Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
In this study, the use of recirculation system equiped with submerged bed biofilter and
trickling filter were compared with the control, static system. The recirculation system
equiped with submerged bed biofilter consisted of three main devices : (1) culture tank,
(2) settling tank, and (3) biofilter; and the recirculation system equiped with trickling
filter consisted of two main devices : (1) culture tank and (2) biofilter. For all
experiments, a 50 x 35 x 25 cm3 rectangular tank was used and filled with 40 liter of
freshwater. The temperature culture was maintained stable at 27 + 10C by mean of
submerged water heater and the culture water was aerated constantly by using aeration
system. The 4 month old of gourami with initial mean body weight of 9 + 0,23 g and
initial mean body length of 7 + 0,14 cm were used. The fish stocking density was 15
individuals/culture tank and for the feeding management, total commercial feed of 3%
from the total fish body weight was delivered by following 2x1 feeding frequency. The
culture system was performed during 30 days culture period and trial was run by
using three replicates per treatment and repeated by time. Several key parameter such
as biological parameter (mean weight, total length and survival rate) and water quality
(DO, temperature, pH, NH4+, NO2- and NO3-) were measured during the study.
Based on the results, the gourami cultured in the recirculation system with trickling
filter had highest weight of 15,09 + 0,04 g, body length of 9,35 + 0,25 cm, growth rate of
0,24 + 0,01 g/day, survival rate of 82,2% and biomass of 186,06 + 0,32 g, followed by
the recirculation system with submerged bed filter (weight of 14,67 + 0,22 g, body length
of 9,30 + 0,25 cm, growth rate of 0,23 + 0,03 g/day, survival rate of 80% and biomass of
176,04 + 6,45 g), and the lowest weight of 13,13 + 0,10 g, body length of 9,10 + 0,13 cm,
growth rate of 0,17 + 0,01 g/day, survival rate of 44,47% and biomass of 87,58 + 7,37 g
were obtained in the static culture. All of the parameters measured in the recirculation
2 DiSainTek Vol. 01, No. 01 Desember 2007
system with trickling filter were not significantly different (p>0,05) compared to
recirculation system with submerged bed filter. However, all parameters obtained in
both recirculation system were significantly different (p<0,05) compared to the static
system except for weight and body length. In term of water quality, the use of
recirculation system contributed to the lower and more stable NH4+ and NO2- level
compared to the static system. Based on the results, it could be concluded that the
application of recirculation system could maintain a better water quality during
nursery phase of gourami (Osphronemus gourami Lac.) and enable the culture system
increase its productivity.
Keywords : gourami, biofilter, submerged bed, trickling filter, recirculation system, water
quality
budidaya yang terkontrol dan lebih Budidaya gurami terbagi atas empat
higienis, kebutuhan akan ruang/lahan tahap yang terdiri dari tahap pemijahan,
relatif kecil, kemudahan dalam pemeliharaan larva, pendederan, dan
mengendalikan, memelihara, dan pembesaran. Secara umum, tahapan
mempertahankan suhu serta kualitas air budidaya gurami dapat dilihat pada gambar
(Helfrich dan Libey, 2000). 1.
Kondisi-kondisi tersebut di atas dapat Tahapan Budidaya Gurami
tercipta karena adanya komponen biofilter
Pemijahan Larva Pendederan Pembesaran
yang merupakan komponen utama sistem
resirkulasi akuakultur. Biofilter adalah alat • Dimulai dari
pemilihan induk,
• Fase sejak telur
menetas hingga
• Pemeliharaan
benih P I – P V
• Fase
membesarkan
untuk memelihara mikroorganisme yang peneluran,
pembuahan
umur 12-15 hari
• Dilakukan di
• P V – benih
berbobot 100 gr
benih yang
berbobot 100 gr
hingga penetasan
berguna dalam proses nitrifikasi (Akbar, telur
wadah terkontrol
dan bak semen
• Dilakukan di
kolam, bak
500 gr
• Dilakukan di
• Induk betina :5-
2003). 10 tahun
(semen/fiberglass),
keramba, dan
kolam mengalir,
kolam tadah
• Induk jantan : 2- kantong jaring hujan, kantong
3 tahun apung. jaring apung, bak
semen, dan
• Dilakukan di
1. 2 Masalah Yang Akan Diteliti kolam pemijahan
keramba
tergantung pada musim (Tetzlaff dan perbaikan kualitas air dalam pengolahan
Heidinger, 1990). Sistem resirkulasi air limbah, terutama dari aspek biologisnya
merupakan budidaya intensif yang (Akbar, 2003).
