You are on page 1of 20

Rute Pendakian Gn.

Semeru

Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru termasuk dalam 4 (empat) wilayah Kabupaten, yaitu Kab.
Proholinggo, Kab. Pasuruan, Kab. Malang dan Kab. Lumajang. Kawasan ini banyak dikenal oleh
wisatawan asing maupun domestik, terutama kawasan Bromo.

Untuk menuju G. Bromo dari arah Pasuruan: Dari Surabaya kita naik bus jurusan Probolinggo dan
turun di Pasuruan. Selanjutnya naik Colt jurusan Tosari - Wonokitri. Di sini kita dapat bermalam di
hotel atau losmen atau dapat juga langsung meneruskan perjalanan menuju G. Penanjakan, atau masuk
ke lautan Pasir dan menuju puncak G. Bromo.

G. Penanjakan merupakan titik pandang terbaik ke arah kawasan G. Bromo, dimana Kawah Bromo
nampak sebagai suatu panorama yang amat eksotis, dengan kepulan asap dan warna-warni punggungan
bukit bekas lelehan lava belerang disekitarnva dan hamparan padang pasir mengelilinginva. Disini
pemandangan matahari terbitpun nampak lebih indah dengan puncak G. Semeru sebagai latarnya.

Bila dari arah Probolinggo, kita naik Colt atau bis jurusan Sukapura terus Ngadisari. Dari Ngadisari
naik kendaraan/berjalan kaki menuju Cemoro Lawang sejauh 3 Km. Di Cemoro Lawang kita dapat
bermalam di hotel maupun losmen atau di rumah-rumah penduduk. Besok pagi-pagi sekali kita dapat
melanjutkan perjalanan ke kawah G. Bromo yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki maupun naik
kuda sewa, untuk menyaksikan panorama matahari terbit.

Masyarakat sekitar G. Bromo yaitu masyarakat Tengger mempunyai upacara tradisi tahunan yaitu
upacara melempar sesaji pada tengah malam (tepat pkl. 24.00 WIB), yang disebut dengan upacara
“Kasodo”. Upacana adat Tengger ini, biasanya sangat meriah dan sering dihadiri oleh pejabat-pejahat
tinggi serta masyarakat Indonesia lainnya juga para turis asing yang jumlahnya mencapai puluhan ribu
pengunjung.

Suhu di kawasan Bromo ini antara 5 - 14 C. Dan padang pasir Bromo kita dapat naik ke G. Batok, G.
Kursi, maupun G. Pananjakan. Di kawasan G. Bromo ini banyak dijumpai panorama yang sangat
menakjubkan.

Untuk menuju Gunung yang tertinggi di Pulau Jawa yaitu G. Semeru ( 3.676 m)~ paling mudah dicapai
adalah dari arah Malang dengan naik Colt jurusan Tumpang, kemudian menuju desa Ranupane (2.200
m) dengan melewati desa Gubug Klakah (1.100 m) dan Ngadas (2.000 m) dengan Truk atau Jeep
ongkosnya Rp. 6.000 sampai Rp. 10.000,- per onang (tahun 1999).

Desa Ranupane (2.100 m) adalah desa terakhir dan tempat pemeriksaan serta pos untuk melapor bagi
para pendaki untuk naik, dan juga terdapat pondok pendaki untuk bermalam dan beristirahat. Ranu
Pane mempunyai penduduk sekitar 60 orang yang merupakan perkampungan kecil, pekerjaan mereka
pada umumnya bertani sayur-sayuran. Selain terdapat Ranu (danau) Pane, disebelahnya tendapat ranu
lagi yang namanya Ranu Regulo.

Perjalanan ke Puncak G. Semeru dimulai dan desa Ranupane menuju Ranu Kumbolo pagi harinya
pukul 7.00 melalui jalan setapak, jaraknya 13 Km., tidak terlalu terjal dengan memakan waktu sekitan
3-4 jam perjalanan. Di Ranu Kumbolo ada Pondok Pendaki untuk istinahat dan memasak. Daerah ini
airnya inelimpah dan berada pada ketinggian 2.400 m dari permukaan laut. Ranu Kumbolo memiliki
pemandangan yang sangat indah terlebih pada pagi hari bila kita dapat melihat matahani terbit dari
celah-celah bukit.
Dari Ranu Kumbolo perjalanan dilanjutkan menuju Kalimati (2.700 m) melalui hutan cemara dimana
kadang kita jumpai burung dan kijang. Penjalanan ini ditempuh 2 - 3 jam / 10 Km. Disini kita dapat
mendirikan tenda, dan apabila kita membutuhkan air dapat menuju Sumbermani, kearah barat
menelusuni pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh perjalanan 1 jam pulang pergi. Tetapi
dianjurkan kehutuhan air telah dipersiapkan di Ranu Kumbolo.

Sebenarnya kita dapat juga berkemah di Ancopodo 1 jam perjalanan dari Kalimati ke arah puncak G.
Semeiru. tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering tenjadi tanah longsor di kawasan tersebut.

Dari Kalimati biasanya para pendaki memulai pendakian menuju puncak pagi-pagi sekali, yaitu sekitar
pukul 2 - 3 pagi dengan melalui hutan cemara 1 jam dan bukit pasir selama 2 - 3 jam untuk sampai di
puncaknya, dengan keadaan jalan yang terjal menanjak.

Puncak Semeru yang biasa didaki adalah Puncak “Mahameru”. Dari puncak ini akan terlihat kawah
yang disebut “Jonggring Saloko” dan yang uniknya setiap 10-15 menit sekali menyemburkan batuan
vulkanis dengan didahului asap yang membumbung tinggi. Suhu di puncak Mahameru dingin sekali
yaitu 0-4 C yang kadang-kadang berkabut tebal disertai badai angin. Pada saat badai dianjurkan untuk
menunda pendakian ke puncak.

Panorama dari Puncak Mahameru tak akan pernah terlupakan indahnya, dimana terlihat puncak-puncak
gunung di Jawa Timur, pesisir dan pantai, serta matahani terbit di ufuk timur.

Mendaki G. Semeru sebaiknva dimusim kemarau yaitu pada bulan-bulan Juni, Juli, Agustus dan
September. Pendaki juga dianjurkan untuk tidak mendaki pada musim hujan di bulan Januani dan
Februari, dimana sering terjadi badai dan tanah longsor.

Dari puncak turun kembali ke kemah (Kalimati) dibutuhkan waktu 1 jam, dan 3 jam untuk sampai di
Ranu Kumbolo dan diperlukan 3 jam lagi untuk mencapai Ranu Pane. Bila sampai di Ranu Pane
menjelang sore, kalau ada mobil kita bisa terus turun ke Gubug Klakah atau ke Tumpang, atau kita bisa
bermalam di Ranu Pane dan besok paginya kita dapat turun kembali ke Tumpang.

Turun dari Ranupane ke arah Tumpang kita dapat juga menuju ke kawasan G. Bromo, melalui
pertigaan Jempiang (2 Km sebelum desa Ngadas) ke arah kanan.
Gunung Pangrango

Gunung Pangrango dan G.Gede terletak di provinsi Jawa Barat. Puncak-puncaknya dapat terlihat
dengan jelas dari Cibodas. G.Pangrango berbemtuk segitiga runcing sedangkan G.Gede berbentuk
kubah.

