You are on page 1of 12

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA LABA AKUNTANSI DAN LABA TUNAI DENGAN

DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

LAINY MUMMAIZA

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

FAHMI NATIGOR NASUTION

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Abstract

This research aims are to know the relation between the accountancy profit and cash
dividend and also to know the relation between the cash profit and cash dividend.

This research is a hypotesis examining research to know the correlational relation


among the variables. The populations of this research are the manufacturing companies which
listed at The Indonesian Stock Exchange. The samples of this research are 41 manufacturing
companies which were selected with certain criterias by purposive sampling method. The data
of this research are quantitative data. The data sources of this research are secondary data from
publicised annual reports for the 2005-2007 period and from the Indonesian Capital Market
Directory 2008. The technic of data collecting is documentation technic. The methods of data
analyzing are using the Spearman Rank correlation and t test.

This research shows that the value of the Spearman Rank correlation for 2005-2007
period between the accountancy profit and dividend cash also between the cash profit and cash
dividend are > 0. The t test between the accountancy profit and dividend cash also between the
cash dividend and cash dividend shows that the values of t > t table.

Keywords: Accountancy Profit, Cash Profit, Cash Dividend

1. Pendahuluan

Investor sebelum bertransaksi di pasar modal, terlebih dahulu melakukan penilaian


terhadap perusahaan yang menerbitkan (menawarkan) sahamnya di bursa efek. Dalam hal ini
akuntansi berfungsi sebagai penyedia informasi. Laporan keuangan inilah yang menjadi dasar
bagi investor untuk membuat keputusan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi
tersebut. Kinerja perusahaan yang sering menjadi indikator kinerja adalah laba yang terdapat
dalam laporan laba rugi yang merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan.

Laba yang diperoleh suatu perusahaan akan ditahan sebagai laba ditahan (retained
earnings) dan sisanya inilah akan dibayar kepada investor berupa dividen. Jumlah laba yang
dihasilkan perusahaan akan menjadi salah satu faktor yang akan dipertimbangkan perusahaan
dalam membayar dividen. Dividen yang dibayarkan oleh suatu perusahaan kepada investor
tentunya dipengaruhi oleh kebijakan dividen dari masing-masing perusahaan. Dividen yang bisa
diperoleh oleh para investor ada dua jenis, yaitu dividen kas dan non kas. Dividen kas (cash
dividend) adalah dividen yang dibayarkan perusahaan pada investor dalam bentuk uang tunai.
Pada kenyataannya para investor lebih tertarik pada pembayaran dividen dalam bentuk uang
tunai, sebab dapat meminimalisir ketidakpastian atas investasinya pada suatu perusahaan. Oleh
karena itu, mayoritas perusahaan sering mempertimbangkan laba tunai yang pada dasarnya
adalah laba akuntansi setelah disesuaikan dengan transaksi-transaksi non kas antara lain seperti
beban penyusutan, beban amortisasi, penjualan kredit, beban gaji, beban pajak, dan beban bunga
yang belum dibayar, serta pembelian kredit, dalam menentukan besarnya dividen yang
dibagikan.

Kondisi yang terjadi pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa
Efek Indonesia pada 2005-2007 adalah banyaknya perusahaan yang tidak membagikan
dividennya khususnya dalam bentuk tunai, padahal sebagian besar perusahaan manufaktur
tersebut memperoleh laba. Bahkan pada beberapa perusahaan tidak teratur setiap tahun
membagikan dividennya pada pemegang saham. Hal tersebut tentunya kurang sesuai dengan
teori dari Gordon Litner yaitu “The bird in the hand theory”. Menurut Suherli dan Harahap
(2004:23), “Gordon mengemukakan Bird in the Hand Theory menyatakan bahwa dengan
mendapatkan dividen (a bird in the hand) adalah lebih baik dari pada saldo laba (a bird in the
bush) karena pada akhirnya saldo laba tersebut mungkin tidak akan pernah terwujud sebagai
masa depan (it can fly away)”. Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa para investor
beranggapan dividen yang diterima dalam bentuk kas lebih menggambarkan seberapa besar
return dari modal yang mereka tanamkan dan memberikan kepuasan tersendiri. Hal tersebut
sangat penting dan harus diperhatikan perusahaan karena investor sangat penting bagi
perusahaan. Maka berdasarkan uraian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
2. Tinjauan Pustaka

