Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Prof. Dr. H. Harsuki, M.A.
Guru Besar Emeritus pada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta
I.PENDAHULUAN
Manajemen olahraga sebenarnya telah ada sejak zaman Yunani kuno yaitu kira-kira pada 12
abad sebelum Masehi, yaitu dengan diselenggarakannya Olympiade kuno. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya olahraga bagi kehidupan manusia. Manajemen olahraga
dewasa ini belum berkembang secepat perkembangan olahraga industri atau bisnis. Hal ini
disebabkan oleh karena adanya pendapat umum yang menghubungkan olahraga dengan
“bermain”, sedangkan bisnis atau industri dengan “bekerja”.
Dengan telah berkembangnya olahraga sehingga menjadi disiplin ilmu tersendiri maka
sebagaimana manajemen juga telah menjadi disiplin ilmu tersendiri, maka manajemen
olahraga adalah merupakan inter dan cross disiplin antara kedua disiplin ilmu tersebut.
Kalau kita pinjam pengelompokan disiplin ilmu olahraga yang dibuat oleh Olympic Scientific
Congress di Quebec City, Canada tahun 1976, maka dikenal adanya 4 kelompok, yaitu :
Kalau kita simak Undang-Undang R.I. No. 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan
Nasional, maka dikenal adanya tiga ruang lingkup olahraga [Pasal 17] yaitu
1. olahraga pendidikan
2. olahraga rekreasi
3. olahraga prestasi. ( U.U. R.I. No. 3 , Tahun 2005)
Dari sudut pandang manajemen maka olahraga prestasi tersebut dapat dibagikan dalam dua
bagian yaitu manajemen ollahraga yang berada dalam lingkup gerakan olimpik (olympic
movement) dan olahraga yang dikelola secara profesional.seperti tinju pro dan olahraga balap
mobil Formula 1 dll.
Dewasa ini istilah administrasi dan manajemen digunakan dalam arti yang hampir sama
artinya. Ada kelompok yang senang menggunakan administrasi sementara kelompok lain
senang menggunakan manajemen , tentu saja masing-masing mempunyai argumentasinya
sendiri-sendiri.
Amerika Serikat misalnya , menamakan administrasi pemerintahannya dengan President
Obama Administration. Pemerintah R.I. juga menjalankan administrasi negara.sebagai
terjemahan dari public administration. Di Amerika gelar S2 dalam bisnis diberikan gelar
MBA (Master of Business Administration)., sedangkan gelar S2 dalam bidang administrasi
negara diberi gelar MPA (Master of Public Administration). Di Indonesia ,Universitas
Indonesia dan Gajah Mada memberikan gelar S2 dengan M.M. (Magister Manajemen).
Demikian juga Uniiversitas Negeri Jakarta, program studi pasca sarjana yang dulu bernama
Administrasi Pendidikan (A.P.) sekarang di rubah menjadi Manajemen Pendidikan (M.P.)
dengan alasan yang kurang jelas.
Sedangkan Internasional Olympic Committee (I.O.C.) sendiri menggunakan istilah
Administrasi yang .lebih luas pengertiaanya dari pada istilah Manajemen. (IOC, Sport
Administration Manual, 2001). Hubungan antara Administrasi dan Manajemen digambarkan
secara jelas seperti bagan dibawah ini.
Sementara itu Sondang Siagian merinci keterkaitan antara administrasi dan manajemen
sebagai terlihat pada bagan dibawah ini.
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
Manajemen merupakan inti dari administrasi
Leadership merupakan inti dari manajemen
Human relation merupakan inti dari leadership. (Sondang P. Siagian.)
Demikian juga pengertian atau definisi tentang manajemen itu sendiri banyak dikemukakan
oleh para pakar sesuai dengan pendapat dan keyakinannya sendiri.
Misalnya Daft dan Marcic mengatakan bahwa “manajemen sebagai pencapaian tujuan
organisasi dalam suatu ragam yang efektif dan efisien melalui planning, organizing, leading
dan controlling sumber-sumber organisasi.(Daft and Marcic, (1998).