Jalur yang dapat dilalui antara lain dari desa Gunung Putri dan Cibodas. Namun yang paling populer
adalah lewat Cibodas. Dari bogor atau Cianjur naik bis ke arah Cipanas, turun di depan jalan masuk
Cibodas yang terletak kurang lebih 2 Km arah Barat dari Cipanas. Dari sini naik angkot ke pintu Kebon
Raya Cibodas. Di Wisma Cinta Alam yang terletak di sebelah kanan pintu gerbang, kita mendaftarkan
diri untuk masalah perijinan pendakian.

G. Pangrango dan G.Gede berada dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP),
disinilah kita dapat menikmati keindahan alam asli. Peta-pandu Taman Nasional dapat diperoleh dari
Wisma Cinta Alam. Kita masuk melalui pintu sebelah kanan Kebon Raya, lalu terus menuju Pos Jaga
dan harus mencatat identitas diri disini. Di tempat ini kita juga dapat menginap.

Pendakian ke puncak dimulai dari belakang pos tersebut, dengan melalui hutan tropis yang sangat
indah, kita menuju Pondok Kandang Badak (4 jam) yang sebelumnya melewati pertigaan ke arah Air
Terjun. Di perjalanan, berturut-turut kita akan menemui 2-3 pondok, mata air dan air panas. Kita dapat
bermalam di Pondok Kandang Badak, disini pun tersedia mata air yang cukup dingin.

Naik sedikit dari Pondok Kandang Badak, jalan akan bercabang yaitu ke kanan menuju puncak G.
Pangrango dan ke arah kiri menuju puncak G.Gede. untuk ke puncak gunung pangrango, kita terus naik
selama lebih kurang 3 jam menjelajahi (lagi-lagi) hutan alam hingga elevasi mencapai 1000 mdpl.
Puncaknya berada dalam hutan berlumut, jadi kita tidak dapat memandang sekeliling karena terhalang
pepohonan. Namun jika kita turun sedikit ke arah Barat, terdapat hamparan bunga Edelweis yang biasa
disebut taman Mandalawangi. Di sebelah selatan terdapat sebuah pondok inap, dan disekitar taman
tersebut terdapat lokasi memadai untuk mendirikan tenda.

Munuju puncak G.Gede kita harus mendaki selam 2 jam, di mana terbentang panorama alam nan indah
dan dinding kaldera kawah aktif G.Gede dapat terlihat secara jelas. Puncak G.gede memiliki
pemandangan alam amat indah, dari sini kita dapat melihat kota-kota terdekat dan tentu taman
Edelweis Alun-alun Suryakencana di bawahnya. Dari puncak G.Gede kita turun ke Cipanas ke arah
Utara atau menuju Sukabumi ke arah selatan.
Gunung Seminung

Apabila anda berwawasan luas, pasti pernah mendengar cerita sebuah danau yang terkenal yang
terletak di perbatasan antara propinsi Sumsel dan Lampung. Namanya Danau Ranau. Di danau ini anda
bisa menangkap ikan dengan cara menombaknya. Ikan di sini memang beraneka macam, ada ikan khas
Sumatera, ikan Sema’ sampai dengan ikan ternakan yaitu ikan Nila. Malah jenis ikan Sema’ ini pernah
terpancing dengan berat mencapai 25 kg!
Indahnya danau ini ditambah dengan alur danau yang mengelilingi sebuah gunung yang menjulang
namanya gunung Seminung. Tingginya tidak sampai 2000 meter dpl. Tapi jangan kaget apabila anda
menemukan bunga edelweis khas Sumatera di puncaknya. Datanglah sekitar bulan Juli-Agustus dan
buktikan saja.

Cara mencapai puncak Seminung, sangat mudah. Dari Jakarta anda cari bus jurusan Simpang Sender
lewat Liwa di terminal Kali Deres. Dan turun di Kota Batu atau 20 menit sebelum Simpang Sender.
Dari Kota Batu, yang dulunya namanya Kuta (pagar) Batu, naik perahu motor dari pinggir Danau
Ranau ke arah Sumber Air Panas di kaki Seminung. Di lokasi wisata ini anda dapat istirahat, sambil
merasakan mandi air panas yang memang panass. Atau boleh juga sambil menunggu pagi hari, anda
dapat memancing ikan dari atas perahu kecil milik penduduk setempat.

Dari Air Panas, anda mengambil arah kearah kanan menyusuri tepian danau. Setelah itu ambil jalan
setapak langsung menuju puncak. Di perjalanan akan ditemui para petani kopi yang membawa hasil
panen atau petani yang sekedar menjaga kebunnya. Di Gunung ini sebagian sudah ditanami kopi sejak
zaman dulu, pohonnya yang berumur lebih dari dua puluh tahun bisa ditemui di sini. Harga sekapling
kebun kopi, cuma 5 juta termasuk pondokan tempat untuk mengawasi.

Siamang, Cecah, Babi, Macan Kumbang, Rusa dan Beruang serta berbagai jenis burung dapat dijumpai
disini, itupun bila anda beruntung, karena umumnya cuma suaranya yang terdengar. Bagi para
penduduk asli yang sudah terbiasa waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak cuma 2 jam. Anda
boleh tanya pada kuncen gunung ini namanya H. Sofjan, beliau walaupun sudah berumur lebih dari 70
tahun masih kuat mengurus kebunnya yang berada cukup jauh mendaki dari tepian danau Ranau. Jalur
ke puncak kini sedikit tertutup karena sudah jarang didaki, jadi anda harus ekstra hati-hati setiap
langkah yang anda buat.

Kondisi puncaknya sangat estetis, pohon-pohon besar yang kering menghitam bekas terbakar dua tahun
sebelumnya, menciptakan suasana mencekam tapi sangat indah. Puncak Seminung ditandai dengan
sebuah gubuk kecil beratapkan seng, dan anda bisa beristirahat di sana sebelum kembali turun yang
memakan waktu 1,5 jam sampai pondok kebun kopi terdekat.
Gunung Dempo

Untuk mencapai desa terdekat, terlebih dahulu anda harus mencapai kota Pagar Alam, kurang lebih 7
jam perjalanan darat dari Palembang. Dari ibukota Sumsel ini tersedia banyak bus ke arah Pagar Alam,
salah satunya dengan menggunakan bus Dharma Karya. Atau apabila anda dari Jakarta, sebelumnya
dapat menumpang bus jurusan Bengkulu atau Padang, dan turun di Lahat.Kota Pagar Alam, memang
sesuai dengan namanya, kota ini jelas dikelilingi barisan pegunungan Bukit Barisan dan yang tertinggi
dari barisan tersebut adalah Gunung Dempo. Gunung ini sangat indah menjulang tegak menggapai
langit nan biru apabila dilihat pada pagi hari. Oleh karena itu sangat tepat bila bermalam dulu di kota
ini, disini banyak tersedia losmen atau motel, berkisar Rp20 ribu semalam. Budaya kota yang sudah
berbaur dari berbagai suku baik pendatang maupun asli menciptakan kedamaian yang anda tidak
peroleh di kota-kota besar.