2.1 Laporan Keuangan

Menurut Soemarso (2004:34) “Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk
para pembuat keputusan, terutama pihak di luar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil
usaha perusahaan”. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan
tersebut. Laporan keuangan juga dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang perusahaan di
masa lampau. Selain itu laporan keuangan juga dapat memberikan petunjuk untuk penetapan
kebijakan di masa yang akan datang. Jadi, selain untuk menyediakan informasi bagi pihak-pihak
yang berkepentingan dalam menilai kinerja manajemen perusahaan untuk membuat keputusan,
juga sebagai alat pertanggungjawaban manajemen kepada pihak yang menanamkan dananya di
perusahaan. Informasi laporan keuangan dipakai oleh banyak kelompok dengan tujuan yang
berbeda. Hal tersebut terjadi sebab mereka memiliki ekspektasi yang berbeda terhadap laporan
keuangan itu sendiri. Komponen laporan keuangan terdiri dari neraca ( balance sheet ), laporan
laba rugi ( income statement ), laporan perubahan ekuitas ( statement of shareholder’s equity ),
laporan arus kas (cash flow statement ), catatan atas laporan keuangan ( notes to financial
statement ).

2.2 Laba Akuntansi

Belkaoui (2000:32) menyatakan bahwa “Laba akuntansi secara operasional didefinisikan


sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu
periode dan berhubungan dengan biaya historis”. Di dalam laba akuntansi terdapat berbagai
komponen yaitu kombinasi beberapa komponen pokok seperti laba kotor, laba usaha, laba
sebelum pajak dan laba sesudah pajak. Sehingga dalam menentukan besarnya laba akuntansi
investor dapat melihat dari perhitungan laba setelah pajak. Laba akuntansi merupakan ukuran
yang baik dari kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk
meramalkan arus kas masa depan. Laba akuntansi diukur berdasarkan konsep akuntansi akrual.
Tujuan utama dari akuntansi akrual adalah untuk pengukuran laba. Dua proses utama dalam
pengukuran laba adalah pengakuan pendapatan dan pengaitan beban. Laporan laba rugi yang
disusun berdasar basis akrual lebih akurat untuk menaksir prospek aliran kas dari pada laporan
laba rugi yang disusun berdasar basis kas.
2.3 Laba Tunai

Laba tunai disebut juga dengan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan. Laba bersih
perusahaan adalah hal yang penting, tetapi arus kas lebih penting lagi karena dividen harus
dibayar secara tunai dan karena kas diperlukan dalam membeli aktiva untuk melanjutkan operasi
perusahaan. Pada umumnya arus kas bersih perusahaan berbeda dengan laba akuntansi, karena
beberapa pendapatan dan beban yang tercantum dalam laporan laba-rugi tidak dibayar secara
tunai selama satu tahun. Hubungan antara arus kas bersih dan laba bersih dapat ditunjukkan
melalui perhitungan arus kas bersih.

Arus kas bersih = Laba bersih – Pendapatan non kas + Beban non kas

Contoh utama beban non kas adalah penyusutan. Pos ini mengurangi laba bersih tetapi tidak
dibayarkan secara tunai, sehingga kita akan menambahkan kembali beban ini ke laba bersih
dalam menghitung arus kas bersih. Pada dasarnya laba tunai merupakan arus kas dari aktivitas
operasi perusahaan.