merupakan alternatif menarik untuk Biofilter merupakan filter yang terdiri
menggantikan sistem ekstensif, dan cocok dari media tempat bakteri dapat hidup
diterapkan di daerah yang memiliki lahan (Helfrich dan Libey, 2003). Ada empat tipe
dan air terbatas (Suresh dan Lin, 1992). biofilter dasar yaitu submerged bed,
Komponen dasar sistem resirkulasi trickling filter, fluidized bed, dan rotating
akuakultur terdiri dari : biocontactor (Tetzlaff dan Heidinger,
1. bak pemeliharaan ikan / tangki kultur 1990).
(growing tank) yaitu tempat Biofilter submerged bed memiliki
pemeliharaan ikan, dapat dibuat dari substrat/media biofilm yang terdedah
plastik, logam, kayu, kaca, karet atau secara konstan dalam fasa air. Medium
bahan lain yang dapat menahan air, biofilter yang bisa digunakan sangat
tidak bersifat korosif, dan tidak bervariasi seperti batu kerikil, batu kapur,
beracun bagi ikan. plastik, dan ‘gravel’ dengan bermacam-
2. penyaring partikulat (sump particulate) macam berat dan ukuran (Akbar, 2003).
yang bertujuan untuk menyaring materi Prinsip kerja biofilter submerged bed
padat terlarut agar tidak menyumbat adalah sebagai berikut. Air dari dasar
biofilter atau mengkonsumsi suplai biofilter (effluent) naik ke atas permukaan
oksigen. air biofilter melalui pipa yang di bagian
3. biofilter merupakan komponen utama bawahnya terdapat selang aerasi
dari sistem resirkulasi. Biofilter (mekanisme “air lift”). Naiknya air
merupakan tempat berlangsungnya disebabkan gaya dorong dari udara yang
proses biofiltrasi beberapa senyawa dipompakan ke dasar biofilter melalui
toksik seperti NH4+ dan NO2-. Pada selang aerasi tersebut. Air keluar dari
dasarnya, biofilter adalah tempat lubang-lubang di bagian atas pipa dan
bakteri nitrifikasi tumbuh dan masuk kembali ke dalam biofilter. Setelah
berkembang. melewati substrat, air masuk kembali ke
4. penyuplai oksigen (aerator) yang dalam ‘air lift’. Skema biofilter submerged
berfungsi untuk mempertahankan bed terlihat pada Gambar 2.
kadar oksigen terlarut dalam air agar
tetap tinggi.
5. pompa resirkulasi (water recirculation
pump) yang berfungsi untuk
mengarahkan aliran air.
Penggunaan sistem resirkulasi pada
akuakultur, dapat memberikan keuntungan
yaitu memelihara lingkungan kultur yang Gambar 2 Diagram skematik bak biofilter
submerged bed untuk proses nitrifikasi (Wheaton,
baik pada saat pemberian pakan untuk 1998).
pertumbuhan ikan secara optimal.
Kelebihan sistem resirkulasi dalam Reaktor trickling filter terdiri dari
mengendalikan, memelihara dan bidang substrat yang menggantung di
mempertahankan kualitas air menandakan udara (tidak tenggelam) dan dasar terbuka.
bahwa sistem resirkulasi memiliki Fasa air mengucur dari bagian atas
hubungan yang erat dengan proses melewati bidang substrat. Selanjutnya fasa
PENGGUNAAN SISTEM RESIRKULASI DALAM PENDEDERAN BENIH IKAN GURAMI 5
(Hernawati)
OUTLET
PIPA
PIPA
2. METODE PIPA
Bakteri Nitrifikasi
POMPA BAK PEMELIHARAAN Ð
105
cfu/ml
15 ekor setiap bak pemeliharaan. Kondisi Rasio manfaat/biaya > 1, usaha layak
suhu dijaga pada kisaran suhu 270 + 10C diupayakan
dengan menggunakan submerged bed Rasio manfaat/biaya < 1, usaha tidak
water heater. Ukuran bak pemeliharaan layak diupayakan
adalah 50 x 35 x 25 cm3 dengan volume air Rasio manfaat/biaya = 1, usaha dalam
40 liter. Masing-masing bak dilengkapi kondisi impas.
