. Banyak pemuda yang hanya menghabiskan waktunya untuk
kongkow-kongkow, duduk, mengamen hanya untuk mencari uang demi sebatang
rokok, ganja, dan narkoba, dengan perkumpulannya yang hanya mencari
kesenangan, bebas. Suatu sistem akan berjalan jika ada roda permainannya, begitu
pula dengan narkoba yang membahayakan bangsa ini. Berawal dari sebatang rokok,
yang awalnya coba-coba atau takut karena nanti akan di judge tidak gaul, tidak
keren. Yang awalnya diberi cuma-cuma menjadi kebiasaan saat di sekolah atau
kampus sampai hingga akhirnya mencuri uang orangtua, serta menjual barang
berharga hanya untuk membeli dan membayari rokok teman yang sudah memberi
rokok pada mulanya, dilanjutkan dengan Bandar narkoba yang mengincar
perkumpulan bebas, diskotik, dan hiburan malam yang berkeliaran dimalam hari
hanya untuk memasarkan narkobanya. Dan membuat kebiasaan yang tidak bisa
ditinggalkan karena tidak ingin merasakan sakaw. Bahaya narkoba yang dapat
mengancam nyawa bukan hanya merusak hidup pribadi juga nama baik keluarga
dan bangsa.
Ini yang dibilang keren? Ini yang dibilang gaul? Ini yang dibilang asik? Apakah ini
yang dibilang kebebasan? Sampai harus memakan nyawa dan merusak moral,
mental menghancurkan masa depan kah si Gaul, dan si Keren itu? Jika saja para
pemuda lebih memakai otak nya dan berpikir bahwa Narkoba itu bukanlah barang
gaul ataupun keren yang membuat mereka tampak gaul dan keren. Bangsa kita
akan lebih maju.
Tanpa nge drugs, kita tetap gaul kok. Gaul itu bukan berarti mengikuti kebiasaan
buruk. Gaul itu dengan melakukan hal-hal yang positif dan baik. Kalau menurut pola
pikir pemuda yang menganggap nge drugs itu gaul, pola piker mereka telah salah
kaprah. Dari mana barang yang membahayakan dan merusak seperti itu dapat
dibilang gaul? Sekali lagi gunakan otak!! Kata gaul jika menggunakan narkoba itu
hanya sugesti belaka agar para pemuda mau mengonsumsi barang mematikan itu.
Para pemuda yang tidak nge drugs dan berprestasilah yang dikatakan gaul.
Bagaimana tidak, kegiatannya diisi dengan hal-hal yang positif, mulai dari
menyibukkan diri dengan event-event yang berguna, aktif dalam organisasi, selalu
mengikuti kajian rohani, dan tidak lupa berolahraga agar hidup lebih sehat.
Agar tidak terjerumus dengan barang haram itu, para pemuda harus membentengi
diri dengan iman yang kuat, serta memiliki pengendalian diri, juga peran keluarga
sebagai self control sangat menentukan arah perkembangan seorang remaja. Jadi
mulailah membentengi diri, ubah pola pikir yang selama ini salah kaprah, jangan
sampai jadi korban barang terlarang tersebut. Gaul itu dengan hidup sehat, bukan
dengan nge drugs. Narkoba = CUPU, hidup sehat = GAUL. So, jangan sampai
tertipu ya  .

You might also like