Dari terminal Pagar Alam, terlebih dulu mencarter mobil/taksi untuk jurusan Pabrik Teh PTPN III yang
jaraknya mencapai 15 KM dari terminal. Di Pabrik ini ada baiknya anda berkenalan dengan seseorang
yang biasa dipanggil pak Anton, beliau termasuk yang dituakan oleh para pencinta alam seantero
Sumsel-Lampung. Dengan meminta bantuannya, mobil carteran akan membawa anda ke desa terdekat
dari kaki gunung Dempo, yang dapat memakan waktu lebih dari 20 menit, karena jalannya cukup terjal,
berkelok dengan melewati hamparan kebun teh nan hijau.

Dusun VI, biasa disebut, dari sini anda harus melaporkan diri/bersilahturahmi dengan kepala keamanan
desa, Wamin namanya. Di desa ini pula ada baiknya terlebih dahulu beristirahat sambil mempersiapkan
segala sesuatunya dengan baik. Hanya sayang, jangan berharap kebutuhan logistik anda dapat dipenuhi
disini, warung yang ada sangat kecil, itupun cuma satu. Maklum rata-rata yang tinggal di sini adalah
buruh pemetik teh, yang rata-rata berasal dari pulau Jawa. Kalau boleh anda tahu, ketinggian altitude
disini mencapai 1200 mdpl. Jadi anda tinggal mendaki 1900 meter lagi untuk mencapai puncak Dempo.

Pendakian yang baik, sekitar jam 10 pagi, selain anda dapat menikmati indahnya susunan bukit barisan,
perjalanan akan sedikit santai, tidak dikejar waktu. Satu jam pertama, hanya kebun teh dan kebun perdu
yang dijumpai sebelum memasuki pintu hutan. Jalur sangat terjal dan licin bila hujan. Hutan yang
dilewati sangat lebat dan padat sampai puncak Dempo. Tiga jam dari mulut hutan, puncak pertama
dapat dicapai. Dempo memiliki dua puncak, yang satunya lagi dinamakan puncak Api.
Gunung Gede - Lewat Cibodas

Naik Gn. Gede lewat cibodas sudah dilakoni pendaki sejak zaman belanda. tentu saja rutenya sedikit
berbeda yg dipakai sekarang. Tapi prinsip dasarnya kita harus memenuhi syarat administrasi terlebih
dulu. Liat ke situs tngp atau browsing di milis pangrango untuk syarat.Info TNGP, telepon ke 0263-
519415. Terus Faksimili ke nomor yg sama. Kalau Anda tinggal jauh dari kawasan cipanas, dan ingin
daftar dari jauh juga (ga datang dulu ke cibodas), sekarang udah bisa.

Caranya, minta info soal masih ada apa nggak tempat. Seperti diketahui, pendakian gunung gede
dibatasi cuma 600 orang perhari, yang dibagi-bagi untuk jalur cibodas, gunung putri en salabintana

Minta info ke nomor telepon tadi. Terus faks fotokopi KTP anda dan anggota rombongan anda ke
nomor tadi juga

selanjutnya transfer biaya ke nomor rekening 133-0003133550 bank mandiri cipanas a.n. BN TNGP

kalau sudah semuanya, sebelum berangkat ke cibodas, pastikan kembali apakah rombongan anda sudah
terdaftar. Ingat, petugas akan menolak rombongan manapun yg tidak terdaftar, meski udah datang
jauh2 dari kalimantan sekalipun!

awal pendakian adalah dari kantor penjaga tngp di cibodas. dari sini jalanan sudah diperbaiki sehingga
lebih landai. Sekitar 45 menit berjalan, kita akan melewati kawasan Telaga Biru dan sampai di
pertigaan Air terjun Cibeureum.

Ambil jalur ke kiri yang menanjak. Sekitar 2-3 jam kemudian kita akan melintasi air panas. Dan sekitar
1 jam kemudian sampai di shelter Kandang Badak setelah sebelumnya melewati shelter kandang batu.

Dari Kandang Badak, pendakian memerlukan waktu 1-2 jam sebelum sampai di puncak Gede.
Gunung Gede - Lewat Gunung Putri

Orang suka naik lewat Gunung Putri karena lebih cepat sampai. Kalau berjalan normal, dalam 5-6 jam
kita udah bisa sampai di sisi timur alun-alun Suryakencana Gunung Gede.

Syarat pertama tentu kita musti ngelengkapin dulu segala persyaratan administrasi (lihat info naik gede
lewat cibodas). Abis itu, sasaran kita adalah Pasar Cipanas yang bisa ditempuh dengan mudah dari
Jakarta dan kawasan lain.

Setiba di pasar, berjalan sedikit ke terminal Cipanas. Di sini naiklah angkot warna kuning yang menuju
Gunung Putri. Kalau udah malem, angkot diganti sama ojek atau musti nyarter.

Kira-kira setengah jam, sampailah kita di desa Gunung Putri. Ada beberapa warung untuk nambah
perbekalan. Saran : beli 2-3 bungkus nasi/orang, untuk bekal makan siang/malam, sehingga kita ga
perlu masak di jalan.

Perjalanan dimulai menyusuri jalan kecil yang membelah kampung. Cukup terjal dan sekitar 10 menit
sampailah kita di pos penjagaan volunteer. Lapor di sini, kalo ada yg mau dititipin (pisau dsb) bisa juga
dikasih ke petugas. Tentu saja dengan catatan kita akan turun lewat Putri juga.

Dari pos ini, susuri jalur tanah di sisi kebun kol dan 30 menit kemudian akan melintasi sebuah sungai
kecil. Dari sini jalanan langsung menanjak. Setelah itu sampai di pos informasi lama yg kini udah
bobrok.

Dari sini udah ga ada air lagi, jadi bersiap2lah. Sekitar 20 menit kemudian akan sampai di Pos 1 yg
berbentuk bangunan kecil. Setelah itu melewati pos 2 (saung), pos 3 (tanah datar), pos 4, pos 5 dan
akhirnya pos 6 yang ada di sisi timur alun2. Dari sini, perlu 30 menit untuk menyebrangi kawasan
menuju sisi barat yang memiliki mata air kecil.

kalau mau melanjutkan ke puncak Gede, dari alun2 barat ambil jalur ke kanan dan nanti akan ketemu
jalur berbatu2. Perlu waktu kira-kira 1 jam untuk sampai ke puncak Gede.
Gunung Arjuno

jalur pendakian via tretes…. yang paling gampang levelnya. ini pengalaman 11 taon yang lalu, semoga
masih valid

- dari surabaya ato malang naek bis ke pandaan


- dari terminal pandaan naek angkot ke tretes
- cari wana wisata aer terjun kakek bodo. pos jagawana untuk lapor pendakian ada di deket situ
- awal jalur pendakian dari wana wisata
- jalurnya cuman satu, jadi ndak bakal bingung. ato kalo bingung, ikutin aja orang yang nganggkut
belerang.
- aer ada di pos 1 (kokopan) dan pos 2 (pondokan pencari belerang).
- sampe pos 2 jalannya relatif gampang, ndak bakal nyasar.
- di pos 2 jalan bercabang, kalo posisi naek, yang ke kanan ke arah gunung welirang, yang ke kiri arah
gunung arjuno.
- after pos 2 bakal ketemu tanah agak lapang, konon di sana agak angker , dari sana bisa kliatan
tebingnya gunung arjuno trus kliatan juga kalo gunungnya masih jaoh .
- ambil jalan yang menyusur ke kanan, ikuti aja terus jalan setapak yang ada. nanti ke puncak lewat
punggungan sebelah kanan (barat).
− ketemu puncak pertama, ada banyak batu seperti disusun2 mbentuk kotak2 bentengan….. itu blom
puncak konon itu namanya pasar setan, dari sana kliatan puncak yang satunya lagi…. lha itu yang
puncak beneran.