Sementara itu DuBrin, Ireland, and Williams memberikan definisi manajemen sebagai suatu
proses koordinasi dan integrasi dari penggunaan suatu sumber-sumber organisasi {( seperti
human (manusia), financial (uang), physical (fisik), informational / technological (informasi
dan teknologi), technical (teknik) } untuk mencapai tujuan khusus melalui fungsi-fungsi
planning, organizing, leading, controlling, and staffing Untuk lebih jelasnya periksa bagan
dibawah ini.
Pemakalah cenderung untuk menggunakan model dari DuBrin dengan kawan-kaqwan
tersebut sebagai model untuk dipergunakan untuk mencapai tujuan pada olahraga pendidikan,
khususnya guru-guru olahraga pendidikan (pendidikan jasmani dan olahraga.) maupun untuk
kepala sekolah. Model yang tertera pada bagan diatas disebut sebagai “proses manajemen”.
Proses manajemen yang moderen menggunakan upaya kerjasama dan teknologi yang up to
date, misalnya lap top , alat ukur untuk tes physical fitness, dll.
III.RAGAM MANAJEMEN OLAHRAGA
Sebagaimana diketahui bahwa U.U. R.I. No. 3 , Tahun 2005, Tenrang Sistem Keolahragaan
Nasional, pada Bab IV menyebutkan adanya tiga ruang lingkup olahraga.yang meliputi
kegiatan Olahraga pendidikan , olahraga rekreasi dan olahraga prestasi. Oleh karenanya
dikenal manajemen Olahraga pendidikan, olahraga rekreasi dan olahraga prestasi. Manajemen
olahraga pendidikan diterapkan dilingkungan sekolah baik pendidikan formal , non formal
maupun pada perguruan tinggi. Manajemen olahraga rekreasi diterapkan pada organisasi
olahraga masyarakat. Sedangkan manajemen olahraga prestasi umumnya digunakan oleh
induk-induk organisasi olahraga , tingkat kabupaten dan kota, tingkat propinsi maupun tingkat
nasional, maupun pada organisasi perkumpulan-perkumpulan olahraga, termasuk juga
olahraga profesional.
Disamping itu terdapat juga pembagian manajemen olahraga pemerintah dan manajemen
olahraga non pemerintah atau swasta, seperti manajemen bisnis dan manajemen industri
olahraga. Pembagian menurut fungsinya , seperti manajemen perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, pengawasan, pemasaran, dll.
Pembagian menurut sumber daya, seperti manajemen sumber daya manusia, manajemen
keuangan, manajemen fasilitas olahraga (infra struktur) dan sumber daya materi, seperti
komputer, foto copy, alat olahraga dan peralatan kesehatan. Pembagian seperti diatas tidaklah
baku, namun masih ada variasi-variasi lain yang dewasa ini banyak dikembangkan seperti
misalnya manajemen perencanaan saja kita kenal “strategic planning”, network planning , dll.
Demikian juga model-model manajemen lain untuk tujuan-tujuan tertentu juga
dikembangkan, misalnya “management by objectives”, “planning, programming and
budgetting system”, “total quality management” , dll.
Sebagimana diketahui para sarjana masih belum ada keseragaman mengenai jumlah fungsi-
fungsi manajemen. Barangkali konsesus yang dapat disepakati adalah terdapatnya dua
klasifikasi utama yaitu : A. Fungsi-fungsi organik, dan
B.Fungsi pelengkap. ( Sondang P. Siagian, 1989).
V.KEPEMIMPINAN
Diatas telah dijelaskan bahwa inti dari manajemen adalah kepemimpinan Jadi dalam
manajemen kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting , karena kepemimpinan
merupakan modal penggerak bagi sumber-sumber (resources) dan alat-alat, manusia dan
peralatan lainnya, dalam suatu organisasi. Kepemimpinan adalah ketrampilan tentang
mempengaruhi kegiatan, situasi , persepsi dan pengharapan dari perorangan dan kelompok
dalam suatu upaya menjadikan mereka berjuang keras guna mencapai tujuan organisasi pada
situasi tertentu. Dalam bidang pendidikan pemimpin yang paling penting adalah para orang
tua, kemudian para guru, baru kemudian para manajer.