aerasi untuk suplai oksigen terlarut dan Analisis SWOT (Strengths,
homogenasi kultur. Lama penelitian ini Weaknesses, Opportunities, Threats) juga
adalah 30 hari, dengan dua kali ulangan. dilakukan terhadap pengembangan sistem
Pakan yang diberikan adalah pelet apung resirkulasi.
komersial sebanyak 3% dari berat tubuh,
dua kali dalam satu hari.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran parameter fisika kimia
perairan terdiri dari kadar oksigen terlarut, Pada penelitian ini, hasil yang dicari
pH, suhu, kadar amonium, nitrit dan nitrat adalah kinerja kultur yang optimal dengan
dilakukan setiap hari.. membandingkan antara sistem resirkulasi
Parameter biologi yang diukur selama dengan dua tipe biofilter dan sistem statis
penelitian adalah berat dan panjang ikan, (batch) yang meliputi pertumbuhan dan
serta jumlah kematian ikan. kesintasan benih yang tinggi serta kualitas
Data parameter biologi yang diperoleh air yang mendukung kehidupan benih
selama penelitian selanjutnya dianalisis gurami. Pertumbuhan dan kesintasan yang
secara statistik dengan uji analisis varian ( tinggi akan meningkatkan produktivitas
One-way ANOVA ) untuk mengetahui biomassa kultur, sedangkan kualitas air
derajat perbedaan dari setiap perlakuan adalah pendukung utama proses untuk
selama penelitian. Untuk mengetahui menciptakan kinerja kultur yang optimal.
signifikansi perbedaan rata-rata dengan Secara umum, penggunaan sistem
tingkat kepercayaan 95% digunakan uji resirkulasi berpengaruh positif terhadap
Tukey-HSD. pertumbuhan dan kesintasan benih ikan
Analisis usaha merupakan kegiatan gurami. Sistem resirkulasi menunjukkan
yang amat penting untuk mengetahui kestabilan kualitas air terutama kadar
gambaran keuntungan dari usaha amonium (NH4+), nitrit (NO2-) dan pH.
pemeliharaan benih gurami pada tahap Substrat CaCO3 yang digunakan pada
pendederan menggunakan sistem sistem resirkulasi membuat pH air kultur
resirkulasi. Perhitungan ekonomi menurut cenderung lebih stabil dibandingkan pada
Khairuman dan Amri (2005), sistem kultur statis (batch/kontrol). Selain
menggunakan rumus-rumus sebagai itu dari segi analisis usaha, penggunaan
berikut : sistem resirkulasi pada usaha pendederan
a. Pendapatan bersih/tahun = Total benih ikan gurami yang diterapkan pada
Produksi – Total Operasional skala kecil mampu memberikan
b. Rasio Manfaat/Biaya = pendapatan keuntungan dan kelayakan usaha
bersih : Total biaya operasional dibandingkan dengan sistem kultur statis.
c. Titik Impas Harga = total biaya Analisis SWOT dilakukan pada
operasional : produksi pengembangan sistem resirkulasi secara
d. Titik Impas Volume Penjualan = berkelanjutan agar menghasilkan strategi
total biaya operasional : harga jual yang akan dipilih.
Dengan kriteria :
8 DiSainTek Vol. 01, No. 01 Desember 2007
0.25
filter, tidak terdapat kadar amonium dan
0.2
nitrit yang melebihi normal dan nilainya
(gram/hari)
0.15
cenderung stabil. Hal ini terjadi karena
0.1
0.05
berjalannya proses nitrifikasi yang lebih
0
cepat daripada sistem kultur statis. Oleh
1 2 3
Minggu ke-
4 karena itu, laju pertumbuhan pada sistem
Submerged bed Trick ling filter Kontrol resirkulasi dengan dua tipe biofilter
cenderung mengalami peningkatan dan
PENGGUNAAN SISTEM RESIRKULASI DALAM PENDEDERAN BENIH IKAN GURAMI 9
(Hernawati)
berbeda secara signifikan (p<0,05) dengan berpengaruh pada daya tahan tubuh ikan
sistem kultur statis. (Durborow et al., 1997a). Daya tahan
Tingkat kesintasan benih ikan gurami tubuh ikan yang melemah akan
pada masing-masing perlakuan terjadi menimbulkan stres dan penyakit sehingga
penurunan dengan laju yang berbeda. menimbulkan kematian. Pada sistem kultur
Setelah 30 hari periode kultur, penggunaan statis ini, tidak dilakukan pergantian air.