ARGOPURO

Gunung Argopuro memiliki banyak puncak, beberapa puncaknya mempunyai struktur geologi tua dan
sebagian yang lainnya lebih muda. Puncak Argopuro berada pada ketinggian 3.088 m dari permukaan
laut.

Untuk mendakinya ada beberapa jalur, antara lain lewat Baderan Besuki atau lewat desa Bremi, Kab.
Probolinggo. Tetapi dianjurkan lewat desa Bremi saja karena lebih cepat.

Untuk mencapai desa Bremi sangat mudah karena ada bis umum yang menuju desa ini dua kali sehari
dari Terminal Bis Probolinggo, Jam 06.00 pagi dan jam 12.00 siang Sebaiknya para pendaki bermalam
di desa ini. Di desa Bremi terdapat penginapan yang cukup murah dan sederhana. Penginapan ini
rupanya bekas peninggalan zaman Belanda dan memiliki ciri tersendiri. Disamping itu kanan kiri
penginapan ini memiliki pemandangan yang asli dan alami. Sebelum mendaki kita harus melapor pada
polisi atau petugas PHPA setempat untuk meminta ijin pendakian.

Esok harinva setelah benjalan 3 jam rnelalui perkebunan damar dan hutan tropis kita sampai di Danau
Taman Hidup yang airnya dapat Dipergunakan untuk minum maupun memasak. Kita dapat mendirikan
tenda dan bermalam di sekitar danau. maupun dekat sungai yang letaknya agak atas. Danau Taman
Hidup teramat unik dengan kehijauan hutan tropis yang rimbun, dipadu dengan beraneka ragaman ikan
yang melimpah. sangat mudah dipancing bahkan ditangkap dengan tangan.

Pagi harinva, kita dapat meneruskan pendakian ke puncak dengan mengitari sepanuh danau kearah kiri,
dengan menempuh perjalanan sekitar 6 jam. Puncak Argopuro disebut Puncak Dewi Renganis . karena
disana terdapat patung Dewi Renganis. Puncak Dewi Renganis ini merupakan bekas kawah belerang.

Turun dari Puncak Argopuro kita dapat memilih turun dengan rnengitari gunung lewat Alun-alun Besar
kemudian menuju Besuki lewat Baderan. Alternatif lainnya yakni kembali lewat jalan semula yaitu
Bremi.

Alun-alun Besar adalah hamparan padang rumput yang luas, dan pernah direncanakan sebagai landasan
pesawat terbang militer pada saat tentara pendudukan Jepang.

Gunung Argopuro jarang didaki, hanya pada waktu~waktu tertentu saja, saat liburan sekolah atau
musim kemarau. Gunung Argopuro sesungguhnya merupakan gunung yang menarik, karena selain
pemandangannya yang indah, gunung ini juga dikenal memiliki banyak peninggalan bersejarah dari
jaman kerajaan sampai masa pendudukan Jepang.

Hutan di kawasan G. Argopuro merupakan hutan yang masih asli. Binatang-binatang liar masih banyak
kita jumpai di daerah ini, seperti kijang, monyet, babi hutan, burung merak, ular, dan lainnya.
PEG.LATIMOJONG (G. RANTEMARIO 3478 mdpl)

puncak Rantemario dengan ketinggian 3.478 mdpl. Pegunungan Latimojong yang berada di Kabupaten
Enrekang ini bertipe tidak aktif dan mempunyai banyak sekali puncak-puncak dan tiga diantaranya
adalah merupakan puncak tertinggi di Sulawesi yaitu Buntu ( puncak ) Rantemario 3.478 mdpl, Buntu
Nenemori 3.397 mdpl, Buntu Ranetekombala 3.087 mdpl. Pegunungan ini membujur dari Barat ke
Timur, dan melintang dari Utara ke Selatan.

urutan puncak-puncak Pegunungan Latimojong yang membujur dari Utara ke Selatan yaitu :
¨ Buntu Sinaji 2.430 mdpl
¨ Buntu Sikolong 2.754 mdpl
¨ Buntu Rantekombala 3.083 mdpl
¨ Buntu Rantemario 3.478 mdpl
¨ Buntu Nenemori 3.097 mdpl
¨ Buntu Bajaja 2.700 mdpl
Sedangkan puncak yang melintang dari Barat ke Timur yaitu :
¨ Buntu Pantealoan 2.500 mdpl
¨ Buntu Pokapinjang 2.970 mdpl
¨ Buntu Rantemario 3.478 mdpl

Pegunungan Latimojong yang terdiri dari beberapa puncak dapat didaki dari berbagai jalur karena
letaknya di tengah-tengah Kab. Tana Toraja, Kab. Enrekang, Kab. Luwu Utara, dan Kab. Sidrap.
Namun dari
informasi yang didapat jalur standar yang banyak di daki oleh para pendaki adalah melalui Kab.
Enrekang .
Jalur akses yang umum digunakan adalah dari Desa Pasui, desa Pasui ini dapat di capai dari arah
Makasar yang tepatnya terminal Panaikang dengan menggunakan kendaraan jenis Kijang atau Panther
yang bermuatan 10 orang, jenis kendaraan ini juga dapat melewati desa Baraka sebelum desa Pasui
dengan ongkos Rp. 30.000 per orang. Kendaraan yang menuju desa Pasui ini mangkal di terminal
Panaikang setiap hari dengan jam-jam tertentu seperti jam 8 pagi, jam 1 siang dan jam 8 malam.
Keberangkatan angkutan ini juga bisa mundur atau maju tergantung ada atau tidaknya penumpang.
Adapun untuk waktu tempuh dari terminal Panaikang - Desa Pasui adalah ± 6 jam.
Selain menggunakan kendaraan jenis Kijang atau Panther, kita juga dapat menggunakan alternatif lain
yaitu mengguanakan bus Toraja dan turun di Cakke. biayanya adalah Rp.35.000 kemudian dilanjutkan
dengan menggunakan angkot menuju Desa Pasui dengan biaya Rp.5.000. Angkot ini hanya ada sore
hari yaitu jam 5 sore.