Seringkali ciri-ciri atau sifat yang terkait dengan kepemimpinan diklasifikasikan dalam
beberapa judul seperti :
1.Kapasitas (Capacity),
Termasuk intelegensi, keaslian, komunikasi dan keputusan.
2.Prestasi , pencapaian ( Achievement),
Termasuk knowledge, understanding, scholarship, extracurricular, dan servis.
3.Tanggung jawab (Responsibility),
Termasuk ketergantungan (dependability), prakarsa (initiative), ketekunan (persistence), sikap
agresif (aggressiveness), percaya diri (self-confidence), kemauan untuk mengungguli (desire
to excel).
4.Partisipasi (Participation).
Termasuk aktivitas (activity), ramah tamah (socialability), kerjasama (cooperation), humor,
mudah menyesuaikan (adaptability), dan
5.Status, seperti socioeconomic, popularity dan following (Pierce and Newstrom, 2000)
Di Amerika Serikat banyak program pendidikan jasmani di kelola oleh orang (guru) yang
memiliki pengalaman praktis. Mereka telah belajar administrasi dan manajemen melalui
pengalaman mereka serta pengertiannya mereka sendiri. Pengalaman praktis , meskipun
sangat berfaedah, namun belum nencukupi. Adalah juga sangat penting untuk mengetahui
temuan penelitian dari para akademisi yang telah mempelajari administrasi dan manajemen,
dan yang melalui penelitiannya dapat memberikan pandangannya dalam bidang :
struktur organisasi
peranan kepemimpinan, dan
aspek hubungan antar manusia,
yang akan mempengaruhi pencapaian tujuan.
Yang sangat berharga adalah kombinasi antara pengalaman dan pengertian serta aplikasi dari
teori yang ilmiah. Guru pendidikan jasmani , karenanya, akan dapat meningkatkan
produktivitasnya dalam proses manajemen , bilamana mereka mengerti administrasi secara
teori maupun praktek.
Oleh karena hampir tidak ada kepemimpinan yang ekstrim (angka 5), maka seorang
adminstrator yang kuat sebagai pemimpin otoriter, tetapi kadang-kadang menempuh prosedur
yang demokratis, kemungkinan mendapatkan nilai 4 : 1 : 0. Kombinasi angka-angka dapat
diperoleh dengan menggunakan model tiga dimensi.
Apakah suber daya itu ? Sumber daya adalah suatu bantuan yang dapat diambil untuk
membantu
anda untuk mencapai atau melakukan sesuatu. Jadi jelas bahwa salah satu ketrampilan yang
sangat
penting bagi seorang administrator olahraga adalah menentukan kebutuhan-kebutuhan,
mengidentifikasi sumber-sumber daya yang akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan
kemudian memperoleh sumber daya yang diperlukan.
Sumber daya tersebut antara lain adalah :
1.Sumber daya manusia.
2.Sumber daya keuangan.
3.Sumber daya materi
4.Sumber daya fasilitas.
( IOC , Sport Administration Manual, 2005 )
Sementara itu Bucher and Krotee membagikan sumber daya dalam lima bagian, yaitu
1.Sumber daya manusia
2.Sumberdaya keuangan
3.Sumber daya fisik
4.Sumber daya informasi / teknologi
5.Sumber daya teknis.
Selanjutnya Bucher and Krotee memberi contoh untuk sekolah di Amerika sbb.
1.Sumber daya manusia : Direktur Departemen Olahraga (Athletics Director) , Pelatih,
Karyawan pendidikan jasmani dan olahraga kantor kota, guru penjas dan olahraga.
2.Sumber daya keuangan : pendapatan pajak dan penerimaan uang karcis pertandingan antar
sekolah.
3.Sumber daya fisik : stadion dan lapangan outdoors, serta fasilitas indoors.
4.Sumber daya informasi : jadwal pertandingan, dan jadwal transportasi serta liga olahraga
sekolah.
5.Sumber daya teknis : pendaftaran siswa terbuka serta undang-undang penyandang cacat
bagi para siswa.
Bagi universitas , sumber daya teknis itu dapat berupa : pengembangan web site, dan protocol
testing obat terlarang..
