You are on page 1of 13

Bahan Bakar Padat

Modul : Bahan Bakar Padat

47
Bahan Bakar Padat

Bahan Bakar Padat Kandungan abu dan airnya rendah (5-10%). Kalau kandungan abunya tinggi,
biasanya dipakai pada “steam power plant”. Batubara yang berwarna hitam tidak
Contoh: bersifat higroskopis.
1. Kayu dan sisa tumbuhan: kadar abu rendah, kadar air relatif tinggi (tergantung pada 3.3. Anthracite: batubara yang terjadi pada umur geologi yang paling tua. Struktur
spesies dan umur pohon, iklim, kondisi penyimpanan). kompak, berat jenis tinggi, berwarna hitam metalik, kandungan VCM rendah,
Kandungan air = W kandungan abu dan air rendah, mudah ditepung. Kalau dibakar, hampir seluruhnya
kkal habis terbakar tanpa timbul nyala. Nilai kalor atas ≥ 8300 kkal/kg.
Nilai kalor (rumus pendekatan): Q L = (4400 − 50 W )
kg Semi -anthracite mempunyai sifat antara bituminous coal dan anthracite.
Termasuk sis a tanaman: batang tebu, kulit buah, sekam, jerami, dll. 3.4. Shale, adalah hasil penguraian tumbuh-tumbuhan dan binatang mikroorganisme
2. “Peat”, bahan yang terbentuk dari dekomposisi dan disintegrasi tanaman graminae di dasar rawa atau danau membentuk bahan seperti lumpur yang disebut
(seperti tebu, bambu, alang-alang) oleh tekanan air di dalam rawa. Kandungan “sapropel”. Sapropel yang bercampur dengan sedimen mineral membentuk massa
abunya tergantung pada lumpur rawa. Bahan bersifat higroskopis. Kandungan airnya yang kompak yang disebut “combustible shale”.
tergantung pada kondisi pengeringan, transportasi dan penyimpanan. Nilai kalor Kadar abunya tinggi, VCM tinggi, nilai kalor rendah. Nilai kalor antara 1350-2700
bawahnya 1700-3000 kkal/kg. kkal/kg. Batubara digolongkan menurut kandungan C-nya, dengan istilah “rank”.
3. Batubara (= Bahan Bakar Fosil) “Rank” menunjukkan derajat perubahan komposisi kimiawi selama transisi dari
Berdasarkan asal dan umur geologisnya, digolongkan sebagai berikut: selulosa menjadi grafit. Kalau rank rendah, derajat perubahan kimiawinya kecil,
- lignite, kandungan VCM -nya rendah.
- bituminous coal, % FC
Rasio bahan bakar (= fuel ratio) =
- anthracite. % VCM

3.1. Lignite: terbentuk dari tumbuh-tumbuhan yang mengalami karbonisasi atau Rasio bahan bakar untuk anthracite = 10-60

perkayaan akan kandungan C di bawah lapisan tanah dalam jangka waktu yang semi -anthracite = 6-10

lama. semi-bituminous = 3-7

Berdasarkan umur geologisnya digolongkan atas: bituminous = 0.5-3

- pitch lignite: lebih muda daripada lignite, 3.5. Nilai Kalor Batubara

- lignite. * Rumus pendekatan Mendeleyev; berlaku juga untuk semua bahan bakar padat.

Kadar N, O, VCM, S dan air tinggi. Lignite bersifat higroskopis, nilai kalor bawah Q L = 81 C + 246 H + 26 (O − S V ) − 6 W

sekitar 1500-4500 kkal/kg. Q L = NHV = LHV = nilai kalor bawah (kkal/kg).


3.2. Bituminous coal: terbentuk pada periode geologi “carboniferous” dari tumbuh-
C, H, O, SV , W : kandungan karbon, hidrogen, oksigen, belerang, air (% berat).
tumbuhan yang mengala mi karbonisasi. Nilai kalor 7000-8000 kkal/kg.
* Persamaan Calderwood; berlaku khusus untuk bituminous coal.

48
Bahan Bakar Padat

1.55 - abu, bahan mineral yang tak dapat terbakar,


 VCM 
C = 5. 88 + 0 .00512 (Q H − 40 .5S ) ± 0 .0053 80 − 100
 FC  - H net , hidrogen yang terbakar oleh oksidator, tidak termasuk dalam H yang ada

C, VCM, FC, S = % berat karbon, VCM, FC, belerang dalam batubara. dalam air eksternal dan air senyawa,

Q H = nilai kalor atas (BTU/lb). H net = H total − H yang ekivalen dengan O ,

Semua perhitungan persentase berdasarkan “udara kering”. Kalau: - C (karbon),

VCM - belerang (S), nitogen (N), dll.