Dari desa Pasui kemudian lanjutkan perjalanan menuju Bangkan dengan berjalan kaki dengan waktu
tempuh ± 30 menit. Bangkan merupakan tempat mangkalnya mobil-mobil Hardtop.
Dari Bangkan menuju Kalaciri, adapun biayanya Rp.10.000/orang dan mobil ini mangkal pada hari
senin, rabu, kamis dan minggu. Namun mobil ini tetap standby setiap hari di Bangkan dan berjalan bila
ada muatan. Dari Kalaciri untuk menuju dusun terakhir yaitu dusun Karangan kita harus menempuh
dengan berjalan kaki dengan melewati Desa Latimojong yang biasanya tempat melapor para pendaki
ke kepala desa tersebut yang bernama Pak Badusi. Biasanya pendaki juga bisa memakai rumah Pak
Badusi untuk bermalam jika kemalaman saat sampai di Desa Latimojong atau yang disebut juga
dengan dusun Rantelemo.Menuju desa terakhir, selain melalui Passui dan Bangkan dapat juga dilalui
melalui Baraka dari situ dapat naik kendaraan truk menuju Buntudea atau dari Passui berjalan ke
Buntugura dan meneruskan ke Buntudea naik truk tadi dengan ongkos Rp.10.000, dari Buntudea
berjalan kaki menuju dusun Karangan kira-kira 2 jam.
Gn. Agung

• Pendakian menuju puncak Gunung Agung dapat dicapai dari beberapa jalur pendakian :
» Jalur Besakih
» Jalur Selat
» Jalur Datah
» Jalur Tanah Aron

Jalur Besakih :

Aktifitas pendakian yang sangat dipengaruhi oleh upacara-upacara keagamaan, dalam artian Pendakian
Gunung Agung hanya dapat dilakukan jika tidak ada upacara keagamaan. Pada hari raya Kuningan atau
Galungan misalnya, pendakian baru dapat dilakukan setelah 14 hari kemudian.
Upacara keagaaman lainnya yang biasa dilakukan penduduk setempat di pura (Pure Agung Besakih),
biasanya berkaitan dengan ditutupnya aktifitas pendakian upacara Eka Dsa Rudra (100 tahun sekali,
pada bulan Maret), upacara Panca Wali Krama (10 tahun sekali, pada bulan Maret), upacara Bhetara
Turun Kabeh (1 tahun sekali, pada bulan April).

Dari Denpasar ke desa Besakih harus naik angkot penduduk sekitar menyebutnya Bemo. Tiba di
terminal Menanga jangan diatas jam 14.00 WITA karena udah ada kendaraan lagi. [taon 2000, gak tau
kalo sekarang]
Dari Pure Besakih, jalur ini memiliki undakan, setelah melalui jalan setapak kita akan menemukan dua
bangunan yang mirip pos pendaki, penduduk sekitar menyebutnya Bale Bengong.

Setelah melakukan pendakian kurang lebih 8 jam dan melewati medan berbatu bercampur pasir,
ditambah sinar matahari yang menyengat, cukup menguras tenaga. Tiba di pos Boike (Pendaki),
penduduk setempat menamainya Corri Agung yang biasa digunakan pendaki untuk nge-camp. dari sini
gak terlalu jauh lagi menuju puncak.
GUNUNG RINJANI (3.726 m)

Gunung Rinjani dengan ketinggian 3.726mdpl, mendomonasi sebagian besar luas pulau Lombok.
Terletak disebelah timur pulau Bali, dapat ditempuh dengan bus langsung Jakarta-Mataram dengan
menyeberang menggunakan ferry dua kali (selat bali dan selat lombok). Dapat juga ditempuh dengan
menggunakan pesawat terbang dari Bali.

Gunung Rinjani adalah gunung tertinggi ke dua di Indonesia di luar pegunungan Irian Jaya. Gunung
Rinjani masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, dengan luas taman sekitar 40.000
hektar. Dikelilingi oleh hutan dan semak belukar seluas 76.000 hektar.

Gunung Rinjani memiliki kawah dengan lebar sekitar 10 km, terdapat danau kawah yang disebut danau
Segara Anak dengan kedalaman sekitar 230m. Air yang mengalir dari danau ini membentuk air terjun
yang sangat indah, mengalir melewati jurang yang curam. Danau Segara Anak ini banyak terdapat ikan
mas dan mujair, sehingga sering digunakan untuk memancing. Dengan warna airnya yang membiru,
danau ini bagaikan anak lautan, karena itulah disebut “Segara Anak”.

Danau segara anak menyimpan berbagai misteri dan dan kekuatan gain, itulah sebabnya manusia
merasa betah tinggal lama di tempat ini. Disinilah komunitas mahkluk gaib yang disebut Jin bermukim
dalam jumlah yang sangat banyak. Keyakinan masyarakat apabila Danau Segara Anak terlihat luas
menandakan bahwa umur orang orang yang melihat itu masih panjang. Sebaliknya jika tampak sempit
maka menandakan umur si penglihat pendek, untuk itu harus melakukan bersih diri artinya harus
berjiwa tenang, bangkitkan semangat hidup, pandang kembali danau sepuas-puasnya.

Setiap tahun diadakan upacara adat di danau ini baik oleh masyarakat yang beragama Hindu Bali atau
pun Islam masyarakat Sasak. Masyarakat Hindu Bali dua kali setahun mengadakan upacara agama di
danau ini. Masyarakat Sasak bisa beberapa kali mengadakan perjalanan dalam satu tahun. Terdapat air
terjun kokok putih dan juga air panas yang sering dikunjungi orang untuk tujuan pengobatan

alur yang biasa digunakanan para pendaki ialah jalur Sembalun Lawang yang panjang dan jalur Senaru
yang lebih pendek namun lebih terjal.

Desa Senaru terletak di wilayah Lombok Barat, berjarak sekitar 80 km dari kota Mataram, berada di
sebelah utara lereng Rinjani. Terdapat juga air terjun yang sangat menarik, yakni air terjun Sinanggile.
Di desa inilah terdapat kantor Rinjani Trek Center yang berada pada ketinggian 601 mdpl.

Curah hujan yang terjadi berkisar antara 2.000 - 4.000 mm/tahun. Pada bulan desember - januari
biasanya ombak di selat lombok sangat besar sehingga sangat menyiksa bagi yang mabuk laut.
Perjalanan ferry dari Bali ke Lombok bisa lebih lama bila sedang musim ombak besar lebih dari 2 jam.

Curah hujan yang terjadi berkisar antara 2.000 - 4.000 mm/tahun. Pada bulan desember - januari
biasanya ombak di selat lombok sangat besar sehingga sangat menyiksa bagi yang mabuk laut.
Perjalanan ferry dari Bali ke Lombok bisa lebih lama bila sedang musim ombak besar lebih dari 2 jam.

