You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN

Suatu kebanggaan bagi masyarakat Banten, bahwa Lebak akan


dijadikan kota pelajar. Pencanangan Lebak sebagai kota pelajar
dilakukan pada tanggal 2 Mei 2009 bertepatan dengan hari
Pendidikan Nasional oleh Bupati Kabupaten Lebak , H. Mulyadi
Jayabaya di Alun-alun kota Rangkasbitung.
Berkaitan dengan itu muncul berbagai opini masyarakat, apakah
sudah layak Lebak sebagai kota pelajar?, apakah sarana dan
prasarana pendidikan sudah mencukupi dan lebih baik?, apakah ini
apakah itu?, jawaban untuk semua itu tentunya “Kenapa tidak?”,
yang jelas disini adalah bahwa berhasil tidaknya untuk mewujudkan
Lebak sebagai kota pelajar bukan hanya terletak ditangan Bupati
dan Wakil Bupati, atau anggota DPRD, atau juga guru. Tetapi
tentunya peran aktif semua lapisan masyarakat adalah hal yang
penting karena apapun program yang direncanakan dan dilaksanakan
tentunya untuk kepentingan masyarakat itu sendiri.
Mungkin adalah hal wajar apabila dalam suatu program
pembangunan dapat menimbulkan opini dari masayarakat, hal itu
bukan sebagai hambatan tetapi dapat dilihat sebagai feedback yang
dapat direfleksilan dalam sebuah prioritas dan target-target
pembangunan sehingga Lebak sebagai kota pelajar dapat benar-
benar dilakasanakan.
Julukan sebuah daerah sebagai kota pelajar adalah bukan hal
baru dimana Jogyakarta adalah yang pertama menyandang julukan
tersebut. Dewasa ini, wajah kota Lebak - Rangkasbitung sudah
berubah, secara fisik sudah ditata sedemikian rupa, dengan
dukungan jalan yang membentang dan lebar, memudahkan akses

1
kemanapun, mengejar ketertinggalan dari daerah lain yang sudah
lebih dahulu maju dan berkembang.
Menentukan Lebak sebagai kota pelajar adalah sebuah
keberanian, terobosan dan inovasi dari seorang pimpinan daerah yang
patut diajungkan jempol. Memang benar Lebak bukan seperti
Jogyakarta bahkan dibandingkan dengan kota Tangerang saja
mungkin kita jauh berada di bawahnya. Tetapi bukan hal yang
mustahil bahwa Lebak dapat benar-benar mewujudkan impiannya
sebagai kota pelajar jika memiliki sebuah program pembangunan
yang dapat diterima dan diwujudkan bersama masyarakat dengan
segala ciri dan kekhasannya.
Kabupaten Lebak memiliki sejarah yang cukup panjang,
Kabupaten Lebak adalah bagian dari Kesultanan Banten, pada tanggal
19 Maret 1813, Kesultanan Banten dibagi 4 wilayah yaitu : wilayah
Banten Lor, wilayah Banten Kulon, wilayah Banten Tengah, dan
wilayah Banten Kidul, yang selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan
Komisaris Jenderal Nomor 1, Staatsblad Nomor 81 tahun 1828.
Wilayah Keresidenan Banten dibagi menjadi 3 (tiga) Kabupaten
yaitu : Kabupaten Serang, Kabupaten Caringin, dan Kabupaten Lebak.
Berdasarkan rangkaian sejarah tersebut dan Keputusan DPRD nomor
14/172.2/D-II/SK/X/1986, maka ditetapkan tanggal 2 Desember 1828
sebagai Hari Jadi Kabupaten Lebak.
182 tahun adalah bukan waktu yang sebentar, tetapi merupakan
suatu proses yang panjang dalam menata pembangunan yang
sepenuhnya untuk meningkatkan kesejahteraaan masyarakatnya.
Begitu juga impian untuk menjadikan Lebak sebagai kota pelajar
adalah bukan hal yang mustahil, semua dapat terwujud jika semua
unsur aparat pemerintah khususnya dunia pendidikan bersama
masyarakat mempunyai komitmen yang tinggi.