100 > 80 , tanda negatif.
FC Proximate analysis: pengujian (laboratoris) terhadap bahan bakar padat
* Rumus Dulong; berlaku untuk semua batubara. berdasarkan atas sifat komponen yang mudah membentuk gas (volatile matter) dan

 O yang tidak mudah membentuk gas (non-volatile matter).


Q H = 14544 C + 62028  H −  + 4050 S
 8 Data proximate analysis:
Q H = nilai kalor atas (BTU/lb) - air eksternal,

C, H, O, S = fraksi berat karbon, hidrogen, oksigen, belerang - VCM = volatile combustible matter,
- FC = fixed carbon = non-volatile combustible matter,
 O
 H −  = fraksi berat “net hydrogen” = H net - abu = mineral.
 8
Air eksternal + VCM + FC + abu = 100%.
1
H net = total berat hidrogen - berat oksigen Bahan yang dapat terbakar (BDT) = combustible matter = VCM + FC.
8
Perhitungan/analisis didasarkan pada:
* Q L = Q H − 8. 94 × H × 1050
- udara kering, atau
Q L , Q H dalam BTU/lb
- bahan yang dibakar.
H = fraksi berat hidrogen, termasuk H net , H dalam air kelembaban, H dalam air

senyawa. Bahan Bakar Padat (Tambahan)


Analisa bahan bakar padat (khususnya batubara): Yang dibicarakan umumnya batubara, meskipun ada beberapa industri
- ultimate analysis (analisis tuntas), menggunakan kayu seperti genting. Industri kelapa sawit menggunakan tempurung
- proximate analysis (analisis pendekatan). kelapa. Bahan bakar padat umumnya terjadi karena proses alami selama berjuta-juta
Ultimate analysis: menentukan komposisi unsur-unsur yang ada dalam bahan tahun yang lalu dan umumnya mengandung C, H, O, N, S, P dan yang pokok C, H, O,
bakar, yaitu: C, H, O, N, S, P, abu, dll. Data pada analisis tuntas: S.
- kandungan air eksternal, yang menguap pada suhu ≥ 100 C, 0
Proximate analysis: analisis pendekatan, perhitungannya didasarkan pada :
- kandungan air senyawa = air yang terbentuk dari H dan O yang jumlahnya - udara kering (analisa orsat), atau
ekivalen, - bahan bakar yang dibakar (contoh: 100 kg, 1 mol).

49
Bahan Bakar Padat

Contoh Soal - karbon;


Sisa pembakaran = refuse : - kering, - hidrogen yang terbakar = hidrogen net atau “available hydrogen”, yaitu H yang
- VCM, tidak termasuk dalam air (“moisture:”) maupun air senyawa (“combined water”);
- FC, - sulfur, biasanya dalam jumlah kecil;
- abu. - nitrogen, juga dalam jumlah kecil, yaitu antara 1-3%.
Abu terpisah karena abu adalah bahan yang tidak dapat terbakar sehingga abu jika Hidrogen net adalah jumlah seluruh hidrogen dalam bahan bakar dikurangi dengan
diketahui jumlahnya dapat digunakan/dijadikan sebagai basis. hidrogen yang ekivalen dengan oksigen yang ada dalam bahan bakar.

 VCM   VCM 
Kalau   =  maka ada sebagian dalam batubara yang tidak
 FC  batubara  FC  refuse Analisa Pendekatan (“Proximate Analysis”)

terbakar. Analisa ini adalah pengujian laboratoris terhadap bahan bakar padat
didasarkan pada sifatnya yang dapat/mudah menguap atau membentuk gas (“volatile”),
 VCM   VCM 
Kalau   ≠  maka sebagian batubara hampir habis terbakar.
 FC  batubara  FC  refuse yaitu:
- kandungan air,
Dalam perhitungan nilai kalor batubara:
- kandungan bahan yang dapat terbakar dan mudah membentuk gas = “volatile
1 kal/kg = 1.8 BTU/lb
combustible matter” = VCM,
1 BTU/lb 0 F =
kal/gr0 C → satuan c p - kandungan bahan yang dapat terbakar dan tidak mudah membentuk gas = “non-

Semua H2 O ikut gas buang artinya tidak ada air yang menetes di dapur (“combustion volatile combustible matter” = karbon tetap = fixed carbon = FC,

chamber”). - kandungan abu.


Jumlah air + VCM + FC + abu = 100%

Istilah-Istilah Penting pada Bahan Bakar Padat Combustible = VCM + FC


= bagian yang berperan sebagai bahan bakar.

