You are on page 1of 10

BERPIKIR

DOSEN PENGAMPU : Drs H. SARJONO, M.Si

DISUSUN OLEH:

RAHMAT IBRAHIM 10410117

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 5


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2010
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB. I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN MASALAH

BAB. II PEMBAHASAN MASALAH


A. PENGERTIAN BERPIKIR

BAB. III PENUTUP


A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
ii

KATA PENGANTAR

Alhamdullilah, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat
limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah ini tepat waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini disusun untuk menambah nilai mata Kuliah Pengantar Psikologi
semester ganjil (satu) di Perguruan Tinggi UIN sunan kalijaga Yogyakarta.

Makalah ini telah disusun dengan usaha yang maksimal. Namun, apabila
menurut pembaca masih ada kekurangan dan kesalahan. Kami harapkan saran
perbaikan yang sifatnya membangun. Demi kesempurnaan karya tulis selanjutnya.

Yogyakarta, 20 Oktober 2010

Penyusun
i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Berpikir adalah tingkah laku yang menggunakan ide-ide yaitu proses simbolis.
Contohnya, kalau kita membayangkan suatu makanan yang tidak ada maka kita
menggunakan ide (berpikir) atau simbol-simbol tertentu.

Dalam makalah ini di jelaskan pengertian berpikir, dan macam-macam kegiatan


berpikir itu seperti apa.

1.2 TUJUAN MASALAH

Sesuai tugas yang diberikan dosen mata kuliah Pengantar Psikologi semester
satu, bahwa tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas Kuliah Pengantar psikologi
serta untuk menambah nilai Pengantar psikologi. Serta memberikan masukan kepada
para mahasiswa/ mahasiswi UIN SUNAN KALIJAGA tentang pengertian berfikir
itu seperti apa.
1

BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

2.1 PENGERTIAN BERPIKIR


2.1.1 Pengertian Berpikir
Berpikir adalah tingkah laku yang menggunakan ide untuk membantu seseorang
berpikir.
Macam-macam kegiatan berpikir dapat kita golongkan sebagai berikut:
1. Berpikir asosiatif, yaitu proses berpikir di mana suatu ide merangsang
timbulnya ide lain. Jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak
ditentukan atau diarahkan sebelumnya, jadi ide-ide timbul secara bebas.
Jenis-jenis berpikir asosiatif:
a. Asosiasi bebas: Suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain,
tanpa ada batasnya. Misalnya, ide tentang makan dapat merangsang
timbulnya ide tentang restoran dapur, nasi atau anak yang belum
sempat diberi makanan atau hal lainnya.
b. Asosiasi terkontrol: Satu ide tertentu menimbulkan ide mengenai hal
lain dalam batas-batas tertentu. Misalnya, ide tentang membeli mobil,
akan merangsang ide-ide lain tentang harganya, pajaknya,
pemeliharaannya, mereknya, atau modelnya, tetapi tidak merangsang
ide tentang hal-hal lain di luar itu seperti peraturan lalu lintas, polisi
lalu lintas, mertua sering meminjam barang-barang, piutang yang
belum ditagih, dan sebagainya.1