2.4 Dividen Kas

Perusahaan akan bertumbuh dan berkembang, kemudian pada waktunya akan


memperoleh keuntungan atau laba. Laba ini terdiri dari laba yang ditahan dan laba yang
dibagikan. Dari seluruh laba yang diperoleh perusahaan sebagian dibagikan kepada pemegang
saham berupa dividen. Mengenai penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan itulah yang
merupakan kebijakan dividen pimpinan perusahaan. Adapun tujuan dari pembagian dividen
adalah untuk memaksimumkan kemakmuran bagi para pemegang saham, karena tingginya
dividen yang dibayarkan akan mempengaruhi harga saham. Dividen dapat dibayarkan dalam
bentuk dividen tunai (cash dividend), dividen dalam bentuk aktiva yang lain (property dividend),
dividen dalam bentuk surat utang (notes), ataupun dividen dalam bentuk saham (stock dividend).
Dividen kas adalah distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah perusahaan kepada pemegang
sahamnya. Para investor beranggapan dividen yang diterima dalam bentuk kas lebih
menggambarkan seberapa besar return dari modal yang mereka tanamkan dan memberikan
kepuasan tersendiri.
2.5 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang
mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti. Kerangka konseptual juga merupakan
tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis. Berdasarkan latar
belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu, maka peneliti membuat
kerangka konseptual penelitian seperti yang tertera pada gambar.

Laba Akuntansi

(x1)
Dividen Kas
Laba Tunai
(Y)
(x2)

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Sumber: Penulis, 2009

Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka dapatlah dibuat justifikasi hubungan


antara variabel independen dengan dependen. Laba akuntansi merupakan laba bersih yang
didapat dari selisih antara pendapatan yang operatif maupun tidak dan seluruh biaya operatif
maupun tidak. Laba akuntansi mempengaruhi jumlah dividen kas sebab semakin besar laba
akuntansi yang merupakan laba bersih perusahaan, maka makin besar jumlah dividen yang dapat
dibagikan kepada para pemegang saham khususnya dalam penelitian ini yaitu dalam bentuk
dividen kas. Laba akuntansi dalam pembagiannya sebagai dividen kas tentunya dipengaruhi
beberapa antara lain seperti ketersediaan kas perusahaan, sebab laba akuntansi merupakan
gabungan dari laba tunai maupun non tunai. Laba tunai merupakan laba akuntansi yang telah
disesuaikan dengan transaksi-transaksi non kas, seperti beban penyusutan, beban amortisasi,
penjualan kredit, pembelian kredit, beban gaji, beban pajak, dan beban bunga yang belum
dibayar. Laba tunai juga mempengaruhi jumlah dividen kas sebab jika makin besar jumlah laba
yang dihasilkan perusahaan dalam bentuk kas, maka makin besar jumlah dividen yang dibagikan
perusahaan dalam bentuk kas. Dari justifikasi di atas, dapat dilihat bahwa jumlah laba akuntansi
maupun laba tunai mempengaruhi jumlah dividen kas yang dibagikan oleh perusahaan kepada
pemegang saham.
2. 6 Hipotesis Penelitian

Erlina ( 2008:49 ) menyatakan “Hipotesis adalah preposisi yang dirumuskan dengan


maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi merupakan ungkapan atau penyataan yang dapat
dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan
atau memprediksi fenomena-fenomena”. Hipotesis masih perlu diuji kebenarannya karena masih
bersifat jawaban sementara atas suatu masalah. Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka
konseptual yang diuraikan sebelumnya dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
a. ada hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas,
b. ada hubungan antara laba tunai dengan dividen kas.

3. Metode Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah penelitian pengujian hipotesis.
Pengujian hipotesis merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar
variabel, yakni hubungan yang bersifat korelasional. Menurut Rochaety et.al. (2007:74) ”Studi
korelasional yaitu studi yang dilakukan apabila peneliti tertarik untuk menggambarkan variabel-
variabel yang penting yang berhubungan dengan suatu masalah”.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:115). Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan-
perusahaan manufaktur tersebut adalah yang terdaftar selama tahun 2005-2007.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2008:116). Menurut Sumarni (2006:77), “Purposive sampling adalah teknik
mengambil sampel dengan menyesuaikan diri berdasar kriteria atau tujuan tertentu (disengaja)”.
Purposive sampling di sini menggunakan judgement sampling, yaitu teknik pengambilan sampel
dengan beberapa kriteria tertentu. Beberapa kriteria yang ditentukan adalah :

1. perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2005 – 2007,


2. perusahaan tidak pernah mengalami kerugian dan selalu memperoleh laba selama tahun
2005-2007,
3. perusahaan tersebut membayar dividen kas pada tahun 2005 – 2008,
4. perusahaan menerbitkan laporan keuangan pada tahun 2005-2007.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif. Menurut Kuncoro
(2003:124) ”Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik”. Sumber data
penelitian ini merupakan data sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa
laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan dari Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007.
Data penelitian ini merupakan pooled data yang bersifat kuantitatif. Menurut Jogiyanto
(2006:54) ”Panel data atau pooled data adalah gabungan dari data yang melibatkan satu waktu
tertentu dengan banyak sampel (cross sectional) dan data yang melibatkan urutan waktu (time
series)”. Data penelitian didapatkan dari hasil publikasi laporan keuangan perusahaan
manufaktur yang di BEI dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2008. Data tersebut
dikumpulkan secara runtut waktu (time series).