Analisa Tuntas (“Ultimate Analysis”) * Penentuan berat VCM: pembakaran cuplikan kering di dalam krus tertutup pada suhu

Analisa ini menentukan susunan unsur-unsur yang ada di dalam bahan bakar, 9500 C selama 7 menit.

yaitu: C, H, O, N, S, P, dll., serta abu. Analisa ini digunakan untuk menentukan atau Pengurangan berat cuplikan = berat air senyawa + hidrogen + karbon yang mudah

mengetahui struktur senyawa atau kemurnian senyawa. membetuk gas = berat kandungan VCM.

Data analisa tuntas meliputi: Hidrogen dan karbon yang mudah membentuk gas adalah hidrokarbon yang terkandung

- kandungan air: merupakan pengurangan berat cuplikan/sampel pada pemanasan dalam batubara.

dengan suhu 105 C; 0 Keseluruhan bahan yang tertinggal setelah pembakaran di atas adalah campuran FC

- kandungan air senyawa : ekivalen dengan kandungan oksigen; dan abu.

50
Bahan Bakar Padat

* Abu: residu yang tertinggal setelah pembakaran sempurna dalam udara terbuka pada  VCM  37
0   = = 0 .673 jadi
suhu 725 C = konstituen mineral dalam bahan bakar secara kimia.  FC  batubara 55
* Refuse: sisa pembakaran yang dikeluarkan dari dapur atau ruang pembakaran, yaitu
bahan yang tidak ikut terbakar (“unburnt combustible matter”). Jumlah refuse beragam
 VCM

 FC

 =
24
 refuse 36
= 0 .667
}  VCM 
 
 VCM 
= 
 FC  batubara  FC  refuse

menurut beragamnya jumlah bahan yang tidak ikut terbakar. Banyaknya bahan yang
 C   C 
tidak ikut terbakar tergantung pada sistem pembakaran dan metoda pembakaran. Jadi:   = 
 VCM + FC  batubara  VCM + FC refuse

Contoh Soal 0 . 7 × 0. 6
Karbon dalam refuse = × 15 lb = 6.85 lb.
(0 .37 + 0 .55 )
N2 = 80.58%
CO2 = 11.80% (3) Berapa jumlah lbmol gas buang (kering) tiap 100 lb batubara?
gas buang
CO = 1.42%
Karbon dalam gas buang = 70 – 6.85 = 63.15 lb
O2 = 6.00%
SO2 = 0.20% 63 .15
= lbmol = 5 .2625 lbmol
batubara 12
Gas buang = y lbmol
dapur
C dalam gas buang = 0.1180y + 0.0142y = 0.1322y
0.1322y = 5.2625 lbmol
Sisa pembakaran = refuse
Udara y = 39 . 807 lbmol
- kering
250 C, 1 atm - VCM = 24%
kelembaban = 80% (4) Jumlah lbmol udara digunakan tiap 100 lb batubara ?
- FC = 36%
- Abu = 40% N2 dalam gas buang berasal dari udara.
Batubara masuk dapur : 100 lb/jam; N2 = 80.58% = 0.8085 × 39.807 lbmol = 32.0765 lbmol
mengandung: C = 70%, VCM = 37%, FC = 55%, abu = 6%, H2 O = 2%. Asumsi : batubara tidak mengandung N.
(1) Berat sisa pembakaran tiap 100 lb batubara dibakar? 100
Udara digunakan untuk membakar batubara = × 32 .0765 lbmol = 40.60 lbmol .
Abu dalam batubara = 6 lb. 79
Semua abu dalam batubara, setelah pembakaran akan tertinggal dalam sisa pembakaran (5) Nilai kalor batubara?
(atau refuse). Rumus Calderwood:
Abu dalam refuse = 40% = 6 lb. 1.55
  VCM 
100 C = 5. 88 + 0 .00512 (Q H − 40 .5 S ) ± 0 .0053 80 − 100  
Refuse = × 6 lb = 15 lb.   FC 
40
C, S, VCM, FC dalam % berat.
(2) Berapa karbon dalam refuse tiap 100 lb batubara dibakar?
Q H dalam BTU/lb.

51
Bahan Bakar Padat

SO2 dalam gas buang = 0.20% = 0.2 ×10− 2 × 39. 807 lbmol
Komposisi Gas Buang dan Unsur-Unsur dalam Gas Buang