Disebelah selatan dan barat Gunung Rinjani di tumbuhi hutan hujan semi selalu hijau primer. Pada
ketinggian 1.000 - 2.000 meter banyak ditumbuhi Dysoxylum sp, pterospermum, dan Ficus superba.
Pada ketinggian 2.000 - 3.000 meter banyak ditumbuhi cemara gunung Casuarina junghuhniana. Pada
ketinggian diatas 3.000 meter yang miskin akan tumbuhan, hanya ditumbuhi rumput dan edelweiss
( Anaphalis javanica ). Di sebelah timur gunung yang bertiup angin musim kering, banyak ditumbuhi
pohon acasia. Puncak Gunung Rinjani diyakini oleh masyarakat Lombok sebagai tempat bersemayam
ratu jin, penguasa gunung Rinjani yang bernama Dewi Anjani. Dari puncak ke arah tenggara terdapat
sebuah kaldera lautan debu yang dinamakan Segara Muncar. Pada saat-saat tertentu dengan kasat mata
dapat terlihat istana Ratu Jin. Pengikutnya adalah golongan jin yang baik-bauk. Menurut kisah
masyarakat Lombok Dewi Anjani adalah seorang putri raja yang tidak diijinkan oleh ayahnya menikah
dengan kekasih pilihannya, maka ia pun menghilang di sebuah mata air yang bernama Mandala, dan
akhirnya dia menjadi penguasa dunia gaib

Diantara 109 jenis burung yang tercatat di gunung Rinjani, terdapat beberapa diantaranya adalah jenis
burung yang ada di Australia. Terdapat monyet perak yang berasal dari bali, rusa, dan landak. Di
Pelawangan Sembalun terdapat monyet ekor panjang yang suka menggangu kemah para pendaki,
mereka sangat pandai membuka tenda untuk mengambil makanan, jangan pernah meninggalkan tenda
tanpa penjaga, selain itu monyet-monyet sangat garang dan berani

Jalur Senaru
Senaru - Pos 2 2 Jam
Pos 2 - Pos 3 ( tempat kamping ) 2 Jam
Pos 3 - Plawangan 1 2 Jam
Plawangan 1 - Perkemahan 2 Jam
Perkemahan - Plawangan 2 3 Jam
Plawanagn 2 - Puncak 3 Jam

Jalur Sembalun Lawang


Sembalun Lawang - Pos I 5 jam
Pos I - Pos II 1 jam
Pos II - Jembatan Bolong
Jembatan Bolong - Persimpangan
Persimpangan - Bukit penyesalan
Bukit penyesalan - Pos III
Pos III - Plawangan 2
Plawangan 2 - Puncak Rinjani 3 jam
Plawangan 2 - Danau Segara Anak 3 jam
GUNUNG SLAMET (3.432m)

Gunung Slamet adalah gunung tertinggi di Jawa Tengah dan merupakan gunung tertinggi kedua di P.
Jawa dengan ketinggian 3.432m. Pada masa penjelajahan dunia yang pertama Sir Frances Drake ketika
melihat Gunung Slamet, segera mengarahkan perahunya dan berlabuh di Cilacap.

Gn. Slamet dapat didaki melalu 3 jalur, lewat jalur sebelah Barat Kaliwadas, lewat jalur sebelah selatan
Batu Raden dan lewat jalur sebelah timur Bambangan. Dari ketiga jalur tersebut yang terdekat adalah
lewat Bambangan, selain pemandangannya indah juga banyaknya kera liar yang dapat ditemui dalam
perjalanan menuju ke puncak slamet.

JALUR BAMBANGAN

Jalur Bambangan adalah jalur yang sangat populer dan merupakan jalur yang paling sering didaki.
Route Bambangan merupakan route terpendek dibandingkan route Batu Raden dan Kali Wadas. Dari
kota Purwokerto naik bus ke tujuan Purbalingga dan dilanjutkan dengan bus dengan tujuan Bobot sari
turun di Serayu. Perjalanan disambung menggunakan mobil bak angkutan pedesaan menuju desa
Bambangan, desa terakhir di kaki gunung Slamet.

Di dusun yang berketinggian 1279 mdpi ini para pendaki dapat memeriksa kembali perlengkapannya
dan mengurus segala administrasi pendakian.
Pertama-tama menuju pos Payung dengan keadaan medan terjal dengan arah belok kanan. Pendaki
akan melewati ladang penduduk selama 1 jam. Pos Payung merupakan pos pendakian yang menyerupai
payung raksasa dan masih berada di tengah-tengah perkebunan penduduk. Selepas pos Payung
pendakian dilanjutkan menuju pondok Walang dengan jalur yang sangat licin dan terjal di tengah-
tengah lingkungan hutan hujan tropis, selama kurang lebih2 jam. Selepas pondok Walang, medan
masih seperti sebelumnya, jalur masih tetap menanjak di tengah panorama hutan yang sangat lebat dan
indah, selama kira-kira 2 jam menuju Pondok Cemara.
Sebagaimana namanya, pondok Cemara dikelilingi oleh pohon cemara yang diselimuti oleh lumut.
Selepas pondok Cemara pendakian dilanjutkan menuju pos Samaranthu. Selama kira-kira 2 jam dengan
jalur yang tetap menanjak dan hutan yang lebat.
Samaranthu merupakan pos ke 4. Kira-kira 15 menit dari pos ini terdapat mata air bersih yang berupa
sungai kecil. Selepas Samaranthu, medan mulai terbuka dengan vegetasi padang rumput.

Pendaki akan melewati Sanghiang Rangkah yang merupakan semak-semak yang asri dengan Adelweiss
di sekelilingnya, dan sesekali mendapati Buah Arbei di tengah-tengah pohon yang menghalangi
lintasan pegunungan. Pendaki juga akan melewati Sanghiang Jampang yang sangat indah untuk melihat
terbitnya matahari. Kira-kira 30 menit kemudian pendaki akan tiba di Plawangan.

Plawangan (lawang-pintu) merupakan pintu menuju puncak Slamet. Dari tempat ini pendaki akan dapat
menikmati panorama alam yang membentang luas di arah timur. Selepas Plawangan lintasan semakin
menarik sekaligus menantang, selain pasir dan bebatuan sedimentasi lahar yang mudah longsor pada
sepanjang lintasan, di kanan kiri terdapat jurang dan tidak ada satu pohon pun yang dapat digunakan
sebagai pegangan.
Di daerah ini sering terjadi badai gunung, oleh karena itu pendaki disarankan untuk mendaki di pagi
hari. Kebanyakan pendaki meninggalkan barang-barang mereka di bawah, untuk memperingan beban.
Dari Plawangan sampai di puncak dibutuhkan waktu 30- 60 menit. Dari sini pendaki dapat melihat
puncak Slamet yang begitu besar dan hamparan kaldera yang sangat luas dan menakjubkan, yang biasa
disebut dengan Segoro Wedi.

JALUR KALIWADAS

Kaliwadas merupakan sebuah dusun yang berketinggian 1850 mdpi dan masuk wilayah Desa
Dawehan, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, atau tepatnya berada pada barat daya lereng
Gunung Slamet. Untuk menuju Kaliwadas dapat ditempuh dari kota Bumiayu menuju Pangasinan
dengan menggunakan Angkutan Pedesaan jenis Colt yang memakan waktu 2 jam. Setiba di Pasar
Pangasinan, perjalanan dilanjutkan menuju Kaliwadas dengan menggunakan Jeep Hardtop atau
menggunakan angkutan umum jenis kendaraan terbuka yang beroperasi hingga pukul 18.00.

Pendaki dapat menyiapkan segala perbekalan dan perizinan dari Kaliwadas ini. Kira -kira 300 m
selepas jalan desa, pendaki diarahkan menuju jalan setapak. Satu jam kemudian pendaki akan melewati
Tuk Suci yang oleh penduduk setempat diartikan sebagai mata air suci. Di Tuk Suci ini terdapat aliran
air yang dibendung, yang berfungsi sebagai pengairan desa di bawahnya. Selepas Tuk Suci, medan
mulai menanjak menembus lorong-lorong tumbuhan Bambu yang berukuran kecil. Penduduk sekitar
menyebutnya Pringgodani. Enam puluh menit kemudian pendaki akan tiba di pondok Growong.

Pondok Growong merupakan tempat yang cocok untuk mendirikan tenda. Di sekitar area ini banyak
ditemukan pohon besar yang di bawahnya terdapat lubang berukuran cukup besar. Selepas pondok
Growong lintasan relatif datar sampai pada sebuah jembatan kecil yang bemama taman Wlingi, yang
berada di ketinggian 1953 mdpl. Di daerah ini terdapat persimpangan, lintasan yang lurus dan lebar
menuju ke Sumur Penganten. Berjarak 500 m dari area terdapat sumber air, yang juga merupakan
sebuah tempat keramat di mana banyak peziarah yang datang untuk meminta berkah.

Jalur ke kiri merupakan lintasan yang menuju ke puncak. Keadaan lintasan semakin menanjak. Di
sepanjang lintasan mulai banyak dijumpai pohon tumbang dan pohon penyengat. Lintasan kadang
tertutup oleh semak belukar sehingga pendaki harus waspada agar tidak tersesat. Lintasan mulai
kembali melebar ketika pendaki melewati persimpangan Igir Manis yang berada di ketinggian 2600
mdpl. Di sekitar area ini akan didapati tetumbuhan Adelweiss dan tetumbuhan Arbei. Setelah itu
pendaki akan sampai di Igir Tjowek yang berada di ketinggian 2750 mdpl. Daerah ini masuk kawasan
Gunung Malang. Di sini terjadi pertemuan jalaur ini dengan jalur Baturaden. Beberapa meter kemudian
barulah pendaki tiba di Plawangan.

Plawangan merupakan sebuah tanah yang cukup datar di daerah terbuka, sekaligus merupakan batas
vegetasi. Untuk menuju puncak dibutuhkan waktu kira-kira 2 jam. Pendaki dapat berangkat pagi agar
dapat menikmati keadaan puncak dan sekitamya dalam keadaan cuaca cerah. Selepas Plawangan
lintasan semakin tajam hingga mencapai sudut pendakian 60. Selanjutnya keadaan lintasan semakfn
parah dengan medan bebatuan vulkanik yang mudah longsor. Bau belerang terasa menyengat dari
kawah ketika pendaki tiba di puncak bayangan. Setiba di daerah ini, pendaki tinggal melipir pada gigir
kawah menuju arah timur.
Setelah melewati Tugu Surono yang berupa tumpukan batu, pendaki akan sampai di puncak tertinggi
Gunung Slamet yang ditandai dengan patok triangulasi dan tower. Dulu tempat ini juga digunakan
sebagai pemantauan aktivitas gunung api ini. Di puncak tertinggi kedua se-Jawa ini pendaki dapat
menyaksikan pemandangan pada arah timur. Tampak beberapa puncak seperti Gunung Sumbing,
Sundoro, Merbabu, Merapi, dan puncak Ciremai di arah barat. Semuanya berdiri kokoh sekan-akan
menjadi pasak bumi Pulau Jawa.

JALUR BATU RADEN

Dari kota Purwokerto menuju tempat wisata Batu Raden menempuh jarak 15 km arah utara dan dapat
ditempuh selama 30 menit dengan menggunakan Angkutan umum. Batu Raden yang merupakan daerah
wisata yang terkenal dengan Pancuran Telu dan Pitu ini berada di ketinggian 760 mdpl. Pancuran
tersebut merupakan aliran mata air panas yang mengandung belerang. Jalur ini merupakan jalur tersulit
dan jarang dilalui pendaki.
Selepas pal Taman Wisata Batu Raden, lintasan berbelok ke kanan dan menurun. Dalam perjalanan
menuju pos I banyak ditemui cabang lintasan, yang merupakan jalan tikus yang banyak dibuat oleh
penduduk setempat. Di tengah perjalanan pendaki akan melewati sebuah sungai. Setelah itu lintasan
kembali datar dengan sajian jurang yang menganga pada sisi kanan lintasan. Untuk sampai di pos I
dibutuhkan waktu selama 3 jam.

Selepas pos I lintasan mulai menanjak dengan sajian hutan yang rimbun dan asri, selama 2 jam. Untuk
sampai di pos III dibutuhkan waktu selama 3 jam dengan lintasan yang tidak begitu menanjak. Vegetasi
di pos III masih dalam kungkungan hutan hujan Tropis. Selepas itu pendaki akan melipir pada sebuah
punggungan tipis yang berada di ketinggian 1664 mdpl. Daerah tersebut bemama Igir Leiangar. Selepas
pos IV, tepatnya di puncak Gunung Malang, akan ditemui persimpangan dengan jalur Kaliwadas.
Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju ke Plawangan, lalu berbelok ke kanan menuju puncak
Slamet.
Gunung Raung

Gn. Raung merupakan bagian dari kelompok pegunungan Ijen yang terdiri dari beberapa gunung,
diantaranya Gn.Suket (2.950mdpl), Gn.Raung (3.332mdpl), Gn.Pendil (2.338), Gn.Rante (2.664),
Gn.Merapi (2.800), Gn.Remuk (2.092), dan Kawah Ijen.

Gunung Raung adalah sebuah gunung yang besar dan unik, yang berbeda dari ciri gunung pada
umumnva di pulau Jawa ini. Keunikan dari Puncak Gunung Raung adalah kalderanya yang berbentuk
elips dengan kedalaman sekitar 500 meter dalamnya, yang selalu berasap dan sering menyemburkan
api dan terdapat kerucut setinggi kurang lebih 100m. Gn.Raung termasuk gunung tua dengan kaldera di
puncaknya dan dikitari oleh banyak puncak kecil, menjadikan pemandangannya benar-benar
menakjubkan.

Untuk mendaki G. Raung, paling mudah adalah dari arah Bondowoso. Dari Bondowoso terus menuju
desa Sumber Wringin dengan menggunakan Colt melalui Sukosani. Perjalanan diawali dari desa
Sumber Wringin melalui kebun pinus dan perkebunan kopi menuju Pondok Motor. Di Pondok Motor
kita dapat menginap dan beristirahat, kemudian kita dapat melanjutkan perjalanan ke puncak yang
membutuhkan waktu sekitar 9 jam.

Dari Pondok Motor ke G. Raung, dimulai dengan melalui kebun selama 1 jam lalu pendakian
memasuki hutan dengan sudut pendakian yang tidak terlalu besar yaitu sekitar 20 derajat. Hutan
gunung ini terdiri dari pohon glentongan, arcisak, takir dan lain-lain.

Setelah pendakian selama 2 jam atau sekitar 1300 - 1400 m pendaki akan menemukan jalan berkelok
dan naik turun sampai ketinggian sekitar 1500 - 1600 m. Di daerah ini mulai terlihat pohon cemara lalu
pendakian diteruskan menuju pondok sumur (1750 M). setelah itu pendakain akan mulai sulit dan sudut
pendakian mulai membesar dan jalur pendakian kurang jelas karena hanya semak-semak dan kemudian
terus mendaki selama 3 jam hingga dicapai Pondok Demit.

Kemudian pendaki harus mendaki lagi selama sekitar 8 jam hingga dicapai batas hutan, yang dikenal
dengan nama Pondok Mantri atau Parasan pada ketinggian sekitar 2900 - 3000 m. di tempat inilah
pendakian beristirahat untuk berkemah. Perjalanan dilanjutkan melalui padang alang-alang (sekitar 1
jam perjalanan), selanjutnya menuju puncak Gunung Raung yang sedikit berpasir dan berbatu-batu.
Dari tempat berkemah menuju puncak G. Raung, hanya diperlukan waktu sekitar 2 (dua) jam saja.

Puncak G. Raung ini berada pada ketinggian 3.332 m dari permukaan laut dan sering bertiup angin
kencang. Dari pinggir kawah tidak terdapat jalur yang jelas untuk menuju dasar kawah sehingga
pendaki yang bermaksud menuruni kawah agar mempersiapkan tali temali ataupun peralatan lainnya
untuk sebagai langkah pengamanan.

Dalam perjalanan ke Puncak G. Raung, tidak ada mata air. Sebaiknya untuk air dipersiapkan di Sumber
Wringin atau di Sumber Lekan. Untuk mendaki G. Raung tidak diperlukan ijin khusus, hanya saja kita
perlu melaporkan diri ke aparat desa di Sumber Wringin.
Gunung Talamau

Tinggi : 2920 mdpl.


· Letak : di desa Pinagar Kec. Pasaman Kab. Pasaman Sumatera Barat. (Peta JANTOP TNI AD tahun
1982 helai peta 1225-II).
· Karakteristik : gunung api tidak aktif, ditutupi hutan hujan tropis, mempunyai 13 telaga pada
ketinggian 2750 mdpl, trek pendakian tidak begitu terjal.

· Jalur Pendakian Pinagar


-Titik start : desa Pinagar (250 mdpl), Kec. Pasaman Kab. Pasaman, lama pendakian normal + 7 jam.
Berjarak + 190 Km dari Padang.

Terbantung dari mana startnya - Terminal Regional Bingkuang Padang (Rp.xxx.xxx,xx),


Terminal Bingkuang - Terminal Pasaman (Rp. 11.000,-) dengan Bus jurusan Padang-Pasaman PO.
Mandala, Pastra dan sebagainya
Terminal Pasaman - Desa Pinagar (Rp. 3.000.)

· Kondisi Medan :
* Desa Pinagar (Pos I) - Pos II + 2,5 jam (+4 km): landai/jalan berbatu, ladang penduduk, terdapat
sumber air.
* Pos II - Shelter I (600 mdpl) + 2,5 jam (+ 3,5 km) : tanjakan ringan sampai agak terjal, hutan
sekunder - hutan primer - hutan sekunder, terdapat sumber air.
* Shelter I - Shelter II (1800 mdpl) + 3 jam (+ 3 km): tanjakan terjal, terdapat sumber air.
* Shelter II - Shelter III (2500 mdpl) + 2 jam (+ 2,5 km): tanjakan terjal, terdapat sumber air.
* Shelter III - Puncak + 1,5 jam : tanjakan ringan, padang rumput, telaga, medan terbuka, sumber air
telaga banyak.

. Perizinan :
Surat tugas dari organisasi, bagi pendaki cewek harus ada surat izin dari orang tua dan lapor di Pos II
atau pada kepala desa di desa terakhir. Untuk pendakian Gn Talamau dikenakan biaya Rp. 4000 yang
bayar di pos II.

· Potensi : Telaga 13 buah, bunga Edelweiss, Panorama gunung Talang,Merapi, Singgalang dan
Samudera Hindia.
Gunung Ganda Dewata

Gunung yang terletak dibawah pengawasan administratif tiga kabupaten ini yaitu, Kabupaten Mamasa,
Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Kalumpang di propinsi Sulawesi Selatan. Puncak gunung ini juga
merupakan puncak tertinggi dari jejeran pegunungan yang terbesar di pulau Sulawesi yaitu pegunungan
Quarles. Butuh waktu 8 hingga 12 hari untuk mencapai puncak gunung ini, yang dikarenakan lokasinya
yang cukup remote dan susahnya akses transportasi. Hal ini menyebabkan gunung ini jarang sekali
didaki. Namun keindahan pemandangan dari puncak gunung ini tidak kalah dengan gunung lainnya.
Kondisi hutan yang masih asli, fauna asli pulau Sulawesi banyak terdapat di gunung ini seperti Anoa
dan burung Rangkong. Di gunung ini juga banyak dijumpai sungai-sungai yang berair jernih.

Akses Transportasi
Gunung ini bisa dicapai dari Mamasa, untuk mencapainya sbb:
Makasar (terminal luar kota) - Mamasa……Menumpang bus 3/4 +/- Rp.50.000/orang
Mamasa - Rante Pongko (desa terakhir) ….Menumpang Ojeg +/- 15.000/orang

Alternatif lainnya untuk menuju Mamasa:


Makasar - Panikang
Panaikang - Polewali
Polewali - Mamasa

Rute Pendakian
Ada 10 pos atau lokasi camp yang bisa digunakan selama pendakian di gunung ini. Lokasi-lokasi
tersebut hanya berupa tanah datar. Perjalanan pendakian dari Pos I hingga Pos V melewati hutan yang
masih asli serta keadaan jalan setapak yang naik turun punggungan bukit. Tidak jarang pendaki akan
menemukan berbagai macam satwa hutan. Dari Pos I hingga Pos V paling tidak butuh 4 - 5 hari
perjalanan (tergantung kecepatan ritme pendakian anda).

Dan di pos VI barulah kita bisa memandang puncak Gunung Ganda Dewata, akan tetapi dari Pos VI
hingga puncak buth 2 hari perjalanan lagi. Pada Pos VII terdapat sumber air berupa sungai yang cukup
besar dan berair jernih.

Perjalanan kembali menanjak cukup curam dan licin untuk mencapai Pos VIII dan hingga Pos IX. Pos
XI cocok untuk bermalam sebelum summit attack ke esokan harinya.

Dari Pos IX menuju puncak jalur pendakiannya melewati jalur yang banyak ditumbuhi oleh lumut
hingga semata kaki, banyak pohon tumbang karena daerah ini cukup terbuka dan berangin kencang.
Ada beberapa dinding tebing yang longsor. Butuh waktu tempuh sekitar 4 jam dari Pos IX hingga
puncak. Dipuncak Gunung ini terdapat tiang trianggulasi. Dari puncak gunung ini bisa dinikmati
pemadangan indah jejeran pegunungan Sulawesi seperti pegunungan Latimojong dan gunung
Kambuno. GUnung Ganda Dewata ini memang butuh persiapan yang cukup matang untuk
mendakinya, namun suguhan pemandangan alam yang anda dapat setimpal dengan usaha yang telah
dilakukan.

Perijinan
Untuk perijinan tidak begitu spesifik, para pendaki hendaknya saat sampai di Mamasa mampir untuk
memintah ijin kepada orang atau tokoh adat yang dituakan disana yaitu Pak Daun. Ada baiknya juga
membawa surat jalan dari organisasi/club atau RT/RW dan surat jalan dari kepolisian sebagai backup

You might also like