VIII.PEMECAHAN MASALAH
Dikatakan bahwa suatu masalah (problem) atau krisis adalah sustu kesempatan yang
berbahaya, ini adalah sesuatu yang mempunyai ketegangan sendiri, tetapi ini juga mempunyai
kesempatan bagi pemecahan yang relatif berfaedah.
Terdapat enam langkah dalam pemecahan nasalah :
1.Mengenali dan mendefinisikan masalah
2.Menganalisis dan menjelaskan masalah
3.Mencari alternatif pemecahan
4.Memilih suatu pemecahan
5.Mengetrapkan pemecahan.
6.Mengevaluasi keputusan.
Pada hakikatnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap
sesuatu masalah yang dihadapi. Pendekatan yang sistematis itu menyangkut pengetahuan
tentang hakikat dari masalah yang dihadapi, pengumpulan fakta dan data yang relevan dengan
masalah yang dihadapi, analisis masalah dengan menggunakan fakta dan data, mencari
alternatif pemecahan, menganalisis setiap alternatif sehingga diketemukan alternatif yang
paling rasional,dan penilaian dari hasil yang dicapai sebagai akibat dari keputusan yang
diambil.
Pengertian diatas menunjukkan dengan jelas beberapa hal sbb.
1.Dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal yang terjadi secara kebetulan.
2.Pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan secara asal jadi, karena cara pendekatan
pengambilan keputusan harus didasarkan pada sistematika tertentu. Sistematika tersebut
didasarkan pada :
a.Kemampuan organisasi menyediakan sumber-sumber daya material.
b.Tenaga kerja yang tersedia
c.Filsafat yang dianut oleh organisasi.
d.Situasi lingkungan baik intern maupun extern.
3.Hakikat masalah itu harus diketahui dengan jelas.
4.Keputusan yang diambil adalah keputusan yang dipilih dari berbagai alternatif yang telah
dianalisis secara masak.
Pengambilan keputusan dalam suatu organisasi dapat penuh dengan ketegangan yang besar
dan perasaan yang kurang enak. Adalah sangat penting bahwa pimpinan atau pemimpin dari
kelompok sadar akan pilihan metode yang tersedia untuk mengambil keputusan.
X.PENUTUP
.
Sebagai penutup dari makalah ini ingin disarankan kepada pejabat ataupun guru-gur
pendidikan jasmani dan olahraga, pendidikan olahraga atau olahraga pendidikan untuk
mengelola pendidikan olahraga ini secara baik dan cermat dengan menggunakan prinsip-
prinsip manajemen terutama yang dipergunakan untuk mengelola pendidikan jasmani dan
olahraga.
Pada dasarnya terdapat tiga bagian program pendidikan jasmani dan olahraga , yaitu
1.Pembelajaran (instructional), wajib untuk semua siswa.
2.Intramural dan program olahraga rekreasi. (kegiatan diluar jam pelajaran , namun
kegiatannya terbatas di dalam sekolah)
3.Intersholastic. (pertandingan antar sekolah , bisa juga pertandingan antar sekolah yang
lasimnya diselenggarakan juga oleh POPSI).
Ketiga bagian program pendidikan jasmani dan olahraga itu juga dapat dilaksanakan pada
Perguruan Tinggi.
Demikianlah makalah singkat yang dapat disajikan , yang sebenarnya bahan ini disajikan
untuk memancing agar berlangsung diskusi antar para peserta. Semoga makalah ini ada
manfaatnya.
HSK
DAFTAR PUSTAKA
1.Bucher, Charles A., Administration of Physical Education and Athletic Program, the C.V.
Mosby Company, St. Louis, 1979.
2.Bucher, Charles A., and Krotee, Marc L., Management of Physical Education and Sport,
McGraw-Hill, Boston, 2002.
3.Davis, Howard M., Basic Concept of Sport Information, Jeste Publishing Co., East
Longmeadow, 1993.
7.Lewis, Guy, and Appenzeller, Herb , The Susccesful Sport Management, The Michie
Company Law Publishers, Charlottesville, Virginia, 1985.
8.Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Pola Dasar Pembangunan Olahraga, Kantor
Menpora, Jakarta, 1984.