S dalam gas buang = SO2 dalam gas buang Gas Buang y lbmol Lbmol C Lbmol O2 Lbmol N2
N2 0.8058 y - - 0.8058 y
= 79.6 × 10− 3 lbmol
CO2 0.1180 y 0.1180 y 0.1180 y -
= 79.6 ×10− 3 × 32 lb = 2.5472lb CO 0.0142 y 0.0142 y 0.0071 y -
24 + 36 O2 0.0600 y - 0.0600 y -
Berat (VCM + FC) dalam refuse = × 15 lb = 9 lb
100
SO2 0.0020 y - 0.0020 y -
Berat (VCM + FC) yang terbakar membentuk gas buang = (37 + 55) – 9 = 83 lb.
Jumlah 1.0000 y 0.1322 y 0.1871 y 0.8058
 VCM   VCM 
Karena   =  ,
 FC  batubara  FC  refuse Asumsi: semua N2 dalam gas buang berasal dari udara.
 S   S   S  21
maka   =  =  O2 dari udara = × 0 .8058 y = 0 .2142 y
 VCM + FC  batubara  VCM + FC  refuse  VCM + FC terbakar 79
O2 terhitung = 0.1871y
 S  2 .5472
  = = 0. 0307
 VCM + FC  terbakar 83 O2 tak terhitung = 0.2142y – 0.1871y = 0.0271y lbmol
Kalau batubara tidak mengandung oksigen, maka O2 tak terhitung bereaksi dengan
S dalam batubara = 0.0307 × (37+55) = 2.8234 lb
100 lb b. b. H net membentuk H2 O.
Kadar S dalam batubara = 2.8234%
H2 O terbentuk = 2 × 0.0271y
Persamaan Calderwood:
H net = 2 × 2 × 0.0271y = 0.1084y lbmol
1.55
 37 
70 = 5 .88 + 0. 00512 {Q H − ( 40 .5)( 2.8234 )} ± 0 .0053 80 − 100  y = 39.807 lbmol
 55 
H net = 0.1084 × 39.807 lbmol = 4.315 lbmol
70 − 5 .88 + 0. 5855 − 0 .2733
QH = = 12584 . 41 BTU/lb = 4.315 lb tiap 100 lb batubara
0. 00512
= 4 . 315 %
(6) Kadar net hidrogen dalam batubara:
H net = kadar H yang tidak punya pasangan O (oksigen) dalam bahan bakar untuk (7) Kadar uap air dalam gas buang, jika semua H2 O ikut gas buang terdiri dari:
a. H2 O terkandung dalam batubara?
membentuk H2 O.
b. H2 O terbentuk dalam pembakaran antara H net dengan O2 dari udara?
H net membentuk H2 O dengan O dari udara.
c. H2 O terbentuk dalam pembakaran antara H dan O yang ada dalam
batubara?
d. H2 O dari kelembaban udara?

52
Bahan Bakar Padat

Jadi , dari hasil perhitungan: Untuk menghitung Q L , digunakan rumus Dulong, hitung dulu Q H , lalu hitung
a. H2 O terkandung dalam batubara = 2% = 2 lb. QL .
lb
b. = 2 × 0 .0271 × y = 2 × 0 .0271 × 39 .807 lbmol × 18 = 38.836 lb.  O
lbmol Q H = 14544 C + 62028  H −  + 4050 S, BTU/lb
 8
c. = 0
Q L = Q H − 8 .94 × H × 1050
d. = H2 O dari kelembaban udara.
O
p = 0 .4744 lb/in 2 (lihat di “steam table”). H− = H net = 4 .315 %
H2 O maks,250 C 8

p p S = 2.8234%, C = 70%
80 % = 0 .80 = =
p
H 2O maks, 250 C
0 .4744 Q H = 14544 ( 0. 70 ) + 62028 ( 0 .04315 ) + 4050 ( 0. 028234 ) = 12971 .66 BTU/lb

H tot = H net + H kelembaban(H air eksternal)


p = 0. 80 × 0 .4744 = 0 .3795 lb/in 2 .
H2 O = 2% = 2.lb/100 lb batubara
p = tekanan uap air dalam udara.
2 
p 0 .3795 H =  × 2 lb /100 lb batubara = 0.4444
Fraksi H2 O dalam udara = = = 0 .0265  18 
bar − p 14 .696 - 0.3795
H total = 4 .315 + 0. 4444 = 4 .7594 %
H2 O dari udara = 0 .0265 × 40 .60 lbmol = 1.0759 lbmol = 19.366 lb
H2 O dalam gas buang = (2 + 38.836 + 0 + 19.366) lb Q L = 12971 .66 − 8 .94 × 0. 047594 × 1050 = 12524 .895 BTU/lb

= 60.20 lb dalam 39.807 lbmol Kalor yang terkandung dalam gas buang = 0.4 × 12524.895
= ? lb/cufts = 5009.958 BTU/lb batubara
= ? gr/l standar. = 500995.8 BTU/100 lb batubara.
(8) Kalau 60% kalor hasil pembakaran hilang (diserap dinding dapur, di refuse, karena
radiasi, dll.), berapa suhu gas buangnya setelah keadaan tunak? {
5009.958 = 0. 8058c p,N 2 + 0.1180cp,CO 2 + 0. 0142c p,CO + 0. 06cp ,O2 + 0.002c p,SO2 }
Tiap 1 lb batubara dibakar, kalor untuk menaikkan suhu (yang dibawa oleh) gas

buang = 40% = 0 .4 × 12584 .41 BTU


lb
× 100 lb = 503376.4 BTU
100 lb ×
39 .807
100
( )
× Tf − 25 0 C +
60 .20
18 × 100
(
cp, H O × Tf − 25 0 C
2
)
Dalam perhitungan untuk mendapatkan suhu nyala, suhu gas buang, dll. dari kalor
Karena cp merupakan fungsi T, maka mencari Tf dihitung dengan integrasi atau
yang dapat dimanfaatkan, biasanya diambil Q L (bukan Q H ). Dalam perhitungan
dengan “trial-error” untuk T. Suhu ruang bakar (combustion chamber) kira -kira =
ini dipakai Q H .
suhu gas buang yang menuju stack.
(9) Berapa % kalor hilang karena adanya “combustible” dalam refuse?

53
Bahan Bakar Padat

Berat refuse = 15 lb - Nilai kalor batubara dihitung dengan rumus pendekatan, seperti persamaan
(VCM + FC )refuse = ( 0 .24 + 0 .36 ) × 15 = 9 lb Calderwood.

Berat (VCM + FC )batubara = (37 + 55 ) = 92 lb batubara


100 lb batubara
9 Q kal/menit
% kalor hilang (tak termanfaatkan) = × 100 % = 10 .86 %
92
(10) Berapa kg “steam” suhu 2000 C dapat dihasilkan dari dapur ini tiap jam? Tekanan efisiensi=
100 kg/menit 60% 100 kg/menit steam
steam = 1 atm, efisiensi boiler = 60%? Kerjakan di rumah! (1100 C, 1.1 atm)
(11) Berapa % kalor hilang seandainya sisa pembakaran pada pembakaran batubara 250 C
tersebut mempunyai komposisi FC = 54%, VCM = 6%, abu = 40%, H2 O = 0%? rugi kalor = 40% Q

- Komposisi dan kondisi gas asap serta refuse tak diperlukan untuk menghitung
Soal: berat batubara yang diperlukan tiap jam.
CO2 = 11.80%
gas asap: CO = 1.42 Rugi kalor = 40%, terdiri dari:
bahan bakar
9000 C N2 = 80.58 - kalor yang terkandung dalam gas asap,
O2 = 6.20
- kalor yang terkandung dalam refuse,
Dapur
Boiler - radiasi kalor ke lingkungan.
- Suhu acuan = 250 C, tekanan acuan = 1 atm.
VCM = 5 %
Refuse: FC = 64%
2000 C abu = 30% Kalor untuk menghasilkan 100 kg steam/menit, suhu steam 1100 C dan tekanan =
udara
250 C air =1% 1.1 atm terdiri dari:
H=80%
- Kalor untuk menaikkan suhu 100 kg air, 250 C menjadi air 100 kg, suhu
0
Boiler menghasilkan “saturated steam” (110 C, 1.1 atm) sebanyak 100 kg/menit. 1000 C.
Kalor tak termanfaatkan dari proses pembakaran = 40%; dengan catatan bahwa air
air: 100 kg, 250 C → 100 kg, 1000 C
masuk boiler suhu 250 C dan boiler sudah panas (steady state).
Batubara mempunyai komposisi: VCM = 38%, FC = 44%, abu = 8%, air = 10%, kadar mc pa ÄT = 10 5 × 1 × 75 kal = 7.5 × 10 6 kal
C = 66%.
- air: 100 kg, 1000 C → steam: 100 kg, 1000 C, 1 atm
(1) Massa (kg) batubara diperlukan tiap jam.
Penyelesaian: m ÄH v = 10 5 × 540 kal = 54 × 10 6 kal

- Dianggap tak ada penyerapan kalor dari proses pembakaran oleh peralatan
- steam: 100 kg, 1000 C, 1 atm → steam: 100 kg, 1100 C, 1 atm
boiler.

54
Bahan Bakar Padat

mc ps ÄT = 10 5 × 0. 496 × 10 kal = 0.496 × 10 6 kal 10 6 ( 7. 5 + 54 + 0 .496 + 61 . 565 ) kal 18970


= gram
0 .6 × 6513 .31 kal 0. 6
gram
- steam: 100 kg, 1100 C, 1.0 atm → steam: 100 kg, 1100 C, 1.1 atm
60
d ln p ÄH p ÄH  1 1  Kebutuhan bahan bakar tiap jam = × 18 .970 kg = 1897 kg
= ; ln 2 =  −  0. 6
dT RT 2 p1 R  T1 T2 
(2) Kalor terbuang karena combustible yang tersisa dalam refuse (dalam %).
ÄH  1 1 
ln 1 .1 =  −   FC  44
1 .987  373 383    = = 1 .1579 ;
 VCM  batubara 38
kal
ÄH = 1361 .749  FC  64
mol   = = 12 .8
 VCM  refuse 5
kal
H 2 − H1 = 75 .65
gram (FC VCM )refuse 12.8
m × ÄH = 10 5 × (540 + 75 .65 ) = 61 .565 × 10 6 kal
(FC VCM )batubara = 1.1579 = 11 .05 > 9
Jadi combustible dalam refuse ≈ kokas ≈ C.
Total kalor diperlukan = 10 6 (7 .5 + 54 + 0 .496 + 61 .565 ) kal
menit
97000 kal
H karbon = 97000 kal = = 8083 .33 kal
= 123 .56 × 10 6 kal gmol 12 gr gr
menit
Basis: 100 kg batubara dibakar.
Persamaan Calderwood:
100
1.55 Berat refuse = × 8 kg = 26.6667 kg
 VCM 
C = 5. 88 + 0 .00512 (Q − 40 .5 S ) ± 0. 0053 80 − 100 30
 FC 
Berat combustible dalam refuse = 0.69 × 26.6667 kg = 18.4kg
1.55
 3800  Berat FC dalam refuse = 0.64 × 26.6667 kg = 17.07 kg
66 = 5 .88 + 0. 00512 ( Q − 40 . 5 × 0 ) ± 0 .0053 80 −
 44 
Kalor terbuang dapat dihitung atas dasar combustible dalam refuse, dapat pula atas
60 . 02667 dasar FC dalam refuse. Kita ambil atas dasar FC dala m refuse:
Q= = 11723 .96 BTU = 6513 .31 kal
0 .00512 lb gram
17 .07
Kalor terbuang = × 100 % = 17 .07 %
Efisiensi dapur = 60% 100

Kalor efektif batubara = 6513 .31 × 0.6 = 3907 .99


kal (3) Kalor terbuang karena suhu refuse yang dikeluarkan dari “ash pit” = 2000 C (masih
gram
panas).
Kebutuhan bahan bakar tiap menit = Catatan: c p, steam pada 1000 C, 1 atm = 2.080 kJ/kg 0 K (Perry, hal. 235)

c p, steam pada 1000 C, 1 atm = 2.080 × 0.239 kal/gr0 K

55
Bahan Bakar Padat

= 0.496 kal/gr0 K “Ultimate analysis” menunjukkan kadar: C = 78.76%, S = 0.78%, dan N = 1.3%.
1 joule = 0.239 kal Refuse mengandung: VCM = 4%, FC = 21%.
0 0
Kalau c p, refuse antara T =25 C – 200 C rata-rata = 0.3 kal/gr K 0 Udara di lingkungan rang boiler suhunya 740 F, kelembaban = 65%, barometer = 29.7
in.
Kalor hilang di refuse bersuhu 2000 C =
Hitung! 1. Kalor terbuang karena adanya “combustible” yang tak terbakar, (%).
1897 kkal
= × 26 . 6667 kg × 0.3 × 175 0K = 26558 kkal 2. Kalor terbuang karena adanya CO dalam gas asap, (%).
100 kg 0K
3. Kalor dari batubara untuk menguapkan seluruh H2 O yang terbentuk pada
(4) Total kalor terbuang di refuse.
prosespembakaran, dalam %.
Nilai kalor batubara = 6531.13 kal/gr
4. Kalor terbuang sebagai kalor sensibel gas asap, dalam %.
Kalor yang masuk dapur tiap jam dari batubara
5. % udara berlebihan dipakai untuk pembakaran.
= 1397 × 6531.13 kkal = 1239× 104 kkal 6. Volume udara (kondisi standar) diperlukan tiap menit.
Kalor yang terbuang karena combustible tersisa di refuse tiap jam 7. Volume gas asap masuk cerobong

= 0.1707 ×1239× 104 kkal = 211. 49 ×104 kkal


Total kalor terbuang di refuse Penyelesaian

= ( 26558 + 2114900 ) kkal = 2141458 kkal - Komposisi gas asap ditentukan dari bahan bakar yang terbakar.
- Hubungan antara bahan bakar yang dibakar dengan yang terbakar dapat diketahui
(5) Kalor terbuang di gas asap dan radiasi tiap jam
dari analisis bahan bakar dan analisis refuse.
= 0 .4 × 1239 × 10 4 − 214 .1458 × 10 4 = 281 .55142 × 10 4 kkal = 2815542 kkal - Dari analisis gas buang dapat diketahui hubungan antara hidrogen net ( H net ) dengan
(6) Kalor terbuang di gas buang karbon C.
T2 Basis: 100 lb batubara.
= ∫ m i cp, i dT Batubara: VCM = 34.61
T1
FC = 57 . 77

Combustible = 92.38
Contoh Soal (dari Lewis & Radasch, Industrial Stoichiometry)
Carbon = 78.76
C 78 . 76
Gas asap dari dapur boiler mempunyai komposisi: CO2 = 10.8%, O2 = 9%, CO = 0.2%, = = 0. 853
combustile 92 . 38
N2 = 80.0%. Gas masuk stack pada suhu 7600 F dan pada tekanan dorong = 0.5 in H2 O.
VCM 34 .61
Batubara yang dibakar = 1200 lb/jam. Analisis pendekatan (proximate analysis) = = 0. 375
combustble 92 . 38
batubara: uap air = 1.44%, VCM = 34.61%, FC = 57.77%, abu = 6.18%. Nilai kalor =
Jika refuse = 100 lb
14350 BTU/lb.

56
Bahan Bakar Padat

VCM = 4 lb lb
FC = 21 lb C (total) = 78.76

combustible = 25 lb 6. 18 = 1.93
C dalam refuse = × 23 .4
abu = 75 lb 75
C dalam gas asap = 78.76 – 1.93 = 76.83
4
Combustible yang tidak membentuk kokas = = 10 .7 lb
0. 375 = 6.40 mol
6. 18 = 0.75
Kokas (≈ karbon) = 25 – 10.7 = 14.3 lb C sebagai batubara tak membentuk kokas dalam refuse = × 9 .1
75
Karbon dalam combustible yang tak membentuk kokas = 10.73 × 0.853 = 9.1 lb
C yang sebanding dengan H net dalam gas asap = 78.76 – 0.75 = 78.01
Total C = (14.31 + 9.1) lb = 23.4 lb
Jika gas asap kering = 100 lbmol 5. 45 = 3.17
H net yang membentuk H2 O dalam gas asap = × 76 .83
132 = 1.57 mol
Gas Mol Mol C Mol O2
3 .17 = 0.0305
CO2 10.8 10.8 10.8 H net dalam refuse = × 0. 75
78 .01
CO 0.2 0.2 0.1
Total H net dalam batubara = 3.17 + 0.0305 = 3.2005
O2 9.0 - 9.0
N2 80.0 - -
100.0 11.0 19.9 = O2 terhitung Analisis Batubara (dalam 100 lb batubara)
C 78.76 ¢

21 H net 3.20
O2 dari udara = × 80 . 0 = 21 . 51
79 S 0.78 ¢
O2 tak terhitung = 21.25 – 19.9 = 1.35 mol N 1.30 ¢
O2 ini membentuk H2 O dengan H net yang ada dalam batubara. abu 6.18 ¢
H2 O terbentuk = 2 × 2 × 1.35 = 5.4 lb H2 O eksternal 1.44 ¢ = 0.08 mol
H net yang terbakar = 2.02 × 2 × 1.35 = 5.45 lb atau (2 × 1.35) lbmol = 2.7 lbmol total = 91.66

C yang terbakar = 11.0 × 12 = 132 lb Combined H2 O = 8.34 (100 – 91.66)

H net yang terbakar 5. 45 = 100


= ⇒ dicari untuk mengetahui air yang ada di dalam gas
C yang terbakar 132 8 .34
Combined H2 O dalam gas asap = × 78 .01 = 8 .26 lb = 0.46 mol
78 .76
buang, karena dalam gas buang masih tersedia air.
Basis: 100 lb batubara Total H2 O dalam gas buang yang berasal dari batubara:

57
Bahan Bakar Padat

- H2 O terbentuk dari H net = 1.57 mol C dalam gas asap 6 .40 mol
100 lb batubara
- H2 O eksternal = 0.08 mol
100
- combined H2 O = 0.46 mol + Mol gas buang = × 6. 40 mol = 58 .182 mol
11
= 2.11 mol
0. 2
Mol CO dalam gas buang = × 58 . 182 mol = 0.1164 mol
(1) % kalor hilang karena combustible yang tak terbakar: 100
Kalor hilang karena combustible tak terbakar tiap lb batubara terdiri dari: Nilai kalor CO = 68300 kal/gmol
- kalor hilang karena batubara tak terbakar,
Kalor hilang karena adanya CO = 0 .1164 × 68300 × 1 .8 = 14310 . 2 BTU
- kalor hilang sebagai kokas.
143 . 102
Kalor hilang karena batubara tak terbakar: Tiap 1 lb batubara, kalor hilang = × 100 % = 1 %
14350
Tiap 1 lb batubara:
(3) Kalor terbuang untuk menguapkan air yang terbentuk:
Berat combustible dalam refuse yang tak membentuk kokas
Air dalam gas buang yang berasal dari batubara
10 .7
= × 0 .0618 lb = 8.817 × 10 -3 lb = 2. 11 lbmol = 2. 11 × 18 × 1052 BTU
75 100 lb batubara 100 lb batubara
Berat combustible dalam batubara (= VCM + FC) = 0.9238 lb 2 .11 × 18 × 1052
Kalor terbuang (rugi kalor) = 2. 11 × 18 × 1052 = × 100 % = 2 .79 %
Fraksi batubara yang tak termanfaatkan 100 × 14350