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah teknik
dokumentasi. Teknik dokumentasi yang dilakukan yaitu dengan cara mengumpulkan data berupa
laporan keuangan setiap perusahaan sampel setiap periode penelitian (2005, 2006 dan 2007).
Sumber data adalah Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2008 dan situs Bursa Efek
Indonesia www.idx.co.id.

Pada penelitian ini, yang menjadi variabel independen adalah laba akuntansi (X1) dan laba
tunai (X2). Laba akuntansi (X1) dalam penelitian ini adalah selisih antara pendapatan yang
operatif maupun tidak dan seluruh biaya operatif maupun tidak. Laba tunai (X2) dalam penelitian
ini adalah laba akuntansi yang telah disesuaikan dengan transaksi-transaksi non kas. Variabel
dependen pada penelitian ini adalah dividen kas (Y) yang merupakan laba dalam bentuk uang
kas yang dibayarkan kepada pemegang saham di mana pembagiannya berdasarkan hasil
keputusan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham ).

4. Analisis Hasil Penelitian

4.1 Korelasi Spearman Rank

Menurut Sarwono (2009:69), “Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada
dan tidaknya hubungan dua variabel atau lebih berskala ordinal (non-parametrik)”. Menurut
Widayat (2002:152), dalam menghitung koefisien korelasi Rank Spearman ( ) digunakan
sebuah rumus.
= 1 - 6∑
n( -1)
keterangan:
d = peringkat untuk tiap pasangan
n = jumlah pasangan pengamatan

Berikut ini adalah nilai korelasi Spearman Rank yang menunjukkan hubungan antara laba
akuntansi dengan dividen kas maupun antara laba tunai dengan dividen kas selama periode
pengamatan.
1. Laba akuntansi dengan dividen kas
Nilai korelasi Spearman Rank pada hubungan ini menunjukkan angka 0,836 pada tahun
2005, angka 0,903 pada tahun 2006, dan angka 0,884 pada tahun 2007.
2. Laba tunai dengan dividen kas
Nilai korelasi Spearman Rank pada hubungan ini menunjukkan angka 0,713 pada tahun
2005, angka 0,737 pada tahun 2006, dan angka 0,714 pada tahun 2007.

4.2 Uji t

Menurut Sarwono (2009:61) “Pengujian hipotesis untuk korelasi secara manual


digunakan uji t”. Hasil dari perhitungan t hitung ini nantinya kan dibandingkan dengan nilai t
tabel untuk menunjukkan hipotesis yang akan diterima. Uji t dapat dihitung dengan memakai
sebuah rumus.

t= r

Pengambilan keputusan untuk menggunakan angka pembanding t tabel menggunakan


kriteria. Berdasarkan hasil tersebut, maka akan dapat dilihat hipotesis yang diterima. Berikut
adalah 2 kriteria yang digunakan dalam mengambil keputusan.

1. Jika t hitung > t tabel, Ho ditolak; Ha diterima.

2. Jika t hitung < t tabel, Ho diterima; Ha ditolak.

Berikut adalah nilai dari t hitung pada hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas
maupun antara laba tunai dengan dividen kas.
1. Laba akuntansi dengan dividen kas
Nilai t hitung pada hubungan ini menunjukkan angka 9,51 pada tahun 2005, angka 13,13
pada tahun 2006, dan 11,81 pada tahun 2007.
2. Laba tunai dengan dividen kas
Nilai t hitung pada hubungan ini menunjukkan angka 6,353 pada tahun 2005, angka 6,8
pada tahun 2006, dan 6,368 pada tahun 2007.
4.3 Pembahasan Hasil Analisis