sistem resirkulasi dengan tipe biofilter Oleh karena itu, kadar amonium dan nitrit
trickling filter memiliki nilai kesintasan dalam kultur lebih tinggi dibandingkan
tertinggi sebesar 82,22 + 0,00%, pada sistem resirkulasi dengan
kemudian diikuti oleh sistem resirkulasi menggunakan tipe biofilter submerged bed
dengan tipe biofilter submerged bed 80.00 dan tipe trickling filter .
+ 3.85% dan sistem statis (batch/kontrol) Biomassa atau hasil panen yang
sebesar 44.47 + 3.85% (Gambar IV. 4). diperoleh dalam suatu sistem budidaya
secara langsung dipengaruhi oleh tingkat
120
kesintasan dan kecepatan tumbuh dari
100
individunya. Perpaduan antara kedua
faktor ini akan berpengaruh terhadap
Kesintasan (%)
80
peningkatan produksi biomassa dari jenis
60
hewan budidaya, dengan demikian
40
efisiensi pemanfaatan lahan budidaya akan
20
tergantung dari keseimbangan antara
0
0 10 20 30
tingkat kesintasan dan pertumbuhannya
Hari ke-
Submerged bed Trick ling filter Kontrol
(Sasmita, 2006).
200 186.06
Gambar 11 Persentase kesintasan benih ikan 176.04
gurami yang dipelihara dalam sistem resirkulasi
Biomassa (gram)
150
dengan tipe biofilter submerged bed, tipe trickling
filter dan sistem kultur statis (batch/kontrol) 87.58
100
penggunaan sistem resirkulasi dengan dua Gambar 13 Kadar amonium pada sistem
tipe biofilter ini berbeda secara signifikan resirkulasi dengan submerged bed filter, trickling
filter dan sistem statis (batch).
dengan penggunaan sistem kultur statis
(batch/kontrol). Tingginya tingkat
biomassa pada sistem resirkulasi dengan Stabilnya kadar amonium pada sistem
tipe trickling filter, dipengaruhi oleh resirkulasi, disebabkan pula oleh stabilnya
tingkat kesintasan yang paling tinggi nilai pH dan berada pada nilai yang
selama periode penelitian dan berat rata- optimum (7 – 8). Apabila pH cenderung
rata akhir yang diperoleh. Kondisi asam, maka kadar amonium dalam air akan
biomassa yang tinggi ini tentunya meningkat sedangkan apabila pH
ditunjang oleh kestabilan kualitas air cenderung basa maka amonia berada
seperti kadar amonium, nitrit, kandungan dalam bentuk NH3 yang sangat toksik
oksigen terlarut, pH dan suhu. (Wurts dan Durborow, 1992).
Kadar nitrit selama periode kultur
pada sistem resirkulasi dengan dua tipe
3. 2 Kualitas Air Kultur
biofilter cenderung stabil sedangkan pada
Tingginya kadar amonium dalam sistem statis, kadar nitrit berfluktuasi.
sistem kultur statis diakibatkan oleh 1
akumulasi sisa pakan dan materi organik 0.9
0.8
Kadar Nitrit (mg/l)
0.12
0.1 sistem statis akan meningkatkan kadar
0.08 nitrit apabila pemberian pakan tidak
0.06 dikurangi (Losordo et al., 1999). Kadar
0.04 nitrit yang tinggi di dalam darah, akan
0.02
menyebabkan terhambatnya transport
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 oksigen (Durborow et al., 1997b).
Pengukuran ke-
Kadar nitrat terlihat meningkat seiring
Submerged bed Trick ling filter Kontrol
bertambahnya periode kultur walaupun
PENGGUNAAN SISTEM RESIRKULASI DALAM PENDEDERAN BENIH IKAN GURAMI 11
(Hernawati)
10
13
16
19
22
25
28
1
7
Hari ke-
(>120 mg/L) pada air kultur dapat Submerged bed Trick ling filter Kontrol
menyebabkan penyakit Old Tank
Syndrome yang dapat menyebabkan Gambar 16 Kadar oksigen terlarut pada sistem
kematian mendadak pada ikan (Anonim, resirkulasi dengan submerged bed filter, trickling
filter dan sistem statis (batch).
