You are on page 1of 15

MANAJEMEN OLAHRAGA PENDIDIKAN

Oleh :
Prof. Dr. H. Harsuki, M.A.
Guru Besar Emeritus pada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta

Makalah Disampaikan Pada Seminar Olahraga Internasional Yang Diselenggarakan


Oleh PORKES-FKIP Universitas Jambi, Dalam Rangka Peringatan
Dies Natalis Universitas Jambi ke 46
Diselenggarakan di Jambi
Tgl. 9 Mei 2009

I.PENDAHULUAN

Manajemen olahraga sebenarnya telah ada sejak zaman Yunani kuno yaitu kira-kira pada 12
abad sebelum Masehi, yaitu dengan diselenggarakannya Olympiade kuno. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya olahraga bagi kehidupan manusia. Manajemen olahraga
dewasa ini belum berkembang secepat perkembangan olahraga industri atau bisnis. Hal ini
disebabkan oleh karena adanya pendapat umum yang menghubungkan olahraga dengan
“bermain”, sedangkan bisnis atau industri dengan “bekerja”.
Dengan telah berkembangnya olahraga sehingga menjadi disiplin ilmu tersendiri maka
sebagaimana manajemen juga telah menjadi disiplin ilmu tersendiri, maka manajemen
olahraga adalah merupakan inter dan cross disiplin antara kedua disiplin ilmu tersebut.
Kalau kita pinjam pengelompokan disiplin ilmu olahraga yang dibuat oleh Olympic Scientific
Congress di Quebec City, Canada tahun 1976, maka dikenal adanya 4 kelompok, yaitu :

A.Ilmu-ilmu Biologi (Biological Science).


1.Fisiologi olahraga
2.Biomekanika olahraga
3.Kesehatan olahraga {Sport Medicine}
4.Gizi olahraga {Sport Nutition} , dll.
B.Ilmu-ilmu peri laku manusia (Behavioral Science)
1.Pendidikan olahraga (termasuk Coaching)
2.Psikologi olahraga
3.Sosiologi olahraga
.
C.Humaniora (Humsnities),
1.Filsafat olahraga
2.Sejarah olahraga
3.Teologia olahraga.

D.Varia (yang berarti agak sukar dikelompokkan), seperti


1.Manajemen olahraga
2.Infra struktur olahraga (Sport Facilities)
3.Jurnalistik olahraga (Sport Journalistic / Publisistic)
4.Hukum olahraga (Sport Law) {Proceeding : Olympic Scientific Congress, Quebec City,
Canada , 1976).

Kalau kita simak Undang-Undang R.I. No. 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan
Nasional, maka dikenal adanya tiga ruang lingkup olahraga [Pasal 17] yaitu
1. olahraga pendidikan
2. olahraga rekreasi
3. olahraga prestasi. ( U.U. R.I. No. 3 , Tahun 2005)
Dari sudut pandang manajemen maka olahraga prestasi tersebut dapat dibagikan dalam dua
bagian yaitu manajemen ollahraga yang berada dalam lingkup gerakan olimpik (olympic
movement) dan olahraga yang dikelola secara profesional.seperti tinju pro dan olahraga balap
mobil Formula 1 dll.

II.ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN.

Dewasa ini istilah administrasi dan manajemen digunakan dalam arti yang hampir sama
artinya. Ada kelompok yang senang menggunakan administrasi sementara kelompok lain
senang menggunakan manajemen , tentu saja masing-masing mempunyai argumentasinya
sendiri-sendiri.
Amerika Serikat misalnya , menamakan administrasi pemerintahannya dengan President
Obama Administration. Pemerintah R.I. juga menjalankan administrasi negara.sebagai
terjemahan dari public administration. Di Amerika gelar S2 dalam bisnis diberikan gelar
MBA (Master of Business Administration)., sedangkan gelar S2 dalam bidang administrasi
negara diberi gelar MPA (Master of Public Administration). Di Indonesia ,Universitas
Indonesia dan Gajah Mada memberikan gelar S2 dengan M.M. (Magister Manajemen).
Demikian juga Uniiversitas Negeri Jakarta, program studi pasca sarjana yang dulu bernama
Administrasi Pendidikan (A.P.) sekarang di rubah menjadi Manajemen Pendidikan (M.P.)
dengan alasan yang kurang jelas.
Sedangkan Internasional Olympic Committee (I.O.C.) sendiri menggunakan istilah
Administrasi yang .lebih luas pengertiaanya dari pada istilah Manajemen. (IOC, Sport
Administration Manual, 2001). Hubungan antara Administrasi dan Manajemen digambarkan
secara jelas seperti bagan dibawah ini.
Sementara itu Sondang Siagian merinci keterkaitan antara administrasi dan manajemen
sebagai terlihat pada bagan dibawah ini.
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
Manajemen merupakan inti dari administrasi
Leadership merupakan inti dari manajemen
Human relation merupakan inti dari leadership. (Sondang P. Siagian.)
Demikian juga pengertian atau definisi tentang manajemen itu sendiri banyak dikemukakan
oleh para pakar sesuai dengan pendapat dan keyakinannya sendiri.