Dari angka-angka yang diperoleh di atas dapat dilihat hasil dari kedua macam pengujian
di atas dapat dibuat pembahasan seperti di bawah ini.
1. Nilai korelasi Rank Spearman
Nilai korelasi Spearman Rank selama periode pengamatan yaitu dari tahun 2005 hingga
2007, baik antara laba akuntansi dengan dividen kas maupun antara laba tunai dengan
dividen kas menunjukkan nilai koefisien yang > 0 dan mendekati 1. Hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas
maupun antara laba tunai dengan dividen kas.
2. Nilai uji t
Nilai uji t pada kedua hubungan di atas selama periode pengamatan yaitu dari tahun 2005
hingga 2007, baik antara laba akuntansi dengan dividen kas maupun antara laba tunai
dengan dividen kas menunjukkan nilai t hitung yang lebih besar dari .Hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara laba tunai dengan dividen kas.

Hasil dari penelitian ini sejalan dengan teori bahwa terdapat hubungan yang positif antara
laba akuntansi dan laba tunai dengan dengan dividen kas, yang berarti bahwa makin tinggi laba
akuntansi ataupun laba tunai, maka makin tinggi dividen kas yang dapat dibagikan. Hasil dari
penelitian ini juga sejalan dengan hasil dari penelitian terdahulu, di mana hasil dari seluruh
penelitian terdahulu dalam penelitian yaitu oleh Sagala(2006), Pangaribuan(2007),
Sihombing(2006), dan Ariyanti(2007) yang juga meneliti tentang analisis hubungan antara laba
akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas juga menunjukkan hasil yang sama bahwa terdapat
hubungan atau korelasi antara laba akuntansi dan laba tunai serta menunjukkan hasil bahwa
korelasi laba akuntansi lebih kuat terhadap dividen kas jika dibandingkan dengan korelasi laba
tunai dengan dividen kas. Hasil tersebut dapat dilihat dari nilai korelasi Spearman Rank selama
periode pengamatan pada korelasi laba akuntansi dengan dividen kas menunjukkan nilai yang
lebih besar jika dibandingkan dengan nilai korelasi laba tunai dengan dividen kas. Hal tersebut
tentunya bertentangan dengan dengan teori dari Gordon Litner yaitu “The bird in the hand
theory”di mana maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa para investor beranggapan
dividen yang diterima dalam bentuk kas lebih menggambarkan seberapa besar return dari modal
yang mereka tanamkan dan memberikan kepuasan tersendiri. Hal tersebut berarti bahwa
seharusnya laba tunai lebih dominan korelasinya dalam pembagian dividen kas, tetapi hasil dari
penelitian ini malah menunjukkan bahwa laba akuntansi lebih dominan korelasinya. Keadaan ini
tentunya dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti misalnya ketersediaan kas perusahaan,
likuiditas perusahaan, kebijakan dividen perusahaan dan lain hal sebagainya.

5. Kesimpulan dan saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan
dari penelitian ini.
1. Terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas.
Pada penelitian ini laba akuntansi menunjukkan korelasi yang lebih kuat.
2. Terdapat hubungan antara laba tunai dengan dividen kas.

5.2 Keterbatasan Penelitian

1. Variabel independen yang dibahas dalam penelitian ini terbatas, hanya laba akuntansi dan laba
tunai. Hal tersebut masih kurang, jika mengingat bahwa banyak faktor-faktor lain yang
mempengaruhi dividen kas, seperti: kas, likuiditas perusahaan, dan faktor-faktor penting lainnya.

2. Pada penelitian ini yang menjadi sampel perusahaan yang diteliti hanya terbatas pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI.