2001).
0.35 Kestabilan nilai pH dijumpai pada
0.3
sistem resirkulasi. Hal ini berkaitan dengan
Kadar Nitrat (mg/L)
0.25
penggunaan CaCO3 dalam biofilter sebagai
0.2
0.15
substrat untuk bakteri nitrifikasi. Ion
0.1 kalsium penyusun garam anorganik CaCO3
0.05 merupakan pembentuk basa kuat dan jika
0 bercampur dengan air akan menyebabkan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hari ke- suasana basa dan meningkatkan pH air.
Submerged bed Trick ling filter Kontrol CaCO3 merupakan senyawa
buffer/penyangga yang dapat berfungsi
Gambar 15 Kadar nitrat pada sistem resirkulasi sebagai pengatur pH air dengan menjaga
dengan submerged bed filter, trickling filter dan
sistem statis (batch). keseimbangan kimiawi antara asam
karbonat dan bikarbonat melalui reaksi
sebagai berikut :
Kandungan oksigen terlarut (DO) H2CO3 ' HCO3- + H+.
cenderung stabil walaupun terlihat sedikit Hal ini menyebabkan pH air pada sistem
menurun pada awal periode kultur resirkulasi menjadi lebih stabil
khususnya pada sistem statis. Rendahnya dibandingkan pada sistem kultur statis
kandungan oksigen terlarut pada sistem (batch).
kultur statis disebabkan oleh tingginya 9
konsumsi oksigen untuk mendekomposisi 8.5
7.5
Penggunaan sistem resirkulasi dengan tipe 7
13
16
19
22
25
28
1
Hari ke-
karena desainnya yang unik. Substrat Submerged bed Trick ling filter Kontrol
biofilter dapat berfungsi sebagai tempat
kontak difusi oksigen dan air serta Gambar 17 Nilai pH pada sistem resirkulasi
memiliki ruang/pori-pori yang mampu dengan submerged bed filter, trickling filter dan
meningkatkan kelarutan oksigen di dalam sistem statis (batch).
12 DiSainTek Vol. 01, No. 01 Desember 2007
29
28 pengembangan dan penggunaan sistem
27
26 resirkulasi dalam pendederan benih gurami
25
24
adalah menggunakan seluruh kekuatan
23
22
(Strengths) yang dimiliki untuk
memanfaatkan peluang (Opportunities)
10
13
16
19
22
25
28
1
Hari ke-
Submerged bed Trick ling filter Kontrol
yang ada. Namun demikian, untuk
mengoptimalkan seluruh aspek-aspek
Gambar 18 Suhu pada sistem resirkulasi dengan kekuatan diperlukan upaya untuk
submerged bed filter, trickling filter dan sistem menyempurnakan berbagai kelemahan
statis (batch).
(Weaknesses) yang ada dan selalu waspada
terhadap ancaman (Threats) yang dapat
Suhu merupakan salah satu faktor menghalangi tercapainya tujuan.
yang penting dan berpengaruh terhadap Strategi yang dipilih untuk
konsumsi oksigen pada organisme akuatik. mengembangkan penggunaan sistem
Suhu secara langsung mempengaruhi laju resirkulasi dalam pendederan benih gurami
proses biologi dan kadar oksigen terlarut. adalah :
Kebutuhan akan oksigen dan laju Penggunaan sistem resirkulasi
konsumsi oksigen bervariasi tergantung untuk skala usaha
pada faktor biotik dan abiotik termasuk Mengintensifkan pendidikan dan
aktivitas, temperatur lingkungan, salinitas, pelatihan bagi pembudidaya gurami
berat badan dan pakan (Brett, 1987). untuk mempercepat transfer
Pengaruh suhu terhadap konsumsi oksigen teknologi
tidak sama untuk spesies tertentu pada Mendorong produksi bakteri
berbagai tahap kehidupannya, variasi nitrifikasi dalam skala usaha
fisiologi tergantung pada umurnya Pengembangan penelitian tentang
sehingga respons metabolik bervariasi sistem resirkulasi dalam skala
(Vernberg, 1983). laboratorium hingga skala usaha.