1
Di ambil sebagai contoh untuk mempermudah kita dalam memahami apa itu asosiasi terkontrol.
c. Melamun: yaitu menghayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas, juga
mengenai hal-hal yang tidak realistis.2
2
d. Mimpi: ide-ide tentang berbagai hal yang timbul secara tidak disadari
pada waktu tidur. Mimpi ini kadang-kadang terlupakan pada waktu
terbangun, tetapi kadang-kadang masih dapat diingat.
e. Berpikir artistik: yaitu proses berpikir yang sangat subjektif. Jalan
pikiran sangat dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan diri pribadi
tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Ini sering dilakukan oleh para
seniman dalam mencipta karya-karya seninya.
2. Berpikir terarah, yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumya.
Dan diarahkan pada sesuatu, biasanya diarahkan pada pemecahannya
persoalan. Dua macam berpikir terarah, yaitu:
a. Berpikir kritis yaitu membuat keputusan atau pemeliharaan terhadap
suatu keadaan.
b. Berpikir kreatif, yaitu berpikir untuk menentukan hubungan-
hubungan baru antara berbagai hal, menemukan pemecahan baru
dari suatu soal, menemukan sistem baru, menemukan bentuk artistik
baru dan sebagainya.
Dalam berpkir selalu dipergunakan simbol, yaitu sesuatu yang dapat mewakili segala
hal dalam alam pikiran. Misalnya perkataan buku adalah simbol uang mewakili benda
yang terdiri dari lembaran-lembaran kertas yang dijilid dan tertulis huruf-huruf. Di
samping kata-kata, bentuk-bentuk simbol antara lain angka-angka dan simbol
matematika, simbol simbol yang dipergunakan dalam peraturan lalu lintas, not musik,
mata uang, dan sebagainya.3
Telah dikatakan di atas, bahwa berpikir terarah diperlukan dalam memecahkan
persoalan-persoalan. Untuk mengarahkan jalan pikiran kepada pemecahan persoalan,
maka terlebih dahulu diperlukan penyusunan strategi. Ada dua macam strategi umum
dalam memecahkan persoalan:
2
Tidak realistis adalah tidak berdasarkan pada kenyataan.
3
Biasanya dengan melihat simbol akan mempermudah kita dalam memikirkan sesuatu.
3

1. Strategi menyeluruh: di sini persoalan dipandang sebagai suatu keseluruhan


dan dipecahkan untuk keseluruhan itu.
2. Strategi detailistis: di sini persoalan di bagi-bagi dalam bagian-bagian dan
dipecahkan bagian demi bagian.
Kesulitan dalam memecahkan persoalan dapat ditimbulkan oleh:
1. Set: pemecahan persoalan yang berhasil biasanya cenderung dipertahankan
pada persoalan-persoalan yang berikutnya (timbul: set). Padahal belum tentu
persoalan berikut itu dapat dipecahkan dengan cara yang sama. Dalam hal ini
akan timbul kesulitan-kesulitan terutama kalau orang yang bersangkutan tidak
mau mengubah dirinya.
2. Sempitnya pandangan: sering dalam memecahkan persoalan, seseorang hanya
melihat satu kemungkinan jalan keluar. Meskipun ternyata kemungkinan yang
satu ini tidak benar, orang tersebut akan mencobanya terus, karena ia tidak
melihat jalan keluar yang lain. Tentu saja ia akan mengalami kegagalan.
Kesulitan seperti ini disebabkan oleh sempitnya padangan orang tersebut.
Sehingga tidak dapat melihat adanya beberapa kemungkinan jalan keluar.
4

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian kami yang telah diuraikan pada bab pembahasan masalah
dapatlah disimpulkan hal-hal berikut:
1. Berpikir adalah seseorang yang berpikir bukan saja dengan otaknya
tetapi berpengaruh juga dengan keseluruhan anggota tubuhnya.
2. Berpikir selalu berdampingan dalam mengingat suatu peristiwa/
kejadian masa lampau, yang telah terjadi pada diri kita sendiri
maupun orang lain.
3. Berpikir yang bermanfaat maka akan menghasilakn hal yang sangat
baik (positif) apabila berpikir yang tidak bermanfaat maka akan
menghasilkan hal yang buruk (negatif).
4. Berpikir dapat menyelesaikan semua masalah yang kita hadapi.

3.2 SARAN
Berpikir merupakan cara yang baik dalam proses belajar. Oleh karena itu sebagai
kaum pelajar kita harus mengembangkannya dalam kehidupan sehari-hari. Utamakan
berpikir dalam melakukan setiap pekerjaan, biar apa yang kita lakukan tidaklah sia-
sia.
5
DAFTAR PUSTAKA

 Fauzi, Ahmad.Drs. H. 1999. Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK.


Bandung: Pustaka Setia.
 www.wikipedia.org/wiki/emosi

You might also like