Misalnya Daft dan Marcic mengatakan bahwa “manajemen sebagai pencapaian tujuan
organisasi dalam suatu ragam yang efektif dan efisien melalui planning, organizing, leading
dan controlling sumber-sumber organisasi.(Daft and Marcic, (1998).
Sementara itu DuBrin, Ireland, and Williams memberikan definisi manajemen sebagai suatu
proses koordinasi dan integrasi dari penggunaan suatu sumber-sumber organisasi {( seperti
human (manusia), financial (uang), physical (fisik), informational / technological (informasi
dan teknologi), technical (teknik) } untuk mencapai tujuan khusus melalui fungsi-fungsi
planning, organizing, leading, controlling, and staffing Untuk lebih jelasnya periksa bagan
dibawah ini.
Pemakalah cenderung untuk menggunakan model dari DuBrin dengan kawan-kaqwan
tersebut sebagai model untuk dipergunakan untuk mencapai tujuan pada olahraga pendidikan,
khususnya guru-guru olahraga pendidikan (pendidikan jasmani dan olahraga.) maupun untuk
kepala sekolah. Model yang tertera pada bagan diatas disebut sebagai “proses manajemen”.
Proses manajemen yang moderen menggunakan upaya kerjasama dan teknologi yang up to
date, misalnya lap top , alat ukur untuk tes physical fitness, dll.
III.RAGAM MANAJEMEN OLAHRAGA

Sebagaimana diketahui bahwa U.U. R.I. No. 3 , Tahun 2005, Tenrang Sistem Keolahragaan
Nasional, pada Bab IV menyebutkan adanya tiga ruang lingkup olahraga.yang meliputi
kegiatan Olahraga pendidikan , olahraga rekreasi dan olahraga prestasi. Oleh karenanya
dikenal manajemen Olahraga pendidikan, olahraga rekreasi dan olahraga prestasi. Manajemen
olahraga pendidikan diterapkan dilingkungan sekolah baik pendidikan formal , non formal
maupun pada perguruan tinggi. Manajemen olahraga rekreasi diterapkan pada organisasi
olahraga masyarakat. Sedangkan manajemen olahraga prestasi umumnya digunakan oleh
induk-induk organisasi olahraga , tingkat kabupaten dan kota, tingkat propinsi maupun tingkat
nasional, maupun pada organisasi perkumpulan-perkumpulan olahraga, termasuk juga
olahraga profesional.

Disamping itu terdapat juga pembagian manajemen olahraga pemerintah dan manajemen
olahraga non pemerintah atau swasta, seperti manajemen bisnis dan manajemen industri
olahraga. Pembagian menurut fungsinya , seperti manajemen perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, pengawasan, pemasaran, dll.

Pembagian menurut sumber daya, seperti manajemen sumber daya manusia, manajemen
keuangan, manajemen fasilitas olahraga (infra struktur) dan sumber daya materi, seperti
komputer, foto copy, alat olahraga dan peralatan kesehatan. Pembagian seperti diatas tidaklah
baku, namun masih ada variasi-variasi lain yang dewasa ini banyak dikembangkan seperti
misalnya manajemen perencanaan saja kita kenal “strategic planning”, network planning , dll.
Demikian juga model-model manajemen lain untuk tujuan-tujuan tertentu juga
dikembangkan, misalnya “management by objectives”, “planning, programming and
budgetting system”, “total quality management” , dll.

IV.FUNGSI – FUNGSI MANAJEMEN.

Sebagimana diketahui para sarjana masih belum ada keseragaman mengenai jumlah fungsi-
fungsi manajemen. Barangkali konsesus yang dapat disepakati adalah terdapatnya dua
klasifikasi utama yaitu : A. Fungsi-fungsi organik, dan
B.Fungsi pelengkap. ( Sondang P. Siagian, 1989).

A.Contoh teori fungsi-fungsi yang organik dari manjemen.


1.George R. Terry , megklasifikasikan fungsi-fungsi manajemen sbb. :
a.Perencanaan (Planning)
b.Pengorganisasian (Organizing)
c.Penggerakan (Actuating)
d.Pengawasan (Controlling)
2.Koontz dan O”Donnel membagikannya sbb
a.Planning
b.Organizing
c.Staffing
d.Directing
e.Controlling.
3.Henry Fayol, mengatakan sbb.
a.Planning
b.Organizing
c.Commanding
d.Coordinating
e.Controlling.
4.Luther M. Gullick, membagikan sebagai demikian :
a.Planning
b.Organizing
c.Staffing
d.Directing
e.Coordinating
f.Reporting
g.Budgetting.
5.John F. Mee berpendapat sbb.
a.Planning
b.Organizing
c.Motivating
d.Controlling.
Sementara itu Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) membagikan fungsi tsb
a.Perencanaan ,sebagai rintisan dan persiapan sebelum pelaksanaan, sesuai
kebijaksanaan yang dirumuskan.
b.Pengendalian, sebagai pengarahan , bimbingan dan koordinasi selama
pelaksanaan.
c.Penilaian, untuk memperbandingkan hasil pelaksanaan dengan keinginan,
Setelah pelaksanaan selesai.
Sedangkan pemakalah cenderung untuk menggunakan pendapat DuBrin, Ireland dan
Williams seperti yang tertera pada bagan diatas, yaitu:
a.Planning
b.Organizing
c.Leading
d.Controlling
e.Staffing.
B.Adapun fungsi pelengkap dari manajemen, misalnya seperti dibawah ini :
1.Pesawat telepon
2.Komputer
3.Kendaraan bermotor
4.Air conditioner, dll.
Dengan penjelasan bahwa andaikata fungsi pelengkap itu tidak tersedia, namun organisasi
tersebut masih akan dapat berlansung. Lain halnya kalau fungsi yang organik itu tidak ada,
maka lambat laun organisasi tersebut akan mati.

V.KEPEMIMPINAN

Diatas telah dijelaskan bahwa inti dari manajemen adalah kepemimpinan Jadi dalam
manajemen kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting , karena kepemimpinan
merupakan modal penggerak bagi sumber-sumber (resources) dan alat-alat, manusia dan
peralatan lainnya, dalam suatu organisasi. Kepemimpinan adalah ketrampilan tentang
mempengaruhi kegiatan, situasi , persepsi dan pengharapan dari perorangan dan kelompok
dalam suatu upaya menjadikan mereka berjuang keras guna mencapai tujuan organisasi pada
situasi tertentu. Dalam bidang pendidikan pemimpin yang paling penting adalah para orang
tua, kemudian para guru, baru kemudian para manajer.
Seringkali ciri-ciri atau sifat yang terkait dengan kepemimpinan diklasifikasikan dalam
beberapa judul seperti :
1.Kapasitas (Capacity),
Termasuk intelegensi, keaslian, komunikasi dan keputusan.
2.Prestasi , pencapaian ( Achievement),
Termasuk knowledge, understanding, scholarship, extracurricular, dan servis.
3.Tanggung jawab (Responsibility),
Termasuk ketergantungan (dependability), prakarsa (initiative), ketekunan (persistence), sikap
agresif (aggressiveness), percaya diri (self-confidence), kemauan untuk mengungguli (desire
to excel).
4.Partisipasi (Participation).
Termasuk aktivitas (activity), ramah tamah (socialability), kerjasama (cooperation), humor,
mudah menyesuaikan (adaptability), dan
5.Status, seperti socioeconomic, popularity dan following (Pierce and Newstrom, 2000)

Pemimpin dapat dibagikan dalam dua bagian :


A.Formal.
Karena kedudukannya sebagai pejabat (hierarchis) misalnya jabatan dalam kepegawaian
negeri atau TNI dan POLRI, maka ia diangkat jadi pemimpin.
B.Masyarakat.
Umumnya dipilih karena kegiatannya dalam organisasi kemasyarakatn. Misalnya KONI,
Induk organisasi cabang olahraga, Perkumpulan, RT maupun RW.

