You are on page 1of 9

Bab I

Pendahuluan

A. Latar belakang

Hiburan merupakan salah satu kebutuhan penunjang dalam kehidupan manusia.


Banyak cara dalam mendapatkan hoburan tersebut, salah satunya dari menonton. Film
animasi yang banyak digemari baik kalangan anak-anak sampai dewasa karena memang
banyak memberikan hiburan kepada penontonnya. Tidak hanya di Indonesia, bahkan di
semua Negara terdapat banyak penggemar film animasi. Tapi banyak juga kalangan yang
menyepelekan prospek film animasi dalam dunia bisnis. Padahal tidak bisa dipungkiri
produksi film ini bisa memberikan keuntungan yang besar seperti Jepang yang
memperoleh untung banyak dari mengekspor film kartun buatan mereka ke luar
negaranya.

Hal ini seharusnya ditiru oleh bangsa Indonesia. Karena di zaman yang serba canggih ini,
tidaklah begitu sulit untuk membuat film animasi. Sudah banyak software untuk membuat
animasi dengan begitu mudah tapi tentunya didukung dengan sumber daya manusia yang
produktif dan kreatif. Disamping bisa mengekspresikan bakat dan kemampuan dalam
membuat animasi juga diharapkan bisa mendapatkan keuntungan serta bisa dijadikan
mata pencaharian.

B. Maksud dan Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah diharapkan dapat memberikan pengertian serta
penjelesan tentang animasi kepada pembaca dan sebagai penerapan ilmu pengetahuan
dari penulis.
Bab II

Pembahasan

A. Tentang animasi

Animasi berasal dari kata ”Animation” yang dalam bahasa Inggris ”to animate” yang
berarti menggerakan. Jadi animasi dapat diartikan sebagai menggerakan sesuatu (gambar
atau obyek) yang diam. Dan, animasi (latin: anima) yang berarti jiwa, hidup, semangat.
Sedangkan animasi secara utuh diartikan sebagai gambar yang memuat objek yang
seolah-olah hidup, disebabkan oleh kumpulan gambar itu berubah beraturan dan
bergantian ditampilkan. Objek dalam gambar bisa berupa tulisan, bentuk benda, warna
dan spesial efek.

Sejarah animasi dimulai dari zaman purba, dengan ditemukannya lukisan-lukisan


pada dinding goa di Spanyol yang menggambarkan ”gerak” dari binatang-binatang. Pada
4000 tahun yang lalu bangsa Mesir juga mencoba menghidupkan suatu peristiwa dengan
gambar-gambar yang dibuat berurutan pada dinding.

Sejak menyadari bahwa gambar bisa dipakai sebagai alternatif media komunikasi,
timbul keinginan menghidupkan lambang-lambang tersebut menjadi cermin ekspresi
kebudayaan. Terbukti dengan diketemukannya berbagai artefak pada peradapan Mesir
Kuno 2000 sebelum masehi. Salah satunya adalah beberapa panel yang menggambarkan
aksi dua pegulat dalam berbagai pose.

Animasi sendiri tidak akan pernah berkembang tanpa ditemukannya prinsip dasar dari
karakter mata manusia yaitu: persistance of vision (pola penglihatan yang teratur). Paul
Roget, Joseph Plateau dan Pierre Desvigenes, melalui peralatan optic yang mereka
ciptakan, berhasil membuktikan bahwa mata manusia cenderung menangkap urutan
gambar-gambar pada tenggang waktu tertentu sebagai suatu pola. Dalam
perkembangannya animasi secara umum bisa didefinisikan sebagai suatu sequence
gambar yang diekspos pada tenggang waktu tertentu sehingga tercipta sebuah ilusi
gambar bergerak.
B. Jenis-Jenis Animasi

Animasi 2D (2 Dimensi)

