Professional Documents
Culture Documents
“Maka disebabkan dari rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
(Q.S. Ali-Imran 3:159)
Firman Allah:
Kemudian Allah berfirman, "Jika kamu bersikap keras dan berhati kasar,
niscaya mereka menjauhkan diri darimu". Maksudnya jika bahasamu buruk dan kasar
1
hati kepada mereka, niscaya mereka akan menjauhkan diri dan meninggalkanmu.
Namun Allah menyatukan mereka kepadamu dan melembutkan perilakumu demi
menyatukan hati mereka. Abdullah bin Umar berkata, "Sesungguhnya, saya
menemukan sifat Rasulullah SAW dalam kitab-kitab terdahulu itu demikian,
'Sesungguhnya tutur katanya tidak kasar, hatinya tidak keras, tidak suka berteriak-
teriak di pasar, dan tidak suka membalas kejahatan lagi, namun dia memaafkan dan
mengampuninya.”
Allah Ta'ala berfirman, "Jika kamu telah bertekad bulat, maka bertawakallah
kepada Allah." Artinya, jika kamu telah bermusyawarah dengan mereka mengenai
suatu persoalan dan kamu telah meyakininya, maka bertawakallah kepada Allah
mengenai persoalan itu. "Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang
bertawakal.
C. Kesimpulan
Mengacu kepada surah Ali-Imran Ayat 159, maka di dalam pergaulan hidup
bermasyarakat, khususnya dalam bermusyawarah, hendaknya diterapkan prinsip-
prinsip umum berikut ini:
2
Melandasi musyawarah dengan hati yang bersih, tidak kasar, lemah lembut,
dan penuh kasih sayang.
Dalam bermusyawarah hendaknya bersikap dan berperilaku baik, seperti: tidak
berperilaku keras, dengan tutur kata yang sopan, saling menghormati, dan
saling menghargai.
Para peserta musyawarah hendaknya berlapang dada, bersedia member maaf
apabila dalam musyawarah itu terjadi perbedaan-perbedaan pendapat, dan
bahkan terlontar ucapan-ucapan yang menyinggung perasaan, juga bersedia
memohonkan ampun atas kesalahan para peserta musyawarah, jika memang
bersalah.
Hasil musyawarah yang telah disepakati bersama hendaknya dilaksanakan
dengan bertawakal kepada Allah SWT. Orang-orang yang bertawakal tentu
akan berusaha sekuat tenaga, diiringi dengan doa kepada Allah Azza Wajalla,
sedangkan hasilnya diserahkan kepada Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT
itu menyukai orang-orang yang bertawakal.
3
II. SURAH ASY-SYURA 42:38 TENTANG ANJURAN
BERMUSYAWARAH
َ ُُي ْنفِق
.ون ورى َب ْي َن ُه ْم َو ِممَّا َر َز ْق َنا ُه ْم
َ شُ صاَل َة َوأَ ْم ُر ُه ْم
َّ ِين اسْ َت َجابُوا ل َِرب ِِّه ْم َوأَ َقامُوا ال
َ َوالَّذ
Kalimat, “Dan urusan mereka adalah syura,” konotasinya bahwa mereka sudah
membiasakan syura dalam kehidupan sehari-hari mereka dan sudah menjadi sistem
kehidupan. Sedangkan kalimat, “Bersyuralah kalian,” adalah kata perintah yang
menuntut respon dari yang menerima perintah, mungkin melaksanakannya, mungkin
juga tidak, dan ketika dilaksanakan pun belum tentu berkelanjutan. Bisa jadi hanya
dilaksanakan sekali kemudian terputus tidak pernah dilakukan lagi.
4
B. Kesimpulan
Kesimpulan dari isi atau kandungan Surah Asy-Syura Ayat 38 tersebut adalah
menjelaskan sifat-sifat orang beriman yang akan memasuki surge yaitu: