Professional Documents
Culture Documents
XII IPA 4
208011/03
Soal : Jelaskan berbagai macam hormon tumbuh (zat pengatur hormon) serta
pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman!
Jawab:
Zat pengatur tumbuh (hormon) pada tanaman ialah senyawa organik yang dalam jumlah
sedikit dapat mendukung, menghambat dan mengubah proses fisiologis tumbuhan. Pada
konsentrasi tertentu hormon dapat memacu pertumbuhan,tetapi pada konsentrasi yang
tinggi dapat menekan pertumbuhan.
Auksin yang ditemukan Went kini diketahui sebagai asam indol asetat (IAA).
Selain IAA, tumbuhan mengandung tiga senyawa lain yang dianggap sebagai hormon
auksin, yaitu 4-kloro indolasetat (4 kloro IAA) yang ditemukan pada biji muda jenis
kacang-kacangan, asam fenil asetat (PAA) yang ditemui pada banyak jenis tumbuhan,
dan asam indolbutirat (IBA) yang ditemukan pada daun jagung dan berbagai jenis
tumbuhan dikotil.
Auksin adalah senyawa asam asetat dengan gugus indol bersama derivatnya.
Pusat pembentukan auksin adalah ujung keleoptil (pucuk tumbuhan). Jika terkena
cahaya matahari, auksin akan mengalami kerusakan sehingga menghambat
pertumbuhan tumbuhan. Hal ini menyebabkan batang membelok ke arah datangnya
cahaya karena pertumbuhan bagian yang tidak terkena cahaya, lebih cepat daripada
bagian yang terkena cahaya.
Auksin banyak diproduksi di jaringan meristem pada bagian ujung-ujung
tumbuhan, seperti kuncup bunga, pucuk daun dan ujung batang. Auksin tersebut
disebarkan ke seluruh bagian tumbuhan, tetapi tidak semua bagian mendapat bagian
yang sama. Bagian yang jauh dari ujung akan mendapatkan auksin lebih sedikit.
b. Giberelin
Giberelin adalah suatu zat yang memiliki sifat seperti auksin. Giberelin diperoleh
dari jamur Gibberella fujikuroi atau Fusarium moniliforme.
Giberelin pertama kali ditemukan di Jepang pada 1930 dari kajian terhadap
tanaman padi yang sakit. Padi yang terserang jamur Gibberella fujikuroi itu tumbuh
terlalu tinggi. Para ilmuwan Jepang mengisolasi zat dari biakan jamur tersebut. Zat ini
dinamakan giberelin. Bentuk-bentuk giberelin diantaranya adalah GA3, GA1, GA4, GA5,
GA19, GA20, GA37, dan GA38. Giberelin diproduksi oleh jamur dan tumbuhan tinggi.
Giberelin disintesis di hampir semua bagian tanaman, seperti biji, daun muda, dan
akar. Giberelin memiliki beberapa peranan, antara lain:
d. Asam Absisat
Asam Abscisat (ABA) adalah penghambat (inhibitor) pertumbuhan merupakan
lawan dari giberelin dan auksin. Hormon ini memaksa dormansi, mencegah biji dari
perkecambahan dan menyebabkan rontoknya daun, bunga dan buah. Secara alami
tingginya konsentrasi asam abscisat ini dipicu oleh adanya stress oleh lingkungan
misalnya kekeringan. Hormon ini dibentuk pada daun-daun dewasa. Asam absisat
mempunyai peran fisiologis diantaranya adalah:
1) Mempercepat absisi bagian tumbuhan yang menua, seperti daun, buah dan
dormansi tunas.
2) Menginduksi pengangkutan fotosintesis ke biji yang sedang berkembang dan
mendorong sintesis protein simpanan.
3) Mengatur penutupan dan pembukaan stomata terutama pada saat cekaman air.
e. Kalin
Kalin adalah hormon tumbuhan yang mempengaruhi pembentukan organ pada
tumbuhan. Berdasarkan organ yang dipengaruhinya, kalin dapat dibedakan atas:
1) Rizokalin, mempengaruhi pembentukan akar
2) Kalulokalin, mempengaruhi pembentukan batang
3) Filokalin, mempengaruhi pembentukan daun
4) Antokalin, mempengaruhi pembentukan bunga
f. Gas Etilen
Buah-buahan terutama yang sudah tua melepaskan gas yang disebut etilen. Etilen
disintesis oleh tumbuhan dan menyebabkan proses pemasakan yang lebih cepat. Selain
etilen yang dihasilkan oleh tumbuhan, terdapat etilen sintetik, yaitu etepon (asam 2-
kloroetifosfonat). Etilen sintetik ini sering di gunakan para pedagang untuk
mempercepat pemasakan buah. Oleh karena itu buah yang tua sering diletakkan di
tempat tertutup (diperam) agar cepat masak.
Etilen merupakan senyawa unik dan hanya dijumpai dalam bentuk gas. senyawa
ini memaksa pematangan buah, menyebabkan daun tanggal dan merangsang penuaan.
Tanaman sering meningkatkan produksi etilen sebagai respon terhadap stress dan
sebelum mati. Konsentrasi etilen fluktuasi terhadap musim untuk mengatur kapan
waktu menumbuhkan daun dan kapan mematangkan buah.
Selain memacu pematangan, etilen juga memacu perkecambahan biji, menebalkan
batang, mendorong gugurnya daun, dan menghambat pemanjangan batang kecambah.
Selain itu, etilen menunda pembungaan, menurunkan dominansi apikal dan inisiasi
akar, dan menghambat pemanjangan batang kecambah.
g. Asam traumatin
Jika tumbuhan terluka, luka tersebut dapat diperbaiki kembali. Kemampuanitu
disebut daya restitusi atau daya regenerasi. Peristiwa ini dapat terjadi karena adanya
asam traumatin.