Animasi ini yang paling akrab dengan keseharian kita. Biasa juga disebut dengan film
kartun. Kartun sendiri berasal dari kata Cartoon, yang artinya gambar yang lucu.
Memang, film kartun itu kebanyakan film yang lucu. Contohnya banyak sekali, baik yang
di TV maupun di Bioskop. Misalnya: Looney Tunes, Pink Panther, Tom and Jerry,
Scooby Doo, Doraemon, Mulan, Lion King, Brother Bear, Spirit, dan banyak lagi. Meski
yang populer kebanyakan film Disney, namun bukan Walt Disney sebagai bapak animasi
kartun. Contoh lainnya adalah Felix The Cat, si kucing hitam. Umur si kucing itu sudah
lumayan tua, dia diciptakan oleh Otto Messmer pada tahun 1919. Namun sayang, karena
distribusi yang kurang baik, jadi kita sukar untuk menemukan film-filmnya. Bandingkan
dengan Walt Disney yang sampai sekarang masih ada misalnya Snow White and The
Seven Dwarfs (1937) dan Pinocchio (1940).

Animasi 3D (3 Dimensi)

Perkembangan teknologi dan komputer membuat teknik pembuatan animasi 3D


semakin berkembang dan maju pesat. Animasi 3D adalah pengembangan dari animasi
2D. Dengan animasi 3D, karakter yang diperlihatkan semakin hidup dan nyata, mendekati
wujud manusia aslinya. Semenjak Toy Story buatan Disney (Pixar Studio), maka
berlomba-lombalah studio film dunia memproduksi film sejenis. Bermunculanlah, Bugs
Life, AntZ, Dinosaurs, Final Fantasy, Toy Story 2, Monster Inc., hingga Finding Nemo,
The Incredible, Shark Tale. Cars, Valian. Kesemuanya itu biasa juga disebut dengan
animasi 3D atau CGI (Computer Generated Imagery).

Animasi Tanah Liat (Clay Animation)

Kata orang, meskipun sekarang sudah jamannya Pizza dan Bistik, namun terkadang
kita juga masih kangen dengan masakan tradisional seperti sayur asem. Ungkapan
tersebut cocok buat animasi Clay Animation.
Jenis ini yang paling jarang kita dengar dan temukan diantara jenis lainnya. Padahal
teknik animasi ini bukan termasuk teknik baru seperti pada saat Toy Story membuka era
baru animasi 3D. Bahkan, boleh dibilang nenek moyangnya animasi. Karena animasi
pertama dalam bentuk CIay Animation. Meski namanya clay (tanah liat), yang dipakai
bukanlah tanah liat biasa. Animasi ini memakai plasticin, bahan lentur seperti permen
karet yang ditemukan pada tahun 1897. Tokoh-tokoh dalam animasi Clay dibuat dengan
memakai rangka khusus untuk kerangka tubuhnya, lalu kerangka tersebut ditutup dengan
plasficine sesuai bentuk tokoh yang ingin dibuat. Bagian-bagian tubuh kerangka ini,
seperti kepala, tangan, kaki, disa dilepas dan dipasang lagi. Setelah tokoh-tokohnya siap,
lalu difoto gerakan per gerakan. Foto-foto tersebut lalu digabung menjadi gambar yang
bisa bergerak seperti yang kita tonton di film. Animasi Clay termasuk salah satu jenis dari
Stop-motion picture. Film Animasi Clay Pertama dirilis bulan Februari 1908 berjudul, A
Sculptors Welsh Rarebit Nightmare. Untuk beberapa waktu yang lalu juga, beredar film
clay yang berjudul Chicken Run.

Animasi Jepang (Anime)

Film-film yang dibahas diatas adalah kebanyakan buatan Amerika dan Eropa. Namun,
Jepang pun tak kalah soal animasi. Jepang sudah banyak memproduksi anime (sebutan
untuk animasi Jepang). Berbeda dengan animasi Amerika, anime Jepang tidak semua
diperuntukkan untuk anak-anak, bahkan ada yang khusus dewasa.
Bicara tentang anime, ada tokoh legendaris, yaitu Dr. Osamu Tezuka. Beliau menciptakan
Tetsuwan Atom atau lebih dikenal dengan Astro Boy. Seperti film animasi Amerika atau
Eropa, Anime juga terdiri dari beberapa jenis, tapi yang membedakan bukan cara
pembuatannya, melainkan formatnya, yaitu serial televisi, OVA, dan film bioskop.
 