8 .817 × 10 −3
(4) Kalor terbuang sebagai kalor sensibel gas asap:
= = 9 .544 × 10 − 3 × 100 % = 0. 95 %
0. 9238 - Hitung jumlah gas asap bas ah.
- Air dalam gas asap berasal dari air yang terbentuk dan air dari kelembaban udara,

Kalor hilang sebagai kokas (=C) dan air eksternal, serta combined water.
Air terbentuk + air eksternal + combined H2 O = 2.11 lbmol tiap 100 lb batubara
14 .3
Kokas dalam refuse = × 0 .0618 = 0 .01178 lb
75 2 .11 100 lbmol
= × = 3.62 mol
100 58 .182 100 lbmol gas asap kering 100 mol gas asap kering
97000 kal 1 .8 BTU/lb BTU
Nilai kalor C = × = 14550
12 gram kal / gram lb Udara untuk pembakaran: H = 65%, T = 740 F, bar = 29.7 in.

Kalor yang hilang sebagai kokas = 0.01178 × 14550 BTU/lb = 171.446 BTU Dari tabel, p 0air, 74 0 F = 0.84 in Hg

171 . 446 p air p air


= 171.446 BTU = × 100 % = 1 .19 % H = 65 % = =
14350 0 0 .84 in
p air, 740 F
Total kalor hilang = (0.95 + 1. 19)% = 2.14%
p air = 0 .65 × 0 .84 = 0 .54 in
(2) Kalor hilang karena adanya CO dalam gas buang:
p udara ker ing = 29.7 − 0.54 = 29.16 in

58
Bahan Bakar Padat

Basis: 100 lbmol gas asap kering 21


O2 dari udara = × 80 mol = 21.25 mol
100 79
Udara kering yang dipakai = × 80 lbmol
79 8. 9
O2 berlebih = × 100 % = 72 .06 %
0 .54  100  21 . 25 − 8. 9
Air dari udara dalam gas buang = × × 80  lbmol = 1 .88 lbmol
29 . 16  79  (6) Volume udara diperlukan tiap menit:

Jumlah air dalam gas asap Batubara dibakar = 1200 lb/jam = 20 lb/menit
Pada (2), itap 100 lb batubara, gas asap = 58.182 mol
= ( 3. 62 + 1 .88 ) lbmol = 5.5 lbmol 100 lbmol gas asap
100 lbmol gas Pada (5), tiap 100 lbmol gas asap, udara diperlukan = 1142.86 lbmol.
Komposisi gas asap basah? 100
20 lb batubara dibakar, gas asap dihasilkan = × 58 . 182 mol
Tiap 100 lbmol gas asap kering 20
Gas Asap Lbmol M(Cp ) ∆T (0 F) Kalor Sensibel = 11.6364 mol
Basah BTU/lbmol 760-74 BTU 11 . 6364
Udara diperlukan = × 1142 . 86 lbmol = 132.99 lbmol/meni t.
CO2 10.8 10.5 686 78000 100

80.2 7.1 686 392000 (7) Volume gas asap masuk cerobong /menit
CO
N2
} = 11.6364 lbmol

11 . 6364 lbmol × 0.7302 atm.ft 3 / lbmol. °R × ( 760 + 460 )° R


=
O2 9.0 7.4 686 46000  0 .5 
 29 .7 + 
H2 O 5.5 8.4 686 32000  13 .6  atm
29 .92
105.5 548000
Tiap 1 lb batubara: = 10259ft 3 / menit

0. 064 548000
Kalor hilang sebagai kalor sensibel gas asap = × ×`100 % = 22 .2 %
11 143500
(5) % udara berlebih yang dipakai untuk pembakaran:
Tiap 100 lbmol gas asap:
CO = 0.2 mol, perlu O2 untuk membentuk CO2 sebanyak 0.1 mol; O2 diberikan = 9.0
mol.
O2 berlebih = (9.0 – 0.1) mol = 8.9 mol
100
Udara dipakai = × 80 mol = 1142.86 lbmol
79

59

You might also like