Selain itu masih ada pembagian kepemimpinan menurut tipenya., yaitu:


1.Otokratis
2.Militerisris
3.Paternalis
4.Kharismatis, dan
5.Demokratis.

VI.TEORI TENTANG ADMINISTRASI / MANAJEMEN.

Di Amerika Serikat banyak program pendidikan jasmani di kelola oleh orang (guru) yang
memiliki pengalaman praktis. Mereka telah belajar administrasi dan manajemen melalui
pengalaman mereka serta pengertiannya mereka sendiri. Pengalaman praktis , meskipun
sangat berfaedah, namun belum nencukupi. Adalah juga sangat penting untuk mengetahui
temuan penelitian dari para akademisi yang telah mempelajari administrasi dan manajemen,
dan yang melalui penelitiannya dapat memberikan pandangannya dalam bidang :
struktur organisasi
peranan kepemimpinan, dan
aspek hubungan antar manusia,
yang akan mempengaruhi pencapaian tujuan.
Yang sangat berharga adalah kombinasi antara pengalaman dan pengertian serta aplikasi dari
teori yang ilmiah. Guru pendidikan jasmani , karenanya, akan dapat meningkatkan
produktivitasnya dalam proses manajemen , bilamana mereka mengerti administrasi secara
teori maupun praktek.

Teori Administrasi Tradisional.


Terdapat tiga teori tradisional tentang filsafat administrasi., ysitu Authoritarian , Equalitarian
(Democratic) dan Laissez-faire. Rincian penjelasannya adalah sbb.
1.Authoritarian.
Filsafat ini biasanya mengisyaratkan kepemimpinan oleh satu orang dengan pengambilan
keputusannya diambil olehnya sendiri tanpa mengikut sertakan anggota kelompok.
2.Demokratik atau Equalitarian.
Filosofi ini menggambarkan seorang pemimpin yang menyerahkan masalah yang penting
pada diskusi kelompok dan mengikut sertakan anggota kelompok dalam membuat keputusan.
3.Laissez-faire. Filsafat ini mengisyaratkan seorang pemimpin yang memberikan bimbingan
pada kelompok
anggota tetapi menyerahkan pengambilan keputusannya pada kelompok itu.
Pandangan diatas mungkin dianggap sebagai tradisional, sebab pemimpin tidak
diperkenankan mengombinasikan sebagai sebagaian authoritarian , sebagaian demokratic dan
sebagai laissez-faire, untuk situasi tertentu.
Filsafat tradisional memandang para pemimpin sebagai “absolutes”, yang tentu sja tidak
realitis sebab hakikat dari personalitas manusia jarang sekali sampai begitu ekstrim.

Teori Administrasi moderen.


Dalam bukunya Johnson mengusulkan konsep filsafat adninistrasi tiga dimensi yang
mempertimbangkan bahwa seorang pemimpin mungkin memiliki kecenderungan terhadap
ketiga orientasi tradisional tersebut. Dalam menggambarkan filsafat tiga dimensi tersebut ia
membuat nilai dalam angka-angka bagi pola kepemimpinan tradisional.
Jumlah maksimal 5 menunjukkan kepemimpinan seluruhnya dalam satu orientasi. Dengan
demikian seorang administrator otoriter yang klasik akan digambarkan sebagai 5 : 0 : 0 . Pola
kepemimpinan digambarkan secara alfabetis dari kiri ke kanan. Lihat Gambar dibawah. ( Dr.
Marion Lee Johnson, 1971)
Pemimpin yang demokratis akan di gambarkan sebagai 0 : 5 : 0 , sedangkan pemimpin yang
laissez faire akan digambarkan sebagai 0 : 0 : 5.

Oleh karena hampir tidak ada kepemimpinan yang ekstrim (angka 5), maka seorang
adminstrator yang kuat sebagai pemimpin otoriter, tetapi kadang-kadang menempuh prosedur
yang demokratis, kemungkinan mendapatkan nilai 4 : 1 : 0. Kombinasi angka-angka dapat
diperoleh dengan menggunakan model tiga dimensi.

Teori Sistem Administrasi.


Teori sistem adalah suatu perluasan dari perspektif humanistik yang menguraikan organisasi
sebagai sistem yang terbuka, sinergistik dan saling ketergantungan..
Sistem teori administrasi berasal dari pertumbuhan yang cepat dari teknologi dan manajemen
belakangan ini. Dengan meminjam teknik dari dunia bisnis , administrator telah membangun
model yang membawa secara bersama-sama segi-segi dari suatu organisasi.
Teori sistem didefinisikan sebagai suatu metode yang di rancang untuk mengumpulkan data
pada komponen-komponen yang berkaitan dan berinteraksi, yang apabila bekerja dalam suatu
ragam integrasi , dapat membantu merampungkan suatu atau bermacam tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya. Aplikasi dari strategi ini dinamakan suatu teori sistem dsri
administrasi.
Pendekatan sistem memberikan suatu kerangka konseptual untuk mengintegrasikan
komponen-komponen yang bermacam-macam dalam suatu organisasi dan untuk
menghubungkan , sebagai contoh , manajemen sumber daya manusia (recruitment, selection,
development, assessment, adjustment) dengan kebutuhan organisasi yang lebih besar.
Masukan atau informasi dari organisasi (seperti “human” dan “financial”) digunakan untuk
mengubah (dengan kerja kelompok) sistem menjadi produk, hasil atau servis.

VII.SUMBER DAYA (RESOURCES)

Apakah suber daya itu ? Sumber daya adalah suatu bantuan yang dapat diambil untuk
membantu
anda untuk mencapai atau melakukan sesuatu. Jadi jelas bahwa salah satu ketrampilan yang
sangat
penting bagi seorang administrator olahraga adalah menentukan kebutuhan-kebutuhan,
mengidentifikasi sumber-sumber daya yang akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan
kemudian memperoleh sumber daya yang diperlukan.
Sumber daya tersebut antara lain adalah :
1.Sumber daya manusia.
2.Sumber daya keuangan.
3.Sumber daya materi
4.Sumber daya fasilitas.
( IOC , Sport Administration Manual, 2005 )

Sementara itu Bucher and Krotee membagikan sumber daya dalam lima bagian, yaitu
1.Sumber daya manusia
2.Sumberdaya keuangan
3.Sumber daya fisik
4.Sumber daya informasi / teknologi
5.Sumber daya teknis.

Selanjutnya Bucher and Krotee memberi contoh untuk sekolah di Amerika sbb.
1.Sumber daya manusia : Direktur Departemen Olahraga (Athletics Director) , Pelatih,
Karyawan pendidikan jasmani dan olahraga kantor kota, guru penjas dan olahraga.
2.Sumber daya keuangan : pendapatan pajak dan penerimaan uang karcis pertandingan antar
sekolah.
3.Sumber daya fisik : stadion dan lapangan outdoors, serta fasilitas indoors.
4.Sumber daya informasi : jadwal pertandingan, dan jadwal transportasi serta liga olahraga
sekolah.
5.Sumber daya teknis : pendaftaran siswa terbuka serta undang-undang penyandang cacat
bagi para siswa.
Bagi universitas , sumber daya teknis itu dapat berupa : pengembangan web site, dan protocol
testing obat terlarang..
VIII.PEMECAHAN MASALAH

Dikatakan bahwa suatu masalah (problem) atau krisis adalah sustu kesempatan yang
berbahaya, ini adalah sesuatu yang mempunyai ketegangan sendiri, tetapi ini juga mempunyai
kesempatan bagi pemecahan yang relatif berfaedah.
Terdapat enam langkah dalam pemecahan nasalah :
1.Mengenali dan mendefinisikan masalah
2.Menganalisis dan menjelaskan masalah
3.Mencari alternatif pemecahan
4.Memilih suatu pemecahan
5.Mengetrapkan pemecahan.
6.Mengevaluasi keputusan.