Berdasarkan teknik pembuatannya animasi dibedakan menjadi sepuluh jenis yaitu :


animasi cel, animasi frame, animasi sprite, animasi path, animasi spline, animasi vektor,
animasi clay, morphing, animasi digital dan animasi karakter.

C. Software Animasi 3 Dimensi

Software animasi 3D mempunyai fasilitas dan kemampuan yang canggih untuk


membuat animasi 3 dimensi. Fasilitas dan kemampuan tersebut antara lain, membuat
obyek 3D, pengaturan gerak kamera, pemberian efek, import video dan suara, serta masih
banyak lagi. Beberapa software animasi 3D mempunyai kemampuan khusus, misalnya
untuk animasi figure(manusia), animasi landscape (pemandangan), animasi title (judul),
dll. Karena kemampuannya yang canggih, dalam penggunaannya diperlukan pengetahuan
yang cukup tinggi dan terkadang rumit. Contoh dari Software Animasi 3D ini antara lain:
• 3D Studio Max
• Maya
• Poser (figure animation)
• Bryce (landscape animation)
• Vue (landscape animation)
• Cinema 4D
• Blender (gratis)
• Daz3D (gratis)

D. Contoh Pembuatan Animasi 3D dengan Menggunakan 3D Studi Max

Penggunaan 3D Max Studio 4.2 untuk pembuatan model karakter mempunyai dua
metode, yaitu low polygon character modelling dan patch character modelling. Disini
kita menggunakan low polygon character modelling. Metode ini dimulai dengan
pembuatan obyek sederhana seperti garis yang kemudian dikombinasikan sehingga
membentuk struktur tubuh dari karakter. Setelah selesai melakukan pembentukan struktur
tubuh, dilakukan metode extrude untuk membuat bentuk yang semula terdiri dari garis-
garis menjadi model tiga dimensi.
Dan lebih lanjut, untuk membuat model tiga dimensi tersebut menjadi lebih halus, dapat
dilakukan metode mesh smooth. Metode mesh smooth ini adalah salah satu fasilitas
terbaik yang ada di 3D Max Studio untuk membuat poligon yang halus dengan
berbasiskan poligon sederhana. Model karakter yang dibuat pada aplikasi ini adalah
karakter manusia, dimana hasil setelah pembuatan garis dan melakukan metode seperti
dijelaskan di atas, dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Setengah Model Karakter

Untuk pertama kali, hanya diperlukan pembuatan setengah model karakter karena
setelah selesai akan bisa dilakukan mirroring terhadap sumbu z untuk pembentukan
karakter penuh. Untuk kepala, tangan, dan kaki dari karakter dibuat secara terpisah
dengan menggunakan metode yang sama dan pada akhirnya nanti akan digabung
dengan tubuh karakter. Walaupun dimungkinkan untuk membuat secara utuh
sekaligus tapi dengan pembuatan secara terpisah ini akan mendapat keuntungan yaitu
pengaturan yang mudah. Dan sama dengan pembuatan tubuh, kepala juga dibuat
hanya setengah dan setelah selesai dilakukan mirroring untuk membuatnya menjadi
satu kepala yang utuh. Hasil karakter secara lengkap dapat dilihat pada gambar 2
berikut ini.
Gambar 2. Model Karakter Lengkap
Bab III
Penutup

A. Kesimpulan
Saat ini, animasi yang paling popular adalah animasi 3D. Sudah banyak animasi 3D
yang diciptakan para animator diseluruh dunia. Untuk membuatnya pun tidak begitu sulit
karena sudah banyak software yang ada untuk membuat animasi 3D salah satunya adalah
3D Studio Max.

B. Saran
Dengan bakat dan sarana yang ada, para animator-animator indonesia harusnya lebih
berkarya besar dalam membuat animasi karena sangatlah bisa menghasilkan keuntungan
yang besar juga.
Referensi

http://elista.akprind.ac.id/staff/catur/Multimedia/05-Data%20Multimedia-Animasi.pdf

http://www.scribdss.com/doc/16169959/Pembuatan-Animasi-Dengan-Macro-Media-Flash-8-1

http://puslit.petra.ac.id/journals/pdf.php?PublishedID=INF04050202

You might also like