[7] Brett, J., (1987), Environmental Factors Indonesia), California Academy Science,
Affecting Growth in Hoare, W. H., Randall, D. San Francisco.
J., Brett, S. R. (Eds.), Fish Physiology, Vol. 8,
[21] Sasmita J., P. G., (2006), Pengembangan
Academic Press, New York.
Teknologi ‘Zero-Water Discharge’ dan
[8] Brown, M. E., (1962), The Physiology of Aplikasi Bakteri Nitrifikasi dalam Tahap
Fishes, Metabolism, Vol. I, Academic Press Pendederan Udang Galah (Macrobrachium
Inc., New York. rosenbergii (de Man)), Tesis Magister
Biologi, Institut Teknologi Bandung.
[9] Cookson, J. T. Jr., (1995), Bioremediation
Engineering Design and Application, McGraw- [22] Suantika, G., (2001), Development of a
Hill Inc., Texas. Recirculation System for The Mass Culturing
of The Rotifer Brachionus plicatilis, Ph. D
[10] Durborow, M. R., Crosby, M. D., and
Thesis in Applied Biological Science,
Brunson,W. M., (1997a), Ammonia in Fish
Universiteit Gent, Belgium.
Ponds, SRAC Publication, 463.
[23] Suresh, A. V. and Lin, C. K., (1992), Effect
[11] ___________________________________.,
of Stocking Density on Water Quality and
(1997b), Nitrite in Fish Ponds, SRAC
Production of Red Tilapia in Recirculated
Publication, 462.
Water System, Aquacultural Engineering, 11
[12] Forteath, N., Wee, L. and Frith, M., (1993), : 1-22.
Water Quality, in P. Hart and O’Sullivan
[24] Tetzlaff, B. L. and Heidinger, R. C., (1990),
(eds) Recirculation System : Design,
Basic Principles of Biofiltration and System
Construction and Management, University
Design, SIUC Fisheries Bulletin No. 9, SIUC
of Tasmania at Launceston, Australia.
Fisheries and Illinois Aquaculture Center.
[13] Helfrich, L. A. and Libey, G., (2000), Fish
[25] Vernberg, F. J., (1983), Respiratory
Farming In Recirculating Aquaculture
Adaptations, The Biology of Crustacea,
System (RAS), Departement of Fisheries and
Environmental Adaptations, vol. 8,
Wildlife Sciences, Virginia.
Academic Press, New York.
[14] Helfrich, L. A. and Libey, G., (2003), Fish
[26] Wheaton, F., (1998), Biological Filtration:
Farming In Recirculating Aquaculture
Design and Operation, Agricultural
System (RAS), Departement of Fisheries and
Engineering Department, The University of
Wildlife Sciences, VirginiaTech.
Maryland, College Park, Maryland,
[15] Insan, I., (2000), Teknik Pembenihan Ikan
http://www.aquanic.org/publicat/state/il-
Gurami dengan Media dan Pakan yang
in/ces/ces-240_biofilter.htm
Terkontrol, Warta Penelitian Perikanan
Indonesia, 6, No. 2. [27] Wurts, A. W. and Durborow, M. R., (1992),
Interactions of pH, Carbon Dioxide,
[16] Jangkaru, Z., (1998), Memacu Pertumbuhan
Alkalinity and Hardness in Fish Ponds,
Gurami, cetakan I, Penebar Swadaya,
SRAC Publications, 464.
Jakarta.
[28] http://www.dkp.go.id/statistik.htm
[17] Khairuman dan Amri, K., (2005), Pembenihan
dan Pembesaran Gurami Secara Intensif, [29] http://www.epa.gov/owmitnet/mtbfact.htm
AgroMedia Pustaka, Jakarta.
[18] Losordo, M. T., Rakocy, J. and Masser, P.
M., (1999), Recirculating Aquaculture Tank
Production System : Management of
Recirculating System, SRAC Publication,
452.
[19] Metcalf and Eddy, (1991), Wastewater
Engineering : Treatment, Disposal and
Reuse, McGraw-Hill, Inc., Singapore.
[20] Roberts, T. R., (1989), The Freshwater Fishes
of Western Borneo (Kalimantan Barat