Prosesnya adalah sebagai berikut :


1.Mengenali dan mendefinisikan masalah.
a.Apa symptoms-nya (tanda-tandanya) ?
b.Kapan pemunculan yang pertama ?
c.Apa yang terjadi sebelum itu ?
d.Kejadian apa yang menggambarkan masalah ?
e.Apa sebenarnya yang menjadi masalah ? Berikan pertanyaan yang jelas dengan data yang
khusus.
f.Bagaimana masalah tersebut mempengaruhi saya atau
g.Bagaimana saya memberikan kontribusi pada keberadaan yang terus menerus pada
masalah ?
h.Apa yang tidak saya kerjakan untuk menolong menghilangkan masalah itu ?
2.Menganalisis dan menjelaskan masalah.
a.Siapa yang melihat bahwa ini adalah suatu masalah ?
b.Mengapa ia melihat bahwa ini adalah masalah ?
c.Siapa yang dipengaruhi oleh masalah itu ?
d.Bagaimana ia mempengaruhinya ?
e.Faktor-faktor lain apa saja yang mempengaruhi masalah ? (Anggaran, sikap, dll.)
f.Bagaimana anda terlibat pada masalah itu.?
g.Perubahan apa yang ingin anda lihat ?
h.Siapa yang memiliki power untuk membuat perubahan ?
i.Kekuatan positif apa yang ada yang akan menolong anda memecahkan masalah ?
j.Kekuatan negatif apa yang ada yang akan menghambat anda memecahkan masalah ?
3.Mencari alternatif pemecahan.
a.Blue skying.
Kita membayangkan bahwa sudah tahu dari sekarang. Anda masih menyenangi faedah dari
perubahan yang positif yang telah anda buat sebagai suatu hasil proses pemecahan masalah
hari ini. Anda hanya mengalami sedikit kesulitan didalam pemecahan masalah sebelumnya.
b.Brainstorming (curah pendapat) , aturan dalam brainstorming adalah sbb. :
- Catat setiap ide yang keluar dari pikiran.
- Jangan memberi komentar atau evaluasi pada ide yang disajikan.
- Boleh juga mengulangi ide.
- Pikirkan pemecahan baru atau ide untuk 3 atau 4 menit.
- Hentikan jika ada yang melanggar aturan.
4. Memilih suatu pemecahan.
a. Identifikasikan sebanyak mungkin alternatif pemecahan masalah.
b. Identifikasikan ciri-ciri yang penting untuk evaluasi setiap alternatif.
c. Adakan tes setiap pemecahan alternatif dengan ciri-ciri. Tentukan bila satu alternatif
muncul lebih beralasan dari yang lain.
d.Bila perlu, adakan tes pada alasan anda dan memilih pemecahan pada yang lain.
5.Menerapkan pemecahan.
a.Buatlah daftar langkah-langkah kegiatan utama yang akan anda ambil.
b. Terangkan langkah-langkah ini dalam urutan yang engkau harapkan akan terjadi.
- Instansi mana yang anda perlukan untuk memproses pemecahan masalah anda.
- Kelompok kuci mana atau perorangan mana yang anda inginkan untuk terlibat
guna menyediakan sumber-sumber daya.
- Kendala utama apa yang perlu diatasi ?
- Langkah pertama mana yang perlu diambil pada minggu-minggu yang akan
datang?
- Siapa yang akan mengambil inisiatif ?
-Siapa yang perlu untuk selalu dilapori ?
6. Evaluasi.
a. Perubahan apa ?
b. Sistem feedback apa yang anda gunakan ?
c. Data kuantitatif apa yang dapat anda ukur guna menunjukkan perubahan ?
d. Area yang bagaimana yang untuk perbaikan yang anda akan lihat ?
IX.PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pada hakikatnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap
sesuatu masalah yang dihadapi. Pendekatan yang sistematis itu menyangkut pengetahuan
tentang hakikat dari masalah yang dihadapi, pengumpulan fakta dan data yang relevan dengan
masalah yang dihadapi, analisis masalah dengan menggunakan fakta dan data, mencari
alternatif pemecahan, menganalisis setiap alternatif sehingga diketemukan alternatif yang
paling rasional,dan penilaian dari hasil yang dicapai sebagai akibat dari keputusan yang
diambil.
Pengertian diatas menunjukkan dengan jelas beberapa hal sbb.
1.Dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal yang terjadi secara kebetulan.
2.Pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan secara asal jadi, karena cara pendekatan
pengambilan keputusan harus didasarkan pada sistematika tertentu. Sistematika tersebut
didasarkan pada :
a.Kemampuan organisasi menyediakan sumber-sumber daya material.
b.Tenaga kerja yang tersedia
c.Filsafat yang dianut oleh organisasi.
d.Situasi lingkungan baik intern maupun extern.
3.Hakikat masalah itu harus diketahui dengan jelas.
4.Keputusan yang diambil adalah keputusan yang dipilih dari berbagai alternatif yang telah
dianalisis secara masak.
Pengambilan keputusan dalam suatu organisasi dapat penuh dengan ketegangan yang besar
dan perasaan yang kurang enak. Adalah sangat penting bahwa pimpinan atau pemimpin dari
kelompok sadar akan pilihan metode yang tersedia untuk mengambil keputusan.