2
Saat ini Kabupaten Lebak memiliki sekolah-sekolah dari tingkat
Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi adalah sebagai berikut :
1. SD (Negeri dan Swasta) : 944 sekolah
2. SMP (Negeri dan Swasta) : 232 sekolah
3. SMA (Negeri dan Swasta) : 86 sekolah
4. SMK Negeri : 5 sekolah
5. Perguruan Tinggi : ± 10 Perguruan Tinggi
Lebak sebagai kota pelajar adalah program pembangunan yang
harus dikomunikasikan secara baik kepada masayarakat. Perubahan
yang dikehendaki dalam pembangunan tentunya perubahan kearah
yang lebih baik atau lebih maju dari keadaan sebelumnya. Oleh
karena itu peranan komunikasi dalam pembangunan harus dikaitkan
dengan arah perubahan tersebut.
Ada 3 hal penting dalam mensosialisasikan suatu program
sehingga dapat dilaksanakan dengan baik :
a. Secara teknik program tersebut dapat dilaksanakan masyarakat
setempat secara mudah.
b. Secara ekonomis program tersebut menguntungkan, dapat
menambah pendapatan atau meningkatkan kesejahteraan.
c. Secara sosial program tersebut tidak menimbulkan keretakan
sosial/kesenjangan sosial.
Mewujudkan Lebak sebagai kota pelajar diperlukan sebuah
strategi pembangunan dan strategi komunikasi. Strategi pada
hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk
mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut,
strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang menunjukkan arah
saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.
Dengan demikian strategi komunikasi merupakan paduan dari
perencanaan komunikasi (communication management) untuk

3
mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi
komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya
secara taktis harus dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan
(approach) bisa berbeda tergantung pada situasi dan kondisi.
Untuk mantapnya strategi komunikasi, maka segala sesuatunya
harus dipertautkan dengan komponen-komponen yang merupakan
jawaban terhadap pertanyaan yang dirumuskan, yaitu who says what
in which channel to whom with what effect. Rumus di atas tampaknya
sederhana, tetapi jika dikaji lebih jauh, pertanyaan ”efek apa yang
diharapkan” secara implisit mengandung pertanyaan lain yang perlu
dijawab dengan seksama, yaitu :
1. When ( Kapan dilaksanakannya).
2. How ( Bagaimana melaksanakannya).
3. Why ( Mengapa dilaksanakan demikian).
Tambahan pertanyaan tersebut dalam strategi komunikasi sangat
penting, karena pendekatan (approach) terhadap efek yang
diharapkan dari suatu kegiatan komunikasi.

BAB II
Wacana Kabupaten Lebak Sebagai Kota Pelajar
Ditinjau Dari Segi Tingkat Ekonomi

4
Untuk membangun masyarakat yang rasional cuma ada satu
jalan, yaitu pendidikan. Pendidikan bukanlah tanggung jawab orang
per orang tapi tanggung jawab bersama, dimana disini beban tersebut
dipegang oleh negara, masyarakat hanya sebagai pendukung, logika
ini tidak boleh dibalik, dengan menjadikan porsi tanggung jawab
masyarakat lebih besar dari pada pemerintah. Negara mempunyai
kekuasaan, kekuatan hukum, kemampuan finansial, sehingga
mempunyai keleluasan baik dari segi target, waktu dan anggaran.
Negara sangat berkepentingan terhadap kecerdasan masyarakatnya,
di mana masyarakat yang sudah tercerahkan secara pendidikan lebih
mudah untuk diarahkan dan menerima suatu pembaharuan yang akan
meningkatkan daya saingnya di tingkat internasional. Sehingga
negara mempunyai kewajiban untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
dengan berkeadilan sosial, di mana pendidikan adalah hak seluruh
rakyat tanpa membedakan strata ekonomi dan sosial.
Bupati sesungguhnya akan menjadikan pendidikan sebagai
suatu peluang bukan suatu beban. Dia bisa melihat lapangan
pekerjaan dari bidang pendidikan, dia bisa melihatan melihat bisnis
dari penyelenggaraan pendidikan, dia bisa melihat pendidikan sebagai
daya tarik untuk menarik orang luar yang berpotensi untuk masuak ke
daerahnya, baik sebagai pelajar maupun sebagai pengajar, seperti
yang dilakukan oleh pemerintah Australia, Amerika, Eropa, dan negara
maju lainnya sejak ratusan tahun yang lalu.
Pada tingkat nasional para bupati tersebut bisa belajar dari
Yogyakarta dan Malang, dimana kedua daerah ini menjadi tujuan
favorit para calon mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi, di
sana terdapat paling banyak perguruan tinggi, baik negeri maupun
swasta, sehingga banyak dampak positif yang bisa diperoleh oleh