3. Rentang waktu penelitian ini hanya selama tahun 2005 hingga 2007.

5.3 Saran
1. Bagi perusahaan sebaiknya turut mempetimbangkan faktor-faktor lain yang juga
mempengaruhi dividen kas. Selain itu perusahaan sebaiknya lebih mengutamakan
pembagian berdasarkan laba akuntansi, karena berdasarkan hasil penelitian didapatkan
bahwa nilai koefisien korelasi laba akuntansi dengan dividen kas menunjukkan koefisien
yang lebih besar jika dibandingkan dengan koefisien korelasi laba tunai dengan dividen
kas.
2. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya perusahaan yang akan diteliti lebih luas agar dapat
lebih merepresentasikan korelasi antar variabel pada penelitian ini, sehingga diharapkan
dapat diperoleh hasil yang lebih baik.
3. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya rentang waktu penelitian lebih diperpanjang agar
hasil yang dicapai dapat lebih baik.
REFERENCES

Ariyanti, Fitri, 2007, “Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai Dengan
Dividen Kas Pada Industri Barang Konsumsi di Indonesia”, Skripsi. Fakultas
Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Belkaoui, Ahmed Riahi, 2000. Teori Akuntansi. Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Kedua,
Penerbit USU PRESS, Medan.

Harahap, Sofyan Syafri, 2007. Teori Akuntansi. Edisi Revisi, Cetakan Kesembilan, PT.Raja
Grafindo Persada, Jakarta.

Horngren, Charles T, Gary L Sundem, John A.Elliot, 2000. Pengantar Akuntansi Keuangan.
Edisi 6, alih bahasa Alfonsus Sirait, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2008. Standar Akuntansi Keuangan. Cetakan Kedua, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.

Jogiyanto, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman-


Pengalaman. Penerbit:BPFE, Yogyakarta.

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku

Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan

Skripsi, Medan.

Kieso, Donald, Jerry Weygandt, dan Terry D Warfield, 2002. Akuntansi Intermediate. Edisi
Kesepuluh, Jilid 1, alih bahasa Emil Salim, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta.

Kusnadi, Lukman Syamsudin, dan Kertahadi, 2001. Teori Akuntansi. Penerbit : Universitas
Brawijaya, Malang.

Muqodim, 2005. Teori Akuntansi, Edisi ke-1, Ekonisia, Yogyakarta.

Pangaribuan, Reagen, 2007, “Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Kas Dengan
Dividen Kas ( Studi Kasus : Perusahaan Industri Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ
tahun 2002-2004“, Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Rochaety, Ety, Ratih Tresnati, dan Abdul Madjid Latief, 2007. Metodologi Penelitian
Bisnis:Dengan Aplikasi SPSS. Edisi Pertama, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.
Sagala, Dewi Natalia, 2006, ”Pengaruh Earnings dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen
Tunai Yang Diterima oleh Pemegang Saham Perusahaan Manufaktur Tbk di Bursa
Efek Jakarta”, Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sarwono, Jonathan, 2009. Statistik Itu Mudah : Panduan Lengkap Untuk Belajar Komputasi
Statistik Menggunakan SPSS 16. Penerbit CV ANDI, Yogyakarta.

Sihombing, Barita Stepanus, 2006, “Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai
Dengan Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur (Studi Kasus Pada Perusahaan
Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di BEJ)”, Skripsi, Universitas Sumatera Utara,
Medan.

Sjahrial, Dermawan, 2007. Manajemen Keuangan Lanjutan. Edisi Pertama, Penerbit Mitra
Wacana Media, Jakarta.

Soemarso, S.R, 2004. Akuntansi:Suatu Pengantar. Edisi Kelima, Buku 1, Penerbit Salemba
Empat, Jakarta.

Stice, Earl K, James D. Stice dan Fred K. Skousen, 2004. Intermediate Accounting. Buku Dua,
Edisi 15, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keduabelas, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Suherli dan Sofyan S Harahap, 2004. Studi Empiris Terhadap Faktor Penentu

Kebijakan Dividen. Jakarta: Jurnal Media Riset Akuntansi, Auditing, dan

Informasi, Volume 4 Nomor 1.

Suliyanto, 2006. Metode Riset Bisnis. Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Sumarni, Murti dan Salamah Wahyuni, 2006. Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit ANDI,
Yogyakarta.

Widayat dan Amirullah, 2002. Riset Bisnis. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Wild, John J, Subramanyam, dan Robert F.Halsey, 2005. Analisis Laporan

Keuangan. Edisi Kedelapan, Jilid 1, alih bahasa Yanivis Bachtiar dan

S.Nurwahyu Harahap, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

www.idx.co.id

You might also like