Harap menjadi perhatian bahwa anda mengetahui :


1.Apa sebenarnya yang anda akan putuskan ? Sebagai contoh : pada tahan pemecahan
masalah yang mana anda berada.
2.Siapa saja yang perlu terlibat ? Instansi mana yang diperlukan ?
3.Bagaimana seharusnya mereka terlibat ? Ataukah langsung secara konsultatif atau hanya
perlu diinformasikan saja?
4.Kapan harus anda putuskan

Terdapat Lima Metode Pengambilan keputusan.


1.Keputusan oleh penguasa tanpa diskusi kelompok.
2.Keputusan oleh penguasa setelah diskusi kelompok.
3.Keputusan oleh minoritas.
4.Keputusan oleh suara terbanyak.
5.Keputusan dengan konsensus

X.PENUTUP
.
Sebagai penutup dari makalah ini ingin disarankan kepada pejabat ataupun guru-gur
pendidikan jasmani dan olahraga, pendidikan olahraga atau olahraga pendidikan untuk
mengelola pendidikan olahraga ini secara baik dan cermat dengan menggunakan prinsip-
prinsip manajemen terutama yang dipergunakan untuk mengelola pendidikan jasmani dan
olahraga.
Pada dasarnya terdapat tiga bagian program pendidikan jasmani dan olahraga , yaitu
1.Pembelajaran (instructional), wajib untuk semua siswa.
2.Intramural dan program olahraga rekreasi. (kegiatan diluar jam pelajaran , namun
kegiatannya terbatas di dalam sekolah)
3.Intersholastic. (pertandingan antar sekolah , bisa juga pertandingan antar sekolah yang
lasimnya diselenggarakan juga oleh POPSI).
Ketiga bagian program pendidikan jasmani dan olahraga itu juga dapat dilaksanakan pada
Perguruan Tinggi.
Demikianlah makalah singkat yang dapat disajikan , yang sebenarnya bahan ini disajikan
untuk memancing agar berlangsung diskusi antar para peserta. Semoga makalah ini ada
manfaatnya.

Jakarta , 4 Mei 2009.

HSK
DAFTAR PUSTAKA

1.Bucher, Charles A., Administration of Physical Education and Athletic Program, the C.V.
Mosby Company, St. Louis, 1979.

2.Bucher, Charles A., and Krotee, Marc L., Management of Physical Education and Sport,
McGraw-Hill, Boston, 2002.

3.Davis, Howard M., Basic Concept of Sport Information, Jeste Publishing Co., East
Longmeadow, 1993.

4.International Olympic Committee, Olympic Charter, IOC, Lausanne, 2001.

5.Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, Sistem Administrasi Negara Republik


Indonesia, CV. Haji Masagung, Jakarta , 1993.

6.Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Sistem Manajemen Nasional (Simenas),


Lemhannas, Jakarta , 1989.

7.Lewis, Guy, and Appenzeller, Herb , The Susccesful Sport Management, The Michie
Company Law Publishers, Charlottesville, Virginia, 1985.

8.Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Pola Dasar Pembangunan Olahraga, Kantor
Menpora, Jakarta, 1984.

9.Olympic Solidarity, Sport Administration Manual, IOC, Lausanne, 2005.

10.Parks, Janet B. and Quarterman, Jerome. , Editors, Contemporary Sport Management,


Human Kinetics, Champaign, IL, 2003..

11.Siagian, Sondang P., Filsafat Administrasi, CV Haji Masagung , Jakarta, 1989.

12.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3, Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan


Nasional, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Jakarta , 2007.

You might also like