5
daerah ini sebagai efek domino dari kehadiran para pelajar dan
pengajar ke daerah ini. Mulai dari kegiatan ekonomi maupun dari
transaksi sosial dan budaya yang mereka terima baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Selanjutnya pada tingkat internasional, para bupati ini bisa
belajar dari Australia, khususnya negara bagian Victoria (melbourne),
dimana industri terbesar dari negara bagian ini adalah pendidikan,
dimana bila secara ekstrim semua pelajar internasional yang ada di
negara bagian ini pulang secara serentak atau mogok untuk belajar di
negara bagian ini, bisa dipastikan negara ini akan mati total, menjadi
kota hantu, yang ada cuma apartemen kosong, kendaran yang sepi,
kereta api, bus dan tram tanpa penumpang. Victoria mendapatkan
pendapatan dari devisa yang di bawah oleh para pelajar internasional
yang datang, yang dibelanjakan untuk akomodasi, transportasi,
makanan dan minuman, dan untuk pariwisata yang mereka lakukan di
sekitar negara ini.
Sebagai putra daerah yang lahir dan besar di daerah, kita bisa
memperhatikan bahwa selama ini para bupati tersebut tidak begitu
peduli pada masalah pendidikan mereka hanya sibuk mengotak-atik
anggara yang berasal dari APBD/APBN, tapi tidak pernah berpikir
secara riil melihat potensi pendidikan dengan kaca mata bisnis dan
aspek pendorong percepatan pembangunan ekonomi daerah.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) hanya sebagai
retorika belaka, pemanis kata dalam pidato, pelengkap visi dan misi
pemerintahan, tapi sangat jauh dari harapan terutama dalam praktek
pemerintahannya.

6
BAB III
PENUTUP

Dikatakan bahwa pembangunan adalah merupakan proses,


yang penekanannya pada keselarasan antara aspek kemajuan lahiriah
dan kepuasan batiniah. Jika dilihat dari segi ilmu komunikasi yang
juga mempelajari masalah proses, yaitu proses penyampaian pesan
seseorang kepada orang lain untuk merubah sikap, pendapat dan
perilakunya. Dengan demikian pembangunan pada dasarnya
melibatkan minimal tiga komponen, yakni komunikator
pembangunan, bisa aparat pemerintah ataupun masyarakat, pesan
pembangunan yang berisi ide-ide atau pun program-program
pembangunan, dan komunikan pembangunan, yaitu masyarakat luas,
baik penduduk desa atau kota yang menjadi sasaran pembangunan.
Peranan komunikasi pembangunan telah banyak dibicarakan
oleh para ahli, pada umumnya mereka sepakat bahwa komunikasi

7
mempunyai andil penting dalam pembangunan. Everett M. Rogers
(1985) menyatakan bahwa, secara sederhana pembangunan adalah
perubahan yang berguna menuju suatu sistem sosial dan ekonomi
yang diputuskan sebagai kehendak dari suatu bangsa.
Pada bagian lain Rogers menyatakan bahwa komunikasi merupakan
dasar dari perubahan sosial.
Gambaran di atas, untuk menunjukan suatu kebanggaan dan
keinginan bahwa Lebak sebagai kota pelajar bukan hanya sekedar
wacana atau mimpi semata tetapi lebih kepada keinginan untuk
mengejar impian tersebut yang kemudian mewujudkannya. Tentunya
hal itu bukan seperti membalikan tangan atau cukup dengan sim
salabim, tetapi dengan dukungan seluruh lapisan masyarakat bukan
tidak mungkin hal itu akan tercapai, karena pada dasarnya
pembangunan akan menciptakan suatu kemajuan ke arah yang lebih
baik dari sebelumnya.
Untuk itu kita dukung program Rangkasbitung sebagai kota
pelajar, dan kita buka buktikan bahwa julukan itu bukan hanya
sekedar mimpi tetapi merupakan impian yang ingin dicapai
masyarakat Rangkasbitung khususnya dan masyarakat Lebak
umumnya.
Rangkasbitung sebagai kota pelajar, Insya Allah dapat terwujud,
dengan komitmen dan motivasi yang tinggi dari semua unsur lapisan
masayarakat termasuk dunia pendidikan.

Daftar Pustaka :

1. Muhsin Habib,
http://aurajogja.files.wordpress.com/2006/09/komuni-

8
2. kasi-pembangunan-a5.pdf, diakses tanggal : 10 Juni 2010.
3. Sitompul, Mukti,
http://library.usu.ac.id/download/fisip/komunikasi-
4. mukti.pdf, Diakses Pada tanggal :10 Juni 2010.
5. http://www.lebakkab.go.id/index.php?pilih=hal&id=7,
6. diakses tanggal : 10 Juni 2010.
7. Http://diknaskablebak.com/, diakases 11 Juni 2010.
8. Http://sbektiistiyanto.files.wordpress.com/2008/02/komunikasi-
pembangunan- ringkasan.doc, diakases 11 Juni 2010.

You might also like